Anda di halaman 1dari 39

REFLEKSI KASUS

KELOID

Oleh :
Bulan Putri Pertiwi
N 111 15 013

PEMBIMBING KLINIK:
dr. Roberthy David Maelissa, Sp.B, FINACS
PENDAHULUAN
Sebanyak 100 juta pasien mengalami perkembangan bekas
luka di tiap Negara setiap tahunnya mencapai 55 juta pada
operasi elektif dan 25 juta akibat trauma. 1
Keloid adalah kelainan kulit yang terjadi akibat deposisi
kolagen secara berlebihan selama proses proliferasi
penyembuhan luka.2
Keloid merupakan masalah yang umum dan terdapat
berbagai macam modalitas dalam menanganinya.3
1 Gauglitz et al, Hypertrophic Scarring and Keloids: Pathomechanisms and Current and Emerging Treatment Strategies (Canada: 2011).
2 Jong, Sjamsuhidajat, Buku Ajar Ilmu Bedah (Jakarta: 2015).

3 Davison et al, Efficiacy of Intralesional 5-Fluorouracil and Triamcinolone in Treatment of Keloids (Washington DC: 2009).

KELOID 2
DEFINISI
Keloid berasal dari bahasa Yunani, yaitu
cheloides, yang artinya capit kepiting
karena invasinya mengenai jaringan
normal di sekitarnya menyerupai kaki
kepiting.4
Secara histologi, keloid terdiri dari sel-sel
fibroblas dan ikatan-ikatan kolagen yang
tebal dan tersusun tidak teratur.4

4 Stephanie, Susilowaty, Keloid Daun Telinga (Ear Lobe Keloid) (Jakarta: 2017).
KELOID 3
ANATOMI DAN FISIOLOGI

Gambar 1. Lapisan Kulit Gambar 2. Daun Telinga, Auricula

KELOID 4
HISTOPATOLOGI

Gambar 3. Pewarnaan hematoksilin eosin pada paraffin sections jaringan keloid. Tampak
penebalan epidermis dan gambaran seperti ujung lidah di bawah epidermis dan papiler dermis
yang tampak normal. E, epidermis; D, dermis.

KELOID 5
EPIDEMIOLOGI

Semua ras, kecuali albino

Individu berkulit gelap lebih rentan 6 16%

Predisposisi genetik

Kelompok usia muda dan wanita

KELOID 6
PATOFISIOLOGI

KELOID 7
GEJALA KLINIS
Berupa plak atau nodul kenyal, berwarna merah atau merah muda
(sering disertai telangiektasis)

Biasanya gatal

Nyeri ringan

Tidak dapat pulih secara spontan dan ukurannya makin lebar seiring
dengan waktu

KELOID 8
GEJALA KLINIS
Tabel 1. Perbedaan Parut Hipertrofik dan Keloid
Parut Hipertrofik Keloid
Timbul segera/dini setelah pembedahan (dalam Timbul lebih lambat, bisa sampai setahun.
beberapa minggu atau beberapa bulan).
Terjadi maturasi, cenderung mengalami regresi. Tidak ada maturasi, cenderung membesar.
Terbatas pada daerah luka. Tumbuh melewati batas luka.
Ukuran parut sesuai dengan besarnya cedera. Cedera minimal bias menimbulkan parut yang
besar.
Timbul karena pergerakan. Tidak bergantung pada pergerakan.
Biasanya menyeberang permukaan yang bisa Ada area predileksi, jarang menyeberang
menekuk (sendi, abdomen, dll). persendian.
Dapat diperbaiki melalui pembedahan. Pembedahan malah sering memperburuk.

KELOID 9
KLASIFIKASI
Tabel 2. Klasifikasi Keloid Daun Telinga Menurut Chang-Park
Klasifikasi Tipe Deskripsi
Tipe I Bertangkai Diameter terpanjang massa yang
menempel pada permukaan kulit kurang
dan berwarna merah jambu.
Tipe II Tidak Nodul tunggal
bertangkai,
tunggal
Tipe III Tidak Nodul multipel
bertangkai,
multipel
Tipe IV Tertanam Terjadi perubahan bentuk minimal tanpa
perubahan warna, berupa nodul (kurang
dari 5 mm) umumnya 2-3 mm dan mudah
didiagnosis dengan palpasi. Gambar 4.
Tipe V Campuran Lebih dari 80% memiliki tipe IV pada bagian Klasifikasi keloid menurut Chang-Park. Tipe IA (kiri atas), tipe IB
anterior dan tipe I pada bagian posterior. (tengah atas), tipe IC (kanan atas), tipe II (kiri bawah), tipe III
(kedua dari kiri bawah), tipe IV (kedua dari kanan bawah), tipe V
(kanan bawah). Tipe yang paling banyak dijumpai yaitu tipe II
(sessile atau single nodular pattern).
KELOID 10
PENATALAKSANAAN
Teknik Z-plasty
Teknik W-plasty
Terapi Bedah Teknik Geometric Broken Line Closure
(GBLC)

Pressure garment
Silicon gel sheet & conformers
Transparent face mask
Terapi Konservatif Serial casting
Injeksi kortikosteroid 5-injeksi
fluorourasil intralesi

KELOID 11
PENATALAKSANAAN
Teknik bedah memperbaiki atau
menyamarkan parut:
A. Teknik W-plasty, dapat digunakan
untuk memperbaiki parut panjang yang
tidak searah dengan garis kulit.
B. Geometric Broken Line Closure (GBLC),
dapat digunakan untuk memperbaiki
parut yang tepinya ireguler. GBLC
menggunakan desain geometris cermin
yang dapat saling dihubungkan sesuai
dengan bentuknya.

KELOID 12
PENATALAKSANAAN

KELOID 13
PENATALAKSANAAN

KELOID 14
PENATALAKSANAAN

KELOID 15
PENATALAKSANAAN

KELOID 16
PENCEGAHAN
Hindari gerakan berlebihan yang dapat Untuk pasien wanita dengan luka di dada,
meregangkan luka gunakan bra dan pakaian dalam ketat untuk
Gunakan perban dan kain pembalut luka mencegah regangan kulit yang disebabkan
dengan tepat. oleh berat payudara.
Hindarkan luka dari daya mekanis langsung Setelah pembedahan dan trauma, luka yang
(misalnya gesekan dan garukan) terjadi harus dijaga tetap bersih dengan cara
Gunakan gel sheeting dan plester perekat. melakukan irrigasi dan mengoleskan obat
antibakteri atau antijamur.
Untuk pasien dengan luka di telinga, kurangi
kontak dengan bantal ketika tidur, untuk Setelah pembedahan dan trauma, hindari
mencegah gesekan. kontak antara dermis daerah luka (termasuk
lubang tindik telinga) dengan benda asing.
Untuk pasien dengan luka di supra pubik,
dianjurkan untuk memakai korset.

KELOID 17
REFLEKSI KASUS

KELOID 18
IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. F Pekerjaan :-
Umur : 19 tahun Tanggal masuk : 08/08/2017
JK : Perempuan Ruangan : Nangka
Alamat : Ds. Guntarano Rumah Sakit : Madani

KELOID 19
ANAMNESIS
Keluhan utama : Benjolan pada daun telinga kiri.
Anamnesis terpimpin :
Pasien baru masuk dengan keluhan benjolan pada daun telinga kiri yang
dirasakan sejak + 1 tahun yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Awalnya
berupa bintil kecil yang terasa gatal pada luka tindik, dan semakin
membesar selama 1 tahun ini, benjolan pertama kali timbul di daun telinga
kiri bagian depan, kemudian membesar dan timbul pada daun telinga kiri
bagian belakang. Benjolan tersebut terasa gatal, berwarna kemerahan
dengan konsistensi keras dan terasa sedikit nyeri. Riwayat demam tidak
ada, sakit kepala tidak ada, pusing tidak ada, batuk tidak ada, flu tidak ada,
sakit perut tidak ada, mual dan muntah tidak ada. Buang air kecil lancar
dan buang air besar lancar.
KELOID 20
ANAMNESIS
Riwayat penyakit sebelumnya :
Riwayat Labiopalatoschizis (+).

Riwayat penyakit keluarga :


Riwayat hipertensi (-)
Riwayat diabetes melitus (-)
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat keloid pada keluarga (+)

KELOID 21
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalisata : Sakit sedang
Tanda Vital :
TD : 110/70 mmHg Pernapasan : 20 x/menit
Nadi : 88 x/menit Suhu : 36,7 0C
Kepala : Bentuk normocephali
Conjunctiva anemis - / -
Sclera ikterik - / -
Telinga : Terdapat nodul eritema dengan konsistensi keras, ukuran 1 x 1,5
cm pada bagian anterior dan posterior lobulus auricula sinistra.
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)
Pembesaran kelenjar tiroid (-)
KELOID 22
PEMERIKSAAN FISIK
Thorax
Paru-Paru :
Inspeksi : Simetris bilateral
Palpasi : Vocal fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor (+) pada seluruh lapang paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V midclavicula sinistra
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : Bunyi jantung I/II reguler (+), Gallop (-),Murmur (-)
KELOID 23
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen
Inspeksi : Datar, kesan normal
Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
Perkusi : Tympani (+) pada seluruh lapang abdomen
Palpasi : Nyeri tekan (-), organomegaly (-)

Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan

Ekstremitas :
Superior : Akral hangat (+/+), edema (-/-)
Inferior : Akral hangat (+/+), edema (-/-)
KELOID 24
RESUME
Pasien perempuan umur 19 tahun masuk dengan nodul pada
lobulus auricula sinistra yang dirasakan sejak + 1 tahun yang lalu.
Awalnya berupa bintil kecil yang terasa gatal pada luka tindik, dan
semakin membesar. Nodul tersebut terasa gatal, berwarna
kemerahan dengan konsistensi keras dan terasa sedikit nyeri.
Pemeriksaan fisik ditemukan TD: 110/70 mmHg, S: 36,70C, R:
20x/menit, N: 88 x/menit. Status lokalis: Terdapat nodul eritema
dengan konsistensi keras, ukuran 1 x 1,5 cm pada bagian anterior
dan posterior lobulus auricula sinistra.
KELOID 25
DIAGNOSA AWAL
Keloid

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah rutin :
WBC 7,79 x 103/uL
RBC 4,78 x 106/uL
HGB 13,2 g/dL
HCT 37,6 %
PLT 363 x 103/uL
KELOID 26
DIAGNOSIS AKHIR
Keloid

PENATALAKSANAAN
Pro Eksisi Keloid

PROGNOSIS
Ad bonam

KELOID 27
FOLLOW UP
Tanggal Follow Up
9/8/2017 S = Benjolan pada telinga kiri terasa gatal, kemerahan dan sedikit nyeri.
O = TD: 100/70 mmHg R : 20 x/menit
N : 80 x/menit S : 36,0oC
Status lokalis: Terdapat nodul eritema dengan konsistensi keras, ukuran 1 x 1,5 cm
pada bagian anterior dan posterior lobulus auricula sinistra.
A = Labiopalatoschizis + Keloid
P = - Pro eksisi keloid
- IVFD RL 20 tpm
- Injeksi Cefriaxone 1 gr/IV
- Rencana operasi hari ini Rabu, 9-8-2017.

KELOID 28
FOLLOW UP
Tanggal Follow Up
9/8/2017 Laporan Pembedahan tanggal (9-8-2017):
1. Memposisikan pasien dalam posisi supinasi.
2. Memberi tanda gambar berbentuk elips pada area operasi.
3. Menerapkan anastesi umum pada pasien.
4. Melakukan prosedur desinfeksi pada daerah operasi.
5. Pemasangan doek pada area operasi.
6. Insisi kulit dilakukan sesuai dengan tanda gambar.
7. Dilakukan undermining mencapai kedalaman subkutis.
8. Flap tipis dikembangkan dengan memisahkan epitelium dari permukaan keloid.
9. Kemudian flap dipotong rata pada kedua sisi untuk mempertemukan kedua pinggir
luka.
10. Dilakukan penjahitan luka menggunakan Nylon 6-0 mulai dari bagian tengah
kemudian kedua tepi.
11. Hal yang sama dilakukan untuk keloid pada bagian posterior.
12. Luka operasi dibersihkan dan ditutup dengan sofratulle dan kasa steril, kemudian
diplester.
13. Operasi selesai.

KELOID 29
DOKUMENTASI PEMBEDAHAN

KELOID 30
FOLLOW UP
Tanggal Follow Up
9/8/2017 Instruksi Post Operasi:
Sadar baik, aff infus.
Cefadroxyl 500 mg tab 2 x 1
Asam mefenamat 500 mg 3 x 1

10/8/2017 S = Nyeri luka post op (+).


O = TD: 120/80 mmHg R : 20 x/menit
N : 80 x/menit S : 36,5oC
A = Keloid
P = - Cefadroxyl 500 mg 2 x 1
- Asam mefenamat 500 mg 3 x 1
- Boleh pulang, rawat jalan di Poliklinik.

KELOID 31
FOLLOW UP

KELOID 32
PEMBAHASAN
Teori Kasus

Keloid sering timbul Pada kasus ini pasien


akibat luka setelah tindik merupakan perempuan
telinga, dapat terjadi berusia 19 tahun.
pada semua umur tetapi Mengalami keloid pada
paling sering pada usia luka akibat bekas tindikan
10-30 tahun. Laporan telinga.
yang menyatakan
insidens pada wanita
lebih tinggi kemungkinan
oleh karena lebih
seringnya wanita
menindik telinganya.

KELOID 33
PEMBAHASAN
Teori Kasus

Keloid biasanya Pada kasus ini


multipel bila keloid terletak
terdapat riwayat pada lobus
keluarga yang auricularis sinistra
menderita keloid. anterior et
posterior.
Terdapat riwayat
keloid pada
keluarga.
KELOID 34
PEMBAHASAN
Teori Kasus

Sampai saat ini terdapat Pada kasus ini dipilih


berbagai pengobatan tindakan eksisi, oleh
yang ditujukan untuk karena keloid berukuran
keloid, tetapi tidak ada besar dan keras. Injeksi
yang benar-benar efektif kortikosteroid intralesi
dan ideal. akan memerlukan waktu
yang lama dan rasa sakit
setiap kali penyuntikan,
kulit akan tampak
kendur, sehingga secara
kosmetik akan terlihat
buruk.
KELOID 35
KESIMPULAN
Keloid adalah kelainan kulit yang terjadi akibat deposisi
kolagen secara berlebihan selama proses proliferasi
penyembuhan luka.

Lokasi tersering keloid adalah di daerah kepala-leher;


misalnya di lobulus telinga. Keloid juga dapat timbul di
deltoid (21%), sternal (7%), dan retroaurikuler (5%).

Terapi keloid dan parut hipertrofik terdiri dari terapi bedah


dan konservatif, yang dapat dikombinasi dengan modalitas
terapi lainnya. Pembedahan dilakukan dengan mengeksisi
jaringan parut, dapat berupa eksisi total atau eksisi intralesi
bertahap.
KELOID 36
KESIMPULAN
Terapi keloid daun telinga masih kontroversial, tidak ada
yang lebih superior dibandingkan lainnya. Terapi gold
standard keloid daun telinga yaitu pembedahan, namun
harus dikombinasikan, dikenal dengan istilah Triple
Keloid Therapy yang terdiri dari pembedahan, injeksi
kortikosteroid, dan silikon; cara terapi kombinasi ini
lebih efektif.

Prosedur pembedahan saja memberikan


rekurensi yang tinggi, yaitu 40-50%. Injeksi
kortikosteroid memberikan respons 50-100%,
namun kekambuhannya sekitar 9-50%.
Radioterapi memberikan respons 10-94%,
namun kekambuhannya sekitar 50-100%.
KELOID 37
DAFTAR PUSTAKA
1. Gauglitz et al. Hypertrophic Scarring and Keloids: Pathomechanisms and Current and
Emerging Treatment Strategies. Journal Mol Med Vol 17 pp.113-125. 2011.
2. Jong, Sjamsuhidajat. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta: EGC. 2015.
3. Davison et al. Efficacy of Intralesional 5-Fluorouracil and Triamcinolone in the Treatment
of Keloids. Journal of Aesthetic Plastic Surgery Volume 29 Number 1. 2009.
4. Stephanie, Susilowaty. Keloid Daun Telinga (Ear Lobe Keloid). CDK-253 Volume 44 No.
6. 2017.
5. Menaldi, dkk. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh. Jakarta: Badan Penerbit
FK UI. 2015.
6. Guyton, Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC, 2008.
7. Eroschenko. Atlas Histologi diFiore dengan Korelasi Fungsional. Edisi 11. Jakarta: EGC.
2010.
8. Snell. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 6. Jakarta: EGC. 2006.
9. Chandrasoma. Patologi Anatomi. Edisi 2. Jakarta: EGC. 2005.
KELOID 39

Anda mungkin juga menyukai