Anda di halaman 1dari 25

`

CASE REPORT
Bronkopneumonia

DisusunOleh:
Fadhli Firman 0715149

Pembimbing:
dr. Ferdanela

SMF/BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
RUMAH SAKIT IMMANUEL
BANDUNG
2014

I. IDENTITAS PENDERITA
Nama penderita

: By. Ny Maryani / Faichurozzi

Jenis kelamin

: Laki-laki

Umur

: 10 bulan

Kiriman dari

: dr.Ade Indramono

Diagnosa masuk

: bronkopneumonia duplex

Tanggal dirawat

: 25April 2014

Tanggal diperiksa

: 25 April 2014

AYAH

Nama

: Asep Saifudin

Umur

: 31 tahun

Pendidikan

:-

Pekerjaan

:-

Penghasilan

:-

Alamat

:RT 001 RW 008 Pajajaran Bandung

Nama

:Maryani

Umur

: 30 tahun

Pendidikan

:-

Pekerjaan

:-

Penghasilan

:-

Alamat

:RT 001 RW 008Pajajaran Bandung

IBU

II. ANAMNESIS
Heteroanamnesis diberikan oleh ibu pasien pada tanggal25 April 2014
Keluhan utama :Demam
Riwayat Perjalanan Penyakit :

Keluhan utama : Demam

Seorang pasien anak laki-laki berumur 10 bulandatang ke RSI bersama


orang tuanya dengan keluhan demam. Demam dirasakan sejak seminggu
yang lalu. Demam dirasakan naik secara perlahan dan naik turun. Demam
terutama tinggi pada malam hari. Namun, demam dirasakan turun suhunya
setelah meminum obat penurun panas, tapi setelah 4 jam kemudian, panas
kembali naik. Sejak seminggu yang lalu, pasien juga batuk berdahak dan
bila pasien mengeluarkan dahaknya, dahak berwarna kuning. Pada 3 hari
yang lalu, pasien terlihat sesak napas seperti kesulitan untuk mengambil
napas. Hal ini diperhatikan oleh ibunya. Pasien juga mengalami muntah 2
hari yang lalu. Muntah berupa muntahan ASI, tidak ada sisa makanan, tidak
ada lendir maupun darah.

Pasien menyangkal adanya nyeri kepala, nyeri di belakang bola mata,


kejang, menggigil, mimisan, dan bintik-bintik merah pada tubuh dan
anggota gerak. Tidak ada penurunan berat badan yang signifikan. Nafsu
makan menurun.

Buang air kecil tidak ada keluhan. Buang air besar menjadi lebih lembek
dan berwarna hijau kehitaman.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat Penyakit Keluarga : ibu menderita bronchitis.

Riwayat Lingkungan

: Tidak pernah mengalami keluhan serupa.

: Tidak ada yang mengalami keluhan serupa


di sekitar rumah.

Usaha berobat : pasien datang ke praktek dr. Ade Indramono dan diberikan surat
rujukan ke dr.Bambang.

Riwayat kehamilan dan persalinan


Pasien merupakan anak ke2 dari 2 anak, lahir hidup:1, lahir mati:1,
abortus: Lahir preterm, caesar, ditolong oleh dokter.
Berat badan lahir: 2500 gram. Panjang badan lahir: 49 cm.
Tumbuh kembang anak
Ibu mengaku tidak tahu dikarenakan lupa dan tidak membawa KMS.Namun ibu
mengaku bahwa anaknya tidak mengalami keterlambatan tumbuh kembang.

Susunan keluarga
Hubungan

keluarga,

No

Nama

Umur

L/P

1.

Tn. Asep Saifudin

31 tahun

Ayah

2.

Ny. Maryani

30 tahun

Ibu

3.

An. Sumaya

- tahun

Anak I

4.

An. Faichurozzi

10 bulan

Anak II (pasien)

sehat,

sakit, meninggal

Imunisasi
Dasar

Ulangan

Anjuran

6. HiB -

1. BCG
2. DPT

7. MMR -

3. Polio

8. Hep A -

4. Hep.B

9. Cacar air -

5. Campak

Makanan

Sejak sakit nafsu makan menurun. Biasanya minum ASI dan makan bubur
dan buah-buahan.

Penyakit Dahulu

Diare

: (+)

Difteri

:( - )

Campak

: (-)

Batuk pilek

:( + )

Tifus perut

:( - )

Asma

:( - )

Pneumonia

: (-)

Kejang

:( - )

Tetanus

: (-)

Batuk rejan

: (-)

Ginjal

: (-)

Cacar air

: (-)

Hepatitis

: (-)

Lainnya

: (-)

TBC

:( - )

Riwayat Penyakit Keluarga

Asma

:-

Penyakit darah

:-

TBC

: -

Penyakit keganasan : -

Ginjal

:-

Kencing manis

:-

Lainnya

: bronchitis

ANAMNESA SOSIAL
Pasien tinggal di rumah yang memiliki ventilasi yang baik.Sumber air untuk
mandi dan mencuci dari sumber air pribadi yang diberikan oleh perusahaan
sekitar.Sumber air minum dari air galon.Rumah memiliki jamban sendiri dan
pembuangan ke sungai.Sampah dibuang jauh dari rumah dan diambil 1 minggu
sekali.Tidak ada wabah penyakit di lingkungan rumah.Pasien sering bepergian
dengan keluarga menggunakan motor.

III. PEMERIKSAAN FISIK


Pemeriksaan Fisik tanggal 25 April 2014
3.1 Keadaan Umum

Kesadaran

: Compos Mentis

Keadaan sakit

: Sakit sedang

Posisi serta aktivitas : Pergerakan pasif, tidak ada letak paksa

Ekspresi Wajah

: Lemas dan rewel (menangis)

3.2 Tanda-tanda Vital

Nadi

: 120 x/menit, reguler, equal, isi cukup.

Suhu tubuh aksiler

: 36,3OC (ketiak)

Pernafasan

: 60 x/menit

Tekanan darah

:-

3.3 Pengukuran

Umur

:10 bulan

Berat badan

: 7,8 kg

Tinggi badan

: 67 cm

BB/TB

: 7,8/(6,7m)2 = 17,37

Status gizi:kurang

3.4 Pemeriksaan Sistematik

Kulit

Pucat(-), sianosis(-), anemis (-), oedem(-),


ikterik(-), turgor normal, petechiae (-),

KGB

tidak teraba membesar

Rambut

hitam, tidak mudah dicabut

Kepala

bentuk dan ukuran simetris.

Mata

mata cekung (-/-), konjungtiva anemis -/-, sklera


ikterik-/-, reflex cahaya (+/+)

Hidung

PCH -/-, sekret hidung -/-

Telinga

sekret -/-

Mulut

mukosa mulut basah dan sedikit hiperemis

Leher

KGB leher tidak teraba membesar.

Thorax
Inspeksi

: B/P simetris kiri = kanan, retraksi (+)

Palpasi

: pergerakan simetris kanan = kiri, vokal fremitus


tidak dapat dinilai, ICS tidak melebar

Perkusi

Auskultasi

: sonor, kiri = kanan


: VBS +/+, Ronki +/+, Wh -/-

Jantung

Bunyi jantung murni, reguler, murmur (-)

Abdomen

Inspeksi

: Datar

Auskultasi

: Bising usus (+) normal

Palpasi

: Soepel, nyeri tekan (-), hepar dan lien dalam batas normal.

Perkusi

: Timpani

Ekstremitas

Akral hangat, CRT< 2 detik

Neurologis : Reflek fisiologis +/+ , Reflek patologis -/-

Status neurologikus

Kaku kuduk (-), brudzinski I (-), brudzinski II (-), laseque sign (-)

Tonus otot tidak dapat dinilai, kekuatan otot tidak dapat dinilai

Pemeriksaan saraf cranialis : tidak dapat dinilai.

Pemantauan TTV pagi-siang-sore

25/04/2014

Pagi

Siang

sore

Tensi

Nadi

120x/menit

Respirasi

30x/menit

Suhu

36,3 C

26/04/2014

pagi

Siang

sore

Tensi

Nadi

120 x/menit

120 x/menit

120 x/menit

Respirasi

44x/menit

40x/menit

30x/menit

Suhu

35,6 C

36,0 C

36,0 C

27/04/2014

pagi

Tensi

Nadi

120 x/menit

Respirasi

30x/menit

Suhu

36,2 C

Siang

sore

IV.PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan darah (25 April 2014) :


Hasil

Nilai normal

Keterangan

Hemoglobin

9,5 g/dL

10,7 - 15,6 g/dL

Menurun

Hematokrit

31,2 %

Leukosit

23.280 /mm

Trombosit

31 - 43 %
3

335.000/mm

Normal

4000 - 13500/mm

150.000 - 400.000/mm
3,8 - 5,8 juta/mm

Meningkat
3

Normal

Eritrosit

5,8 juta/mm

Normal

MC
MCV

54 fL

80 - 100 fL

Menurun

MCH

25 pg/mL

26 - 34 pg/mL

Menurun

MCHC

30 g/dL

32 - 36 g/dL

Menurun

Hitung jenis
Basofil

0,9

0-1%

Normal

Eosinofil

0,2

1-5%

Menurun

Neutrofil batang

4,6

3-5%

Normal

Neutrofil segmen

26,3

25-60%

Normal

Limfosit

70,8

25-40%

Meningkat

Monosit

7,3

2-10%

Normal

Pemeriksaan radiologi :
Foto thoraks PA digital.
Cor, sinuses dan diafragma normal
Pulmo :

hili kasar
corakan ramai di perihiler
tampak nodul-nodul opak dengan bercak lunak di perihiler

Kesan : Gambaran KP aktif


LED dan Manthoux test?

IV.

RESUME

Seorang pasien anak laki-laki berumur 10 bulan, BB 7,8 kg, TB 67 cm, status
gizi kurangdatang ke RSI bersama orang tuanya dengan keluhan demam. Demam
dirasakan sejak seminggu yang lalu.Demam dirasakan naik secara perlahan dan
naik turun.Demam terutama tinggi pada malam hari. Namun, demam dirasakan
turun suhunya setelah meminum obat penurun panas, tapi setelah 4 jam kemudian,
panas kembali naik. Sejak seminggu yang lalu, pasien juga batuk berdahak dan
bila pasien mengeluarkan dahaknya, dahak berwarna kuning.Pada 3 hari yang
lalu, pasien terlihat sesak napas seperti kesulitan untuk mengambil napas.Hal ini
diperhatikan oleh ibunya.Pasien juga mengalami muntah 2 hari yang lalu.Muntah
berupa muntahan ASI, tidak ada sisa makanan, tidak ada lendir maupun darah.
Pasien menyangkal adanya nyeri kepala, nyeri di belakang bola mata, kejang,
menggigil, mimisan, dan bintik-bintik merah pada tubuh dan anggota gerak. Tidak
ada penurunan berat badan yang signifikan. Nafsu makan menurun.Buang air
kecil tidak ada keluhan. Buang air besar menjadi lebih lembek dan berwarna hijau
kehitaman.

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat Penyakit Keluarga:
Riwayat Lingkungan

: Tidak pernah mengalami keluhan serupa.


ibu menderita bronchitis.
: Tidak ada yang mengalami keluhan serupa
di sekitar rumah.

Usaha berobat : pasien datang ke praktek dr. Ade Indramono dan diberikan surat
rujukan ke dr.Bambang.
Riwayat imunisasi

: Imunisasi dasar lengkap

Riwayat keadaan gizi

: Status gizi pasien kurang

Pemeriksaan Fisik tanggal 20Maret 2014

Keadaan Umum

Kesadaran

: Compos mentis

Keadaan sakit

: Sakit sedang

Posisi serta aktivitas : Pergerakan pasif, tidak ada letak paksa

Ekspresi wajah

: lemah,rewel (menangis)

Tanda-tanda Vital

Nadi

: 120 x/menit, reguler, equal, isi cukup.

Suhu tubuh aksiler

: 36,3OC (ketiak)

Pernafasan

: 60 x/menit

Tekanan darah

:-

Pemeriksaan Sistematik

Mulut

Thorax

mukosa basah dan sedikit hiperemis

o Inspeksi

: B/P simetris kiri = kanan, retraksi (+)

o Auskultasi

: VBS +/+, Ronki +/+, Wh -/-

Status neurologikus
Dalam batas normal

Pemeriksaan penunjang
-

Pemeriksaan darah (25 april 2014) ditemukan leukositosis dan limfositosis

V. DIAGNOSIS BANDING
Bronkopneumonia duplex e.c bakteri non TB
Bronkopneumonia duplex e.c bakteri TB
Bronkopneumonia duplex e.c virus
Bronkopneumonia duplex e.c jamur

VI. USULAN PEMERIKSAAN

LED

Manthoux test

VII. DIAGNOSIS
Diagnosis utama :
O bronkopneumonia duplex
Diagnosis tambahan :
O diare akut tanpa dehidrasi
O Suspek TB
Status gizi

O Kurang / underweight
Diagnosis kerja

O bronkopneumonia duplex dengan diare akut dan suspek TB paru

VIII. PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa :
Diet ASI dan bubur
O2 2-3 lpm
Infus KaEN4B setiap hari

Medikamentosa
Paracetamol cth x 3 prn
Amoxicillin 1 cth x 3
Ambroxol HCl cth x 2
Nebulisasi 2x/ hari dengan obat :

Bromhexine HCL 5 mL

Salbutamol sulphate 2,5 mg

Ipratropium Br 0,5 mg

Zinc 20 mg/hari

IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam

: dubia ad bonam

Quo ad functionam

: dubia ad bonam

Quo ad sanationam

: dubia ad bonam

X. PENCEGAHAN
Umum
1. Menjaga kesehatan anak dengan pemberian ASI
2. Pemenuhan asupan gizi pada anak

Khusus
1. Vaksinasi dengan vaksin pertusis, H. influenza
2. Vaksin influenza untuk bayi >6 bulan dan usia remaja
3. Untuk orangtua atau pengasuh bayi <6 bulan disarankan untuk diberikan
vaksin influenza dan pertusis

Follow up
Tanggal
26 April
2014

S
Demam
berkurang
Sesak +
Batuk berdahak
+
Muntah ASI +
Nafsu makan
BAB
BAK Normal

O
N:120 x/m
R: 44 x/m
S: 35,60C
Kepala:
CA -/- SI -/Leher : KGB ttm
Mulut : mukosa hiperemis

A
BP
duplex

P
Diet ASI dan
bubur
Mucopect drops
3 x 8gtt
Ottopan 3x0.8
mL prn
Ceftriaxone 125
mg x3
Mikasin 2x 50
mh
Kalmetason 3x1

Thorax:
B/P simetris
Cor: BJM regular, murmur

Pulmo: VBS +/+, Rh +/+,


Wh -/-

Nebulisasi
2x/hari :
Bisolvon 10 tts
Kombiven amp

Abdomen: cembung,
soepel, BU +, NT
Hepar & lien sulit dinilai

Infus KaEN4B
750 cc/hari

Ext hangat
Lab : Hb : 9,5
g/dL, L 23.280
/mm3, MCV54
fL, MCH 25
pg/mL, MCHC 30
g/dL
27 April
2014

Demam Batuk +
Muntah +
Sesak +
Nafsu makan +
BAB mencret
BAK normal

N:140x/menit, kecil
R: 30 x/menit
S: 36,1C
Kepala:
Mata : CA -/- SI -/Leher : KGB ttm
Thorax:
B/P simetris
Cor: BJM regular, murmur

Pulmo: VBS +/+, Rh +/+,


Wh -/Abdomen: cembung,
soepel, BU +, NT

BP
duplex
+ diare
akut

Diet ASI dan


bubur
Mucopect drops
3 x 8gtt
Ottopan 3x0.8
mL prn
Ceftriaxone 125
mg x3
Mikasin 2x 50
mh
Kalmetason 3x1
Zinpro 1x 0,5 cc
Liprolac 2x
bks

Hepar & lien sulit dinilai


Ext. hangat

Nebulisasi
2x/hari :
Bisolvon 10 tts
Kombiven amp
Infus KaEN4B
750 cc/hari

PEMBAHASAN
Bronkopneumonia
Bronkopneumonia

adalah peradangan pada

parenkim

paru

yang

melibatkan bronkus atau bronkiolus yang berupa distribusi berbentuk bercakbercak (patchy distribution) (1).

Etiologi(2)(3)
USIA
<1bl

BAKTERI
Streptokokus grup B

VIRUS
Cytomegalovirus

Escherichia coli
Bakteri enterik gram negatif lainnya
Listeria monocytogenes
2 bl-1 th

2-5 th

Streptococcus pneumonia

Respiratory syncytial virus

Haemophilus influenza

Virus influenza

Staphylococcus aureus

Virus parainfluenza

Pseudomonas aeruginosa

Adenovirus

Chlamydia trachomatis

Human metapneuvirus

Streptococcus pneumonia

Respiratory syncytial virus

Haemophillus influenza

Virus influenza

Mycoplasma pneumonia

Virus parainfluenza

Mycobacterium tuberculosis

Adenovirus
Human metapneuvirus
Rhinovirus

6-18 th

Streptococcus pneumonia
Chlamydophila pneumonia
Mycoplasma pneumoniae
Mycobacterium tuberculosis

Virus influenza

Epidemiologi
Penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak usia<5 th di seluruh
dunia, terutama di negara berkembang. Estimasi insidensi pneumonia pada anak
<5 th di negara berkembang 0,28 episode dibandingkan dengan 0.05
episode/anak/th di negara maju (2)(1).

Cara penularan
Bronkopneumoni ditularkan melalui suatu mikroorganisme infeksius yang
terinhalasi dari udara yang terkontaminasi dan mikroorganisme ini akan melalui
mekanisme pertahanan tubuh normal host. Mekanisme pertahanan itu sendiri ada
2, yaitu nonimmune dan immune.Nonimmune seperti refleks batuk, pembersihan
oleh mukosiliari dan beberapa substansi yang disekresikan.Bakteri ini dapat
masuk baik secara inhalasi maupun mikroaspiraasi (1)(3).
Faktor risiko yang menyebabkan tingginya morbiditas dan mortalitas (4)

Kemiskinan yang luas

Derajat kesehatan yang rendah

Status sosio ekologi yang buruk

Pembiayaan kesehatan sangat kecil

Proporsi populasi anak yang besar

Klasifikasi
Berdasarkan lokasi didapatkannya(3)

Hospital acquired pneumoni

Community acquired pneumoni

Berdasarkan area paru yang terinfeksi(4)

Pneumonia lobaris

Pneumonia multilobaris

Bronchopneumonia

Pneumoni interstitial

Patogenesis(1)
Mekanisme pertahanan pada traktus respiratori ada yang spesifik
maupun yang non spesifik. Mekanisme pertahanan yang non spesifik
berupa glottis dan pita suara, mekanisme siliari, sekresi dari jalan napas,
sel fagosit bermigrasi dan terfiksasi pada suatu tempat, protein nonspesifik
antimikrobal dan opsonin, dan flora normal, bentuk anatomis dari tubuh
serta sekret yang keluarkan sepanjang traktus respiratori sangat membantu
pertahanan. Sedangkan mekanisme pertahanan yang spesifik seperti sel
sitotoksik, killer sel, sel memori, dan sel limfosit lainnya.
Pada saat mikroorganisme masuk dalam tubuh maka akan
terbentuklah suatu kaskade pengeluaran dari respon inflamasi. Kerusakan
dari parenkim paru ini sendiri tidak hanya akibat mikroorganisme yang
masuk dan bertahan tapi dari hasil respon inflamasi itu sendiri.
Mikroorganisme ini akan mengeluarkan toksin yang merusak sel-sel paru.
Ada empat tahapan yang menggambarkan patogenesis penyakit ini:
1. Timbul dalam 24 jam setelah terinfeksi, paru-paru mempunyai
karakteristik secara mikroskopik dengan adanya kongesti
vascular dan edema alveolar. Terlihat banyak bakteri dan
neutrophil.
2. Hepatisasi merah. Terjadi dalam 2-3 hari. Disebut demikian
karena kemiripannya dengan konsistensi hepar. Ditandai dengan
banyaknya eritrosit, neutrophil, dan deskuamasi sel epitel serta
adanya fibrin pada alveoli
3. Hepatisasi kelabu. Paru-paru menjai abu coklat hingga kuning
karena adanya eksudat fibrinopurulen, disintegrasi dari sel darah
merah dan hemosiderin.
4. Tahapan terakhir adalah resorpsi dan pengembalian dari
arsitektur paru. Banyaknya reaksi fibrin mungkin memulai fase
resolusi.

Bronchopneumonia sendiri memiliki karakteristik berupa bercak-bercak


pada satu atau lebih lobulus.Eksudat neutrophil merupakan pusat di
bronchus dan bronchioles.

Manifestasi klinis
Bila penyebabnya adalah bakteri, anak akan lebih kelihatan sakit, gelisah dan
kesulitan bernapas, demam dengan suhu yang lebih tinggi. Batuk merupakan
gejala yang sering dijumpai. Biasanya batuk disertai dengan adanya produksi
sputum, walau pada usia kurang dari 8 tahun, sputum tertelan dan tidak
dikeluarkan.
Gejala lokal saluran napas pun menjadi suatu tanda klinis yaitu suatu pernapasan
yang terdengar tanpa auskultasi dan anak yang merintih. Gejala lain seperti
sianosis, hipoksia, pernapasan cuping hidung, retraksi parasternal, subcostal dan
intercostal serta dispnu sering ditemukan.Napas dangkal, laju napas yang cepat
sesuai usia (<2 bulan >60 kali permenit; 2-12 bulan > 50 kali permenit; dan 1-5
tahun > 40kali permenit) dapat dicurigai pneumonia.
Selain itu, ada pembagian manifestasi klinis yaitu :
Gejala infeksi umum : demam, sakit kepala, gelisah, malaise, nafsu makan turun,
keluhan gastrointestinal seperti mual, muntah atau diare, kadang ada gejala
ekstraparu.
Gejala respiratori : batuk, sesak napas, retraksi dinding dada, takipnoe, pernapasan
cuping hidung, air hunger, merintih dan sianosis.
Pada auskultasi didapatkan ronchi atau bila sudah sampai tahap konsolidasi maka
suara pernapasan akan tertutup (2) (3).

Dasar diagnosis
Diagnosis ditegakkan bila ditemukan 3 dari 5 gejala berikut :
1. Sesak napas disertai dengan pernafasan cuping hidung dan tarikan dinding dada
2. Panas badan
3. Ronkhi basah halus-sedang nyaring (crackles)
4. Foto thorax meninjikkan gambaran infiltrat difus
5. Leukositosis (pada infeksi virus tidak melebihi 20.000/mm3 dengan limfosit
predominan, dan bakteri 15.000-40.000/mm3 neutrofil yang predominan) (4)

Anamnesis
Demam tinggi, batuk, gelisah, rewel dan sesak napas (2)

Pemeriksaan fisik
Neonatus : takipnea, grunting, pernapasan cuping hidung, retraksi dinding dada,
sianosis dan malas menetek
Bayi lebih tua : jarang grunting, biasanya batuk, panas dan iritasi.
Anak prasekolah, dapat pula ditemukan batuk produktif/non produktif dan
dyspnea.
Anak sekolah dan remaja, gejala lainnya adalah nyeri dada, nyeri kepala, dan,
letargi.
Pada auskultasi ditemukan ronki basah halus (2)

WHO menyarankan bila dijumpai takipnu dan retraksi otot pernapasan harus
diwaspadai pneumoni.Setelah itu, kita harus dapat mencari etiologinya. Kita dapat
melakukan kultur dari sputum, darah, apusan nasofaring atau orofaring, cairan
pleura melalui torakosintesis, atau biopsi jaringan paru bila sulit. Pertimbangan
untuk foto Rontgen jika ada demam tanpa sebab jelas.Bila melakukan foto
Rontgen didapatkan hasil negatif, jangan cepat menyingkirkan kemungkinan
brokopneumoni (3).

Penatalaksanaan
Terapi oksigen
Bayi dan anak yang mengalami hipoksia mungkin tidak tampak sianosis
Agitasi mungkin menjadi indikasi hipoksia
Oksigen diberikan pada penderita dengan saturasi oksigen <92% pada udara
kamar untuk mempertahankan saturasi oksigen > 92% dan pada penderita
dengan distress napas (2)
Analgetik dan antipiretik
Anak yang terkena infeksi saluran napas bawah akut umumnya mengalami
pireksia dan dapat merasakan nyeri seperti nyeri kepala(2).
Terapi cairan
Anak yang tidak mampu mempertahankan asupan cairan akibat sesak atau
kelelahan memerlukan terapi cairan(2),
Pemberian antibiotik
Untuk penyakit ini diberikan kotrimoksasol 8 mg/kgbb.dosis trimethoprim
dalam 2 dosis p.o atau amoksisilin 25 mg/kgbb/dosis diberikan tiap 12 jam p.o (2)
Prinsip pemberian antibiotik :
1. Pemberian antibiotika secara empiris dipertimbangkan sesuai usia dan
berat ringannya penyakit
2. Perlu pemberian antibiotic untuk kasus berap
3. Jika demam menetap dan tidak ada perbaikan klinis setelah 48 jam
terapi, evaluasi kembali terapi dan lakukan pemeriksaan foto
Rontgen dada
4. Ganti antibiotika oral jika terjadi perbaikan klinis
5. Lama pemberian antibiotika secara oral 10 hari
6. Lihat, respon klinis, jika terjadi perbaikan klinis, antibiotika sedikitnya
7-10 hari atau bisa diperlama jika terjadi komplikasi seperti
bakteriemia atau meningitis dll
7. Sesuaikan pemberian antibiotika dengan hasil kultur jika bakteri
patogen sudah diketahui (3).

Indikasi perawatan di rumah sakit pada bayi


1. SaO2 92%
2. Sianosis
3. Frekuensi napas >70x/menit
4. Kesukaran napas
5. Grunting, apnea intermitten
6. Tanda dapat makan/minum
7. Keluarga tidak mampu memantau anak dengan baik (2)
Indikasi perawatan di rumah sakit pada anak besar
1. SaO2 92%
2. Sianosis
3. Frekuensi napas >70x/menit
4. Kesukaran napas
5. Grunting
6. Tanda dehidrasi
7. Keluarga tidak mampu memantau anak dengan baik (2)

Kriteria Memulangkan Pasien


Perbaikan secara klinis, nafsu makan membaik, bebas demam, 12-24 jam,
stabil, saturasi O2> 92% dalam udara ruangan selama 12-24 jam (tanpa
O2), orangtua sudah mengerti untuk melanjutkan pemberian antibiotic oral
(2)

Pencegahan
Vaksinasi dengan vaksin pertusis, H.influenza
Vaksin influenza untuk bayi > 6bl dan usia remaja
Untuk orangtua atau pengasuh bayi <6 bulan disarankan untuk diberikan
vaksin pertusis dan influenza (2) (3).

Daftar Pustaka
1. Bennett, Nicholas John. Pediatric Pneumonia. MedScape. [Online] January
31, 2014. http://emedicine.medscape.com/article/967822-overviewl.
2. Garna, Herry and Nataprawira, Heda Melinda, [ed.].Pedoman Diagnosis
dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak. 4. Bandung : Departemen Ilmu Kesehatan
Anak, 2012. pp. 812-821.
3. Nurjannah.Pearls of Comprehensive Care in Pedriatics. Jakarta : Ikatan
Dokter Anak Indonesia Cabang DKI Jakarta, 2012. pp. 46-56.
4. Buletin Pneumonia. Departemen Kesehatan. [Online] September 2010.
http://www.depkes.go.id/downloads/publikasi/buletin/BULETIN%20PNEUMON
IA.pdf.

Anda mungkin juga menyukai