SMTK KELAS X
Chandra Gunawan
1
Hermeneutik
2
Daftar Isi
Bab 1: Pendahuluan
Evaluasi
Evaluasi
Evaluasi
3
IV. Pelajaran 14: Aplikasi dalam Interpretasi 207
Evaluasi
II. Pelajaran 16: Membaca Kitab Para Nabi dan Hikmat 241
Evaluasi
Bab 6: Penutup
Evaluasi Akhir
Daftar Pustaka
4
Bab 1
Pendahuluan
Kompetensi Dasar
1.1 Menghayati pewahyuan dalam Alkitab
2.1 Terbuka terhadap perbedaan sudut pandang dalam memahami
Alkitab sebagai Firman yang diwahyukan Allah
3.1 Memahami Alkitab sebagai wahyu Allah
4.1 Menyebutkan definisi wahyu Allah
5
Let us use great caution that neither
our thoughts nor our speeches go
beyond the limits to which the Word
of God itself extends
John Calvin
6
Peta Konsep
Allah-Firman
Allah
Alkitab
Iman Rasio
7
8
Pelajaran 1
DAPATKAH ALKITAB DIPERCAYA
Menanya Diskusikanlah!
Carilah beberapa perbedaan keterangan yang ada dalam Alkitab atau
hal-hal yang dalam Alkitab yang menurut sebagian orang tidak benar,
dan jelaskan apakah hal-hal tersebut membuat Alkitab tidak dapat
dipercaya?
9
Sebagai contoh, bandingkanlah silsilah Tuhan Yesus dalam injil
Mengumpulkan
Matius dan Lukas.
Informasi
Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.
Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan
Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-
saudaranya, Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari
Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron
memperanakkan Ram, Ram memperanakkan Aminadab,
Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason
memperanakkan Salmon, Salmon memperanakkan Boas dari
Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed
memperanakkan Isai, Isai memperanakkan raja Daud. Daud
memperanakkan Salomo dari isteri Uria, Salomo
memperanakkan Rehabeam, Rehabeam memperanakkan
Abia, Abia memperanakkan Asa, Asa memperanakkan
Yosafat, Yosafat memperanakkan Yoram, Yoram
memperanakkan Uzia, Uzia memperanakkan Yotam, Yotam
memperanakkan Ahas, Ahas memperanakkan Hizkia, Hizkia
memperanakkan Manasye, Manasye memperanakkan
Amon, Amon memperanakkan Yosia, Yosia memperanakkan
Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu pembuangan
ke Babel. Sesudah pembuangan ke Babel, Yekhonya
memperanakkan Sealtiel, Sealtiel memperanakkan
Zerubabel, Zerubabel memperanakkan Abihud, Abihud
memperanakkan Elyakim, Elyakim memperanakkan Azor,
Azor memperanakkan Zadok, Zadok memperanakkan Akhim,
Akhim memperanakkan Eliud, Eliud memperanakkan
Eleazar, Eleazar memperanakkan Matan, Matan
memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yusuf suami
Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. Jadi
seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham
sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai
pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari
pembuangan ke Babel sampai Kristus.
Matius 1:1-17
10
anak Yanai, anak Yusuf, anak Matica, anak Amos, anak
Nahum, anak Hesli, anak Nagai, anak Maat, anak Matica,
anak Simei, anak Yosekh, anak Yoda, anak Yohanan, anak
Resa, anak Zerubabel, anak Sealtiel, anak Neri, anak Malkhi,
anak Adi, anak Kosam, anak Elmadam, anak Er, anak Yesua,
anak Eliezer, anak Yorim, anak Matat, anak Lewi, anak
Simeon, anak Yehuda, anak Yusuf, anak Yonam, anak
Elyakim, anak Melea, anak Mina, anak Matata, anak Natan,
anak Daud, anak Isai, anak Obed, anak Boas, anak Salmon,
anak Nahason, anak Aminadab, anak Admin, anak Arni, anak
Hezron, anak Peres, anak Yehuda, anak Yakub, anak Ishak,
anak Abraham, anak Terah, anak Nahor, anak Serug, anak
Rehu, anak Peleg, anak Eber, anak Salmon, anak Kenan, anak
Arpakhsad, anak Sem, anak Nuh, anak Lamekh, anak
Metusalah, anak Henokh, anak Yared, anak Mahalaleel, anak
Kenan, anak Enos, anak Set, anak Adam, anak Allah.
Lukas 3:23-38
Menanya Diskusikanlah!
Carilah persamaan dan perbedaan dari kedua silsilah Yesus yang
dicatat dalam Injil Matius dan Lukas dan jelaskan mengapa keduanya
dapat berbeda?
11
Alkitab sendiri bersaksi bahwa Alkitab adalah benar dan dapat
dipercayai sebab di balik para penulis Alkitab ada Allah yang bekerja.
Tidak ada bukti yang lebih kuat dapat meyakinkan kita bahwa Alkitab
adalah benar dan dapat dipercayai selain dari kesaksian Alkitab sendiri.
Klaim bahwa Alkitab adalah benar menjadi bukti penting dalam
memahami otoritas Alkitab ataupun peran Alkitab dalam kehidupan
manusia di sepanjang zaman.
Diskusikanlah!
Menanya
Misalnya saja seseorang berkata bahwa Alkitab tidak dapat dipercayai
sebab dalamnya ada banyak kesalahan, misalnya saja ajaran mengenai
penciptaan; mengapa seseorang dapat memiliki pemikiran yang
demikian?
12
B. Firman Allah Dapat Dipercayai
13
Perkataan Agur bin Yake dari Masa. Tutur kata orang itu: Aku
berlelah-lelah, ya Allah, aku berlelah-lelah, sampai habis
tenagaku. Sebab aku ini lebih bodoh dari pada orang lain,
pengertian manusia tidak ada padaku. Juga tidak kupelajari
hikmat, sehingga tidak dapat kukenal Yang Mahakudus.
Siapakah yang naik ke sorga lalu turun? Siapakah yang telah
mengumpulkan angin dalam genggamnya? Siapakah yang
telah membungkus air dengan kain? Siapakah yang telah
menetapkan segala ujung bumi? Siapakah namanya dan
siapa nama anaknya? Engkau tentu tahu!
Amsal 30:1-4
Diskusikanlah
Menanya
Mengapa banyak orang yang sampai melupakan Tuhan dan hal-hal
rohani lainnya dan memilih untuk menghabiskan hidupnya untuk
mencari dan mengejar hal-hal yang ada dalam dunia ini?
14
Jika ia membandingkan dirinya dengan orang lain, penulis
Amsal merasa dirinya adalah orang yang terbodoh,” Ia tidak mengerti
dan tidak menyadari bahwa seluruh dunia ini dikendalikan, dipelihara
dan dimiliki oleh Tuhan.”
Ia dulu tidak pernah memikirkan mengenai adanya kuasa surga
yang ada di bumi dan tidak memikirkan mengenai siapakah yang
mengendalikan angin/alam hingga angin atau alam itu tidak
menghancurkan manusia, Ia juga tidak memikirkan mengenai siapakah
yang telah memeliharakan ikan di air yang menjadi sumber
penghidupan manusia, ia tidak memikirkan siapakah yang telah
membatasi ujung bumi, yang menjaga bumi tetap ada seperti
sekarang, ia tidak memikirkan semuanya itu. Penulis Amsal merasa
itulah kebodohannya yang terbesar. Kesadaran inilah yang membuat
penulis kitab Amsal memberikan nasehat kepada pembacanya untuk
tidak seperti dia, untuk melihat apa yang penting dan utama dalam
hidup, apakah itu? Firman Allah!
Seorang hamba Tuhan diundang ke sebuah persekutuan kaum
Mengamati pria. Setelah menyampaikan Firman Tuhan, ada seorang bapak
bertanya kepadanya: “Mengapakah uang tidak boleh menjadi hal
terpenting dalam hidup manusia, bukankah manusia butuh uang,
segala sesuatunya pun butuh uang?” Sang hamba Tuhan berkata:
“Manusia memang membutuhkan uang, siapa di dunia ini yang tidak
membutuhkan uang?” Namun, kita harus menyadari bahwa ada yang
tidak bisa dibeli dengan uang, apakah itu? Kehidupan setelah
kematian, atau keselamatan hidup kita. Walaupun manusia butuh
uang, namun uang bukanlah satu-satunya bahkan bukan hal yang
utama yang manusia harus cari. Manusia bukan hanya butuh uang,
namun manusia butuh Tuhan.”
Kebenaran seperti inilah yang juga disadari oleh penulis Amsal,
sehingga ia seolah-olah berkata “wahai manusia… ” Sadarlah ada yang
Menalar
lebih berharga dari pada “apa yang ada dalam dunia ini” dan “apa yang
dicari manusia dalam dunia ini,” Apa yang jauh lebih berharga dari
pada isi dunia ini? Jawabannya adalah mengenal Tuhan. Pengalaman
yang sama juga membuat Rasul Paulus menyadari pentingnya
mengenal Tuhan. Ketika ia membandingkan segala kebanggaan dalam
dunia ini dengan pengenalan akan Allah dalam Kristus, maka ia
menyebut semua yang ada dalam dunia ini, semua yang dicari manusia
dalam dunia ini seperti sampah jika dibandingkan dengan Tuhan.
Sebuah perbandingkan yang sangat ekstrem dari Alkitab, nilai dunia ini
tidak sebanding dengan pengenalan akan Allah.
15
Kepada jemaat di kota Filipi, Rasul Paulus memberikan
Mengumpulkan
informasi
kesaksian bagimana kehidupannya sebelum mengenal Tuhan dan
setelah ada dalam Tuhan.
Filipi 3:4-8
Menanya Diskusikanlah!
Sharingkanlah bersama dengan beberapa orang dalam sebuah
kelompok kecil mengenai di manakah dan bagaimanakah manusia
dapat mengenal Tuhan?
Menalar Ada berbagai cara yang dapat Tuhan gunakan untuk menolong
seseorang mengenal Tuhan. Meskipun demikian, Firman Tuhan adalah
instrumen utama yang Ia berikan bagi kita untuk mengenal-Nya. Itulah
sebabnya manusia yang membutuhkan Tuhan, yang mau mencari dan
mengerti mengenai Tuhan, harus mencarinya dalam Firman
Allah/Alkitab. Namun, mengapakah kita harus mencarinya dalam
Alkitab? Karena Alkitab adalah Firman Allah yang murni (Amsal 30:5).
Apakah maksud dari istilah “murni” dalam kalimat tersebut? Istilah
murni secara harafiah dapat diterjemahkan sebagai “teruji.” Sesuatu
yang teruji artinya sesuatu itu benar dan dapat dipercayai. Dengan
demikian, Alkitab adalah Firman Tuhan yang teruji. Artinya, kebenaran
Firman Tuhan itu sudah terbukti dan tidak perlu diragukan lagi
kebenarannya. Karena Firman Tuhan adalah kebenaran, maka apa
yang dinyatakan di dalamnya tidak mungkin salah. Jika Firman Allah
adalah kebenaran, maka semua yang tertulis tentang Tuhan, baik
mengenai diri-Nya dan kehendak-Nya pastilah dapat dipercaya.
16
C. Pentingnya Firman Tuhan
Menanya
Diskusikanlah
Carilah perintah-perintah Tuhan dalam Alkitab yang dipandang tidak
menyenangkan atau membuat seseorang harus bayar harga dalam
melakukannya! Jelaskan mengapa seseorang sering memilih untuk
mengabaikan Firman Tuhan yang demikian?
17
Bagaimanakah seorang percaya dapat bertahan bahkan
menang dalam peperangan melawan kerajaan kegelapan? Kita perlu
memperhatkan apa yang Rasul Paulus ajarkan mengenai
“perlengkapan senjata Allah.”
18
mengingatkan kita bagaimana Iblis mencoba mereduksi atau
mengurangi arti dari Firman Tuhan. Hal inilah yang membuat nenek
moyang kita Adam dan Hawa kemudian jatuh ke dalam dosa.
Ada sebuah syair lagu ditulis oleh Russel Kelso Carter pada
Mengamati tahun 1886, ia menulis sebuah hymne berjudul Standing on the
Promises “Berdiri [berpegang] pada Janji-janji [Allah].” Russel adalah
seorang yang sangat berpotensi. Ia adalah seorang yang cerdas dan
memiliki kehidupan yang baik. Meskipun demikian, diusianya yang ke-
30, ia mengalami sakit jantung yang parah, saat itulah ia menulis lagu
‘Standing on Promises.” Dalam salah satu baitnya, ia menulis:
Firman Tuhan membuat Russel sembuh, bukan dari sakit Jantung yang
dia alami tetapi dari rasa kecewa karena kondisi hidupnya yang tidak
sesuai dengan apa yang dia harapkan. Firman Tuhan juga yang
memampukannya setia melayani sampai akhir hayatnya.
19
D. Penutup
20
Ringkasan
1. Dalam Alkitab terdapat perbedaan gagasan tetapi tidak ada
pertentangan.
2. Firman Tuhan menyatakan bahwa dirinya adalah Firman Allah dan
itulah sebabnya apa yang dinyatakan olehnya dapat dipercayai.
3. Alkitab memiliki peran penting dalam melindungi orang-orang
percaya dan juga dalam memelihara iman mereka.
Ayat hafalan
Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi
pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan
oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci. Semoga Allah, yang
adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan
kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus,
sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan
Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus.
Roma 15:4-6
Mengkomuni
kasikan
Aktivitas
Bacalah Mazmur 1:1-6 dan buatlah syair lagu dari teks tersebut atau
nyanyikanlah sebuah lagu berdasarkan bagian tersebut!
21
22
Pelajaran 2
Iman dan Akal
A. Pendahuluan
Diskusikanlah!
Menanya Apakah Roh Kudus dapat memakai akal budi manusia ataukah Roh
Kudus cenderung tidak menggunakan akal budi manusia saat ia
memakai orang tersebut dalam sebuah pelayanan?
Diskusikan!
Menanya Dalam sebuah kelompok kecil (minimal bertiga), sharingkan
pandangan Anda mengenai pandangan yang lebih tepat antara
Agustinus dan Thomas Aquinas mengenai kaitan antara iman dan akal?
23
B. Pandangan Agustinus mengenai Iman dan Akal
24
Rumusan ajaran Tritunggal memiliki 3 komponen yakni:
Diskusikanlah!
Menanya
Apakah menurut Anda kebenaran Allah dapat bersifat irrasional
(berlawanan dengan logika kebenaran)? Jika memang kebenaran Allah
haruslah “masuk akal,” mengapakah ada hal-hal tertentu yang sulit
untuk dipahami?
25
C. Iman dan Akal menurut Thomas dari Aquinas
26
Apakah pandangan Thomas sepenuhnya salah? Apakah filsafat
sepenuhnya adalah kebohongan dan merupakan lawan dari iman?
Dalam ajaran iman Kristen, kita mengenal yang namanya ajaran
“anugerah umum Tuhan.” Anugerah umum bukan saja membatasi
manusia dalam kejahatan, namun anugerah umum membuat manusia
dapat menghasilkan hal-hal yang baik, misalnya saja dalam hal musik,
seni, pemikiran dan termasuk dalamnya juga filsafat. Filsafat telah
menjadi berkontribusi dalam membantu orang-orang percaya
memikirkan metode-metode yang dapat digunakan dalam memahami
keberadaan manusia dan kebenaran umum lainnya.
Menanya Diskusikanlah!
Apakah salah jika seorang Kristen menggunakan filsafat dalam
memahami keyakinan iman Kristen? Sebutkanlah beberapa tokoh
filsafat yang kamu pernah dengar? Adakah filsafat yang kamu ketahui
yang secara nyata melawan kebenaran Tuhan?
27
D. Iman vs Akal
Diskusikanlah!
Menanya
Dalam sebuah kelompok kecil (bertiga), sharingkanlah bagaimana
seorang Kristen dapat menjelaskan sebuah fenomena seperti Yesus
berjalan di atas air menurut mereka yang tidak percaya mukjizat?
28
E. Pandangan Alkitab mengenai Iman dan Akal
29
Bagaimanakah Paulus menjelaskan dalam surat Roma
Mengamati
mengenai dosa? Kristus dan keselamatan menunjukkan bahwa
manusia membutuhkan pemahaman yang baik untuk dapat
mengertinya. Itu berarti kita membutuhkan akal budi. Akal budi
manusia terlibat dalam proses keselamatan kita dan pertumbuhan
rohani kita seterusnya. Untuk percaya kepada Yesus, akal budi kita
perlu diterangi oleh Roh Kudus sehingga kita dapat mengerti apa yang
dikatakan kitab suci kepada kita.
Dalam Kisah Para Rasul 16:14, Alkitab menceritakan kisah
pertobatan seorang wanita bernama Lidia di kota Filipi.
30
F. Penutup
Iman dan akal tidaklah bertentangan. Kebenaran Allah tidak
mungkin bersifat irrasional (berlawanan dengan logika). Meskipun
demikian, kita tidak dapat memungkiri ada hal-hal tertentu yang kita
tidak dapat jelaskan dengan akal budi kita; hal yang demikian, adalah
sebuah misteri. Misteri tentu berbeda dengan hal yang irrasional; Jika
hal-hal yang irrasional pada dasarnya merupakan sebuah kontradiksi
(berlawanan dengan logika/rasio); misteri tidak bertentangan dengan
akal tetapi belum sepenuhnya bisa dipahami oleh manusia. Dalam ilmu
pengetahuan, kita menyadari bahwa pemahaman manusia mengenai
dunia ini masih sangat terbatas; ada banyak hal yang manusia belum
mampu pahami.
Sebagai contoh, walaupun dalam kosmologi (ilmu mengenai
asal muasal dunia dan alam semesta), kita memiliki teori mengenai
terjadinya atau terbentuknya alam semesta, namun teori tersebut
masih terbuka untuk direvisi bahkan digugurkan sebab ada banyak hal
yang dijelaskan dalam teori tersebut dibangun berdasarkan asumsi
(prasuposisi). Itu berarti ada banyak hal mengenai asal mula dunia ini
atau alam semesta yang manusia belum pahami sehingga
membutuhkan banyak asumsi untuk membangun teori masa kini
mengenai asal mula dunia ini maupun alam semesta.
Meskipun dalam kehidupan manusia ada banyak hal yang
manusia tidak dapat jelaskan tetapi semua bagian dari teks Firman
Tuhan dituliskan bukan supaya kita tidak dapat memahaminya tetapi
supaya kita dapat memahaminya. Kesulitan kita dalam memahami
teks kitab suci adalah karena perbedaan budaya dan waktu antara kita
yang hidup di era zaman sekarang dan para penulis Alkitab. Bagi
pembaca pertama kitab suci, semua yang disampaikan kepada mereka
seharusnya dapat dipahami. Itulah sebabnya dalam interpretasi
terhadap kitab suci diperlukan dan sebuah interpretasi yang baik
didasarkan pada hukum-hukum logika yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Hermeneutik membutuhkan asumsi juga. Dalam Bab 1 kita
mempelajari Alkitab sebagai firman Allah dan pemahaman ini menjadi
asumsi bagi penafsir Alkitab dalam membaca teks kitab suci.
Prapemahaman ini juga akan memengaruhi logika berpikir dari
seorang penafsir, termasuk di dalamnya, saat orang tersebut memilih
dan menggunakan metode tertentu dalam membaca dan menafsir-
kan Alkitab.
31
Ringkasan
1. Dalam proses penafsiran Alkitab, baik iman dan akal sama-sama
diperlukan.
2. Iman mendahului akal dan akal menjadi instrumen untuk
merumuskan iman.
3. Akal manusia memang telah jatuh dalam dosa dan, itulah
sebabnya, membutuhkan pembaruan.
Ayat hafalan
Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke
situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menum-
buhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan
roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang
keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia,
tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil
dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.
Yesaya 55:10-11
Aktivitas
Mengkomuni
Carilah seorang jemaat yang dalam kondisi sakit dan cobalah untuk
kasikan
menanyakan bagaimana ia melihat kondisinya? Pelajarilah apakah ada
kaitan antara iman dan pemahaman dari orang tersebut saat menilai
kondisi sakit yang dialaminya.
Bacaan Lanjutan
Keller, Timothy. Reason for God: Conversation on Faith and Life. Grand
Rapids: Zondervan, 2010.
Zacharias, Ravi. Logic of God: 52 Christians Essentials for the Heart and
Mind. Grand Rapids: Zondervan, 2019.
32
Evaluasi
33
34
Bab 2
Pengantar Hermeneutik
Kompetensi Dasar
1.2 Menghayati Firman Allah melalui penafsiran untuk menjawab persoalan-
persoalan gereja dan umat manusia
2.2 Proaktif menjawab berbagai persoalan yang dihadapi oleh gereja dan umat
manusia
3.2 Memahami berbagai metode hermeneutik yang Alkitabiah untuk menjawab
persoalan-persoalan yang dihadapi gereja dan umat manusia
4.2 Menggunakan prinsip-prinsip dasar hermeneutik dalam menafsirkan teks-
teks Alkitab
35
“Oleh karena kita seharusnya dipuaskan hanya dengan Firman
Allah, apakah yang menjadi tujuan kita mendengarkan khotbah
setiap hari? Bukankah setiap orang memiliki kesempatan untuk
membaca Alkitab? Tetapi Rasul Paulus menugaskan guru-guru
dalam gereja tugas untuk membagi, seperti seorang ayah dalam
membagi makanan kepada anak-anaknya, membagi roti dalam
potongan-potongan yang kecil supaya dapat dimakan.
John Calvin
36
37
Peta Konsep
Definisi
Kesalahan Isu-isu
Hermeneutik
Pendekatan
Persepsi
Relasi
antara PL
dan PB
38
39
Pelajaran 3
Pengertian dan Tujuan Hermeneutik
A. Pendahuluan
Menanya Diskusikanlah!
Perhatikanlah gambar di bawah ini dan berikan penjelasan dari arti
simbol lalu lintas di bawah ini.
40
Selain menafsirkan apa yang dilihat, kita pun menafsirkan apa
Mengamati
yang kita dengar. Sebagai contoh, saat malam hari kita mendengar
sebuah bunyi keras di depan pintu rumah kita. Saat mendengarnya,
kita biasanya langsung menerka suara apakah itu; mungkin suara itu
adalah suara pencuri atau suara itu adalah suara benda jatuh dari atap.
Manusia dilengkapi Tuhan dengan kemampuan untuk menafsir hal-hal
yang tertangkap oleh panca-indranya.
Walaupun menafsir adalah bagian dari sifat kemanusiaan tetapi
hal ini tidak berarti sebuah penafsiran adalah selalu benar. Inilah yang
Menalar
membuat disiplin ilmu Hermeneutik menjadi penting sebab seseorang
akan belajar mengenai prinsip-prinsip memahami dalam studi
tersebut. Ada penafsiran yang dipandang wajar karena sesuai dengan
kaidah penafsiran tetapi ada juga penafsiran yang dapat dipandang
tendensius karena melibatkan persepsi atau tujuan tertentu yang
memperngaruhi seseorang dalam membaca sebuah teks atau satu
situasi tertentu. Seseorang tidak dapat melepaskan diri dari asumsi
yang dimilikinya tetapi harus menjaga supaya asumsi tersebut tidak
membuatnya salah dalam memahami sesuatu.
Diskusikanlah!
Menanya
Pernahkah seseorang salah mengerti tentang apa yang Anda katakan?
Sharingkan mengapakah orang tersebut salah memahami apa yang
Anda ungkapkan dan bagaimanakah cara Anda menolong orang
tersebut untuk mengerti maksud Anda?
41
B. Hermeneutik: Exegesis dan Eisegese
42
Selain exegese, dalam proses menafsir kitab suci, seseorang
dapat jatuh dalam sebuah kesalahan yang disebut eisegese. Eisegese
Mengamati
secara etimologi berarti dimasukan ke dalam, maksudnya adalah
pikiran pembaca dimasukan ke dalam teks, Alkitab dibaca dengan kaca
mata pembaca zaman sekarang bukan dengan kaca mata atau konteks
dari penulis atau pembacanya semula. Model penafsiran yang seperti
ini akan cenderung menjadikan teks Alkitab sebagai alat
legitimasi/pembenaran bagi pemikiran atau teologi seseorang. Kita
pada akhirnya menjadikan atau memperlakukan firman Tuhan sebagai
‘proof text.’
Pola pembacaan Alkitab secara
eisegese adalah tidak tepat, sebab setiap
Mengumpulkan
Informasi
teks dalam Alkitab: 1) tidak berdiri sendiri-
sendiri; 2) mereka terikat dengan
konteksnya; 3) bila dipahami terpisah dari
konteksnya, arti atau makna dari teks bisa
berbeda dari maksudnya semula.
Meskipun demikian, menurut David S.
Dokery, model penafsiran yang mencoba
mencari makna teks yang lebih dalam dari
apa yang tertera ternyata dilakukan atau
dikembangkan oleh gereja purba hingga
abad ke 18.
Istilah ketiga yang kita perlu pahami
adalah terminologi Hermeneutik. Menurut
Klein, Heurmeneutik is…the task of
explaining the meaning of the scriptures
“hermeneutik adalah sebuah tugas untuk
menjelaskan arti dari kitab suci.” Osborne
mendefinisikan pengertian umum
hermeneutik sebagai “ilmu yang
mempelajari prinsip-prinsip atau metode
dalam memahami maksud seorang penulis.
Istilah “hermeneutik” dalam kata kerjanya muncul dalam Lukas 24:27;
1 Korintus 12:10.
43
Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk
mengadakan mukjizat, dan kepada yang lain Ia memberikan
karunia untuk bernubuat … . Kepada yang seorang Ia
memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh,
dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk
menafsirkan bahasa roh itu.
1 Korintus 12:10
Diskusikanlah
Menanya Diskusikanlah beberapa contoh dari penafsiran yang menurut Anda
salah dalam membaca bagian-bagian tertentu dari teks Alkitab dan
jelaskan bagaimanakah menolong seseorang yang memiliki
kesimpulan yang salah tersebut?
44
D. Hermeneutik: Arts “Seni” and Science “Ilmu”
E. Tujuan Penafsiran
45
Di dalam penafsiran Alkitab, seseorang mencoba masuk ke
Menalar
alam berpikir dan pergumulan dari penulis Alkitab atau ke dalam
pemikiran komunitas penerima firman tersebut. Diharapkan: 1) kita
bisa mengerti mengapa firman itu berbunyi demikian; 2) kita mengerti
apa artinya perkataan itu di waktu sekarang; 3) kita dapat
menyimpulkan prinsip apa yang hendak ditekankan atau diajarkan oleh
firman itu.
Jadi prinsip firman hanya bisa diambil secara bertanggung
jawab setelah kita menggalinya dalam konteks pergumulan dari teks
itu sendiri. Kesimpulan yang kita ambil tanpa mengerti pergumulan-
nya akan membuat kita salah dalam mengambil kesimpulan.
Pentafsiran Alkitab bertujuan membawa kita kembali ke alam
berpikir dan pergumulan dari komunitas penerima ‘teks.’ Sehingga kita
bisa menyimpulkan atau mendapatkan prinsip kebenaran di dalamnya.
Menanya Diskusikanlah
Bacalah teks Alkitab di bawah ini dan sharingkan apakah yang menja-
di pesan dari Tuhan bagi manusia dalam teks tersebut?
46
Kata Kain kepada Habel, adiknya: "Marilah kita pergi ke
padang." Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain
memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia.
Diskusikanlah
Menanya
Bacalah pengajaran Tuhan Yesus mengenai perceraian dalam Matius
19:1-12 dan jelaskan apakah menurut Anda seseorang boleh bercerai
ataukah tidak?
47
Dalam Matius 19:1-12, Tuhan Yesus bercakap-cakap dengan
Menalar
orang Farisi yang bertanya apakah diperbolehkan orang menceraikan
istrinya dengan alasan apa saja? Pertanyaan dari orang Farisi ini adalah
pertanyaan dari kelompok Hillel yang menginterpretasi bahwa
perceraian itu bisa dilakukan dengan banyak alasan. Lalu Tuhan Yesus
menjelaskan mengenai laki-laki dan perempuan yang dipersatukan
Allah tidak boleh diceraikan. Orang Farisi bertanya: “jika demikian
mengapakah Musa sampai memberikan surat cerai?” Yesus menja-
wab, kecuali karena perzinahan, seorang suami tidak boleh
menceraikan istrinya. Bila tidak berhati-hati, kita akan menganggap
bahwa Yesus mengijinkan perceraian. Padahal, Yesus sedang mengutip
penafsiran dari aliran Sammai mengenai perceraian karena perzinahan.
Tuhan Yesus bisa menerima tafsiran mereka tetapi posisi-Nya
sebenarnya adalah tidak mengijinkan perceraian.
Demikian juga, misalnya, dalam Lukas 18:1-8, banyak orang
menyimpulkan bahwa bahwa doa yang tekun dapat mengalahkan
kehendak Allah, sama seperti sang janda yang membuat ‘pusing’ si
hakim akhirnya ia berhasil demikian juga bila seseorang berdoa dengan
tekun kepada Allah dan membuat-Nya sampai ‘pusing,’ doanya pasti
akan dijawab.
48
Kesimpulan yang salah terhadap Lukas 18:1-8 disebabkan
Menalar
banyak orang menafsirkan bagian ini secara alegori. Mereka
menyejajarkan Allah dengan hakim dalam perumpamaan tersebut.
Perumpamaan ini sebenarnya adalah sebuah exemplum (cerita yang
dibuat untuk memberikan satu contoh tertentu). Kisah ini bukan
menyoroti Tuhan yang bisa dikalahkan oleh ketekunan tetapi
keharusan untuk mempunyai iman dalam wujud ketekunan.
49
Diskusikanlah!
Menanya
Bacalah teks di bawah ini dan jelaskanlah bagaimana ajaran Tuhan
Yesus mengenai apa yang dapat menajiskan manusia dapat diterapkan
dengan benar dalam konteks kehidupan Anda saat ini?
50
tidak berlaku demi adat-istiadat yang kamu ikuti itu. Dan
banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan."
F. Penutup
51
Ringkasan
1. Hermeneutik merupakan sebuah proses yang melibatkan
eksegesis dan aplikasi.
2. Hermeneutik pada dasarnya mencoba untuk memahami apa
yang terjadi di masa lalu dalam perspektif masa sekarang.
3. Hermeneutik memiliki aturan yang harus diikuti tetapi juga
fleksibelitas dalam menggunakan berbagai metode yang
ada.
Ayat Hafalan
Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini,
tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau
bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di
dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan
berhasil dan engkau akan beruntung. Bukankah telah
Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu?
Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu,
menyertai engkau, ke manapun engkau pergi."
Yosua 1:8-9
Mengkomuni Activitas
kasikan
Carilah arti kata “shalom” dan buatlah sebuah gambar yang
memperlihatkan arti kata “shalom” dan jelaskan mengapakah Anda
memilih gambar tersebut?
Bacaan Lanjutan
Cornner, Kevin J., and Ken Malmin. Interpreting the Scriptures. Terj.
Malang Gamdum Mas, 2004. Bab 1.
52
53
Pelajaran 4
Kesalahan Umum dan Tantangan dalam Penafsiran
A. Pengantar
Diskusikanlah
Menanya Mengapakah membaca Alkitab sering kali sulit untuk dilakukan dan
banyak orang merasa bahwa Alkitab tidak selalu mudah untuk
dimengerti?
54
Kesamaan Alkitab dengan buku-buku lain adalah ditulis oleh
Menalar
seorang manusia yang terikat dengan budaya, bahasa, latar belakang
sejarah. Oleh sebab itulah, untuk membaca kitab suci dengan benar,
kita membutuhkan pengetahuan mengenai kehidupan manusia yang
hidup di era di mana Alkitab dituliskan, misalnya saja periode abad
pertama Masehi waktu di mana gereja mula-mula lahir dan bertum-
buh serta berkembang.
Dalam beberapa kebudayaan, kitab suci sering kali dipandang
sebagai kitab dengan kekuatan magis. Beberapa orang bahkan
menggunakan kitab suci, misalnya saja Doa Bapa Kami, sebagai
mantra. Meskipun demikian, cara membaca kitab suci dengan benar
tidak demikian. Walaupun kitab suci adalah Firman Allah, namun kitab
suci juga adalah tulisan manusia yang harus dibaca dengan metode
yang sama seperti halnya buku-buku lainnya.
Bila kita membaca sekilas teks di atas, kita dapat ngambil kesimpulan
bahwa keselamatan seolah-olah adalah pekerjaan manusia. Rasul
Paulus menggunakan sebuah kata kerja “kerjakanlah” yang
memperlihatkan bahwa keselamatan adalah sesuatu yang harus
dilakukan oleh manusia.
55
Namun, apakah kesimpulan ini tepat? Bila kita melihat secara
Menalar
keseluruhan pandangan Rasul Paulus mengenai keselamatan, ia tidak
pernah mengaitkan atau menganggap bahwa keselamatan adalah
pekerjaan atau usaha manusia; ia menegaskan berulang-ulang bahwa
keselamatan merupakan karya dan anugerah Allah. Di sisi yang lain,
Paulus menegaskan bahwa proses penyucian hidup orang-orang
percaya merupakan sebuah karya Allah dan panggilan manusia (bdk. 1
Kor. 1.2)
56
Diskusikanlah!
Menanya
Bacalah Matius 7:7-8
"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka
kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan
bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan
setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang
mengetok, baginya pintu dibukakan.
57
Demikian juga Pada waktu kita membaca sebuah teks dengan
gaya sastra “hukum,” teks tersebut pada umumnya menggunakan
berbagai terminologi dan gaya bahasa yang bersifat denotatif
(harafiah) dengan berbagai gaya retorika yang (kebanyakan) bersifat
nonpuitis. itulah sebabnya, teks dengan karakter yang demikian perlu
dibaca secara harafiah.
Sebagai contoh, dalam Keluaran 20:1-5 Alkitab menyampai-kan
mengenai perintah Tuhan supaya bangsa Israel tidak melakukan
penyembahan berhala (pemujaan pada patung-patung). Apa yang
dituliskan Alkitab haruslah dipahami secara harafiah karena teks
tersebut dituliskan dalam gaya sastra yang harus dibaca secara lebih
harafiah.
58
Di zaman modern, pembaca mengenal analisa teks, yang
Mengamati
berusaha untuk mencari salinan teks terbaik. Demikian juga dengan
analisis historical background “latar belakang sejarah” berusaha
memahami teks dari latar belakang teks dan penulis teks. Analisis
sosial-antropologi mencoba memamahi teks dari pendekatan
pemikiran dan budaya zaman dan kehidupan sosialnya yang sangat
memengaruhi pemikiran penulis Alkitab. Analisis argumen mencoba
membangun alur pemikiran logis dari teks Alkitab. Analisis naratif
mencoba mencari pesan Alkitab melalui pendekatan narasi.
Pada satu sisi, berbagai pendekatan yang berbeda tersebut
Menalar seharusnya menyadarkan kita bahwa teks dapat dipahami dari
berbagai segi dan perbedaan pendekatan dalam memahami teks
dapat membuat pembaca modern memahami teks dengan lebih
lengkap. Di sisi yang lain, para pembaca Alkitab seharusnya dapat
melihat kelebihan dan kekurangan dari berbagai metode penafsiran
Alkitab sehingga mereka dapat menentukan metode yang tepat untuk
membaca satu bagian teks tertentu.
Menanya DIskusikanlah
Bacalah pengajaran Yesus dalam Matius 5-7 dan carilah bagian mana
dari pengajaran Tuhan Yesus yang dapat dipahami secara harafiah dan
secara simbolis?
59
C. Tantangan dalam Proses Penafsiran
60
jenis malapetaka, setiap kali mereka menghendakinya. Dan
apabila mereka telah menyelesaikan kesaksian mereka,
maka binatang yang muncul dari jurang maut, akan
memerangi mereka dan mengalahkan serta membunuh
mereka.
Wahyu 11:3-7
Menanya Diskusikanlah!
Banyak orang berkata bahwa dalam Alkitab tidak ada larangan
mengenai merokok walaupun mereka tahu bahwa hal tersebut adalah
salah. Carilah dalam Alkitab teks yang tepat untuk membicarakan
mengenai isu larangan merokok?
61
Orang Yahudi, sebagai contoh, memandang keturunan sebagai
Mengumpulkan
Informasi
hal yang penting. Mereka memandang anak laki-laki sebagai penerus
keluarga dipandang memiliki nilai melebihi anak perempuan.
Demikian juga dengan orang-orang Romawi, wanita dengan
kewarganegaraan Romawi dapat memiliki pasangan lebih dari satu.
Hal-hal tersebut adalah bagian dari kebudayaan kuno yang manusia
zaman modern tidak selalu pahami.
Selain itu, di dunia kuno, perekonomian dilakukan dengan
sistem barter dan hubungan yang bersifat timbal balik; di mana relasi
ekonomi didasarkan pada hubungan saling menguntungkan. Setiap
orang dalam pemikirannya berlaku, jika orang berlaku baik kepada
mereka maka merekapun harus berlaku baik kepada orang tersebut.
Jika orang memberikan A maka kita harus memberi B. Pola atau
kerangka berpikir seperti inilah yang juga ada dan terdapat dalam
gereja mula-mula, tetapi hal ini tidak terdapat dalam cara berpikir
orang-orang di zaman sekarang.
Menalar Jika kita tidak dapat memilah apa yang menjadi konteks budaya
dan apa yang menjadi pesan dari teks kitab suci, kita akan terjebak
dalam kesalahan penafsiran. Mengabaikan perbedaan kultur antara
penulis Alkitab dengan pembaca modern akan membuat
kesalahmengertian pembaca terhadap pesan Firman Tuhan yang
disampaikan dalam Alkitab.
62
kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka
yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang."
Matius 4:12-16
63
Diskusikanlah
Menanya Lihatlah peta Alkitab dan carilah beberapa tempat berikut ini: Niniwe,
Sikhem, Sarfat, Berea, Korintus dan Kana. Carilah informasi mengenai
apa yang Alkitab tuliskan mengenai lokasi tersebut.
64
"Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk
membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk
membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang
untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan
dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan
musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.
Matius 10:34-36
Menanya Diskusikanlah
Bacalah Lukas 16:18-27 dan cari tahu apakah perkataan Yesus: “sebab
lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum” harus diartikan
secara harafiah ataukah tidak harafiah?
C. Penutup
65
kurangnya pengetahuan mengenai cara membaca Alkitab. Belajar
mengenai penafsiran Alkitab dapat menolong kita untuk mengatasi
persoalan kedua, namun tidak untuk mengatasi persoalan pertama.
Itulah alasannya, sebelum seseorang membaca dan menafsirkan
Alkitab, orang tersebut perlu pertama-tama mempelajari terlebih
dahulu ajaran mengenai Alkitab.
Ringkasan
Ayat Hafalan
Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang
bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan
jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan
pertimbangan dan pikiran hati kita. Dan tidak ada suatu makhluk pun
yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan
terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan
pertanggungan jawab.
Ibrani 4:12-13
Mengkomuni Activitas
kasikan
Berkunjunglah kepada salah sesorang teman yang berbeda budaya
dengan Anda dan carilah tahu hal-hal yang Anda tidak pahami
mengenai kebudayaan dan kebiasaan yang ada dalam keluarga teman
Anda.
Bacaan Lanjutan
Klein, William W., Craig L. Blomberg, and Robert L. Hubbart Jr.
Introduction to Biblical Interpretation. Terj. Malang: SAAT, 2012. Bab
1.
Carson, D. A. Exegetical Fallacies. Terj. Malang: SAAT, 2009.
Sutanto, Hasan. Hermeneutik: Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab.
Malang: SAAT, 1986. Bab 1.
66
67
Pelajaran 5
Pendekatan dalam Membaca Alkitab
A. Pengantar
Diskusikanlah
Menanya
Sebutkan dan jelaskan berbagai metode yang kamu ketahui yang
digunakan untuk menafsirkan Alkitab? Carilah tahu kelemahan dan
kelebihan setiap metode tersebut?
Sebutkan beberapa jenis seri tafsir dalam studi Alkitab yang kamu
ketahui dan jelaskan kelebihan dan kekurangan buku-buku dari seri
tafsir tersebut?
68
Sebagai contoh, bacalah Markus 3:20-30!
Mengumpulkan
Informasi Kemudian masuklah Yesus ke sebuah rumah. Maka datang-
lah orang banyak berkerumun pula, sehingga makanpun
mereka tidak dapat. Waktu kaum keluarga-Nya mendengar
hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata
mereka Ia tidak waras lagi. Dan ahli-ahli Taurat yang datang
dari Yerusalem berkata: "Ia kerasukan Beelzebul," dan:
"Dengan penghulu setan Ia mengusir setan."
69
Penggunaan metode ini dalam menggali pokok-pokok teologi
Alkitab tentu tidak salah. Metode pada dasarnya adalah sebuah alat.
Setiap metode yang digunakan, pastilah menyumbangkan hal yang
baru yang dapat memperkaya teologi Alkitab. Meskipun demikian,
metode bukanlah Firman Tuhan dengan demikian metode tidak dapat
dimutlakan.
Jadi dalam mengembangkan teologi Alkitab, seseorang dapat
menggunakan berbagai macam metode yang ada. Kita juga perlu
menyadari bahwa setiap metode yang kita gunakan dalam membangun
teologi PB memiliki kelemahannya sendiri-sendiri. Oleh sebab itulah
dalam bangun-membangun teologi Alkitab seseorang harus cukup
rendah hati untuk dapat menerima pendekatan yang berbeda yang
digunakan oleh orang lain.
70
benih yang ditaburkan di pinggir jalan. Benih yang
ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang
mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan
gembira. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja.
Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena
firman itu, orang itupun segera murtad. Yang ditaburkan di
tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu,
lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan
menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. Yang
ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar
firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang
seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang
tiga puluh kali lipat."
71
Meskipun pendekatan tipologis digunakan oleh penulis PB,
Menalar
namun pembaca mesti menyadari bahwa tidak seluruh PL dapat
diartikan secara demikian. Kita dapat mengambil kesimpulan yang
salah dengan berkata: “bila memang janji-janji dalam PL seluruhnya
tergenapi dalam PB, PL menjadi tidak penting lagi dan dapat
dikeluarkan dari Alkitab. Bagian PL tertentu harus dicari dalam konteks
zamannya, tetapi ada banyak bagian dalam PL berkesinambungan
dengan PB.
Diskusikanlah
Menanya Bacalah Matius 18:23-25, bagaimanakah kita harus memahami
mengenai tokoh cerita dari seorang yang punya hutang 10.000 talenta?
Apakah tokoh tersebut dapat diartikan secara alegoris menunjuk pada
diri kita sebagai orang-orang yang memiliki dosa sangat banyak kepada
Tuhan?
72
kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku.
Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti
aku telah mengasihani engkau? Maka marahlah tuannya itu
dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia
melunaskan seluruh hutangnya.
Diskusikanlah
Menanya
73
Berfirmanlah Allah kepada Nuh dan kepada anak-anaknya
yang bersama-sama dengan dia: "Sesungguhnya Aku
mengadakan perjanjian-Ku dengan kamu dan dengan
keturunanmu, dan dengan segala makhluk hidup yang
bersama-sama dengan kamu: burung-burung, ternak dan
binatang-binatang liar di bumi yang bersama-sama dengan
kamu, segala yang keluar dari bahtera itu, segala binatang di
bumi. Maka Kuadakan perjanjian-Ku dengan kamu, bahwa
sejak ini tidak ada yang hidup yang akan dilenyapkan oleh
air bah lagi, dan tidak akan ada lagi air bah untuk
memusnahkan bumi." Dan Allah berfirman: "Inilah tanda
perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan kamu serta segala
makhluk yang hidup, yang bersama-sama dengan kamu,
turun-temurun, untuk selama-lamanya: Busur-Ku Kutaruh di
awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan
bumi. Apabila kemudian Kudatangkan awan di atas bumi
dan busur itu tampak di awan, maka Aku akan mengingat
perjanjian-Ku yang telah ada antara Aku dan kamu serta
segala makhluk yang hidup, segala yang bernyawa, sehingga
segenap air tidak lagi menjadi air bah untuk memusnahkan
segala yang hidup. Jika busur itu ada di awan, maka Aku akan
melihatnya, sehingga Aku mengingat perjanjian-Ku yang
kekal antara Allah dan segala makhluk yang hidup, segala
makhluk yang ada di bumi."
Kejadian 9:8-16
74
E. Heilsgeschichte or History of Redemption “Sejarah
Penebusan”
75
Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham
sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai
pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari
pembuangan ke Babel sampai Kristus.
Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab
langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu,
dan laut pun tidak ada lagi. Dan aku melihat kota yang
kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah,
yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang
berdandan untuk suaminya. Lalu aku mendengar suara yang
nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada
di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama
dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia
akan menjadi Allah mereka.
Wahyu 21:1-3
Menalar
Membaca Alkitab dalam pendekatan sejarah keselamatan akan
menolong seseorang untuk melihat pokok utama dalam ajaran Iman
Kristen, yakni Tuhan Yesus. Di sisi yang lain, mereka yang mengguna-
kan pendekatan ini dalam membaca Alkitab harus menyadari bahwa
cara pandang ini bukanlah satu-satunya cara dalam membaca Alkitab.
Pendekatan lain tetap dapat memperkaya pemahaman seseorang.
76
F. Pendekatan-pendekatan Lainnya
77
Pendekatan kanonis juga menekankan pentingnya memahami
teks kitab suci berdasarkan posisinya dalam kanon Alkitab. Kanon PL
dalam versi Alkitab berbahasa Ibrani terbagi menjadi tiga bagian yakni:
Taurat, Kitab Para Nabi dan Kitab Syair. Ketiga penggalan kitab ini
bukanlah tanpa sebab, dan pendekatan kanonis mencoba untuk
melihat arti sebuah teks bukan saja dalam konteks individu sebuah teks
tetapi dalam kaitannya dengan teks lain dalam satu kelompok kitab
yang sama. Demikian juga dengan Perjanjian Baru, PB memiliki tiga
kelompok, yakni Injil, Surat-surat umum dan surat-surat Paulus.
G. Penutup
78
Ringkasan
1. Berbagai pendekatan digunakan dalam membaca Alkitab untuk
memperkaya pemahaman seseorang terhadap Firman Tuhan.
2. Setiap metode yang digunakan memiliki kelebihan dan
kekurangan tertentu.
3. Asumsi dan pemahaman seseorang terhadap natur dari Alkitab
jauh lebih penting dari penggunaan metode tertentu dalam
membaca Alkitab.
Ayat Hafalan
Betapa manisnya janji-Mu itu bagi langit-langitku, lebih dari pada madu
bagi mulutku. Aku beroleh pengertian dari titah-titah-Mu, itulah
sebabnya aku benci segala jalan dusta. Firman-Mu itu pelita bagi kakiku
dan terang bagi jalanku.
Mazmur 119:103-105
Mengkomuni
Activitas
kasikan Bawalah sebuah baskom air dan mintalah seorang anak untuk mencuci
kaki temannya dan lakukanlah hal yang sebaliknya dan mintalah
mereka menjelaskan apakah arti tindakan tersebut?
Bacaan Lanjutan
Barton, John, ed. Cambridge Companion to Biblical Interpretation.
Cambdrige: Cambridge University Press, 1998. Bagian 1.
79
80
Pelajaran 6
Hubungan PL dan PB
A. Pengantar
Menanya Diskusikanlah
Antara PL dan PB, bagian manakah yang orang-orang Kristen umum nya
lebih senang untuk membacanya?
81
B. Empat Pandangan Modern tentang Hubungan PL
dan PB
82
3. Pendekatan PL dan PB sama-sama kitab Suci Kristen
Menanya Diskusikanlah
Posisi manakah dari keempat pandangan di atas yang menurut Anda
paling baik? Jelaskan mengapa Anda memilih posisi tersebut?
83
C. Hubungan PL dan PB
1. Kristologi
84
2. Tipologi.
Selain itu, tipologi dalam Alkitab dapat kita temukan dalam surat Ibrani,
di mana penulis Alkitab memperlihatkan kaitan antara Yesus dengan
tokoh-tokoh penting dalam PL, seperti Musa, Yosua, Harun, dan
Melkisedek.
85
3. Janji dan Penggenapan.
Mengumpulkan Allah bekerja baik dalam PL maupun dalam PB. Dalam PL, kita
Informasi melihat karya Allah di mana Ia menciptakan manusia, dan terus
memimpin manusia walaupun manusia telah memberontak pada
Tuhan dan telah jatuh dalam dosa. Puncak dari keberdosaan manusia
adalah penghukuman melalui air bah. Setelah itu Allah memanggil
bangsa Israel, namun Israel terus memberontak terhadap Tuhan dan
puncak pemberontakan mereka membawa mereka kepada
pembuangan.
Dalam PB, kita menemukan bahkan Kristus dipandang sebagai
sosok Mesias yang mengakhiri masa yang lama dan membuka masa
yang baru. Masa yang lama adalah masa dimana dosa memerintah dan
masa yang baru adalah masa dimana Allah akan memerintah dalam
dunia ini.
86
Menanya
Diskusikanlah
Setelah membandingkan berbagai posisi yang berbeda mengenai
hubungan PL dan PB, jelaskan posisi mana yang menurut Anda lebih
baik dibandingkan dengan yang lain?
D. Penutup
87
menggunakan pendekatan yang bersifat kontekstual, tetapi pesan
mereka pada dasarnya paralel dengan apa yang dinyatakan dalam PL.
Dengan demikian, baik PL maupun PB merupakan sumber utama dari
ajaran iman Kristen mengenai etika dan kehidupan Kristen.
Ringkasan
1. Alkitab terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dan
keduanya adalah Firman Allah yang berotoritas.
2. Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru memiliki perbedaan konteks
tetapi keduanya berkesiambungan dan tidak bertentangan.
3. Karya Tuhan dalam sejarah penebusan merupakan sebuah tema
utama dalam PL dan PB.
Ayat Hafalan
Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada
ucapanku; janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah
itu di lubuk hatimu. Karena itulah yang menjadi kehidupan bagi mereka
yang mendapatkannya dan kesembuhan bagi seluruh tubuh mereka.
Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah
terpancar kehidupan.
Amsal 4:20-23
Mengkomuni
Activitas
kasikan Carilah 5 orang nabi dalam Perjanjian Lama yang juga dibicarakan
dalam Perjanjian Baru; carilah tahu persamaan dan perbedaan
keterangan mengenai nabi tersebut menurut Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru.
Bacaan Lanjutan
Baker, David L. Satu Alkitab Dua Perjanjian: Suatu Studi tentang
Hubungan Teologis antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Jakarta: BPK, n.d.
88
89
Evaluasi Bab 2
3. Jelaskan apakah yang menjadi pemikiran dalam membaca Alkitab dalam konteks
sejarah keselamatan?
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
4. Jelaskan bagaimana para ahli melihat hubungan dari Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru?
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
90
Bab 3
Sejarah dan Pendekatan dalam
Hermeneutik
Kompetensi Dasar
1.3 Mencermati sejarah perkembangan model-model penafsiran teks-teks
Alkitab
2.3 Melakukan svaluasi terhadap model-model penafsiran Alkitab
3.3 Memahami sejarah perkembangan hermenutika dalam menafsirkan teks-
teks Alkitab
4.3 Menyajikan sejarah perkembangan hermenutika dalam menafsir teks-teks
Alkitab
91
“jika kita berkata bahwa Alkitab dan hal-hal
yang ada dalamnya tidak dapat memiliki arti
yang lain dari pada apa yang para penulis
pikirkan … [kita] menyatakan dengan jelas
bahwa kita menganggap merekalah satu-
satunya penulis dari Alkitab, dan bahwa
mereka tidak menerima inspirasi Roh Kudus …
.
Joseph Butler
92
Peta Konsep
Kekeristenan
Awal
Era Pertengahan
Sejarah
- Reformasi
Era Modern-
Postmodern
Penafsiran
Alkitab
Historis
Pendekatan Sastra-Bahasa
Kanonis-
Teologis
93
94
Pelajaran 7
Penafsiran Para Penulis PB dan
Bapa-Bapa Gereja
A. Pendahuluan
Menanya Diskusikanlah!
Bacalah Matius 22:37 dan carilah teks-teks dalam Alkitab yang juga
membicarakan mengenai perintah untuk mengasihi Tuhan.
1. Midrash
Mengumpulkan Midrash adalah sebuah model penafsiran orang Yahudi abad
Informasi pertama Masehi d mana mereka mencoba untuk mencari dan melihat
arti teks yang lebih dalam dari yang tertera. Model pembacaan ini
nampak misalnya saja dalam penafsiran Rasul Paulus saat ia
menafsirkan mengenai keturunan Abraham yang menunjuk pada
Yesus Kristus.
95
2. Typological Readings
Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita,
Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya
Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh
dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah
dibangkitkan menurut Roh, dan di dalam Roh itu juga Ia
pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam
penjara, yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada
waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap
menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan
bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang,
yang diselamatkan oleh air bah itu. Juga kamu sekarang
diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan maksudnya
bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan
untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah oleh
kebangkitan Yesus Kristus, yang duduk di sebelah kanan
Allah, setelah Ia naik ke sorga sesudah segala malaikat,
kuasa dan kekuatan ditaklukkan kepada-Nya.
3. Pembacaan Allegori
Diskusikanlah
Menanya
Seseorang menyampaikan bahwa bahtera Nuh merupakan lambang
dari Yesus Kristus dan merpati yang dilepaskan merupakan lambang
dari Roh Kudus. Jelaskan bagaimana Anda menilai penafsiran seperti
ini?
96
Salah satu contoh dari penafsiran yang bersifat alegoris adalah
Mengumpulkan
penjelasan Paulus mengenai makna tokoh Sara dan Hagar.
Informasi
Katakanlah kepadaku, hai kamu yang mau hidup di bawah
hukum Taurat, tidakkah kamu mendengarkan hukum
Taurat? Bukankah ada tertulis, bahwa Abraham mempunyai
dua anak, seorang dari perempuan yang menjadi hambanya
dan seorang dari perempuan yang merdeka? Tetapi anak
dari perempuan yang menjadi hambanya itu diperanakkan
menurut daging dan anak dari perempuan yang merdeka itu
oleh karena janji. Ini adalah suatu kiasan. Sebab kedua
perempuan itu adalah dua ketentuan Allah: yang satu
berasal dari gunung Sinai dan melahirkan anak-anak
perhambaan, itulah Hagar. Hagar ialah gunung Sinai di tanah
Arab dan ia sama dengan Yerusalem yang sekarang, karena
ia hidup dalam perhambaan dengan anak-anaknya. Tetapi
Yerusalem sorgawi adalah perempuan yang merdeka, dan
ialah ibu kita. Karena ada tertulis: "Bersukacitalah, hai si
mandul yang tidak pernah melahirkan! Bergembira dan
bersorak-sorailah, hai engkau yang tidak pernah menderita
sakit bersalin! Sebab yang ditinggalkan suaminya akan
mempunyai lebih banyak anak dari pada yang bersuami."
Dan kamu, saudara-saudara, kamu sama seperti Ishak adalah
anak-anak janji. Tetapi seperti dahulu, dia, yang
diperanakkan menurut daging, menganiaya yang
diperanakkan menurut Roh, demikian juga sekarang ini.
Tetapi apa kata nas Kitab Suci? "Usirlah hamba perempuan
itu beserta anaknya, sebab anak hamba perempuan itu tidak
akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anak
perempuan merdeka itu." Karena itu, saudara-saudara, kita
bukanlah anak-anak hamba perempuan, melainkan anak-
anak perempuan merdeka.
Galatia 4:21-31
97
1. Teks yang sulit dipahami dari teks yang lebih mudah. Sebagai
Mengumpulkan
Informasi
contoh, dalam Filipi 2:12 Rasul Paulus menyampaikan bahwa
jemaat Filipi harus mengerjakan keselamatan yang mereka telah
terima. Tetapi pernyataan Rasul Paulus nampak berlawanan
dengan ajaran pembenaran oleh iman yang ditegaskannya dalam
semua surat-suratnya. Untuk memahami perkataan Paulus dalam
Filipi 2:12, pembaca perlu melihatnya dari teks yang lebih jelas,
misalnya dalam Efesus 2:8-10.
98
3. Prinsip umum yang diberlakukan kepada prinsip khusus; salah satu
Mengumpulkan
contoh dari penerapan prinsip ini dapat kita lihat dalam Kisah
Informasi 15.16-19.
Mengumpulkan
Informasi
Sebab inilah berita yang telah kamu dengar dari mulanya,
yaitu bahwa kita harus saling mengasihi; bukan seperti Kain,
yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan
apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab segala
perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar. Janganlah
kamu heran, … , apabila dunia membenci kamu. Kita tahu,
bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam
hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa
tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut. Setiap orang yang
membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia.
Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang
tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.
1 Yohanes 3:11-15
99
5. Memahami teks dari konteks yang berbeda (1 Pet 1.24)
Mengumpulkan Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang
Informasi fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah,
yang hidup dan yang kekal. Sebab: "Semua yang hidup
adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti
bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur,
tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya." Inilah
firman yang disampaikan Injil kepada kamu.
1 Petrus 1:23-25
100
C. Penafsiran Bapa-bapa Gereja
Diskusikanlah!
Menanya
Diskusikanlah gerakan-gerakan keagamaan yang dipandang memiliki
ajaran yang menyimpang. Jelaskan pokok-pokok ajaran manakah yang
dipandang menyimpang dari pokok ajaran Alkitab?
101
Menalar 1. Banyak bapak gereja awal memandang bahwa cara tafsir
orang-orang Yahudi terhadap PL seringkali terlalu harafiah,
padahal Alkitab seringkali memiliki makna yang jauh lebih
dalam; itulah sebabnya, orang percaya perlu memperhatikan
juga makna spiritual dari teks.
Menanya Diskusikanlah
Carilah contoh-contoh penafsiran alegoris dan jelaskan di mana
persoalan dari model penafsiran tersebut? Mungkinkah sebuah
pengajaran yang benar bersifat alegoris?
Menalar Dalam masa bapak gereja awal, teologi dibangun untuk dasar
kebutuhan pembelaan iman. Hal ini disebabkan para bapa gereja
waktu itu sedang menghadapi masalah penganiayaan dan munculnya
ajaran-ajaran yang menyimpang. Dengan demikian, para bapak gereja
berhadapan dengan baik ancaman eksternal maupun internal.
Beberapa tokoh yang mewakili bapa gereja adalah sbb:
102
1. Irenius (130-202 M)
2. Origenes (185-255)
103
3. Agustinus (354-388)
Diskusikanlah
Menanya Carilah pokok-pokok ajaran yang saat ini dipandang kontroversi dan
banyak orang memperdebatkannya dan diskusikanlah bagaimanakah
gereja atau institusi Kristen merespons berbagai perdebatan seputar
pokok ajaran tertentu?
104
4. Prinsip Penafsiran Era Bapa Gereja
D. Penutup
105
Ringkasan
Setiap era dalam kekristenan memiliki pendekatan yang berbeda
dalam membaca Alkitab.
1. Para penulis Perjanjian Baru mengenal model penafsiran midras,
dan para bapa gereja mengembangkan model penafsiran alegoris
dan literal dalam pembacaan kitab suci.
2. Konteks pergumulan yang dihadapi gereja dan juga konteks
berpikir di zamannya mempengaruni penggunaan model/pende-
katan dalam membaca kitab suci.
Ayat Hafalan
Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.
Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian
pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia; dan Aku
menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya merekapun dikuduskan
dalam kebenaran.
Yohanes 17:17-19
Mengkomuni
Aktivitas
kasikan Carilah informasi mengenai dua tokoh dan ajarannya yang dipandang
sesat dalam gereja mula-mula; ceritakanlah kenapa tokoh tersebut
dan ajarannya dipandang sesat.
Bacaan Lanjutan
Dockery, David S. Biblical Interpretation Then and Now: Contemporary
Hermeneutics in the Light of the Early Church. Grand Rapids: Baker,
1992. Bab 1-4.
Grant, Robert M., and David Tracy. Sejarah Singkat Penafsiran Alkitab.
Terj. Jakarta: BPK, 2000. Bab 2-7.
106
107
Pelajaran 8
Penafsiran Alkitab dalam Era Abad Pertengahan,
Reformasi dan Modern
A. Pendahuluan
Menanya Diskusikanlah
Sebutkanlah beberapa tokoh bapak gereja di era abad pertengahan
dan reformasi yang Anda ketahui dan diskusikanlah hal-hal yang unik
atau menarik dari tokoh-tokoh tersebut.
108
1. Thomas Aquinas
109
C. Penafsiran Alkitab dalam Era Reformasi
Diskusikanlah
Bagaimanakah keadaan gereja di era Reformasi? Sharingkanlah
berbagai gerakan dalam era Reformasi dan mengapa ada banyak
ketegangan antara kelompok-kelompok Kristen di era Reformasi.
110
1. Martin Luther
Diskusikanlah
Menanya
Sharingkanlah bagaimana kehidupan Martin Luther, baik
pergumulannya dalam memahami keselamatan, pertobatannya dan
juga pelayanannya? Hal apakah yang membuat Luther dapat menjadi
seorang bapak reformasi gereja?
111
2. Yohanes Calvin
Cara Calvin membaca kitab suci tidak
berbeda dengan reformator lainnya. Dalam
Mengumpulkan kaitan antara eksegesis dan teologi, ia
Informasi
memandang teologi perlu didahulukan
sebagai awal dalam eksegesis. Memang
dalam kerangka berpikir Calvin, belum
terdapat perbedaan dari teologi biblika dan
sistematika. Tetapi Calvin berpikir bahwa
sistem teologi perlu dibangun terlebih
dahulu sebelum menafsirkan Alkitab. Di
dalam bukunya Institutio Calvin mengatakan:
112
D. Penafsiran Era Modern
Diskusikanlah!
Menanya
Bagaimanakah hubungan antara Alkitab dan ilmu pengetahuan? Jika
apa yang dinyatakan oleh Alkitab dan ilmu pengetahuan berbeda,
menurut Anda yang mana yang harus dipegang? Sebutkanlah
beberapa contoh perbedaan antara apa yang disampaikan ilmu
pengetahuan dan Alkitab!
113
2. Friedrich Schleirmacher
Schleirmacher memandang
Mengumpulkan
Informasi Hermeneutik adalah seni berpikir. Ia
memelopori pembaruan dalam
memahami hermeneutik; jika sebelumnya
hermeneutik dipahami sebagai sebuah
cara dalam menafsirkan teks Alkitab,
Schleirmacher memahaminya sebagai
sebuah filsafat.
Untuk memahami sesuatu dengan
benar, penafsir perlu memahami cara
berpikir penulis dan pembaca. Cara berpikir seseorang dipengaruhi: (i)
world view zaman, (ii) budaya. Seseorang harus keluar dari “frame of
view” (world view dan culture-nya) jika ingin memahami orang lain
yang berbeda zaman dengannya dengan benar.
3. Wilhelm Dilthey
114
4. Rudolf Bultmann
5. Karl Barth
115
6. Jasques Derrida
7. Ludwig Wittgenstein
116
Untuk memahami sebuah penggunaan bahasa dalam
komunikasi, seseorang harus menyadari kecenderungan manusia
menggunakan language game. Dalam kehidupan sehari-hari, kita
sering menggunakan permainan kata dalam menyampaikan sebuah
pesan. Dengan demikian, arti dari sebuah kata atau terminologi
tidaklah ditentukan oleh kata tersebut tetapi oleh penggunanya. Itulah
sebabnya arti dari sebuah kata selalu bersifat kontekstual. Dalam
hermeneutik, kita harus memahami pentingnya penggunaan bahasa
dalam proses komunikasi.
8. Hans-Georg Gadammer
Mengumpulkan
Informasi Gadammer percaya bahwa bahasa
dan teks merupakan autonomous entity
with a life of their own “keberadaan yang
berdiri sendiri.” Arti sebuah teks tidak
ditentukan oleh penulisnya tetapi
bergantung pada interaksi dari teks
tersebut dengan pembacanya. Itulah
sebabnya, dalam sebuah proses
pembacaan teks (hermeneutik), antara
pembaca dan teks mengalami fusion of the horizons “penggabungan
horisons.” Dalam konteks ini, hermeneutik dipahami sebagai sebuah
Interpersonal communication “komunikasi interpersonal” antara
pembaca dan teks. Arti sebuah teks dapat dipahami dan dirasakan dan
dialami oleh pembaca walaupun hal tersebut tidak dirancangkan oleh
sang penulis teks.
Salah satu persoalan dalam model penafsiran Gadammer
adalah ia tidak bersikap critical terhadap teks dan pembaca dalam
proses hermeneutik.
9. Paul Recouer
Mengumpulkan
Ricouer menekankan pentingnya
Informasi
erklären “menjelaskan” versus verstehen
“memahami” dalam proses hermeneutik.
Dalam proses menafsir teks, seseorang
membutuhkan willingness to suspect
“keinginan untuk mengetahui yang
sebenarnya” and willingness to understand
117
“keinginan untuk mengerti [berdasarkan apa yang disampaikan oleh
teks/seseorang]”
Selain itu, Ricouer juga menolong kita memahami the role of
metaphor “peran metafora” dalam sebuah proses komunikasi dan
interpretasi. Manusia menggunakan metafora dalam menjelaskan
banyak hal; misalnya saja kita mengatakan bahwa “udara saat ini
seperti es.” Metafora pada dasarnya menolong kita untuk
mendefinisikan sesuatu berdasarkan apa yang telah kita ketahui. Itulah
sebabnya dalam metafora, kita perlu memahami antara what it is
“[persamaan] apa yang dinyatakan” and “what it is not [hal-hal apa]
yang membedakan.”
Konsep ini sangat menolong dalam memahami berbagai
penggambaran yang digunakan Alkitab dalam membicarakan Allah.
Misalnya saja, saat Alkitab menggambarkan Allah sebagai gembala, hal
ini memperlihatkan bahwa sosok Allah memiliki kesamaan dengan
sosok gembala yang hidup di era penulis Alkitab hidup, meskipun
demikian, ada perbedaan kualitas antara semua gembala manusia
dengan gembala sejati, yakni Yesus.
E. Penutup
118
Ringkasan
1. Penafsiran dalam era abad pertengahan sampai modern
dipengaruhi oleh interaksi antara teologi dan filsafat.
2. Gereja-gereja di era abad pertengahan dan modern menafsir
Alkitab berdasarkan pendekatan filsafat.
3. Ilmu penafsiran mengalami perubahan secara radikal di era
modern, di mana penafsiran dipahami dalam konteks seni
memahami.
Ayat Hafalan
Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil
adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang
percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Sebab
di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan
memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup
oleh iman."
Roma 1:16-17
Activitas
Mengkomuni
Buatlah sebuah tulisan yang memperlihatkan kelebihan dan
kasikan
kekurangan diri Anda; kemudian mintalah seorang teman Anda
menuliskan kelebihan dan kekurangan Anda; bandingkanlah
persamaan dan perbedaan dari penilaian Anda dan teman Anda
mengenai diri Anda.
Bacaan Lanjutan
Grant, Robert M., and David Tracy. Sejarah Singkat Penafsiran
Alkitab. Terj. Jakarta: BPK, 2000. Bab 9-12.
119
120
Pelajaran 9
Pendekatan Sejarah dan Sastra-Bahasa
A. Pendahuluan
Diskusikanlah!
Menanya Bacalah Lukas 3:1-2
121
B. Pendekatakan Sejarah
122
2. Metode Penafsiran
Dalam teks di atas, Rasul Paulus menyebut mengenai sebuah isu, yakni
sunat. Ini adalah bagian dari kebudayaan Yahudi. Untuk memahami
fungsi dan peran sunat bagi orang-orang Yahudi, pembaca Alkitab
tentu harus menelaah konteks budaya Yahudi. Para pakar PB,
menemukan bahwa sunat digunakan oleh orang-orang Yahudi sebagai
social boundary marker “identitas sosial yang membedakan kelompok
123
Yahudi dengan bangsa-bangsa lain.” Oleh karena sunat pada dasarnya
merupakan sebuah identitas yang diyakini sebagai ciri dari umat
Tuhan, beberapa orang Yahudi yang hidup pada abad pertama Masehi
menuntut orang-orang Kristen non-Yahudi untuk bersunat sebab hal
itulah yang menjadi ciri dari umat Tuhan, menurut kelompok Yahudi
tertentu. Rasul Paulus menentang kelompok-kelompok ini karena
bagi-Nya tanda dari umat Tuhan adalah kehadiran Roh Kudus.
Kedua, adalah latar belakang budaya dari orang-orang yang
Menalar hidup di Asia Timur Dekat Kuno. Ini adalah konteks dari kehidupan
orang-orang dalam era PL. Mereka berinteraksi dengan kebudayaan
Mesopotamia dan Mesir yang dominan di era PL maupun periode
antara PL dan PB. Itulah sebabnya, dalam membaca tulisan PL, studi
latar belakang mengenai latar belakang kehidupan Asia Timur Dekat
Kuno sangatlah penting.
Salah satu contoh dari pendekatan latar belakang Asia Timur
Dekat Kuno terhadap penafsiran Perjanjian Lama adalah:
Mengumpulkan
Informasi
Adapun seluruh bumi, satu bahasanya dan satu logatnya.
Maka berangkatlah mereka ke sebelah timur … lalu
menetaplah mereka di sana. Mereka berkata … : “Marilah
kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik.” Lalu
bata itulah dipakai mereka sebagai batu dan ter gala-gala
sebagai tanah liat. Juga kata mereka: “Marilah kita dirikan
bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang
puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama,
supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi.”
Kejadian 11:1-4
124
Ketiga, adalah latar belakang Greco-Romans “Yunani-Romawi”
Menalar
atau kultur/budaya Hellenis. Para penulis Perjanjian Baru hidup di
masa di mana budaya international yang dominan adalah budaya
Hellenis. Ini adalah asimilasi dari budaya Yunani dengan budaya lain
dari berbagai wilayah yang berhasil ditaklukan oleh kerajaan Yunani.
Penulis dan pembaca tulisan-tulisan PB berinteraksi dengan konteks
historis yang sama, yakni dunia Hellenis.
Contoh dari penelaahan latar belakang dari segi budaya
Mengumpulkan Hellenis dalam pembacaan tulisan PB adalah sbb:
Informasi
… tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk
orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-
orang bukan Yahudi suatu kebodohan … .
1 Korintus 1:23
125
Contoh dari penelaahan situasi politik orang-orang Yahudi dan
Mengumpulkan
Informasi
kontribusinya dalam penafsiran Alkitab sbb:
Mengumpulkan
Dalam tahun kelimabelas dari pemerintahan Kaisar Tiberius,
Informasi
ketika Pontius Pilatus menjadi wali negeri Yudea, dan
Herodes raja wilayah Galilea, Filipus, saudaranya, raja
wilayah Iturea dan Trakhonitis, dan Lisanias raja wilayah
Abilene, pada waktu Hanas dan Kayafas menjadi Imam Besar,
datanglah firman Allah kepada Yohanes, anak Zakharia, di
padang gurun.
Lukas 3:1-2
126
Thucydides, standard literatur sejarah kuno, dan Josephus melakukan
hal yang sama dengan Lukas. Jika Lukas mengikuti Thucydides dalam
menuliskan tokoh politik dalam 3.1-2, hal ini, menurut Loveday C. A.
Alexander mengindikasikan pandangan politik Lukas yang cenderung
positif dalam memandang politik Roma.
1. Pendekatan Sastra
127
Sebagai contoh, dalam Kejadian 1:26-27 Alkitab menjelaskan
Mengumpulkan
Informasi
bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah.
b. Reader Respons
Dalam pendekatan sastra, peran dari pembaca dipandang
penting. Walaupun teks dapat berdiri sendiri, tetapi pembaca
Mengamati membaca teks secara aktif. Ia tidak hanya sekedar menerima informasi
dari teks tetapi ia juga merekonstruksi informasi yang dia dengar
sehingga ia dapat memahaminya. Itulah sebabnya dalam pembacaan
sebuah teks, pembaca yang satu dengan yang lain dapat menghasilkan
sebuah perbedaan.
Pada waktu seorang pembaca membaca sebuah teks, ia juga
membawa ideologi yang ada dalam worldview-nya. Ideologi yang
Menalar dibawa seorang pembaca memengaruhi respons dari pembaca
terhadap teks yang dibacanya. Ideologi pembaca dapat merespons
sebuah teks secara positif. Dalam konteks ini, dalam pembacaan
sebuah teks, arti dari teks tidak hanya ditentukan oleh teks tetapi juga
oleh pembaca. Itulah sebabnya, pendekatan ini fokus pada pembaca
dan cara berpikirnya.
Dalam interaksi antara pembaca dan teks, ideologi ternyata
bukan hanya teridentifikasi pada pembaca tetapi juga terindikasi
128
dalam teks. Misalnya saja, seseorang melaporkan mengenai
penangkapan seseorang yang terikat dengan obat-obatan. Istilah yang
digunakan dalam teks, misalnya saja menyebut orang tersebut sebagai
pecandu, memperlihatkan ideologi dari teks yang melihat sosok yang
dilaporkannya. Itulah sebabnya, para pakar menegaskan bahwa baik
teks dan pembaca tidak bersifat netral, mereka dipengaruhi oleh
ideologinya masing-masing.
Oleh karena pembaca turut memengaruhi teks, maka
membaca sebuah teks dengan menggunakan sebuah perspektif
tertentu dipandang wajar. Dalam penafsiran Alkitab, para penafsir
kemudian mengembangkan beberapa model penafsiran yang
melibatkan sebuah perspektif dari ideologi tertentu. Beberapa di
antaranya adalah: (1) Marxist readings, (2) Feminist readings, (3)
Liberation readings.
Sebagai contoh, bacalah percakapan Tuhan Yesus dengan
perempuan Samaria dalam Yohanes 4:13-18.
Diskusikanlah!
Menanya
Menurut Alkitab perempuan Samaria ini memiliki lima orang pria
dalam hidupnya yang bukan merupakan suaminya. Menurut Anda
siapakah perempuan tersebut dan mengapa ia sampai memiliki lima
orang laki-laki yang bukan suaminya?
129
Mengumpulkan membaca Alkitab dengan pendekatan feminis dapat membawa kita
Informasi
pada cara pandang yang berbeda dalam melihat wanita Samaria.
Sebagai contoh, wanita Samaria tidak dipandang sebagai seorang yang
menjual dirinya tetapi sebagai korban dari penjualan manusia. Ia
bukanlah orang yang ingin memiliki banyak pria dalam hidupnya tetapi
ia adalah orang yang dijadikan demikian oleh orang lain.
c. Strukturalisme
Dalam proses membaca sebuah teks, memahami teks
berdasarkan konteks sastranya adalah hal yang utama. Untuk dapat
Mengamati
melakukan hal ini, para pakar mengembangkan sebuah model
pendekatan terhadap teks yang disebut sebagai strukturalisme. Salah
satu posisi utama dari pendekatan ini adalah pemikiran bahwa arti dan
makna sebuah kata dan frasa dari sebuah teks tidaklah bergantung
pada sejarah penggunaan terminologi tersebut. Mengapakah
demikian? Arti dan makna sebuah kata dapat berubah dalam
perkembangan zaman. Misalnya saja istilah “humanism”; terminologi
ini dipahami berbeda oleh orang-orang yang hidup pada abad
pertengahan dengan mereka yang hidup di masa kini.
Itulah sebabnya, arti dan makna sebuah kata tidak bergantung
pada akar kata ataupun sejarah penggunaannya tetapi pada konteks
Menalar
penggunaan dalam sebuah kalimat, paragraph atau teks dan
penggunaannya bersama dengan terminologi lain yang berasal dari
satu kelompok kata yang sama. Dalam mencari arti sebuah istilah atau
frasa, pembaca tidak dapat sekedar memahaminya berdasarkan arti
kamus. Mengapa demikian? Kita harus menyadari bahwa bahasa yang
digunakan oleh seseorang selalu digunakan dalam sebuah konteks dan
tujuan tertentu. Selain itu, kita juga harus menyadari bahwa sebuah
kata pada dasarnya adalah sebuah sign yang dapat digunakan untuk
berbagai penjelasan.
Sebagai contoh, kita membaca dalam tulisan Rasul Paulus
Mengumpulkan bahwa laki-laki adalah kepala (1 Kor 11:3). Apakah arti dari istilah
Informasi “kepala” di sini? Untuk memahaminya, kita perlu menelaah dimensi
vertical dari istilah ini. Misalnya saja istlah tersebut digunakan
bersamaan dengan kelompok kata atasan, bawahan, pemilik dst.
Dalam dimensi vertikalnya, kita perlu membedakan arti dari kepala
dengan terminologi lain yang pararel denganya, misalnya saja atasan.
Setelah itu, pembaca perlu menelaah dimensi horizontal dari
penggunaan istilah “kepala,” yakni berdasarkan penggunaannya
dalam kalimat, misalnya saja dalam kalimat: “laki-laki adalah kepala
130
dari istri.” Dalam konteks kalimat ini, kepala bisa menunjuk pada
pribadi yang memiliki otoritas lebih.
d. Poststructuralisme
Para pakar yang menggunakan pendekatan reader respond
“respons pembaca,” menemukan bahwa sebuah teks terbentuk oleh
Mengamati
pengaruh dari ideologi (tradisi) yang umumnya dominan. Itulah
sebabnya sebuah teks tidak dapat netral dan menceritakan sesuatu
tidak secara seimbang. Para ahli dari kelompok reader respond
mengembangkan sebuah pembacaan teks dari perspektif yang
berlawanan dari ideologi teks. Pendekatan inilah yang dikenal dengan
nama poststrukturalisme.
Sebagai contoh, dalam kitab Raja-raja kita membaca
Mengumpulkan bagaimana Elia membunuh nabi-nabi palsu dari kelompok penyembah
Informasi Baal yang telah menyesatkan bangsa Israel. Teks Alkitab memandang
bahwa tindakan Elia adalah hal yang dibenarkan oleh karena orang-
orang yang dibinasakan adalah orang-orang jahat. Menurut penafsir
postrukturalisme, kesimpulan bahwa orang-orang yang melawan Elia
adalah nabi-nabi palsu adalah kesimpulan sepihak dari penulis teks
yang menceritakan kisah itu berdasarkan ideologinya. Itulah sebabnya,
bagi para penafsir dari kaum strukturalisme, pembaca perlu membaca
teks dari sudut ideologi yang berbeda, yakni dari perspektif orang yang
dipandang jahat, yakni orang-orang yang disebut nabi-nabi Baal oleh
penulis Alkitab. Dengan memandang sebuah teks dari dua sudut
pandang, maka kita akan memahami apa yang disampaikan teks
dengan lebih lengkap.
Pendekatan postsrukturalisme, walaupun kelihatan
menjanjikan, namun menimbulkan banyak masalah, karena membaca
Menalar sebuah teks di luar dari tujuan kepenulisannya akan membuat penafsir
salah dalam memahami maksud semula dari teks tersebut dituliskan.
Selain itu, pendekatan poststrukturalisme mengasumsikan bahwa teks
memuat ideologi yang mungkin tidak tepat (atau tepat menurut
pandangan kelompok/individu itu sendiri). Hal ini tentu menjadi sulit
diterapkan dalam studi Alkitab jika seseorang memandang bahwa di
balik para penulis Alkitab ada pribadi Allah sehingga apa yang
dituliskan para penulis Alkitab berada dibawah kendali Roh Tuhan.
Itulah sebabnya, pendekatan ini perlu digunakan dengan bijak dan
penuh kehati-hatian. Walaupun apa yang ditegaskan secara umum
adalah benar bahwa teks selalu memuat ideologi tertentu tetapi hal ini
tidak selalu salah. Ideologi para penulis Alkitab adalah ajaran dari
Tuhan sendiri yang tidak mungkin salah.
131
2. Pendekatan Bahasa
132
Salah satu prinsip penting dalam studi bahasa adalah bahwa
Menalar
bahasa digunakan selalu dengan tujuan untuk mengkomunikasikan
pesan tertentu. Untuk memahami Alkitab, kita tidak dapat hanya
memahaminya berdasarkan pada apa yang tertulis tetapi pada konteks
komunikasi dari penulis dan pembaca Alkitab. Setiap penulis tidak
menggunakan istilah yang digunakan secara serampangan tetapi
memilihnya sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.
Sebagai contoh, bacalah Yakobus 1:1!
Mengumpulkan
Informasi Salam dari Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus,
kepada kedua belas suku di perantauan.
a. Semantik
Semantik dalah salah satu pendekatan yang digunakan dalam
Menalar
membaca teks Alkitab dengan fokus pada mencari makna teks. Untuk
memahami arti sebuah kata atau istilah, seseorang tidak dapat
memahaminya hanya berdasarkan arti yang tertera dalam kamus
tetapi berdasarkan penggunaannya dalam kalimat bahkan paragraf
atau teks tersebut. Dalam studi bahasa, kita belajar bahwa
penggunaan bahasa mengalami perubahan makna sesuai dengan
perkembangan zaman. Itulah sebabnya arti dari sebuah kata dan
gagasan tidak dapat dipahami dalam sejarah penggunaan istilah
tersebut atau awal penggunaannya (etimologi).
133
Menanya Diskusikanlah!
Carilah tahu apakah arti dari istilah humanism pada abad ke-15 dan
arti istilah tersebut pada masa kini? Temukanlah perbedaan di antara
keduanya?
Oleh karena arti dari suatu istilah tidak dapat ditentukan dari etimologi
Menalar
dan juga asal mula penggunaan kata tersebut, arti sebuah istilah
haruslah dicari berdasarkan penggunaan di zaman di mana penulis
menggunakan istilah tersebut dan berdasarkan penggunaannya dalam
kalimat atau paragraf di mana istilah tersebut muncul. Dalam studi
semantik, arti sebuah kata ditentukan oleh dua hal. Pertama,
ditentukan oleh kaitan kata tersebut dengan kata lain yang digunakan
dalam kelompok kata yang sama.
Sebagai contoh istilah “pendamaian,” istilah ini tidak dapat
Mengumpulkan dipahami hanya berdasarkan penjelasan dari kamus bahasa; kita harus
Informasi memahami istilah pendamaian berdasarkan kata-kata lain yang
sepadan atau berlawanan. Sebagai contoh, kata permusuhan, yang
merupakan lawan dari pendamaian dan juga istilah penebusan yang
juga digunakan dalam kelompok kata yang sama dengan istilah
pendamaian. Jika istilah pendamaian dibandingkan dengan istilah
penebusan dan permusuhan, kita akan memahami bahwa pendamaian
terkait dengan karya Tuhan dalam kehidupan orang percaya, seperti
halnya penebusan, tetapi jika penebusan terkait dengan pembebasan
dari perbudakan dosa, pendamaian terkait dengan pemulihan relasi.
Mengapa demikian? Jawabannya adalah karena pendamaian adalah
lawan dari permusuhan.
Kedua, arti sebuah kata ditentukan oleh relasi kata tersebut
dengan kata lain dalam sebuah konteks kalimat. Sebagai contoh dalam
Menalar
2 Korintus 5:18, Rasul Paulus berkata:
134
Sekarang bandingkanlah penggunaan istilah pendamaian
dalam Imamat 1:4.
b. Discourse Analysis
Selain semantik, dalam studi bahasa, para ahli juga
mengembangkan sebuah metode memahami kitab suci yang mencoba
Menalar untuk membaca teks Alkitab bukan hanya berdasarkan apa yang
dituliskan dalam kalimat tetapi dalam teks secara keseluruhan. Studi
ini dikenal dengan nama Discourse Analysis. Metode ini digunakan
untuk memahami teks Alkitab dalam kaitannya dengan bagaimana
sebuah teks digunakan untuk menyampaikan pesan tertentu, pesan
antara penulis dan pembacanya. Itulah sebabnya metode ini berupaya
untuk memahami makna sebuah teks melampaui apa yang dinyatakan
dalam kalimat. Selain itu, discourse analysis mencoba memahami
makna sebuah teks berdasarkan ideologi yang memengaruhi
penggunaan bahasa dalam teks tersebut.
Salah satu contoh dari metode Discourse Analysis dalam
Mengumpulkan membaca Alkitab adalah memahami penggunaan panggilan “anak-
Informasi anakku.” Misalnya dalam 1 Yohanes 3:7-8, penulis Alkitab
mengatakan:
135
anak-anakku, ia bukan saja ingin memperlihatkan kedekatan dirinya
dengan pembaca suratnya tetapi juga mengindikasikan otoritasnya
atas lawan bicaranya.
Itulah contoh dari penggunaan Discourse Analysis dalam
penelitian teks Alkitab. Metode ini mencoba memahami setiap
pernyataan Alkitab dalam konteks komunikasi antara sang penulis dan
pendengarnya. Selain itu, metode ini mencoba memahami teks
berdasarkan konteks luasnya dan bukan sekedar konteks kalimat
ataupun penggunaan katanya.
c. Analisa Kata
Kita tidak dapat menyangkali bahwa dalam proses penafsiran
Mengamati
arti sebuah kata sangatlah penting. Kita tidak dapat mengartikan
sebuah kalimat ataupun frasa dengan benar jika kita tidak memahami
salah satu kata atau istilah yang
digunakan. Masalah ini menjadi lebih
serius sebab Alkitab ditulis dalam bahasa
Ibrani, Aram, dan Yunani yang bukan
bahasa ibu bagi, misalnya saja, orang
Indonesia.
Menurut Thomas R. Schreiner
Mengumpulkan
Informasi
dalam bukunya Interpreting the Pauline
Epistles, dalam proses penafsiran,
penelitian arti dari sebuah kata sering kali
menjadi proses yang membawa seorang
penafsir kepada kesalahpahaman.
William W. Klein, Craig L. Blomberg
dan Robert Hubbard dalam buku mereka
(Introduction to Biblical Interpretation)
mendiskusikan beberapa persoalan yang
muncul dalam penelitian kata sbb: 1) tidak
ada sebuah kata atau istilah yang
dipahami secara universal oleh semua
komunitas manusia dalam pengertian
yang persis sama; 2) sebuah kata atau
istilah tidak selalu memiliki arti tunggal,
ada banyak istilah yang memiliki arti yang jamak/majemuk; 3) ada
banyak kata dan istilah yang memiliki arti yang tumpang- tindih; 4) kata
dan istilah mengalami perubahan arti seiring dengan waktu; 5) sebuah
kata dapat memiliki arti denotatif maupun konotatif.
136
Para penafsir menggunakan analisa kata untuk dapat
Menalar
memahami sebuah kata dalam studi tafsir Alkitab. Meskipun
penelitian sebuah kata adalah penting, namun tidak semua kata yang
ada dalam Alkitab memiliki makna teologis yang khusus. Itulah
sebabnya dalam proses penafsiran, kita tidak harus menyelidiki semua
kata yang digunakan dalam teks yang kita teliti secara intensif. Kita
harus menggunakan lebih banyak waktu dan tenaga untuk meneliti
istilah-istilah yang memang utama dan memiliki makna yang ambigu.
Dengan demikian analisa kata, pada dasarnya digunakan untuk
mencari arti sebuah kata yang penting, namun kurang jelas artinya.
Derrell L. Bock dalam artikel yang
dituliskan dalam buku Introducing the New
Testament Interpretation menekankan
Mengumpulkan
Informasi
bahwa ada 3 pemikiran dasar yang harus
dipahami oleh setiap penafsir kitab suci
yang hendak meneliti dari pendekatan
analisa kata.
1. Seorang penafsir haruslah
pertama-tama mencari tahu arti
yang dimaksudkan oleh penulis
Alkitab kepada pendengar
pertamanya.
2. Untuk menentukan arti yang paling tepat dari sebuah
terminologi, penafsir harus mengenali berbagai kemungkinan
arti dari istilah tersebut.
3. Oleh karena sebuah kata digunakan dalam sebuah konteks,
maka arti sebuah kata dapat dilihat berdasarkan konteks
kalimatnya.
Dalam upaya kita mencari arti sebuah kata, konteks dari teks
yang kita teliti juga sangat berperan dalam memberikan arti dari kata
tersebut. Jadi, nilai penting dari penelitian sebuah kata tidak dapat
dilakukan terlepas dari sumbangsih penelitian dari aspek penelitian
konteks. Dua konteks perlu diperhatikan dalam memahami arti sebuah
kata, yaitu, konteks kalimat dan konteks penggunaan umum
terminologi tersebut.
Diskusikanlah
Menanya
Bacalah satu perikop Alkitab dalam PL dan dalam PB, kemudian carilah
beberapa terminologi dalam Alkitab yang asing bagi Anda dan
diskusikanlah juga apakah arti dari terminologi tersebut!
137
Analisa kata dapat dilakukan
Mengumpulkan
dengan dua pendekatan yakni pendekatan
Informasi diachronic dan pendekatan synchronic.
Pendekatan diachronic berusaha melihat
arti teks berdasarkan sejarah
penggunaannya dan perkembangannya.
Pendekatan diachronic mengasumsikan
arti sebuah kata dapat dipahami dan
dimengerti berdasarkan akar kata dan
konteks mula-mula dari penggunaannya.
Penelitian kata secara diachronic ini
digunakan dalam buku TDNT (Theological Dictionary of the New
Testament) dan NIDNTT (The New
International of Dictionary of the New
Testament Theology).
Sedangkan pendekatan synchronic
tidak berorientasi pada “penggalian ke
belakang,” namun berorientasi mencari
pengertian sebuah kata dari konteks
penggunaan kata tersebut dalam konteks
teks, dan konteks literatur sezaman.
Penggunaan pendekatan ini digunakan
dalam analisa semantik, misalnya saja
yang digunakan oleh Johannes P. Luow dan
Eugene A. Nida. Mereka menganalisa
kamus bahasa Yunani bukan berdasarkan
sejarah penggunaan sebuah kata tetapi
berdasarkan pengelompokan jenis kata.
Bagaimanakah kita dapat
Mengumpulkan menganalisa sebuah kata? Ada beberapa
Informasi proses yang kita perlu jalani. Pertama, kita
perlu mencari kata yang penting untuk
diteliti. Bagaimanakah kita dapat
mengetahui sebuah kata itu penting
ataukah tidak untuk diteliti. Gordon D. Fee, dalam bukunya New
Testament Exegesis memberikan beberapa nasehat mengenai hal ini
yakni: (1) perhatikanlah kata-kata dalam teks yang kita baca yang kita
yakin memiliki arti penting tertentu; kata-kata yang kita anggap
penting adalah kata-kata yang secara teologi memang penting,
contohnya adalah anugerah, pembenaran, iman dsb; (2) perhatikanlah
kata-kata yang memiliki arti yang kurang jelas atau ambigu, sebagai
138
contoh adalah istilah “kepala” dalam 1 Korintus 11:2-16; (3)
perhatikanlah kata-kata yang diulang-ulang dalam teks yang kita teliti
atau bagian kitab yang kita teliti; kata yang diulang-ulang sering kali
mengindikasikan bahwa kata tersebut penting dalam teks yang kita
teliti, sebagai contoh istilah sofia “hikmat” dalam 1 Korintus 1-2; (4)
perhatikanlah kata-kata yang nampaknya memiliki nilai penting dalam
konteks pembahasan penulis teks.
Kedua, kita perlu mencari arti umum sebuah kata. Untuk dapat
mengerti arti umum sebuah kata, kita
Mengumpulkan
Informasi
dapat menggunakan sebuah kamus
(Lexicon). Kamus Yunani yang biasa
digunakan untuk meneliti arti umum
sebuah kata adalah A Greek-English
Lexicon of the New Testament and Other
Christian Literature; buku ini sering
dikenal dengan nama BAGD (yang
merupakan singkatan dari para penulis
dan editor dari buku tersebut. Setelah kita
mencari arti umum dari kata yang diteliti,
kita kemudian harus mengecek dalam konkordasi Yunani, untuk
menentukan dalam konteks kitab teks yang kita teliti, arti mana yang
paling sering digunakan.
Ketiga, kita kadang perlu untuk melihat sejarah perkembangan
penggunaan istilah tersebut dalam konteks PL, Septuaginta, Greco-
Mengumpulkan
Informasi Romans world, dan Jewish Context. Untuk dapat melihat sejarah
perkembangan pemahaman arti sebuah kata. Kita dapat
menggunakan TDNT (Theological Dictionary of the New Testament)
dan NIDNTT (The New International of Dictionary of the New
Testament Theology).
139
Hasil penelitian atau pencariaan arti sebuah kata atau istilah
berdasarkan sejarah penggunaannya, kemudian kita harus cek silang
dengan penggunaannya dalam konteks kitab dari teks yang kita teliti.
Kita harus mencari tahu, kira-kira dalam konteks kitab yang kita teliti,
arti manakah yang paling banyak digunakan oleh penulis.
Keempat, kita perlu meneliti
penggunaan umum istilah tersebut dalam
Mengumpulkan
Informasi kumpulan kitab dan kitab yang sama
dengan teks yang kita teliti. Untuk melihat
arti sebuah teks secara synchronic, kita
dapat menggunakan kamus Yunani yang
diedit oleh Louw dan Nida. Hasil
penelitiannya kemudian, kembali harus
kita cek silang dengan konteks kitab dari
teks yang kita teliti, untuk melihat dalam
konteks apakah penulis lebih banyak
menggunakan istilah tersebut.
Kelima, kita perlu mengaitkan keseluruhan studi kata yang
telah diteliti, baik dengan pendekatan diachronic (berdasarkan sejarah
penggunaan kata tersebut) maupun synchronic (berdasarkan
penggunaan dalam konteks zamannya dan konteks kalimatnya)
dengan konteks teks yang diteliti. Kita harus menentukan dilihat dari
konteks teks yang kita teliti, arti manakah yang paling tepat
berdasarkan hasil penelitian arti teks secara diachronic dan synchronic.
Menalar Analisa sastra dan bahasa memiliki kelemahan dalam hal sudut
pandang penafsir yang dominan dalam membaca teks Alkitab. Itulah
sebabnya seorang penafsir yang menggunakan pendekatan sastra dan
bahasa harus melibatkan juga pendekatan yang bersifat sejarah
supaya perspektif pembaca yang digunakan dalam membaca teks
dapat terkontrol dengan pemahaman konteks dari sebuah teks.
Metode dalam menafsir Alkitab tidak ada yang sempurna. Itulah
sebabnya metode penafsiran saling melengkapi dan menolong
seseorang membaca teks dengan perspektif yang lebih kaya.
Diskusikanlah
Menanya Dalam Alkitab Tuhan menggunakan nama-nama tertentu dalam
bahasa Ibrani dan Yunani. Sebutkanlah beberapa nama Tuhan dalam
bahasa Ibrani dan Yunani yang Anda ketahui dan jelaskan apakah arti
dari nama-nama tersebut?
140
C. Penutup
Ringkasan
1. Alkitab sebagai buku Allah dan manusia menjadikan pendekatan
hermeneutik terhadap Alkitab bersifat teologis dan historis.
2. Penulis Alkitab dan pembaca pertamanya hidup di zaman yang
berbeda dengan pembaca modern, penelaahan yang bersifat
historis dibutuhkan dalam memahami teks Alkitab.
3. Oleh karena Alkitab juga merupakan sebuah bentuk tulisan yang
berasal dari satu zaman tertentu, penelaahan sastra terhadap
141
Alkitab dapat menolong pembaca masa kini memahami teks
Alkitab.
Ayat Hafalan
"Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia
sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas
batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin
melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di
atas batu.
Matius 7:24-25
Mengkomuni
Activitas
kasikan Bacalah Wahyu 21:1-27 dan temukanlah gambaran-gambaran yang
Anda tidak dapat pahami dan tanyakanlah kepada rohaniawan di
gereja Anda bagaimanakah penggambaran tersebut harus dipahami.
Bacaan Lanjutan
142
143
Pelajaran 10
Pendekatan Kanonis
A. Pendahuluan
Menanya
Diskusikanlah!
Carilah tokoh-tokoh yang disebutkan dalam Alkitab yang dicatat dalam
sejarah dunia! Ceritakan juga bagaimana persamaan dan perbedaan
catatan kisah menurut Alkitab dan menurut catatan sejarah umum
mengenai tokoh tersebut!
B. Pendekatan Kanonis
144
Dalam Perjanjian Lama, kita mengenal ada dua kategori yang
Mengumpulkan
berbeda dalam pengelompokkan tulisan PL, yakni Tanakh dan Vulgata.
Informasi Pembagian PL menurut Tanakh terbagi menjadi tiga bagian yakni
Taurat, Nevi’im dan Ketuvim. Taurat menunjuk pada lima kitab Musa,
dan Nevi’im menunjuk pada kitab para nabi dan Ketuvim menunjuk
pada kumpulan kitab hikmat. Meskipun demikian, dalam Vulgata,
Alkitab bahasa Latin, kita menemukan bahwa PL dibagi menjadi 5
kelompok kitab yakni, (1) Taurat, (2) kitab-kitab sejarah, (3) Kitab-kitab
syair, (4) kitab-kitab nabi besar, (5) kitab-kitab nabi kecil.
Perjanjian Baru pun memiliki
pembagian yang beragam. Robert Wall dan
David R, Ninhuis menemukan bahwa dalam
gereja mula-mula, tulisan PB kemungkinan
besar dibagi tiga kelompok, yakni (1) Injil-
injil, (2) surat-surat umum (the Catholic
Epistles), (3) surat-surat Paulus.
Pengelompokan kitab-kitab dalam PB pun,
menurut Wall dan Ninhuis, dilakukan
dengan tujuan tertentu. Misalnya saja,
surat-surat umum dalam dunia kuno
ditempatkan sebelum surat-surat Paulus,
kemungkinan, untuk menghindarkan kesalahmengertian orang-orang
Kristen dalam membaca surat-surat Paulus.
Diskusikanlah!
Menanya
Hal-hal apakah yang membuat gereja Tuhan pada abad kedua sampai
keempat merumuskan kanon Alkitab? Apakah gereja-gereja di zaman
sekarang dapat melakukan hal yang sama untuk menetapkan tulisan
tertentu sebagai kanon?
145
Dalam perspektif kanon, Alkitab dilihat sebagai both a
canonical collection of writings and a collection of canonical writings
“baik sebagai koleksi tulisan yang bersifat kanonis dan sebuah koleksi
dari kumpulan tulisan yang kanonis. Hal ini menekankan bahwa Alkitab
secara keseluruhan diterima sebagai kanonis dan setiap tulisan
dalamnya juga bersifat kanonis.
Mengapa seorang pembaca
Mengumpulkan Alkitab perlu membaca Alkitab secara
Informasi kanonis? Harry Y. Gamble menjelaskan
bahwa the more fully the individual
documents of the NT have been
understood, the less intelligible the NT as
a whole become, both historically and
theologically “semakin kita mengerti
Alkitab secara individual, kita semakin
kurang mampu dalam memahami PB
sebagai sebuah kesatuan baik secara
historis maupun teologis.” Dengan
demikian, jika kita tidak belajar membaca Alkitab secara kanonis, kita
akan semakin sulit melihat kaitan antara teks-teks Firman Tuhan
secara keseluruhan.
Menalar Bagaimanakah kita dapat membaca Alkitab secara kanonis?
Pertama, untuk membaca Alkitab secara kanonis, kita perlu melihat
teks Alkitab sebagai scripture “kitab suci.” Jika kita memandang bahwa
Alkitab adalah kitab suci, kita akan melihat bahwa walaupun Alkitab
ditulis oleh manusia, tetapi Allah adalah pengarang yang
sesungguhnya.
Kedua, selain itu, untuk membaca teks Alkitab secara kanonis,
kita perlu membaca teks dalam konteks akhirnya. Walaupun sebuah
teks bisa muncul dari sebuah proses waktu, namun teks harus dibaca
dalam konteks akhirnya sebagai satu kesatuan unit sastra.
Ketiga untuk membaca teks secara kanonis, kita perlu
membaca teks dalam koleksi teks; teks tidak berdiri sendiri, ia terikat
dan terkait dengan teks lainnya dalam satu koleksi teks yang sama.
Sebagai contoh, bagaimana kita dapat memahami latar belakang (asal
usul) Yesus secara kanonis? Untuk menjawab pertanyaan tersebut,
kita tidak cukup hanya menceritakan Yesus berdasarkan keterangan
dari salah satu penulis Injil, misalnya saja Lukas, tetapi harus
menggabungkan apa yang Markus, Lukas, Matius dan Yohanes katakan
tentang hal Yesus.
146
Keempat, untuk membaca teks secara kanonis, kita perlu
mencari dan menemukan “unity” dalam teks yang dibaca. Beberapa
tema penting yang menghubungkan teks Alkitab sbb:
• Covenant “Perjanjian”
• Redemption “Penebusan”
• Kingdom of God “Kerajaan Allah”
• People of God “Umat Allah”
147
Setelah semuanya itu Allah mencobai Abraham. Ia
Mengumpulkan
Informasi
berfirman kepadanya: "Abraham," lalu sahutnya: "Ya,
Tuhan." Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu,
yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan
persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada
salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."
148
Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di
belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar.
Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya
sebagai korban bakaran pengganti anaknya. Dan Abraham
menamai tempat itu: "TUHAN menyediakan"; sebab itu
sampai sekarang dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN,
akan disediakan."
Menanya Diskusikanlah
Carilah tahu mengapa Abraham mampu memberikan anakyang Ishak
kepada Tuhan saat Tuhan memintanya untuk menjadikannya korban
sembelihan?
149
saga,” namun pada akhirnya teks lebih menekankan aspek
“pemenuhan janji Allah” dari pada mengenai kisah “cult saga.”
Namun, secara kanonis, menurut Brevard S. Childs, Kejadian 22
pada dasarnya merupakan bagian dari perkembangan kisah mengenai
“janji Allah” yang sebelumnya telah berulangkali ditekankan (12.1;
15.1; 17.15). Itulah sebabnya seseorang tidak dapat hanya membaca
Kejadian 22 tetapi juga perlu memperhatikan teks-teks yang terkait
dengan bagian tersebut.
Untuk menggunakan pendekatan kanonis, kita perlu
memerhatikan catatan-catatan yang diberikan oleh penulis Alkitab.
Sebagai contoh, secara kanonis, Kejadian 22 ayat 1, memiliki peranan
yang sangat penting dalam memahami peristiwa dalam Kejadian 22
sebab teks ini memberikan batasan konteks dalam memahami
Kejadian 22.
150
Peristiwa Kejadian 22 dalam PB hadir baik sebagai allusion
Mengumpulkan
“kutipan tidak langsung” maupun echo “gema.” Salah satu kesamaan
Informasi antara Kejadian 22 dengan tulisan PB dapat dilihat dalam kisah
baptisan Yesus.
Menanya Diskusikanlah
Bagaimanakah penulis PB menggunakan Kejadian 22 dalam
melukiskan Yesus menurut narasi baptisan Yesus dalam Matius 3:13-
17? Apakah kaitan Kejadian 22 dan baptisan Yesus?
151
Mengumpulkan Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai,
Informasi
mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu,
rela mempersembahkan anaknya yang tunggal walaupun
kepadanya telah dikatakan: "Keturunan yang berasal dari
Ishaklah yang akan disebut keturunanmu."
Menalar
Bagaimanakah harus memahami Kejadian 22? Ada beberapa catatan
penting yang harus kita perhatikan dalam memandang arti dari
Kejadian 22 dalam keseluruhan bagian kitab suci.
• Pengalaman Abraham haruslah dilihat sebagai “patriarchal
temptation” yang berlaku hanya bagi Abraham.
• PL menegaskan bahwa Allah bukan hanya melihat korban sejati
namun ia juga akan menyediakan korban sejati baik bagi Abraham
maupun orang Israel, maupun bagi masa depan Israel.
• Dalam PB hal yang paralel ditegaskan bahwa Allah telah
menunjukkan kesetiaannya dalam “menyediakan korban sejati”
baik bagi Abraham maupun bagi semua kita.
152
• Dalam tradisi Kristen, kita juga melihat bahwa ujian iman Abraham
adalah sebuah divine grace, di mana ujian ini membuahkan
anugerah iman.
• Keberhasilan seseorang dalam sebuah ujian seharusnya
menghasilkan sebuah “reward” dan “reward” dari “ujian iman”
adalah iman itu sendiri. Meskipun demikian, reward “iman” pada
dasarnya diberikan bukan sebagai ‘upah,” namun sebagai
“anugerah.”
Diskusikalah!
Menanya
Bandingkanlah kisah Kain dan Habel dalam Kitab Kejadian 4 dan Ibrani
11; jelaskanlah hal-hal apakah dalam surat Ibrani yang dapat menolong
pembaca untuk melihat kisah kejatuhan Kain dan Habel dengan lebih
jelas?
153
Kain: "Di mana Habel, adikmu itu?" Jawabnya: "Aku tidak tahu!
Apakah aku penjaga adikku?" Firman-Nya: "Apakah yang telah
kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari
tanah. Maka sekarang, terkutuklah engkau, terbuang jauh dari
tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah
adikmu itu dari tanganmu. Apabila engkau mengusahakan
tanah itu, maka tanah itu tidak akan memberikan hasil
sepenuhnya lagi kepadamu; engkau menjadi seorang pelarian
dan pengembara di bumi."
154
C. Penutup
Ringkasan
1. Oleh karena keseluruhan Alkitab adalah Firman Allah, Alkitab
haruslah dibaca secara keseluruhan.
2. Pendekatan Kanonis mencoba untuk melihat perkembangan
pemikiran dari para penulis Alkitab mengenai suatu topik yang
ditelaah.
3. Pendekatan Kanonis mengungkapkan adanya benang merah
atau kerangka besar yang membangun Alkitab.
Ayat Hafalan
Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam
Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab
tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh
dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.
2 Petrus 1:20-21
155
Mengkomuni- Activitas
kasikan
Carilah dalam Alkitab berapa kali kisah Kain dan Habel diceritakan dan
temukan persamaan dan perbedaan dari kisah Kain dan Habel dalam
bagian-bagian tersebut.
Bacaan Lanjutan
156
Evaluasi
1. Jelaskan dan berikanlah contoh dari model penafsiran tipologis dalam tulisan penulis
PB?
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
2. Jelaskan dan berikanlah contoh dari model penafsiran alegoris dalam Alkitab?
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
157
158
Bab 4
Penerapan Hermeneutik
Kompetensi Dasar
1.4 Mengamalkan penafsiran teks-teks Alkitab berdasarkan prinsip-prinsip
hermeneutika
2.4 Disiplin menggunakan prinsip-prinsip hermeneutika dalam menafsirkan teks-
teks Alkitab
3.4 Memahami prinsip-prinsip dasar dalam menafsirkan teks-teks Alkitab
4.4 Mengolah berbagai metode hermeneutika untuk menjawab persoalan-
persoalan yang dihadapi gereja dan umat Tuhan
159
“… penafsiran yang bersifat historis hanyalah satu
bagian dalam sebuah penafsiran; penerapannya adalah
bagian essensial dari. Sebuah penafsiran tanpa sebuah
aplikasi adalah sama sekali bukan sebuah penasiran.”
J. I. Packer
160
Peta Konsep
Memiliki
Presuposisi
yang Benar
Aplikasi
161
162
Pelajaran 11
Studi Konteks
A. Pendahuluan
163
B. Memahami Konteks
164
Dari contoh di atas, kita melihat bahwa mengartikan teks tanpa
Menalar
konteks, pada akhirnya akan membuat kita menjadikan teks Alkitab
hanya sebagai proving text (teks yang dijadikan pembenaran untuk
pemikiran kita). Dan tindakan ini, sebagaimana telah kita diskusikan
sebelumnya, akan membuat kita bukannya melakukan proses
“eksegesis,” melainkan membuat kita melakukan “eisegesis.”
Alasan kedua adalah sebab dengan menelaah konteksnya, kita
sedang mengikuti alur berpikir dari penulis teks (Alkitab). Sebagaimana
orang di zaman sekarang berpikir secara kait-mengait, demikian juga
dengan penulis Alkitab. Pada waktu mereka menuliskan bagian demi
bagian kitab suci, di dalamnya terdapat kaitan pola berpikir. Kalimat
yang kita ucapkan biasanya terkait dengan kalimat yang sebelumnya.
Itulah sebabnya dalam proses penafsiran Alkitab, semakin kita sedikit
membaca teks yang kita mau teliti dan telaah, semakin besar
kemungkinan kita salah membacanya. Sebaliknya semakin luas kita
membaca teks yang kita akan teliti, maka semakin kecil kemungkinan
kita salah menafsirkan teks. Dengan membaca konteks dalam teks, kita
akan otomatis melihat baik “ke belakang” (teks-teks yang telah
dituliskan) maupun “ke depan” (teks-teks yang dituliskannya
kemudian), dengan membaca secara demikian, maka kita dapat
membaca teks dengan lebih lengkap, kita dapat mengikuti alur
pemikiran dari penulis Alkitab secara lebih lengkap.
Lalu, apakah pengertian dari latar belakang, apakah perbedaan
dari latar belakang dan konteks? Dalam tulisan ini, istilah latar belakang
menunjuk pada “peristiwa-peristiwa” sejarah yang tidak dituliskan
secara eksplisit dalam teks, namun peristiwa tersebut secara langsung
ataupun tidak, terkait dengan pokok ajaran, atau pernyataan yang
penulis Alkitab sedang sampaikan. Jadi, jika konteks adalah data-data
yang kita peroleh dari dalam teks, yang secara langsung memengaruhi
arti teks, sedangkan latar belakang terfokus pada data yang tidak ada
dalam teks, namun ada dalam catatan sejarah, yang secara langsung
ataupun tidak, dapat menolong kita memahami teks lebih dalam.
Konteks sendiri seringkali dibagi dua yakni 1) konteks historis yang
menyangkut atau menelaah mengenai siapakah penulis kitab yang
sedang kita teliti, siapakah pendengarnya, apa tujuan dari tulisan
tersebut, dst, 2) konteks “literary” yang menunjuk pada ‘fakta’ atau
informasi-informasi di seputar teks yang menjelaskan makna teks
tersebut. Jadi, dalam istilah Klein, dkk, latar belakang disebutnya
dengan istilah “historical context,” dan konteks sendiri disebut Klein,
dkk sebagai “literary context.”
165
Pertanyaannya adalah apakah penelitian mengenai latar
belakang dari sebuah teks itu penting dalam sebuah proses penafsiran
teks? Maka jawabannya adalah penting, walaupun pencarian latar
belakang sering kali tidak langsung terkait dengan teks, atau kita tidak
selalu dapat menghubungkan latar belakang dengan teks, namun
dengan memahami konteks sejarah (latar belakang sejarah) kita akan
mengerti bahwa 1) ternyata ada banyak faktor (termasuk dalamnya
faktor eksternal) yang terlibat dalam satu peristiwa tertentu, 2) kita
dapat mengerti hal-hal yang memang tidak dijelaskan (tidak ada
penjelasan) teks kitab suci.
Diskusikanlah!
Menanya
Bacalah 1 Timotius 3:1-7. Dalam bagian ini, Anda akan membaca
mengenai kriteria yang digunakan dalam memilih seorang penatua
jemaat. Temukanlah hal-hal yang dituliskan dalam teks tersebut yang
tidak dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca masa kini!
166
Dalam teks diceritakan oleh Paulus, ia pernah menyaksikan
Mengumpulkan
Informasi
kemunafikan Petrus di Antiokhia. Paulus menyebut Petrus sebagai
munafik, sebab ia meninggalkan orang-orang bukan Yahudi yang
makan bersama-sama dengannya karena ia melihat kehadiran dua
kelompok orang yakni 1) kelompok orang yang disebut sebagai
“kelompok Yakobus,” 2) kelompok orang yang disebut dengan
“kelompok bersunat.”
Pembacaan konteks yang berhati-hati akan memperlihatkan
kepada kita bahwa yang ditakutkan oleh Petrus, sehingga ia
meninggalkan orang-orang bukan Yahudi, bukanlah karena kehadiran
kelompok Yakobus, sebab dalam ps. 2: 9, Paulus menegaskan bahwa
Yakobus sebenarnya sependapat dengan dirinya bahwa orang-orang
bukan Yahudi sudah dapat diterima sebagai umat Allah, walaupun
mereka belum disunatkan, itulah sebabnya bagi Yakobus dan
pengikutnya, mereka seharusnya tidak lagi mempermasalahkan
persoalan boleh atau tidaknya makan bersama orang bukan Yahudi.
Jadi, yang ditakutkan oleh Petrus sebenarnya adalah kelompok orang
yang disebut “kalangan bersunat.”
Pertanyaannya adalah mengapa kelompok ini ditakuti? Maka
penjelasan dari latar belakang perjanjian baru akan sangat menolong
kita dalam melihat persoalan yang muncul di Antiokhia pada waktu itu.
Di zaman Paulus, ada sebuah isu sosial yang terjadi, yakni sebuah spirit
pemberontakan terhadap penjajahan Roma-Yunani terhadap bangsa
Yahudi. Larangan dari Anthiokus IV mengenai ritual sunat, sabat dan
aturan makan, telah menimbulkan reaksi yang sangat keras dari orang-
orang Yahudi. Salah satu kelompok dalam agama Yahudi yang berjuang
keras menentang pemaksaan ini adalah orang-orang Makabe. Kalangan
ini percaya bahwa untuk Israel mengalami pemulihan dari keadaan
terjajahnya, maka umat Tuhan harus kembali menegakkan ketaatan
pada hukum-hukum Tuhan. Bagi kalangan Makabe, segala pelanggaran
harus dihilangkan, walaupun ia dengan cara kekerasan, sebab itulah
syarat yang mereka yakini supaya terjadi pemulihan.
Itulah sebabnya bagi kelompok ini, siapa saja dari orang-orang
Yahudi yang kedapatan melanggar hukum-hukum Tuhan, mereka harus
dibinasakan, supaya pembaruan terjadi atas Israel. Nah, kelompok
yang Paulus sebut sebagai kelompok “bersunat” dalam kelompok
Kristen Yahudi, yang masih berpegang pada spirit kelompok Makabeus,
yang berjuang supaya orang-orang Yahudi tidak melanggar hukum-
hukum Tuhan, yang meyakini melalui ketaatan umat pada Tuhan, dan
penegakan keadilan Tuhan bagi yang melanggar hukum-hukum Tuhan,
maka pemulihan Allah akan terjadi.
167
Dalam latar belakang seperti itulah kita harus membaca
persoalan dalam Galatia 2:11-14. Di mata Paulus, Petrus telah berlaku
munafik, sebab ia tidak konsisten dengan pernyataannya, bahwa ia
telah dapat menerima orang-orang bukan Yahudi, namun Petrus
meninggalkan orang-orang ini pada saat melihat ada ancaman
tertentu. Namun dari pihak Petrus, tentu kita dapat melihatnya secara
berbeda. Petrus barangkali bukan munafik, namun ia mencoba memilih
jalan yang paling bijak dalam situasi yang menyulitkan di Anthiokhia.
Jadi dengan melihat latar belakangnya,
kita akan dapat melihat teks secara lebih
lengkap dan mendalam.
Namun, bagaimanakah kita dapat
Mengumpulkan mengetahui latar belakang dari teks dan
Informasi penulisnya? Untuk mengetahui latar
belakang dari teks, maka kita tidak
memiliki pilihan lain kecuali membaca
buku yang membahas hal tersebut. Buku-
buku yang berisikan informasi latar
belakang Alkitab tersedia cukup banyak.
Dalam bahasa Indonesia ada beberapa
buku yang cukup baik misalnya John Drane, Memahami Perjanjian Baru
atau Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru. Dalam bahasa Inggris,
latar belakang PB yang sangat baik, akurat dan dapat dijadikan acuan
adalah Everett Ferguson, Backgrounds of Early Christianity.
Diskusikanlah
Menanya
Dalam sebuah percakapan, Petrus pernah bertanya kepada Tuhan
Yesus: sampai berapa kalikah ia harus mengampuni orang yang
bersalah kepadanya; dan Tuhan Yesus berkata sampai tujuh puluh kali
tujuh kali (Matius 18:22). Apakah maksud dari istilah ini?
168
Untuk menjelaskan poin di atas (kesalahan dalam
Mengumpulkan
menginterpretasikan teks berdasarkan latar belakang), ada beberapa
Informasi contoh yang kita dapat pelajari. Dalam latar belakang tulisan PB, entah
itu Rasul Paulus, Rasul Yohanes, dst, mereka pada umumnya memiliki
latar belakang yang berlipat tiga. Maksudnya baik penulis kitab suci
maupun jemaat yang dilayaninya bisa memiliki tiga latar belakang atau
konteks pemikiran yakni Yahudi, Yunani atau Romawi.
Misalnya saja dalam 1 Korintus 11:5, Rasul Paulus mengijinkan
perempuan untuk berdoa dan bernubuat (berkhotbah) asalkan mereka
menggunakan tudung. Dalam kasus ini, nasehat Rasul Paulus dalam
bagian tersebut terkesan janggal di telinga orang-orang Yahudi, sebab
bagi orang-orang Yahudi, perempuan itu tidak boleh memimpin doa,
apalagi berkhotbah. Meskipun demikian, jika kita membaca latar
belakang mengenai peranan perempuan dalam budaya Roma, kita
akan mendapati sebuah informasi bahwa perempuan-perempuan
Roma dianggap setara bahkan dalam beberapa kasus bisa dianggap
lebih tinggi. Pembacaan secara sekilas berdasarkan latar belakangnya
semata, akan membuat kita menyimpulkan bahwa Paulus dalam kasus
1 Korintus 11, ia mengadopsi budaya Romawi. Namun, benarkah
demikian? Jika kita membaca konteks argumentasi yang rasul Paulus
berikan dalam 1 Korintus 11, maka jelas bagi kita bahwa alasan utama
Rasul Paulus mengijinkan perempuan untuk berdoa dan berkhotbah
bukan karena ia mengadopsi budaya Roma, namun karena ia melihat
tradisi atau ajaran kitab suci, khususnya berdasarkan tradisi penciptaan
manusia, memang memandangnya demikian.
Jadi, supaya penelaahan latar belakang tidak salah, maka di
sinilah kita membutuhkan penelaahan konteks, di mana konteks dari
Menalar
kitab suci akan menentukan apakah latar belakang yang kita temukan
(terkait dengan teks) cocok ataukah tidak. Dengan demikian, kita
melihat bahwa latar belakang dan konteks itu saling terkait. Konteks itu
bersifat sangat terbatas, kita tidak akan menemukan segala informasi
yang kita butuhkan dalam konteks, dalam hal ini latar belakang dapat
sangat menolong kita. Demikian juga dengan latar belakang, hal ini pun
dapat salah, dan penggalian konteks dapat menolong kita untuk
meluruskannya. Meskipun demikian, kita harus tetap optimis,
penelaahan teks yang hati-hati dengan melibatkan latar belakang
sejarahnya dan konteks dari teksnya akan membuat penafsiran kita
lebih tajam. Meskipun demikian, penafsiran berdasarkan latar
belakang dapat membuat seseorang mencocok-cocokan apa yang
seseorang baca dalam kitab suci dengan konteks tertentu yang
sebenarnya tidak ada kaitannya sama sekali.
169
Sebelum kita lebih lanjut membicarakan mengenai analisa
Mengumpulkan
Informasi
konteks, satu contoh akan ditambahan terkait dengan penelaahan
konteks dan latar belakang dalam memahami sebuah teks. Contoh teks
yang akan kita diskusikan adalah Kolose 1: 15-17:
170
C. KORELASI TEKS & KONTEKS
Setiap teks dibungkus oleh konteks. Teks yang ada pada kita
Mengamati
selalu punya konteks. Mungkin ada beberapa bagian kitab suci seperti
kitab Amsal yang sulit untuk dicari konteksnya, karena banyak ayat-
ayat di dalamnya terpenggal-penggal, tetapi mereka tetap memiliki
konteks. Konteks kitab Amsal memang bukan bersifat perikop tetapi
bersifat satu kitab. Oleh sebab itulah, dalam menafsirkan Alkitab kita
harus mengerti dulu konteksnya bila ingin tahu arti semulanya, tanpa
tahu konteksnya atau bila membacanya terlepas dari konteksnya,
akhirnya kita bisa salah dalam memahaminya.
Sebagai contoh, dalam televisi, kita sering sekali mendengar ada
tokoh-tokoh politik atau para pejabat yang sangat marah Pada waktu
pernyataannya disalahartikan. Saya sering kali mendengar istilah
‘dipelintirkan.’ Maksud dari dipelintirkan adalah pernyataan dari tokoh
itu dilepaskan dari konteks pembicaraannya sehingga orang akhirnya
menjadi salah tangkap.
Pernahkah terpikirkan, jika para penulis Alkitab masih hidup
zaman sekarang. Lantas kita dengan sembarangan dan sekehendak hati
mengutip omongan atau pernyataan mereka seolah-olah mereka
berkata seperti yang kita maksudkan padahal sebenarnya tidak, kira-
kira apa yang akan mereka lakukan? Pasti mereka akan teriak-teriak,
protes dan mengatakan bukan itu maksud dari omongan atau
pernyataan dia. Pada waktu kita mengutip atau memakai teks Alkitab
sehingga artinya jadi salah, kita sebenarnya sedang tidak menghargai
pemikiran mereka. Itulah alasannya memahami sebuah teks haruslah
berdasarkan konteksnya.
Dalam Alkitab, setiap teks dibungkus dengan konteks yang
Menalar berlapis. Memang konteks sendiri memiliki beberapa lapis atau
tingkatan. Pertama, lapis terbawah dari konteks berkaitan langsung
dengan bagian teks itu secara langsung, lapis konteks ini disebut
sebagai konteks dekat atau konteks dalam. Dalam membaca kitab suci
‘konteks dalam’ sangat penting bahkan terpenting. Konteks dalam ini
bisa jadi justru menentukan arti teks yang paling dekat. Kedua, lapis
kedua dari teks adalah konteks dalam kitab yang sama. Sering kali,
sebuah pokok bahasan atau pikiran terkait dengan bagian-bagian yang
jauh sebelumnya telah dibahas penulis. Oleh sebab itu Pada waktu kita
membaca bagian firman Tuhan sering kali, kita harus membaca dan
mengaitkannya bukan saja dengan perikop tersebut tetapi dengan
perikop-perikop lain sebelumnya. Pembacaan yang melibatkan konteks
akan menolong kita untuk memahami teks dengan lebih baik.
171
Contohnya dalam Filipi 3:1-2 dikatakan:
Mengumpulkan
Informasi
Menuliskan hal ini lagi kepadamu tidaklah berat bagiku dan
memberi kepastian kepadamu. Hati-hatilah terhadap
anjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang
jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat palsu.
Pada waktu kita membaca kalimat ini, tentu kita bertanya mengapa
Rasul Paulus memanggil orang-orang tertentu dengan panggilan yang
kasar? Kita juga bertanya siapakah orang-orang yang dimaksudkan oleh
Rasul Paulus? Bila kita membaca teks ini berdasarkan konteks
dekatnya, maka kesimpulan kita adalah orang ini adalah kelompok
Yahudi yang memaksakan ‘sunat’ terhadap orang percaya non-Yahudi.
Tahu dari mana? Rasul Paulus menyebut mereka adalah penyunat-
penyunat palsu. Kesimpulan seperti ini masih bisa dibenarkan, tetapi
coba kita membaca teks ini dari depan, coba membaca teks ini dengan
mengaitkannya dengan ps. 1 kita akan melihat bahwa musuh yang
diserang oleh Rasul Paulus ternyata bukan sekedar ‘penyunat palsu.’
Tentu untuk menjawab pertanyaan tadi (siapakah itu para
musuh Paulus di Filipi), kita harus kembali ke awal surat Filipi (pasal 1).
Dalam ay. 5 dikatakan Filipi adalah jemaat yang rajin menginjili; dalam
ay 7 dan 12 dapat disimpulkan bahwa Paulus kemungkinan sedang
dalam penjara karena berita Injil. Lalu dalam ay. 15-17 dikatakan ada
orang-orang yang memberitakan injil dengan maksud-maksud yang
tidak benar. Jadi menurut konteks surat, lawan atau musuh yang
dihadapi oleh Rasul Paulus adalah orang-orang yang memberitakan Injil
tapi dengan maksud yang salah.
Sekarang kita diperhadapkan kepada sebuah pertanyaan,
apakah yang disebut anjing-anjing, pekerja-pekerja jahat dan
penyunat-penyunat palsu dalam ps 3:2 terkait dengan pemberita-
pemberita injil yang salah atau terkait (menunjuk) pada orang-orang
Yahudi yang menekankan tradisi sunat sebagai syarat keumatan
Tuhan? Untuk menjawab pertanyaan ini ada beberapa kemungkinan
pilihan, yakni: 1) ada kemungkinan si anjing dan si pekerja-pekerja yang
jahat dan penyunat-penyunat palsu menunjuk pada satu kalangan yang
sama, 2) ada kemungkinan juga, si anjing dan si pekerja jahat menunjuk
pada orang yang sama sementara si penyunat palsu menunjuk pada
kalangan yang berbeda. Pandangan yang kedua lebih sulit diterima
sebab bila memang ada musuh yang dibicarakan oleh Rasul Paulus
pastilah dari awal sudah dia bicarakan dan dikritiknya.
172
Itulah sebabnya kemungkinan besar musuh yang dimaksudkan
dalam jemaat Filipi adalah kalangan Yahudi yang sama seperti Rasul
Paulus, memberitakan Injil keselamatan dalam Yesus tetapi tetap
menekankan pentingnya sunat sebagai ‘tanda keumatan umat Tuhan.’
Jadi kalangan ini setelah memberitakan Injil, mengharapkan orang-
orang masuk dalam agama Yahudi.
Selain kedua lapis konteks yang kita sudah bicarakan, ada lapis
Menalar ketiga dari konteks Alkitab, yakni konteks tulisan dari penulis yang
sama. Jikalau pokok atau teks yang kita baca ternyata muncul dalam
beberapa tulisan dari satu tokoh yang sama. Walaupun kita telah
mencoba meneliti dan membacanya berdasarkan konteks dekat dan
konteks kitabnya, tetapi kita masih harus membandingkannya dengan
pikiran penulis tersebut dalam kitab-kitab lainnya.
Pada waktu kita memperbandingkan pemikiran penulis dengan
tulisannya yang lain kita akan menemukan dua kemungkinan yakni: 1)
Pemikiran dari penulis baik di bagian yang satu dengan bagian yang
lainnya sejajar. Memang sudah seharusnya atau biasanya pemikiran
manusia itu bersifat konstan. Jarang ada orang yang memiliki keyakinan
yang ‘mendua.’ 2) Pemikiran dari penulis ternyata mengalami
perubahan sehingga berbeda dari pemikiran sebelumnya, ini berarti
‘pemikiran penulis’ mengalami transisi.
Dalam kasus-kasus tertentu kita akan mendapati bahwa pikran
penulis Alkitab walaupun tokohnya sama tetapi mereka dapat berbeda.
Namun prinsip tafsirnya adalah: kecuali benar-benar atau secara nyata-
nyata pemikiran tersebut tidak bisa disejajarkan maka kita harus
mengakui bahwa penulis tersebut kemungkinan mengalami perubahan
kerangka berpikir atau berpikir secara berbeda. Jadi, Pada waktu kita
menemukan ada pemikiran dari satu tokoh tertentu yang nampaknya
berbeda maka yang harus kita lakukan adalah mencoba membuat
‘kesejajaran’ terlebih dahulu. Bila memang tidak bisa disejajarkan, baru
kita bisa menarik kesimpulan bahwa pemikiran tokoh tersebut berbeda
dari pemikiran sebelumnya.
Sebagai contoh, bacalah dan pelajarilah Kolose 3:1: “karena itu
Mengumpulkan kamu (telah) dibangkitkan bersama dengan Kristus… .” Di hampir
Informasi
semua tulisan Rasul Paulus, istilah kebangkitan selalu menggunakan
tensis ‘future’ atau masa yang akan datang. Tetapi dalam Kolose Rasul
Paulus memandang ‘kebangkitan’ sebagai sesuatu yang bersifat aorist,
yang telah terjadi satu kali dalam hidup kita. Penggunaan tensis aorist
oleh Rasul Paulus memberikan kesimpulan bahwa kali ini Rasul Paulus
pandangannya berubah.
173
Lapis keempat adalah konteks dalam kelompok kitab yang sama
Menalar
dan (atau) keseluruhan kitab suci. Alkitab kita terbagi dua yakni PL dan
PB, dan keduanya merupakan satu kesatuan walaupun ada perbedaan
dalamnya. Kita menyakini bahwa walaupun PB ada banyak penulisnya
(demikian juga dengan PL) tetapi mereka tetap punya satu kesatuan,
mengapa? Sebab di balik kepenulisan tokoh-tokoh PL-PB ada Roh
Kudus yang bekerja. Oleh karenanya pada waktu kita membaca kita
suci, kita harus memandang bahwa setiap detail kitab suci adalah
bagian dari keseluruhan kitab suci. Semua bagian tersebut seharusnya
saling terkait dan tidak akan pernah bertentangan tetapi setiap teks
saling melengkapi satu dengan lainnya karena ada Roh Kudus yang
menyatukan semua bagian teks.
Meskipun demikian, bisa jadi apa yang dikatakan tokoh-tokoh
PB memang sama tetapi bisa jadi juga apa yang mereka katakan bisa
berbeda. Meskipun demikian perbedaan mereka tidak dipahami
sebagai sebuah pertentangan tetapi sebagai sebuah kekayaan
pandangan dalam PB atau PL. Ada kalanya perbedaan dalam Alkitab
pada dasarnya disebabkan karena perbedaan konteks pergumulan
dalam pembaca teks yang pertama. Teks Alkitab saling melengkapi dan
menyampaikan pokok yang sama tetapi dalam pendekatan yang
berbeda.
Pandangan Penulis surat 1 Petrus dan Rasul Paulus memiliki
Mengumpulkan
kesamaan pada waktu mereka memandang mengenai pemerintah
Informasi sebagai wakil Allah. Lih. Roma 13:1-7 dan 1 Petrus 2:11-17.
Bagaimanakah penulis Mazmur 1:1-6 memandang ‘taurat’? Pemazmur
memandang bahwa ‘taurat Tuhan’ itu adalah firman Allah yang
menjadi penuntun bagi hidup umat Tuhan. Bagaimanakah rasul Paulus
memandang taurat (Galatia 3:24)? Rasul Paulus memandang bahwa
‘masa kerja’ hukum Taurat itu sudah selesai. Fungsi dari hukum Taurat
adalah menyatakan ‘keberdosaan manusia.’ Cara pandang Rasul Paulus
dan penulis mazmur memang berbeda. Hanya saja, kita meyakini
perbedaan mereka tidaklah saling bertentangan. Jadi meskipun ada
kesatuan tetapi kesatuan itu bukan sesuatu yang harus dipaksakan dan
harus disama-samakan. Kitab suci adalah satu, di dalamnya ada
kesatuan tetapi dalam kesatuan itu ada berbagai ‘perspektif teologi
yang berbeda.’ Memikirkan satu teks dengan membandingkannya
secara keseluruhan PB atau PL, sebenarnya sangat sulit untuk
dilakukan. Alasannya, tidak ada orang yang menguasai seluruh detail PL
atau PB. Itulah sebabnya, kita perlu belajar untuk merendahkan hati
saat kita membaca teks kitab suci.
174
Diskusikanlah
Menanya
175
Pada waktu kita membaca perikop maka 1) kita harus
membacanya dengan berhati-hati dan perlahan 2) mencoba membaca
dengan membangun keterkaitan dengan bagian atau pokok-pokok,
baik sebelum maupun sesudah teks yang kita baca. Bila memang teks
tersebut terkait dengan bagian kitab yang lain, bahkan terdapat juga
dalam tulisan yang lain dari tokoh tersebut, maka tidak ada salahnya
bila kita membaca dan membandingkan keseluruhan teks yang terkait
dengan teks yang kita baca.
Selain melalui lontaran pertanyaan, membaca konteks juga
Menalar
dapat dilakukan dengan jalan melihat “teguran” yang Paulus
sampaikan kepada jemaat yang dilayaninya. Misalnya saja dalam surat
Galatia, kita menemukan konteks jemaat Galatia salah satunya dalam
Gal. 5:2-3. Dalam bagian tersebut Rasul Paulus secara eksplisit
melarang jemaat untuk membiarkan diri mereka disunatkan. Itu berarti
dalam jemaat Galatia terdapat persoalan tuntutan sunat.
Pada saat kita melakukan analisa konteks, maka ada prinsip
Mengumpulkan
Informasi yang harus kita pegang yakni setiap bagian teks berlaku mutlak
memiliki konteks yang sama. Sebagai contoh, dalam Alkitab ada
beberapa bagian Alkitab yang membicarakan mengenai isu makanan
yakni dalam 1) Daniel 1:8; 2) Markus 7:15; 3) 1 Kor 8:1-13. Kita
kemudian ingin mencari tahu, dari ketiga teks tersebut manakah yang
berbicara secara tepat mengenai boleh atau tidaknya orang Kristen
makan bekas persembahan berhala?
Hal pertama yang harus kita lakukan adalah kita harus bertanya:
apakah peristiwa Daniel tidak mau makan daging bekas persembahan
sejajar konteksnya dengan kita yang tidak mau makan makanan bekas
sembayangan? Daniel sedang berada dalam pembuangan, bagaimana
dengan dengan kita? Kita tidak sedang dalam pembuangan. Kemudian
tindakan Daniel dan teman-temannya adalah reaksi normal bagi orang
yang baru saja dihukum Tuhan ke pembuangan. Waktu itu, makanan
masih jadi identitas iman, bagaimanakah dengan sekarang? Coba lihat
istilah yang dipakai oleh Daniel, menajiskan diri. Pertanyaannya adalah
apakah di zaman sekarang bila kita makan daging bekas berhala berarti
kita sedang menajiskan diri? Tentu tidak bukan? Jadi, Daniel 1
sepertinya berbeda konteks dengan konteks kita di zaman sekarang
terkait dengan isu makan makanan bekas sembayangan.
Sekarang kita coba melihat Markus 7, apa konteksnya di sana?
Mereka adalah orang Yahudi, namun apakah di zaman Tuhan Yesus,
mereka (orang-orang Yahudi) makan daging bekas persembahan
berhala tidak? Jawabannya tentu saja tidak. Jadi kasusnya (baca:
konteksnya) bukan masalah itu. Kasus dalam Markus 7 lebih terkait soal
176
adat-istiadat dan tata cara makan. Di waktu itu beredar aturan
khususnya berasal dari kalangan Farisi bahwa orang yang makan tidak
mencuci tangan terlebih dahulu sama saja makan dengan tangan yang
najis. Jadi najis atau tidaknya makan bergantung pada caranya. Ini
adalah tafsiran kalangan Farisi. Yang Tuhan Yesus tegaskan adalah najis
atau tidaknya sesuatu bukan dilihat berdasarkan cara makan tapi
masalah hati.
Sekarang mari kita lihat konteks 1 Kor 8. Siapakah jemaat
Korintus? Mereka bukan orang Yahudi tapi orang Yunani yang bertobat.
Mereka dulu berlatar belakang penyembahan berhala dan terbiasa
makan makanan bekas persembahan berhala. Bagaimanakah dengan
zaman sekarang? Orang-orang yang makan makanan bekas
sembayangan juga bukan orang Yahudi, mereka sebelumnya pada
dasarnya adalah penyembah “berhala” yang mempunyai kebiasaan
makan makanan bekas persembahan. Jadi ada kemiripan konteks
antara 1 Korintus 8 dengan orang-orang di zaman sekarang yang
bergumul dengan makanan bekas berhala. Jadi bila kita ingin mencari
tahu masalah boleh atau tidaknya makan bekas sembayangan, maka
kita harus menentukan terlebih dahulu konteks manakah yang lebih
mirip antara Daniel 1, Markus 7 atau 1 Korintus 8 dengan konteks kita
sekarang.
Prinsip kedua yang harus kita pahami pada saat menggunakan
Mengumpulkan
analisa konteks dalam memahami ajaran Alkitab adalah teks dalam
Informasi
konteks selalu mengandung message ‘pesan’ tertentu, carilah
message-nya kemudian terjemahkan dalam konteks. Apa message dari
Daniel 1? Kita tidak boleh menajiskan diri, pesan ini barangkali pararel
dengan larangan bagi umat Tuhan untuk menonton film porno, atau
menggunakan ‘tipu daya’ dalam bisnis, dsb. Bagaimanakah dengan
Markus 7? Pesannya adalah kenajisan muncul dari dalam hati. Pesan ini
yang bisa diaplikasikan dalam masalah penilaian yang diberikan baik
terhadap orang yang miskin, yang dianggap penyakitan, dst, yang
sering kali dianggap “hina atau tidak layak.”
177
marah dan tanpa perselisihan. Demikian juga hendaknya
perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas,
dengan sopan dan sederhana, rambutnya jangan
berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara
ataupun pakaian yang mahal-mahal, tetapi hendaklah ia
berdandan dengan perbuatan baik, seperti yang layak bagi
perempuan yang beribadah. Seharusnyalah perempuan
berdiam diri dan menerima ajaran dengan patuh. Aku tidak
mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak
mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam
diri. Karena Adam yang pertama dijadikan, kemudian
barulah Hawa. Lagipula bukan Adam yang tergoda,
melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke
dalam dosa. Tetapi perempuan akan diselamatkan karena
melahirkan anak, asal ia bertekun dalam iman dan kasih dan
pengudusan dengan segala kesederhanaan.
178
Namun, mengapakah penulis 1 Timotius perlu menegaskan
masalah ini? Maka kita menemukan jawaban bahwa karena kehadiran
wanita ini membuat kekacauan dalam ibadah yang diselenggarakan
jemaat. Itulah sebabnya, penulis surat 1 Timotius harus mengambil
keputusan yang keras untuk menertibkan jemaat. Paulus menegaskan
bahwa perempuan-perempuan yang menimbulkan masalah dalam
jemaat hendaknya ditertibkan.
F. Penutup
Ringkasan
1. Firman Tuhan disampaikan dalam zaman tertentu dan dalam
tulisan tertentu.
2. Untuk memahami Firman Tuhan, pembaca masa kini perlu
memahami konteks sejarah maupun konteks dari perkataan dalam
teks Firman Tuhan.
3. Untuk memahami konteks sejarah, pembaca masa kini perlu
mempelajari buku-buku mengenai bangsa Israel maupun gereja
mula-mula.
179
Ayat Hafalan
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk
mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan
dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-
tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan
baik.
Mengkomuni 2 Timotius 3:16-17
kasikan Aktivitas
Buatlah sebuah gambar mengenai pencobaan Yesus di pandang gurun
dengan menggunakan latar belakang kehidupan dunia modern.
Fee, Gordon. New Testament Exegesis. Terj. Malang: SAAT, 2008. Hal
125-144.
Green, Joel B., ed. Hearing the New Testament: Strategis for
Interpretation. 2nd ed. Grand Rapids: Eerdmans, 2010. Bab 5.
180
181
Pelajaran 12
Mengenal Genre Alkitab
A. Pendahuluan
Menanya
Diskusikanlah
Sebutkanlah beberapa jenis sastra yang Anda ketahui dalam Alkitab,
baik dalam PL maupun PB? Dan jelaskan juga keunikan dari jenis sastra
yang Anda sebutkan!
182
B. Genre
1. DEFINISI GENRE
Istilah Genre diterjemahkan sebagai gaya atau bentuk sastra.
Mengamati Dalam literatur Melayu, kita menemukan ada berbagai macam
gaya/bentuk sastra, tetapi pada umumnya gaya sastra dibagi dua
bagian yakni prosa dan puisi. Gaya sastra prosa dapat memiliki
berbagai gaya/bentuk sastra lagi misalnya cerita, laporan sejarah,
legenda/dongeng, dst. Demikian juga dengan puisi, bentuk ini dapat
memiliki berbagai bentuk lainnya misalnya
pantun, puisi, peribahasa, dan bentuk
sastra lainnya.
Dalam pendekatan yang diusulkan
Mengumpulkan oleh Gordon D. Fee, ia menjadikan
Informasi identifikasi genre sebagai langkah pertama
dalam eksegese. William Klein, dkk
membuat satu bab secara khusus untuk
menjelaskan genre. Dengan demikian kita
melihat pandangan para ahli tafsir dalam
melihat pentingnya identifikasi genre.
Identifikasi genre sangat penting sebab apabila kita salah
mengidentifikasikannya maka kita berpotensi untuk melakukan
kesalahan dalam menafsirkan teks.
Menurut Klein, salah satu prinsip dasar
dalam penafsiran Alkitab adalah arti dari
setiap teks harus diartikan sesuai dengan
konteks sastranya. Kita tidak boleh
menafsirkan bagian teks dengan gaya
sastra puisi dengan prinsip penafsiran gaya
sastra prosa demikian juga sebaliknya.
Selain itu, tiap genre memiliki kekhususan,
misalnya saja walaupun kitab Amsal dan
Mazmur sama-sama memiliki bentuk puisi
tetapi cara menafsirkan Amsal dan
Mazmur sangat berbeda. Walaupun Mazmur dan Amsal sama-sama
dapat menggunakan gaya bahasa simbolis, tetapi sudut pandang
teologi Mazmur sering kali diperlihatkan dengan jelas sementara sudut
pandang teologi Amsal sering kali diperlihatkan dalam bentuk sebuah
teka-teki. Jadi, untuk memahami Alkitab dengan benar kita harus
memahami genre-nya dengan benar, kesalahan dalam memahami
genre dapat membawa pada kesalahan dalam memahami arti teksnya.
183
2. JENIS SASTRA
Walaupun secara umum, jenis sastra dibagi 2 yakni prosa dan
Mengamati puisi, namun pembagian ini agak sulit diterapkan secara kaku dalam
Alkitab. Mengapakah demikian? Karena dalam Alkitab terdapat
banyak jenis sastra. Oleh sebab itu, dalam penafsiran Alkitab, kita tidak
membaginya menurut dua pembagian besar tersebut. Kita membagi
genre Alkitab setidaknya menjadi 6 jenis.
184
mereka dan mengalahkan serta membunuh mereka. Dan
mayat mereka akan terletak di atas jalan raya kota besar, yang
secara rohani disebut Sodom dan Mesir, di mana juga Tuhan
mereka disalibkan.
Tentu saja dalam kedua bagian teks di atas istilah Mesir diartikan
konotatif. Jenis sastra dari kitab Wahyu adalah Apokaliptik dan dalam
sastra ini, berbagai istilah pada umumnya digunakan secara allegoris.
Contoh yang lain, misalnya saja dalam Keluaran 20: 4, dalam
bagian ini Alkitab membicarakan mengenai larangan untuk
menyembah “patung,” apakah istilah “patung” di sini memiliki arti
denotatif atau konotatif?
185
itulah dipakai mereka sebagai batu dan ter gala-gala sebagai
tanah liat. Juga kata mereka: "Marilah kita dirikan bagi kita
sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya
sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita
jangan terserak ke seluruh bumi."
186
Sebagai contoh, dalam Wahyu 20:1 dikatakan malaikat
Mengumpulkan
Informasi
mengikat naga, si ular tua dengan rantai besar? Pertanyaannya adalah
apakah istilah naga dan rantai besar harus dipahami secara denotatif
atau konotatif? Istilah tersebut kemungkinan besar harus diartikan
konotatif. Di mana naga menggambarkan pekerjaan iblis dan rantai
besar menggambarkan kuasa Allah yang mengikatnya. Namun
pertanyaannya adalah mengapa mereka perlu berbicara dalam gaya
sastra ini? Karena gaya sastra ini efektif dalam memberikan
pengharapan bagi pembacanya yang tertindas dan tertekan. Kita perlu
mengetahui bahwa gaya bahasa Apokaliptik muncul dalam setting
historis ketertekanan.
Menurut John C. Collins
sebagaimana yang dikutip dalam Klein,
Introduction to Biblical Interpretation
mengatakan Apocalypse is a genre of
revelatory literature with a narrative
framework in which revelation is mediated
by an other worldly being to human
recipient, disclosing a transcendence
reality which is both temporal insofar as it
envisages eschatological salvation and
spatial insofar as it involves another,
supernatural world Tekanan dari definisi ini adalah sbb: 1) Apokaliptik
merupakan literatur nubuatan dengan gaya/bentuk sastra
narasi/drama; 2) Nubuat disampaikan oleh mkhluk “supranatural”
kepada manusia. Di sisi yang lain, kita juga sebenarnya dapat
menambahkan bahwa nubuatan ini jadi mediator bagi penulis zaman
itu dengan pembacanya. Meskipun demikian, di sisi yang lain,
nubuatan ini mempunyai fungsi ganda yakni untuk zamannya dan
zaman yang akan datang.
Bagian Alkitab yang termasuk sastra Apokaliptik adalah sbb:
kitab Wahyu; sebagian kitab Daniel, Zakharia; Yesaya; Yehezkiel, dan
beberapa kitab lainnya.
Diskusikanlah!
Bacalah satu atau dua perikop dari kitab Wahyu dan temukanlah
Menanya
istilah-istilah yang bersifat simbolis dan yang Anda rasa sulit untuk
dipahami! Diskusikanlah juga bagaimana secara simbol-simbol yang
Anda diskusikan dipahami secara umum?
187
c. Gaya Sastra Narasi.
Menanya Diskusikanlah
Sharingkanlah salah satu kisah Alkitab yang paling Anda sukai. Jelaskan
apa yang mau diajarkan dalam narasi tersebut dan bagaimana narasi
tersebut memengaruhi kehidupan Anda?
188
Menurut Liem Kim Yang perumpamaan dapat memiliki 4
Mengumpulkan
Informasi
bentuk yakni:
• Alegori adalah bentuk cerita dalam berbahasa yang hendak
menyampaikan satu kebenaran melalui sejumlah gambar yang
dirangkai menjadi satu cerita, untuk menyatakan berbagai segi
dari kebenaran itu sekaligus menyelubunginya bagi orang luar.
Sebuah alegori ditandai dengan adanya selalu tokoh-tokoh yang
melambangkan seseorang atau sesuatu. Contohnya adalah
perumpamaan tentang lalang dan gandum (Mat 13:24-30; 36-
43). Dalam teks dikatakan siapa itu yang menabur benih yakni
anak manusia, siapa itu ladang yaitu dunia, benih yang baik
adalah anak-anak kerajaan Allah, ilalang adalah anak-anak si
jahat; musuh adalah iblis; waktu menuai adalah akhir zaman;
dan penuai adalah malaikat.
• Similitude adalah suatu pengalaman umum dari semua orang,
di mana saja dan kapan saja. Kekuatannya terletak pada
pengalaman umum itu sehingga tidak dapat disangkal
siapapun. Contohnya adalah perumpamaan biji sesawi (Mark
4:31-32). Semua orang tahu biji sesawi itu kecil, dan semua
orang melihat biji yang kecil ini mampu menjadi besar sekali.
Seperti itulah kerajaan Allah.
• Parable adalah cerita khas yang diciptakan secara khusus untuk
menjelaskan suatu hal atau untuk menjawab sebuah lawan
bicara; tetapi tidak mengangkat suatu pengalaman umum. Jadi
cerita ini dapat jadi sangat tidak lazim, kekuatannya justru
terletak pada ketidaklazimannya. Contohnya adalah Matius
13:44-45. Letak keanehan dalam cerita ini adalah pada sikap dari
orang yang menemukan harta, di mana ia tidak langsung
mengambilnya, malah menguburnya lagi, kemudian ia menjual
semua yang dimilikinya untuk membeli tanah tempat harta
karun itu ada. Walaupun aneh, namun inilah gambaran yang
memang ingin diperlihatkan dalam jenis perumpamaan ini,
bahwa orang yang menemukan kebenaran Allah, harus rela
‘menjual’ semua yang dimilikinya, untuk mendapatkannya.
• Eksemplum adalah perumpamaan yang dibuat supaya jadi
contoh gamblang. Contoh yang baik adalah cerita orang Samaria
yang murah hati dalam Lukas 10:25-37. Perumpamaan Ini
menunjukkan sebuah contoh perbuatan kasih yang sejati,
perbuatan kasih seseorang yang mengasihi sesamanya, yakni
perbuatan kasih yang mampu melewati batasan permusuhan
suku sekalipun.
189
e. Gaya Sastra Hikmat.
Diskusikanlah
Menanya
Bacalah Galatia 1:6-10 dan jelaskan hal apakah yang menjadi alasan
utama dari Rasul Paulus menuliskan surat kepada jemaat di Galatia.
Diskusikanlah juga hal apakah yang terjadi sehingga masalah tersebut
muncul?
190
Surat Paulus kepada jemaat Galatia, yang isinya sangat terkenal
Mengumpulkan
Informasi
berbicara mengenai ajaran pembenaran oleh iman, ternyata terkait
dengan masalah penerimaan jemaat non-Yahudi oleh jemaat Yahudi.
Demikian juga dengan surat Filipi, yang dituliskan Paulus dalam
konteks penderitaan yang sedang dialami oleh jemaat tersebut karena
berita injil dan munculnya keributan dalam jemaat karena adanya
pengurus gereja yang bertengkar. Oleh karena sebuah surat dikirimkan
terkait dengan satu persoalan tertentu dan terkait dengan jawaban
terhadap persoalan tersebut, maka pada saat seseorang menafsirkan
sebuah surat, maka kita tidak dapat tidak harus meniliti konteks surat
tersebut secara benar.
Sedikit berbeda dengan
Schreiner, J Christian Beker menjelaskan
bahwa surat-surat Paulus mempunyai
dua aspek yang harus diperhatikan oleh
para penafsir, yakni aspek “coherency”
dan “contingency.” Yang dimaksudkan
dengan aspek “coherency” adalah aspek
esensi ajaran dari Rasul Paulus, yang
tidak pernah berubah, aspek ini misalnya
saja konsep rasul Paulus tentang Kristus
atau Injil. Sedangkan aspek
“contingency” terkait dengan aspek
konteks yang menjadi “tempat
terbentuknya” pandangan Paulus dalam surat-suratnya. Kebanyakan
ajaran etis Paulus dalam surat-surat cenderung bersifat “contingency,”
sebab ajaran etis/moral biasanya diberikan terkait dengan kasus yang
muncul dalam jemaat tersebut. Sebagai contoh nasehat Paulus
tentang perempuan dalam 1 Korintus 11 atau mengenai selibat dalam
1 Korintus 7 bersifat “contingency.”
Adanya aspek “contingency” dalam surat Paulus membuat
para pakar menggunakan metode “mirror reading” dalam membaca
surat-surat Paulus. Yang disebut metode “mirror reading” adalah
sebuah cara pembacaan terhadap bagian Alkitab, di mana kita melihat
teks itu seperti cermin yang memperlihatkan apakah yang sebenarnya
sedang terjadi dalam jemaat penerima surat. Grant R. Osborne juga
memandang hal yang sama, bahwa salah satu tugas utama dalam
menafsirkan surat-surat adalah study the situation behind the
statement “mempelajari situasi yang ada dibalik pernyataan yang
disampaikan.”
191
Dalam era perjanjian baru, ada dua tipe surat. Diessmann
Menalar
menyebut dua tipe surat ini sebagai “letter” dan “epistle.” Sedangkan
Richard Longnecker membagi surat Paulus sebagai pastoral letter
“surat Pastoral” and “tractate.” Yang dimaksudkan dengan surat
Pastoral adalah tulisan yang dikirimkan untuk menjawab satu masalah
tertentu sedang “tractate” adalah tulisan yang dikirimkan untuk
menjelaskan sesuatu, khususnya, pokok ajaran. Sebuah surat biasanya
memiliki struktur yang jelas, mulai dari salam, doa, penyampaian
masalah, argumentasi, tanggapan dan penutup. Saat ini para pakar
mengembangkan sebuah metode penafsiran untuk melihat cara
Paulus mengembangkan argumentasinya dalam surat-surat yang
dikirimnya, metode penelitian ini disebut dengan istilah analisa
retorika. Melalui analisa ini penafsir mencoba melacak fungsi dan
peran dari setiap bagian-bagian tulisan Paulus dalam surat-suratnya
berdasarkan argumentasi yang hendak dibangun oleh sang Rasul.
Oleh karena sebuah surat adalah jawaban dari masalah yang
sedang muncul, maka argumentasi dari penulis surat akan dibuat
sangat jelas atau sejelas mungkin. Oleh sebab itulah untuk memahami
surat-surat Paulus, kita harus dapat memahami kalimat-kalimat yang
Paulus gunakan dengan benar, dan untuk itulah diperlukan dua
metode yakni analisa syntax dan analisa gaya bahasa. Analisa syntax
akan menolong penafsir dalam melihat susunan kalimat-kalimat yang
Paulus gunakan dalam membangun argumentasinya. Pentingnya
analisa syntax ini juga dilihat oleh Osborn, ia memandang dalam
menafsirkan surat Paulus, penting sekali kita “study the logical
develovement of the argument.” Sedangkan analisa gaya bahasa akan
menolong penafsir melihat apakah dalam kalimat-kalimat yang
diucapkannya Paulus menggunakan gaya bahasa tertentu ataukah
tidak.
Dalam penelitian kita akan menemukan dalam surat, ternyata
istilah yang dipakai dapat bermakna ganda baik konotatif maupun
denotatif. Misalnya dalam Roma 1, Apakah pengertian istilah ‘hamba’
di sini ‘denotatif’ ataukah ‘konotatif’, maka jawabannya adalah
denotatif, ia menempatkan dirinya benar-benar budak Tuhan Yesus.
Bagaimanakah dengan istilah rasul? Istilah ini pun diartikan denotatif
sebab ia memang benar-benar utusan. Istilah rasul memang artinya
utusan. Selain itu dalam surat-surat Paulus terkadang muncul sebuah
puisi misalnya saja dalam Filipi 2. Para penafsir hendaknya berhati-hati
dalam melihat kemunculan “genre yang berbeda” dalam surat Paulus,
bagian tersebut haruslah ditafsirkan sesuai dengan “genre-nya.”
192
C. Penutup
Ringkasan
1. Tuhan memakai manusia seutuhnya saat mewahyukan diri-Nya
sehingga Alkitab memiliki berbagai gaya sastra yang berbeda
karena keunikan dari setiap penulis Alkitab.
2. Perjanjian Lama menggunakan berbagai gaya sastra termasuk
dalamnya nubuat, narasi, puisi, dan hukum. Perjanjian Baru
mengunakan beberapa gaya sastra, misalnya, narasi, surat, dan
apokaliptik.
3. Setiap gaya sastra memiliki keunikan dan perlu diperhatikan saat
seorang pembaca masa kini membacanya. Mengenal jenis sastra
Alkitab akan menolong pembaca semakin mengenal Alkitab dan
budaya tulisan zamannya.
193
Ayat Hafalan
Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal
yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-
lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini."
Ulangan 29:29
Mengkomuni Aktivitas
kasikan Dalam Daniel 3, kita membaca mengenai mimpi dari raja
Nebukadnezar. Buatah sebuah gambar yang meperlihatkan mimpi dari
raja tersebut.
Bacaan Lanjuntan
Erickson, Richard J. A Beginner’s Guide to New Testament Exegesis:
Taking the Fear out of Critical Method. Downer Grove: IVP, 2005. Bab
6-9.
gggg
194
195
Pelajaran 13
Menafsir Narasi
A. Pendahuluan
Menanya Diskusikanlah!
Carilah beberapa cerita umum dalam masyarakat yang menarik
perhatian Anda dan ceritakan juga mengapakah cerita tersebut
memiliki nilai penting dalam kehidupan Anda?
B. Memahami Narasi
196
Sebelum kita menganalisis narasi, ada beberapa prinsip dasar
yang harus kita pahami dan terima yakni: 1) dibalik cerita atau narasi
teologis ini ada sang pencerita yang disebut sebagai narator. Siapakah
narator? Narator real dari narasi Alkitab tentu adalah penulis kitab itu
sendiri tetapi karena kita meyakini bahwa di balik kepenulisan Alkitab
ada kepengarangan Allah maka narator sesungguhnya adalah Allah
sendiri; 2) konsekuensi dari hukum narasi ini adalah apa yang
dinyatakan narator itu sama dengan apa yang dinyatakan Tuhan.; 3)
Dengan demikian, pesan Alkitab yang harus kita cari ketika membaca
sebuah narasi adalah sudut pandang narator.
Analisis naratif yang kita pelajari di hari ini terbatas pada tiga
komponen penelaahan yakni tokoh, karakter dan sudut pandang
teologis. Untuk komponen alur, kita tidak akan pelajari di sini karena
penelaahan alur membutuhkan ketajaman dan ketelitian yang cukup
kuat.
1. Pencarian Tokoh
197
2. “Karakterisasi” Tokoh
198
Sudut pandang teologis pada umumnya diletakkan pada bagian
Mengumpulkan
Informasi
akhir cerita. Namun, dalam narasi tertentu, sudut pandang teologis
bisa berada di awal cerita. Contohnya adalah Lukas 18:1-8 mengenai
perumpamaan mengenai hakim yang lalim, di mana narasi ini hendak
menekankan bahwa umat Tuhan perlu belajar berdoa dengan tekun.
Sudut pandang teologis dapat berbentuk perbandingan antara
tokoh-tokoh yang terlibat dalam cerita. Ciri dari sudut pandang ini
adalah adanya upaya dari narator untuk membuat perbandingan yang
mengontraskan tokoh-tokoh yang diceritakan. Contoh dari hal ini
dapat ditemukan dalam 2 Samuel 2.11-26 di mana anak-anak imam Eli
dibandingkan dengan Samuel (lihat ayat 26).
199
Diskusikanlah!
Menanya
Dalam kisah mengenai orang Samaria yang baik hati, kita membaca
ada sebuah pertanyaan dari cerita ini, yakni, siapakah sesamaku?
Menurut Anda siapakah sesamaku menurut cerita tersebut?
1. Penokohan
Siapakah tokoh-tokoh yang ada dalam kisah di atas? Kita
mendapat dalam kisah tadi ada beberapa tokoh yang terlibat, yakni:
a. Seorang yang dirampok
b. Perampok
c. Seorang imam
d. Seorang Lewi
e. Seorang Samaria
f. Pemilik penginapan
2. Karakterisasi Tokoh
Hal kedua yang kita perlu lakukan adalah membaca mengenai
bagaimana tokoh-tokoh di atas digambarkan. Penggambaran seorang
tokoh dalam cerita memperlihatkan persepsi dari penulis tersebut
terhadap tokoh yang digambarkannya.
a. Seorang yang dirampok digambarkan dalam keadaannya
“setengah mati”. Ia disebut dengan perkataan ‘orang itu’ dan hal
ini mengindikasikan bahwa ia tidak dikenal. Orang ini dilukiskan
sebagai seseorang yang menderita, tidak berdaya, dan dilupakan
orang.
b. Tokoh perampok digambarkan sebagai kelompok orang yang
sangat kejam. Tokoh ini adalah pelengkap.
c. Seorang imam dan Lewi yang digambarkan sebagai seseorang
yang kurang punya perasaan atau empati; hal ini nampak dalam
perkataan ‘ia melihat dan melewatinya begitu saja.’ Orang ini
adalah gambaran dari orang yang tidak berbelas kasihan.
200
d. Orang Samaria digambarkan sebagai seseorang yang walaupun
tidak memiliki hubungan baik dengan orang-orang Yahudi, ia
mempunyai hati yang penuh belas kasihan.
e. Pemilik penginapan, tokoh ini tidak dilukiskan sama sekali dan
hal ini berarti tokoh tersebut tidak penting dalam narasi ini.
201
2. MATIUS 2:1-12
Diskusikanlah
Menanya
Bagaimanakah kisah orang-orang Majus diceritakan dalam peringatan
dan perayaan Natal. Pesan-pesan apakah yang sering disampaikan
melalui kisah pencarian dan pertemuan orang-orang majus dengan
Tuhan Yesus?
202
1. Penokohan
2. Karakterisasi Tokoh
203
b. Kenapa cerita orang majus yang bertemu Tuhan perlu
dimasukkn dalam kumpulan cerita kelahiran yang dibuat
untuk orang Yahudi? Biar mereka tahu bahwa dalam karya
keselamatan Allah membuka pintu buat bangsa-bangsa
bukan Yahudi.
c. Ini merupakan aspek pengajaran dari Injil Matius yang
menekankan pemberian tempat buat orang bukan Yahudi
dan pemberitaan Injil buat segala bangsa.
204
E. Penutup
Ringkasan
1. Narasi Alkitab adalah bagian terbesar dalam Alkitab; itulah
sebabnya penafsir Alkitab perlu memahami pendekatan naratif.
2. Pendekatan naratif pada Alkitab mengasumsikan bahwa pencerita
adalah Tuhan sendiri sehingga apa yang disampaikannya adalah
benar.
3. Fokus utama dari pendekatan naratif adalah mencari sudut
pandang teologis dari narasi yang diceritakan.
Ayat Hafalan
Tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan
Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi
aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak
layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
Mazmur 1:2-3
Mengkomuni- Activitas
kasikan
Carilah sebuah kisah rakyat yang kamu kenal dan ceritakanlah kisah
tersebut dan perlihatkanlah persamaan dan perbedaan antara kisah
rakyat dengan kisah-kisah dalam Alkitab!
205
Bacaan Lanjutan
206
Pelajaran 14
APLIKASI DALAM SEBUAH INTERPRETASI
A. Pendahuluan
207
Berdasarkan apa yang William Klein, Craig L. Blomberg, dan
Menalar
Robert L. Hubbard Jr. sampaikan, kita melihat bahwa tanpa sebuah
proses pengaplikasian yang bertanggung jawab maka jemaat tidak
mungkin dapat melakukan firman Tuhan dengan benar. Selain itu,
tanpa proses pengaplikasian yang bertanggung jawab, kebenaran
Tuhan tidak mungkin akan menjadi relevan bagi segala zaman. Oleh
karena Firman Tuhan seharusnya teraplikasi dalam semua konteks
manusia, pengaplikasian teks Alkitab haruslah dilakukan dengan
penuh tanggung jawab.
208
Sebagai contoh mari kita lihat kisah Ananias dan Safira dalam
Mengumpulkan
Informasi
Kisah 5:1-6. Dalam teks ini kita membaca mengenai kejahatan yang
dilakukan sepasang suami istri dan disiplin yang dikerjakan Roh Kudus
atas mereka.
Diskusikanlah
Menanya
Carilah beberapa contoh penafsiran Alkitab dari seseorang yang
aplikasinya tidak tepat dan jelaskan mengapa aplikasi dari penafsiran
tersebut dinilai salah!
209
Contoh yang lain mengenai proses pembuatan aplikasi yang
Mengumpulkan
Informasi
tidak tepat adalah konsep kemerdekaan Kristen dalam Galatia 5:13.
210
C. BENTUK PENGAPLIKASIAN
211
D. PROSES PEMBUATAN SEBUAH APLIKASI
Diskusikanlah!
Menanya
Dalam Alkitab dibicarakan mengenai perbedaan peran antara laki-laki
dan perempuan. Laki-laki dipercayakan Tuhan tugas menjadi seorang
kepala keluarga. Apakah pokok ajaran ini sama dengan ajaran
mengenai laki-laki sebagai imam dalam keluarga?
212
Aplikasi dari teks di atas adalah pengikut Kristus haruslah
tunduk kepada pemerintah. Meskipun demikian apa yang dikatakan
teks tidak dapat kita mutlakkan secara serampangan. Mengapakah
demikian? 1) sebab saat Rasul Paulus menuliskan surat Roma, ia
sedang menghadapi pemerintah yang relatif baik. Surat Roma
dituliskan sekitar tahun 55 M, dan raja yang memerintah di tahun-
tahun tersebut adalah Kaisar Nero (54-68), dan menurut para ahli
sejarah Yunani kuno, mereka menemukan bahwa awal pemerintahan
Nero (sekitar 5 tahun pertamanya), ia memerintah dengan sangat baik.
2) di sisi yang lain, jika kita melihat isi dari Roma 13, kita menemukan
bahwa pemerintah yang dibicarakan bukanlah pemerintah yang jahat,
namun pemerintah yang berperan sebagai tangan Allah. Dengan
demikian, teks ini tidak berbicara tentang sikap orang Kristen terhadap
pemerintah yang lalim. Itulah sebabnya saat seorang mengeneralisir
ajaran mengenai ketaatan pada pemerintah dalam Roma 13 dalam
semua situasi dan kondisi maka kita telah jatuh dalam eisegese.
Bagaimanakah dengan teks yang konteks historisnya sama
Menalar
sekali tidak kelihatan misalnya dalam kitab-kitab dengan genre naratif?
Memang dalam sebuah narasi kita akan kesulitan mencari atau
melacak konteks historisnya. Meskipun demikian dalam sebuah narasi
kita dapat menemukan sudut pandang narator yang dapat
mencerminkan situasi dan kondisi dari pembacanya. Dari berbagai
indikasi itulah, kita dapat membuat sebuah “rekonstruksi konteks” dari
pembaca mula-mula dari narasi tersebut.
Sebagai contoh, dalam Injil Matius kita melihat bahwa orang-
Mengumpulkan
Informasi orang Farisi disoroti secara tajam, mereka dikatakan sebagai orang-
orang yang munafik. Penegasan dari teks mengindikasikan adanya
konflik antara kelompok/komunitas Mathean dengan kelompok Farisi.
Di sisi yang lain, berbagai kisah positif mengenai perjumpaan orang-
orang bukan Yahudi dengan Kristus, memperlihatkan usaha dari
kelompok/komunitas Mathean untuk mendidik pengikut mereka akan
keterbukaan terhadap bangsa bukan Yahudi, dan hal ini dilakukan
karena persoalan “eksklusivitas kesukuan” yang barangkali mulai
tumbuh dalam komunitas mereka.
Lalu bagaimanakah dengan teks-teks yang tidak memiliki
Menalar
konteks yang sama dengan konteks pembaca modern? Jika hal
tersebut yang terjadi, maka pembaca harus melakukan sebuah proses
“rekontekstualisasi.” Untuk melakukan proses tersebut maka
pembaca harus mendapatkan “pesan utama” dari teks, dan dari pesan
tersebutlah proses rekontekstualisasi dimulai. Ia harus menentukan
bagaimana prinsip Firman Tuhan diterapkan dalam konteks yang baru.
213
Sebagai contoh, pesan utama dalam surat Galatia adalah
Mengumpulkan
Informasi
jemaat Kristen bukan Yahudi hendaknya tidak memberi diri mereka
untuk disunatkan sebab hanya dalam Kristus sajalah seseorang
menjadi anggota umat Tuhan dan bukan melalui sunat. Pesan ini
memberikan sebuah implikasi bahwa identitas kesukuan hendaknya
tidak digunakan sebagai ukuran dalam menilai status seseorang dalam
komunitas umat Tuhan. Pesan ini, sebagai contoh, dapat
dikontekstualkan atau direlevansikan pada berbagai kasus
deskriminasi ras/suku dalam gereja, misalnya saja dalam konteks
kepemimpinan.
Dalam konteks berkotbah, Hal utama dalam proses aplikasi
Menalar adalah mencari tahu bagaimana kita dapat melakukan pesan atau
aplikasi dari teks yang sudah diterjemahkan dalam konteks masa kini
tersebut. Sebuah penyampaian Firman yang baik biasanya disertai
dengan kongkritnya pesan dari penyampaian firman Tuhan. Kira-kira
apa yang harus saya lakukan sepulang dari gereja? Inilah pertanyaan
yang harus dijawab oleh sang penyampai firman sebagai puncak dari
aplikasinya.
Sebagai contoh, setelah menjelaskan mengenai tidak boleh
Mengumpulkan adanya deskriminasi dalam gereja, maka kita harus bertanya “apakah
Informasi
yang harus dilakukan oleh jemaat terkait dengan pesan ini?” Beberapa
jawaban yang dapat kita sampaikan misalnya saja: 1) jangan bersikap
baik hanya dengan hamba Tuhan, pengurus gereja ataupun jemaat
yang satu suku dengan kita; 2) jangan bersikap buruk terhadap
anggota keluarga yang berasal dari suku yang berbeda.
Diskusikanlah
Menanya
Bagaimanakah prinsip mengenai memberikan persembahan tubuh
dalam Roma 12:1-2 dapat diterapkan dalam konteks budaya masa
kini?
Dalam fase ini, pengkhotbah berhadapan antara teks, dan
pendengar. Salah satu kelemahan dalam penyampaian firman adalah
Mengamati
kurang kongkritnya aplikasi. Pendengar hanya dibawa kepada sebuah
pengertian secara persuasif, pendengar sudah mengerti tetapi tidak
tahu apa yang harus dilakukan. Kecuali jemaat sudah mampu
menerapkan prinsip kebenaran secara pribadi maka pegkhotbah tidak
boleh tidak menyertakan aplikasi. Di fase inilah pergumulan yang
sangat berat dari seorang penyampai Firman, firman sudah mengantar
kita, menolong kita menemukan kebenaran sekarang waktunya
menyampaikan kebenaran kongkrit itu bagi mereka.
214
Dalam proses interpretasi sampai kepada aplikasi, kita harus
Menalar bekerja keras menggunakan segala kemampuan alamiah kita untuk
menghasilkan yang terbaik. Jadi, penafsiran merupakan sebuah proses
yang bersifat alamiah. Di sisi yang lain, kita tidak boleh melupakan
peran dari Roh Kudus dalam menjalani proses tersebut. Roh Kudus
disebut sebagai Roh Kebenaran sebab peran diri-Nya dalam membawa
manusia kepada kebenaran. Roh Kudus juga mengaruniakan iluminasi,
yakni karya-Nya dalam menerangi hati manusia, menghalau efek dosa
dalam pemikiran seseorang, sehingga ia memahami apa yang
dinyatakan Tuhan dalam Kitab Suci.
Dalam Yohanes 16:3 Alkitab membicarakan mengenai Roh
Mengumpulkan Kudus yang diberikan Tuhan untuk menjadi penolong bagi umat Tuhan
Informasi
untuk mengerti kebenaran. Peran Roh Kudus sebagai guru ditekankan
dalam teks ini. Tuhan Yesus menegaskan:
Diskusikanlah
Menanya Jelaskan bagaimanakah Anda akan merespons sebagian orang yang
memandang bahwa kitab suci haruslah ditafsirkan dengan
mengandalkan pimpinan Roh Tuhan tanpa terlalu banyak
mengandalkan rasio?
215
E. Penutup
Ringkasan
1. Aplikasi adalah bagian penting dalam sebuah interpretasi
tetapi bagian ini sering kali dipandang tidak penting.
2. Dalam pembuatan aplikasi, seorang penafsir perlu
memperhatikan kesamaan konteks dari apa yang disampaikan
di masa lalu dan masa sekarang.
3. Setiap teks memuat sebuah prinsip kebenatan yang dapat
diterapkan dalam konteks masa kini.
Ayat Hafalan
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan
kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai
persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada
Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi
serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaruan budimu,
sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa
yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Roma 12:1-2
216
Aktivitas
Mengkomuni
kasikan Bacalah ucapan bahagia dalam Matius 5:3-10, buatlah wawancara
dengan 3 jemaat di gereja dan tanyakan bagian manakah dari ucapan
bahagia yang Tuhan Yesus ajarkan yang paling sulit untuk dipahami?
217
Evaluasi
1. Jelaskanlah mengapakah pembaca Alkitab perlu memperhatikan genre dari kitab suci
dan jelaskanlah juga berbagai genre dalam Alkitab?
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
2. Jelaskan prinsip yang dapat kita gunakan dalam membaca sebuah narasi dalam
Alkitab?
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
218
219
Bab 6
Membaca Kitab Suci
Kompetensi Dasar
1.5 Mengayati kesusastraan (gaya, bentuk, dan makna) yang dipergunakan dalam
teks-teks Alkitab dan beberapa metode/pendekatan hermeneutik atasnya
2.5 Mencermati kesusastraan (gaya, bentuk, dan makna) yang dipergunakan dalam
teks Alkitab dan beberapa metode/pendekatan hermeneutik atasnya
3.5 Menganalisa kesusastraan untuk menemukan bentuk dan makna teks-teks
Alkitab dan beberapa metode/pendekatan hermeneutik atasnya
4.5 Memaparkan gaya, bentuk, dan makna kesusastraan Alkitab dan beberapa
metode/pendekatan hermeneutik atasnya
220
“Kebenarannya adalah bahwa tidak penting
apakah arti teks itu bagi saya, bagi Anda
atau bagi orang lain. Yang utama adalah
apakah yang teks Alkitab mau katakan!”
221
Peta Konsep
Hukum
Taurat
Narasi
Apokaliptik Sejarah
Israel
Penafsiran
Alkitab Nubuat
Surat-surat Berdasarkan Para Nabi
Kanon
Sejarah
Sastra
Gereja
Hikmat
Mula-mula
Injil-Injil
222
223
Pelajaran 15
Mengenal Kitab-Kitab Taurat & Sejarah
1. Pendahuluan
Kitab Taurat dan kitab Sejarah adalah dua bagian besar dalam
Mengamati kitab Perjanjian Lama. Dalam kitab Taurat kita menemukan bahwa
Tuhan memanggil bangsa Israel melalui perjanjian dengan Abraham
dan kemudian memberikan kepada bangsa Israel hukum-hukum
Tuhan. Tujuan dari pemberian hukum tentu adalah untuk mengatur
kehidupan bangsa Israel baik dalam aspek keagamaan, sosial, maupun
aspek hidup lainnya. Dalam Perjanjian Baru, kita menemukan bahwa
hukum Tuhan memiliki fungsi yang jauh lebih dalam, yakni untuk
membawa bangsa Israel pada kesadaran mereka akan dosa. Hal inilah
yang akan menyadarkan bangsa Israel bahwa mereka membutuhkan
Juruselamat.
Galatia 3:22-24
Diskusikanlah
Menanya Apakah kesan Anda dan teman-teman Anda Pada waktu mendengar
istilah “hukum Taurat?” Mengapa banyak orang yang kurang menyukai
hukum-hukum Tuhan? Apakah menurut Anda hukum-hukum Taurat
masih berlaku hingga saat ini?
224
2. Jenis-Jenis Hukum dalam Taurat
1. Kumpulan Hukum
a. Dekalog
Mengumpulkan
Informasi Kumpulan hukum ini disebut sebagai Dekalog sebagai memuat
sepuluh hukum Tuhan. Kita dapat menemukan rincian mengenai
kesepuluh hukum Tuhan dalam Keluaran 20:1-17.
225
Jangan mencuri.
Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.
Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini
isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya
perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apapun
yang dipunyai sesamamu."
b. Hukum Tabernakel
226
c. Hukum Ritual dan Aturan Penyembahan
Mengumpulkan
Informasi TUHAN berfirman kepada Musa: "Berbicaralah kepada
Harun dan kepada anak-anaknya dan kepada seluruh orang
Israel, dan katakan kepada mereka: Inilah firman yang
diperintahkan TUHAN: Setiap orang dari kaum Israel yang
menyembelih lembu atau domba atau kambing di dalam
perkemahan atau di luarnya, tetapi tidak membawanya ke
pintu Kemah Pertemuan, untuk dipersembahkan sebagai
persembahan kepada TUHAN di depan Kemah Suci TUHAN,
hal itu harus dihitungkan kepada orang itu sebagai hutang
darah, karena ia telah menumpahkan darah, dan orang itu
haruslah dilenyapkan dari tengah-tengah bangsanya.
Maksudnya supaya orang Israel membawa korban
sembelihan mereka, yang biasa dipersembahkan mereka di
padang, kepada TUHAN ke pintu Kemah Pertemuan dengan
menyerahkannya kepada imam, untuk dipersembahkan
kepada TUHAN sebagai korban keselamatan. Imam harus
menyiramkan darahnya pada mezbah TUHAN di depan pintu
Kemah Pertemuan dan membakar lemaknya menjadi bau
yang menyenangkan bagi TUHAN.
Imamat 17:1-6
d. Hukum Peringatan
227
2. Sistem Persembahan
228
b. Persembahan korban biji-bijian atau roti sajian
Mengumpulkan
Informasi
"Apabila seseorang hendak mempersembahkan
persembahan berupa korban sajian kepada TUHAN,
hendaklah persembahannya itu tepung yang terbaik dan ia
harus menuangkan minyak serta membubuhkan kemenyan
ke atasnya. Lalu korban itu harus dibawanya kepada anak-
anak Harun, imam-imam itu. Setelah diambil dari korban itu
tepung segenggam dengan minyak beserta seluruh
kemenyannya, maka imam haruslah membakar semuanya
itu di atas mezbah sebagai bagian ingat-ingatan korban itu,
sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi
TUHAN. Korban sajian selebihnya adalah teruntuk bagi
Harun dan anak-anaknya, yakni bagian maha kudus dari
segala korban api-apian TUHAN.
Imamat 2:1-3
c. Persembahan Pendamaian
"Jikalau persembahannya
Mengumpulkan
Informasi
merupakan korban
keselamatan, maka jikalau
yang dipersembahkannya itu
dari lembu, seekor jantan atau
seekor betina, haruslah ia
membawa yang tidak bercela
ke hadapan TUHAN. Lalu ia harus meletakkan tangannya di
atas kepala persembahannya itu, dan menyembelihnya di
depan pintu Kemah Pertemuan, lalu anak-anak Harun, imam-
imam itu haruslah menyiramkan darahnya pada mezbah
sekelilingnya. Kemudian dari korban keselamatan itu ia harus
mempersembahkan lemak yang menyelubungi isi perut, dan
segala lemak yang melekat pada isi perut itu sebagai korban
api-apian bagi TUHAN, dan lagi kedua buah pinggang dan
lemak yang melekat padanya, yang ada pada pinggang dan
umbai hati yang harus dipisahkannya beserta buah pinggang
itu. Anak-anak Harun harus membakarnya di atas mezbah,
yakni di atas korban bakaran yang sedang dibakar di atas api,
sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi
TUHAN.
Imamat 3:1-5
229
d. Persembahan Penghapus dosa atau Pemurniaan
Mengumpulkan
Informasi "Katakanlah kepada orang Israel: Apabila seseorang tidak
dengan sengaja berbuat dosa dalam sesuatu hal yang
dilarang TUHAN dan ia memang melakukan salah satu dari
padanya, maka jikalau yang berbuat dosa itu imam yang
diurapi, sehingga bangsanya turut bersalah, haruslah ia
mempersembahkan kepada TUHAN karena dosa yang telah
diperbuatnya itu, seekor lembu jantan muda yang tidak
bercela sebagai korban penghapus dosa. Ia harus membawa
lembu itu ke pintu Kemah Pertemuan, ke hadapan TUHAN,
lalu ia harus meletakkan tangannya ke atas kepala lembu itu,
dan menyembelih lembu itu di hadapan TUHAN. Imam yang
diurapi itu harus mengambil sebagian dari darah lembu itu,
lalu membawanya ke dalam Kemah Pertemuan.
Imamat 4:1-5
e. Korban Penebusan salah
230
3. Bagaimanakah membaca kitab-kitab Taurat
a. Janji Allah
Janji Allah pada para bapak leluhur dan penggenapannya;
apa yang Allah janjikan kepada Abraham, semuanya
tergenapi bahwa bangsa Israel menjadi besar dan mereka
sedang dibawa Tuhan ke tanah yang Tuhan akan berikan
kepada mereka.
b. Tokoh Musa
Musa adalah hamba Allah yang ditetapkan untuk menjadi
jurubicara-Nya dan nabi pertama yang ditunjuk Tuhan. Ia
tidak dapat masuk ke dalam tanah perjanjian oleh karena
ia gagal dalam bersikap benar terhadap perintah Tuhan.
c. Bangsa Israel
Dalam Taurat, Israel diajar untuk membedakan antara hal-
hal yang tahir dan najis. Dalam menafsir Taurat, kita harus
memahami kerangka berpikir dunia kuno. Tahir dan najis
digunakan untuk membicarakan status dan kondisi dari
orang, barang atau tempat tertentu.
d. Allah Israel
Allah adalah pemilik dari bangsa Israel dan menuntut
supaya Israel hidup dalam kekudusan. Penyembahan
berhala dipandang sebagai pengkhianatan terhadap
perjanjian dengan Allah. Taurat menekankan Allah yang
penuh kasih tetapi Ia juga adalah Allah yang tegas dengan
dosa dan pelanggaran.
231
C. Membaca Kitab Sejarah
a Kritik sumber
b Kritik Bentuk
c Kritik Redaksi
d Kritik Narasi
232
2. Literatur yang Termasuk Kitab-kitab Sejarah
a. Yosua
Ada beberapa isu penting yang memengaruhi penafsiran
Mengumpulkan terhadap kitab Yosua. Pertama, hubungan dari kitab Yosua dengan
Informasi lima kitab Musa. Beberapa pakar memandang bahwa kitab Yosua
masih merupakan bagian dari kitab Taurat sebab tanpa kitab Yosua
maka nubuatan terhadap janji Tuhan atas tanah perjanjian tidak
terpenuhi.
Kedua, akurasi sejarah dari catatan dalam kitab Yosua dengan
penelaahan arkeologis turut menjadi isu penting dalam penafsiran
terhadap kitab Yosua. Sebagai pakar percaya bahwa Yosua harus
dibaca sebagai buku teologi dari pada sebuah catatan sejarah
mengenai biografi Yosua atau sejarah penaklukan tanah Kanaan.
Ketiga, dalam kitab Yosua terdapat isu etis mengenai
pembunuhan suku-suku Kanaan. Dalam studi mengenai etika,
peristiwa tersebut dikategorikan sebagai Genocide.
Diskusikanlah!
Menanya Jelaskan mengapakah Tuhan memerintahkan Israel untuk
memusnahkan penduduk kota-kota Kanaan? Apakah tindakan Tuhan
ini merupakan sebuah bentuk kesewenang-wenangan?
b. Hakim-hakim
233
c. Rut
Menanya
Diskusikanlah
Carilah dalam perjanjian baru di mana tokoh Abraham dan
keluarganya dibicarakan dan jelaskan apa yang digambarkan
mengenai tokoh tersebut?
d. 1 dan 2 Samuel
e. 1 dan 2 Raja-Raja
234
f. 1 dan 2 Tawarikh
g. Ezra - Nehemia
Diskusikanlah
Menanya
Bagaimanakah kita dapat menjelaskan perbedaan keterangan yang
kita lihat dalam Alkitab dengan bukti-bukti arkeologi yang ditemukan
dan dikemukakan oleh para ahli sejarah?
235
h. Ester
236
D. Penutup
Ringakasan
1. Pembagian kitab Perjanjian Lama dalam kanon Ibrani dan Kanon
Latin berbeda. Dalam kanon Latin, Perjanjian Lama terdiri dari lima
kelompok kitab, dua diantaranya adalah kitab-kitab Taurat dan
kitab-kitab Sejarah.
237
2. Kitab-kitab Taurat merupakan kumpulan hukum dan kitab-kitab
sejarah merupakan narasi mengenai karya Allah dalam kehidupan
Israel.
3. Untuk mentafsirkan kitab-kitab Taurat dan sejarah, pembaca
masa kini perlu memahami berbagai jenis bentuk hukum dan
berbagai isu mengenai persoalan kitab-kitab sejarah.
Ayat Hafalan
Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi
kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu
merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang
diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang
tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang
membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan
mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang
disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta
Allah.
Ibrani 12:1-2
Mengkomuni Aktivitas
kasikan Buatlah Jurnal mengenai doa permohonan yang pernah Anda naikkan
kepada Tuhan dan bagaimana Tuhan menjawab pergumulan Anda
tersebut.
Patrick, Dale. Old Testament Law. Atlanta: John Know, 1985. Bab 2.
238
239
Pelajaran 16
Membaca Kitab Para Nabi & Hikmat
A. Pendahuluan
Menanya Diskusikanlah
Pelajarilah dan bacalah kitab Pengkhotbah dan carilah tahu hal apakah
yang berulang kali dituliskan dalam kitab tersebut dan ceritakan
mengapa penulis tersebut menekankannya?
Mengamati
Untuk memahami tulisan para nabi, kita tentu harus
memahami karakter dari para nabi dan tulisannya. Para nabi adalah
juru bicara Allah dan dipanggil Tuhan, pada umumnya, untuk menegur
umat Tuhan saat mereka berdosa dan memberitahukan kehendak
Tuhan pada bangsa Israel.
240
1. Sifat Kitab Para Nabi
Diskusikanlah!
Menanya
Sebutkan beberapa nama nabi yang Anda ketahui dan jelaskan
kehidupan dan pelayanan nabi-nabi tersebut dan mengapakah Anda
tertarik dengan tokoh nabi-nabi tersebut?
a. Ucapan penghakiman
241
b. Janji berkat dan pelepasan
Menanya Diskusikanlah!
Carilah nama nabi-nabi dalam Alkitab yang menyampaikan
teguran-teguran yang keras kepada bangsa Israel dan jelaskan
mengapa mereka berlaku demikian?
242
c. Ucapan Kutuk
Diskusikanlah
Menanya Siapakah nabi yang menggunakan tembikar yang hancur untuk
menggambarkan keadaan bangsa Israel! Sharingkanlah juga
apa yang mau disampaikan melalui hal tersebut?
243
e. Ucapan Hukum
f. Ucapan Pembantahan
Diskusikanlah
Menanya
Siapakah nabi yang hidup setelah masa pembuangan? Sebutkan hal-
hal apakah yang dikerjakan dalam masa pelayanannya dan jelaskan
bagaimanakah bangsa Israel memperlakukannya?
244
g. Ratapan Nabi
Diskusikanlah
Menanya
Dalam Alkitab, selain nabi-nabi Allah, kita juga membaca mengenai
nabi-nabi palsu; carilah teks Alkitab yang membicarakan mengenai
nabi-nabi palsu dan jelaskan perbedaan utama dari keduanya?
245
j. Apokaliptik
3. Prinsip Penafsiran
246
C. Memahami Sastra Hikmat
a. Mulai dengan takut akan Allah (bdk. Amsal 1:8 “takut akan
Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang
bodoh menghina hikmat dan didikan).
b. Tertarik dengan pola hidup yang sesuai dengan apa yang
ditentukan Sang Pencipta manusia.
c. Memberikan acuan untuk masalah tertentu dalam
kehidupan.
d. Hikmat berakar dalam tradisi. Itulah sebabnya hikmat
sering kali berkaitan dengan konteks pemikiran dari zaman
dimana penulis hidup.
Mengumpulkan
a. Amsal
Informasi Jangan berteman dengan orang yang lekas gusar, jangan
bergaul dengan seorang pemarah, supaya engkau jangan
menjadi biasa dengan tingkah lakunya dan memasang jerat
bagi dirimu sendiri.
Amsal 22:24-25
b. Perkataan
Dapatkah pandan bertumbuh tinggi, kalau tidak di rawa, atau
Mengumpulkan
Informasi mensiang bertumbuh subur, kalau tidak di air? Sementara
dalam pertumbuhan, sebelum waktunya disabit, layulah ia
lebih dahulu dari pada rumput lain. Demikianlah
pengalaman semua orang yang melupakan Allah; maka
lenyaplah harapan orang fasik … .”
Ayub 8:11-13
247
c. Teka-teki
Enam perkara ini yang dibenci TUHAN, bahkan, tujuh perkara
Mengumpulkan …: mata sombong, lidah dusta, tangan yang menumpahkan
Informasi darah … , hati yang membuat rencana-rencana yang jahat,
kaki yang segera lari menuju kejahatan, seorang saksi dusta
yang menyembur-nyemburkan kebohongan dan yang
menimbulkan pertengkaran saudara.
Amasal 6:16-19
d. Nasehat
Mengumpulkan Jangan bersukacita kalau musuhmu jatuh, jangan hatimu
Informasi beria-ria kalau ia terperosok, supaya TUHAN tidak
melihatnya dan menganggapnya jahat, lalu memalingkan
murkanya dari orang itu.
Amsal 24:17-18
e. Allegori
Ingatlah akan Penciptamu … , sebelum tiba hari-hari yang
Mengumpulkan
malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: “Tak
Informasi ada kesenangan bagiku … , sebelum matahari dan terang,
bulan dan bintang-bintang menjadi gelap, dan awan-awan
datang kembali sesudah hujan, pada waktu penjaga-penjaga
rumah gemetar, dan orang-orang kuat membungkuk, dan
perempuan-perempuan penggiling berhenti karena
berkurang jumlahnya, dan yang melihat dari jendela
semuanya menjadi kabur, dan pintu-pintu di tepi jalan
tertutup, dan bunyi penggilingan menjadi lemah, dan suara
menjadi seperti kicauan burung, dan semua penyanyi
perempuan tunduk, juga orang menjadi takut tinggi, dan
ketakutan ada di jalan, pohon badam berbunga, belalang
menyeret dirinya … dan nafsu makan tak dapat dibangkitkan
lagi karena manusia pergi ke rumahnya yang kekal dan
peratap-peratap berkeliaran di jalan, sebelum rantai perak
diputuskan dan pelita emas dipecahkan, sebelum tempayan
dihancurkan dekat mata air dan roda timba dirusakkan di
atas sumur, dan debu kembali menjadi tanah seperti semula
dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.
Pengkhotbah 12:1-7
248
Mengumpulkan Pujilah TUHAN, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai
Informasi
segala suku bangsa! Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan
kesetiaan TUHAN untuk selama-lamanya. Haleluya!
Mazmur 117
g. Dialog
Jikalau mereka berkata: “Marilah ikut kami, biarlah kita
Mengumpulkan
Informasi menghadang darah, biarlah kita mengintai orang yang tidak
bersalah, dengan tidak semena-mena; biarlah kita menelan
mereka hidup-hidup seperti dunia orang mati, bulat-bulat,
seperti mereka yang turun ke liang kubur; kita akan
mendapat pelbagai benda yang berharga, kita akan
memenuhi rumah kita dengan barang rampasan; buanglah
undimu ke tengah-tengah kami, satu pundi-pundi bagi kita
sekalian.”
Amsal 1:11-14
h. Pengakuan
Maka jawab Ayub kepada TUHAN: “Aku tahu, bahwa Engkau
Mengumpulkan sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-
Informasi Mu yang gagal. Firman-Mu: Siapakah dia yang menyelubungi
keputusan tanpa pengetahuan? Itulah sebabnya, tanpa
pengertian aku telah bercerita tentang hal-hal yang sangat
ajaib bagiku dan yang tidak kuketahui. Firman-Mu:
Dengarlah, maka Akulah yang akan berfirman; Aku akan
menanyai engkau, supaya engkau memberitahu Aku. Hanya
dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi
sekarang mataku sendiri memandang Engkau. Oleh sebab itu
aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk
dalam debu dan abu.”
Ayub 42:1-6
Diskusikanlah
Menanya Ceritakan hal apakah yang terjadi dengan Ayub dan bagaimanakah
Ayub dan teman-temannya merespons penderitaan yang Ayub alami
dan jelaskan juga pelajaran apa yang kita dapat dipelajari dari
pergumulan hidup Ayub?
i. Onomastika
Onimastika adalah list atau kumpulan dari ucapan hikmat.
Contoh dari jenis ucapan ini adalah Mazmur 148.
249
Haleluya! Pujilah TUHAN di sorga, pujilah Dia di tempat
Mengumpulkan
Informasi
tinggi! Pujilah Dia, hai segala malaikat-Nya, pujilah Dia, hai
segala tentara-Nya! Pujilah Dia, hai matahari dan bulan,
pujilah Dia, hai segala bintang terang! Pujilah Dia, hai langit
yang mengatasi segala langit, hai air yang di atas langit!
Baiklah semuanya memuji nama TUHAN, sebab Dia memberi
perintah, maka semuanya tercipta. Dia mendirikan
semuanya untuk seterusnya dan selamanya, dan memberi
ketetapan yang tidak dapat dilanggar. Pujilah TUHAN di
bumi, hai ular-ular naga dan segenap samudera raya; hai api
dan hujan es, salju dan kabut, angin badai yang melakukan
firman-Nya; hai gunung-gunung dan segala bukit, pohon
buah-buahan dan segala pohon aras: hai binatang-binatang
liar dan segala hewan, binatang melata dan burung-burung
yang bersayap; hai raja-raja di bumi dan segala bangsa,
pembesar-pembesar dan semua pemerintah dunia; hai
teruna dan anak-anak dara, orang tua dan orang muda!
Biarlah semuanya memuji-muji TUHAN, sebab hanya nama-
Nya saja yang tinggi luhur, keagungan-Nya mengatasi bumi
dan langit. Ia telah meninggikan tanduk umat-Nya, menjadi
puji-pujian bagi semua orang yang dikasihi-Nya, bagi orang
Israel, umat yang dekat pada-Nya. Haleluya!
Diskusikanlah
Menanya
Sebutlah orang-orang yang oleh dunia dipandang berhikmat? Jelaskan
apakah definisi dari berhikmat menurut dunia ini dan menurut
Alkitab?
250
3. Tulisan-tulisan yang terkategori sastra hikmat
Menalar Dalam tradisi Yahudi, kelompok kitab tertentu disebut sebagai
literatur hikmat. Beberapa di antaranya adalah:
a. Ayub
b. Mazmur
c. Amsal
d. Pengkhotbah
e. Kidung Agung
Para ahli tidak sepakat dalam menemukan ciri dari litertur hikmat.
Apakah semua literatur hikmat harus membahas mengenai hikmat?
Dalam studi teologi PL, Walter Bruegemman menjelaskan bahwa
literatur hikmat memilliki ciri yang khusus, yakni pendekatan
teologinya lebih bottom-up; mereka memulai dengan pertanyaan dari
dunia nyata dan kemudian mencoba menjawab pertanyaan itu.
Sebagai contoh kitab Ayub dituliskan untuk menjawab pertanyaan
mengapa Allah mengijinkan penderitaan.
251
D. Penutup
Ringkasan
1. Selain kitab-kitab Taurat dan Sejarah, Perjanjian Lama memiliki
kitab-kitab Para Nabi dan Syair.
2. Untuk memahami kitab-kitab Para Nabi dan Syair, pembaca harus
memahami berbagai bentuk dari kitab-kitab para Nabi dan Syair.
3. Penggunaan bahasa yang bersifat simbolis dan metafora
membuat penafsiran dalam kitab para nabi dan syair melibatkan
studi mengenai gaya bahasa.
Ayat Hafalan
Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-
orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu
dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab
Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian.
Kisah Para Rasul 17:11
252
Mengkomuni- Aktivitas
kasikan
Bacalah Mazmur 136 dan buatlah syair lagu atau carilah sebuah lagu
rohani yang terkait dengan isi dari mazmur tersebut.
Bacaan Lanjutan
253
254
Pelajaran 17
Membaca Injil-Injil dan Surat-surat Paulus
Menanya Diskusikanlah!
Bacalah kisah mengenai pencobaan Yesus dalam Matius, Markus, dan
Lukas. Jelaskan persamaan dan perbedaan dari kisah mengenai
pencobaan Yesus menurut ketiga Injil Sinoptik?
255
• Agustinus yang membuat De Consensu Euangelictrum. Dalam
bukunya Agustinus berbicara mengenai adanya kemiripan
sekaligus perbedaan dari keempat Injil. Agustinus
memandang bahwa Injil Matius adalah injil yang dipakai oleh
Markus dan Lukas dalam menuliskan Injil mereka.
• John Calvin membuat buku A Harmony of the Evangelists
Matthew, Mark and Luke. Ia mengelompokkan ayat-ayat yang
pararel berdasarkan urutan historisnya. Tindakan John Calvin
menunjukan bahwa ia menyadari dalam ketiga kitab injil
tersebut terdapat persamaan juga perbedaannya.
• Bila kita melihat karya-karya dari bapak gereja, nampaknya
pergumulan mengenai persamaan dan perbedaan dalam Injil-
injil adalah bukan hal yang baru, sejak awal pergumulan ini
telah ada.
256
Realita adanya persamaan dalam ketiga Injil menimbulkan
Mengumpulkan
Informasi
sebuah pertanyaan, mengapa ketiga Injil dapat mencatat atau
menceritakan peristiwa bahwa kata-kata yang persis sama satu
dengan yang lainnya? Bagaimanakah menyelesaikan persoalan ini?
Untuk menjelaskan persamaan di antara ketiga injil ada beberapa
teori yang dikembangkan yakni:
• Sebab penulis-penulis tersebut dipimpin oleh Roh Kudus.
• Sebab penulis-penulis tersebut berhubungan atau terkait
dengan cerita yang sama. Yang dimaksudkan dengan cerita
yang sama dapat diartikan dua hal yakni:
❖ Adanya tradisi oral (lisan) yang sama; teori ini
dikembangkan oleh J. G. von Herder (1796) dan J. K. L
Gieler (1818) yang mengatakan semula berita mengenai
Yesus berbentuk tradisi oral dengan bahasa Aram. Tradisi
inilah yang dipakai oleh murid-murid Yesus dalam
mengajar jemaat tetapi kemudian tradisi ini
diterjemahkan dalam bahasa Yunani. Tradisi oral inilah
yang ada dan dipahami oleh penulis injil yang juga dipakai
sebagai bahan utama penulisan injil mereka.
❖ Adanya tradisi tulisan yang sama; dalam Lukas 1:1-2
nampaknya kita dapat menyimpulkan bahwa cerita-cerita
mengenai Yesus sudah ada dalam bentuk tulisan.
257
Selain dari persamaan dari kitab-kitab Injil, kita juga
Mengamati
menemukan perbedaan dari ketiga injil. Penjelasan bahwa adanya
persamaan dalam Injil Sinoptik dapat dijelskan dengan teori adanya
tradisi yang sama yang dipakai oleh ketiga penginjil. Sekarang
persoalannya adalah, bila ketiga penginjil menggunakan tradisi
tertulis yang sama mengapa mereka dapat berbeda? Perbedaan
ketiga injil nyata dalam beberapa hal yakni: (1) Adanya pokok-pokok
yang sama dari Matius dan Markus tetapi berbeda dengan Lukas; (2)
adanya pokok yang sama antara Matius dan Lukas tetapi berbeda
dengan Markus; (3) adanya pokok-pokok yang hanya ada di Matius
atau Markus atau Lukas sendiri tetapi tidak ada di injil lainnya.
Perbedaan ini menimbulkan perdebatan dalam kalangan para sarjana
Alkitab.
Mengumpulkan Adanya persamaan dan perbedaan inilah yang dikenal dengan
Informasi
nama synoptic problem. Bagaimana menyelesaikan persoalan ini?
• Teori 1: sebelum ketiga injil ada, adanya kumpulan kisah
mengenai kehidupan dan pekerjaan Yesus. Semula para murid
Yesus mengajarkan mengenai Yesus. Ajaran para murid ini
disebut ‘memorabillia’. Setelah para murid mati, memorabilia ini
dikumpulkan menjadi kumpulan cerita-cerita seperti kumpulan
cerita seputar kematian dan penderitaan Yesus; kumpulan
perumpamaan kerajaan Allah, perumpamaan akhir zaman, dst.
Penulis injil berbeda satu dengan lainnya karena mereka
menuliskan ulang atau memadukan cerita-cerita yang ada secara
berbeda oleh karena kepentingan yang berbeda. Kelemahan dari
teori ini adalah jikalau memang mereka memiliki ‘sumber
tertulis’ yang sama persis mengapa isi ceritanya dapat berbeda?
• Teori 2: Sebelum ketiga injil jadi, ada yang namanya Ur-Gospel
yakni sebuah injil yang ditulis dalam bahasa Aram. Injil ini
kemudian diterjemahkan dalam bahasa Yunani. Injil Synoptik
adalah salah satu revisi terjemahan dari Ur- Gospel tersebut.
• Teori 3: Nampaknya adanya saling keterkaitan dari ketiga Injil.
Ada injil yang dipakai sebagai sumber atau bahan utama
kepenulisan penulis lainnya oleh sebab itulah tulisan mereka
begitu mirip.
Diskusikanlah!
Menanya Apakah arti dari istilah Injil? Mengapa keempat tulisan mengenai
Tuhan Yesus (Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes) disebut sebagai
Injil?
258
Bagaimanakah pembentukan Injil Sinoptik? Untuk menjawab
Mengumpulkan
pertanyaan ini, para ahli memiliki beberapa teori yang berbeda.
Informasi • Teori Klasik; setelah peristiwa Pentakosta, Rasul Matius dipilih
untuk menuliskan sebuah injil untuk kepentingan bersama. Injil
ini selesai pada tahun 42-an dan kemudian dipublikasikan ke
jemaat-jemaat Tuhan.
Pada waktu Rasul Paulus memberitakan Injil ke orang-orang non-
Yahudi, di sana mengalami kesulitan dalam pemberitaan injil
sebab orang-orang non-Yahudi tidak mengerti bahasa Yahudi.
Lalu dibuatlah Alkitab edisi khusus untuk orang non-Yahudi oleh
Lukas dengan mendasarkan kisahnya pada injil Matius yang
berbahasa Ibrani (Arami).
Tahun 60-62 Paulus meminta Petrus untuk memeriksa injil yang
dibuat oleh Lukas. Dalam memeriksa injil tersebut Petrus
membuat semacam komentar atau khotbah yang dicatat oleh
Markus yang akhirnya menjadi Injil Markus yang dipublikasikan
tahun 66-67.
• Teori 4 Sumber
Adanya persamaan antara Markus, Matius dan Lukas
menunjukan bahwa ketiga injil menggunakan materi yang sama.
Materi yang sama tersebut tiada lain adalah injil Markus sendiri.
Adanya bagian dari ketiga Injil yang ada di Matius dan Lukas
(sekitar 235 ayat) tetapi tidak ada di Markus menunjukan bahwa
Matius dan Lukas menggunakan sumber lain selain Markus,
sumber ini disebut dengan nama sumber Q.
Adanya materi-materi yang hanya ada dalam Matius atau Lukas
menunjukan bahwa Matius dan Lukas menggunakan sumber
cerita yang khusus hanya dimiliki oleh injilnya, sumber cerita ini
dinamakan sumber M (mathean) untuk Matius dan L (Lukan)
untuk Lukas.
259
B. Membaca Surat-Surat Paulus
1. Pembagian Surat Paulus
• Surat Paulus kepada jemaat-jemaat
a. Roma (banyak berbicara mengenai Soteriologi)
Mengamati
b. 1,2 Korintus (problem-prolem etis-moral)
c. Galatia (banyak berbicara mengenai Soteriologi)
d. Efesus (banyak berbicara mengenai Ekklesiologi)
e. Kolose (berbicara mengenai Kristologi & ekklesiologi) &
Filemon.
f. Filipi (Penginjilan dan Ajaran sesat)
g. 1,2 Tesalonika (berbicara mengenai Eskatologi yakni
tentang kedatangan Tuhan yang kedua)
• Surat Pastoral
a. 1, 2 Timotius (berbicara mengenai Ekklesiologi
khususnya aspek regenerasi kepemimpinan).
b. Titus (berbicara mengenai Ekklesiologi khususnya aspek
regenerasi kepemimpinan).
260
2. Kronologi surat-surat Paulus
Kita tidak mendapatkan penjelasan yang memadai untuk
Mengumpulkan mengetahui alasan dari penyususan surat-surat Paulus, sebagaimana
Informasi yang kita miliki sekarang. Di satu sisi, kita tidak dapat memastikan
mengapa surat Roma ditempatkan di awal kumpulan surat-surat
Paulus, padahal surat Roma bukanlah surat tertua dari kumpulan
surat-surat Paulus. Jika dilihat dari kronologi kepenulisan, maka surat
yang tertua adalah Galatia, surat tersebut dituliskan sekitar tahun 48-
49 M. Setelah itu surat 1 dan 2 Tesalonika menempati urutan kedua,
surat ini ditulis sekitar tahun 50-51 M. Kemudian surat Korintus yang
ditulis sekitar tahun 52-55 M. Sedangkan surat Roma ditulis sekitar
tahun 57 M. Surat Efesus, Kolose, Filipi dan surat-surat Pastoral ditulis
sekitar tahun 60 M. Namun, di sisi yang lain, kita dapat melihat bahwa
surat Roma ditempatkan diawal kumpulan surat Paulus karena surat
tersebut memiliki pokok pengajaran yang lebih lengkap dibandingkan
surat-surat Paulus lainnya.
261
Contoh dari “polemic/apologetic letter” adalah surat Korintus,
sedangkan yang termasuk “deliberative letter” adalah surat Galatia.
Terkait dengan keunikan surat-surat Paulus, J. Christian Beker
mengusulkan dua aspek penting dari surat-surat Paulus, yang harus
dipertimbangkan dalam memahami surat-suratnya, kedua aspek
tersebut adalah aspek “coherence” and “contingency.” Yang
dimaksudkan dengan aspek “coherence” adalah rumusan
pemikiran/pandangan Paulus yang sudah ada sebelumnya (misalnya
saja tentang injil), yang kemudian direlevansikan dengan konteks
pergumulan orang-orang yang dikiriminya. Aspek “coherency”
memperlihatkan bahwa dalam teologi Paulus ada inti ajaran yang
tidak bernah berubah. Sedangkan aspek “contingency” terkait
dengan peran penting (bahkan utama) dari konteks (pergumulan
konkret jemaat-jemaat yang menerima surat Paulus) dalam
memahami (bahkan membentuk) ajaran/pandangan Rasul Paulus.
Diskusikanlah!
Menanya
Surat apakah dalam surat-surat Rasul Paulus yang memuat ajaran
praktika terbanyak? Jelaskan apa yang Rasul Paulus ajarkan dalam
surat tersebut? Carilah juga surat Rasul Paulus yang memuat ajaran
dokrinal yang paling banyak dan jelaskan pokok ajaran apakah yang
diajarkan dalam surat tersebut?
262
4. Latar Belakang dan Kehidupan Paulus
Paulus menyebut dirinya seorang Farisi, apakah arti dari
Mengamati
seorang Farisi? Paulus juga menyebut dirinya “penganiaya orang
Kristen.” Mengapa ia menganiaya orang-orang Kristen? Apakah yang
terjadi dengan peristiwa di Damsyik, apakah Paulus mengalami
pertobatan dari seorang Yahudi menjadi seorang Kristen? Atau
pertobatan dari seorang “exclusive” menjadi “inclusive?” Itulah
beberapa pertanyaan yang menjadi pokok perdebatan para ahli saat
membicarakan perubahan hidup Paulus.
Jika kita mengamati kesaksian Paulus mengenai
Mengumpulkan pertobatannya dalam Galatia 1. Dalam Galatia 1 Paulus memberikan
Informasi kesaksian bahwa pertemuannya dengan Kristus merupakan (i)
sumber dari injil yang diberitakannya; (ii) terkait dengan panggilan
untuk memberitakan injil kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi.
Banyak ahli yang melihat bahwa peristiwa tersebut pada dasarnya
adalah “panggilan Paulus” dan bukan “pertobatan Paulus.” Dalam
persitiwa tersebut sesungguhnya ada sesuatu yang berubah, bukan
saja sikap Paulus terhadap kaum Gentile, namun cara pandang Paulus
terhadap pribadi Yesus, itu pun berubah.
Demikian juga, jika kita membaca kesaksian Paulus mengenai
pertobatannya dalam Filipi 3. Kita menemukan sebuah kesaksian dari
Paulus sendiri mengenai bagaimana dia memandang latar belakang
hidupnya. Banyak ahli memandang bahwa perkataan Paulus dalam
Filipi 3 mengindikasikan tindakan Paulus dalam meninggalkan latar
belakang hidupnya. Dalam Filipi 3, kita menemukan bahwa Paulus
membandingkan latar belakang hidupnya dengan Kristus; Paulus
tidak mengatakan bahwa latar belakang hidupnya sebagai orang
Yahudi dalam dirinya sendiri adalah sampah (sesuatu yang tidak
bernilai), yang Paulus tegaskan adalah “dibandingkan dengan Kristus”
semuanya menjadi tidak bernilai. Mengapakah demikian? Sebab
semuanya tidak membuat dirinya menjadi umat Tuhan. Jadi, Filipi 3
memperlihatkan perspektif baru Paulus dalam memandang latar
belakang hidupnya dan bukan sekadar membicarakan
pertobatannya.
Jika kita membaca catatan Lukas dalam Kisah Rasul 21:21-26,
Lukas memberikan kesaksian bahwa Paulus tidak pernah
meninggalkan keyahudiaannya. Itulah sebabnya beberapa ahli
menganggap bahwa Paulus tidak mengalami pertobatan dalam
pengertian pindah keyakinan tetapi mengalami panggilan baru dari
Tuhan untuk melayani orang-orang non-Yahudi.
263
5. New Perspective on Paul “Perspeftive Baru Mengenai Paulus”
Salah satu isu penting dalam mempelajari surat-surat Paulus
Mengamati
adalah pemikiran yang disebut dengan New Perspective on Paul;
beberapa hal yang dibicarakan adalah:
• Yudaisme
a. Yudaisme dianggap sebagai agama “legalis.” Legalisme
tidaklah mudah untuk didefinisikan. Banyak orang
menggunakan istilah tersebut untuk menggambarkan
sebuah perilaku keagamaan yang sangat ketat terhadap
hukum yang berlaku dalam agama tersebut.
b. Paulus sedang melawan “legalisme.” Inilah pandangan
tradisional, yang melihat pergumulan Paulus dan lawan-
lawannya dalam konteks pertentangan antara kelompok
legalis dan “law-free.”
c. Persoalan muncul saat kita memperlajari tulisan Paulus,
kita menemukan bahwa Paulus pun menuntut jemaat
memenuhi hukum Tuhan dengan sungguh-sungguh;
apakah dalam konteks definisi legalis di atas, maka Paulus
juga pada dasarnya merupakan seorang “legalis?”
• Konteks pergumulan Paulus
a. Jangan memandang Paulus dari pergumulan Martin
Luther. Martin Luther memiliki pergumulan dengan
pertanyaan “bagaimana manusia dapat memenuhi syarat
perjanjian dengan Allah supaya terjadi pembenaran?”
sedangkan Paulus bergumul dengan pertanyaan
“bagaimana hubungan orang Yahudi dan bukan Yahudi
seharusnya setelah mereka sama-sama dalam Tuhan?”
atau “apakah keyahudian masih menjadi ukuran bagi
umat Tuhan?” Para pakar dari kelompok New Perspective
menegaskan bahwa Paulus bergumul dengan persoalan
nasionalisme dan rasialisme dan bukan dengan persoalan
‘apakah perbuatan manusia bisa menyelamatkan
ataukah tidak?”
C. Penutup
264
Ringkasan
1. Perjanjian Baru terdiri dari beberapa kelompok kitab; dua bagian
utamanya adalah kitab-kitab Injil dan Surat-surat Paulus.
2. Untuk memahami Injil dan surat-surat Paulus, pembaca modern
harus memahami bentuk dan juga konteks dari kedua jenis
sastra tersebut.
3. Kitab-kitab injil memiliki berbagai isu, khususnya mengenai
proses pembentukan dan historisitas gambaran Yesus dalamnya.
Ayat Hafalan
Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan
kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama
seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak
tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau
kamu tidak tinggal di dalam Aku.
Yohanes 15:3-4
Mengkomuni- Aktifitas
kasikan
Tanyakanlah kepada orang tua atau saudara di rumah seberapa
banyak mereka mengenal gelar-gelar dari Tuhan Yesus dalam Kitab
Suci Perjanjian Baru.
Bacaan Lanjutan
265
266
Pelajaran 18
Membaca Surat-Surat Umum & Wahyu
A. Pendahuluan
B. Surat-surat Umum
1. Surat Yakobus
Mengamati
Ada beberapa isu penting dalam memahami surat Yakobus.
Pertama, kepenulisan surat Yakobus menjadi perdebatan. Banyak ahli
di masa lalu meragukan bahwa tulisan ini ditulis oleh Yakobus, saudara
dari Tuhan Yesus, saat ini ada cukup banyak ahli yang berhasil
memperlihatkan alasan-alasan dan bukti-bukti yang mendukung
kepenulisan surat tersebut.
Kedua, walaupun dalam surat Yakobus dituliskan bahwa
pembaca surat ini adalah orang-orang yang tinggal di diaspora, para
pakar tidak sepakat dalam mengartikan istilah diaspora. Apakah istilah
tersebut digunakan untuk menyimbolkan keberadaan orang-orang
percaya yang digambarkan sebagai kaum diaspora? Meskipun
demikian, ada cukup alasan untuk mempercayai bahwa pembaca surat
ini adalah orang-orang Yahudi Kristen yang berada di perantauan.
267
Ketiga, struktur surat Yakobus memengaruhi penafsiran.
Banyak ahli percaya bahwa surat Yakobus bukan sebuah surat tetapi
sebuah kumpulan hikmat seperti halnya kitab Amsal yang kemudian
dikirimkan sebagai sebuah surat.
Diskusikanlah!
Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia
Menanya
berdoa! Kalau ada seorang yang bergembira baiklah ia menyanyi!
Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil
para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta
mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan. Dan doa yang lahir
dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan
membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya
itu akan diampuni. Karena itu hendaklah kamu saling mengaku
dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang
yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. Elia
adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-
sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak
turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. 18 Lalu ia berdoa
pula dan langit menurunkan hujan dan bumipun mengeluarkan
buahnya.
Yakobus 5:13-18
268
…. janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang
kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar
biasa terjadi atas kamu. Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai
dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus,
supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada
waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya. Berbahagialah kamu,
jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan,
yaitu Roh Allah ada padamu. Janganlah ada di antara kamu
yang harus menderita sebagai pembunuh atau pencuri atau
penjahat, atau pengacau. Tetapi, jika ia menderita sebagai
orang Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah
ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu. Karena
sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada
rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan
jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah
kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil
Allah? Dan jika orang benar hampir-hampir tidak
diselamatkan, apakah yang akan terjadi dengan orang fasik
dan orang berdosa? Karena itu baiklah juga mereka yang
harus menderita karena kehendak Allah, menyerahkan
jiwanya, dengan selalu berbuat baik … .
1 Petrus 4:12-19
Menanya Diskusikan!
Gambarkan bagaimana penderitaan yang dihadapi oleh orang-orang
percaya dalam surat 1 Petrus.
269
3. Surat 1,2 dan 3 Yohanes
Beberapa isu penting seputar surat-surat Yohanes yang dapat
Mengamati memengaruhi penafsiran. Pertama, kaitan antara surat-surat Yohanes
dan injil Yohanes menjadi isu penting yang dapat memengaruhi
penafsiran terhadap surat-surat tersebut. Sebagian ahli memandang
bahwa surat Yohanes dikirimkan untuk mengantisipasi
kesalahpahaman orang-orang (kelompok) tertentu saat membaca Injil
Yohanes. Kedua, kepengarangan surat-surat tersebut menjadi isu
penting yang memengaruhi penafsiran. Kebanyakan pakar percaya
bahwa surat ini bukan ditulis oleh pribadi tertentu tetapi oleh
sekelompok orang yang disebut sebagai Johannine school “aliran
Yohanes.” Ketiga, konteks surat 1 Petrus menimbulkan masalah dalam
penafsiran. Pada umumnya dalam memahami sebuah teks, kita
membaca berdasarkan situasi dan kondisi yang diperlihatkan dalam
teks tersebut. Keempat, kelompok anti-Kristus yang dibicarakan dalam
surat 1 Yohanes tidak dapat diidentifikasi dengan salah satu gerakan
keagamaan yang hidup di abad pertama atau kedua Masehi. Sebagian
pakar percaya bahwa anti-Kristus menunjuk pada kelompok orang
yang disebut sebagai gnostikisme, sebagian lagi percaya mereka
adalah kelompok docetisme, dan yang lain percaya menujuk pada
kelompok lainnya.
4. Surat Yudas
Dalam surat Yudas terdapat beberapa isu penting yang
Mengamati memengaruhi penafsiran terhadap teks ini. Pertama, isu mengenai
kepengarangan. Walaupun berdasarkan tradisi, kita mendapatkan
informasi bahwa penulis adalah saudara Yesus dan saudara Yakobus,
namun banyak pakar meragukan hal ini. Kedua, kaitan antara surat
Yudas dan 2 Petrus juga menimbulkan masalah dalam penafsiran. Oleh
karena kedua tulisan ini memiliki kemiripan. Ketiga, gambaran guru
palsu yang dibicarakan dalam surat Yudas sulit untuk diidentifikasi.
Beberapa pakar percaya bahwa gambaran guru palsu dalam surat
Yudas mirip dengan sebuah aliran bernama Gnostikisme, namun ada
perbedaan yang juga mencolok di antara keduanya.
Diskusikanlah!
Menanya
Bacalah surat Yudas dan temukan hal-hal apa yang menjadi ciri dari
guru-guru palsu menurut teks tersebut! Renungkanlah juga bila ciri-ciri
tersebut juga bisa nampak dalam kehidupan orang-orang Kristen masa
kini!
270
5. Membaca Kitab Wahyu
Kitab Wahyu dipahami sebagai 3 hal yakni; 1) sebagai
nubuatan; 2) sebagai surat; 3) sebagai literatur Apokaliptik. Kitab
Mengamati Wahyu dikategorikan nubutan sebab berulang kali dalam ps. 1 dan 2
Tuhan Yesus menyebut apa yang dikatakannya sebagai nubuatan.
Kitab Wahyu juga sering dikategorikan sebagai surat sebab a)
permulaan kitab Wahyu memang mirip sebuah surat; b) dalam kitab
ini memang ada 7 gereja yang dibicarakan secara khusus. Kitab Wahyu
sering juga dikategorikan Literatur apokaliptik sebab bahasa-bahasa
yang digunakan dalamnya memang bersifat ‘imajiner’ sebagai mana
ciri umum kitab apokaliptik. Apokaliptiik adalah salah satu literatur
sastra orang Yahudi yang memiliki ciri penggunaan bahasa-bahasa
imajiner, dapat bersifat ‘futuris’ ataupun ‘past’ namun digunakan
sebagai media komunikasi teologis bagi pembacanya yang tidak dapat
atau tidak memungkinkan menerima pesan secara terang-terangan
ataupun langsung.
271
4. Futuris. Kalangan ini memandang kitab Wahyu sebagai buku
tentang apa yang akan terjadi di masa hari kiamat. Jadi dalam
kitab Wahyu-lah tersembunyi gambaran mengenai misteri akhir
zaman.
Menanya
Diskusikanlah!
Hal-hal apakah dalam kitab Wahyu yang paling sering dibicarakan dan
mengapakah topik tersebut menarik perhatian banyak orang?
272
C. Penutup
Ringkasan
1. Untuk memahami surat-surat umum, pembaca masa kini harus
mengenal mengenai karakter dari kelompok tulisan dari surat-
surat umum. Surat-surat ini dituliskan bukan untuk menjawab
satu isu tertentu tetapi isu umum yang terjadi dalam jemaat-
jemaat Kristen.
2. Untuk memahami kitab Wahyu dan sastra Apiokaliptik, pembaca
modern harus mengenali kerangka berpikir dan berbagai simbol-
simbol yang digunakan dalam sastra apokaliptik. Simbol-simbol
tersebut dapat dipahami oleh pembaca pertamanya, walaupun
pembaca modern mengalami kesulitan untuk memahami
gambaran-gambaran yang digunakan dalam kitab Wahyu.
Ayat Hafalan
Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena
untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan
bersyukurlah. Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala
kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat
mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil
menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu
mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.
Kolose 3:15-16
273
Aktivitas
Mengkomuni Semua siswa bergandengan tangan dan membentuk sebuah lingkaran
kasikan dan mintalah seseorang untuk berada di luar lingkaran dan berusaha
untuk masuk ke dalam lingkaran tetapi mintalah mereka yang
membuat lingkaran menghalangi siswa yang ingin masuk dalam
lingkaran. Ceritakan bagaimana perasaan seseorang yang ada di luar
lingkaran tersebut?
Bacaan lanjutan
Green, Joel B., ed. Hearing the New Testament: Strategies for
Interpretation. 2nd ed. Grand Rapids: Eerdmans, 2010. Bab 1.
Osborne, Grant R. Spiral Hermeneutika: Pengantar Komprehensif bagi
Penafsir Alkitab. Terj. Surabaya: Momentum, 2012. 567-610.
274
Evaluasi
275
276
Bab 6
Penutup
Kompetensi Dasar
1.6 Menghayati posisi penafsir Alkitab (meliputi kedudukan, tugas dan syarat-syarat
penafsir) dalam konteks masa kininya
2.6 Mencermati posisi penafsir Alkitab (meliputi kedudukan, tugas dan syarat-syarat
penafsir) dalam konteks masa kininya
3.6 Menganalisa posisi penafsir Alkitab (meliputi kedudukan, tugas dan syarat-syarat
penafsir) dalam konteks masa kininya
4.6 Memaparkan posisi penafsir Alkitab (meliputi kedudukan, tugas dan syarat-syarat
penafsir) dalam konteks masa kininya
277
Yang benar adalah tidak seorangpun
yang tidak mempunyai Roh Kudus
mampu melihat setitik kebenaran dari
apa yang ada dalam kitab suci … Roh
Kudus sangat dibutuhkan untuk
memahami Alkitab secara keseluruhan
ataupun setiap bagian dalamnya
Martin Luther
278
Peta Konsep
Pengarang
Teks
Makna Pembaca
Teks
Konteks
279
280
Pelajaran 19
Pentingnya Hermeneutik dan Makna Teks
A. Pendahuluan
B. Pentingnya Hermeneutika
Mengumpulkan 1. Penggunaan Bahasa
Informasi
Alkitab adalah Wahyu Allah. Melalui kitab suci, Ia menyatakan
siapa diri-Nya dan apa yang menjadi kehendak-Nya. Tujuan dari Allah
menyatakan dirinya tentu saja supaya manusia melakukan apa yang
dikehendaki-Nya.
Menalar Allah menggunakan bahasa manusia dalam menyatakan siapa
diri-Nya. Ketika Ia mengadopsi bahasa manusia, apakah bahasa yang
digunakan tersebut mampu merepresentasikan keseluruhan ide
tentang diri Allah? Ada tiga jawaban berbeda dalam menjawab
pertanyaan tersebut.
a. Apa yang Allah nyatakan dalam bahasa manusia berbeda dengan
apa yang sesungguhnya.
b. Apa yang Allah nyatakan dalam bahasa manusia sama dengan apa
yang sesungguhnya.
c. Apa yang Allah nyatakan dalam bahasa manusia analog dengan apa
yang sesungguhnya.
281
Sebagai contoh, Allah memperkenalkan dirinya sebagai
seorang bapa. Konsep “bapa” yang digunakan untuk menyebut
identitas dan jati diri Allah adalah sebuah metafora. Itulah sebabnya,
ada hal yang sama antara konsep bapa yang dipahami manusia dalam
dunia ini tetapi kita juga harus menyadari ada perbedaan mendasar
dari keduanya.
2. Dua Horizon
Thiselton dalam bukunya
Two Horizons menjelaskan bahwa
Mengumpulkan
Informasi ada keperbedaan cara berpikir dari
para penulis Alkitab dengan
pembaca modern. Memahami
sebuah teks merupakan hal yang
compleks dan dapat membuat
seseorang salah mengerti.
Gap/kesenjangan antara penulis
dengan pembaca dan juga antara
teks dengan pembaca modern
membuat hermeneutik sangat
diperlukan untuk memahami kitab
suci.
Untuk memahami makna dari sebuah teks, kita tidak dapat
memahaminya berdasarkan horizon dari para penulis Alkitab saja
sebab kita tidak mampu sepenuhnya untuk memahami horizon
mereka. Di sisi yang lain, kita pun tidak dapat memahami teks Alkitab
berdasarkan horizon kita di masa sekarang dan mengabaikan horizon
pemahaman dari para penulis Alkitab yang berbeda dengan kita. Jika
kita memaksakan horizon kita pada teks, maka kita mungkin akan salah
memahami dan mengartikan teks Alkitab. Itulah sebabnya, dalam
proses memahami teks, horizon dari penulis Alkitab dan horizon kita
harus menjadi satu.
Dalam proses penyatuan dua horizon ini, pembaca akan
memiliki horizon yang lebih luas dari sebelumnya. Horizon yang baru
ini bahkan dapat mengoreksi pemahaman-pemahaman yang salah
yang sebelumnya dimiliki oleh pembaca. Istilah the hermeunetical
spiral, yang digunakan oleh Grant R. Osborn dalam bukunya juga
menegaskan hal yang sama; dalam proses penafsiran kita tidak dapat
membuang asumsi-asumsi yang ada pada kita. Namun, dalam proses
pembacaan dan penafsiran teks Alkitab, presuposisi yang kita miliki
sebelumnya akan diperbaharui.
282
3. Pembacaaan yang Mengubahkan
Membaca dan menafsirkan selalu mengubahkan pembacanya.
Mengamati Hal yang sama berlaku dengan pembacaan kitab suci. Saat seseorang
membaca kitab suci, maka proses pembaruan pemikiran terjadi;
koreksi terhadap hal-hal yang salah mulai terealisasi saat seseorang
membaca kitab suci.
Dalam perspektif Kristen, kitab suci dipandang berkuasa
(memiliki kemampuan) dalam mengubahkan kehidupan manusia.
Mengumpulkan
Informasi
Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab
Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun
engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat
untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk
memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam
kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan
Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.
2Timotius 3:15-17
Selain kitab suci, Roh Kudus juga bekerja dan berkarya dalam
proses pembacaan kitab suci. Dalam pemberitaan injil di Filipi, Rasul
Paulus memberitakan injil kepada sekelompok orang di rumah ibadat
orang Yahudi dan salah satu dari mereka hatinya digerakkan oleh Roh
Kudus sehingga ia memperhatikan apa yang disampaikan Rasul Paulus.
283
Menanya Diskusikanlah
Mengapakah ada orang-orang tertentu yang hidupnya diubahkan oleh
Kitab suci tetapi ada banyak juga orang yang walaupun mereka
membaca kitab suci tetapi hidup mereka tidak berubah?
4. Penafsiran Pribadi
Reformasi gereja berdampak pada pembacaan kitab suci yang
Mengamati bersifat pribadi. Semua umat Tuhan dapat membaca kitab suci dan
mampu membaca kitab suci. Meskipun demikian, hal ini tidak berarti
semua orang Kristen dapat membaca Alkitab dengan benar. Itulah
sebabnya, kebebasan dari orang-orang Kristen untuk membaca Alkitab
melahirkan tanggung jawab dari orang-orang percaya untuk
mempelajari kaidah-kaidah yang mendasar dalam membaca Alkitab.
Dalam membaca kitab suci, orang-orang percaya haruslah
Menalar fokus pada bagian-bagian yang jelas dan menggunakan bagian-bagian
tersebut untuk membaca bagian-bagian yang lebih sulit. Prinsip bahwa
Tuhan tidak mungkin menyampaikan hal yang bertentangan
seharusnya membuat umat Tuhan percaya bahwa semua bagian
Alkitab terhubung satu dengan yang lain dan bagian yang jelas dapat
digunakan untuk memahami bagian yang masih kabur/kurang jelas.
Dalam membaca kitab suci, umat Tuhan membutuhkan
panduan, yakni, pengakuan-pengakuan iman. Tradisi iman tersebut
bukan saja menjadi identitas bagi gereja tetapi juga menjadi alat dalam
melawan ajaran-ajaran yang salah. Itulah sebabnya, memahami
pengakuan-pengakuan iman akan menuntun orang-orang percaya
tidak menafsir apa yang dinyatakan Alkitab di luar tradisi iman gereja.
Menanya Diskusikanlah
Carilah beberapa pengakuan iman yang anda kenal dan jelaskan
apakah isi dari pengakuan iman tersebut dan nilai pentingnya dalam
gereja.
C. Makna Teks
284
1. Makna Teks
Dalam hermeneutik, para ahli
Mengumpulkan berupaya mencari makna dari sebuah
Informasi teks. Vanhoozer dalam bukunya Where is
the Meaning, menegaskan bahwa
masalah utama dari hermeneuk ada
pada penafsir. Saat seorang membaca
teks dengan asumsi bahwa teks bukanlah
firman Allah, maka banyak aspek dalam
teks menjadi nampak bermasalah bagi
orang tersebut. Penafsir menjadi ragu
apakah penulis menyampaikan apa yang
ingin disampaikan kepada pembacanya
cukup jelas dan apakah teks yang dituliskannya tepat atau apakah
membaca teks tersebut asli ataukah fiktif.
Menanya Diskusikanlah
Sebutkanlah dan diskusikanlah lima anggapan yang salah yang dapat
seseorang miliki saat membaca Alkitab?
285
2. Pentingnya Hermeneutik
Hermeneutik bermanfaat dalam menolong pembaca Alkitab
Mengamati untuk memiliki kemampuan dalam memahami sesuatu hal dengan
lebih baik dan bertanggungjawab. Hermeneutik sebagai seni dalam
memahami sesuatu telah menolong kita untuk belajar “empati” dalam
mendengarkan tetapi juga “kritikal” dalam memahami sesuatu hal.
Namun, Hermeneutik juga telah memberikan isu baru dalam
mempelajari Alkitab. Para penafsir mulai menyadari bahwa
memahami sebuah teks merupakan sebuah proses yang kompleks
yang terkadang membutuhkan informasi seputar penulis, teks, atau
pembacanya.
Selain untuk penafsiran Alkitab, Hermeneutik ternyata juga
Mengumpulkan
telah berkontribusi dalam mengembangkan sebuah konsep baru
Informasi
dalam membangun sebuah sistem teologi yang relevan untuk zaman
sekarang. Vanhoozer mempublikasikan bukunya berjudul The Drama
of Doctrine dan Anthony Thieselton mempublikasikan buku
Hermeneutics of Doctrine untuk mengingatkan gereja pentingnya
improvisasi dalam mengembangkan doktrin yang dapat dipahami
dalam konteks masa kini. Proses merelevankan doktrin merupakan
tugas yang tidak mudah sebab banyak orang memandang doktrin
sebagai bagian dari masa lalu.
Menanya Diskusikanlah
Carilah beberapa pengajaran dalam iman Kristen yang dipandang
sudah tidak menarik atau tidak relevan bagi pembaca modern?
286
3. Tugas Pembaca Alkitab
Karya Tuhan dalam menyelamatkan manusia disebut sebagai
Mengumpulkan sejarah keselamatan. Tujuan dan fokus dari sejarah keselamatan
Informasi bukanlah manusia tetapi Allah. Sejak penciptaan, Ia telah
menunjukkan keinginannya untuk tinggal bersama-sama dengan
manusia dalam alam ciptaan Tuhan. Dalam Wahhyu 22, kita
menemukan sebuah visi yang sama bahwa saat Allah memulihkan
dunia ini, Ia akan tinggal bersama-sama dengan kita untuk selama-
lamanya.
Manusia memiliki panggilan untuk mengambil bagian dalam
Menalar karya Allah dalam dunia ini untuk membawa dunia ini kembali kepada
tujuan penciptaannya, yakni, memuliakan Allah. Umat Tuhan, sebagai
orang-orang yang telah ditebus Tuhan, memiliki peran yang telah
ditentukan oleh Tuhan. Dalam dogma gereja, kita mengetahui apa dan
bagaimana kita harus berperan. Meskipun demikian, orang-orang
percaya haruslah berhikmat dalam memainkan perannya dan mampu
berimprovisasi dengan peran yang telah ditentukannya sehingga
“theo-drama” yang Allah rancangkan dapat berjalan baik.
Untuk dapat menjalankan perannya dengan baik, maka Tuhan
memanggil hamba-hamba Tuhan untuk menjadi “dramaturgi,”
seorang pelatih drama. Mereka akan berperan untuk menolong
jemaatnya memahami peran mereka dan melatih mereka sehingga
dapat berperan dengan baik. Di sisi yang lain, para hamba Tuhan juga
turut berperan sebagai pemain dalam drama Allah.
287
4. Penafsiran Historis dan Teologis
Kitab suci adalah Firman Allah yang disampaikan dalam konteks
Mengamati sejarah tertentu. Untuk membaca kitab suci, seseorang perlu
memahami konteks sejarah ketika teks tersebut disampaikan. Kita
terkadang harus memahami pergumulan yang dihadapi oleh penulis
atau pembacanya. Meskipun demikian, dalam membaca kitab suci,
kita tidak cukup hanya mendekatinya dari perspektif sejarah.
Dalam pendekatan sejarah, kita membaca kitab suci dalam
konteks masa lalu dan seringkali terlalu terfokus pada situasi kondisi di
Menalar
mana teks itu digunakan. Walaupun ada konteks sejarah saat teks
Alkitab dituliskan tetapi pesan yang disampaikan oleh teks kitab suci
melampaui batasan sejarah. Pesan yang disampaikan para penulis
kitab suci adalah dari Tuhan sendiri. Itulah sebabnya, pembaca kitab
suci hendaknya membaca Alkitab dalam konteks kanonis.
Membaca teks dalam konteks kanonis mengharuskan
seseorang untuk mengaitkan teks yang satu dengan yang lainnya. Kita
percaya bahwa Allah-lah yang terutama berbicara kepada manusia
melalui teks kitab suci, dan itulah sebabnya semua yang dituliskan
dalam Alkitab berkaitan satu dengan yang lainnya. Selain secara
kanonis, kita juga perlu membaca kitab suci secara Kristologis. Kitab
Suci merupakan kesaksian mengenai apa yang Tuhan Yesus lakukan
dalam sejarah manusia.
Itulah sebabnya, saat seseorang membaca kitab suci, ia harus
Mengumpulkan
memandang bahwa tujuan akhir dari kepenulisan keseluruhan kitab
Informasi suci adalah untuk menunjukkan Kristus pada kita.
Yesus Kristus adalah pusat dari pemberitaan Firman Allah baik dalam
PL maupun PB. Untuk memahami kitab suci secara utuh, seseorang
tidak dapat melihat teks tanpa membacanya secara Kristologis.
288
D. Penutup
Membaca kitab suci memang merupakan sebuah proses yang
kompleks. Meskipun demikian, semua yang Allah nyatakan melalui
kitab suci dimaksudkan supaya kita mampu memahaminya. Itulah
sebabnya hermeneutik dapat menjadi alat yang berguna bagi kita
untuk memahami semua hal yang Allah nyatakan dalam kitab suci.
Itulah alasannya Tuhan meminta Musa mengajarkan kepada orang-
orang Israel mengenai Tuhan kepada anak-anak mereka bahkan saat
mereka masih kecil (band. Ul. 6:6-7)
Penafsiran yang baik dapat menolong umat Tuhan memahami
lebih dalam dan tepat kitab suci yang menjadi acuan atau ukuran hidup
dan ajarannya. Hermeneutik dapat juga menolong gereja untuk
mengembangkan sebuah sistem ajaran yang relevan untuk masa kini.
Hermeneutik juga bermanfaat dalam menolong orang-orang Kristen
bersikap bijak dalam merespons berbagai keperbedaan pandangan
dalam kehidupan maupun iman Kristen. Walaupun hal-hal tertentu
memang harus dinyatakan secara tegas, namun banyak hal yang tidak
esensial dapat dibicarakan bersama dan diupayakan untuk
menemukan sebuah kesepakatan bersama.
Di sisi yang lain, hermeneutik juga dapat menjadi alat yang
merusak pemahaman para pembaca Alkitab. Hermeneutik yang
dikembangkan dengan sebuah praanggapan yang salah dapat
membuat seseorang maragukan makna dan relevansi Alkitab dalam
kehidupan manusia atau pun gereja. Metode penafsiran yang lemah
juga dapat membuat banyak orang Kristen salah memahami kitab suci
dan salah menerapkannya sehingga menimbulkan masalah-masalah
baru dalam gereja.
Yang membuat hermeneutik menjadi alat yang membangun
atau merusak adalah pemahaman mengenai Tuhan (kepengarangan
Tuhan di balik Alkitab) yang mendasari pembacaan seseorang
terhadap Alkitab. Jika seseorang tidak percaya bahwa di balik
kepenulisan kitab suci ada pribadi Tuhan yang berbicara, ia tidak akan
berupaya melihat teks sebagai sebuah kesatuan tetapi hanya sebagai
sebuah catatan kuno tentang bangsa Israel atau tentang gereja mula-
mula. Sebaliknya, saat seseorang membaca Alkitab dengan
pemahaman bahwa ada pesan Tuhan di balik setiap ajaran Alkitab,
pembaca Alkitab akan menaruh hormat terhadap kitab suci dan akan
menaati semua yang diajarkan di dalamnya.
289
Ringkasan
1. Hermenuetik dibutuhkan dalam kehidupan orang-orang
Kristen sebab mereka harus memahami kitab suci dengan
benar.
2. Dalam hermeneutik, pembaca masa kini belajar bahwa baik
diri mereka maupun para penulis Alkitab memilki dua konteks
yang berbeda.
3. Makna teks dalam kitab suci bergantung bukan hanya pada
pendekatan seseorang tetapi pada asumsi dan kepercayaan
orang tersebut pada teks.
Ayat Hafalan
Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang
pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan
perkataan kebenaran itu. Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan
yang tak suci yang hanya menambah kefasikan.
2 Timotius 2:15-16
Mengkomuni Activitas
kasikan
Carilah gambar sebuah lukisan mengenai Tuhan Yesus yang dibuat
oleh seorang pelukis terkenal, sebagai contoh: Rembrant, dan jelaskan
hal apakah yang kamu dapat pelajari dari lukisan tersebut!
Bacaan Lanjutan
Black, David A., and David S. Dockery, eds. Interpretring the New
Testament: Essays on Methods and Issues. Nashville: B&H, 2001. Bab
1.
290
Evaluasi Akhir
1. Berikut ini adalah aspek yang benar terkait dengan eksegese kecuali:
a. eksegese adalah sebuah seni.
b. eksegese adalah upaya untuk mengeluarkan arti teks.
c. eksegese adalah upaya untuk mencari bukti akan kebenaran-kebenaran yang kita
yakini.
d. eksegese melibatkan sebuah proses studi ilmiah.
2. Di bawah ini adalah alasan yang tepat mengapa seorang Kristen harus belajar
menginterpretasikan Alkitab dengan benar, kecuali:
a. Sebab waktu seseorang membaca Alkitab pada dasarnya ia sedang membuat
sebuah interpretasi, sehingga jika orang Kristen tidak mempelajari seni
menginterpretasikan dengan benar maka orang Kristen bisa salah memahami
kitab sucinya.
b. Sebab Alkitab adalah Firman Allah, oleh sebab itulah Alkitab harus dipahami
dengan benar dan mempelajari interpretasi Alkitab akan menolong kita
memahami kitab suci dengan benar.
c. Sebab Alkitab adalah buku klasik yang baik kultur, budaya dan bahasanya berbeda
dengan kita.
d. Interpretasi Alkitab diperlukan supaya jemaat mampu berkhotbah dengan benar.
3. Berikut ini adalah faktor-faktor yang membentuk sebuah narasi dalam Alkitab kecuali:
a. Tokoh & karakternya.
b. Sudut pandang teologi cerita.
c. Struktur cerita.
d. Pembaca cerita.
4. Di bawah ini adalah ciri mutlak dari sebuah perumpamaan yang bisa ditafsirkan secara
alegoris:
a. Perumpamaan bisa ditafsirkan alegoris jika Tuhan Yesus mengatakan
perumpamaan itu adalah sebuah alegori.
b. Perumpamaan bisa ditafsirkan alegoris jika ada penjelasan dari Alkitab sendiri
mengenai arti dari setiap tokoh yang dibicarakan.
c. Perumpamaan bisa dikatakan alegoris jika perumpamaan tersebut kelihatan ganjil
dan tidak masuk akal.
d. Perumpamaan dikatakan alegoris jika ada kaitannya dengan kematian,
kebangkitan dan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua.
291
b. Aplikasi menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan eksegese Alkitab.
c. Aplikasi membuat interpretasi menjadi lebih dimengerti.
d. Aplikasi menghubungkan apa yang dikatakan di masa lalu dengan masa sekarang.
8. Berikut ini adalah hal-hal yang dapat menyebabkan kita salah mengerti ajaran Alkitab
kecuali:
a. Pengalaman yang mendominasi cara pembacaan kita akan Alkitab.
b. Menggunakan kemampuan bernalar semaksimal mungkin.
c. Membaca Alkitab dengan kaca mata modern/kontemporer.
d. Pembacaan Alkitab yang hanya sepenggal.
292
Daftar Pustaka
Bartholomew, Draig G., and Ryan P. O’Dowd. Old Testament Wisdom Literature: A Theological
Introduction. Downers Grove: IVP, 2011.
Baker, David. L., and John J. Bimson. Mari Mengenal Arkeologi Alkitab. Jakarta: BPK, 2004.
Baker, David. L. Satu Alkitab Dua Perjanjian. Jakarta: BPK, 1997.
Berkhof, L. Principles of Biblical Interpretation. Grand Rapids: Baker, 1950.
Black, David A., and David S. Dockery, eds. Interpreting the New Testament: Essays on
Methods and Issues. Nashville: B&H, 2001.
Blomberg, Craig L. New Testament Exegesis: Panduan Komprehensif Eksegesis Kitab-Kitab
Perjanjian Baru, terj. Malang: Gandum Mas, 2018.
Braga, James. Cara Menelaah Alkitab, terj. Malang: Gandum Mas, 2005.
Burge, Gary M. Interpreting the Gospel of John. GNTE. Grand Rapids: Baker, 1992.
Caird, G. B. The Language and Imagery of the Bible. Philadelphia: Wesminster, 1980.
Carson, D. A. Exegetical Fallacies: Kesalahan-Kesalahan Ekegetis, terj. Surabaya: Momentum,
2009.
Campbell, Constantine R. Advances in the Study of Greek. Grand Rapids: Zondervan, 2015.
Childs, Vrevard S. Biblical Theology of the Old and New Testaments: Theological Reflection on
the Christian Bible. Minneapolis: Fortress, 1992.
Conner, Kevin J., and Ken Malmin. Interpreting the Sciptures: Hermeneutik: Sebuah Buku Teks
tentang Cara Menafsir Alkitab, terj. Malang: Gandum Mas, 2004.
Cotterell, Peter and Max Turner. Linguistics and Biblical Interpretation. Downers Grove: IVP,
1989.
Dockery, David S. Biblical Interpretation Then and Now: Contemporary Hermeneutics in the
Light of Early Church. Grand Rapids: Baker, 1992.
Erickson, Richard J. A Beginner’s Guide to New Testament Exegesis: Taking the Fear out of
Critical Method. Downers Grove: IVP, 2005.
Fee, Gordon D. New Testament Exegesis: Sebuah Buku Pegangan Bagi Mahasiswa dan
Pelayan Gerejawi, terj. Malang: SAAT 2008.
. Gospel and Spirit: Issues in New Testament Hermeneutics. Peabody: Hendrickson,
1991.
Grant, Robert M., and David Tracy. Sejarah Singkat Penafsiran Alkitab, terj. Jakarta: BPK,
2000.
Green, Joel B., ed. Hearing the New Testament: Strategies for Interpretation. 2nd. Ed. Grand
Rapids: Eerdmans, 2010.
Klein, William W., Craig L. Blomberg, and Robert L. Hubbart Jr. Introduction to Biblical
Interpretation: Pengantar Tafsir Alkitab, terj. Malang: SAAT, 2012.
Kruger, Michael J. Canon Revisitied: Establishing the Origins and Authority of the New
Testament Books. Wheaton: Crossway.
Longman III, Tremper. Literary Approaches to Biblical Interpretation. FCI 3. Grand Rapids:
Zondervan, 1987.
293
Meier, Gerhard. Biblical Hermeneutics. Wheaton: Crossway, 1994.
Michael, J. Ramsey. Interpreting the Book of Revelation. GNTE. Grand Rapids: Baker, 1992.
McKnight, Scot. Interpreting the Synoptic Gospel. GNTE. Grand Rapids: Baker, 1988.
. Interpreting New Testament Interpretation. GNTE. Grand Rapids: Baker, 1989.
Osborne, Grant R. The Hermeneutical Spiral: A Comprehensive Introduction to Biblical
Interpretation. Downers Grove: IVP, 1991.
. Spiral Hermeneutika: Pengantar Komprehensif bagi Penafsiran Alkitab, terj.
Surabaya: Momentum, 2012.
Porter, Stanley E. Linguistic Analysis of the Greek New Testament: Studies in Tools, Methods,
and Practice. Grand Rapids: Baker, 2015.
Pratt Jr., Richard L. He Gave Us Stories: The Bible Student’s Guide to Interpreting Old
Testament Narratives, terj. Surabaya: Momentum, 2005.
Schreiner, Thomas R. Interpreting the Pauline Epistles. GNTE. Grand Rapids: Baker, 1990.
Sitompul, A. A., and Ulrich Beyer. Metode Penafsiran Alkitab. Jakarta: BPK, 1999.
Stuart, Douglas. Eksegese Perjanjian Lama. Malang: Gandum Mas, 1994.
Sutanto, Hasan. Hermeneutik: Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab. Malang: SAAT, 1986.
Thieselton, Anthony C. The Two Horizons: New Testament Hermenutics and Philosophical
Description. Grand Rapids: Eerdmans, 1980.
Vanhoozer, Kevin J. Apakah Ada Makna dalam Teks ini? Alkitab, Pembaca, dan Moralitas
Pengetahuan Sastra, terj. Surabaya: Momentum, 2013.
VanGemeren, Willem A. Penginterpretasian Kitab Para Nabi. Terj. Surabaya: Momentum,
2007.
Venema, Henk. Kitab Suci - Untuk kita: Membaca dan Menafsirkan Firman Tuhan secara Utuh,
Setia, dan Kontekstual. Jakarta: YKBK, 2008.
Wald, Oletta. Temukanlah Sendiri: Sukacita dalam Mempelajari Alkitab. Malang: Gandum
Mas, 2004.
294
Daftar Keterangan Gambar
Cover Foto gulungan kitab di Sinagoge Amsterdam – diambil oleh penulis
Meng- https://gocoaching.ca/je-deviens-ce-que-jobserve/
amati
Mengum https://www.canstockphoto.com/illustration/write.html
-pulkan
Informas
i
Menany https://favpng.com/png_view/table-meeting-conference-centre-clip-art-
a png/uNP8ZpWX
Menalar https://freepikpsd.com/question-clipart-png/325903/
Mengko- https://www.canstockphoto.com/illustration/worry.html
munikasi
kan
11 https://sheg.stanford.edu/history-lessons/martin-luther
12 https://www.ivpress.com/kevin-j-vanhoozer
17 https://www.hellenic-art.com/life-size-spartan-shield-of-king-leonidas-of-the-
legendary-300-at-the-battle-of-thermopylae.html
18 https://www.christiansciencefictiondoctrine.com/tag/spiritual-armor/
24 http://damascenegallery.com/shop/icon/classic-icons/blessed-augustine-of-
hippo/
24 https://en.wiktionary.org/wiki/Trinity
26 https://www.pinterest.cl/pin/5840674496483963/
28 https://fireandrose.blogspot.com/2017/04/reading-rudolf-bultmann-forty-
years.html
40 https://es.123rf.com/visual/search/49996073
42 https://lilinkecil.com/new-testament-exegesis-edisi-ketiga-gordon-d-fee-p-
5239.html
42 https://www.hidupkristen.com/2017/08/hermeneutika-spiral-semantik.html
43 https://www.amazon.com/Biblical-Interpretation-Then-Now-
Contemporary/dp/0801030102
43 https://www.amazon.com/Introduction-Biblical-Interpretation-Workbook-
Questions/dp/0310536685
60 http://www.diamondfacts.org/diamond-pipeline/
61 https://inet.detik.com/cyberlife/d-3627553/tergusur-internet-yellow-pages-
berhenti-cetak
63 https://en.wikipedia.org/wiki/Decapolis
70 https://www.findshepherd.com/the-parable-of-the-sower.html
81 https://shopee.co.id/SATU-ALKITAB-DUA-PERJANJIAN-i.189262628.4442407491
82 https://fireandrose.blogspot.com/2017/04/reading-rudolf-bultmann-forty-
years.html
295
82 https://www.rd.nl/oud/990427home.html?pg=kl%2F990427kl07.html
84 https://markfrancois.wordpress.com/2013/08/05/geerhardus-vos-vs-brevard-
childs-whats-the-difference/
84 https://en.wikipedia.org/wiki/Gerhard_von_Rad
103 https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Origen.jpg
104 https://fineartamerica.com/featured/saint-augustine-of-hippo-berto-di-
giovanni.html
108 https://www.monasteryicons.com/product/st-thomas-aquinas-icon-428/icons-
of-saints
109 https://mbird.com/2017/10/four-points-about-luther-on-31-october-2017/
112 https://calvin.edu/about/history/john-calvin.html
114 https://www.campus-halensis.de/en/artikel/grosse-namen-friedrich-
schleiermacher/
114 https://id.wikipedia.org/wiki/Wilhelm_Dilthey
115 https://fireandrose.blogspot.com/2017/04/reading-rudolf-bultmann-forty-
years.html
115 http://www.vita.it/it/article/2017/03/05/esistenza-teologica-oggi-una-lezione-
di-karl-barth/142663/
116 https://theconversation.com/in-the-margins-of-philosophy-plato-to-footnotes-
63918
116 http://www.lezadig.com/cozum-the-odd-tale-of-gloria-pritchett-ludwig-
wittgenstein/
117 https://iep.utm.edu/gadamer/
118 https://jamesballantyneyouthworker.wordpress.com/2016/09/25/paul-ricoeur-
youth-work-in-search-of-the-sacred/
122 https://www.eerdmans.com/Products/4278/ancient-israel.aspx
122 https://www.amazon.com/Backgrounds-Early-Christianity-Everett-
Ferguson/dp/0802822215
124 https://www.wikiwand.com/en/Tower_of_Babel
132 https://www.amazon.com.br/Biblia-Hebraica-Stuttgartensia-FL-American-
Society/dp/3438052199
132 https://www.amazon.com/Septuaginta-Greek-Alfred-Rahlfs/dp/1598561804
132 https://id.wikipedia.org/wiki/Novum_Testamentum_Graece
133 https://www.amazon.com/James-Testament-Readings-Richard-
Bauckham/dp/0415103703
136 https://www.amazon.com/Interpreting-Pauline-Epistles-Thomas-
Schreiner/dp/080103812X
136 https://www.amazon.com/Introduction-Biblical-Interpretation-Workbook-
Questions/dp/0310536685
296
137 https://www.amazon.com/Introducing-Testament-Interpretation-Guides-
Exegesis/dp/0801062608
138 https://www.zondervan.com/9780310537557/new-international-dictionary-of-
new-testament-theology/
138 https://www.amazon.com/Greek-English-Lexicon-Testament-Semantic-
Domains/dp/0826703445
138 https://shopee.co.id/New-Testament-Exegesis-Edisi-Ketiga-(Gordon-D.-Fee)-
i.79920027.1472486533
139 https://www.amazon.com/Greek-English-Lexicon-Testament-Christian-
Literature/dp/0226039331
139 https://www.christianbook.com/theological-dictionary-the-new-testament-
volumes/9780802871428/pd/2324
140 https://www.amazon.com/Greek-English-Lexicon-Testament-Semantic-
Domains/dp/0826703445
145 https://www.amazon.com/Reading-Epistles-James-Peter-
Scripture/dp/0802865917
146 https://www.amazon.com/New-Testament-Canon-Meaning-
December/dp/B01B99I1ZG
147 https://www.amazon.com/Interpreting-Scripture-Essays-Hermeneutics-
Collected/dp/031009836X
149 https://markfrancois.wordpress.com/2013/08/05/geerhardus-vos-vs-brevard-
childs-whats-the-difference/
163 https://www.immanuelbookstore.co.id/produk/title/3079/hermeneutik%3A-
prinsip-dan-metode-penafsir-
163 https://shopee.co.id/New-Testament-Exegesis-Edisi-Ketiga-(Gordon-D.-Fee)-
i.79920027.1472486533
168 https://www.amazon.com/Backgrounds-Early-Christianity-Everett-
Ferguson/dp/0802822215
175 https://www.immanuelbookstore.co.id/produk/title/3079/hermeneutik%3A-
prinsip-dan-metode-penafsir-
182 https://www.hidupkristen.com/2017/08/hermeneutika-spiral-semantik.html
183 https://shopee.co.id/New-Testament-Exegesis-Edisi-Ketiga-(Gordon-D.-Fee)-
i.79920027.1472486533
183 https://www.amazon.com/Introduction-Biblical-Interpretation-Workbook-
Questions/dp/0310536685
187 https://divinity.yale.edu/news/adela-and-john-collins-awarded-honorary-
doctorates-university-zurich
190 https://www.goodreads.com/book/show/1167380.Interpreting_the_Pauline_E
pistles
191 https://www.amazon.com/Paul-Apostle-J-Beker/dp/0800618114
297
207 https://www.amazon.com/Introduction-Biblical-Interpretation-Workbook-
Questions/dp/0310536685
211 https://www.hidupkristen.com/2017/08/hermeneutika-spiral-semantik.html
226 http://dunamisjournal.blogspot.com/2008/09/standar.html
228 https://www.alamy.com/stock-photo/burnt-offering.html
229 https://www.vatikankatolik.com/kitab-suci-mengajarkan-pengakuan-dosa-
kepada-imam/
259 https://commons.wikimedia.org/wiki/File:The_Four-Source_Hypothesis.png
282 https://www.amazon.com/Two-Horizons-Hermeneutics-Philosophical-
Description/dp/0802800068
285 https://www.ivpress.com/kevin-j-vanhoozer
287 https://theurbantwist.com/2019/11/22/theater-still-a-challenge-for-some/
298
Biodata Penulis
299
300