Anda di halaman 1dari 4

1.

PEMERIKSAAN RETIKULOSIT

I. HARI/TANGGAL : Senin, 13 mei 2019

II. TUJUAN : Untuk mengetahui jumlah retikulosit dalam darah


dengan satuan % / 1000 Eritrosit.

III. PRINSIP : Darah ditambahkan EDTA kemudian ditambahkan


BCB kemudia dibuat sediaan apus tipis dan dihitung sel sel retikulosit dalam 1000
eritrosit

IV. DASAR TEORI :


Retikulosit adalah eritrosit muda yang sitoplasmanya masih mengandung sejumlah
besar sisa-sisa ribosome dan RNA yang berasal dari sisa inti dari bentuk penuh pendahulunya.
Ribosome mempunyai kemampuan untuk bereaksi dengan pewarna tertentu seperti brilliant cresyl
blue atau new methylene blue untuk membentuk endapan granula atau filamen yang berwarna biru.
Reaksi ini hanya terjadi pada pewarnaan terhadap sel yang masih hidup dan tidak difiksasi. Oleh
karena itu disebut pewarnaan supravital.
Retikulosit paling muda (imatur) adalah yang mengandung ribosome terbanyak, sebaliknya
retikulosit tertua hanya mempunyai beberapa titik ribosome. Pada pewarnaan Wright retikulosit
tampak sebagai eritrosit yang berukuran lebih besar dan berwarna lebih biru daripada eritrosit.
Retikulum terlihat sebagai bintik-bintik abnormal. Polikromatofilia yang menunjukkan warna
kebiru-biruan dan bintik-bintik basofil pada eritrosit, sebenarnya disebabkan oleh bahan ribosome
tersebut.

Hitung retikulosit merupakan indikator aktivitas sumsum tulang dan digunakan untuk
mendiagnosis anemia. Banyaknya retikulosit dalam darah tepi menggambarkan eritropoesis yang
hampir akurat. Peningkatan jumlah retikulosit di darah tepi menggambarkan akselerasi produksi
eritrosit dalam sumsum tulang. Sebaliknya, hitung retikulosit yang rendah terus-menerus dapat
mengindikasikan keadan hipofungsi sumsum tulang atau anemia aplastik.

V. ALAT DAN BAHAN :


Alat :
 Bilik hitung
 Mikropipet
 Objek glass
 Tabung reaksi

Bahan :
 Darah EDTA
 Reagen BCB / Toulidin blue
 Sampel Darah

VI. CARA KERJA :


1. 1000 mikronliter darah dimasukan kedalam tabung reaksi
ditambah 50 mikronliter larutan toulidin blue , homogenkan
2. Didiamkan selama 15 – 20 menit
3. Dibuat sediaan apus , dan biarkan kering
4. Hitung jumlah retikulosit dibawah mikroskop dengan perbesaran
1000x
VII. NILAI NORMAL :

1. Dewasa : 0.5 - 1.5 %


2. Bayi baru lahir : 2.5 - 6.5 %
3. Bayi : 0.5 - 3.5 %
4. Anak : 0.5 - 2.0 %

VIII. DATA PENGAMATAN :

Lapang pandang 1 2 3 4 5 6 Jumlah


Eritrosit 105 132 215 178 143 167 940
Retikulosit 0 2 1 1 0 1 5

IX. PERHITUNGAN :

940
% Retikuosit = 1000 𝑥 5 = 0,47%

X. PEMBAHASAN :
Ribosome mempunyai kemampuan untuk bereaksi dengan pewarna tertentu
seperti brilliant cresyl blue atau new methylene blue untuk membentuk endapan
granula atau filamen yang berwarna biru. Reaksi ini hanya terjadi pada pewarnaan
terhadap sel yang masih hidup dan tidak difiksasi. Oleh karena itu disebut
pewarnaan supravital. Retikulosit paling muda (imatur) adalah yang mengandung
ribosome terbanyak, sebaliknya retikulosit tertua hanya mempunyai beberapa titik
ribosome.
Pada pewarnaan Wright retikulosit tampak sebagai eritrosit yang berukuran lebih
besar dan berwarna lebih biru daripada eritrosit. Retikulum terlihat sebagai bintik-
bintik abnormal. Polikromatofilia yang menunjukkan warna kebiru-biruan dan
bintik-bintik basofil pada eritrosit, sebenarnya disebabkan oleh bahan ribosome
tersebut.
Hitung retikulosit merupakan indikator aktivitas sumsum tulang dan digunakan
untuk mendiagnosis anemia. Banyaknya retikulosit dalam darah tepi
menggambarkan eritropoesis yang hampir akurat. Peningkatan jumlah retikulosit di
darah tepi menggambarkan akselerasi produksi eritrosit dalam sumsum tulang.
Sebaliknya, hitung retikulosit yang rendah terus-menerus dapat mengindikasikan
keadan hipofungsi sumsum tulang atau anemia aplastik.

 Penurunan jumlah Retikulosit : Anemia (pernisiosa, defisiensi asam folat, aplastik, terapi
radiasi, pengaruh iradiasi sinar-X, hipofungsi adrenokortikal, hipofungsi hipofisis anterior,
sirosis hati (alkohol menyupresi retikulosit)
 Peningkatan jumlah Retikulosit : Anemia (hemolitik, sel sabit), talasemia mayor,
perdarahan kronis, pasca perdarahan (3 - 4 hari), pengobatan anemia (defisiensi zat besi,
vit B12, asam folat), leukemia, eritroblastosis fetalis (penyakit hemolitik pada bayi baru
lahir), penyakit hemoglobin C dan D, kehamilan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi temuan hasil laboratorium :

 Bila hematokritnya rendah maka perlu ditambahkan darah


 Cat yang tidak disaring menyebabkan pengendapan cat pada sel-sel eritrosit sehingga
terlihat seperti retikulosit
 Menghitung di daerah yang terlalu padat
 Peningkatan kadar glukose akan mengurangi pewarnaan

XI. KESIMPULAN : Dari hasil praktikum kali ini pemeriksaan retikulosit


didapatkan hasil jumlah retikulosit sebesar 4,7% / 1000 eritrosit

XII. DAFTAR PUSTAKA :


 Gandasoebrata, R. 1967. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat.
Jakarta.
 Pearce, E.,2004. Anatomi dan Fisiologi Manusia Untuk Paramedis.
Gramedia pustaka utama.jakarta

Anda mungkin juga menyukai