DISUSUN OLEH
NIM : PO530321219757
KELAS : 2B
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat TYME, karena telah melimpahkan rahmat-Nya
berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga saya mampu membuat makalah “konsep
dasar halusinasi dan askep halusinasi ” dengan baik
Terimakasih juga saya ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga mampu membuat makalah ini dengan baik dan rapi.
Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, saya memahami bahwa makalah ini masih belum sempurna, sehingga
kami sangat mengucapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................2
DAFTAR ISI....................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................4
A. Latar Belakang............................................................4
B. Tujuan..........................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN..................................................5
1.Pengkajian ...................................................................7
2.Rumusan masalah.........................................................8
3.Implementasi.................................................................9
4.Evaluasi.........................................................................12
BAB 3 PENUTUP...........................................................13
A. Kesimpulan.................................................................13
B. Saran............................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................14
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat Andamerawat pasien gangguan jiwa, sering Anda mendapatkan pasien
sedang menyendiri disudut ruangan sambil bercakap-cakap atau tertawa sendiri tanpa
ada orang disekitar pasien. Atau tiba-tiba Anda melihat pasien marah dengan
mengeluarkan kata-kata kotor, memaki, melukai diri sendiri atau membanting barang-
barang yang ada disekilingnya tanpa ada orang lain disekitar pasien atau tanpa ada
sebab yang jelas. Melihat kondisi diatas, tentu Anda bertanya apa yang sedang
dialami pasien tersebut?, halusinasi apa yang sedang dialami?, kapan muncul
halusinasi tersebut dan pada kondisi apa halusinasi muncul? Saya harus melakukan
asuhan keperawatan pada pasien tersebut, karena jika tidak saya lakukan maka pasien
dapat melukai dirinya sendiri ataupun orang lain. Tapi bagaimana saya harus
melakukannya? Saya belum memiliki pengetahuan untuk melakukan asuhan
keperawatan pada pasien halusinas.
B. Tujuan
1. untuk mengetahui pengertian Halusinasi
2. untuk mengetahui proses terjadinya Halusinasi
3. untuk mengetahui tanda dan gejala Halusinasi
4. untuk mengetahui askep Halusinasi
4
BAB 2
PEMBAHASAN
5
2) Faktor Psikologis : Memiliki riwayat kegagalan yang berulang, menjadi korban,
pelaku maupun saksi dari perilaku kekerasan serta kurangnya kasih sayang dari
orang-orang disekitar atau overprotektif.
3) Sosial budaya dan lingkungan. Sebahagian besar pasien halusinasi berasal dari
keluarga dengan sosial ekonomi rendah, selain itu pasien memiliki riwayat
penolakan dari lingkungan pada usia perkembangan anak, pasien halusinasi
seringkali memiliki tingkat pendidikan yang rendah serta pernah mmengalami
kegagalan dalam hubungan sosial (perceraian, hidup sendiri), serta tidak bekerja.
b. Faktor Presipitasi
pasien gangguan persepsi sensori halusinasi ditemukan adanya riwayat penyakit
infeksi, penyakit kronis atau kelainan struktur otak, adanya riwayat kekerasan
dalam keluarga, atau adanya kegagalan-kegagalan dalam hidup, kemiskinan,
adanya aturan atau tuntutan dikeluarga atau masyarakat yang sering tidak sesuai
dengan pasien serta konflik antar masyarakat.
6
b. Data Obyektif
7
Bagaimana perasaaan bapak/ibu mendengar suara atau melihat bayangan
tersebut?
Apa yang sudah bapak/ibu lakukan, ketika mendengar suara dan melihat
bayangan tersebut?
Tanda dan gejala halusinasi yang dapat ditemukan melalui observasi sebagai
berikut:
8
2. Diagnosis Keperawatan
Analisi Data
NO DATA MASALAH
KEPERAWATAN
1. Data Objektif :
Bicara atau tertawa sendiri
Marah marah tanpa sebab
Mengarahkan telinga ke posisi tertentu. Halusinasi
Menutup telinga
Data Subjektif :
Mendengar suara-suara atau kegaduhan
Mendengar suara yang mengajak bercakap-
cakap
Mendengar suara menyuruh melakukan
sesuatu yang berbahaya
Berdasarkan hasil pengkajian pasien menunjukkan tanda dan gejala gangguan sensori
persepsi : halusinasi, maka diagnosis keperawatan yang ditegakkan adalah:
9
Pohon Masalah
Masalah utama
Gangguan Sensori
Penyebab Isolasi sosial Persepsi : Halusinasi
3. Tindakan Keperawatan.
Tindakan Keperawatan
10
o Berkenalan dengan pasien: perkenalkan nama dan nama panggilan yang
perawat sukai, serta tanyakan nama dan nama panggilan yang disukai
pasien
o Menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini
o Buat kontrak asuhan apa yang perawat akan lakukan bersama pasien,
berapa lama akan dikerjakan, dan tempat pelaksanaan asuhan
keperawatan.
o Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang diperoleh
untuk kepentingan terapi
o Setiap saat tunjukkan sikap empati terhadap pasien
o Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan
3) Melatih Pasien cara mengontrol halusinasi: Secara rinci tahapan melatih pasien
mengontrol halusinasi dapat dilakukan sebagai berikut:
o Jelaskan cara mengontrol halusinasi dengan menghardik, 6(enam) benar
minum obat, bercakap-cakap dan melakukan kegiatan dirumah seperti
membereskan kamar, merapihkan tempat tidur serta mencuci baju.
o Berikan contoh cara menghardik, 6(enam) benar minum obat, bercakap-
cakap dan melakukan kegiatan dirumah seperti membereskan kamar,
merapihkan tempat tidur serta mencuci baju.
o Berikan kesempatan pasien mempraktekkan cara menghardik, 6(enam)
benar minum obat, bercakap-cakap dan melakukan kegiatan dirumah
seperti membereskan kamar, merapihkan tempat tidur serta mencuci baju
yang dilakukan di hadapan Perawat
11
o Beri pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan oleh
pasien.
o Siap mendengarkan ekspresi perasaan pasien setelah melakukan tindakan
keperawatan untuk mengontrol halusinasi. Mungkin pasien akan
mengungkapkan keberhasilan atau kegagalannya. Beri dorongan terus
menerus agar pasien tetap semangat meningkatkan latihannya.
4. Evaluasi
Pasien mampu:
Mengungkapkan isi halusinasi yang dialaminya
Menjelaskan waktu dan frekuensi halusinasi yang dialami.
Menjelaskan situasi yang mencetuskan halusinasi
Menjelaskan perasaannya ketika mengalami halusinasi
Menerapkan 4 cara mengontrol halusinasi: (a) Menghardik halusinasi (b)
Mematuhi program pengobatan (c) Bercakap dengan orang lain di
sekitarnya bila timbul halusinasi (d) Menyusun jadwal kegiatan dari
bangun tidur di pagi hari sampai mau tidur pada malam hari selama 7 hari
dalam seminggu dan melaksanakan jadwal tersebut secara mandiri
Menilai manfaat cara mengontrol halusinasi dalam mengendalikan
halusinasi
Keluarga mampu:
Menjelaskan halusinasi yang dialami oleh pasien
Menjelaskan cara merawat pasien halusinasi melalui empat cara
mengontrol halusinasi yaitu menghardik, minum obat,cakap-cakap dan
melakukan aktifitas di rumah
Mendemonstrasikan cara merawat pasien halusinasi
Menjelaskan fasilitas kesehatan yang dapat digunakan untuk mengatasi
masalah pasien
Menilai dan melaporkan keberhasilannnya merawat pasien
12
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Stuart & Laraia (2009) mendefinisikan halusinasi sebagai suatu tanggapan dari
panca indera tanpa adanya rangsangan (stimulus) eksternal. Halusinasi merupakan
gangguan persepsi dimana pasien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak
terjadi. Ada lima jenis halusinasi yaitu pendengaran, penglihatan, penciuman,
pengecapan dan perabaan. Halusinasi pendengaran merupakan jenis halusinasi yang
paling banyak ditemukan terjadi pada 70% pasien, kemudian halusinasi penglihatan20%,
dan sisanya 10% adalah halusinasi penciuman, pengecapan dan perabaan.
Proses terjadinya halusinasi dijelaskan dengan menggunakan konsep stress adaptasi
Stuart yang meliputi stressor dari faktor predisposisi dan presipitasi
Adapun tanda dan gejala pasien halusinasi adalah sebagai berikut:
a. Data Subyektif: Pasien mengatakan :
1) Mendengar suara-suara atau kegaduhan.
2) Mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap.
3) Mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya.
b. Data Obyektif
1) Bicara atau tertawa sendiri
2) Marah-marah tanpa sebab
3) Mengarahkan telinga ke arah tertentu
13
B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat untuk para pembaca, khususnya bagi kita seoarang calon
perawat dan akan terjun kedunia kerja, agar bisa memahami menangani pasie gangguan jiwa
Halusinasi. Namun, terlepas dari itu makalah ini masih kurang sempurna, sehingga saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun, sehingga saya bisa menyusun makalah
selanjutnya dengan lebih baik lagi
DAFTAR PUSTAKA
Herdman, T.H. (2012). NANDA International Nursing Diagnoses Definition and Classification,
2012-2014. Oxford: Wiley-Blackwell
Keliat, B.A., dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas(CMHN - Basic Course).
Jakarta: EGC
Stuart,G.W. (2009). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 8th edition.Missouri: Mosby
14