DISUSUN OLEH:
TINGKAT II A
KELOMPOK III
1. JEVONDA PESETELEHAHA
2. JURNITA PAYAPO
3. MAIMUNASTI SAMAL
4. MICHAEL MILANO TAPILAHA
5. MUSTIKA SARI YUSUF
6. NOVENDA MATAKENA
7. NOVITA SAPSUHA
8. NUR FATRIA IRAN,ANJARANG
9. NURHAYATI UMASUGI
10. NURUL ISNANIA LESTALUHU
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah dengan judul “Peran Mahasiswa Dalam Pemberantasan Korupsi di
Masyarakat” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Pendidikan Budaya Anti Korupsi. , dari yang terhormat Dra.R.R
Pudyastuti,M.Ks .
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang peran
mahasiswa dalam pemberantasan korupsi di masyarakat bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Korupsi
2.2 Peran Mahasiswa dalam memberantas korupsi di masyarakat
2.3 Upaya Mahasiswa dalam pemberantasan korupsi
2.4 potensi korupsi yang terjadi pada kesehatan masyarakat
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
kesejahteraan rakyat sekarang malah merugikan negara. Hal ini tentu saja sangat
memprihatinkan bagi kelangsungan hidup rakyat yang dipimpin oleh para pejabat
yang terbukti melekukan tindak korupsi. Maka dari itu, di sini kami akan membahas
tentang korupsi di Indonesia dan upaya untuk memberantasnya.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa arti dari korupsi ?
2. Bagaimana peran mahasiswa dalam pemberantasan korupsi di
masyarakat?
3. Bagaimana upaya mahasiswa mencegah terjadinya korupsi di masyarakat?
1.3 Tujuan
6
BAB II
PEMBAHASAN
Banyak para ahli yang mencoba merumuskan korupsi, yang jka dilihat dari
struktrur bahasa dan cara penyampaiannya yang berbeda, tetapi pada hakekatnya
mempunyai makna yang sama. Kartono (1983) memberi batasan korupsi sebagi
tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan jabatan guna mengeduk
keuntungan pribadi, merugikan kepentingan umum dan negara. Jadi korupsi
merupakan gejala salah pakai dan salah urus dari kekuasaan, demi keuntungan
pribadi, salah urus terhadap sumber-sumber kekayaan negara dengan
menggunakan wewenang dan kekuatankekuatan formal (misalnya denagan alasan
hukum dan kekuatan senjata) untuk memperkaya diri sendiri.
7
Wertheim menambahkan bahwa balas jasa dari pihak ketiga yang diterima atau
diminta oleh seorang pejabat untuk diteruskan kepada keluarganya atau partainya/
kelompoknya atau orang-orang yang mempunyai hubungan pribadi dengannya,
juga dapat dianggap sebagai korupsi. Dalam keadaan yang demikian, jelas bahwa
ciri yang paling menonjol di dalam korupsi adalah tingkah laku pejabat yang
melanggar azas pemisahan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan
masyarakat, pemisaham keuangan pribadi dengan masyarakat.
8
idealisme yang murni telah terbukti bahwa mahasiswa selalu mengambil peran
penting dalam sejarah perjalanan bangsa ini. Dalam beberapa peristiwa besar
perjalanan bangsa ini telah terbukti bahwa mahasiswa berperan sangat penting
sebagai agen perubahan (agent of change).
Dalam konteks gerakan anti-korupsi mahasiswa juga diharapkan dapat tampil
di depan menjadi motor penggerak. Mahasiswa didukung oleh kompetensi dasar
yang mereka miliki, yaitu: intelegensia, kemampuan berpikir kritis, dan
keberanian untuk menyatakan kebenaran. Dengan kompetensi yang mereka miliki
tersebut mahasiswa diharapkan mampu menjadi agen perubahan, mampu
menyuarakan kepentingan rakyat, mampu mengkritisi kebijakan-kebijakan yang
koruptif, dan mampu menjadi watch dog lembaga-lembaga negara dan penegak
hukum.
9
mendorong pemerintah untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas
KKN
Hal yang dapat dilakukan oleh mahasiswa atau kelompok mahasiswa untuk
mengamati di lingkungan masyarakat sekitar, misalnya:
a. Apakah kantor-kantor pemerintah menjalankan fungsi pelayanan kepada
masyarakatnya dengan sewajarnya: pembuatan KTP, SIM, KK, laporan
kehilangan, pelayanan pajak? Adakah biaya yang diperlukan untuk pembuatan
surat-surat atau dokumen tersebut? Wajarkah jumlah biaya dan apakah jumlah
biaya tersebut resmi diumumkan secara transparan sehingga masyarakat umum
tahu?
b. Apakah infrastruktur kota bagi pelayanan publik sudah memadai? Misalnya:
kondisi jalan, penerangan terutama di waktu malam, ketersediaan fasilitas umum,
ramburambu penyeberangan jalan, dsb.
c. Apakah pelayanan publik untuk masyarakat miskin sudah memadai? Misalnya:
pembagian kompor gas, Bantuan Langsung Tunai, dsb.
d. Apakah akses publik kepada berbagai informasi mudah didapatkan?
10
agar masyarakat ikut serta dalam menindaklanjuti (berperan aktif) dalam
memberantas tindakan korupsi yang terjadi di sekitar lingkungan mereka. Selain
itu, mahasiswa juga dapat menciptakan kegiatan-kegiatan lain secara kreatif yang
berhubungan dengan masyarakat secara langsung, seperti mengadakan sayembara
karya tulis antikorupsi, mengadakan pentas seni antikorupsi, meminta pendapat
masyarakat tentang pelayanan publik, atau mendengarkan keluhan masyarakat
terkait pelayanan publik.
Mahasiswa selain sebagai agen perubahan juga bertindak sebagai agen pengontrol
dalam pemerintahan. Kebijakan pemerintah sangat perlu untuk dikontrol dan
dikritisi jika dirasa kebijakan tersebut tidak memberikan dampak positif pada
keadilan dan kesejahteraan masyarakat dan semakin memperburuk kondisi
masyarakat. Misalnya dengan melakukan demo untuk menekan pemerintah atau
melakukan jajak pendapat untuk memperoleh hasil negosiasi yang terbaik.
Mahasiswa selain sebagai agen perubahan juga bertindak sebagai agen pengontrol
dalam pemerintahan. Kebijakan pemerintah sangat perlu untuk dikontrol dan dikritisi
jika dirasa kebijakan tersebut tidak memberikan dampak positif pada keadilan dan
kesejahteraan masyarakat dan semakin memperburuk kondisi masyarakat. Misalnya
dengan melakukan demo untuk menekan pemerintah atau melakukan jajak pendapat
untuk memperoleh hasil negosiasi yang terbaik.
d. Melakukan kontrol sosial pada setiap kebijakan mulai dari pemerintahan desa
hingga ke tingkat pusat/nasional.
11
e. Membuka wawasan seluas-luasnya pemahaman tentang penyelenggaraan peme-
rintahan negara dan aspek-aspek hukumnya.
f. Mampu memposisikan diri sebagai subjek pembangunan dan berperan aktif dalam
setiap pengambilan keputusan untuk kepentingan masyarakat luas.
Dari kuesioner yang disebar kepada peserta blended learning dengan topik
pencegahan, deteksi, dan penindakan Fraud layanan kesehatan kelompok rumah
sakit tahun 2015, tarif INA CBG’s yang dianggap rendah oleh kalangan klinisi
dan tingginya beban kerja membuat mereka memikirkan upaya-upaya yang tidak
wajar untuk mempertahankan diri agar tidak sampai merugi. Buruknya lagi para
klinisi ini kadang saling berbagi “pengalaman” dalam upaya “penyelamatan diri
ini”. Pengalaman-pengalaman tersebut kemudian mereka terapkan dalam memberi
pelayanan kesehatan sehingga menjadi budaya. Dasar penetapan tarif juga masih
dirasa misterius bagi sebagian besar kalangan sehingga menyebabkan
ketidakpuasan terhadap sistem.
Ketidakpuasan ini juga yang mendorong dokter maupun rumah sakit dapat
melakukan coping strategy sebagai langkah untuk menutupi kekurangan mereka
atau paling tidak memang bertujuan mencari keuntungan meskipun dari sesuatu
yang illegal (Lerberghe et al. 2002). Mekanisme koping ini hadir ketika sistem
12
pengawasan lemah dan tidak mampu menutupi peluang oknum untuk melakukan
Fraud. Oknum tentu akan terus menerus melakukan kecurangan ini sepanjang
mereka masih bisa menikmati keuntungan dengan kesempatan yang selalu terbuka
untuk melakukan kecurangan (Ferrinho et al. 2004).
1. Pembangunan Kesadaran
2. Pelaporan
Pihak yang mengetahui ada kejadian Fraud hendaknya dapat membuat pelaporan.
Permenkes No. 36/ 2015 mengamanatkan bahwa pelaporan dugaan Fraud
minimalnya mencakup identitas pelapor, nama dan alamat instansi yang diduga
melakukan tindakan kecurangan JKN, serta alasan pelaporan. Laporan
disampaikan kepada kepala fasilitas kesehatan maupun dinas kesehatan
kabupaten/ kota.
13
3. Deteksi
4. Investigasi
5. Pemberian Sanksi/Penindakan
14
Secara prinsip dikenal ungkapan Pencegahan lebih baik dibanding dengan
Pengobatan. Oleh karena itu, diperlukan pencegahan korupsi di sektor kesehatan
melalui berbagai cara, antara lain:
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kata Korupsi berasal dari bahasa latin, Corruptio-Corrumpere yang artinya
busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik atau menyogok. Menurut Dr. Kartini
Kartono, korupsi adalah tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan
jabatan guna mengeduk keuntungan, dan merugikan kepentingan umum. Korupsi
menurut Huntington (1968) adalah perilaku pejabat publik yang menyimpang dari
norma-norma yang diterima oleh masyarakat, dan perilaku menyimpang ini
ditujukan dalam rangka memenuhi kepentingan pribadi. Maka dapat disimpulkan
korupsi merupakan perbuatan curang yang merugikan Negara dan masyarakat luas
dengan berbagai macam modus. Peran penting mahasiswa tersebut tidak dapat
dilepaskan dari karakteristik yang mereka miliki, yaitu: intelektualitas, jiwa muda,
dan idealisme. Dengan kemampuan intelektual yang tinggi, jiwa muda yang
penuh semangat, dan idealisme yang murni telah terbukti bahwa mahasiswa selalu
mengambil peran penting dalam sejarah perjalanan bangsa ini. Dalam beberapa
peristiwa besar perjalanan bangsa ini telah terbukti bahwa mahasiswa berperan
sangat penting sebagai agen perubahan (agent of change).
b. Saran
1. Perlu dikaji lebih dalam lagi tentang teori upaya pemberantasan korupsi di
masyarakat agar mendapat informasi yang lebih akurat.
2. Diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini mampu mengaplikasi-
kannya di dalam kehidupan sehari-hari.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://harissoekamti.blogspot.com/2011/10/makalah-tentang-upaya-
upaya.html#ixzz2h2ErTGUQ
https://zonasultra.com/peran-mahasiswa-dalam-pemberantasan-korupsi.html
Mochtar. 2009. “Efek Treadmill” Pemberantasan Korupsi : Kompas
Risbiyantoro, Mohamad, 2005. Peranan Mahasiswa dalam Memerangi Korupsi, Op
cit.
Erica, Peran Gerakan Mahasiswa dalam Pemberantasan Korupsi,
dalam http://ericamourissa.ngeblogs.com, 2007
Qyonglee. 2008. Mahasiswa dan Korupsi. Dalam http://qyonglee.multiply.com.
http://munajathati.wordpress.com/2012/05/19/peran-dan-upaya-mahasiswa-dalam-
memberantas-korupsi/
Pengertian Dasar-Dasar Korupsi. Dalam http://antikorupsi.org.
http://wawasanfadhitya.blogspot.com/2012/08/upaya-pemberantasan-korupsi-di-
indonesia.html
17