HEMATOLOGI II
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha-Esa, yang telah
makalah yang bejudul ”Memahami Jumlah Retikulosit” ini tepat pada waktunya..
Adapun tujuan dari tugas makalah ini adalah untuk menuntaskan dan memenuhi
tugas dari dosen Pak Abdul Rivai S . Dunggio, A.Kp., M.Kes. pada Mata Kuliah
Hematologi II. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
Kami mengucapkan terima kasih kepada Pak Abdul Rivai S . Dunggio, A.Kp.,
M.Kes selaku Dosen Mata kuliah Hematologi II, yang telah memberikan tugas ini
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
walaupun makalah kami jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang
membacanya.
KATA PENGANTAR.....................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................5
C. Tujuan...................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................6
A. Retikulosit..............................................................................................................6
B. Spesimen Yang Digunakan..................................................................................7
C. Nilai Rujukan Retikulosit.......................................................................................7
D. Masalah Klinis.......................................................................................................8
E. HITUNG RETIKULOSIT........................................................................................9
F. Kesalahan yang dapat terjadi pada saat pemeriksaan jumlah retikulosit.........12
BAB III PENUTUP......................................................................................................14
A. Kesimpulan..........................................................................................................14
B. Saran....................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemeriksaan laboratorium kesehatan merupakan pelayanan
kesehatan yang diperlukan dalam upaya peningkatan kesehatan. Hasil
pemeriksaan laboratorium untuk penetapan diagnosis, pemberian
pengobatan, dan pemantauan hasil pengobatan, oleh karena itu hasil
pemeriksaan laboratorium harus terjamin mutunya (Muttaqin,2009).
Pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium kesehatan salah satunya
adalah pemeriksaan hitung retikulosit. Retikulosit adalah sel eritrosit muda
yang masih memiliki sisa – sisa ribosom dan RNA (Ribonucleid acid) yang
disebut retikulum. Ribosom mempunyai kemampuan untuk bereaksi dengan
pewarna tertentu seperti Brilliant Cresyl Blue atau New Methylene Blue untuk
membentuk endapan granula atau filamen yang berwarna biru. Reaksi ini
hanya terjadi pada pewarnaan terhadap sel yang masih hidup dan tidak
difiksasi sehingga disebut pewarnaan supravital. Pemeriksaan hitung
retikulosit dalam darah tepi sangat penting karena merupakan indikator
produktifitas dan aktivitas pembentukan eritrosit di sumsum tulang. Jumlah
retikulosit meningkat pada saat sumsum tulang menjadi sangat aktif
memproduksi eritrosit seperti pada keadaan pendarahan, menstruasi pada
wanita dan penderita anemia (Riswanto, 2013).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan retikulosit ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari retikulosit.
PEMBAHASAN
A. Retikulosit
Retikulosit merupakan eritrosit muda yang telah kehilangan inti sel dan
masih mengandung sisa RNA serta masih tetap mensintesis hemoglobin
yang selanjutnya mengalami pematangan selama 1-2 hari dalam darah tepi
untuk menjadi eritrosit dewasa. Ukuran diameternya 8-9 mikron dan didalam
sitoplasmanya terdapat sisa-sisa inti yang tersusun secara retikulair.
Retikulosit mudah dikenal karena didalam sitoplasmanya masih terdapat sisa
RNA. Polikromatofilia yang menunjukkan warna kebiru-biruan dan bintik bintik
basofil pada eritrosit, sebenarnya disebabkan oleh bahan ribosom. Retikulum
tersebut hanya dapat tercatat dalam retikulosit.
Banyak retikulum tergantung pada umur retikulosit yaitu makin muda
makin banyak, makin tua makin kurang retikulumnya.Retikulosit dapat
dibedakan dari eritrosit matang dengan pewarnaan Wright karena berukuran
lebih besar dan berwarna lebih biru dari pada eritrosit (Widman FK, 2000).
Dalam keadaan normal jumlah retikulosit didalam darah perifer hanya
1-2%. Sediaan hapus darah perifer dengan perwarnaan supravitural yang
memberi warna biru pada setiap RNA dalam sel darah merah yang imatur.
Sel-sel ini seperti kelihatan memiliki jala-jala atau retikulum didalamnya, oleh
karena itu dinamakan retikulosit. Sisa RNA menghilang setelah satu atau dua
hari pertama setelah sel berada diluar sumsum tulang dan sel itu menjadi sel
darah merah (Moore, 2003).
Retikulosit merupakan eritosit muda, jumlah retikulosit dalam darah
menunjukan peningkatan eritrosit selama jumlah retikulosit dalam sumsum
tulang tidak berkurang. Hitung retikulosit yang tinggi dalam darah yang diikuti
oleh penurunan jumlah retikulosit dalam sumsum tulang menunjukan
pengeluaran sel-sel tersebut yang lebih cepat kedalam sirkulasi tanpa
peningkatan pembentukan retikulosit dalam sumsum tulang (Carneiro, 2001).
Retikulosit adalah sel darah merah yang belum masak, umumnya lebih
besar dari sel darah merah masak. Retikulosit didalam darah 0,5-2% dari
jumlah sel darah merah total. Bayi yang baru lahir, normal hitung retikulosit
berkisar 2-6% pada saat kelahiran dan menurunya kadar dewasa dalam 1-2
minggu. Orang dewasa sekitar 2 juta sel darah merah baru diproduksi setiap
detik. Seiring dengan pematangan diperlukan waktu beberapa hari untuk sel
berisihemoglobin ini menyingkirkan RNA sitoplasma setelah nuhcleus
dikeluarkan. Selama fase terakhir pematangan retikulosit yang berisi RNA
berukuran sedikit lebih besar dari sel matang (Sacher & Mcpherson, 2004).
1. Pembuluh Vena
Pembuluh balik atau vena adalah pembuluh yang membawa darah
menuju jantung. Darahnya banyak mengandung karbon dioksida.
Umumnya terletak dekat permukaan tubuh dan tampak kebiru-biruan.
Dinding pembuluhnya tipis dan tidak elastis. jika diraba, denyut jantungnya
tidak terasa. Pembuluh vena mempunyai katup sepanjang pembuluhnya.
Katup ini berfungsi agar darah tetap mengalir satu arah. Dengan adanya
katup tersebut, aliran darah tetap mengalir menuju jantung. Jika vena
terluka, darah tidak memancar tetapi merembes.
2. Pembuluh Kapiler
D. Masalah Klinis
Peningkatan jumlah retikulosit yang disertai kadar HB normal
mengindikasikan adanya penghancuran atau penghilangan eritrosit
berlebihan yang diimbangi dengan peningkatan sum-sum tulang. Peningkatan
retikulosit disertai dengan kadar HB yang rendah menunjukkan bahwa respon
tuubuh terhadap anemia tidak adekuat. Penyakit yang disertai peningkatan
jumlah retikulosit antara lain anemia hemolitik, anemia sel sabit, talasemia
mayor, eritroblastik feotalis, HB C dan D positif, kehamilan, dan kondisi paska
pendarahan berat.
1. Peningkatan Retikulosit
a) Anemia hemolitik
c) Thalassemia Mayor
d) Eritroblastik feotalis
e) Hemoglobin c
g) Pendarahan hebat
2. Penurunan retikulosit
a) Anemia Pernisiosa
c) Anemia aplastic
E. HITUNG RETIKULOSIT
Retikulosit adalah eritrosit muda yang sitoplasmanya mengandung
sisa-sisa ribosom dan RNA yang berasal dari sisa inti. Ribosom mempunyai
kemampuan untuk bereaksi dengan cat tertentu seperti Brilliant Cresyl Blue
atau New Methylene Blue untuk membentuk endapan granula atau filamen
yang berwarna biru. Reaksi ini hanya terjadi pada pewarnaan terhadap sel
yang masih hidup dan tidak difiksasi, oleh karena itu disebut pewarnaan
Supravital. Retikulosit paling muda (imature) mengandung ribosome
terbanyak, sebaliknya retikulosit tua hanya mempunyai beberapa titik
ribosom.
Ada dua macam cara pemeriksaan retikulosit yang dapat digunakan yaitu :
1. Sediaan kering
2. Sediaan basah
1. Pra Analitik
a) Persiapan pasien
b) Persiapan sampel
c) Prinsip :
2) Pipet
4) Mikroskop.
NaCl 99 mL
NaCl 0,8 g
Aquadest 100 mL
2. Analitik
a) Sediaan kering
Jumlah Retikulosit
Hitung Retikulosit = × Hitung retikulosit
Jumlah Eritrosit
1000
Jumlahretikulosit ( % )= × 76=38 permil
2000
3. Pasca Analitik
a) Penulisan hasil.
b) Interpretasi hasil.
c) Pelaporan hasil.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Retikulosit merupakan eritrosit muda yang telah kehilangan inti sel dan
masih mengandung sisa RNA serta masih tetap mensintesis hemoglobin
yang selanjutnya mengalami pematangan selama 1-2 hari dalam darah tepi
untuk menjadi eritrosit dewasa. Ukuran diameternya 8-9 mikron dan didalam
sitoplasmanya terdapat sisa-sisa inti yang tersusun secara retikulair.
Retikulosit mudah dikenal karena didalam sitoplasmanya masih terdapat sisa
RNA.
Sampel darah yang digunakan untuk hitung retikulosit adalah darah
kapiler atau vena, dengan antikoagulan (EDTA) atau tanpa antikoagulan
(segar). nilai rujukan dari retikulosit adalah:
Ada dua macam cara pemeriksaan retikulosit yang dapat digunakan yaitu :
5. Sediaan kering
6. Sediaan basah
Jumlah Retikulosit
Hitung Retikulosit = × Hitung retikulosit
Jumlah Eritrosit
Kesalahan yang dapat terjadi dalam pemeriksaan jumlah retikulosit
cara manual (supravital) terbagi dalam tiga tahap, yaitu pra analitik, analitik
dan pasca analitik.
B. Saran
Hematologi mengenai Retikulosit yang telah disajikan dalam makalah
ini, dapat dijadikan bahan pembelajaran ataupun tambahan wawasan bagi
pembaca sehingga dapat membedakannya dan dapat menerapkanya secara
tepat.
DAFTAR PUSTAKA