Pedikulosis kapitis adalah suatu infeksi kulit dan rambut kepala yang disebabkan oleh
Pediculus humanus var. capitis. Selain menyerang kulit dan rambut kepala, pedikulosis dapat
pula menyerang badan oleh Pediculus humanus var corporis dan menyerang daerah pubis
oleh Phtyrus pubis.
Epidemiologi
Penyakit pedikulosis kapitis dapat ditemukan di seluruh dunia pada semua usia
terutama pada anak-anak dan dewasa muda. Insidens tertinggi pada usia sekitar 3 12 tahun.
Pedikulosis kapitis lebih sering timbul pada wanita dibandingkan pria.
Penularan penyakit ini lebih sering melalui kontak kepala dengan kepala, namun
dapat juga melalui benda-benda seperti sisir, topi, bantal, dan asesoris rambut yang dipakai
secara bergantian. Higienitas yang buruk juga dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit
ini, misalnya jarang membersihkan rambut atau rambut yang panjang pada wanita.
Etiologi
Penyakit pedikulosis kapitis disebabkan oleh parasit subspecies Pediculus humanus
var. capitis. Parasit ini termasuk dalam golongan filum Arthropoda, kelas Insecta, ordo
Phthiraptera, subordo Anoplura, family Pediculidae dan species Pediculus humanus.
Siklus hidup Pediculus humanus capitis melalui stadium telur, larva, nimfa dan
dewasa. Satu kutu kepala betina dapat hidup selama 16 hari dan menghasilkan 50 150 telur.
Telur berbentuk oval dan umumnya berwarna putih atau kuning. Telur diletakkan di
sepanjang rambut dan mengikuti tumbuhnya rambut, yang berarti makin ke ujung makin
terdapat telur yang lebih matang.
Telur kutu membutuhkan 8 9 hari untuk menetas. Telur yang menetas akan menjadi
nimfa. Bentuknya menyerupai kutu dewasa, namun dalam ukuran kecil. Nimfa akan menjadi
dewasa 9 12 hari sesudah menetas. Untuk hidup, nimfa harus memperoleh makanan berupa
darah.
Pediculus humanus capitis berbentuk seperti biji wijen dengan panjang sekitar 1 2
mm, tidak bersayap, memipih di bagian dorsoventral dan memanjang. Parasit ini memiliki 3
pasang kaki yang disesuaikan sebagai pengepit rambut dan mulut pengisap kecil di bagian
anterior yang menjadi bagian untuk mendapatkan darah. Kutu kepala dapat merayap dengan
cepat, di atas 23 cm/menit. Kutu dewasa dapat bertahan hidup sekitar 30 hari di kepala
manusia. Kutu dapat mati dalam 1 2 hari setelah jatuh dari rambut.
Kutu kepala terdiri atas kutu jantan dan betina. Kutu betina dibedakan dengan kutu
jantan berdasarkan ukuran tubuh yang lebih besar dan adanya penonjolan daerah posterior
yang membentuk huruf V yang digunakan untuk menjepit sekeliling batang rambut ketika
bertelur. Kutu jantan memiliki pita berwarna coklat gelap yang terbentang di punggungnya.
Patogenesis
Kelainan kulit yang timbul disebabkan oleh garukan untuk rmenghilangkan rasa gatal.
Sepanjang siklus kehidupannya, larva dan kutu dewasa menyimpan kotorannya di kulit
kepala, yang akan menyebabkan timbulnya rasa gatal. Selain itu gatal juga ditimbulkan oleh
liur dan ekskreta dari kutu yang dimasukkan ke dalam kulit waktu menghisap darah. Garukan
yang dilakukan untuk menghilangkan gatal akan menyebabkan terjadinya erosi dan
ekskoriasi
sehingga
memudahkan
terjadinya
infeksi
sekunder.
Gambaran Klinis
Gejala awal yang dominan adalah rasa gatal pada kulit kepala. Rasa gatal dimulai dari
yang ringan sampai rasa gatal yang tidak dapat ditoleransi. Lesi papul yang gatal biasanya
terdapat pada daerah belakang telinga dan bagian tengkuk leher, akibat garukan pada kulit
kepala akan terjadi erosi dan ekskoriasi. Adanya infeksi sekunder yang berat menyebabkan
terbentuknya pustul, abses.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis :
1. Pemeriksaan mikroskop dapat mengkonfirmasi diagnosis. Dengan pemeriksaan
mikroskop dapat terlihat kutu dewasa dengan 6 kaki, yang tebalnya 1-4 mm, tidak
bersayap, berwarna abu-abu berkilat sampai merah jika menghisap darah.
2. Pemeriksaan dengan lampu wood pada daerah yang terinfestasi memperlihatkan
fluoresensi kuning-hijau dari kutu dan telur.
3. Pemeriksaan histologi: Pemeriksaan histologi jarang dilakukan untuk menegakkan
diagnosis. Hasil dari biopsi memperlihatkan perdarahan intradermal dan infiltrat yang
dalam berbentuk baji dengan banyak eosinofil dan limfosit.
Diagnosis
Diagnosis pedikulosis kapitis dapat ditegakkan melalui inspeksi pada kulit kepala dan
rambut, dengan menemukan kutu atau telur berwarna abu-abu berkilat. Kutu dan telur
tersebut dapat dikonfirmasi melalui pemeriksaan mikroskop.
Diagnosis Banding
1. Dermatitis seboroika
Dermatitis seboroik memberikan gambaran klinis berupa daerah eritema dan skuama
pada daerah kepala dan terasa gatal oleh penderita. Dapat dibedakan dengan
pedikulosis kapitis dengan tidak ditemukannya telur atau kutu pada daerah kepala
yang gatal.
2. Impetigo krustosa
Impetigo krustosa disebabkan oleh Staphylococcus B hemolyticus ditandai dengan
eritema dan vesikel yang cepat memecah sehingga jika penderita datang berobat yang
terlihat adalah krusta tebal berwarna kuning seperti madu.
3. Tinea kapitis
Tinea kapitis adalah dermatofitosis pada kulit dan rambut kepala dimana terdapat
kelainan berupa lesi bersisik, kemerahan, kerion, dan gatal. Pada pemeriksaan dengan
KOH, akan didapatkan spora dan hifa yang merupakan elemen jamur yang merupakan
penyebab tinea kapitis.
Penatalaksanaan
1. Pedikulosid
a. Permethrin(1%)
Permethrin 1% cream rinse diberikan ke kulit kepala dan rambut. Awalnya rambut
dicuci dengan shampoo nonconditioner kemudian dikeringkan dengan handuk.
Lalu diberikan Permethrin 1% cream rinse selama 10 menit kemudian dibilas. Hal
ini diperkirakan dapat membasmi sekitar 20%-30% dari telur. Tetapi, disarankan
agar pemakaiannya diulang apabila kutu masih terlihat pada 7-10 hari setelahnya.
Permethrin mempunyai keuntungan efek toksin yang rendah dan pengobatannya
cepat.
b. Pyrethrin
Pyrethrin diperoleh dari suatu sari alami bunga chrysanthemum. Pyrethrin yang
dikombinasi dengan piperonyl butoxide adalah neurotoksik untuk kutu tetapi
kurang toksik terhadap manusia. Produk ini seperti shampoo dimana diberikan
pada rambut yang kering dan didiamkan selama 10 menit sebelum dibilas.
Penggunaan dapat diulang 7-10 hari kemudian untuk membasmi kutu kepala yang
baru.
c. Malathion
Pencegahan
Penyakit ini pada dasarnya dapat dicegah melalui pola hidup yang bersih. Misalnya
dengan pemberantasan kutu yang berada dilingkungan sekitar. Benda-benda yang terpapar
dengan penderita (misalnya, kasur, bantal, linen, handuk, mainan, topi) seharusnya dicuci bila
memungkinkan kemudian dikeringkan. Air yang digunakan adalah air panas dengan suhu
lebih dari 50-55C selama paling kurang 5 menit.
Membersihkan lingkungan tempat tinggal akan membantu mengurangi kesempatan
untuk terpapar kembali dengan kutu kepala. Periksalah setiap orang yang berada didalam
lingkungan rumah tangga pada saat bersamaan, sebelum membersihkan lingkungan tersebut.
Bersihkan semua lantai dengan alat penghisap debu, permadani, bantal, karpet, dan semua
pelapis meubel yang ada. Semua sisir dan sikat rambut yang digunakan oleh penderita kutu
kepala harus di rendam dalam air dengan suhu diatas 130F( 540C) , alkohol atau pedikulosid
selama 1 jam.
Penjelasan kepada anak-anak terutama tentang cara mencegah penularan melalui
penggunaan topi, sisir, dan bandana bersama juga dapat dipertimbangkan. Menyediakan
tempat penyimpanan barang-barang milik anak secara terpisah di dalam ruang kelas juga
dapat mencegah penyebaran kutu ini.
Prognosis
Baik bila hygiene diperhatikan. Kegagalan terapi disebabkan oleh penggunaan
shampo yang tidak benar dan reinfestasi parasit.