Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PERAN AGAMA KRISTEN DALAM PERKEMBANGAN EKONOMI

O
L
E
H
NAMA: WIWIN BELA MATA
TINGKAT/KELAS: I

SEKOLAH TINGGI MENEJEMEN INFORMATIKA KOMPUTER


STELAMARIS-SUMBA
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena anugerah-Nya dan
kemurahan dan kasih setia yang besar, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “peran agama kristen dalam perkembangan ekonomi ”. Kami sangat berharap
makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta pengetahuan.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat mengingat tidak ada
yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah di susun ini dapat berguna bagi kami maupun orang lain.
Kesalahan kata-kata yang yang kurang berkenan dan saya memohon dengan kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan makalah di masa yang akan datang. Kami
ucapkan terimah kasih.

Waikabubak, 02, November 2022

Penulis
Daftar isi
Halaman judul
Kata pengantar
Daftra isi
Bab i pendahuluan
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
Bab ii pembahasan
A. Pandangan alkitab tentang ekonomi
B. Ekonomi kristen
C. Ekonomi kristen vs washington conseaus
Bab iii penutup

A. Kesimpulan
B. Saran
C. Daftar pustaka
Bab 1
Pendahuluan
A. Latar belakang
Belum ada sistem ekonomi kristen yang dijadikan atau diberlakukan menjadi
suatu sistem atau standar yang baku seperti sistem ekonomi Syariah menurut Islam.
Namun nilai-nilai ekonomi dalam ajaran agama Kristen sebenarnya juga sangat
banyak dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Banyak
pandangan yang memisahkan kehidupan agama tersendiri terlepas dari kehidupan
ekonomi, politik, sosial dll tetapi pandangan tersebut salah karena kehidupan itu utuh
dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Demikian juga dengan nilai-nilai religius dalam
aspek ekonomi. Bagaimana ekonomi dari sudut pandang kristen?? Mari kita akan
melihat uraian berikut ini
Ekonomi yang menjadi berkat bagi kehidupan manusia, yaitu membawa
kebaikan bagi kehidupan secara utuh. Perilaku ekonomi merupakan keseimbangan
antara aspek rohani dan jasmani, bahkan menyangkut seluruh bagian kehidupan
manusia yang bisa mempermuliakan Allah. Allah sedemikian teliti mengatur berbagai
aspek kehidupan ekonomi manusia agar umat Allah boleh mencerminkan Ekonomi
yang Allah kehendaki. Visi ekonomi Kristen bukan visi sosialisme atau kapitalisme,
tetapi visi ekonomi yang kudus sebagai akibat menghargai kepemilikan mutlak Allah,
mensyukuri setiap pemberian Allah dalam sikap penatalayanan, dan ekonomi yang
bergerak maju di dalam keadilan, kebenaran, kesucian, kebersyukuran, kepedulian
dan kemurahan hati. Dalam Kristen memberikan perlindungan hak kepemilikan
individu, sementara untuk kepentingan masyarakat didukung dan diperkuat, dengan
tetap menjaga keseimbangan kepentingan publik dan individu serta menjaga
moralitas.
Ekonomi dengan memegang prinsip ketaatan, kejujuran dan Integritas.
Ekonomi disoroti oleh Allah pemilik alam semesta yang menuntut ketaatan, kejujuran
dan integritas dari setiap orang yang diberi-Nya hak untuk mengelola alam milik-Nya
yang pada akhirnya harus dipertanggungjawabkan dihadapanNya.
Ekonomi Kristen memungkinkan manusia tidak menjadi perhambaan materi,
pemberhalaan hartabenda, perbudakan keserakahan, melainkan menjadi penuh syukur
menyenangkan hati Allah dan menjadi berkat bagi seluruh ciptaan Tuhan.
Prinsip dari Washington Consensus antara lain Liberalisasi, Deregulasi dan
Privatisasi yang mengarah pada pasar bebas dimana memberi kesempatan sebesar-
besarnya kepada pelaku ekonomi mengembangkan usaha/bisnisnya tanpa dihalangi
oleh gangguan-gangguan lain, seperti intervensi dari pemerintah. Washington
Consensus menganut sistem ekonomi kapitalis, dimana keadaan perekonomian
diserahkan ke pasar sehingga memungkinkan pemilik modal paling besar itulah yang
berkuasa sedangkan yang modalnya kecil akan kalah bersaing. Sistem ini
memungkinkan adanya sistem monopoli dimana kekayaan bisa terkumpul pada satu
kelompok tertentu, sistem ini juga mengabaikan prinsip keadilan tetapi mengarahkan
ke persaingan murni. Sistem ini yang memberi kesempatan pada manusia yang
serakah menjadi semakin rakus dengan kepuasan yang tidak terkendali dan bahkan
rela melakukan apa saja untuk menjatuhkan saingan bisnis. Sistem ini juga berpaham
sekuler dimana memisahkan kehidupan agama dan murni menjalankan kehidupan
ekonomi.

B. Rumusan masalah
1. Bagaiman pandang alkitab terhadap ekonomi
2. Bagaiman dengan ekonomi kristen
Bab II
PEMBAHASAN
A. Pandangan Alkitab terhadap ekonomi

Didalam Alkitab yang merupakan Kitab Suci umat Kristen banyak memuat berbagai ajaran
dan perintah yang berhubungan dengan aspek ekonomi, antara lain sebagai berikut :

1. Kejadian 1:26; 28-30; 2:15 : Tuhan menciptakan manusia pada hari yang terakhir dimana
semua kebutuhan manusia telah tersedia dibumi, manusia diberi mandat untuk berkuasa
mengelola seluruh isi bumi namun disertai dengan tanggungjawab untuk
mengusahakannya dan memeliharanya. Pemilik mutlak adalah Allah, manusia hanya wakil
Allah dibumi dan harus mempertanggunjawabkannya kepada Allah.
2. Aturan ekonomi Tuhan di Imamat 25 tentang aturan-aturan ekonomi yang berlaku antar
sesama manusia dimana Tuhan mengatur tentang :
a. Penebusan tanah dimana ketika tanah dijual maka dapat dibeli kembali oleh
pemilik asal dan jika pemilik asal tidak mampu membeli kembali maka setelah 50
tahun tanah itu dapat dikembalikan kepada pemilik asal, supaya tidak ada orang yang
miskin yang memiliki tanah.
b. Penebusan rumah dimana jika sebuah rumah berpagar tembok terletak di kota
dijual maka ada tempo selama 1 tahun untuk ditebus kembali oleh pemilik asal tapi
jika telah lewat 1 tahun maka rumah tersebut menjadi milik si pembeli turun temurun,
tetapi jika rumah tidak berpagar tembok terletak di desa perlakuannya sama dengan
tanah yaitu tahun ke-50 kembali ke pemilik asal, karena rumah di desa yang tidak
berpagar tembok dianggap sebagai kepunyaan orang miskin supaya mereka tetap
punya rumah.
c. Perlakuan terhadap orang miskin dimana jika ada seorang miskin maka
sesama manusia haruslah menyokong mereka, jangan mengambil bunga uang/riba dari
uang atau makanan yang telah diberikan kepada mereka, dapat mempekerjakan mereka
sebagai orang upahan tapi pada tahun yobel (tahun ke-50) mereka dibebaskan. Supaya
ada rasa kepedulian diantara sesama untuk mau menolong.
3. Aturan ekonomi Tuhan di Ulangan 15-16 tentang aturan-aturan ekonomi yang berlaku
antar sesama manusia dimana Tuhan mengatur tentang :
a. Penghapusan Utang dimana jika ada seorang miskin yang sangat susah maka
harus diberi pinjaman dan jika sampai tahun ketujuh tidak sanggup membayar maka
utangnya dihapuskan. Supaya tidak ada beban berat pada orang miskin.
b. Memerdekakan budak dimana jika mempekerjakan seorang budak (budak
berbeda dengan orang upahan, budak tidak dibayar dan mengikuti semua keinginan
pemiliknya) tapi ditahun ke-7 dia dibebaskan. Supaya tidak ada orang-orang yang
menjadi budak selamanya.
c. Pengadilan yang adil dimana hakim dilarang menerima suap. Supaya ada
keadilan didalam pengadilan.
4. Aturan ekonomi Tuhan di Ulangan 25-26 tentang aturan-aturan ekonomi yang berlaku
antar sesama manusia dimana Tuhan mengatur tentang :
a. Timbangan yang benar dimana tidak boleh menggunakan 2 macam timbangan
untuk melakukan kecurangan, timbangan haruslah yang tepat dan benar agar tidak
merugikan orang lain.
b. Persembahan dimana Tuhan memerintahkan umatNya untuk membawa
persembahan bagi pekerjaan Tuhan di Bait Allah dan menjadi bagian untuk hamba-
hamba Tuhan, anak yatim dan para janda.
5. Ekonomi Yusuf (Kejadian 39-47)
Yusuf adalah salah seorang tokoh di Alkitab yang dapat dijadikan teladan, dimana
beberapa keteladanan yang dapat dipelajari dari Yusuf adalah :
a. Yusuf bekerja dengan giat dan jujur sehingga dia mendapat kepercayaan.
b. Yusuf berada ditengah dunia tetapi tidak terkontaminasi oleh dunia, dia tidak
pernah menjadi korban dari sistem meskipun ia dipaksa untuk menjadi seperti itu. Dia
menjadi pencipta sistem yang baik setelah lolos dari sistem-sistem buruk yang melanda
dia sebelumnya. Dimana ia berada Yusuf selalu menjadi berkat.
c. Yusuf selalu merasa cukup dengan apa yang Tuhan berikan kepadanya, dia
bukan budak nafsu kedagingannya atau budak hak asasinya sendiri. Ia bahkan mampu
mengampuni, hidupnya untuk mengabdi kepada sesama manusia.
d. Yusuf selalu membangun nilai-nilai keilahian dalam tindakannya. Tidak
pernah memakai kesempatan kedudukannya untuk keluarganya sendiri. Dalam
ekonomi, Yusuf juga mengaturnya berdasarkan prinsip-prinsip keilahian. Dan ketika
kelaparan melanda seluruh kawasan peradaban pada waktu itu, suku-suku bangsa dari
penjuru bumi datang kepada Yusuf untuk mencari bahan makanan, Yusuf tidak
memberikan harga yang selangit walaupun orang-orang sangat bergantung kepadanya.
itulah etika bisnis Kristen yang sesungguhnya.
6. Ajaran Yesus tentang uang, antara lain :

a. Ajaran Yesus dalam Matius pasal 6 adalah tentang prinsip memberi sedekah
(berbagi harta), mengumpulkan harta (agar tidak diperbudak oleh kekayaan),
kekuatiran (mencari Tuhan lebih utama maka yang lain akan ditambahkan, karena
Tuhan adalah Sang Pemelihara kehidupan jadi jika kita mengutamakan Tuhan maka
tidak perlu khawatir).
b. Ajaran Yesus dalam Matius 17 :24-27; 22:15-22 tentang membayar pajak
(berikan apa yang wajib diberikan kepada pemerintah, Yesus mengajarkan untuk
menghormati para pemimpin).
c. Ajaran Yesus dalam Matius 19:16-23 tentang perumpamaan tentang orang
muda yang kaya (memberikan gambaran tentang orang-orang yang terlalu mencintai
kekayaan sukar masuk sorga).
d. Ajaran Yesus dalam Matius 24:45-51; 25:14-30 tentang pertanggungjawaban
(suatu saat setiap orang harus mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang Tuhan
percayakan kepada manusia, termasuk kekayaan dihadapan Tuhan kelak).
e. Ajaran Yesus dalam Lukas 10:25-37 tentang perumpamaan tentang orang
Samaria (seseorang yang berbuat kasih terhadap orang asing yang rela mengorbankan
hartanya/rugi secara materi).
f. Ajaran Yesus dalam Lukas 16:19-30 tentang perumpamaan orang kaya dan
Lazarus (dimana orang kaya yang selama hidupnya tidak peduli pada penderitaan
orang miskin-Lazarus, ketika meninggal si kaya masuk neraka dan si miskin mendapat
penghiburan di surga).
7. Kehidupan jemaat mula-mula Kis 2:41-47 ; 4:32-37
Kehidupan jemaat yang mula-mula dapat dijadikan contoh dimana mereka saling
mengasihi, saling berbagi (ada yang menjual harta kekayaannya untuk berbagi dengan
sesamanya sesuai dengan kebutuhan masing-masing, prinsipnya kepunyaan mereka
menjadi kepunyaan bersama), dan ketika ada bencana kelaparan di daerah lain maka
mereka bersatu hati, sekalipun ada yang dalam kekurangan namun tetap berusaha
mengumpulkan persembahan karena rasa kasih persaudaraan yang amat dalam.
8. Nasehat Rasul tentang uang antara lain :

a. 1 Timotius 6:10 akar segala kejahatan adalah cinta uang, cinta uang secara
berlebihan menyebabkan keserakahan, kerakusan, egoisme dan merusak kehidupan.
b. 2 Timotius 3:2 ; Ibrani 13:5 dimana diperingatkan untuk tidak menjadi hamba
uang, bukan manusia yang mengendalikan uang tapi semata-mata uang sudah menjadi
tuannya.

Itulah beberapa ayat dalam Alkitab yang menjelaskan tentang konsep ekonomi, masih
ada banyak jika mau dijabarkan namun karena keterbatasan penulis tidak bisa
menjabarkannya secara lengkap. Dari ajaran-ajaran diatas jelas bahwa Tuhan peduli terhadap
kehidupan ekonomi dan bahkan Dia menetapkan banyak peraturan untuk mengingatkan
manusia bagaimana bersikap dan memandang ekonomi secara benar dan sesuai kehendak
Tuhan.

B. Ekonomi Kristen

Ekonomi Kristen didasarkan kasih kepada Allah dan sesama yang dapat dijelaskan lebih
lanjut sebagai berikut :

1. Ekonomi yang berorientasi pada Allah. Sebagai wakil Allah dibumi, manusia sebagai
makhluk yang paling istimewa diberi kuasa atas bumi (termasuk hewan, tumbuhan, hasil
alam) untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan bersamaan dengan itu manusia
diberi tanggungjawab untuk mengelola dan memelihara alam dengan tujuan untuk
memuliakan Allah sebagai Sang Pencipta dan demi kebaikan manusia dan segenap
ciptaan. Oleh sebab itu manusia diperkenankan untuk mengusahakan/mengelola alam
melalui keahlian dan teknologi untuk membangun peradaban tapi tidak diperkenankan
merusak alam demi kepentingan ekonomi semata, yang didasarkan pada keserakahan
manusia. Pada dasarnya alam diciptakan untuk kebaikan ciptaan Tuhan, jika alam
kemudian dirusak maka hal itu menjadi tidak sesuai lagi dengan tujuan Tuhan. Semua
perilaku ekonomi harus dikembalikan pada kehendak Allah. Oleh sebab itu manusia harus
menerima dan memanfaatkan alam dengan rasa ucapan syukur kepada Tuhan dan
memelihara alam sebagai wujud tanggungjawab kepada Tuhan Sang pemilik sejati
kehidupan. Tidak ada tempat bagi kehidupan ekonomi yang egosentris dan serakah.
Manusia tidak boleh menggarap alam semena-mena untuk dirinya atau golongannya
sendiri, karena bukan manusia yang memiliki semua itu. Dengan
mempertanggungjawabkan semua ekonomi seturut perintah Allah, maka kesejahteraan
manusia bisa dijaga.
2. Ekonomi yang menjadi berkat bagi kehidupan manusia, yaitu membawa kebaikan bagi
kehidupan secara utuh. Perilaku ekonomi merupakan keseimbangan antara aspek rohani
dan jasmani, bahkan menyangkut seluruh bagian kehidupan manusia yang bisa
mempermuliakan Allah. Allah sedemikian teliti mengatur berbagai aspek kehidupan
ekonomi manusia agar umat Allah boleh mencerminkan Ekonomi yang Allah kehendaki.
Visi ekonomi Kristen bukan visi sosialisme atau kapitalisme, tetapi visi ekonomi yang
kudus sebagai akibat menghargai kepemilikan mutlak Allah, mensyukuri setiap pemberian
Allah dalam sikap penatalayanan, dan ekonomi yang bergerak maju di dalam keadilan,
kebenaran, kesucian, kebersyukuran, kepedulian dan kemurahan hati. Dalam Kristen
memberikan perlindungan hak kepemilikan individu, sementara untuk kepentingan
masyarakat didukung dan diperkuat, dengan tetap menjaga keseimbangan kepentingan
publik dan individu serta menjaga moralitas.
3. Ekonomi dengan memegang prinsip ketaatan, kejujuran dan Integritas. Ekonomi disoroti
oleh Allah pemilik alam semesta yang menuntut ketaatan, kejujuran dan integritas dari
setiap orang yang diberi-Nya hak untuk mengelola alam milik-Nya yang pada akhirnya
harus dipertanggungjawabkan dihadapanNya.
4. Ekonomi Kristen memungkinkan manusia tidak menjadi perhambaan materi,
pemberhalaan hartabenda, perbudakan keserakahan, melainkan menjadi penuh syukur
menyenangkan hati Allah dan menjadi berkat bagi seluruh ciptaan Tuhan.

C. Ekonomi kristen VS Washington Consensus

Prinsip dari Washington Consensus antara lain Liberalisasi, Deregulasi dan Privatisasi yang
mengarah pada pasar bebas dimana memberi kesempatan sebesar-besarnya kepada pelaku
ekonomi mengembangkan usaha/bisnisnya tanpa dihalangi oleh gangguan-gangguan lain,
seperti intervensi dari pemerintah. Washington Consensus menganut sistem ekonomi
kapitalis, dimana keadaan perekonomian diserahkan ke pasar sehingga memungkinkan
pemilik modal paling besar itulah yang berkuasa sedangkan yang modalnya kecil akan kalah
bersaing. Sistem ini memungkinkan adanya sistem monopoli dimana kekayaan bisa
terkumpul pada satu kelompok tertentu, sistem ini juga mengabaikan prinsip keadilan tetapi
mengarahkan ke persaingan murni. Sistem ini yang memberi kesempatan pada manusia yang
serakah menjadi semakin rakus dengan kepuasan yang tidak terkendali dan bahkan rela
melakukan apa saja untuk menjatuhkan saingan bisnis. Sistem ini juga berpaham sekuler
dimana memisahkan kehidupan agama dan murni menjalankan kehidupan ekonomi.

Maka Ekonomi Kristen yang didasar pada kasih kepada Allah dan sesama jelas bertentangan
dengan Washington Consensus. Ajaran Ekonomi Kristen mengajarkan tentang konsep kasih
yang mengarah pada keadilan, berupaya kekayaan tidak berkumpul pada satu kelompok
tertentu tapi bisa tersebar ke seluruh masyarakat. Tidak menjadi budak kekayaan tetapi
prinsip melakukan kehendak Tuhan. Dalam ekonomi kristen kita tidak hanya memikirkan
kepentingan diri sendiri tetapi memiliki tanggung jawab sosial untuk meningkatkan kualitas
hidup sesama, belajar memerhatikan kebutuhan orang-orang yang berkekurangan di sekitar
kita dengan cara yang bijak dan membangun. Inilah perspektif baru di dalam berinvestasi,
membangun manusia seutuhnya, bukan membangun modal.

Bab IIII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Didalam Alkitab yang merupakan Kitab Suci umat Kristen banyak memuat
berbagai ajaran dan perintah yang berhubungan dengan aspek ekonomi. Ekonomi
yang berorientasi pada Allah. Sebagai wakil Allah dibumi, manusia sebagai makhluk
yang paling istimewa diberi kuasa atas bumi (termasuk hewan, tumbuhan, hasil alam)
untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan bersamaan dengan itu manusia diberi
tanggungjawab untuk mengelola dan memelihara alam dengan tujuan untuk
memuliakan Allah sebagai Sang Pencipta dan demi kebaikan manusia dan segenap
ciptaan. Oleh sebab itu manusia diperkenankan untuk mengusahakan/mengelola alam
melalui keahlian dan teknologi untuk membangun peradaban tapi tidak diperkenankan
merusak alam demi kepentingan ekonomi semata, yang didasarkan pada keserakahan
manusia. Pada dasarnya alam diciptakan untuk kebaikan ciptaan Tuhan, jika alam
kemudian dirusak maka hal itu menjadi tidak sesuai lagi dengan tujuan Tuhan. Semua
perilaku ekonomi harus dikembalikan pada kehendak Allah. Oleh sebab itu manusia
harus menerima dan memanfaatkan alam dengan rasa ucapan syukur kepada Tuhan
dan memelihara alam sebagai wujud tanggungjawab kepada Tuhan Sang pemilik
sejati kehidupan. Tidak ada tempat bagi kehidupan ekonomi yang egosentris dan
serakah. Manusia tidak boleh menggarap alam semena-mena untuk dirinya atau
golongannya sendiri, karena bukan manusia yang memiliki semua itu. Dengan
mempertanggungjawabkan semua ekonomi seturut perintah Allah, maka
kesejahteraan manusia bisa dijaga.
Ekonomi yang menjadi berkat bagi kehidupan manusia, yaitu membawa
kebaikan bagi kehidupan secara utuh. Perilaku ekonomi merupakan keseimbangan
antara aspek rohani dan jasmani, bahkan menyangkut seluruh bagian kehidupan
manusia yang bisa mempermuliakan Allah. Allah sedemikian teliti mengatur berbagai
aspek kehidupan ekonomi manusia agar umat Allah boleh mencerminkan Ekonomi
yang Allah kehendaki. Visi ekonomi Kristen bukan visi sosialisme atau kapitalisme,
tetapi visi ekonomi yang kudus sebagai akibat menghargai kepemilikan mutlak Allah,
mensyukuri setiap pemberian Allah dalam sikap penatalayanan, dan ekonomi yang
bergerak maju di dalam keadilan, kebenaran, kesucian, kebersyukuran, kepedulian
dan kemurahan hati. Dalam Kristen memberikan perlindungan hak kepemilikan
individu, sementara untuk kepentingan masyarakat didukung dan diperkuat, dengan
tetap menjaga keseimbangan kepentingan publik dan individu serta menjaga
moralitas.
Ekonomi dengan memegang prinsip ketaatan, kejujuran dan Integritas.
Ekonomi disoroti oleh Allah pemilik alam semesta yang menuntut ketaatan, kejujuran
dan integritas dari setiap orang yang diberi-Nya hak untuk mengelola alam milik-Nya
yang pada akhirnya harus dipertanggungjawabkan dihadapanNya.
Ekonomi Kristen memungkinkan manusia tidak menjadi perhambaan materi,
pemberhalaan hartabenda, perbudakan keserakahan, melainkan menjadi penuh syukur
menyenangkan hati Allah dan menjadi berkat bagi seluruh ciptaan Tuhan.
Prinsip dari Washington Consensus antara lain Liberalisasi, Deregulasi dan
Privatisasi yang mengarah pada pasar bebas dimana memberi kesempatan sebesar-
besarnya kepada pelaku ekonomi mengembangkan usaha/bisnisnya tanpa dihalangi
oleh gangguan-gangguan lain, seperti intervensi dari pemerintah. Washington
Consensus menganut sistem ekonomi kapitalis, dimana keadaan perekonomian
diserahkan ke pasar sehingga memungkinkan pemilik modal paling besar itulah yang
berkuasa sedangkan yang modalnya kecil akan kalah bersaing. Sistem ini
memungkinkan adanya sistem monopoli dimana kekayaan bisa terkumpul pada satu
kelompok tertentu, sistem ini juga mengabaikan prinsip keadilan tetapi mengarahkan
ke persaingan murni. Sistem ini yang memberi kesempatan pada manusia yang
serakah menjadi semakin rakus dengan kepuasan yang tidak terkendali dan bahkan
rela melakukan apa saja untuk menjatuhkan saingan bisnis. Sistem ini juga berpaham
sekuler dimana memisahkan kehidupan agama dan murni menjalankan kehidupan
ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai