Anda di halaman 1dari 17

DIANA INTAN GABRIELLA LUSIANA

1806273433

PROGRAM MAGISTER ILMU BIOMEDIK


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS INDONESIA
2019
Virologi [virus; -logos; ilmu] merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari virus.

Virus: [=poison; racun] Louis Pasteur

[=contagium vivum fuidum; kuman hidup terlarut] Martinus Beijerinick

Virus berasal dari bahasa yunani “Venom” yang berarti racun. Virus adalah parasit mikroskopik yang menginfeksi sel
organisme biologis. Secara umum virus merupakan partikel tersusun atas elemen genetik (genom) yang mengandung
salah satu asam nukleat yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat (RNA) yang dapat berada dalam dua
kondisi yang berbeda, yaitu secara intraseluler dalam tubuh inang dan ekstrseluler diluar tubuh inang.

“virus merupakan mikroorganisme yang bersifat parasit obligat”


Virus telah menginfeksi sejak zaman sebelum masehi, hal tersebut
terbukti dengan adanya beberapa penemuan-penemuan yaitu
laporan mengenai infeksi virus dalam hieroglyph di Memphis, ibu
kota Mesir kuno (1400SM) yang menunjukkan adanya penyakit
poliomyelitis, selain itu, Raja Firaun Ramses V meninggal pada tahun
1196 SM dan dipercaya meninggal karena terserang virus Smallpox.

Bahkan di cina (1000 SM) diprediksi sedang terjadi endemik


cacar.
Muncul praktik variolasi.

Prasasti dari Mesir dinasti ke-18 (3700 SM):

Menunjukkan lukisan seorang pria dengan


kondisi seperti poliomelitis paralitik

Sumber: J. Flint, G. F. Rall, V. R. Racaniello, A. M. Skalka. Principles of Virology .; Alan J. Cann. Principles of molecular Virology sixth edition. UK: elsievier. 2016 p 4-5.; ancient-origins.net
Adoft Mayer (1883) Freiderich L dan Paul Froseh:
Percobaan diawali dari munculnya penyakit bintik kuning pada Menunjukkan agen yang sama penyebab
daun tembakau. Ia mencoba menyemprotkan getah tanaman
sakit ke tanaman sehat, hasilnya tanaman sehat tersebut sakit.
penyakit -kaki & mulut- pada hewan

Karl Landsteiner dan Erwin Popper (1909):


Louis Pasteur (1885): Polio disebabkan oleh agen yang tidak dapat
Saat bekerja untuk –rabies, menyebut agen disaring
penyebabnya dengan istilah virus (=racun)
Frederick Twort (1915) dan Felix d’Herelle
Dimitri Ivanowski (1892): (1917):
Ekstrak tembakau sakit dengan filter keramik, Mengenali virus yang menginfeksi bakteri
tapi ternyata masih bisa menularkan ke tanaman (=bakteriofag; “pemakan bakteri”)
sehat.
Wendell Stanley (1935)
Martinus Beijerinick (1898): mengkristalkan partikel penginfeksi tanaman
Orang pertama yang mengembangkan gagasan tembakau tersebut, yang kemudian dikenal dengan
virus modern dari hasil penelitian Ivanowski nama tobacco mosaic virus (TMV).
(TMV)
“contagium vivum fluidum” (=kuman hidup
terlarut)
Virus ditemukan di mana pun ada kehidupan dan mungkin ada sejak sel-sel hidup
pertama kali berevolusi. Asal usul virus tidak jelas karena tidak membentuk fosil,
sehingga teknik molekuler digunakan untuk mengaitkan hubungan antara genom virus
yang berbeda (membandingkan virus DNA atau RNA), hal ini merupakan cara untuk
memberikan wawasan tentang asal-usul virus. Selain itu, materi genetik virus juga dapat
berintegrasi ke dalam germline organisme inang, yang dapat ditularkan ke keturunan
inangnya selama beberapa generasi.
Hipotesis I:
“perwujudan pertama di bumi yang mampu mereplikasi diri memiliki kemiripan
dengan virus RNA untai tunggal yang bermutasi pada masa awal dengan frekuensi yang
sering dan mengalami peningkatan kestabilan.
Maka, berdasarkan hal tersebut, mutan akan terseleksi dan berevolusi menjadi genom
yang lebih stabil (=DNA) dan terus mengarah menjadi bentuk sel pertama.”
Hipotesis II:
“virus membutuhkan sel untuk bereplikasi, sehingga fakta tersebut mengarah pada
kesimpulan bahwa virus ada pada masa setelah sel ada di muka bumi. Virus mungkin
merupakan sisa komponen sel.”
Mekanisme Evolusi Virus

Mutasi Rekombinasi

Reassortment
 Waktu pertumbuhan generasi ke generasi yang cepat.

 Menghasilkan banyak keturunan.

 Tingkat mutasi yang tinggi.


 Infeksi sel tunggal oleh virus polio dapat menghasilkan hingga 104 partikel virus.
 Dalam diri seseorang, hingga 109 - 1011 partikel dapat diproduksi per hari.
 Cukup untuk menginfeksi setiap orang di planet ini.
Mutasi

Generasi mutan spontan melalui satu


atau lebih banyak transisi atau translasi
nukleotida

Rekombinasi

(i) Rekombinasi yang terbentuk dari transfer kompleks


replikasi dari satu genom ke genom lain untuk menghasilkan
molekul hibrida.
(ii) Rekombinasi karena pemotongan dan penggabungan
Rekombinasi:
Reassortment

Reassortment, karena pertukaran


segmen genom dalam sel yang
terinfeksi secara simultan oleh dua
virus.
evolusi virus tidak bisa dihindari

Co-evolusi dengan Inang


 Keuntungan: Inang sehat = virus subur

 Kerugian: virus memiliki nasib yang sama dengan inangnya.

 Biasanya digunakan oleh virus DNA.

Infeksi beberapa spesies inang


 Keuntungan: jika satu spesies inang terganggu virus dapat mereplikasi di sel inang yang
lain
 Kerugian: tidak dapat mengoptimalkan diri dalam satu kondisi tertentu (mutasi yang
meningkat pada proses replikasi di satu host dapat mengurangi replikasi di host lain)
 Biasanya digunakan oleh virus RNA
 Bordenave G (May 2003). "Louis Pasteur (1822–1895)". Microbes and Infection / Institut
Pasteur. 5 (6): 553–60. doi:10.1016/S1286-4579(03)00075-3. PMID 12758285.
 J. Holmes E.C.What does viral evolution tell us about virus origins?. J virol. 2011. 85;
5247 – 51.
 Madigan, martinko, John, Bender, & Buckeley. Borck Biology of Organism. Pearson
Education, 2014.
 J. Flint, G. F. Rall, V. R. Racaniello, A. M. Skalka. Principles of Virology 4th Edition, 2015.

 J. N. J. Dimmock, A. J. Easton, dan K. N. Lepard. Introduction of Modern Virology 7th


edition,2016.
 Alan J. Cann. Principles of molecular Virology sixth edition. UK: elsievier. 2016 p 4-5;
ancient-origins.net
 Sebagian besar virus memiliki  Terlihatdengan munculnya wabah penyakit baru
secara tiba-tiba seperti virus Ebola. Infeksi pada
kisaran inang (host) yang terbatas.
manusia oleh virus yang secara alami menginfeksi
 Hal ini menghadirkan masalah spesies hewan (zoonosis). Jarang terjadi, tetapi jika
terjadi dapat mengakibatkan efek yang
potensial jika ketersediaan jumlah menghancurkan jika virus berkembang menjadi mapan
spesies inang pembatas tersebut dalam populasi manusia seperti yang terlihat pada HIV
semakin sedikit. dan virus influenza A.
 Untuk berhasil masuk ke spesies inang yang baru virus
 Kontak antara spesies yang harus berevolusi untuk mengekspresikan karakteristik
berbeda menghadirkan peluang yang memungkinkan untuk menginfeksi dan
bagi virus untuk mengeksplorasi ditransmisikan di dalam spesies.
potensi tumbuh pada inang baru  Perlu mempertimbangkan secara umum prinsip:
ketersediaan host yang cocok, kemungkinan
dan virus terus-menerus 'mecoba'
konsekuensi untuk host, munculnya patogen baru, dan
hal ini. perkembangan selanjutnya dari hubungan ko-evolusi
antara virus dan tuan rumahnya.
Sumber: J. Flint, G. F. Rall, V. R. Racaniello, A. M. Skalka. Principles of Virology .; Alan J. Cann. Principles of molecular Virology sixth edition. UK: elsievier. 2016 p 4-5.; ancient-origins.net

Anda mungkin juga menyukai