EPIDEMIOLOGI
Prevalensi 4 5/1000 sampai 1214/1000 kelahiran hidup
Insiden PJB terjadi sekitar 8 dari 1000
kelahiran hidup.
7% kematian neonatal disebabkan
kelainan kongenital mayor, 25%
diantaranya PJB yang berat.
Bayi lahir preterm kecenderungan 2 X
menjadi PJB dibandingkan bayi yang
cukup bulan.
Di Indonesia 1 dari 100 bayi lahir akan
menderita PJB dari ringan --- berat
Sirkulasi darah
janin
Sirkulasi darah
setelah lahir
ETIOLOGI
PJB
genetik
trisomi
kromosom 18,
trisomi
kromosom 21
sindrom Turner
Lingkungan
FaktorIbu
Faktor
teratogenik
KLASIFIKASI
sianotik
pirau kanan ke
kiri,
1. tetralogi Fallot
(TF),
2. Transposisi
Arteri Besar
(TAB),
3. Double Outlet
Right Ventricle
(DORV).
Nonsianotik
PJB
1) pirau kiri ke
kanan :
DAP,DSA,DSV
2) obstruksi
jantung kanan :
stenosis katup
pulmonal
3) obstruksi
jantung kiri :
stenosis katup
aorta, koartasio
aorta.
Pemeriksaan tambahan :
Takipnea kelainan
parenkim paru
Timbul walaupun
peningkatan aliran darah
ke paru masih ringan
Tatalaksana
1. Penempatan pada lingkungan yang nyaman
dan fisiologis (36,50C 370C)
2. Pemberian O2
. Pemberian O2 dapat mengakibatkan
vasokonstriksi a.Sistemik&vasodilatasi
a.Pulmonalis memperburuk pjb dgn pirau
kiri ke kanan.
. Pemberian O2 akan menutup duktus
arteriosus.
. O2 dapat diberikan pada PJB sianosis
dengan distres.
3. Pemberian cairan dan nutrisi
4. PGE1 untuk mempertahankan duktus
5. Koreksi kelainan metabolik
Gejala klinis
VSD kecil gejala (-),
bising pansistolik.
VSD sedang cepat
lelah, mudah infeksi,
gagal jantung jarang,
bising pansistolik
derajat 3, nada tinggi,
kasar, & terdengar
terkeras ICS 3-4 Linea
Parasternal kiri.
VSD besar sering
gagal jantung pada
usia 1-3bulan.
Prognosis
50% menutup dalam 10 tahun.
Gejala-gejala klinis
Anamnesis dispnea pada waktu
aktivitas, infeksi jalan napas,
palpitasi, ggg pertumbuhan
PF kesan umum baik, sianosis (-),
awalnya ejeksi sistolik, thrill jarang
Shunt besar hipertrofi ventrikel
kanan, diastolik flow murmur di
daerah katup trikuspid.
Prognosis
Shunt besar gagal jantung
ASD dengan shunt besar operasi
mencegah hipertensi pulmonal
Hipertensi pulmonal jarang terjadi
pada anak
Penutupan spontan jarang
Manifestasi klinis
PDA sempit
biasanya asimptomatik.
Pada pemeriksaan fisik
ditemukan tekanan nadi
dengan amplitudo lebar.
Iktus kordis tampak
normal.
Bising kontinu terkeras
pada sela iga dua linea
parasternalis kiri dan
dibawah klavikula.
Bising mulai tepat setelah
S1.
Gambaran Radiologi
pembesaran atrium kiri dan ventrikel kiri.
Tampak peningkatan corakan vaskular
paru.
Dilatasi aorta decenden biasanya tidak
tampak pada bayi prematur dengan PDA.
Bila telah terdapat penyakit vaskular paru
akan tampak pembesaran ventrikel
kanan.
Elektrokardiografi
Pada tahap awal EKG pada PDA tidak
menunjukkan kelainan.
PDA cukup besar hipertrofi ventrikel kiri dan
dilatasi atrium kiri.
Pada PDA besar atau bila terdapat penyakit
vaskular paru dapat tampak gambaran hipertrofi
ventrikel kanan.
Komplikasi
- Endokarditis
- Gagal jantung
- Penyakit obstruktif vaskular paru
- Ruptur aorta
Gejala Klinis
Stenosis ringan => asimptomatik
ejeksi sistolik pada sela iga ke-2 kiri dan
terdengar paling keras saat ekspirasi.
Bunyi jantung II terdengar terpecah
(split),
makin berat stenosis makin lamanya
waktu ejeksi ventrikel.
Radiologi
Pada stenosis katup pulmonal ukuran
jantung masih normal dengan pelebaran
arteri pulmonalis post stenotik, namun
vaskularisasi paru tidak meningkat.
Elektrokardiografi
hipertrofi ventrikel merupakan petunjuk
yang paling baik terhadap beratnya
stenosis.
hipertrofi atau dilatasi atrium kanan.
stenosis pulmonal ringan EKG normal.
Ditemukan deviasi aksis ke kanan dan
hipertrofi ventrikel kanan pada stenosis
katup pulmonal sedang sampai berat.
Gejala Klinis
Stenosis aorta berat gagal jantung dan
kematian mendadak.
Pada anak yang lebih besar bising jantung
ditemukan pada saat pemeriksaan rutin.
Anak akan tampak sesak, rasa sakit substernal
pada saat latihan, sinkop atau dizziness.
Pasien tampak asianotik dan biasanya nadi
normal kecuali pada stenosis berat,
nadi lemah.
Pada anak getaran bising sistolik teraba jelas
pada suprasternal dan sekitar karotis, pada sela
iga 2 kanan.
Radiologi
Foto toraks biasanya normal
Dapat ditemukan dilatasi aorta asendens
atau yang menonjol disebabkan oleh
post stenotik dilatasi.
Biasanya tidak ada kardiomegali keuali
jika disertai gagal jantung.
Elektrokardiografi
Pada stenosis katup aorta ringan, EKG
tampak normal. Pada kasus yang berat
ditemukan hipertrofi ventrikel kiri.
Patogenesis
disebabkan penyebaran jaringan khusus
pada duktus ke aorta dan membentuk
lingkaran disekitar aorta.
Pada keadaan yang berat biasanya
duktus tetap paten.
Gejala Klinis
Gejala klinis pada masa
neonatus
Bayi lahir baik dalam
beberapa hari kemudian
keadaannya memburuk
berhubungan dengan mulai
menutupnya duktus aretriosus.
Tiba-tiba bayi tidak mau
minum, sesak nafas dan
perfusi perifer menurun.
Nadi brakialis teraba, nadi
femoralis sangat lemah / tidak
teraba.
Tekanan darah di ekstremitas
atas>> ekstremitas bawah
Radiologi
Pada koartasio aorta
gambaran foto toraks
pembesaran jantung
yang menyeluruh dan
terdapat kongesti vena
pulmonalis
Elektrokardiografi
EKG hipertrofi
ventrikel kanan yang
jelas.
Tatalaksana
Pemberian PGE1 untuk
mempertahankan DAP
Terapi terhadap gagal jantung
Ballon angioplasty
Operasi
Gejala Klinis
sianosis,
takipnea
jari tabuh.
Squating (jongkok)
PF
Radiologi
Tatalaksana
Gejala Klinis
Gambaran klinis DORV sangat
bervariasi, bergantung kepada kelainan
hemodinamik, ia dapat mirip defek
septum ventrikel, transposisi arteri besar
atau TF.
Foto dada juga sangat bervariasi.
terdapat kardiomegali atau tidak, dengan
vaskularisasi paru dapat bertambah,
EKG pada sebagian besar kasus
menujukkan deviasi sumbu ke kanan
dengan hipertrofi ventrikel kanan.
Insidensi 5% dari
semua PJB
Lebih sering pada bayi
laki-laki.
Pemeriksaan fisik
Bayi tampak biru :
tidak bervariasi
dengan menangis
atau pemberian
oksigen.
Bunyi jantung I
normal
Bunyi jantung II
terdengal tunggal dan
keras.
Bising ejeksi sistolik
yang halus bila ada
stenosis pulmonal.
Bising pansistolik
bila ada VSD.
Pemeriksaan penunjang
Elektrokardiogra
fi
- Pada neonatus :
normal
- usia 2 minggu :
hipertrofi vetrikel
kanan&pembesar
an atrium kanan.
- hipertrofi
biventrikel : curiga
VSD yang besar.
Radiologi
- eeg shaped
- mediastinum
sempit
- corakan vaskular
paru mula2
normal kemudian
meningkat.
- disertai VSD &
PS
vaskularisasi paru
Tatalaksana
Prostaglandin E1 (PGE1) untuk
membuka / mempertahankan PDA agar
tetap terbuka.
Septostomi dengan menarik kateter
balon untuk melebarkan ASD atau PFO
dengan merobek septum atrium.
Switch arteri pada usia < 1 bulan.