Anda di halaman 1dari 9

2.

1 Konsep Dasar Fisioterapi Dada (Clapping)


Fisioterapi dada adalah istilah bagi suatu kelompok terapi yang didesain untuk
meningkatkan efisiensi pernafasan. Tujuan fisioterapi dada adalah untuk membantu
membuang sekresi bronchial, memperbaiki ventilasi dan meningkatkan efisiensi otot-otot
pernafasan (Smith, 2003).
Fisioterapi dada terdiri dari drainase postural, clapping (perkusi dada), vibrasi,
diafragmatik breathing (pernafasan diafragma), dan batuk efektif. Metode ini kelompok
terapi yang didesain untuk meningkatkan efisiensi pernapasan, meningkatkan ekspansi paru,
menguatkan otot pernafasan dan mengeluarkan sekresi mukus dari sistem pernafasan
(Smith, 2003).
2.1.1 Clapping (Perkusi Dada)
1. Pengertian
a. Clapping meliputi pengetukkan ringan dinding dada dengan tangan. Untuk
melakukan clapping, tangan dibentuk seperti mangkuk dengan memfleksikan jari
dan meletakkan ibu jari bersentuhan dengan jari telunjuk. Perkusi dada secara
mekanik melepaskan secret (Hudak dan Gallo, 2010).
b. Clapping dilakukan dengan mengetuk dinding dada di atas daerah yang akan
didrainase. Tangan diposisikan sehingga jari-jari dan ibu jari saling menyentuh dan
tangan membentuk mangkuk. Perkusi pada permukaan dinding dada akan
mengirimkan gelombang berbagai amplitude dan frekwensi melalui dada sehingga
mengubah konsistensi dan lokasi sputum. Clapping dilakukan dengan mengubah
gerakkan tangan melawan dinding dada (Perry dan Potter, 2006: 1595).
2. Tujuan
Menurut Kusyati (2006), tujuan dari clapping adalah secara mekanik dapat melepaskan
sekret yang melekat pada dinding bronkus.
3. Indikasi clapping
Perkusi secara rutin dilakukan pada pasien yang mendapat postural drainase, jadi
semua indikasi postural drainase secara umum adalah adalah indikasi clapping.
4. Kontra Indikasi
Patah tulang rusuk, emfisema daerah leher dan dada, luka bakar, infeksi kulit,
pneumothorak.
5. Persiapan alat
a. Handuk jika perlu, perlak/alas dan bengkok.
6. Prosedur pelaksanaan
a. Tutup area yang akan dilakukan clapping dengan handuk untuk mengurangi
ketidaknyamanan
b. Anjurkan klien untuk tarik nafas dalam dan lambat untuk meningkatkan relaksasi.
c. Jari dan ibu jari berhimpitan dan fleksi membentuk mangkuk.
d. Secara bergantian lakukan fleksi dan ekstensi tangan secara cepat untuk menepuk
dada.
e. Clapping pada setiap bagian segmen paru selama 1-2 menit.
f. Clapping tidak boleh dilakukan pada daerah dengan struktur yang mudah cedera
seperti mamae, sternum, kolumna spinalis, ginjal.

2.2 Konsep Ketidakefektifan Bersihan jalan Nafas


2.2.1 Pengertian
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas adalah suatu keadaan dimana seorang
individu mengalami suatu ancaman yang nyata atau potensial pada status
pernapasan sehubungan dengan ketidakmampuan untuk batuk secara efektif
(Carpenito, 2001).
b. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas merupakan keadaan dimana individu tidak
mampu mengeluarkan secret atau obstruksi dari saluran napas untuk
mempertahankan kepatenan jalan napas (Kozier, 1999).

2.2.2 Batasan Karakteristik


a. Takipneu
b. Pernapasan Dangkal
c. Penggunaan otot bantu pernapasan
d. Pernapsan cuping hidung
e. Batuk tidak efektif
f. Pernapasan abnormal.

2.2.3 Ritme pernapasan


Pernapasan kusmaul adalah pernapasan cepat dan dalam tanpa terhenti. Cheyne
stokes yaitu pernapasan dengan amplitude mula-mula kecil, makin lama makin membesar
kemudian mengecil lagi diselingi periode apnea. Pernapasan biot’s yaitu pernapasan
dengan ritme yaitu amplitudonya tidak teratur, diselingi periode apneu, pernafasan cepat
dan dalam, dengan terhenti tiba-tiba diantaranya, pernapasan mempunyai kedalaman yang
sama.

2.2.4 Batuk
Merupakan reflek untuk membersihkan trakea, bronkus dan paru-paru untuk melindungi
organ-organ tersebut dari iritasi dan sekret. Batuk tidak efektif adalah keadaan dimana klien batuk
tapi tidak mampu mengeluarkan sekret yang ada dijalan nafas.

2.2.5 Bunyi Nafas


a. Vesikuler
Terdengar sebagai bunyi nada rendah, halus, inspirasi lebih keras dan lebih tinggi
dari ekspirasi, inspirasi lebih panjang dari ekspirasi, tidak ada perhentian
diantaranya, rasio inspirasi ekspirasi 5 : 2, terdengar di seluruh bagian paru kecuali
di atas sternum dan di antara scapula.
b. Bronkial
Terdengar keras, bunyi nada tinggi dengan gaung dan kualitas tabular inspirasi
lebih pendek dari ekspirasi dengan penghentian diantaranya. Rasio inspirasi
eksprasi 1: 2, terdengar dengan kartilago krikoid laring sampai tonjolan
suprasternal.
c. Bronkovesikuler
Terdengar sebagai bunyi nada sedang mempunyai kualitas rendah inspirasi dan
ekspirasi setara dengan tidak ada penghentian diantaranya. Rasio inspirasi ekspirasi
1 : 1, terdengar pada dada anterior, area intercosta pertama, kedua, ketiga, pada
perbatasan sternal dada posterior antara scapula pada setinggi torakal 5 pada area
intercosta ke 5 dan ke 6.

Menurut Priharjo (2000), suara nafas abnormal meliputi :


1. Ronchi kering
Bunyi nafas yang tidak terputus yang terjadi karena adanya getaran dalam lumen
saluran pernapasan akibat penyempitan, kelainan selaput lender atau akibat adanya
secret kental.
2. Ronchi basah (Rales)
Suara berisik yang terputus akibat aliran udara melewati cairan. Ronchi basah dapat
terdengar halus, sedang atau kasar tergantung pada besarnya bronkus yang
terkena.umumnya ronchi terdengar saat inspirasi.
3. Mengi
Jika terdengar fase ekspirasi memanjang dan mungkin menunjukkan intonasi
bersiul dengan ouncak suara yang tinggi disebut mengi. Dapat terdengar selama
inspirasi, ekspirasi atau pada keduanya. Bunyi ini dihasilkan akibat udara melewati
jalan nafas yang menyempit atau tersumbat sebagian. Obstruksi sering kali akibat
adanya sekresi atau edema.
4. Friction Rub
Terjadi akibat adanya inflamasi permukaan pleura yang mengakibatkan bunyi
krekling, grating yang biasanya terdengar baik selama inspirasi maupun ekspirasi.

2.2.6 Faktor-faktor yang berhubungan


a. Patofisiologis
1) Berhubungan dengan sekresi yang kental atau sekresi berlebihan sekunder
akibat: infeksi, fibrosis kristik atau influenza.
2) Berhubungan dengan imobillitas, sekresi statis, dan bentuk tak efektif akibat:
penyakit system pernafasan (misal syndrome guillain bare, sklerosis multiple,
miastenia gravis); depresi system saraf pusat/trauma kepala, stroke.
b. Tindakan yang berhubungan
1) Berhubungan imobilitas sekunder: efek sedative dari medikasi, anastesi umum
atau spinal.
2) Berhubungan dengan penurunan oksigen dalam udara inspirasi.
c. Situasional (personal dan lingkungan)
1) Berhubungan dengan immobilitas sekunder akibat: pembedahan atau trauma,
nyeri, ketakutan, keletihan dan kerusakan persepsi atau kognitif.
2) Berhubungan dengan kelembaban yang sangat tinggi atau kelembaban yang
sangat rendah.

2.2.7 Tanda dan gejala


a. Dispenia adalah suatu perasan subjektif tentang kesulitan, menjadikan petunjuk
tentang adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan ventilasi dan kemampuan
memenuhi kebutuhan tersebut.
b. Batuk adalah suatu reflek untuk membantu pengeluaran sekresi dan benda-benda
asing dari batang trachea brancheal dan paru-paru. Mekanisme fisiologis yang
berperan untuk terjadi batuk adalah inspirasi dalam yang diikuti oleh penutupan
glottis sesaat, diikuti ekspirasi keras dan tiba-tiba. Mekanisme dibantu oleh
kontraksi maksimal otot-otot ekspirasi. Tujuan batuk adalah untuk menimbulkan
aliran udara yang keras melalui jalan nafas serta mendorong mucus atau benda
asing keluar dari system pernafasan.
c. Sputum adalah suatu ekresi yang lekat berasal dari batang tracheobronchial, mulut
pharynx (salifa) hidung dan sinus pada reaksi paru-paru terhadap setiap iritan yang
kambuh secara kontan.
d. Cyanosis adalah kebiru – biruan kulit .dan selaput lendir yang terjadi apabila kadar
hemoglobin dalam darah berkurang. Kadar hemoglobin tergantung pada faktor –
faktor seperti konsentrasi hemoglobin dan saturasi oksigen, tekanan parsial oksigen,
pada darah vena dan arteri, serta cardiac output. Dalam cyanosis perlu mengamati
bagian kulit yang tipis seperti ujung lidah, selaput lendir pipi bagian dalam, ujung
jari, permukaan kuku, telinga dan ujung hidung.
e. Frekuensi Pernapasaan-Bradipnea (pernapasaan lambat): berkaitan dengan
penurunan tekanan intracranial. Takipnea (pernapasaan cepat): pada anak 2 bulan
sampai 2 tahun RR > 60x permenit, sedangkan pada anak 2-5 tahun RR > 60x
permenit.

2.2.8 Penatalaksanaan ketidakefektifan bersihan jalan nafas (Potter dan Perry,


2006)
a. Hidrasi
Upaya mempertahankan hidrasi sitemik yang adekuat menjaga kebersihan
mukosilia normal. Diharapkan dengan hidrasi adekuat sekresi paru encer, berwarna
putih, berair, mudah dikeluarkan dengan batuk minimal caranya dengan member
masukkan cairan 1500 – 2000 cc/hari kecuali kontraindikasi karena status jantung
dan ginjal.
b. Humidifikasi
Proses penambahan air ke gas udara/oksigen dengan kelembaban tinggi membuat
jalan nafas tetap lembab dan melepaskan secret.

c. Nebulisasi
Proses menambahkan pelembab/obat-obat ke udara yang di inspirasi dengan
mencampur partikel berbagai ukuran udara. Pelembab yang di tambahkan pada
system pernapasan melalui nebulizer akan meningkatkan bersihan sekresi pulmonal.
Nebuliser seringkali digunakan untuk pemberian bronkodilator, mukolitik.
d. Fisioterapi dada
Meliputi clapping, vibrasi dan postural drinase.
e. Batuk efektif
Tindakan yang di lakukan untuk membersihkan secret (Huddak dan Gallo, 1997)
2.2.9 Batasan Karakteristik
a. Bunyi nafas tambahan (contoh: ronchi basa halus, ronchi basa kasar).
b. Perubahan irama dan frekuensi pernafasan.
c. Tidak mampu atau tidak efektifnya batuk.
d. Sianosis
e. Sulit bersuara
f. Penurunan bunyi nafas
g. Gelisah (Huddak dan Gallo, 1997)
2.2.10 Kriteria Hasil
a. Tidak mengalami aspirasi
b. Jalan nafas bebas/paten
c. Klien mampu bernafas dalam
d. Batuk bersih dan tidak produktif.
e. Bunyi paru bersih.
f. Frekuensi, ritme, kedalaman pernafasan normal (Huddak dan
Gallo, 1997)
Nama Mahasiswa : Hari/Tanggal :
NIM : Penguji :

FISIOTERAPI DADA
Excellent
Practice
Needs

No. Prosedur Komentar

0 1 2
1 Membaca Basmallah sebelum Tindakan.
Persiapan alat:
a. Cup (Perkussor) untuk bayi, jika tidak ada
menggunakan cup tangan

b. Stetoskop
c. Sarung tangan bersih
d. Kertas dan Alat tulis
2 Cek fungsi alat
3 Persiapan pemeriksa:
Cuci tangan dan keringkan dengan handuk, pakai
sarung tangan
Lepaskan cincin atau jam tangan
4 Persiapan klien: Mengucakan salam
(Asallamualaikum), senyum dan sapa.
Menutup jendela, tirai dan memasang pengaman
tempat tidur
5 Jelaskan maksud, tujuan dan prosedur kepada
orang tua klien
6 Auskultasi suara nafas klien, tentukan letak
ronkhi
7 Kaji apakah klien baru selesai makan atau
tidak. Fisioterapi dada baru dapat dilakukan
paling cepat 2 jam setelah makan/ 15 menit
setelah minum.
8 Kaji apakah klien mendapatkan terapi nebulizer
atau tidak. Fisioterapi dada dilakukan setelah
pemberian nebulizing
9 Atur posisi klien dalam posisi yang nyaman dan
sesuai
10 Lepaskan pakaian hanya pada area yang akan
dilakukan perkusi
11 Tentukan tempat melakukan Fisioterapi dada
Bayi: di kursi, box bayi, dipangku ibu, atau dengan
sandaran bantal
Anak: di bed, atau meja khusus
12 Posisikan klien

13 Lakukan perkusi dengan menggunakan cup


tangan atau percussor selama 2-3 menit pada
setiap bagiannya. Lakukan pada paru, jangan
sampai mengenai abdomen pada sisi kiri dan
kanan dari dada.
14 Lakukan clapping selama kurang lebih 5-10
menit.
15 Posisikan postural drainage

16 Evaluasi perubahan fungsi tubuh sesuai dengan


kriteria hasil (alat ukur)
17 Rapikan klien, atur posisi yang nyaman dan aman,
evaluasi respon klien
18 Bereskan alat dan kembalikan di tempat yang
semula
19 Mencuci tangan
20 Dokumentasi dan mengucapkan Hamdallah setelah
tindakan.

Nilai: Nilai TTD Penguji

Jumlah skor yang diperoleh X


100
Skor maksimal (40)
LULUS: 100-65 ; TIDAK LULUS 0-64,9; critical point terlewati: TIDAK LULUS
Keterangan:
Needs practice diberi skor 0 : jika tidak dilakukan
Needs practice diberi skor 1 : jika dilakukan tidak sempurna
Excellent diberi skor 2 : jika dilakukan dengan sempurna

*critical point: cetak tebal


Referensi:
Lynn, P & LeBon, M (2011). Skill Checklists for Taylor's Clinical Nursing Skills: A Nursing Process Approach. 3rd edition Wolters Kluwer Health: Lippincott Williams &
Wilkins.
KRITERIA HASIL : Status Pernapasan-Kepatenan Jalan Napas
Domain-Phisyiologic Health (II) Nama Pasien
:.......................................................
Class-Cardiopulmonary (E) Tanggal Pemeriksaan
:..........................................

Skala-skala :
Sangat Berat dari Nilai Normal (Ekstrem) sampai dengan Sesuai dengan Niai Normal (tidak ada
gangguan)
Definisi : Kepatenan jalan napas dari trakealbronkial melalui perubahan exchange.
Target Kriteria Hasil : Nilai Awal Skala
..........................................Menjadi...............................................

Status PRE TEST POST TEST


Pernapasan:
Kepatenan
Jalan Napas.
Skala
Umum
Indicator : Sangat Berat Sedang Ringan Tidak ada Gangguan Sangat Berat Sedang Ringan Tidak ada Gangguan
Berat/Ekstrem Berat/Ekstrem
(1) (2) (3) (4) (5) (1) (2) (3) (4) (5)
041004 Respiratory
Rate (RR)
041005 Irama Napas
041011 Kedalaman
inspirasi
041012 Kemampuan
mengeluarkan
sekret
041007 Dipsneu saat
istirahat
041018 Penggunaan
otot bantu
napas
041019 Coughing/
Batuk Efektif
041020 Jumlah
Sputum yang
dikeluarkan
Suara
auskultasi
paru (ronkhi)
Sebutkan
posisi
:......................

Keterangan : Nilai Normal untuk anak Usia Toddler (1-3 tahun).

Respiratory Rate (RR) :


Irama Pernapasan : Reguler, = inspirasi : ekspirasi = 1:2
Kedalaman Pernapasan :
Kemampuan mengeluarkan sekret :
Lama Nebuliser :
Lama Clapping :
Posisi Clapping :
Hal hal yang harus dilakuakan..........

KRITERIA HASIL : Status Pernapasan-Kepatenan Jalan Napas


Domain-Phisyiologic Health (II) Nama Pasien
:.......................................................
Class-Cardiopulmonary (E) Tanggal Pemeriksaan
:..........................................

Skala-skala :
Sangat Berat dari Nilai Normal (Ekstrem) sampai dengan Sesuai dengan Niai Normal (tidak ada
gangguan)
Definisi : Kepatenan jalan napas dari trakealbronkial melalui perubahan exchange.
Target Kriteria Hasil : Nilai Awal Skala
..........................................Menjadi...............................................

Status PRE TEST POST TEST


Pernapasan:
Kepatenan
Jalan Napas.
Skala
Umum
Indicator : Sangat Berat Sedang Ringan Tidak ada Gangguan Sangat Berat Sedang Ringan Tidak ada Gangguan
Berat/Ekstrem Berat/Ekstrem
(1) (2) (3) (4) (5) (1) (2) (3) (4) (5)
041004 Respiratory
Rate (RR)
041005 Irama Napas
041011 Kedalaman
inspirasi
041012 Kemampuan
mengeluarkan
sekret
041007 Dipsneu saat
istirahat
041018 Penggunaan
otot bantu
napas
041019 Coughing/
Batuk Efektif
041020 Jumlah
Sputum yang
dikeluarkan

Keterangan : Nilai Normal untuk anak Usia Toddler (1-3 tahun).

Respiratory Rate (RR) :


Irama Pernapasan : Reguler
Kedalaman Pernapasan : inspirasi : ekspirasi = 1:2
Kemampuan mengeluarkan sekret :

Anda mungkin juga menyukai