Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS JURNAL GANGGUAN PERSYARAFAN (STROKE) DENGAN

METODE PICO

A. JURNAL I
JUDUL : ANALISIS FAKTOR PREDIKTOR MORTALITAS STROKE
HEMORAGIK DI RUMAH SAKIT DAERAH dr. SOEBANDI
JEMBER
1. PROBLEM
Tahun 2020 diprediksi terdapat sekitar 7,6 juta penduduk akan
mengalami mortalitas akibat penyakit stroke dan 15% kasus terjadi pada
usia muda dan produktif. Prevalensi stroke di Kabupaten Jember
menduduki peringkat ke-10 dari 38 Kabupaten di Jawa Timur dengan
prevalensi 0,9 % (Dinkes Jember, 2007). Data dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Jember pada tahun 2010 menunjukan bahwa jumlah kasus
stroke di Jember mencapai 972 kasus (Dinkes Jember, 2011).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada bulan Maret 2017
bahwa data rekam medis di Rumah Sakit Daerah (RSD) dr. Soebandi
Kabupaten Jember menunjukkan prevalensi kunjungan pasien stroke
hemoragik yang di rawat di Rumah Sakit Daerah dr. Soebandi meningkat
selama kurun waktu 2012-2016 dengan masing-masing kunjungan pada
tahun 2012 sejumlah 366 pasien dengan mortalitas berjumlah 188 pasien,
pada tahun 2013 meningkat menjadi 382 pasien dengan mortalitas
berjumlah 210 pasien, tahun 2014 terdapat 368 pasien dengan mortalitas
berjumlah 202 pasien, tahun 2015 meningkat menjadi 411 pasien dengan
mortalitas berjumlah 206 pasien dan pada tahun 2016 jumlahnya 404
pasien dengan mortalitas berjumlah 195 pasien.
2. INTERVENSI
Desain penelitian ini adalah menggunakan studi retrospektif yang
artinya peneliti melihat hasil pengukuran terhadap variabel-variabel
faktor yang mempengaruhi mortalitas pada pasien stroke hemoragik yang
meliputi obesitas, tekanan darah, gula darah dan profil lipid darah yang
telah tercatat pada data rekam medis pasien kemudian mencari
hubungannya terhadap mortalitas pada pasien stroke hemoragik.

1
Sampilng yang dipakai adalah non probability sampling dengan
teknik purposive sampling dilakukan untuk mengambil sampel dari data
rekam medik berdasarkan pertimbangan tertentu
3. COMPARATION
( JURNAL : Analisis Faktor Prediktor Mortalitas Stroke
Hemoragik Di Rumah Sakit Daerah Dr. Soebandi Jember ) Desain
penelitian ini adalah menggunakan studi retrospektif yang artinya peneliti
melihat hasil pengukuran terhadap variabel-variabel faktor yang
mempengaruhi mortalitas pada pasien stroke hemoragik yang meliputi
obesitas, tekanan darah, gula darah dan profil lipid darah yang telah
tercatat pada data rekam medis pasien kemudian mencari hubungannya
terhadap mortalitas pada pasien stroke hemoragik.
Sampilng yang dipakai adalah non probability sampling dengan
teknik purposive sampling dilakukan untuk mengambil sampel dari data
rekam medik berdasarkan pertimbangan tertentu
(JURNAL : Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Stroke Di Rsud Indramayu) Metode penelitian yang digunakan adalah
metode kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian survei yaitu
cross sectional study. Pengambilan data variabel independen dan
dependen diambil pada saat yang sama atau penggunakan pendekatan
satu waktu. Penelitian cross sectional merupakan penelitian
epidemiologik yang paling sering digunakan (Pratiknya, 2007, hlm.164).
Penelitian cross sectional merupakan penelitian non eksperimental dalam
rangka mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan
efek yang berupa penyakit atau status kesehatan tertentu, dengan model
pendekatan point time, artinya kedua jenis variabel diobservasi sekaligus
pada saat yang sama (Pratiknya, 2007, hlm. 168).
4. OUTCOMES
Pada tabel 2 didapatkan gambaran mortalitas pasien stroke
hemoragik berdasarkan jenis kelamin yang terbanyak adalah perempuan
yaitu 59,4% dan rata-rata usia adalah 57 tahun dengan usia termuda
adalah 55 tahun dan tertua 60 tahun. Status kesadaran pasien saat awal

2
masuk yang terbanyak adalah GCS buruk sebanyak 62,4%. Alasan pasien
keluar rumah sakit yang terbanyak adalah mengalami mortalitas yaitu
sebesar 72,4%. Pasien yang memilki berat badan tidak normal sebanyak
67,3%, tekanan darah tidak normal sebanyak 91,1%, gula darah tidak
normal 57,4%, dan profil lipid darah tidak normal 90,1%.
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 3 di atas dapat diketahui
bahwa faktor yang memiliki hubungan yang signifikan dengan mortalitas
stroke hemoragik adalah obesitas (p=0,039), gula darah (p=0,04) dan
profil lipid darah (p=0,026).
Berdasarkan tabel 4 dan model persamaan yang telah dibuat,
memperhatikan peluang (probabilitas) untuk terjadinya mortalitas adalah
menggunakan persamaan probabilitas di atas, hal ini menandakan bahwa
pasien yang datang ke IGD dengan diagnosis stroke hemoragik
berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang radiologi berupa CT Scan
dengan berat badan tidak normal dan memiliki hasil pemeriksaan
laboratorium berupa gula darah tidak normal akan mengalami mortalitas
sebesar 65,3% sejak diagnosa stroke hemoragik ditegakkan. Uji Hosmer
Lameshow didapatkan nilai p=0,291, artinya persamaan tersebut
memiliki kalibrasi yang baik (p>0,05) dengan nilai area under curve
(AUC) 0,685 (68,5%).
Hasil analisis pada tabel 5 menunjukkan bahwa terdapat 2
variabel yang berpengaruh terhadap mortalitas stroke hemoragik. Adapun
kekuatan hubungan dari yang terbesar ke yang terkecil adalah sebagai
berikut: obesitas (OR=2,689, CI95%=1,034- 6,996) dan gula darah
(OR=2,656 CI 95%=1,035- 6,813).

3
B. JURNAL 2
JUDUL : ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN STROKE DI RSUD INDRAMAYU
1. PROBLEM
Angka kejadian stroke meningkat seiring dengan bertambahnya
usia, semakin tinggi usia seseorang semakin tinggi kemungkinan stroke
(Yayasan Stroke Indonesia, 2012). Namun jumlah penderita stroke
dibawah usia 45 tahun juga terus meningkat.
WHO memprediksi bahwa kematian akibat stroke akan
meningkat seiring dengan kematian akibat penyakit jantung dan kanker
kurang lebih 6 juta pada tahun 2010 menjadi 8 juta di tahun 2030
(American Heart Association, 2010).
Menurut Yayasan Stroke Indonesia (YASTROKI) (2012), jumlah
penderita stroke di Indonesia terbanyak dan menduduki urutan pertama di
Asia. Stroke juga merupakan penyebab kecacatan serius menetap nomor
1 di seluruh dunia. Hasil data Riset Kesehatan Dasar (Rikesda) tahun
2013 menemukan prevalensi stroke di Indonesia sebesar 12,1 per 1.000
penduduk. Angka tersebut naik sebesar 8,3 % dibandingkan Rikesda
tahun 2007.
RSUD Indramayu merupakan salah satu rumah sakit rujukan
terbesar di Kabupaten Indramayu. Data pasien stroke dari Januari sampai
Desember 2014 sebanyak 658. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui
rata-rata pasien stroke yang dirawat di RSUD Indramayu per bulannya
adalah sebanyak 54 pasien pe bulannya.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya stroke sudah banyak
diketahui. Namun faktor risiko utama jenis stroke pada pasien yang
dirawat di RSUD Indramayu belum diketahui. Oleh karena itu, perlu
dilakukan analisis lanjut untuk mengidentifikasi faktor risiko apa saja
yang berkontribusi terhadap terjadinya stroke CVD-SH maupun stroke
CVD-SNH. Tujuan analisis ini adalah untuk menentukan faktor risiko
dominan terjadinya stroke CVD-SH maupun stroke CVD-SNH.

4
2. INTERVENTION
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif
dengan menggunakan desain penelitian survei yaitu cross sectional study.
Pengambilan data variabel independen dan dependen diambil pada saat
yang sama atau penggunakan pendekatan satu waktu. Penelitian cross
sectional merupakan penelitian epidemiologik yang paling sering
digunakan (Pratiknya, 2007, hlm.164). Penelitian cross sectional
merupakan penelitian non eksperimental dalam rangka mempelajari
dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek yang berupa
penyakit atau status kesehatan tertentu, dengan model pendekatan point
time, artinya kedua jenis variabel diobservasi sekaligus pada saat yang
sama (Pratiknya, 2007, hlm. 168).
3. COMPARSION
(JURNAL : Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Stroke Di Rsud Indramayu) Metode penelitian yang digunakan adalah
metode kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian survei yaitu
cross sectional study. Pengambilan data variabel independen dan dependen
diambil pada saat yang sama atau penggunakan pendekatan satu waktu.
Penelitian cross sectional merupakan penelitian epidemiologik yang paling
sering digunakan (Pratiknya, 2007, hlm.164). Penelitian cross sectional
merupakan penelitian non eksperimental dalam rangka mempelajari
dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek yang berupa
penyakit atau status kesehatan tertentu, dengan model pendekatan point
time, artinya kedua jenis variabel diobservasi sekaligus pada saat yang
sama (Pratiknya, 2007, hlm. 168).
( JURNAL : Analisis Faktor Prediktor Mortalitas Stroke
Hemoragik Di Rumah Sakit Daerah Dr. Soebandi Jember ) Desain
penelitian ini adalah menggunakan studi retrospektif yang artinya peneliti
melihat hasil pengukuran terhadap variabel-variabel faktor yang
mempengaruhi mortalitas pada pasien stroke hemoragik yang meliputi
obesitas, tekanan darah, gula darah dan profil lipid darah yang telah

5
tercatat pada data rekam medis pasien kemudian mencari hubungannya
terhadap mortalitas pada pasien stroke hemoragik.
Sampilng yang dipakai adalah non probability sampling dengan teknik
purposive sampling dilakukan untuk mengambil sampel dari data rekam
medik berdasarkan pertimbangan tertentu
4. OUTCOME
Analisa hubungannya dapat dilihat pada tabel 1. Umur terbukti
tidak berhubungan secara bermakna dengan kejadian stroke CVD-SH
maupun CVD-SNH (p = 0,059, dan OR = 2,563, CI 95 % = 1,054 –
6,233).
Namun jika dilihat dari nilai OR, maka dapat diketahui responden
yang berumur dewasa (< 55 tahun) berisiko 2,56 kali terjadi stroke CVD-
SH daripada stroke CVD-SNH diabandingkan responden yang berumur
lansia (≥ 55 tahun).
Jenis kelamin terbukti tidak berhubungan secara bermakna dengan
kejadian stroke CVD-SH maupun CVD-SNH (p = 0,631, dan OR= 0,738,
CI 95 % = 0,315-1,732).
Begitupula dengan riwayat keluarga (p = 0,858, dan OR= 0,807, CI
95 % = 0,300-2,171) tidak berhubungan dengan kejadian stroke
berhubungan secara bermakna dengan kejadian stroke CVD-SH maupun
CVD-SNH.
Riwayat hipertensi terbukti berhubungan secara bermakna dengan
kejadian stroke CVD-SH maupun CVD-SNH (p = 0,035, dan OR = 7,500,
CI 95 % = 0,944-59,599). Responden yang memiliki riwayat hipertensi
memiliki risiko 7,5 kali terjadi stroke CVDSH daripada stroke CVD-SNH
dibandingkan responden yang tidak memiliki riwayat hipertensi.
Riwayat diabetes tidak berhubungan dengan kejadian stroke CVD-
SH maupun CVD-SNH (p = 0,512, dan OR = 1,528, CI 95 % = 0,605-
3,861). Namun jika dilihat dari nilai OR, maka dapat diketahui responden
yang memiliki riwayat diabetes mellitus memiliki risiko 1,5 kali terjadi
stroke CVD-SH daripada stroke CVD-SNH.

6
Riwayat jantung tidak berhubungan secara bermakna dengan
kejadian stroke CVD-SH maupun CVD-SNH (p = 0,627, dan OR = 1,667
CI 95 % = 0,264-10,516). Namun jika dilihat dari nilai OR, maka dapat
diketahui responden yang memiliki riwayat jantung berisiko hampir 2 kali
terjadi stroke CVD-SH daripada stroke CVD-SNH.
Kadar kolesterol darah tidak berhubungan dengan kejadian stroke
CVDSH maupun CVD-SNH (p = 0,051, dan OR = 2,724 CI 95 % =
1,096-6,771). Namun jika dilihat dari nilai OR, maka dapat diketahui
responden yang memiliki kadar kolesterol darah yang tinggi berisiko 2,7
kali terjadi stroke CVD-SH daripada stroke CVD-SNH, dibandingkan
dengan responden yang memiliki kadar kolesterol darah normal.
Perilaku merokok tidak berhubungan secara bermakna dengan
kejadian stroke CVDSH maupun CVD-SNH (p = 1,000, dan OR = 1,053
CI 95 % = 0,449-2,467). Begitu pula dengan riwayat obesitas (p = 0,307,
dan OR = 0,566 CI 95 % = 0,232-1,383). S
edangkan aktifitas fisik terbukti berhubungan secara bermakna
dengan kejadian stroke CVD-SH maupun CVD-SNH (p = 0,011, dan OR
= 0,146, CI 95 % = 0,032-0,664). Namun jika dilihat dari nilai OR,
menunjukkan bahwa responden yang memiliki riwayat aktivitas fisik yang
berat berisiko hanya 0,15 kali terjadi stroke CVDSH daripada stroke
CVD-SNH dibandingkan responden yang memiliki riwayat aktivitas
sedang.
Hasil analisa multivariat menunjukkan ada 1 (satu) variabel
independen yang dinilai berpengaruh terhadap kejadian stroke CVDSH
dan stroke CVD-SNH, yaitu aktivitas fisik (p = 0,046; OR adjusted 5,848;
95 % CI 1,036 – 33,014). Adapun selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.
Berdasarkan hasil analisa multivariat didapatkan OR dari variabel aktivitas
adalah 5,8 artinya orang yang memiliki aktivitas berat memiliki resiko
terkena stroke CVD-SH sebesar 5,8 kali lebih tinggi dari CVD-SNH bila
dibandingkan yang memilki aktivitas sedang setelah dikontrol pendidikan,
riwayat hipertensi, riwayat keluarga, riwayat DM, riwayat jantung, kadar
kolesterol darah, obesitas, dan umur.

7
8

Anda mungkin juga menyukai