HALUSINASI
A. Masalah Utama
Perubahan persepsi sensori : halusinasi
C. Pohon Masalah
Menurut Yusuf, Fitryasari dan Nihayati (2015), pohon masalah diagnosis
gangguan persepsi sensori adalah sebagai berikut :
(penyebab)
Isolasi sosial : menarik diri
E. Diagnosa Keperawatan
Menurut Yusuf, Fitryasari dan Nihayati (2015), diagnosa keperawatan yang
dapat muncul adalah:
1. Perubahan persepsi sensor : halusinasi
2. Risiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
F. Rencana Tindakan
Menurut Yusuf, Fitryasari dan Nihayati (2015), terdapat dua rencana tindakan
untuk pasien halusinasi, yaitu untuk pasien dan keluarga.
1. Tindakan keperawatan untuk pasien
a. Tujuan tindakan untuk pasien meliputi hal berikut,
1) Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya
2) Pasien dapat mengontrol halusinasinya
3) Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal
b. Tindakan keperawatan
1) Membantu pasien mengenali dengan cara berdiskusi dengan
pasien tentang isi halusinasi (apa yang dilihat/didengar), waktu
terjadi halusinasi, frekuensi terjadinya halusinasi, situasi yang
menyebabkan halusinasi muncul dan respons pasien saat
halusiansi muncul
2) Melatih pasien mengontrol halusinasi. Untuk membantu pasien
agar mampu mengontrol halusinasi. Anda dapat melatih pasien
empat cara yang sudah terbukti dapat mengendalikan halusinasi,
yaitu menghardik halusinasi, bercakap-cakap dengan orang lain,
melakukan aktivitas yang terjadwal dan menggunakan obat
secara teratur
2. Tindakan keperawatan untuk keluarga
a. Tujuan
1) Keluarga dapat terlibat dalam perawatan pasien, baik di rumah
sakit maupun di rumah
2) Keluarga dapat menjadi sistem pendukung yang efektif untuk
pasien
b. Tindakan keperawatan
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat
pasien
2) Berikan pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis
halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi,
proses terjadinya halusinasi, serta cara merawat pasien halusinasi
3) Berikan kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara
merawat pasien dengan halusinasi langsung di hadapan pasien
4) Buat perencanaan pulang dengan keluarga
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien :
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan persepsi sensori : halusinasi
3. Tujuan
a. Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya
b. Pasien dapat mengontrol halusinasinya
c. Pasien dapat mengikuti program pengobatan secara optimal
4. Tindakan Keperawatan
a. SP 1
1) Identifikasi halusinasi : isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi
pencetus, perasaan, respon
2) Jelaskan cara mengontrol halusinasi : hardik, obat, bercakap-
cakap, melakukan kegiatan
3) Latih cara mengontol halusinasi dengan menghardik
4) Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik
b. SP 2
1) Evaluasi kegiatan menghardik. Beri pujian
2) Latih cara mengontrol halusianasi dengan obat (jelaskan 6 benar
obat : jenis, guna, dosis, frekuensi, cara, kontinuitas minum obat)
3) Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik dan
minum obat
c. SP 3
1) Evaluasi kegiatan latihan menghardik dan obat. Beri pujian
2) Latih cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap saat
terjadi halusinasi
3) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik, minum
obat dan bercakap-cakap
d. SP 4
1) Evaluasi kegiatan latihan menghardik, minum obat, dan bercakap-
cakap. Beri pujian
2) Latih cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan
harian (muali 2 kegiatan)
3) Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik, minum
obat, bercakap-cakap dan kegiatan harian
e. SP 5-12
1) Evaluasi kegiatan latihan menghardik, minum obat, becakap-
cakap dan kegiatan harian. Beri pujian
2) Latih kegiatan harian
3) Nilai kemampuan yang telah mandiri
4) Nilai apakah halusinasi terkontrol
B. Strategi komunikasi
1. SP 1
a. Orientasi
“selamat siang, M. Saya perawat yang akan merawat M. Nama saya
IB, senang di panggil B. Nama M siapa? senang dipanggil siapa”
“bagaimana perasaan M hari ini? apa keluhan M saat ini?”
“baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang
selama ini M dengar, tetapi tak tampak wujudnya? di mana kita
duduk? di ruang tamu? berapa lama? bagaimana kalau 30 menit?”
b. Kerja
“Apakah M mendengar suara tanpa ada wujudnya? apa yang
dikatakan suara itu?”
“apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? kapan yang
paling sering M dengar suara? berapa kali sehari M alami? pada
keadaan apa suara itu terdengar? apakah pada waktu sendiri?”
“apa yang M rasakan pada saat mendengar suara itu?”
“apa yang M lakukan saat mendengar suara itu? apakah dengan cara
itu suara-suara itu hilang? bagaimana kalau kita belajar cara-cara
untuk mencegah suara-suara itu muncul?”
“M, ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul.
Pertama, dengan menghardik suara tersebut. Kedua dengan cara
becakap-cakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang
sudah terjadwal, dan yang keempat minum obat dengan teratur.”
“bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan cara
menghardik”
“Caranya sebagai berikut : saat saat suara-suara itu muncul,
langsung M bilang, pergi saya tidak mau dengar...saya tidak mau
dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang sampai suara itu tak
terdengar lagi. Coba M peragakan! nah begitu.....bagus! coba lagi! ya
bagus, M sudah bisa
c. Terminasi
Bagaimana perasaan M setelah peragaan latihan tadi?”
“kalau suara-suara tadi muncul silakan coba cara tersebut.
Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja
latihannya? bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan
latihan mengendalikan suara-suara dengan cara yang kedua? jam
berapa M? bagaimana kalau dua jam lagi? berapa lama kita akan
berlatih? di mana tempatnya? baiklah sampai jumpa. Selamat pagi”
2. SP 2
a. Orientasi
“selamat siang, M. Ketemu lagi sama saya, masih ingat kan siapa
saya?
“bagaimana perasaan M hari ini? apa keluhan M saat ini?”
“baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang
selama ini M dengar, tetapi tak tampak wujudnya? di mana kita
duduk? di ruang tamu? berapa lama? bagaimana kalau 30 menit?”
b. Kerja
“sesuai dengan janji kita kemarin, sekarang kita akan belajar cara
mengontrol halusinasi dengan cara minum obat. Untuk latihan
menghardik kemarin apakah sudah dilakukan? Coba dipraktekkan.
Wah bagus sekali M, M bisa melakukannya. Sekarang akan saya
ajarkan cara yang kedua yaitu minum obat. Yang pertama ini obat
berwarna putih untuk menghilangkan suara-suara yang M dengar,
yang kedua berwarna kuning untuk membuat M rileks, dan yang
terakhir berwarna merah muda untuk menenangkan M. Obat ini
diminum 3x sehari ya setelah makan, cara dengan memasukan obat
ke mulut lalu diminumi air dan obat ini dikonsumsi sampai M sembuh.
Bagaimana? Apakah M sudah paham? Coba sekarang diulangi lagi
apa saja obat yang M minum. Baik sekali, berarti M tadi
memperhatikan saat saya jelaskan.
c. Terminasi
Bagaimana perasaan M setelah peragaan latihan tadi?”
“kalau suara-suara tadi muncul silakan coba cara tersebut.
Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja
latihannya? bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan
latihan mengendalikan suara-suara dengan cara yang ketiga? jam
berapa M? bagaimana kalau dua jam lagi? berapa lama kita akan
berlatih? di mana tempatnya? baiklah sampai jumpa. Selamat pagi”
3. SP 3
a. Orientasi
“selamat siang, M. Ketemu lagi sama saya, masih ingat kan siapa
saya?
“bagaimana perasaan M hari ini? apa keluhan M saat ini?”
“baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang
selama ini M dengar, tetapi tak tampak wujudnya? di mana kita
duduk? di ruang tamu? berapa lama? bagaimana kalau 30 menit?”
b. Kerja
“sesuai dengan janji kita kemarin, sekarang kita akan belajar cara
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap. Untuk latihan
menghardik dan minum obat kemarin apakah sudah dilakukan? Coba
dipraktekkan. Wah bagus sekali M, M bisa melakukannya. Sekarang
akan saya ajarkan cara yang ketiga yaitu bercakap-cakap. Yang
harus M lakukan saat mendengar halusinasi adalah mengajak
oranglain untuk berbicara, bisa saya atau teman lain di bangsal. Nah,
cara adalah M bisa bertanya nama dari orang yang diajak bicara, bisa
juga M bertanya di mana rumahnya, hobinya apa, dan sebagainya
supaya halusinasi yang M dengar bisa teralihkan. Bagaimana apakah
M sudah paham? Coba sekarang dipraktekkan. Oke, bagus sekali M,
M bisa mempraktekan dengan baik. Setelah ini
bisa dicoba ya M.
c. Terminasi
Bagaimana perasaan M setelah peragaan latihan tadi?”
“kalau suara-suara tadi muncul silakan coba cara tersebut.
Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja
latihannya? bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan
latihan mengendalikan suara-suara dengan cara yang keempat? jam
berapa M? bagaimana kalau dua jam lagi? berapa lama kita akan
berlatih? di mana tempatnya? baiklah sampai jumpa. Selamat pagi”
DAFTAR PUSTAKA
Fitira, Nita. 2012. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Salemba Medika,
Jakarta
Yusuf, AH, Rizky Fitryasari P.K dan Hanik Endang Nihayati. 2015. Buku Ajar
Keperawtan Kesehatan Jiwa. Salemba Medika, Yogyakarta