Sel eritrosit merupakan sel darah yang mempunyai tugas utama membawa oksigen dari
paru-paru ke seluruh tubuh. Pada keadaan hipoksia, tubuh akan terstimulus untuk membentuk sel
eritrosit. Sel eritrosit dibentuk di sumsum tulang melalui proses pematangan sel dari proeritroblast
hingga terbentuk eritrosit. Retikulosit adalah eritrosit muda yang sitoplasmanya masih
mengandung sejumlah besar sisa-sisa ribosom dan RNA yang berasal dari sisa inti dari bentuk
sebelumnya. Ribosom mempunyai kemampuan untuk bereaksi dengan pewarna tertentu seperti
brilliant cresyl blue (BCB) atau new methylene blue (NMB) membentuk endapan granula atau
filamen yang berwarna biru. Reaksi ini hanya terjadi pada pewarnaan terhadap sel yang masih
hidup dan tidak difiksasi, oleh karena itu disebut pewarnaan supravital. Retikulosit paling muda
(imatur) adalah yang mengandung ribosom terbanyak, sebaliknya retikulosit tertua hanya
mempunyai beberapa titik ribosom. Pada keadaan normal, sel retikulosit dapat ditemukan di
peredaran darah sebanyak 2 – 5% pada bayi dan 0,5 – 2,5% pada anak-anak dan dewasa.
Hitung jumlah sel retikulosit dapat dilakukan untuk menilai fungsi sumsum tulang dalam
membentuk sel eritrosit dan menunjang diagnosa anemia. Pada keadaan anemia, tubuh akan
mengkompensasi kebutuhan oksigen dengan membentuk sel eritrosit lebih banyak, dan seringkali
mengeluarkan sel retikulosit dalam jumlah lebih banyak dari normal, agar kebutuhan oksigen tubuh
terpenuhi. Hal ini terjadi apabila sumsum tulang berfungsi dengan baik. Namun apabila sumsum
tulang tidak berfungsi dengan baik, maka pada keadaan anemia jumlah sel retikulosit pada tubuh
akan tetap berada pada nilai normal atau bahkan kurang dari nilai normal.
Jumlah retikulosit dapat menurun pada keadaan anemia aplastik, paparan radiasi, anemia
pernisiosa dan reaksi obat-obatan seperti kloramfenikol, dactinomisin. Jumlah retikulosit dapat
meningkat pada keadaan anemia hemolitik dan kehilangan darah akut serta efek obat-obatan
seperti obat penurun panas.
4. Jelaskan pada kondisi klinis apa saja dapat ditemukan nilai retikulosit di bawah
dan di atas nilai normal
Jawaban :
Dibawah NN (nilai normal) : anemia aplastic, paparan radiasi, anemia pernisiosa dan
reaksi obat-obatan seperti kloramfenikol, dactinomisin.
Diatas NN (nilai normal) : anemia hemolitik dan kehilangan darah akut serta efek
oabt-obatab seperti obat penurun panas.
Jumlah retikulosit dapat menurun pada keadaan anemia aplastik, paparan radiasi,
anemia pernisiosa dan reaksi obat-obatan seperti kloramfenikol, dactinomisin.
Sedangkan Jumlah retikulosit dapat meningkat pada keadaan anemia hemolitik
dan kehilangan darah akut serta efek obat-obatan seperti obat penurun panas.
b. Sediaan kering
Larutan diteteskan ke objek glass lalu dibuat sediaan apus darah. Sediaan apus darah
dibiarkan hingga mengering.