Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH HEMATOLOGI II

INDEKS ERITROSIT MCV

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3

TINGKAT : IITLM A & B

ANGGOTA:

1. NUR DIAN SAFITRI 1. NURHAYATI UMASUGI


2. MELISSA WARIAKA 2. MINI ALIMU
3. NUR AINUN F BASO 3. MUSTIKA SARI YUSUF
4. MELINDA PUTRI ANDRIANI 4. ORELYA BRITANIA NANLOHY
5. MUHAMAD IJUL RUMAKAT 5. MICHAEL MILANO TAPILAHA
6. NADIA LAUSEPA 6. NOVENDA Y MATAKENA
7. NINING SARI TUHUTERU 7. NURUL ISNANIA LESTALUHU
8. NUR SAFITRI SADO 8. NURFATRIA IRANI ANJARANG
9. NOVITA SAPSUHA 9. MAIMUNASTI SAMAL

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES MALUKU

PRODI TLM

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
yang berjudul (Indeks Eritrosit MCV) ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari pembuatan tugas ini adalah untuk memenuhi tugas
(DOSEN) pada bidang studi (HEMATOLOGI II).Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami menyadari bahwa materi didalam makalah ini masih terdapat


banyak kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini menjadi lebih baik lagi kedepannya.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih. Semoga kedepannya tugas laporan
ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi kelompok kami.

i
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………………….

KATA PENGANTAR……………………………………………………………. i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………… 1

A. LATAR BELAKANG…………………………………………………… 1
B. TUJUAN………………………………………………………………….. 3
C. MANFAAT……………………………………………………………….. 3

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………. 4

A. PENGERTIAN…………………………………………………………… 4
B. NILAI NORMAL MCV…………………………………………………. 5
C. MENGAPA MEMERLUKAN TES DARAH MCV…………………... 7
D. GEJALA – GEJALA KELAINAN DARAH………………………….. 7
E. KELAINAN PADA MCV………………………………………………. 7
F. PENYEBAB……………………………………………………………... 8

BAB III PENUTUP……………………………………………………………… 13

A. KESIMPULAN………………………………………………………….. 13
B. SARAN…………………………………………………………………… 13

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………. 14

ii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan penunjang dalam


mendiagnosis suatu penyakit. Salah satu pelayanan laboratorium adalah
pemeriksaan hematologi. Pemeriksaan hematologi meliputi kadar hemoglobin,
jumlah eritrosit, hematokrit, nilai eritrosit rerata, jumlah lekosit dan trombosit
(Hoffbrand, 2005).

Pemeriksaan indeks eritrosit merupakan pemeriksaan yang banyak diminta


oleh dokter. Indeks eritrosit atau mean corpuscular index merupakan pemeriksaan
laboratorium yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis penyakit anemia
yang banyak ditemukan di Indonesia.

Penegakan diagnosis anemia berdasarkan morfologi ditegakkan melalui


pemeriksaan indeks eritrosit yang meliputi MCV, MCH dan MCHC, dimana
masing-masing parameter tersebut didapatkan melalui perhitungan yang
melibatkan kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah eritrosit.

Pemeriksaan kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah eritrosit


dipengaruhi oleh faktor pra analitik, analitik dan paska analitik. Faktor pra
analitik mempunyai keterlibatan paling besar dalam menyebabkan kesalahan
pemeriksaan. Faktor pra analitik diantaranya pengambilan,
penampungan,pengolahan dan penyimpanan bahan pemeriksaan (Gandasoebrata
R, 2013).
2

Penyimpanan bahan pemeriksaan perlu diperhatikan dalam hal stabilitas


sampel. Suhu dan lamanya waktu penyimpanan dapat berpengaruh pada
hasilpemeriksaan.

Pemeriksaan indeks eritrosit menggunakan sampel darah EDTA (Ethylene


Diamine Tetra Acetate) dimana pemeriksaan memakai darah EDTA sebaiknya
dilakukan segera atau kurang dari 1 jam setelah pengambilan, hanya menurut
literatur bila diperlukan dapat disimpan dalam lemari es (4oC) selama 2 jam.

Darah EDTA disimpan pada suhu 4 oC selama 24 jam didalam lemari es


tidak menyebabkan penyimpangan bermakna, kecuali untuk jumlah trombosit dan
nilai hematokrit (Gandasoebrata R, 2013).

Pemeriksaan dengan darah EDTA apabila terpaksa ditunda sebaiknya


memperhatikan batas waktu penyimpanan masing-masing pemeriksaan.
Pemeriksaan darah EDTA pada suhu kamar yang terlalu lama menyebabkan
terjadinya serangkaian perubahan eritrosit seperti pecahnya membran eritrosit
(hemolisis) sehingga hemoglobin bebas keluar masuk ke dalam medium
sekelilingnya (plasma).

Keadaan yang menjadi penyebab tertundanya pemeriksaan yaitu


kebiasaan mengambil sampel lalu dikumpulkan, setelah cukup banyak baru
dibawa ke laboratorium untuk diperiksa atau jumlah sampel pemeriksaan yang
terlalu banyak sehingga pengulangan pemeriksaan terjadi penundaan, bisa juga
karena alat rusak atau masih dikalibrasi, atau pada saat pemadaman listrik dan
pergantian jam kerja (Bontang,2012).
3

B. TUJUAN
Untuk mengetahui nilai eritrosit rata- rata (MCV)

C. MANFAAT
1. Dapat mengetahui indeks rata- rata eritrosit
2. Untuk mengetahui adanya kelainan pada MCV
3. Mengetahui faktor penyebab MCV
4. Mengetahui gejala – gejala dan kelainan darah pada MCV
4

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Mean Corpuscular Volume atau MCV adalah ukuran atau volume rata-rata
sel darah merah pada tubuh manusia. Kadar MCV bisa diketahui melalui tes darah
lengkap (complete blood count / CBC) yang digunakan untuk mengukur
berbagai komponen darah, termasuk sel darah merah.

Mengetahui nilai MCV dapat bermanfaat untuk mendiagnosis atau


memantau kelainan sel darah merah. Pada pembahasan ini kita akan mengetahui
berapa nilai MCV normal, kondisi yang dapat menyebabkan MCV abnormal serta
bagaimana mengobati kelainan-kelainannya.

Darah kita mengandung sel darah putih (leukosit), sel darah merah


(eritrosit) dan trombosit serta plasma, sebagai komponen utamanya.Sel darah
merah berbentuk gepeng (piringan) dan mengandung molekul yang disebut
hemoglobin (Hb).

Hemoglobin inilah yang memberikan warna merah pada eritrosit dan


membantu membawa oksigen dari paru-paru ke sel-sel tubuh di tempat yang
dibutuhkan.Agar bekerja efektif, maka sel darah merah harus memiliki volume
atau ukuran yang tepat.
5

B. NILAI NORMAL MCV

Volume sel darah merah atau MCV normal pada orang dewasa adalah
sekitar 80 - 100 fL.

Tabel nilai normal MCV berdasarkan usia

USIA MCV NORMAL

DEWASA 80-100 fL

BAYI BARU LAHIR 98-122 Fl

ANAK USIA 1-3 TAHUN 73-101 Fl

ANAK USIA 4-5 TAHUN 72-88 fL

ANAK USIA 6-10 TAHUN 69-93 fL

* fL adalah Femtoliter, unit di mana MCV diukur. 1 fL setara dengan


0.0000000000000001 liter.

Meskipun sebagian besar laboratorium modern dapat menentukan MCV


secara langsung selama tes darah, namun nilai MCV juga dapat dihitung dari nilai
hematokrit dibagi dengan jumlah sel darah merah.

6
Indeks Eritrosit atau Mean Cospuscular Value adalah suatu nilai rata-rata
yang dapat memberi keterangan mengenai rata-rata eritrosit dan mengenai
banyaknya hemoglobin per-eritrosit.

Pemeriksaan Indeks eritrosit digunakan sebagai pemeriksaan penyaring


untuk mendiagnosis terjadinya anemia dan mengetahui anemia berdasarkan
morfologinya (Gandasoebrata R,2013).

MCV atauVER
MCV (Mean Corpuscular Volume) atau VER (Volume Eritrosit Rata-
rata) adalah volume rata-rata sebuah eritrosit yang dinyatakan dengan satuan
femtoliter (fl). Rumus perhitungannya :
Nilai Hematokrit (Vol%)

MCV = x 10

Jumlah Eritrosit (juta/ul)

Nilai normal MCV = 82 – 92 fl. Penurunan MCV terjadi pada pasien


anemia mikrositik, defisiensi besi, arthritis rheumatoid, thalasemia, anemia sel
sabit, hemoglobin C, keracunan timah dan radiasi. Peningkatan MCV terjadi
pada pasien anemia aplastik, anemia hemolitik, anemia penyakit hati kronik,
hipotiridisme, efek obat vitamin B12, anti konvulsan dan anti metabolik
(Gandasoebrata R, 2013).

7
C. MENGAPA MEMERLUKAN TES DARAH MCV

Dokter atau penyedia layanan kesehatan umumnya


menganjurkan pemeriksaan darah lengkap yang di dalamnya mencakup tes MCV
sebagai bagian dari pemeriksaan rutin.Di samping itu, pemeriksaan darah ini juga
dianjurkan ketika seseorang dicurigai memiliki gejala kelainan darah.

D. GEJALA-GEJALA KELAINAN DARAH

1. Kelelahan.
2. Lemas.
3. Pendarahan atau memar yang tidak biasa.
4. Tangan dan kaki dingin.
5. Kulit pucat.

E. KELAINAN PADA MCV

Ketika pemeriksaan darah lengkap selesai dilakukan, maka setidaknya


hasil yang keluar adalah nilai dari MCV, Hemoglobin, jumlah sel darah putih, dan
kadar trombosit.Kadar hemoglobin (Hb) akan menunjukkan adanya anemia atau
tidak, dan hasil tes MCV darah akan memberikan informasi lebih lanjut. Nilai
MCV sangat membantu dalam memberikan informasi jenis anemianya.

MCV rendah menunjukkan bahwa volume sel darah merah di bawah


normal, suatu kondisi yang disebut sebagai Microcytosis (sel kecil).Eritrosit yang
terlalu kecil berarti hanya mampu membawa oksigen dalam jumlah yang sedikit,
sehingga menyebabkan tubuh lemas atau mudah lelah.

8
MCV tinggi menunjukkan bahwa volume sel darah merah di atas normal
alias terlalu besar, suatu kondisi yang disebut Macrocytosis (sel besar). Bila sel
terlalu besar, maka eritosit akan mudah pecah saat melewati kapiler kecil yang
mengalirkan darah ke sel-sel tubuh.

F. PENYEBAB TINGGI RENDAHNYA MCV

1. PENYEBAB MCV TINGGI

Penyebab umum MCV tinggi pada hasil pemeriksaan darah lengkap yaitu:

a. Kekurangan vitamin B12.


b. Defisiensi asam folat.
c. Konsumsi Alkohol berlebhan.

Berikut penjelasannya:

a. Kekurangan Vitamin B12

Vitamin B12 diperlukan untuk pembentukan sel darah merah


dengan tepat. Jika kadar vitamin kurang, entah itu karena kurangnya
asupan makanan atau simpanan dalam tubuh yang menipis, maka bisa
menyebabkan MCV tinggi.

Untuk mengetahui hal ini, dokter dapat dengan mudah meminta tes
darah sederhana untuk mengukur jumlah vitamin B12 dalam
darah.Defisiensi vitamin B12 dapat diatasi dengan berbagai cara sebagai
berikut:
9

1) Jika disebabkan oleh diet yang buruk atau penggunaan alkohol


berlebihan, pengobatannya adalah dengan menggunakan tablet oral
vitamin B12, yang disebut sianokobalamin.
2) Jika disebabkan oleh faktor intrinsik atau kelainan tubuh, maka
diperlukan vitamin B12 dalam bentuk injeksi.

b. Defisiensi Asam Folat

Asam folat atau folat, juga diperlukan untuk produksi energi dan
pembentukan sel darah merah.Zat ini juga membantu membangun sistem
kekebalan tubuh kita dengan memperkuat produksi sel darah putih.Bahkan
asam folat diperlukan untuk reproduksi semua sel dalam tubuh.

Kurangnya jumlah asupan folat dalam makanan atau akibat


penggunaan obat seperti metotreksat atau hidroksiurea dapat
menyebabkan Macrocytosis. Jika sudah terbukti dari hasil pemeriksaan
bahwa kadar asam folat Anda rendah, maka terapi penggantian tablet asam
folat 5mg, yang diminum sekali sehari selama 4 bulan biasanya cukup
untuk mengatasinya.

c. Kelebihan Alkohol

Tubuh kita membutuhkan banyak vitamin B untuk metabolisme


alkohol. Begitu jumlah konsumsi alkohol berlebihan dalam waktu lama,
maka tentu saja akan menyebabkan tubuh kekurangan vitamin B12. Inilah
yang kemudian menyebabkan pembentukan sel darah merah yang besar
seperti dijelaskan sebelumnya.
10

2. APA PENYEBAB MCV RENDAH

Jika melihat data statistik, MCV rendah lebih umum terjadi dibanding MCV
tinggi. Berikut adalah penyebab umum MCV rendah:

a. Kehilangan darah kronis


b. Anemia Defisiensi Besi
c. Thalassemia

Berikut penjelasannya:

a. Kehilangan darah kronis

Kehilangan darah kronis sangat umum terjadi, terutama pada


wanita dengan menstruasi lama atau berat. Umumnya kondisi ini disertai
dengan kadar zat besi yang rendah dalam darah.

Kehilangan darah kronis juga bisa timbul dari perdarahan dari


bagian usus manapun.Misalnya pendarahan lambung atau duodenum
akibat ulkus, bisa juga timbul dari kehilangan darah kronis akibat wasir
(ambeien).

b. Anemia Defisiensi Besi

Zat besi adalah bahan penting yang dibutuhkan untuk membuat


hemoglobin.Kadar zat besi yang rendah dalam darah dapat menyebabkan
pembentukan sel darah merah yang berukuran kecil, hasilnya tes darah
MCV menjadi rendah.
11

Kekurangan zat besi dapat terjadi akibat:

1) Asupan dari makanan yang kurang.


2) Kehilangan darah akibat perdarahan menstruasi yang berat.
3) Pendarahan usus - misalnya akibat cacing tambang atau schistosomiasis,
ulkus, wasir, penggunaan aspirin jangka panjang.
4) Makanan tinggi fosfor.
5) Penyerapan makanan yang kurang optimal.
6) Konsumsi teh dan kopi berlebih.

c. Thalassemia

Thalassaemia adalah kondisi yang diwariskan dimana tubuh tidak


mampu menghasilkan komponen merah darah yang disebut hemoglobin
dengan benar.Kegagalan untuk mensintesis globin ini menyebabkan
produksi sel darah merah berukuran kecil, menyebabkan MCV
rendah.Umur erotrosit juga menjadi pendek, ini pulalah yang
menyebabkan anemia.

Pengobatan biasanya dilakukan dengan transplantasi sumsum


tulang khususnya pada kasus yang parah.Menghindari suplemen zat besi
juga menjadi suatu keharusan, karena hal ini dapat menyebabkan
kelebihan zat besi dan kerusakan organ.
12

Penyakit yang dapat menyebabkan MCV tinggi:

1. Penyakit hati.
2. Hypothyrodism - tingkat tiroid rendah (myxoedema).
3. Anemia pernicious (sama dengan defisiensi B12).
4. Anemia aplastik.
5. Penyakit paru hipoksia.
6. Myelodysplasia.
7. Setelah Transplantasi Ginjal.
8. Penggunaan obat sitotoksik.

Penyakit yang dapat menyebabkan MCV rendah:

1. Penyakit celiac.
2. Penyerapan usus buruk.
3. Anemia sideroblastik.
4. Kekurangan enzim sel darah merah.
5. Gangguan makan - anoreksia nervosa, bulimia.
6. Obat yang menghambat penyerapan, seperti metformin.
7. Toksisitas timah dan beberapa toksisitas logam berat.

Jika kadar MCV tidak dalam kisaran normal, tidak berarti Anda memiliki
masalah medis yang memerlukan perawatan. Pola makan, tingkat aktivitas, obat-
obatan, siklus menstruasi pada wanita, dan hal lainnya dapat mempengaruhi hasil
pemeriksaan.Oleh sebab itu, berkonsultasilah dengan dokter untuk mengetahui
arti dari hasil pemeriksaan darah Anda.
13

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Mean Corpuscular Volume atau MCV adalah ukuran atau volume rata-rata
sel darah merah pada tubuh manusia. Kadar MCV bisa diketahui melalui tes darah
lengkap (complete blood count / CBC) yang digunakan untuk mengukur
berbagai komponen darah, termasuk sel darah merah.

MCV rendah menunjukkan bahwa volume sel darah merah di bawah


normal, suatu kondisi yang disebut sebagai Microcytosis (sel kecil).

MCV tinggi menunjukkan bahwa volume sel darah merah di atas normal
alias terlalu besar, suatu kondisi yang disebut Macrocytosis (sel besar).

B. SARAN

semoga kedepannya mahasiswa analis kesehatan segera dapat melakukan


praktikum untuk lebih mengetahui cara pemeriksaan eritrosit pada darah.
14

DAFTAR PUSTAKA

repository.unimus. (2005). Pemeriksaan indeks eritrosit.

http://repository.unimus.ac.id/466/3/FILE%20BAB%20II.pdf

https://www.honestdocs.id/mcv

Ismael Sofyan, Sastroasmoro Sudigdo, penyunting. Dasar –dasar metodologi


penelitian klinis. Edisi ke-2. Jakarta: Sagung Seto; 2002: 259-269

21. Javed MT, Abbas N, Hussain R, Zahoor T. A study on iron deficiency anemia and
hematological differences around delivery in women of differentsocio-economic and
age groups.

Medical Journal of Islamic Academy of Sciences 2001 14(4): 151-160.

Anda mungkin juga menyukai