Kolose 3:18-19:
(18) Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana
seharusnya di dalam Tuhan.
(19) Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar
terhadap dia.
Empat prinsip mengenai pengelolaan keuangan dalam
rumah tangga Kristen
1 Korintus 10:31:
(31) Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum,
atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah
semuanya itu untuk kemuliaan Allah.
Roma 14:8 :
(8) Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita
mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita
adalah milik Tuhan.
Empat prinsip mengenai pengelolaan keuangan dalam
rumah tangga Kristen
Kolose 3:23-24:
Kita pun tidak akan rugi jika kita memberi kepada orang lain;
malahan ketika kita memberkati orang lain Tuhan akan
memelihara hidup kita.
Saat kita memperhatikan kebutuhan orang lain, percayalah
Tuhan akan mengambil alih semua kesulitan yang kita
alami. Tertulis: "Allahku akan memenuhi segala
keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam
Kristus Yesus." (Filipi 4:19).
Materialisme dan Konsumerisme
1. Pragtisme
2. Materialisme
3. Hedonisme
Materialisme dan Konsumerisme
1.Pragtisme
2. Materialisme
2. Hedonisme
Tidak diduga-duga, fokus kita bisa bergeser dari hal-hal rohani ke hal-hal
materi, dengan konsekuensi yang menyedihkan.—
Amsal 28:20; Orang yang dapat dipercaya mendapat banyak berkat, tetapi
orang yang ingin cepat menjadi kaya, tidak akan luput dari hukuman.
Materialisme dan Konsumerisme
Pengkhotbah 5: 9 - 10.
9. Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa
mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-
sia.
10. Dengan bertambahnya harta, bertambah pula orang-orang yang
menghabiskannya. Dan apakah keuntungan pemiliknya selain dari pada
melihatnya?
Oleh karena itu, orang Kristen sebaiknya memeriksa prioritas dan fokus
mereka dalam kehidupan. Tidak soal seseorang memiliki sedikit atau banyak
materi, orang yang berpikiran rohani berupaya keras mengikuti peringatan
rasul Paulus untuk menaruh harapan mereka ”bukan pada kekayaan yang
tidak pasti, tetapi pada Allah, yang memberikan segala sesuatu dengan
limpah kepada kita untuk kesenangan kita”.—1 Timotius 6:17-19.
Materialisme dan Konsumerisme
Oleh karena itu, orang Kristen sebaiknya memeriksa prioritas dan fokus
mereka dalam kehidupan. Tidak soal seseorang memiliki sedikit atau banyak
materi, orang yang berpikiran rohani berupaya keras mengikuti peringatan
rasul Paulus untuk menaruh harapan mereka ”bukan pada kekayaan yang
tidak pasti, tetapi pada Allah, yang memberikan segala sesuatu dengan
limpah kepada kita untuk kesenangan kita”.—1 Timotius 6:17-19 :
17. Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati
dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada
Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk
dinikmati.
18. Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka
memberi dan membagi
19. dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi
dirinya di waktu yang akan datang untuk mencapai hidup yang sebenarnya.
Materialisme dan Konsumerisme
Meskipun kita telah diselamatkan, kita tidaklah bebas dari sasaran
setan atau terlepas dari virus materialisme. Seperti suatu wabah, hal itu
menjangkiti kita disetiap sudut: televisi, media cetak, baliho, etalase dan
jalanan. Godaan materialisme ada di mana-mana dan berusaha masuk
ke dalam hidup kita melalui pesan yang indah dan manis didengar.
Alkitab telah memperingatkan kita untuk waspada dan berjaga-jaga
terhadap tipu muslihat setan.
1 Pet. 1:13
Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu
seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan
Yesus Kristus.
1 Pet. 5 : 8 :
Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa
yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.
Materialisme dan Konsumerisme
Mengapa? Karena, jika kita tidak berjaga-jaga, setan akan mengubah
fokus kita dari melayani Tuhan secara pelan-pelan menjadi melayani
iblis
1 Pet. 2:9 :
Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang
kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan
perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu
keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
Sikap Keluarga Kristen dalam mengelola keuangan
Tanggung Jawab Perencanaan
Tanpa perencanaan yang didasarkan atas nilai, tujuan, prioritas Alkitab, uang menjadi
tuan yang jahat dan, seperti daun yang masuk ke dalam pusaran angin, kita hanyut ke
dalam pengejaran dunia akan harta (Luk. 12:13-23; 1 Tim. 6:6-10).
Perencanaan keuangan adalah suatu yang alkitabiah dan itu merupakan pelayanan
yang baik, untuk terlepas dari ilah materialisme, dan merupakan cara untuk melindungi
diri dari membuang-buang berkat yang Tuhan percayakan pada kita (Ams. 27:23-24;
Luk. 14:28; 1 Kor. 14:40).
Jika perencanaan keuangan kita adalah bekerja, ini membutuhkan disiplin dan
komitmen sehingga rencana kita diwujudkan dalam tindakan.
Kejujuran keuangan merupakan aspek penting dalam pertumbuhan rohani 2 Kor. 8:7 :
Maka sekarang, sama seperti kamu kaya dalam segala sesuatu, --dalam iman, dalam
perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam
kasihmu terhadap kami--demikianlah juga hendaknya kamu kaya dalam pelayanan
kasih ini.
Tapi pertumbuhan rohani membutuhkan disiplin 1 Tim. 4:8 : Latihan badani terbatas
gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik
untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang. 1 Tim. 6:3-8
Maksud baik bukan berarti tanpa rencana yang diwujudkan ke dalam tindakan.
Sikap Keluarga Kristen dalam mengelola keuangan
Tanggung Jawab Pelayanan
Kejujuran keuangan keluar dari pengakuan bahwa semua yang kita miliki
berasal dari Tuhan (1 Taw. 29:11-16; Rom. 14:7-9; 1 Kor. 6:19-20).
Melalui pekerjaan kita bisa memenuhi kebutuhan diri dan keluarga kita (2
Tes. 3:6-12; Ams. 25:27). Uang yang kita peroleh juga dapat digunakan
untuk mendukung pekerjaan Tuhan dan menolong mereka yang dalam
kekurangan,
Kita harus belajar untuk puas dengan apa yang kita punya (Fil. 4:11-13; 1
Tim. 6:6, 17-19; Ibr. 13:5). Saat kita merasa cukup dengan apa yang kita
miliki, kita bebas dari ketamakan dan perbudakan materialisme. Ini artinya
kebebasan mengikuti Tuhan adalah kebebasan mengusahakan nilai dan
tujuanNya.
Ada ratusan ajaran setiap hari yang menarik perhatian kita melalui televisi,
radio, iklan, dan majalah—semua dibuat untuk mendorong kita membeli
hal-hal yang tidak kita perlukan, dengan uang yang sebenarnya tidak kita
punyai, untuk membuat kagum orang yang tidak kenal, dan untuk
mendapatkan kebahagiaan yang semu.
Petunjuk Mengenai Pengeluaran
Mengevaluasi Pembelian/Pengeluaran Uang Menurut Prinsip Alkitab
1. Apakah kita membayar secara tunai ataukah pembelian itu membuat kita harus
berhutang? (lihat petunjuk mengenai Kredit).
2. Apakah kita memiliki damai sejahtera mengenai hal itu? (Rom. 14:23; Kol. 3:15) Kita
perlu mengawasi kecenderungan kita untuk merasionalisasi—memberikan jawaban
menipu pada diri sendiri merupakan hal yang buruk.
3. Apakah itu suatu kebutuhan atau keinginan (ketamakan)? (1 Tim. 6:9; 1 Yoh. 2:15).
Apakah itu berguna bagi keluarga, pertumbuhan rohani, kesehatan, pelayanan, nama
Tuhan, dan meningkatkan kasih kita pada Tuhan atau sebaliknya menghalangi semua
itu? (1 Tim. 3:4: 5:8; 1 Kor. 6:12).
4. Apakah kita hidup dibawah standart atau di atas standart? Apakah gaya hidup yang
kita terapkan adalah cukup atau boros? Apakah kita perlu mengurangi pengeluaran
kita dengan mengurangi standar kepuasan? (Mat. 6:33; Luk. 12:15, 23; Ams. 15:16-17;
16:8; Pengkh. 5:10-11).
Empat prinsip mengenai pengelolaan keuangan dalam
rumah tangga Kristen
7. Secara Proporsional:
7. Secara Proporsional: