KEPERAWATAN JIWA II
SCENARIO 2
( Dosen Tutor: Ns. Sasteri Yuliyanti, S.Kep, M.Kep)
Disusun oleh :
Kelompok I
PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
(STIKes) HAMZAR LOMBOK TIMUR
2019
BAB I
PENDAHULUAN
SCENARIO 2
Klarifikasi istilah yang belum diketahui dalam kasus dan mencari istilah yang
belum diketahui.
MAKNA KATA
1. Komat kamit
(KBBI) bibir bergerak-gerak
(KBBI) gerak-gerak bibir atau mulut tanpa mengeluarkan suara
2. Sensori
Stimulus atau rangsangan
Sumber baik dari luar atau dalam yang dibawa dengan organ sensori
(panca indera)
Berhubungan dengan atau mengenai sensasi
3. Abnormal (KBBI)
Tidak sesuai dengan keadaan yang biasa
Mempunyai kelainan atau tidak normal
Hal yang tidak wajar
4. Frekuensi
Ukuran jumlah putaran ulang per peristiwa dalam satuan detik dengan
satuan Hz
Jumlah getaran gelombang suara per detik
Jumlah kejadian suatu proses periodic dalam satuan waktu symbol (V)
Menjelaskan kekerapan dan tindakan yang berulang
5. Kehendak
Kemauan keinginan dan harapan yang keras
Keinginan akan memiliki
6. Kehampaan
Sebuah susana dimana hati manusia kosong dari perasaan bahagia
Sebuah rasa kekecewaan
7. Rutinitas
Kegiatan yang selaludilakukansetiaphari
Aktivitasataukebiasaan yang dilakukansetiaphari
8. Halusinasi
(KBBI) Pengalaman indera tanpa adanya perangsang pada alat indera
yang bersangkutan
Munculnya persepsi setelah melihat, mendengar, menyentuh, merasakan,
atau mencium sesuatu yang benar-benar tidak ada.
(KD) Kesan kejiwaan yang tidak ada rangsangan nyata
9. Mengancam
Memberikan tanda atau peringatan atau mengenai kemungkinan
malapetaka yang bakal terjadi
Menyatakan maksud atau niat atau rencana untuk melakukan sesuatu
yang merugikan pihak lain.
1. -Dilihat dari konteks karena dia merasakan kehampaan hidup, rutinitas tidak
bermakna dan hilangnya aktivitas ibadah dan juga dilihat dari pengkajiannya
dia merupakan anak yang tidak di kehendaki akibat gagal KB.
-Karena klien merasa terancam dengan datangnya suara yang tidak benar-
benar ada.
2. Semakin orang merasa kosong sehingga menyebabkan khayalan dan persepsi
sempit.
3. –Karena pola asuh anak yang berbeda sehingga merasa diskriminasi di dalam
keluarga dan dapat menimbulkan kehampaan
-Karena merasa perhatian dan kasih sayang yang kurang dari orang tua
sehingga anak cenderung menutup diri.
4. –Waktu agar bisa di wanti” saat terjadinya halusinsi (kapan px. biasanya
merasa berhalusinasi), dan seberapa parah atau mengancamnya. Sebagai
tindak lanjut intervensi yang akan dilakukan,
5. –Bentuknya yaitu suara-suara mengancam,
STEP 4 : ANALYZING THE PROBLEM
Analisis masalah, review step 2 dan 3 dengan diskusi interaktif membuat peta
konsep yang berisi kesimpulan keseluruhan.
- Kehampaan hidup
- Rutinitas tidak bermakna
- Hilangnya aktivitas ibadah
- Anak yang tidak di ingingkan
Halusinasi
Self study, mahasiswa belajar mandiri dengan mencari sumber berdasarkan tujuan
belajar yang sudah disepakati kelompok
STEP 7 : REPORTING
A. Deinisi halusinasi
Halusinasi adalah hilangnya kemapuan manusia dalam membedakan
rangsangan internal (fikiran) dan eksternal (dunia luar) klien memberi
persepsi atatu pendapat tentang lingkungan tanpa adanya objek atau
rangsangan yang nyata sebagai contoh klien melihat pada yang tidak ada yg
dilihat. (farida dan yudi 2012)
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien
mengalami perubahan sensori persepsi : merasakan sensori palsu berupa
suara, pengliatan, pengecapan, perabaan, dan penciuman.( direja 2011)
Halusinasi adalah perubahan sensori dimana pasien merasakan sensasi
yang tidak ada berupa suara, pengliatan, pengecapan, dan perabaan.
(damayanti 2012)
Halusinasi adalah gangguan persesi sensori suatu objek tanpa adanya
rangsangan dari luar, gangguan persepsi sensori ini meliputi seluruh panca
indra.( Menurut yusuf, fitria sari, nihayati 2015)
B. Tanda dan gejala halusinasi
1. Halusinasi Pendengaran
Data objektif : Bicara atau ketawa sendiri, marah-marah tanpa sebab,
mengarahkan telinga ke arah tertentu, menutup telinga.
Data subjektif : Mendengarkan suara atau kegaduhan, mendengarkan
suara yang mengajak bercakap-cakap, mendengarkan
suara yang menyuruh melakuakn sesuatu yang
berbahaya.
2. Halusinasi Penglihatan
Data objektif : menunjuk-nunjuk ke arah tertentu, ketakutan pada sesuatu
yang tidak jelas.
Data subjektif : melihat bayangan, sinar bentuk geometris, bentuk kartun,
melihat hantu atau monster. ( Direja 2011)
3. Halusinasi pengecapan
Meludahkan makanan
Menolak makan dan minum obat
4. Halusinasi penciuman
Mengkerutkan hidung seperti menghirup udara yang tidak enak
Mencium bau tubuh
Menghirup bau udara ketika berjalan ke arah orang lain.
Berespon terhadap bau dengan panik
5. Halusinasi perabaan
Menampar diri sendiri seakan-akan sedang memadamkan api
Melompat-lompat dilantai seperti menghindari sesuatu yang
menakutkan
6. Halusinasi sinetik
Memverbalisasi terhadap proses tubuh
Menolak menyelesaikan tugas yang menggunakan bagian yang
diyakini tidak berfungsi. (Stuart, 2009 dikutip dalam Satrio, 2015)
E. Jenis-Jenis Halusinasi
Menurut farida dan yudi 2012
1. Halusinasi Pendengaran / Audiotorik (70%)
Karakteristik ditandai dengan mendengarkan suara terutama suara orang.
Biasanya klien mendengarkan suara orang yang membicarakan apa yang
sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu hal.
2. Halusinasi Penglihatan / Visual (20%)
Karakteristik ditandai dengan stimulus visual dalam bentuk kilatan
cahaya, gambaran, geometrik, gambar kartun dan panorama yang
komplek. Penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan.
3. Halusinasi Penghidung / Alfaktari
Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis, dan bau
menjijikan seperti darah, urin, feses. Biasanya berhubungan dengan
stroke, tumor, kejang, dan demensia.
4. Halusinasi Peraba
Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit. Mengalami nyeri atau
ketidaknyamanan stimulus yang jelas. Contohnya rasa tersetrum listrik
yang datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
5. Halusinasi Pengecap
Karakteristik ditandai dengan rasa mengecap seperti rasa darah, urin,
feses.
6. Halusinasi Sinestetik
Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti rasa aliran
darah vena atau arteri, pencernaan makanan, pembentukkan urin.
7. Halusinasi Kinestetik
Karakteristik ditandai dengan merasakan pergerakan sementara berdiri
tanpa bergerak.
F. Pohon Masalah
Menurut yosep 2010
Efec
resiko perilaku kekerasa (diri
sendiri, oranglain, dan lingkungan
verbal )
core
Gangguan persepsi sensori : halusinasi
problem
G. Asuhan Keperawatan
1. PENGKAJIAN
a. Identitas klien
b. Keluhan utama/ alasan masuk
c. Faktor predisposisi
d. Aspek fisik / biologis
e. Aspek psikososial
f. Status mental
g. Kebutuhan persiapan pulang
h. Mekanisme koping
i. Masalah psikososial dan lingkungan
j. Pengetahuan dan aspek medik (yosep 2010)
Yusuf Ah, dkk. (2015). Buku Ajar Kesehatan Jiwa. Salemba Medika : Jakarta
Selatan