Anda di halaman 1dari 8

7 AREA KOMPETENS Area 1 Komunikasi efektif Mampu menggali dan bertukar informasi (verbal dan non verbal ) dengan

pasien/ pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan profesi lain 1). Berkomunikasi dengan pasien serta anggota keluarganya 1. Memperhatikan faktor sosial-budaya dan norma-norma setempat untuk menetapkan dan mempertahankan terapi lengkap dan hubungan dokter pasien yang etis. 2. Menunjukkan perhatian dan penghargaan pada pasien. 3. Membangun sikap empati dan dapat dipercaya. 4. Menggali keluhan dan keinginan dari pasien. 5. Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa takut sebelum melakukan pemeriksaan fisik. 6. Mendengarkan dengan penuh perhatian dan memberi waktu yang cukup pada pasien untuk menyampaikan keluhannya. 7. Memberikan peluang untuk mengeksplorasi keyakinan pasien, hal-hal yang perlu diperhatikan dan harapan tentang asal penyakit, proses penyakit, pengelolaan penyakit dan prognosis penyakit. 8. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan umur dan dimengerti oleh pasien, serta sesuai tingkat pendidikan pasien; ketika menyampaikan pertanyaan, meringkas informasi, menjelaskan hasil diagnosa, pilihan penanganan serta prognosis. 9. Menjawab pertanyaan dan memberi konsultasi untuk permasalahan sulit. 10. Menggali permasalahan dalam keluarga yang berkaitan dengan kondisi pasien. 11. Menunjukkan pemahaman pada bahasa tubuh (non verbal) ketika berkomunikasi dengan pasien. 12. Memberi penjelasan dengan jelas tentang tujuan, keperluan, manfaat dan risiko prosedur diagnostik dan tindakan medis (terapi, operasi, rujukan) sebelum dikerjakan. 13. Membuat persetujuan dengan pasien sebagai mitra yang sejajar dalam memutuskan suatu terapi atau tindakan medis. 14. Mengatasi hambatan-hambatan komunikasi (pasien tuli, anak-anak, pasien dengan gangguan psikis, marah atau bingung). 15. Mencari dan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan pilihan-pilihan tindakan telah dipahami oleh pasien. 16. Memberikan waktu yang cukup pada pasien untuk merefleksikan kembali serta berkonsultasi sebelum membuat persetujuan. 17. Memelihara dan menjaga harga diri pasien, hal-hal yang bersifat pribadi dan kerahasiaan pasien sepanjang waktu. 18. Menyampaikan berita buruk secara benar dan etis. 19. Mendapatkan dukungan dan kerjasama dari anggota keluarga untuk mengerjakan rencana penanganan pasien atau keluarganya. 20. Mempersiapkan perasaan pasien untuk pemeriksaan fisik untuk menghindari stress. 21. Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang mungkin timbul selama pemeriksaan fisik atau tindakannya. 22. Memberikan waktu yang cukup untuk merefleksikan kembali dan berkonsultasi sebelum dibuat suatu kesepakatan. 23. Melakukan konfirmasi bahwa informasi dan pilihan tindakan yang disampaikan telah dipahami. 24. Memastikan keberlanjutan tindakan yang telah disepakati. 2). Berkomunikasi dengan sejawat 1. Memberi informasi kepada sejawat tentang kondisi pasien (secara lisan, tertulis, atau elektronik) sesuai dengan persyaratan. 2. Menulis surat rujukan dan laporan penanganan pasien secara benar. 3. Memberi informasi kondisi pasien saat dipulangkan kepada sejawat yang merujuk sesuai dengan persyaratan. 4. Melakukan presentasi laporan kasus secara efektif dan jelas.

3). Berkomunikasi dengan masyarakat 1. Menggunakan bahasa yang dipahami oleh masyarakat. 2. Menggunakan teknik komunikasi langsung yang efektif agar masyarakat menjadikan kesehatan sebagai suatu kebutuhan. 3. Memanfaatkan media dan kegiatan kemasyarakatan secara efektif ketika melakukan advokasi hidup sehat. 4. Memberi penjelasan tentang kerugian dan keuntungan suatu program kesehatan secara benar dan etis. 5. Menjalin hubungan yang setara dengan pejabat atau pemimpin masyarakat untuk membangun rasa saling percaya dan kerjasama yang baik. 6. Melibatkan para pejabat atau tokoh masyarakat dalam mempromosikan kesehatan. 7. Menemukan dan memanfaatkan peluang untuk berperan dalam pengembangan kebijakan kesehatan di masyarakat. 4). Berkomunikasi dengan profesi lain 1. Mendengarkan dengan perhatian, dan memberi waktu cukup kepada profesi lain untuk mengekspresikan pendapatnya. 2. Memberi informasi tepat waktu dan sesuai kondisi yang sebenarnya ke perusahaan jasa asuransi kesehatan untuk pemrosesan klaim. 3. Jika diperlukan dapat memberikan informasi yang relevan kepada penegak hukum atau sebagai saksi ahli di pengadilan. 4. Melakukan negosiasi dengan pihak eksekutif maupun pihak legislatif yang terkait dalam rangka pemecahan masalah kesehatan masyarakat.

Area 2 Keterampilan Klinis Memperoleh riwayat penyakit, melakukan pemeriksaan fisik serta membuat rekam medis Melakukan prosedur klinis dan pemeriksaan laboratorium dasar, serta menafsirkan hasilnya Memilih pemeriksaan penunjang sesuai dengan kebutuhan pasien Memilih dan melakukan keterampilan terapetik, serta tindakan prevensi sesuai dengan kewenangannya

1). Memperoleh dan mencatat informasi yang akurat serta penting tentang pasien dan keluarganya. 1. Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang disampaikan, riwayat penyakit saat ini, riwayat medis, riwayat keluarga, riwayat sosial serta riwayat lain yang relevan. 2). Melakukan pemeriksaan fisik * lihat daftar keterampilan. 1. Menunjukkan keterampilan pemeriksaan fisik dengan cara yang seminimal mungkin menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pada pasien. 2. Melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan masalah pasien. 3. Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis dengan jelas dan benar. 3). Memilih dan Melakukan prosedur klinis * lihat daftar prosedur klinis. 1. Melakukan prosedur klinis sesuai kebutuhan pasien dan kewenangannya. 2. Memilih prosedur klinis sesuai dengan masalah pasien. 4). Melakukan prosedur laboratorium dan prosedur diagnostik * lihat daftar prosedur laboratorium dan prosedur diagnostik. 1. Mengidentifikasi, memilih dan menentukan pemeriksaan laboratorium yang sesuai. 2. Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar. 3. Membuat permintaan pemeriksaan laboratorium penunjang. 4. Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan penapisan penyakit. 5). Melakukan prosedur kedaruratan klinis

* lihat daftar prosedur kedaruratan klinis. 1. Menentukan keadaan kedaruratan klinis 2. Memilih prosedur kedaruratan klinis sesuai kebutuhan pasien atau menetapkan rujukan 3. Melakukan prosedur kedaruratan klinis secara benar dan etis, sesuai dengan kewenangannya 4. Mengevaluasi dan melakukan tindak lanjut

Area 3 Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan secara ilmiah menurut ilmu kedokteran/ kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum. menggunakan taxonomy Bloom C1-C6 (C1 to know, C2 to understand, C3 to apply, C4 to analyse, C5 to synthesize, C6 to evaluate) 1). Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik, dan perilaku, ilmu kesehatan masyarakat sesuai dengan tingkat pelayanan kesehatan primer. 1. Menjelaskan (C5) prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar yang berhubungan dengan terjadinya masalah kesehatan, beserta patogenesis dan patofisiologinya. 2. Menjelaskan (C5) masalah kesehatan baik secara molekular maupun selular melalui pemahaman mekanisme normal dalam tubuh. 3. Menjelaskan (C5) faktor-faktor non biologis yang berpengaruh terhadap masalah kesehatan. 4. Mengembangkan (C5) strategi untuk menghentikan sumber penyakit, poin-poin patogenesis dan patofisiologis, akibat yang ditimbulkan, serta resiko spesifik secara efektif. 5. Menjelaskan (C5) tujuan pengobatan secara fisiologis dan molekular. 6. Menjelaskan berbagai pilihan yang mungkin dilakukan dalam penanganan pasien. 7. Menjelaskan secara rasional/ ilmiah dalam menentukan penanganan penyakit baik secara epidemiologis, farmakologis, fisiologis, diet atau perubahan perilaku. 8. memilih intervensi berdasarkan pertimbangan farmakologi, fisiologi, gizi, ataupun perubahan tingkah laku. 9. Menjelaskan indikasi pemberian obat, cara kerja obat, waktu paruh, dosis, serta penerapannya pada keadaan keadaan klinik. 10. Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi obat dan efek samping. 11. Menjelaskan manfaat terapi diet pada penanganan kasus tertentu. 12. Mengidentifikasi perubahan proses patofisiologi setelah pengobatan. 13. Menerapkan prinsip-prinsip pengambilan keputusan dalam mengelola masalah kesehatan. 2). Menentukan efektivitas suatu tindakan 1. Menjelaskan bahwa kelainan dipengaruhi oleh obat-obatan. 2. Menjelaskan parameter dan indikator keberhasilan pengobatan. 3. Menjelaskan perlunya evaluasi lanjutan pada penanganan penyakit. 3). Merangkum dari interpretasi anamnesis, pemeriksaan fisik, uji laboratorium dan prosedur yang sesuai. Membuat interpretasi dan menjelaskan (patofisiologi atau terminology lainnya), data klinik dan laboratorium untuk menentukan diagnosis pasti. Membuat interpretasi dan menjelaskan (patofisiologi atau terminology lainnya), data klinik dan laboratorium untuk menentukan diagnosis pasti. Memberi alasan hasil diagnosa dengan mengacu pada evidence- base. 1.Mengidentifikasi adanya suatu masalah kesehatan dan membuat rujukan jika diperlukan

Area 4 Pengelolaan Masalah Kesehatan Mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga, ataupun masyarakat secara komprehensif, holistik, bersinambung, koordinatif, dan kolaboratif dalam konteks pelayanan kesehatan tingkat primer. 1). Mengelola penyakit, keadaan sakit dan masalah pasien sebagai individu yang utuh, bagian dari keluarga dan masyarakat. 1. Menginterpretasikan data-data klinis dan merumuskannya menjadi diagnosis sementara dan diagnosis differensialnya. 2. Mampu menjelaskan penyebab penyakit, patogenesis, serta patofisiologi suatu penyakit. 3. Mengidentifikasi berbagai pilihan cara pengelolaan yang sesuai penyakit pasien. 4. Memilih dan menerapkan strategi pengelolaan yang paling tepat berdasarkan prinsip kendali biayadan kendali mutu, manfaat, keadaan pasien serta sesuai pilihan pasien.Melakukan konsultasi mengenai pasien bila perlu. 5. Merujuk ke sejawat lain sesuai dengan Standar Pelayanan Medis yang berlaku, tanpa atau sesudah terapi awal * (lihat daftar penyakit). 6. bertanggung jawab untuk mengelola masalah kesehatan secara mandiri sesuai dengan tingkat kewenangannya * (lihat daftar penyakit). 7. Memberi alasan strategi pengelolaan pasien yang dipilih berdasarkan patofisiologi, patogenesis, farmakologi, faktor psikologis, sosial, dan faktor-faktor lain yang sesuai. 8. Membuat instruksi tertulis secara jelas, lengkap, tepat, dan dapat dibaca. 9. Menulis resep obat secara rasional, jelas, lengkap, dan dapat dibaca; menetapkan dosis, cara pemberian, frekuensi, dan sesuai kondisi pasien secara tepat. 10. Mengidentifikasi berbagai indikator keberhasilan pengobatan, memonitor perkembangan penanganan, memperbaiki dan mengubah terapi dengan tepat. 11. Memprediksi, monitor, mengenali kemungkinan adanya interaksi obat dan efek samping, memperbaiki dan mengubah terapi dengan tepat. 12. Mengidentifikasi keadaan gawat darurat dan bertindak sesuai dengan tingkat kewenangannya * (lihat daftar penyakit). 13. Menerapkan prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga secara holistik, komprehensif, koordinatif, kolaboratif, dan bersinambung dalam mengelola penyakit dan masalah pasien. 14. Mengidentifkasi peran keluarga pasien, pekerjaan, dan lingkungan sosial sebagai faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya penyakit serta sebagai faktor yang mungkin berpengaruh terhadap pertimbangan terapi. 2). Pencegahan Penyakit dan Keadaan Sakit 1. Mengidentifikasi, memberi alasan, menerapkan dan memonitor strategi pencegahan tertier yang tepat berkaitan dengan penyakit pasien, keadaan sakit atau permasalahannya (Pencegahan tertier adalah pencegahan yang digunakan untuk memperlambat progresi dari penyakitnya dan juga timbulnya komplikasi, misalnya diet pada penderita DM) 2. Mengidentifikasi, memberikan alasan, menerapkan dan memonitor strategi pencegahan sekunder yang tepat berkaitan dengan pasien dan keluarganya. (Pencegahan sekunder adalah kegiatan penapisan untuk mengindentifikasi faktor resiko dari penyakit laten untuk memperlambat atau mencegah timbulnya penyakit, contoh pap smear, mantoux test) 3. Mengidentifikasi, memberikan alasan, menerapkan dan memonitor kegiatan strategi pencegahan primer yang tepat, berkaitan dengan pasien, anggota keluarga dan masyarakat. (Pencegahan primer adalah mencegah timbulnya penyakit, misalnya imunisasi) 4. Mengidentifikasi peran keluarga pasien, pekerjaan, dan lingkungan sosial sebagai faktor resiko terjadinya penyakit dan sebagai faktor yang mungkin berpengaruh terhadap pencegahan penyakit. 5. Merencanakan dan menerapkan upaya pencegahan penyakit baik terhadap individu, keluarga dan masyarakat.

6. Mempertunjukkan pemahaman bahwa upaya pencegahan penyakit sangat tergantung pada kerja sama tim dan kolaborasi dengan para profesional di bidang lain. 3). Melaksanakan pendidikan kesehatan dalam rangka promosi kesehatan dan pencegahan penyakit. 1. Mengidentifikasi kebutuhan perubahan perilaku dan modifikasi gaya hidup untuk promosi kesehatan pada berbagai kelompok umur, jenis kelamin, etnis, dan budaya. 2. Merencanakan dan melaksanakan pendidikan kesehatan dalam rangka promosi kesehatan di tingkat individu, keluarga, dan masyarakat. 3. Bekerja sama dengan sekolah dalam mengembangkan 'program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)'. 4). Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan. 1.Memotivasi masyarakat untuk mampu mengidentifikasi permasalahan kesehatan masyarakat 2.Menentukan insiden dan prevalensi penyakit di masyarakat serta mengenali keterkaitan yang kompleks antara faktor psikologis, kultur, sosial, ekonomi, kebijakan, dan faktor lingkungan yang berpengaruh pada suatu permasalahan kesehatan. 3.Melibatkan masyarakat dalam mengembangkan solusi yang tepat bagi permasalahan kesehatan masyarakat 4.Bekerja sama dengan profesi dan sektor lain dalam memecahkan permasalahan kesehatan dengan mempertimbangkan kebijakan kesehatan pemerintah, termasuk antisipasi terhadap timbulnya penyakit-penyakit baru 5.Menggerakkan masyarakat untuk berperan serta dalam intervensi kesehatan 6.Merencanakan dan mengimplementasikan intervensi kesehatan masyarakat, serta menganalisis hasilnya 7.Melatih kader kesehatan dalam pendidikan kesehatan 8.Mengevaluasi efektivitas pendidikan kesehatan 9.Bekerja sama dengan masyarakat dalam menilai ketersediaan, pengadaan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan masyarakat 5). Mengelola sumber daya manusia dan sarana prasarana secara efektif dan efisien dalam pelayanan kesehatan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga. 1. Menjalankan fungsi manager (berperan sebagai pemimpin, pemberi informasi, dan pengambil keputusan). 2. Menerapkan manajemen mutu dalam pelayanan kesehatan primer dan praktik kedokteran keluarga 3. Mengelola sumber daya manusia. 4. Mengelola sumber daya manusia. 5. Mengelola fasilitas, sarana dan prasarana.

Area 5 Pengelolaan Informasi Mengakses, mengelola, menilai secara kritis kesahihan dan kemampu-terapan informasi untuk menjelaskan dan memecahkan masalah, atau mengambil keputusan dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan di tingkat primer 1). Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu penegakan diagnosis, pemberian terapi, tindakan pencegahan dan promosi kesehatan, serta penjagaan, dan pemantauan status kesehatan pasien. 1. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara profesional. 2. Menggunakan data dan bukti pengkajian ilmiah untuk menilai relevansi dan validitasnya. 3. Menerapkan riset dan metoda statistik untuk menilai kesahihan.

4. Menerapkan ketrampilan dasar pengelolaan informasi untuk menghimpun data relevan menjadi arsip pribadi. 5. Menerapkan keterampilan dasar menafsirkan data untuk melakukan validasi informasi ilmiah secara sistematik. 6. Menggunakan keterampilan merangkum dan cara menyimpan status untuk pemeliharaan dan peningkatan arsip individu secara terus menerus. 2). Memahami manfaat dan keterbatasan teknologi informasi 1. Menerapkan prinsip teori teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu penggunaannya, dengan memperhatikan secara khusus potensinya untuk berkembang dan keterbatasannya 3). Memanfaatkan informasi kesehatan 1. Memasukkan dan menemukan kembali informasi dan database dalam praktek secara efisien. 2. Menjawab pertanyaan yang terkait dengan praktek kedokteran dengan menganalisis arsip praktek kedokteran. 3. Membuat dan menggunakan rekam medis untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan Area 6 Mawas Diri dan Pengembangan Diri

Melakukan praktik kedokteran dengan penuh kesadaran atas kemampuan dan keterbatasannya Mengatasi masalah emosional, personal, kesehatan, dan kesejahteraan yang dapat mempengaruhi kemampuan profesinya Belajar sepanjang hayat Merencanakan, menerapkan dan memantau perkembangan profesi secara bersinambung

1). Menerapkan mawas diri 1. Menyadari kemampuan dan keterbatasan diri berkaitan dengan praktik kedokterannya 2. Mengenali dan mengatasi masalah emosional, personal dan masalah yang berkaitan kesehatan - yang dapat mempengaruhi kesehatan, kesejahteraan atau kemampuan profesinya 3. Menyesuaikan diri dengan tekanan yang dialami selama pendidikan dan praktik kedokteran 4. Menyadari peran hubungan interpersonal dalam lingkungan profesi dan pribadi 5. Mendengarkan secara akurat dan bereaksi sewajarnya atas kritik yang membangun dari pasien, sejawat, instruktur, dan penyelia (supervisor) 6. Mengelola umpan balik hasil kerja sebagai bagian dari pelatihan dan praktik 7. Mengenali nilai dan keyakinan diri yang sesuai dengan praktik kedokterannya. 2). Mempraktekkan belajar sepanjang hayat 1. Menkonstruksi dirinya untuk mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan yang baru. 2. Berperan aktif dalam program pembelajaran berkelanjutan (CME) dan pengalaman belajar lainnya. 3. Menunjukkan sikap skeptis dan kritis terhadap bukti-bukti ilmiah dalam praktik kedokteran berbasis bukti (Evidence-Based Medicine). 4. Menggunakan teknologi internet. 5. Menanggapi secara kritis literatur kedokteran dan relevansinya terhadap pasiennya. 6. Mereview performa professionalisme dirinya dan mengidentifikasi kebutuhan belajarnya. 3). Mencari dan menerapkan pengetahuan untuk memecahkan masalah kesehatan 1. Mengidentifikasi masalah - masalah klinis dan kesehatan 2. Mendapatkan informasi secara efisien untuk menjawab permasalahan klinis dan kesehatan

3. 4.

Mengevaluasi kualitas informasi dari evidence Mengambil keputusan apakah akan memanfaatkan informasi atau evidence untuk penanganan pasien dan justifikasi alasan keputusan yang diambil.

4). Mengembangkan pengetahuan baru 1. Mengidentifikasi kesenjangan dari ilmu pengetahuan yang sudah ada dan mengembangkannya menjadi research question (pertanyaan-pertanyaan penelitian) yang tepat. 2. Merencanakan, mendesain, dan mengimplementasikan penelitian untuk menemukan jawaban dari research question (pertanyaan-pertanyaan penelitian). 3. Menuliskan dan mengirimkan hasil penelitian untuk dipublikasikan 4. Membuat presentasi yang jelas dan intelek dari hasil penelitian dan kesimpulannya Area 7 Etika, Moral, Profesionalisme, dan Medikolegal Berperilaku profesional dalam praktik kedokteran serta mendukung kebijakan kesehatan Bermoral dan beretika serta memahami isu-isu etik maupun aspek medikolegal dalam praktik kedokteran

1). Sikap-sikap umum profesional 1. Menunjukkan sikap yang sesuai dengan Kode Etik Dokter Indonesia 2. Menjaga kerahasiaan dan kepercayaan pasien 3. Menunjukkan kepercayaan dan hormat menghormati dalam hubungan dokter dan pasien 4. Menunjukkan rasa empati dan dengan pendekatan yang menyeluruh 5. Mengapresiasi masalah pembiayaan dan hambatan lain dalam memberikan pelayanan kesehatan serta dampaknya 6. Mengintegrasi pertimbangan etis dalam penanganan pasien sesuai standar profesional. 7. Mengenal alternatif dalam menghadapi pilihan etis yang sulit 8. Menganalisis secara sistematik dan mempertahankan pilihan etik dalam pengobatan setiap individu pasien 2). Berperilaku profesional dalam bekerja sama 1. Menghormati setiap orang tanpa membedakan statusnya 2. Bertindak dengan cara-cara yang menunjukkan pengakuan pada tiap individu apapun statusnya, menghargai baik kontribusi maupun perannya. 3. Turut berperan dalam kegiatan yang memerlukan kerja sama dengan para petugas kesehatan. 4. Mengenali dan berusaha menjadi penengah ketika terjadi konflik. 5. Memberikan tanggapan secara konstruktif terhadap masukan dari orang lain. 6. Memahami pertimbangan-pertimbangan etis dalam hubungan profesional dengan petugas kesehatan lain, menganalisa pertimbangan etis yang sesuai dan bertindak sebagai seorang yang profesional, bermoral serta beretika 7. Mengenali dan bertindak sewajarnya saat kolega melakukan suatu tindakan yang tidak profesional. 3). Sebagai anggota Tim Pelayanan Kesehatan yang Profesional 1. Berperan dalam pengelolaan masalah pasien dan menerapkan nilai-nilai profesionalisme. 2. Bekerja dalam berbagai tim pelayanan kesehatan secara efektif 3. Menghargai peran dan pendapat berbagai profesi kesehatan 4. Berperan sebagai manager baik dalam praktek pribadi maupun sistem pelayanan kesehatan. 5. Menyadari profesi medis yang mempunyai peran di masyarakat dan dapat melakukan suatu perubahan. 6. Mampu mengatasi perilaku yang tidak profesional dari anggota tim pelayanan kesehatan lain

4). Melakukan praktik kedokteran dalam masyarakat multikultural di Indonesia 1. Menghargai perbedaan karakter individu, gaya hidup, dan budaya dari pasien dan sejawat. 2. Memahami heterogenitas persepsi yang berkaitan dengan usia, gender, orientasi sexual, etnis, kecacatan dan status sosial ekonomi. 5). Aspek Mediko-legal dalam praktik kedokteran 1. Memahami dan menerima tanggung jawab hukum berkaitan dengan: Hak asasi manusia Resep obat Penyalahgunaan tindakan fisik dan seksual Kode Etik Kedokteran Indonesia Pembuatan surat keterangan sehat, sakit atau surat kematian Proses di pengadilan 2. Memahami UU Praktek Kedokteran No 29, 2004 3. Memahami peran Konsil Kedokteran Indonesia sebagai badan yang mengatur praktik kedokteran. 4. Menentukan, menyatakan dan menganalisis segi etika dalam kebijakan kesehatan

Anda mungkin juga menyukai