Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI KLINIS

HITUNG JUMLAH RETIKULOSIT

PROBANDUS
Nama : Metode basah : Sampel A (sdr. T)
Nama : Thoriq Aulia

Umur : Kelas : 3.A2


Jenis Kelamin : Laki-laki

METODE : Metode basah

I. TUJUAN :
Untuk mengetahui jumlah sel retikulosit seseorang terhadap 1000 sel eritrosit yang
dinyatakan dalam %, %o dan sel/μl darah.

II. PRINSIP :
Sel retikulosit adalah eritrosit muda yang mengandung sisa-sisa RNA yang basofilik
(berwarna biru) materi yang berwarna biru itu akan tercat secara supravital oleh suatu
cat tertentu seperti BCB/NMB yang membentuk endapan granula berwarna biru.

III. ALAT dan BAHAN :


Alat : Mikroskop, obyek glass, deck glass, kapas, presiterm, pipet tetes,
tabung reaksi
Bahan : Larutan BCB / NMB, Alkohol 70%, alkohol mikroskop

IV. CARA KERJA :


1. Cara Kerja Metode Basah
1) Siapkan obyek glass bersih, teteskan 1 tetes larutan BCB/NMB ditambah 1
tetes sampel darah
2) Homogenkan antara larutan BCB/NMB dan sampel darah dengan ujung deck
glass
3) Tutup dengan deck glass
4) Periksa dibawah mikroskop, hitung jumlah reticulosit dalam 1000 eritrosit
dengan obyektif 100× dan beri minyak imersi
5) Hitung dalam %, %o dan sel/μl darah
6) Hitung anthal eritrosit

| Laporan Hematologi Klinis |


LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI KLINIS
2. Cara Kerja Metode Kering
1) Masukkan kedalam tabung reaksi kecil 3 tetes darah tambah 3 tetes larutan
BCB/NMB
2) Sebelumnya siapkan presiterm suhu 37℃
3) Inkubasi kedalam presiterm suhu 37℃ selama 30 menit
4) Buat apusan dari larutan tersebut
5) Biarkan kering
6) Periksa dibawah mikroskop, hitung jumlah reticulosit dalam 1000 eritrosit
dengan obyektif 100x dan diberi minyak imersi
7) Hitung dalam %, %o dan sel/μl darah
8) Hitung antal eritrosit kamar hitung

V. NILAI NORMAL :
5 – 15 %o, 0,5 – 1,5 %, 25.000 – 75.000 sel/μl darah

VI. HASIL :
1. Metode Basah
LP 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jml
Sel Reticulosit 1 1 0 2 0 5
Sel Eritrosit 186 197 108 172 245

Hasil Antal eritrosit kamar hitung = × P = 5.380.000 sel/μl darah

%o = × Jumlah sel retikulosit

= 1000× 6
980
= 5 %o

% = × 100

= 5 × 100
1000
= 0,5%

Sel/μl darah = × Anthal eritrosit KH

= 5× 5.380.000
1000

| Laporan Hematologi Klinis |


LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI KLINIS
= 26.900 sel/μl darah

VII. KESIMPULAN :
Metode Basah
Pada pemeriksaan retikulosit metode basah pada sampel probandus yang diperiksa
didapatkan hasil Normal.

VIII. PEMBAHASAN :
Anemia merupakan salah satu jenis kelainan hematologi yang ditandai dengan
penurunan komponen seluler pada darah tepi seperti anemia, leukopenia dan
trombositopenia sebagai akibat penurunan pembentukan sel hematopoitik dalam
sumsung tulang, keadaan ini disebut sebagai pansitopeni (Deby,2015). Anemia dalam
kehamilan masih merupakan masalah kronik di Indonesia terbukti dalam prevalensi
pada wanita hamil sebanyak 63,5%. Dalam empat
tahun terakhir prevalensi anemia tidak menunjukkan penurunan yang cukup bermakna.
Dalam era pembangunan di Indonesia seperti sekarang ini dimana mutu sumber daya
manusia merupakan keadaan yang sangat diprioritaskan maka masalah anemia perlu
mendapat penanganan yang serius (Atik et al, 2016).

Retikulosit merupakan eritrosit muda yang sitoplasmanya mengandung sisa-


sisa ribosom dan RNA yang berasal dari sisa inti dari bentuk normoblas dimana proses
pematangannya di sumsum tulang. Pemeriksaan retikulosit digunakan untuk menilai
aktivitas sumsum tulang dalam memproduksi eritrosit, untuk mengevalusi anemia dan
dilakukan untuk menentukan eritropoesis efektif. (Barbara, 1980; Effendy, 2001).

Hitung retikulosit dilakukan dengan menghitung jumlah retikulosit dalam


darah tepi, yang dinyatakan dalam persentase terhadap seribu eritrosit. Retikulosit
yang mengandung RNA, berukuran sedikit lebih besar dari sel matang, sel ini
mengandung berbagai fragmen mitokondria dan organel lain serta RNA ribosomal.
Dalam keadaan normal jumlah retikulosit di darah perifer hanya 1 sampai 2%. Sediaan
apus darah perifer kemudian dipulas dengan pewarnaan supravital yang memberi
warna biru pada setiap RNA dalam sel darah merah yang immatur, sel seperti ini

| Laporan Hematologi Klinis |


LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI KLINIS
kelihatan memiliki jala-jala atau reticulum didalamnya. (Jones, 1995).

Pewarnaan yang digunakan untuk pemeriksaan retikulosit adalah zat warna


khusus yaitu Brilliant Cresyl Blue (BCB) atau dengan New Methylene Blue. Dengan
Brilliant Cresyl Blue, retikulosit berwarna biru tua dengan struktur retikulum yang
lebih terang, sedangkan dengan New Methylene Blue retikulosit berwarna biru pucat
kehijauan dengan struktur reticulum biru kehitaman. Sampel darah untuk pemeriksaan
retikulosit adalah darah segar karena umur retikulosit yang pendek. (Effendy, 2001 ;
Gandrasoebrata-R, 1992).
Penyakit yang disertai dengan peningkatan jumlah retikulosit antara lain
anemia hemolitik, anemia sel sabit, talasemia mayor, leukemia, eritroblastik feotalis,
HBC, kehamilan dan kondisi pasca perdarahan berat. Peningkatan jumlah retikulosit
di darah tepi menggambarkan produksi eritrosit mengalami penigkatan dalam sumsum
tulang. Sebaliknya, hitung retikulosit yang rendah terus menerus dapat
mengindikasikan keadaan hipofungsi sumsum tulang atau anemia aplastik (Deby,
2015).Anemia defisiensi besi merupakan kondisi ketika tubuh kekurangan zat besi
sehingga menyebabkan penurunan jumlah sel darah merah. Wanita hamil berisiko
tinggi mengalami anemia defisiensi besi karena kebutuhan zat besi meningkat secara
signifikan selama kehamilan (Hariyadi et al,2015).

| Laporan Hematologi Klinis |


LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI KLINIS

IX. DAFTAR PUSTAKA:


Gandasoebrata. R, 1992. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta:Dian Rakyat

Jones HCN, Wickramsinghe SN, 1995. Catatan Kuliah Hematologi. Jakarta:EGC

Hoffbrand A.V, J.E.Pettit, Moss.P.A.H, 2005. Kapita Selekta Hematologi, Edisi


4. Jakarta : EGC

Astriani Willy. 2017. Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Ditinjau Dari Paritas Dan Usia. Jurnal
Ilmu Kesehatan.

| Laporan Hematologi Klinis |

Anda mungkin juga menyukai