Anda di halaman 1dari 5

HEMATOLOGI

PERHITUNGAN RETICULOCYTE PRODUCTION INDEX (RPI)

Dosen Pembimbing :

Dr. drg. I Gusti Agung Ayu Dharmawati, M. Biomed

Oleh :

Luh Prapti Pratiwi Dewi

P07134019064

IIIB

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Politeknik Kesehatan Denpasar

Jurusan Teknologi Laboratorium Medis

Tahun 2020
I. Pemeriksaan Retikulosit
Retikulosit adalah eritrosit muda yang sitoplasmanya mengandung sisa-sisa
ribosom dan RNA yang berasal dari sisa inti. Ribosom mempunyai kemampuan
untuk bereaksi dengan cat tertentu seperti Briliant Cresyl Blue atau New
Methylene Blue untuk membentuk endapan granula atau filament yang berwarna
biru. Reaksi ini hanya terjadi pada pewarnaan terhadap sel yang masih hidup dan
tidak difiksasi, oleh karena itu disebut pewarnaan supravital. Retikulosit paling
muda mengandung ribosom terbanyak, sebaliknya retikulosit tua hanya
mempunyai beberapa titik ribosom. Banyaknya retikulosit dalam darah tepi
menggambarkan aktivitas eritopoesis yang hampir akurat. Hitung retikulosit
dinyatakan sebagai persentase jumlah retikulosit per 1000 eritrosit.
Pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa retikulosit didasarkan pada
temuan adanya protein RNA pada sitoplasma dari retikulosit. Sejak tahun 1940
sampai awal 1980 pemeriksaan retikulosit seluruhnya ditentukan dengan
pemeriksaan mikroskop pada hapusan darah tepi, dimana retikulosit diwarnai
dengan pewarna supravital walaupun metode ini relatif tidak akurat. Namun sejak
tahun 80an mulai dikembangkan pemeriksaan yang lebih canggih, lebih cepat,
lebih akurat yaitu flowcytometer yang menggunakan pewarna yang berfloresensi
spesifik dengan RNA.
Hitung retikulosit merupakan komponen esensial dari pemeriksaan darah
lengkap dan berperan penting pada klasifikasi jenis anemia. Ada 2 cara untuk
menghitung retikulosit di darah tepi. Cara manual yaitu dengan menghitung
retikulosit pada gambaranh darah tepi yang diwarnai dengan pewarna biru
metilen. Pewarna ini akan mengendapkan dan mewarnai RNA sehingga sel
retikulosit dapat dikenal diantara sel darah merah matang lainnya dan retikulosit
dihitung dengan membandingkan jumlah retikulosit dengan sekitar 1000 sel darah
merah. Hasil hitungan ini dinyatakan dalam persentase yang harga normalnya
berkisar antara 1-2%. Sedangkan cara lainnya adalah dengan memakai alat
flowcytometer. Dengan cara ini disamping hitung retikulosit juga dapat dikenal
tingkat pematangan retikulosit yaitu dengan melihat jumlah kandungan RNA dari
sel tersebut. Makin banyak jumlah RNA maka makin muda sel retikulosit
tersebut.
Untuk dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur tingkat produksi sel
darah merah oleh sumsum tulang maka hasil perhitungan retikulosit tersebut harus
dilakukan koreksi terhadap kadar hemakocrit pasien yang bersangkutan dan
koreksi terhadap efek dari eritropoietin terhadap proses pelepasan retikulosit muda
dari sumsum tulang ke darah tepi. Pada kebanyakan laboratorium biasanya secara
otomatis dilakukan koreksi dengan jumlah absolut sel darah merah sehingga
didapatkan jumlah absolut dari retikulosit, atau dengan mengalikan dengan fraksi
hematokrit pasien dengan hematokrit normal (45%) sehingga didapatkan Indeks
Produksi Retikulosit (RPI). RPI adalah angka yang menunjukkan produksi
eritrosit oleh sumsum tulang pada pasien yang menderita anemia. Indeks ini
digunakan untuk mengukur tingkat produksi eritrosit oleh sumsum tulang.
Banyaknya retikulosit dalam darah tepi menggambarkan eritropoesis yang hampir
akurat. Peningkatan jumlah retikulosit di darah tepi menggambarkan produksi
eritrosit meningkat dalam sumsum tulang. Sebaliknya, hitung retikulosit yang
rendah terus menerus dapat mengindikasikan keadaan hipofungsi sumsum tulang
atau anemia aplastik. Indeks produksi retikulosit bermanfaat untuk menentukan
klasifikasi fungsional anemia.
Nilai rujukan = 0,5-1,5%
Hitung retikulosit meningkat pada : perdarahan akut, hemolysis
RPI < 2 % = kegagalan sumsum tulang membentuk eritrosit
RPI 2-3% = respons baik terhadap anemia hemolitik
RPI > 3% = hiperproliferasi
II. Rumus Perhitungan
Rumus Perhitungan :
Koreksi jumlah retikulosit = % Retikulosit x ( HCT Penderita )
HCT Normal

Absolute Reticulocyte Count (ARC) = % Retikulosit x RBC

Reticulocyte Production Index (RPI) = Jumlah retikulosit yang terkoreksi

Waktu maturasi

III. Contoh Perhitungan


Soal :
Seorang pasien dengan kadar hematokrit 22% ditemukan dengan kadar
retikulosit sebesar 6% dengan jumlah sel darah merah absolut 2,6 x 10,6.
Berapakah nilai koreksi retikulosit dan nilai RPI nya?
Jawaban :

 Koreksi jumlah retikulosit = % Retikulosit x ( HCT Penderita )


HCT Normal
= 6% x 22
45
= 3%
 Absolute Reticulocyte Count (ARC) = % Retikulosit x RBC
= 6% X 2,6 X 10,6
= 156, 00 retikulosit/ul
 RPI = Jumlah retikulosit yang terkoreksi
Waktu maturasi
= 3%
2
= 1,5%
Pada kasus ini didapatkan bahwa indeks produksi retikulosit yaitu 1,5%. Dimana
nilai RPI dibawah 2% yang merupakan indikasi adanya kegagalan sumsum tulang
dalam produksi eritrosit.
Daftar Pustaka

1. Suega Ketut. (2010). APLIKASI KLINIS RETIKULOSIT. J Peny Dalam, Volume 11


Nomor 3 September 2010.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/jim/article/view/3900/2893 (diakses pada tanggal 8
September 2020)
2. Mansyur Arif. (2015). Penuntun Praktikum Hematologi.
https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2015/04/MANUAL-CSL-1-
HEMATOLOGI-2.pdf (diakses pada tanggal 8 September 2020)
3. N. Dearasi Deby NF. (2015). Universitas Lampung, Indeks Produksi Retikulosit
Sebagai Diagnosis Dini Anemia Aplastik.
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/1448/1283 (diakses
pada tanggal 8 September 2020)

Anda mungkin juga menyukai