DEFINISI RETIKULOSIT
Retikulosit adalah eritrosit muda yang sitoplasmanya masih mengandung sejumlah besar
Sisa-sisa ribosom dan RNA yang berasal dari bentuk penuh pendahulunya. Secara normal,
retikulosit berjumlah 0,5-1,5% dari eritrosit. Peningkatan jumlah retikulosit menandakan
adanya peningkatan aktifitas sumsum tulang dalam memproduksi eritrosit, biasanya
terjadi pada kasus anemia hemolitik, padab ibu hamil dan polisitemia.
Secara normal bayi akan lahir setelah menjalani kehidupan di dalam kandungan
selama 9 bulan 10 hari 35 minggu. Bayi prematur, yaitu yang lahir belum saatnya, bayi
yang belum siap untuk perkembangan selanjutnya dan ini tidak normal. Begitu juga dalam
sumsum tulang, sel darah mengalami pematangan menjadi sel dewasa untuk dikeluarkan
ke dalam pembuluh darah. Khusus eritrosit, secara normal selnya tidak mengandung inti
atau nukleus ketika masuk pembuluh darah. Ada beberapa sel yang masih mengandung
sisa inti dalam eritrosit, disebut retikulosit
Pewarnaan Wright retikulosit tampak sebagai eritrosit yang berukuran lebih besar
dan berwarna lebih biru dari pada eritrosit. Retikulum terlihat sebagai bintik-bintik
abnormal. Polikromatofilia yang menunjukkan warna kebiru-biruan dan bintik-bintik
basofil pada eritrosit, sebenarnya disebabkan oleh bahan ribosom tersebut. Kata
retikulosit sendiri dipakai karena di dalam sel eritrosit muda masih terdapat sisa-sisa inti
yang tersusun secara retikuler.
ARTI KLINIS HITUNG RETIKULOSIT
Hitung retikulosit yang dilakukan di laboratorium merupakan indikator aktivitas
sumsum tulang dan digunakan untuk mendiagnosis anemia. Banyaknya retikulosit dalam
darah tepi menggambarkan eritropoiesis yang hampir akurat. Peningkatan jumlah
retikulosit dapat dijumpai pada anemia ( hemolitik, sel sabit ), defisiensi enzim eritrosit,
talasemia mayor, pasca-pendarahan (3-4 hari), perdarahan kronis, leukemia, kehamilan,
malaria dan lainnya ( Riswanto, 2013 ).
Sebaliknya, hitung retikulosit yang rendah terus menerus dapat mengindikasikan
keadaan hipofungsi sumsum tulang atau anemia aplastik. Penurunan jumlah retikulosit
dapat dijumpai pada anemia (aplastik, pernisiosa, defisiensi asam folat), terapi radiasi,
efek iradiasi sinar X, sirosis hati (alkohol menyupresi retikulosit).