Anda di halaman 1dari 4

DISKUSI PRAKTIKUM HITUNG JUMLAH SEL RETIKULOSIT

1. Jelaskan apakah sel retikulosit


Jawaban :
Retikulosit adalah eritrosit muda yang sitoplasmanya masih mengandung sejumlah
besar sisa-sisa ribosom dan RNA yang berasal dari sisa inti dari bentuk sebelumnya.

Sel eritrosit merupakan sel darah yang mempunyai tugas utama membawa oksigen dari
paru-paru ke seluruh tubuh. Pada keadaan hipoksia, tubuh akan terstimulus untuk membentuk sel
eritrosit. Sel eritrosit dibentuk di sumsum tulang melalui proses pematangan sel dari proeritroblast
hingga terbentuk eritrosit. Retikulosit adalah eritrosit muda yang sitoplasmanya masih
mengandung sejumlah besar sisa-sisa ribosom dan RNA yang berasal dari sisa inti dari bentuk
sebelumnya. Ribosom mempunyai kemampuan untuk bereaksi dengan pewarna tertentu seperti
brilliant cresyl blue (BCB) atau new methylene blue (NMB) membentuk endapan granula atau
filamen yang berwarna biru. Reaksi ini hanya terjadi pada pewarnaan terhadap sel yang masih
hidup dan tidak difiksasi, oleh karena itu disebut pewarnaan supravital. Retikulosit paling muda
(imatur) adalah yang mengandung ribosom terbanyak, sebaliknya retikulosit tertua hanya
mempunyai beberapa titik ribosom. Pada keadaan normal, sel retikulosit dapat ditemukan di
peredaran darah sebanyak 2 – 5% pada bayi dan 0,5 – 2,5% pada anak-anak dan dewasa.

Hitung jumlah sel retikulosit dapat dilakukan untuk menilai fungsi sumsum tulang dalam
membentuk sel eritrosit dan menunjang diagnosa anemia. Pada keadaan anemia, tubuh akan
mengkompensasi kebutuhan oksigen dengan membentuk sel eritrosit lebih banyak, dan seringkali
mengeluarkan sel retikulosit dalam jumlah lebih banyak dari normal, agar kebutuhan oksigen tubuh
terpenuhi. Hal ini terjadi apabila sumsum tulang berfungsi dengan baik. Namun apabila sumsum
tulang tidak berfungsi dengan baik, maka pada keadaan anemia jumlah sel retikulosit pada tubuh
akan tetap berada pada nilai normal atau bahkan kurang dari nilai normal.

Jumlah retikulosit dapat menurun pada keadaan anemia aplastik, paparan radiasi, anemia
pernisiosa dan reaksi obat-obatan seperti kloramfenikol, dactinomisin. Jumlah retikulosit dapat
meningkat pada keadaan anemia hemolitik dan kehilangan darah akut serta efek obat-obatan
seperti obat penurun panas.

LITERATUR : MODUL IBUNYA


2. Jelaskan prinsip pemeriksaan hitung jumlah retikulosit menggunakan larutan
BCB/NMB
Jawaban :
Ribosom dan sisa RNA pada sel retikulosit akan terwanai oleh pewarnaan supravital
New Methylen Blue/Briliant Cresyl Blue. Perhitungan sel dilakukan menggunakan
mikroskop (perbesaran 400x untuk metode basah dan 1000x untuk sediaan kering)
terhadap 1000 sel eritrosit.
LITERATUR : MODUL IBUNYA

3. Jelaskan metode lain pemeriksaan hitung jumlah retikulosit berserta prinsipnya


Jawaban :
• Hitung jumlah sel retikulosit dapat dilakukan menggunakan alat otomatisasi
menggunakan pewarnaan flourocrome dan dihitung menggunakan alat flow cytometer.
Cara lain dapat digunakan pewarnaan non flourecent nucleic acid yang mewarnai RNA
seperti NMB atau oxazine, kemudian retikulosit dideteksi berdasarkan metode
absorbans ataupun light scattering.
(CARI LEBIH JELAS DI GOOGLE UNTUK YANG DI BOLD)
- Metode otomatik :
Darah dengan antikoagulan EDTA dicampur dengan zat warna polimetin yang
ditembak sinar laser, sehingga terjadi fluoresensi yang ditangkap oleh optical
detector blocked. Berdasarkan intensitas cahaya fluorescence yang ditimbulkan
retikulosit dibedakan menjadi retikulosit dengan Low Fluorescence Ratio (LFR),
Middle Fluorescence Ratio (MFR) dan High Fluoreacence Ratio (HFR).
Penjumlahan dari HER dan LFR retikulosit dilaporkan sebagai immature
reticulocyte ratio.

4. Jelaskan pada kondisi klinis apa saja dapat ditemukan nilai retikulosit di bawah
dan di atas nilai normal
Jawaban :
Dibawah NN (nilai normal) : anemia aplastic, paparan radiasi, anemia pernisiosa dan
reaksi obat-obatan seperti kloramfenikol, dactinomisin.
Diatas NN (nilai normal) : anemia hemolitik dan kehilangan darah akut serta efek
oabt-obatab seperti obat penurun panas.
 Jumlah retikulosit dapat menurun pada keadaan anemia aplastik, paparan radiasi,
anemia pernisiosa dan reaksi obat-obatan seperti kloramfenikol, dactinomisin.
 Sedangkan Jumlah retikulosit dapat meningkat pada keadaan anemia hemolitik
dan kehilangan darah akut serta efek obat-obatan seperti obat penurun panas.

LITERATUR : MODUL IBUNYA

5. Jelaskan hal-hal yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan jumlah


retikulosit, baik pada tahap pra analitik, analitik dan paska analitik
Jawaban :
Pra analitik :
- Pengambilan sampel terdapat bekuan atau hemolisis
- Identifikasi pasien seperti jenis kelamin, usia kondisi pasien
- Penanganan sampel
- Mikropipet yang tidak terkalibrasi
- Blue tipe yang kendor atau tidak sesuai dengan ukuran mikropipet
- Tabung reaksi yang tidak bersih
- Reagen yang digunakan sudah expired atau terdapat gumpalan
- Ph zat warna berubah kea rah asam menyebabkan reticulum berbentuk granula
halus, sedangkan larutan zat warna alkalis menyebabkan reticulum berbentuk
noktah-noktah
Analitik :
- Tidak memipet sesuai dengan perbandingan
- Tidak melakukan inkubasi sampel
- Melakukan Teknik pembuatan sampel yg salah seperti sediaan yang di fiksasi atau
dipanaskan
Pasca analitik :
- Salah pelaporan hasil atau perhitungan.
- Kualitas sediaan
- Keterampilan petugas untuk mengidentifikasi dan menghitung jumlah retikulosit
6. Jelaskan perbedaan hitung jumlah retikulosit menggunakan sediaan basah dan
sedian kering.
Jawaban :
 Sediaan basah cara menghitungnya dengan Menghitung jumlah sel retikulosit
per 1000 eritrosit menggunakan mikroskop dengan perbesaran 400x.
 Sediaan kering Menghitung jumlah sel retikulosit per 1000 eritrosit menggunakan
mikroskop menggunakan perbesaran 1000x
atau
 Sediaan kesing dengan lensa objektif 100x, untuk memperkecil lapang
pandang dan mempermudah perhitungan dapat digunakan Teknik Miller
ocular atau menggunakan kertas yang dibolongkan (karena dapat di lihat
eritrosit yang cukup banyak sehingga kemungkinan terjadi kesalahan atau
variasi yang besar dalam perhitungan retikulosit dan eritrosit dapat dihindari)
Perbedannya :
Larutan sampel dapat dibuat sediaan dengan dua cara, yaitu :
a. Sediaan basah
Larutan diteteskan ke objek glass lalu ditutup dengan deck glass. Dibiarkan sesaat sampai
larutan statis (cairan dalam sediaan tidak mengalir).

b. Sediaan kering
Larutan diteteskan ke objek glass lalu dibuat sediaan apus darah. Sediaan apus darah
dibiarkan hingga mengering.

Literature : modul ibunya


7. Bagaimanakah hasil pewarnaan sel retikulosit menggunakan pewarnaan BCB
dan NMB?
Jawaban :
- Pewarnaan NMB : eritrosit berwarna hijau pucat dan retikulosit berwarna biru
kehijauan dengan reticulum berwarna biru gelap.
- Pewarnaan BCB : eritrosit berwarna hijau kebiruan dan reticulum retikulosit
berwarna biru gelap.

Anda mungkin juga menyukai