Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Mata secara optik dapat disamakan dengan kamera fotografi biasa.
Mempunyai sistem lensa, sistem aperture yang dapat berubah-ubah (pupil),
dan retina yang dapat disamakan dengan film. Sistem lensa mata terdiri atas
empat perbatasan refraksi: (1) pembahasan antara permukaan anterior kornea
dan udara, (2) pembatasan antara permukaan posterior kornea dan humor
aquosus, (3) perbatasan antara humor aquosus dan permukaan anterior lensa
mata, dan (4) perbatasan antara permukaan posterior lensa dan humor
vitreous.1
Sedangkan telinga berperan penting untuk pendengaran dan
keseimbangan. Masing-masing telinga terdiri dari tiga bagian yaitu telinga
luar, tengah dan dalam. Bagian luar dan tengah telinga menyalurkan
gelombang suara dari udara ke telinga dalam yang berisi cairan, dimana energi
suara mengalami penguatan dalam proses ini. Telinga dalam berisi dua sistem
sensorik berbeda yaitu koklea, yang mengandung reseptor untuk mengubah
gelombang suara menjadi implus saraf sehingga kita dapat mendengar dan
aparatus vestibularis, yang penting bagi sensasi keseimbangan.2

1.2. Kata Sulit dan Kata Kunci


Kata Sulit:
- Vertigo : perasaan ilusi bahwa sepertinya lingkungan atau tubuhnya
sendiri berputar, diakibatkan oleh penyakit pada telinga dalam, atau
gangguan pusat-pusat vestibular atau jaras-jaras di dalam sistem saraf
pusat. 3
- Pusing (Dizziness) : sensasi tidak kokoh dengan perasaan kepala yang
berputar, diakibatkan karena gangguan pada keseimbangan.3

Kata Kunci:
- Refleks Cahaya
- Keseimbangan

1.3. Rumusan Masalah


- Bagaimana mekanisme adaptasi mata terhadap perubahan cahaya?
- Bagaimana peran telinga terhadap pengaturan keseimbangan?

1.4. Hipotesa
- Adaptasi mata terhadap perubahan cahaya dengan cara merubah ukuran
pupil baik secara kontraksi ataupun dilatasi.
- Telinga mempengaruhi keseimbangan karena telinga memiliki reseptor
untuk mempertahankan kesembangan tubuh.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Mekanisme adaptasi mata terhadap perubahan cahaya


Dipengaruhi beberapa hal, yaitu:

2.1.1. Adaptasi Pupil


Pupil merupakan lubang bundar di bagian tengah iris tempat
masukknya cahaya ke interior mata, pupil terletak di depan dari lensa.
Ukuran lubang ini dapat di sesuaikan oleh kontraksi otot-otot iris untuk
menerima sinyal lebih banyak atau lebih sedikit.2
Iris mengandung dua set anyaman otot polos, satu sirkular (serat-
serat otot berjalan seperti cincin di dalam iris) dan satu radial (serat
mengarah keluar dari tepi pupil seperti jari-jari roda sepeda). Yang
termasuk otot sirkular adalah musculus sphincter pupillae, otot ini
dipersarafi oleh saraf parasimpatis funsinya untuk mengecilkan diameter
pupil. Sedangkan yang termasuk otot radial adalah musculus dilatator
papillae, otot ini dipersarafi oleh saraf simpatis fungsinya untuk
memperbesar diameter pupil.4
Mata dipersarafi oleh serabut saraf simpatis dan parasimpatis.
Serabut preganglion parasimpatis muncul dari nucleus Edinger-Westphal
dan kemudian berjalan dalam saraf ketiga ke ganglion siliaris yang terletak
tepat di belakang mata. Di sini serabut preganglion bersinaps dengan sel
saraf parasimpatis postganglionic yang kembali mengirimkan serabut-
serabut melalui nervus siliaris ke dalam bola mata. Nervus ini merangsang
otot siliaris yang mengatur lensa mata untuk berfokus dan sfingter iris
yang menyebabkan konstriksi pupil.1
Persarafan simpatis mata berasal dari dalam sel kornu
intermediolateral segmen torakal pertama medulla spinalis. Dari sini,
serabut simpatis memasuki rantai simpatis dan berjalan ke atas ke ganglion
sevikalis superior, tempat serabut simpatis tersebut bersinaps dengan sel
saraf postganglionik. Serabut simpatis postganglionic kemudian menyebar
sepanjang permukaan arteria karotis dan berturut-turut dari arteri yang
lebih kecil sampai serabut saraf tersebut mencapai mata. Serabut simpatis
ini mempersarafi serabut radial iris dan beberapa otot ekstraokular mata.1
Jika mata disinari oleh cahaya pupil akan mengecil yang disebut
miosis, reaksi ini disebut refleks cahaya pupil. Bila cahaya mengenai
retina, terjadi beberapa implus yang mula-mula berjalan melalui nervus
optikus menuju nucleus pretektalis. Dari sini, implus sekunder berjalan ke
nucleus edinger-westphal dan akhirnya kembali melalui saraf parasimpatis
untuk mengkontriksikan sfingter iris. Sebaliknya dalam keadaan gelap ,
refleks ini dihambat sehingga mengakibatkan dilatasi pupil.1
Fungsi refleks cahaya adalah membantu mata untuk beradatasi
secara sangat cepat terhadap keadaan perubahan cahaya. Batas diameter
pupil kira-kira 1,5 mm pada yang kecil dan 8 mm pada yang besar, oleh
karena itu , di sebabkan terangnya cahaya akan meningkatkan berbanding
lurus dengan besarnya diameter pupil , batas adaptasi terang dan gelap
yang dapat ditimbulkan oleh refleks pupil adalah sekitar 30 sampai 1 yaitu,
mencapai 30 kali perubahan jumlah cahaya yang memasuki mata.1

2.1.2. Adaptasi Fotoreseptor (Fotopigmen)


Fotoreseptor (sel batang dan sel kerucut) terdiri dari 3 bagian :
 Segmen luar, yang terletak paling dekat dengan eksterior mata,
menghadap ke koroid. Bagian ini mendeteksi rangsangan cahaya
 Segmen dalam , yang terletak dibagian tengah fotoreseptor. Bagian ini
mengandung perangkat metabolik sel.
 Terimal sinaps, yang terletak paling dekat dengan bagian interior mata,
mengahadap ke sel bipolar. Bagian ini menyalurkan sinyal di hasilkan
fotoreseptor karena stimulasi cahaya ke sel-sel selanjutnya di jalur
penglihatan.2

Fotokimiawi penglihatan
Baik sel batang maupun sel kerucut mengandung bahan kimia yang
terurai bila terpajan cahaya dan, dalam prosesnya, akan merangsang,
serabut-serabut saraf yang berasal dari mata. Bahan kimia peka cahaya di
dalam sel batang disebut rodopsin; bahan kimia peka cahaya di dalam sel
kerucut, disebut pigmen kerucut, atau pigmen warna, memiliki komposisi
sedikit berbeda dari rodopsin. Fotokimiawi pada sel batang disebut
rodopsin yang merupakan gabungan antara pigmen karotenoid retinal dan
protein skotopsin. Sedangkan fotokimiawi pada sel kerucut merupakan
kombinasi antara protein fotopsin dan retinal.1
Adaptasi mata terhadap cahaya dapat dibagi menjadi dua jenis
mekanisme, yaitu adaptasi terang dan adaptasi gelap. Bila seseorang
berada di tempat yang sangat terang untuk waktu yang lama, banyak sekali
fotokimiawi yang terdapat di dalam sel batang dan kerucut menjadi
berkurang karena diubah menjadi retinal dan opsin. Selanjutnya, sebagian
besar retina diubah menjadi vitamin A. Oleh karena kedua efek in,
konsentrasi bahan kimiawi fotosensitif yang menetap dalam sl batang dan
kerucut akan banyak sekali berkurang, akibatnya sensitivitas mata
terhadap cahaya juga turut berkurang. Keadaan ini disebut adaptasi
terang.1
Sebaliknya, bila orang tersebut terus berada di tempat gelap untuk
waktu yang lama, retinal dan opsin yang ada di dalam sel batang dan
kerucut diubah kembali menjadi pigmen yang peka terhadap cahaya.
Selanjutnya, vitamin A diubah kembali menjadi retinal untuk terus
menyediakan lebih banyak pigmen peka cahaya; batas akhirnya ditentukan
oleh jumlah opsin yang ada di dalam sel batang dan kerucut untuk
bergabung dengan retinal. Keadaan ini disebu adaptasi gelap.1

2.2. Bagaimana peran telinga dalam penaturan keseimbangan?

Alat keseimbangan pada telinga adalah aparatus vestibular. Aparatus


vestibular berada pada telinga dalam. Alat ini terbungkus dalam satu
sistem tabung tulang dan ruang-ruang yang terletak dalam bagian petrosus
(bagian seperti Batu, bagian keras) daerah tulang temporal, yang disebut
labirin tulang. Di dalam sistem ini terdapat tabung membran dan ruangan
yang disebut labirin membranosa, yang merupakan bagian fungsional
aparatus vestibular.labirin ini terutama terdiri atas koklea (ductus
koklearis); tiga kanalis semisirkularis dan dua ruangan yang dikenal
sebagai utriculus dan sakulus, semua ini merupakan bagian integral dari
mekanisme keseimbangan.1

2.2.1. Utriculus dan saculus (deteksi percepatan linear)

Sacculus dan utriculus terdiri atas suatu selubung tipis jaringan ikat
yang dilapisi epitel selapis gepeng. Labirin membranosa melekat pada
periosteum labirin oseosa melalui untaian jaringan ikat yang
mengandung mikrovaskular yang menyuplai jaringan labirin
membranosa. Kedua makula pada dinding sacculus dan utriculus adalah
area kecil sel neuroepitel kolumnar yang dipersarafi oleh cabang nervus
vestibularis. Macula sacculus terletak pada bidang yang tegak lurus
terhadap makula utrikulus, tetapi keduanya serupa secara histologis.
Masing-masing terdiri atas penebalan dinding yang memiliki beberapa
ribu sel rambut mekanosensitif beserta sel penyangga kolumnar dengan
inti basal, dan ujung saraf.1

Ujung apikal setiap sel rambut memiliki sebuah kinosilium dengan


sebuah badan basal dan suatu aksonema termodifikasi mikrotubulus
ganda dan seberkas stereosilia kaku panjang yang tida bercabang dan
berjumlah 60-100. Stereosilia muncul dari regio apikal yang banyak
mengandung aktin, lempeng kutukula, yang berperan mengembalikan
struktur kaku yang menonjol ini ke posisi normalnya setelah menekuk.
Stereosilia tersusun dalam barisan yang semakin memanjang dengan
stereosilia terpanjang sekitar 100 µm yang berada deka dengan
kinosilium. Ujung stereosilia dan kinosilia terbenam dalam suatu lapisan
gelatinosa proteoglikan kental yang disebut membran otolitik, dengan
bagian luarnya yang terisi dengan struktur berkapur yang disebut
otolitit.1
Di ujung basalnya, semua sel rambut memiliki sinaps dengan ujung
saraf aferen. Sejumlah sel rambut (tipe I) memiliki ujung bundar yang
dikelilingi oleh suatucalix terminalis aferen. Ujung basal sebagian besar
sel rambut (tipe II) berbentuk silinder dan memiliki lebih banyak ujung
tonjolan yang khas dari saraf aferen. Kedua tipe sel rambut, atau
aferennya juga memiliki hubungan sinaps dengan serabut eferen yang
memodulasi sensitivitas mekanoreseptor ini. Setiap rambut juga
dikelilingi oleh sel penyangga, yang dapat memiliki berbagai fungsi
selain menyediakan penyangga fisis untuk mekanoreseptor.4

Makula utrikulus dan sakulus berespons terhadap percepatan linier.


Secara umum, utrikulus berespons terhadap percepatan horizontal dan
sakulus terhadap percepatan vertikal. Otolit bersifat lebih padat darpada
endolimfe, dan percepatan dalam semua arah berlawanan sehingga
menyebabkan distorsi tonjolan sel rambut dan mencetuskan aktivitas di
serabut saraf. Makula juga melepaskan muatan secara tonik walaupun
tidak terdapat gerakan kepala, karena gaya tarik bumi pada otolit. Impuls
yang dihasilkan oleh reseptor-reseptor ini sebagian berperan pada refleks
menegakkan kepala dan penyesuaian postur.1

Walaupun sebagian besar respons terhadap ransangan pada makula


bersifat refleks, impuls vestibular juga mencapai korteks serebri. Impuls-
impuls ini diperkirakan berperan dalam persepsi gerakan yang disadari
dan memberi sebagian informasi yang penting untuk orientasi dalam
ruang.1

2.2.2. Kanalis semisirkularis (deteksi percepatan rotasi)

Dalam dalam setiap aparatus vestibular terdapat tiga buah kanalis


semisirkularis, dikelnal sebgai kanalis semisirkularis anterior, posterior,
dan lateral (horizontal), yang bersusun tegak lurus satu sama lain,
sehingga ketiga kanalis ini terdapat dalam tiga bidang. 1 Ketiga ductus
semi sirkularis merupakan bagian labirin membranosa yang memiliki
bentuk umum yang sama seperti kanalis semisrikularis di labirin tulang.
Masing masing terjulur dari dan ke dinding utrikulus. Duktus tersebut
berada di bidang spasial yang berbeda dan kira-kira tegak lurus satu
sama lain.4

Pelebaran ujung ampula di setiap duktus semisirkularis memiliki


suatu area mekanoreseptor mirip rabu-memanjang yang disebut krista
ampularis. Rabung di setiap krista ampularis tegak lurus terhadap aksis
panjang duktus. Krista secara histologis serupa dengan makula, dengan
sel rambut, sel penyokong dan ujung saraf. Akan tetapi, lapisan
proteglikan bernama cupula yang melekat pada berkas rambut sel
sensoris lebih tebal dan tidak memiliki otolit. Cupula terbentang
sepenuhnya melalui ampula, yang berkontak dengan dinding non
sensoris yang berhadapan. 4

Percepatan (akselerasi) rotasi pada pada bidang kanalis


semisirkularis tertentuakan merangsang kristanya. Endolimph, karena
kelembamannya, akan bergeser ke arah yang berlawanan terhadap arah
rotasi. Cairan ini mendorong kupula sehingga menyebabkan perubahan
bentuk. Hal ini akan membuat tonjolan sel rambut menjadi melekuk.
Jika tercapai kecepatan rotasi yang konstan, cairan berputar
berkecepatan yang sama dengan kepala dan posisi kupula kembali tegak.
Apabila rotasi dihentikan, perlambatan akan menyebabkan pergeseran
endolimph searah dengan rotasi, dan kupula mengalami perubahan
bentuk dalam arah yang berlawanan dengan arah saat percepatan.5

Kupula kembali ke posisi di tengah dalam 25 sampai 30 detik.


Pergerakan kupula pada satu arah biasanya menimbulkan lalu lintas
impuls di setiap serabut saraf dari kristanya, sementara pergerakan dalam
arah berlawanan umumnya menghambat aktifitas saraf.5

Rotasi menyebabkan perangsangan maksimum pada kanalis


semisirkularis yang dekat dengan bidang rotasi. Karena kanalis di satu
sisi kepala merupakan bayangan cermin di kanalis di sisi lain, endolimph
akan bergeser menuju ampula di satu sisi dan menjauhinya di sisi yang
lain. Dengan demikian, pola rangsangan yang mencapai otak beragam,
sesuai arah bidang rotasi. Percepatan linear mungkin tidak dapat
menyebabkan perubahan kupula, sehingga tidak menimbulkan
rangsangan pada kista. Namun, terdapat banyak bukti bahwa apabila
salah satu bagian rusak, bagian lain akan mengambil alih fungsinya.
Dengan demikian, lokalisasi fungsi labirin secara eksperimental sulit
dilakukan.5

Nukleus vestibularis terutama berperan mempertahankan posisi


kepala dalam ruang. Jalur yang turun dalam nukleus-nukleus ini
memperantarai penyesuaian kepala terhadap leher dan kepala terhadap
badan. Hubungan ascendens ke nukleus saraf kranial sebagian besar
berkaitan dengan pergerakan mata.5

Karena kanalis semisirkularis tak mendeteksi kedudukan tubuh


dalam keadaan tidak seimbang sewaktu bergerak ke arah depan, ke arah
salah satu sisi, kearah belakang. Yang dideteksi kanalis tersebut adalah
bahwa kepala seseorang mulai atau berhenti berputar pada salah satu
arah atau arah lainnya. Oleh karena itu, tampaknya fungsi kanalis
sirkularis bukanlah untuk menjaga keseimbangan statik atau menjaga
keseimbangan selama adanya gerakan berputar atau lurus yang menetap.
Ternyata bila fungsi kaanlis sirkularis kurang, keseimbangan orang itu
akan lemah sekali watu ia mencoba melakukan gerakan yang cepat atau
berbelit-belit.1

Fungsi kanalis semisirkularis dapat di jelaskan dengan bantuan


gambaran berikut ini: Bila seseorang berlari ke depan, dengan cepat
sekali dan tiba-tiba ia berputar ke salah satu sisi, secara tak terduga
dalam waktu satu detik atau lebih ia akan jatuh, kecuali jika dilakukan
koreksi beberapa waktu sebelumnya. Namun makula yang terdapat
didalam utrikulus dan sakulus tidak dapat mendeteksi
ketidakseimbangan tadi sampai sesudah terjadi keadaan
ketidakseimbangan. Sebaliknya kanalis semisirkularis dapat mendeteksi
setelah orang itu sudah berputar, dan informasi ini dengan mudah dapat
mengbarkan pada sistem saraf pusat bahwa orang itu dalam waktu
beberapa detik atau berikut akan jatuh akibat ketidakseimbangan, kecuali
bila orang itu dapat mengadakan koreksi antisipasi.1

Dengan kata lain, mekanisme kanalis semisirkularis dapat


meramalkan bahwa akan terjadi ketidakseimbangan sehingga
menyebabkan pusat keseimbangan mengadakan tindakan pencegahan
antisipasi yang sesusai. Dengan cara ini orang tak perlu jatuh secara tak
terduga sama sekali karena sebelum terjadi ketidakseimbangan orang itu
dapat mengadakan koreksi keadaan tubuhnya.1

2.2.3. Cara kerja Reseptor sel rambut (kinosilia dan stereo silia) pada
kupula dan makula

Kinosilium selalu terletak di satu sisi, dan stereosilia secara


progresif menjadi semakin pendek ke arah sisi lain pada sel. Pelekatan
filamentosa yang tipis, yang hampir tidak dapat terlihat bahkan dengan
mikroskop elektron sekali pun, menghubungkan ujung setiap
stereosilium dengan stereosilium berikutnya, mendorong ke arah luar
badan sel. Keadaan ini akan mebuka beberapa ratus saluran cairan dalam
membran sel neuron di sekeliling dasar stereosilia, dan saluran-saluran
tersebut mampu menghantarkan ion positif dalam jumlah besar. oleh
karena itu, ion positif mengalir ke dalam sel dari cairan endolimfatik di
sekelilingnya, menimbulkan depolarisasi membran reseptor.
Sebaliknya, pelukukan tangkai stereosilia ke arah yang berlawanan (ke
belakang kinosilium) menurunkan tegangan pada pelekatan, dan keadaan
ini akan menutup saluran ion, dengan demikian menimbulkan
hiperpolarisasi reseptor. 1

Dalam keadaan istirahat normal, serabut-serabut saraf yang keluar


dari sel-sel rambut menjalarkan impuls saraf terus-menerus dengan
kecepatan sekitar 100 per detik. Bila stereosilium menekuk ke arah
kinosilium, perjalanan impuls meningkat, seringkali sampai beberapa
ratus per detik; sebaliknya, pelekukan silia yang menjauhi kinosilia
menurunkan perjalanan impuls, seringkali bahkan mematikan
seluruhnya. Oleh karena itu, ketika orientasi kepala dalam hal ini
berubah dan berat statokonia menyebabkan silia menekuk, sinyal-sinyal
yang sesuai akan dijalarkan ke otak untuk mengatur keseimbangan.1

Pada setiap makula, setiap sel rambut di arahkan ke berbagai


jurusan, sehingga beberapa dari sel rambut tersebut terangsang ketika
kepala menunduk kedepan, dan beberapa yang lainnya akan terangsang
ketika kepala menunduk ke depan, dan beberapa yang lainnya akan
terangsang ketika kepala menengadah ke belakang, dan yang lain lagi
akan terangsang ketika kepala membelok ke satu sisi, dan seterusnya.
Oleh karena itu, timbul berbagai pola eksitasi di serabut saraf makula
untuk setiap posisi kepala di dalam lapangan gravitasi. Ini adalah pola
yang memberitahukan ke otak posisi kepala dalam ruangan.1
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

1. Mekanisme Adaptasi Mata Terhadap Perubahan Cahaya

Mekanisme Adaptasi mata terhadap cahaya dapat dibagi menjadi adaptasi


pupil yang mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata, serta adaptasi
fotoreseptor yang dibagi lagi menjadi adaptasi gelap dan adaptasi terang.
Struktur pada mata yang berperan dalam adaptasi mata adalah pupil dan
iris sedangkan pada adaptasi fotoreseptor berlangsung pada lapisan
dinding mata terdalam yaitu retina.

2. Peran Telinga Terhadap Keseimbangan


Telinga memiliki alat keseimbangan yang disebut aparatus vestibular.
Aparatus vestibular terdiri dari utriculus dan saculus yang mendeteksi
keseimbangan statis, dan kanalis semisirkularis yang mendeteksi
keseimbangan dinamis. Pada aparatus vestibularis terdapat sel epitel
sensoris yaitu makula (utrikulus & sakulus) dan kupula (kanalis
semisirkularis) yang mendeteksi perubahan gerakan endolimfe dalam
labirin membranosa. Potensial aksi yang dihasilkan oleh epitel tersebut
akan di lanjutkan ke nervus vestibularis yang ada di bawahnya.
Daftar Pustaka

1. Hall, Guyton. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11. EGC: Jakarta.

2. Sherwood Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia Edisi 6. EGC: Jakarta

3. Newman, Dorland. 2012. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 31. EGC: Jakarta

4. Anthony L. Mecher, 2011. Histologi Dasar Junqueira Teks Dan Atlas. Edisi

12. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

5. Ganong F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 22. EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai