Anda di halaman 1dari 29

Adapalene gel 0.

1% vs ketoconazole cream 2% and their


combination in treatment of pityriasis versicolor:

A randomized clinical study


dr. Sammy Yahya, Sp.KK

Daniel Budi 112021063


Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
FKIK UKRIDA
RSUD TARAKAN JAKARTA
Identitas Jurnal
• Publikasi : Department of Dermatology
and Venerology Faculty of Medicine,
Al-Azhar University
• Peneliti: Mohammed Amer,
• Tanggal publikasi : 15 Maret 2020
• Journal homepage :
https://doi.org/10.1111/dth.13319
01 PENDAHULUA
N
Pityriasis Versicolor (PV)

Infeksi jamur superfisial kronis yang disebabkan oleh spesies Malassezia.

Ditandai dengan adanya makula hipopigmentasi/ hiperpigmentasi dengan


skuama halus ( terutama pada tubuh bagian atas dan leher )

Pendekatan terapi suatu PV difokuskan pada obat antijamur


sintetik, misalnya ketoconazole

Kekambuhan dari suatu penyakit PV walaupun sudah


diberikan obat “azole”, akibatnya resistensi secara bertahap
muncul yang mengarah ke tingkat pengobatan yang semakin
gagal.
Tujuan Penelitian

Mengevaluasi keefektifan dari terapi pada kasus pityriasis versicolor dengan gel adapalene
0,1%, krim ketoconazole 2% dan kombinasinya.
02 METODE
Double-blind Study
Protokol penelitian telah disetujui oleh
komite etik lokal dan semua pasien
Dilakukan selama 1 bulan
memberikan persetujuan tertulis
sebelum pendaftaran
90 sample

Kriteria Inklusi

• Pasien yang menjalani anamnesis lengkap dan pemeriksaan klinis/ fisik secara
keseluruhan untuk menunjukkan jenis, lokasi dan luasnya suatu lesi.

Kriteria eksklusi

• Pasien dengan usia <18 tahun


Pasien rawat jalan di klinik dermatologi Rumah • Mempunyai lesi wajah/ lesi > 25% dari total area tubuh
Sakit Universitas Al-Azhar • Tidak dalam pengobatan antimikotik sistemik atau topikal minimal 1 bulan
• Wanita hamil dan menyusui
• Riwayat alergi ketokonazole atau adapalene
Step 2
Step 1 • Pasien dibagi menjadi 3 kelompok, dengan
masing-masing 30 orang.
• Diagnosis mikologi dikonfirmasikan dengan • Group 1 diberikan krim ketokonazole
wood lamp dan uji KOH topikal 2% 2x1 dan placebo, Group 2
• Pasien diacak dengan sistem computer diberikan gel adapalene 0,1% topikal 2x1
generated random numbers and sealed dan placebo, Group 3 kombinasi topikal
envelope technique. gel adapalene 0,1% (malam) dan
ketokonazole 2% (pagi)

Penilaian
Step 3

• Pemeriksaan Klinis • Semua pasien menerima obat topikal

• Lab (Wood Lamp dan KOH) selama 4 minggu, dievaluasi diminggu


• Foto Lesi ke-2 dan k-4

• Kepuasan Pasien.
Deskripsi Penilaian
Pemeriksaan Klinis:
5 tingkatan perbaikan tanda dan
• Tanda dan gejala klinis gejala:
• Pigmentasi (Hiperpigmentasi/ Hipo pigmentasi) 1. Membaik secara signifikan
• Pruritus (≤ peningkatan 75%)
2. Membaik (≥50% - >75%
peningkatan)
Penilian kepuasan pasien: 3. Sedikit membaik (≥0% -
0 (Tidak puas), 1 (Cukup puas), 2 (Puas) >50% peningkatan)
4. Tidak berubah (0%
peningkatan)
Diakhir suatu penelitian dinilai suatu efektivitas dan efek 5. Diperparah
samping pengobatan
03 HASIL
04 PEMBAHASAN
• Hasil ini menunjukkan pengobatan topikal yang paling efektif untuk PV adalah kombinasi gel adapalene dan
krim ketoconazole.
• Dikatakan adapalene, menghilangkan keratinosit abnormal dan menormalkan disfungsional keratinisasi dan
waktu pergantian epidermal pada lesi. Kemudian, berfungsi meningkatkan penetrasi krim ketokonazol ke
dalam stratum korneum, sehingga meningkatkan potensinya. Fungsi lainnya, menurunkan sekresi sebum
dari kelenjar sebasea dan memiliki aktivasi anti-inflamasi.
Patut diperhatikan, dikatakan dalam
penelitian ini, ditemukan bahwa perbaikan
klinis kurang ditandai pada tipe
hipopigmentasi karena adapalen
menghambat transkripsi enzim tirosinase,
yang mengubah dihidroksifenilalanin
menjadi melanin.
05 KESIMPULAN
Kombinasi gel adapalene dan krim ketoconazole sangat efektif dalam
pengobatan PV terutama pada varian hiperpigmentasi tanpa atau efek
samping ringan.
05 Journal Appraisal
P I C O
• Population, Intervention Comparison Outcome
Patient,
Problem
• 90 Pasien Pasien diacak dengan sistem computer Membandingkan Rerata diminggu 2 dan
generated random numbers and sealed
• Usia rata-rata envelope technique.
terapi pada kasus 4 pasien mengalami
>18 tahun. pityriasis versicolor perbaikan dengan
• Pasien dibagi menjadi 3 kelompok,
dengan gel adapalene dan
dengan masing-masing 30 orang. adapalene 0,1%, ketokonazol serta
• Group 1 diberikan krim krim ketoconazole pasien mengaku lebih
ketokonazole topikal 2% 2x1 dan 2% dan puas dengan terapi
placebo, Group 2 diberikan gel kombinasinya. tersebut dibandingkan
adapalene 0,1% topikal 2x1 dan
yang lain. Walaupun
dilaporkan adanya 3
placebo, Group 3 kombinasi topikal
dari 30 pasien yang
gel adapalene 0,1% (malam) dan mengalami efek
ketokonazole 2% (pagi) samping iritasi ringan.
Apakah penelitian tersebut Ya
membahas pertanyaan penelitian
yang terfokus dengan jelas?
Apakah penugasan peserta untuk Ya
intervensi dilakukan secara acak?
Apakah semua peserta yang No
mengikuti penelitian diperhitungkan
pada kesimpulannya?

Apakah peserta ‘blind' terhadap Ya


intervensi yang diberikan?
Apakah peneliti ‘blind' terhadap
intervensi yang mereka berikan
kepada peserta?
Apakah orang yang
menilai/menganalisis hasil
'dibutakan'?
Apakah kelompok studi serupa Ya
pada awal uji coba terkontrol secara
acak?
Terlepas dari intervensi Ya
eksperimental, apakah setiap
kelompok studi menerima tingkat
perawatan yang sama (yaitu,
apakah mereka diperlakukan
sama)?

Apakah efek intervensi dilaporkan Ya


secara komprehensif?
Apakah ketepatan perkiraan Ya
intervensi atau efek pengobatan
dilaporkan?
Apakah manfaat dari intervensi Tidak
eksperimental lebih besar daripada
bahaya dan biayanya?

Dapatkah hasilnya diterapkan pada Tidak


populasi lokal Anda/dalam konteks
Anda?

Akankah intervensi eksperimental Tidak


memberikan nilai yang lebih besar
kepada orang-orang yang Anda
sayangi daripada intervensi mana pun
yang ada?
Sumber:
Pramono AS, Soleha
TU.
Pitiriasis versikolor:
diagnosis
dan Terapi. J
Agromedicine; 5(1);
2019.
Retinol dikenal sebagai Retin-A,
Retinyl palmitate dan accutane.
Bahaya ibu hamil dampaknya kepada
janin,
yakni mengakibatkan kelainan wajah,
kepala,
Tulang belakang, jantung maupun
otak.
Dari ibu sendiri, memiliki dampak
gangguan neuropsikiatri.

Anda mungkin juga menyukai