PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.43 tahun 2013 tentang cara
penyelenggaraan laboratorium klinik yang baik, bahan laboratorium yang
diatur oleh PERMENKES yaitu terdiri dari reagen bahan standar, bahan
kontrol, air, dan media.
Secara umum medium atau media adalah substansi yang terdiri atas
campuran zat-zat makanan (nutrien) yang dipergunakan untuk pemeliharaan
dan pertumbuhan mikroorganisme. Mikroorganisme juga merupakan makhluk
hidup, untuk pemeliharaannya dibutuhkan media yang harus mengandung
semua zat yang diperlukan untuk pertumbuhannya, yaitu antara lain senyawasenyawa organik (protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin).
Sedangkan menurut PERMENKES RI Nomor 43 tahun 2013, media adalah
suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi (nutrient) yang dipakai untuk
menumbuhkan mikroba.
Mikroorganisme mengubah bahan makanan sebagai sumber energi dan
untuk sintesis bahan sel untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Peran utama
nutrien adalah sumber energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor
elektron dalam reaksi bioenergenik. Bakteri memanfaatkan nutrisi media
berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel.
Pembuatan
suatu
media
yang
ditunjukan
untuk
menumbuhkan
pemilihan
media
yang
akan
dipergunakan
harus
suatu
reaksi
untuk
mendeteksi,
mengukur,
memeriksa,
dan
menghasilkan zat lain. Menurut tingkat kemurniannya, reagen atau zat kimia
dibagi menjadi reagen tingkat analitis dan zat kimia tingkat lain. Zat kimia
yang digunakan di laboratorium klinik ialah zat kimia tingkat analitis atau
beberapa bahan kimia organik pada tingkat kemurnian kimiawi yang telah
melewati tahap pengujian sebelum dipakai secara rutin.
Menurut cara pembuatannya, reagen dibagi menjadi reagen buatan sendiri
dan reagen jadi atau komersil yang telah dibuat oleh pabrik. Suatu reagen
harus mempunyai bahan standar yang digunakan sebagai acuan dalam
melakukan pemeriksaan karena telah diketahui konsentrasi dan kemurnian
yang telah diuji dengan cara penimbangan. Sedangkan bahan kontrol adalah
bahan yang digunakan untuk memantau ketepatan suatu pemeriksaan di
laboratorium atau untuk mengawasi kualitas hasil pemeriksaan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk membantu bagaimana cara
membuat media dan reagen khususnya untuk laboratorium mikrobiologi
dengan benar, selain itu juga untuk menginformasikan bagaimana cara
mengontrol dan menyimpan reagen dengan baik.
BAB II
ISI
Bahan laboratorium yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan antara lain
reagen dan media. Hal-hal yang akan dibahas adalah mengenai macam/ jenis,
dasar pemilihan, pengadaan, dan penyimpanan.
A. Macam/ Jenis
1. Reagen
Pereaksi atau sering disebut reagen adalah suatu zat kimia yang digunakan
dalam
suatu
reaksi
untuk
mendeteksi,
mengukur,
memeriksa,
dan
3) Media padat (solid medium), yaitu media bentuk padat/ beku misalnya
Potato Dextrose Agar, Nutrient Agar, Blood Agar, serta media-media
lainnya yang berbasis agar.
c. Fungsi media
Berdasarkan fungsinya, terdapat berbagai jenis media yaitu:
1) Transport media: perbenihan yang digunakan untuk mengirimkan
specimen dari suatu tempat ke laboratorium.
Contoh: Carry & Blair untuk tinja/ rectal swab Stuart dan media
Amies untuk usap nasofaring.
2) Enrichment media: perbenihan yang digunakan untuk memperbanyak
bakteri, baik yang ada di dalam spesimen maupun koloni-koloni yang
kecil-kecil.
Contoh: Brain Heart Infussion Broth untuk darah (aerob) dan
Thioglycolate Broth untuk darah (anaerob).
3) Enrichment exclusive media: perbenihan yang dapat memperbanyak
segolongan bakteri, sedangkan bakteri lainnya dihambat atau tidak
dapat tumbuh.
Contoh: Alcalis Pepton Water untuk Vibrio sp. dan Selenite Broth
untuk Salmonella s..
4) Exclusive media: perbenihan yang hanya dapat ditumbuhi segolongan
bakteri saja, sedangkan bakteri lainnya tidak tumbuh dan dapat dibedabedakan koloni spesies satu dengan lainnya.
Contoh: Blood Tellurite Plate untuk difteri dan Azide agar untuk
Enterococcus sp..
5) Media universal: perbenihan yang dapat ditumbuhi oleh hampir semua
jenis bakteri.
Contoh: Blood Agar, Brain Heart Infusion Agar, Tryptose Soy.
6) Selective media: perbenihan yang dapat digunakan untuk membedakan
golongan satu dengan lainnya, sehingga dapat dipilih koloni-koloni
bakteri yang akan dicari.
Contoh: Blood Agar, Brain Heart Infussion Agar, Salmonella Shigella
Agar untuk Salmonella Shigella.
7) Media identifikasi: perbenihan untuk satu jenis ataupun untuk
menentukan jenis bakteri, biasanya digunakan beberapa jenis media.
Contoh: Media gula-gula, Simons Citrat Agar.
d. Cara pembuatan
Berdasarkan cara pembuatannya, terdapat dua jenis media yaitu:
1) Media buatan sendiri
a) dari bahan dasar
b) dari media dehidrasi (dehydrated)
2) Media jadi (komersial)
B. Dasar Pemilihan
Pada umumnya untuk memilih reagen dan media yang akan dipergunakan
harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. kebutuhan,
pemilihan
media
yang
akan
dipergunakan
harus
1. Tingkat persediaan
Pada umumnya tingkat persediaan harus selalu sama dengan jumlah
persediaan yaitu jumlah persediaan minimum ditambah jumlah safety
stock. Tingkat persediaan minimum adalah jumlah bahan yang diperlukan
untuk memenuhi kegiatan operasional normal, sampai pengadaan
berikutnya dari pembekal atau ruang penyimpanan umum. Safety stock
adalah jumlah persediaan cadangan yang harus ada untuk bahan-bahan
yang dibutuhkan atau yang sering terlambat diterima dari pemasok. Buffer
stock adalah stok penyangga kekurangan reagen di laboratorium. Reserve
stock adalah cadangan reagen/ sisa.
2. Perkiraan jumlah kebutuhan
Perkiraan kebutuhan dapat diperoleh berdasarkan jumlah pemakaian atau
pembelian bahan dalam periode 6-12 bulan yang lalu dan proyeksi jumlah
pemeriksaan untuk periode 6-12 bulan untuk tahun yang akan datang.
Jumlah rata-rata pemakaian bahan untuk satu bulan perlu dicatat.
3. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan (delivery time)
Lamanya waktu yang dibutuhkan mulai dari pemesanan sampai bahan
diterima dari pemasok perlu diperhitungkan, terutama untuk bahan yang
sulit didapat.
D. Penyimpanan
Regaen dan media yang sudah ada harus ditangani secara cermat dengan
mempertimbangkan:
1. Perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah:
Sumber
bahaya
di
laboratorium
berhubungan
dengan
a. Pastikan nama, nomor katalog, dan packing yang datang sesuai dengan
yang kita pesan. Pada beberapa vendor terdapat produk-produk yang
mempunyai nama yang hampir sama, misalnya produk yang sama
dengan bentuk cair atau padatan. Ukuran packing juga perlu
diperhatikan karena perbedaan ukuran packing biasanya dibedakan
dengan kode penomeran setelah nomor katalog.
b. Batas kadaluarsa (Expired Date)
Perlu diperhatikan waktu batas kadaluarsa dari media mikrobiologi
yang diterima. Waktu batas kadaluarsa yang umum tergantung jenis
medianya adalah 3-5 tahun. Beberapa media khusus mempunyai batas
kadaluarsa yang lebih singkat. Diskusikan ke vendor jika media
mikrobiologi yang anda terima hanya mempunyai kurang dari 50
persen dari masa kadaluarsa seharusnya. Media yang sudah jadi
(prepare medium microbiology), supplement media mikrobiologi, dan
beberapa media cair mempunyai batas kadaluarsa yang lebih singkat,
misalnya egg yolk yang hanya mempunyai batas kadaluarsa satu tahun.
c. Certificate of Analysis (CoA)
Setiap menerima media mikrobiologi usahakan untuk minta disertakan
Certicate of Analysis untuk setiap produk. Hal ini untuk menjamin
keaslian dari produk tersebut. Certificate of Analysis juga membantu
kita memberikan informasi penting seperti tanggal pembuatan, tanggal
kadaluarsa, analisa quality control yang telah dilakukan untuk media
tersebut, dan warna yang dihasilkan jika ditanam dengan bakteri
tertentu. Selain CoA, dokumen yang yang bisa diminta (biasanya tidak
disertakan) adalah BSE/ TSE Certificate (asal negara dari bahan baku),
Material Safety Data Sheet (MSDS), dan technical data sheet.
d. Dokumentasi.
Dokumentasi sangat penting untuk mencatat media mikrobiologi yang
diterima kedalam buku stok. Jika anda menerima media mikrobiologi
lebih dari satu, tulis tanggal penerimaan pada botol dan botol keberapa,
misalnya jika kita menerima 4 botol TSA maka ditulis 15/01/2011 1 of
4, 15/01/2011 2 of 4, dan seterusnya. Untuk kemudahan administrasi
First In First Out (FIFO) gunakan selalu botol pertama, sehingga jika
botol terakhir sudah digunaka , misalnya 4 of 4, kita diingatkan untuk
melakukan pemesanan kembali.
e. Perhatikan label untuk perbedaan penanganan dan penyimpanan
Tidak semua media mikrobiologi aman bagi kita. Perhatikan label
tanda bahaya untuk memisahkan penanganan dan penyimpanan.
Perlakukan media mikrobiologi dengan tanda tengkorak dengan
menggunakan alat pelindung diri yang sesuai. Simpan media
mikrobiologi sesuai dengan label untuk meminimalisasi percepatan
kerusakan.
f. Pengiriman dengan kondisi special
Media mikrobiologi seperti egg yolk dan egg yolk tellurite emulsion
harus disimpan 2-8oC selama pengiriman. Jika memesan media
mikrobiologi dengan kondisi khusus seperti itu, pastikan menerima
dengan menggunakan dry ice atau alat lain yang menjamin pengaturan
suhu selama dalam pengiriman.
Hal-hal khusus yang perlu diperhatikan pada media yaitu:
a. Penyimpanan Dehidrated media
1) Media yang didehidratasi tidak dapat disimpan untuk waktu yang
tak terbatas terutama bila penutup wadah telah dibuka.
2) Jumlah keseluruhan harus dikemas dalam wadah yang akan habis
digunakan dalam 1-2 bulan.
3) Saat diterima, semua wadah tertutup rapat. Media yang
dikeringkan menyerap air dari udara. Pada iklim yang lembab,
segel tutup wadah media yang dikeringkan dengan lilin paraffin (isi
rongga antara tutup dan wadah dengan lilin cair, dan biarkan
mengeras).
4) Tanggal penerimaan harus dicatat pada setiap wadah.
5) Semua media dehidratasi harus disimpan di tempat gelap, sejuk
(suhu < 25C) dan berventilasi baik. Rak-rak penyimpanan tidak
boleh ditempatkan di dekat autoklaf atau tempat pencucian karena
kelembaban dan suhu yang tinggi.
6) Menggunakan kaidah FIFO.
7) Tanggal membuka wadah harus dicatat pada wadah tersebut.
8) Buang semua media kering yang sudah menggumpal atau berubah
warna menjadi gelap.
9) Buatlah catatan tertulis tentang media yang tersedia.
: 1 minggu.
: 1 minggu.
: 3 minggu.
: 3 bulan.
3. Akuades
Akuadestilata/ aquadest kemungkinan merupakan bahan termurah dari
semua bahanyang digunakan di laboratorium, tetapi tetap merupakan
bahan
penunjang
utamadalam
pembuatan
media.
Akuades
yang
2.
Bebas materi
3.
Kekeruhan
4. DHL (Daya Hantar Listrik)
E. Uji Kualitas
1. Uji Kualitas Reagen
a. Reagen buatan sendiri
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1) Bahan kimia anhidrat (tidak mengandung molekul air) yang
digunakan untuk pembuatan larutan standar kalibrasi dan titrasi
harus dikeringkan terlebih dahulu dalam oven dengan suhu 105C
110C minimal 1-2 jam, sebaiknya satu malam. Kemudian
dinginkan sampai suhu kamar dalam desikator dan timbang dalam
jumlah yang tepat lalu dilarutkan.
2) Bahan kimia garam hidrat (mengandung molekul air) cukup
dikeringkan dalam desikator.
2) Batas kadaluwarsa
Perhatikan batas kadaluarsanya. Masa kadaluwarsa yang tercantum
pada kemasan hanya berlaku untuk reagen yang disimpan pada
kondisi baik dan belum pernah dibuka, karena reagen yang
wadahnya sudah pernah dibuka mempunyai masa kadaluwarsa
lebih pendek dari reagen yang belum dibuka.
3) Keadaan fisik
Kemasan harus dalam keadaan utuh, isi tidak mengeras dan tidak
ada perubahan warna. Pengujian kualitas dapat dilakukan dengan:
a) Melakukan pemeriksaan bahan kontrol assayed yang telah
diketahui nilainya dengan menggunakan reagen tersebut.
b) Menggunakan strain kuman untuk uji kualitas reagen
mikrobiologi.
Uji berbagai jenis larutan pewarna dan reagen mikrobiologi dapat dilihat pada
tabel 1.
Tabel 1. Uji kualitas reagen mikrobiologi
LARUTAN
PEWARNA/
REAGEN/ TES
SPESIMEN/
MEDIA YANG
DIGUNAKAN
Pewarna Gram
Sediaan apus
Streptococcus dan
E. coli
Pewarna Ziehl
Neelsen
Sediaan apus
dahak
M. tuberculosis dan
campuran flora
tidak tahan asam
Pewarna
Acridine orange
ORGANISME
KONTROL
E. coli
S. aureus
HASIL YANG
DIHARAPKAN
Pewarna Giemsa
Larutan Iodium
Hapusan darah
tepi
Tinja yang
diawetkan
dengan formalin
Parasit malaria
Kista Entamoeba
sp. atau Giardia l.
Bacilllus sp.
Spora
Basitracin disc
Blood Agar
Plate
S. pyogenes
S. faecalis
S. aureus
Catalase
ONPG
Optochin disc
Blood Agar
Plate
S. faecalis
Serratia
marcescens, E. coli
S. typhymurium,
Proteus sp.
S. pneumoniae
S. mitis
P. aeruginosa
Oxidase
Coagulase
S. epidermidis
E. coli
Indole
Methyl Red
Voges Proskauer
Oxidase disc
E. aerogenes
E. coli
E. aerogenes
E. coli
E. aerogenes
P. aeruginosa
E. coli
Ditemukan parasit
malaria
Terlihat inti dari kista
Spora terwarnai satu
warna, bacillus
terwarnai warna lain/
counter stain
Ada zone pembatas
Tidak ada zone
pembatas
Terlihat adanya
bubbles (gelembung)
Tidak terdapat bubbles
Berwarna kuning
Tidak berwarna
Tidak ada pertumbuhan
di sekitar disc
Ada pertumbuhan di
sekitar disc
Warna koloni menjadi
merah hitam/ ungu
dalam 20 detik
Koloni tidak berubah
warna
Terbentuk gumpalan
dalam 4 jam
Tidak terbentuk
gumpalan
Cincin merah pada
permukaan
Cincin kuning pada
permukaan
Warna merah
Tidak berwarna
Tidak berwarna
Warna merah
Warna ungu dalam 30
detik
Tidak berwarna dalam
30 detik
2) Bila warna media tidak sesuai dengan warna standar maka harus
dicurigai adanya perbedaan pH, untuk itu periksalah dengan pH
meter. Bila pH media berbeda 0,2 satuan, tambahkan asam atau
basa atau dibuat baru.
b. Uji Sterilitas
Uji sterilitas merupakan suatu keharusan terutama pada media yang
diperkaya dengan bahan-bahan tertentu seperti agar darah atau agar
coklat. Caranya:
1) Ambil sejumlah 5% dari tiap batch media yang dibuat.
2) Inkubasi selama 1-2 hari pada suhu 35C.
3) Bila terdapat pertumbuhan lebih dari 2 koloni mikroorganisme per
cawan petri atau lebih, berarti seluruh media dari batch tersebut
tidak dapat dipakai.
c. Uji spesifitas dengan penanaman mikroorganisme kontrol positif dan
kontrol negatif
Mikroorganisme
kontrol
kualitas
(strain
kuman)
adalah
MEDIA
Bile aseculin
agar
Blood agar
Chocolate agar
Decarboxidase
- lysine
48 jam
- ornithine
48 jam
- arginine
(dihydrolase)
Gelatine (rapid
test)
Kligler's iron
agar dan Triple
sugar iron agar
48 jam
24 jam
24 jam
Mac Conkey
24 jam
agar
aerob
Malonate broth 24 jam
Manitol salt
agar
24 jam
aerob
Methyl red/
Voges
Peoskauer
MuellerHinton agar
48 jam
Nitrate broth
24 jam
OF dextrose
(without oil)
24 jam
Pepton water
(indole)
24 jam
24 jam
S. typhymurium
Shigellaflexneri
S. typhymurium
K. pneumoniae
S. typhymurium
K. pneumoniae
E.coli
Serratia marcescens
Citrobacterfreundi
S. typhimurium
S. flexneri
Acinetobacter
E.coli
P. mirabilis
E. coli
K. pneumoniae
S. aureus
T. epidermidis
E. coli
E. coli
K. pneumoniae
Positif
Negatif
Positif
Negatif
Positif
Negatif
Negatif
Positif
A/A gas + H2S*)
K/A gas + H2S *)
K/A
Tidak ada perubahan
Koloni merah
Koloni tak berwarna
Negatif (hijau)
Positif (biru)
Koloni kuning
Koloni merah muda Tidak
tumbuh
Positif/negatif
Positif/negatif
Positif
Negatif
Oksidasi pada permukaan
Tidakada perubahan
Positif
Negatif
Phenylalanine
deaminase
Rappaport
broth
Selenite broth
& kultur
Tetrathionate
broth
Salmonella/
Shigella (SS)
agar
24 jam
Simmons
citrate
TCBS
48 jam
Thayer- Martin
agar
24 jam
CO2
Thioglycollate
broth
Urea medium
24 jam
24 jam
24 jam
aerob
24 jam suhu
kamar
24 jam
24 jam
E. coli
P. mirabilis
S. typhimurium
E. coli
Negatif
Positif
Tumbuh setelah sub kultur
Tumbuh tanpa sub
E. coli
S. typhimurium
Yersinia
enterocolitica
Shigella flexineri
E. coli
K. pneumoniae
Vibrio (non
agglutinable)
E. coli
N. meningitidis
M. gonorrhoeae
Staphylococcus
E. coli Candida
albicans
Bacteroidesfragilis
Tumbuh koloni
Tidak tumbuh
Tidak berwarna
Tidak berwarna
Ecoli
P. mirabilis
Negatif
Positif (merah muda)
Tidak tumbuh
Tumbuh warna biru
Koloni kuning
Tidak tumbuh
Tumbuh
Tumbuh
Tumbuh
Tidak tumbuh
Tumbuh
Tumbuh
PEMBUATAN
MEDIA
sederhana
yang
Merupakan
media
pembiakan
membuat media
biakan lainnya.
a. Komposisi :
Ekstark sapi = 3 gram
Pepton = 5 gram
Agar = 15 gram
PH = 6,8
Aquadest = 1000 mL
b. Alat :
Kertas timbang
Cawan petri
Neraca analitik
Erlen Meyer
Sendok
Gelas ukur
c. Kontrol Kwalitas :
- Kontrol Positif : Stephylococus, Echerichia coli
- Kontrol Negatif : Media yang tidak ditanami
d. Prosedur Kerja :
1. Di timbang 20 gram Nutrient Agar, kemudian media di larutkan
dengan aquadest sebanyak 500mL dalam Erlenmeyer (Erlenmeyer di
beri label).
2. Erlenmeyerdi beri media di tutup rapat kemudian panaskan kurang
lebih 10 menit pada suhu 50 derajat celcius.
5.
6.
Agar-agar = 15 gram
PH = 6,9
Aquadest
b. Alat :
Kertas timbang
Cawan petri
Neraca analitik
Erlenmeyer
Sendok
Gelas ukur
Autoclave
Gelas ukur
Petridich
Alat Pemanas
Sendok Reagen
c. Prosedur Kerja
1.
2.
3.
Setelah
di
sterilkan,
dinginkan
pada
suhu
d. Kontrol Kwalitas ;
Kontrol
Positif
Streptococcus
pyogenes,
Sterptococcus
Pneumoniae
3. TCBS
a. Komposisi :
Yeast extract = 5 gram
Bacteriological Peptone = 10 gram
Sodium thiosulphate = 10 gram
Sodium Citrate = 10 gram
Ox bile = 8 gram
Sucrose = 20 gram
Sodium Chloride = 10 gram
Broom Thymol Blue = 0,04 gram
Thymol Blue = 0,04 gram
Agar = 14 gram
Aquadest = 1000 mL
PH = 8,6
b. Alat :
Timbangan analitik
Gelas ukur
Erlen Meyer
Sendok reagen
Alat Pemanas
c. Prosedur Kerja
menggunakan
autoclave,
kemudian
TCBS
Oxid
sempurna
dan
tidak
penampakan
koloni
dari
Negatif
: Escheristia
coli
di
hambat
pertumbuhannya
4. Mac Conkey Agar (MCA)
laktosa
menjadi
asam
yamg
bereaksi
Erlen Meyer
Sendok tanduk
Gelas ukur
Tabung Reaksi
Tabung Durham
Beaker Gelas
Botol semprot
c. Prosedur Kerja
Timbang bahan tersebut di atas, masukkan
dalam beaker gelas 50 mL dan larutkan dengan
aquadest dan masukkan dalam Erlen meyer.
Homogenkan dengan cara di panaskan di dalam
pemanas selama 15 menit, kemudian mulut
Erlenmeyer di sumbat dengan menggunakan
kapas, yang dilapisi kertas, kemudian sumbatan
tersebut di tutup kembali dengan menggunakan
kertas, lalu di ikat.
Sterilkan media tersebut di dalam autoclave pada
suhu 121 derajat celcius selama 15 menit.
Dinginkan,
kemudian
tuangkan
ke
dalam
Laktosa = 10 gram
Gelas ukur
Timbangan analitik
c. Prosedur Kerja
Positif
Salmpnella
typhimurium,
Salmonella
enteridis
Kontrol Negative : Enterococcus raecallis
6. Manitol Salt Agar (MSA)
di
gunakan
untuk
membedakan
ini
mengandung
kadar
NaCL
tinggi,
staphylococcus
pertumbuhannya.
tidak
Staphylococcus
di
aureus
hambat
akan
umumnya S.
pathogen,sedangkan
S.
Aureus bersifat
Epidermis
bersifat
tidak
pathogen.
a. Komposisi:
Ekstark sapi = 1 gram
NaCL = 75 gram
D-Mannitol = 75 gram
Agar = 15 gram
Merah fenol = 0,025 gram
Aquadest = 1000mL
PH = 7,4
b. Alat :
Cawan petri
Gelas kimia
Tabung reaksi
Autoclave
Erlenmeyer
Rak tabung
Neraca analitik
c. Prosedur Kerja:
Larutksn 60 gram dehydrate medium dalam
1000ml aquadest dingin.
2. Cara Pembuatan :
2. Cara Pembuatan :
Melarutkan 22,5 gr Simon Citrate Agar (SCA) dalam 1 L
aquadest.
Mendidihkan menggunakan hot plate, dan menghomogenkan
103 menggunakan magnetic stirrer.
Kemudian mensterilisasi menggunakan autoclave pada suhu
121 C selama 15 menit.
Daftar Pustaka
Prihatini, Pengendalian Mutu Bidang Mikrobiologi Klinik (Quality control in
clinical microbiology), Indonesian Journal of Clinical Pathology and
Medical Laboratory, 2006.
Girsang, Merryani, Kendali Mutu Laboratorium Kesehatan Dalam Upaya Peningkatan
Mutu Pelayanan Kesehatan, Media Litbangkes, 1998.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2013, Cara
Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik. Menteri Kesehatan Republik
Indonesia. 2013.
Vandepitte, J dan Verhaegen, J, Prosedur Laboratorium Dasar Untuk Bakteriologi
Klinis, Jakarta: EGC. 2010.