Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persaingan di dunia kerja semakin ketat, dan mendorong setiap individu


untuk memiliki kemampuan yang lebih agar bisa bersaing dengan individu lainnya.
Kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang mendorong
setiap individu harus bisa mengikuti setiap kemajuan yang semakin berkembang.

Mahasiswa dituntut untuk memiliki kemampuan yang kompeten


dibidangnya untuk menunjang di dunia kerja nanti, semua itu dapat dikembangkan
oleh mahasiswa melalui proses belajar pada masa kuliah atau membaca buku yang
sesuai dengan bidangnya. Akan tetapi pembelajaran materi saja tidak cukup untuk
berkompeten dibidangnya, maka harus ada pembelajararan lain selain materi yaitu
melakukan praktek terhadap materi yang telah didapatkan oleh mahasiswa selama
di perkuliahan salah satunya yaitu melalui Prakter Kerja Lapangan.

Praktek Kerja Lapangan adalah kegiatan bagi para mahasiswa di dunia kerja
baik itu di bidang industri maupun dibidang pemerintahan dan merupakan mata
kuliah yang wajib untuk ditempuh oleh seluruh mahasiswa. Dengan adanya Praktek
Kerja Lapangan, Mahasiswa akan mengetahui ketrampilan dan pengetahuan yang
perlu dikembangkan dan perlu dipertahankan.

Salah satu upaya peningkatan sumber daya manusia khususnya dalam


pendidikan perguruan tinggi adalah melalui Program Praktek Kerja Lapangan yang
merupakan sarana penting bagi pengembangan diri dalam dunia kerja yang nyata.
Jadi kegiatan PKL ini dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi
perkembangan mahasiswa untuk mempersiapkan diri sebaik baiknya sebelum
memasuki dunia kerja dan perkembangan kompetensi

Pentingnya Praktek Kerja Lapangan pada perusahaan adalah agar


mahasiswa bisa belajar bekerja dan mempraktekkann teori teori yang sudah
diajarkan pada bangku kuliah. Penulis memilih PT Industri Telekomunikasi

1
Indonesia (Persero) sebagai tempat Praktek Kerja Lapangan karena perusahaan
tersebut merupakan perusahaan yang cukup besar dan memiliki banyak kegiatan
yang sesuai dengan bidang keuangan.

Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan sesuai jurusan perkuliahan yang


ditempuh penulis yaitu pengawasan terhadap aset tetap. Pengawasan yang baik atas
aktiva tetap merupakan salah satu hal yang sangat penting yang harus diperhatikan
oleh perusahaan. Pengawasan terhadap aktiva harus dilakukan secara tepat dan
terorganisir. Alasan ini disebabkan karena keberadaan aktiva tetap merupakan
sesuatu yang penting dalam pelaksanaan operasional perusahaan.

Aktiva tetap memerlukan perencanaan dan pengawasan yang baik untuk


menghindari terjadinya penggelapan, kecurangan, ataupun penyelewengan di
dalam perusahaan. Penetapan sistem pengawasan internal (internal control) yang
baik dapat menunjang peningkatan efisiensi, efektivitas, dan kualitas kegiatan
operasional perusahaan.

Pengawasan internal meliputi : 1. Pengendalian Administrasi, meliputi


pengawasan sistem dan prosedur penyelenggaraan inventaris serta yang
berhubungan dengan masalah teknik dan materi inventarisasi. 2. Pengendalian
Fisik, meliputi penyesuaian keadaan fisik aktiva tetap di lapangan dengan laporan
yang terdapat dalam daftar inventaris maupun dalam administrasi inventarisasinya.
3. Pengendalian Penggunaan, dilakukan untuk mengetahui apakah aktiva tetap
yang dimiliki oleh perusahaan telah digunakan sesuai dengan fungsinya dengan
memperhatikan efisiensi penggunaannya.

Dilihat dari pentingnya pengelolaan aset pada perusahaan terutama pada


pengendalian aktiva tetap maka penulis tertarik untuk membahasnya dengan judul
“Prosedur Pengendalian Aktiva Tetap Korporasi PT. Industri Telekomunikasi
Indonesia (Persero)”.

2
1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah di uraikan diatas makan penulis


mengidentifikasi permasalahan melalui praktek kerja lapangan di bagian Divisi IT
& UMUM Ur. Pengelolaan Aset

1. Bagaimana prosedur pencatatan Pengendalian Aktiva Tetap Korporasi


PT. INTI (Persero)?
2. Bagaimana prosedur Pengendalian Aktiva Tetap Korporasi PT. INTI
(Persero)?

1.3 Tujuan Penulisan

Mahasiswa diharapkan dapat melakukan studi perbandingan anatara


disiplin ilmu yang diperoleh diperkuliahan dengan kenyataan didunia kerja.

Tujuan penulisan adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui prosedur pencatatan Pengendalian Aktiva Tetap


Korporasi PT. INTI (Persero)?
2. Untuk mengetahui prosedur Pengendalian Aktiva Tetap Korporasi PT.
INTI (Persero)?

1.4 Lingkup Batasan


1. Laporan ini hanya membahas tentang Pengendalian Aktiva Tetap
Korporasi

1.5 Teknik Pengumpulan Data


1. Observasi

Yaitu teknik mendapatkan data dengan cara melakukan penelitian


dengan mengamati secara langsung terhadap jalannya kegiatan operasional
perusahaan yang sedang ditinjau agar dapat mengetahui secara jelas dan
akurat data yang diperolehnya.

3
2. Studi Pustaka

Yaitu segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapat


informasi. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan
penelitian, karangan-karangan ilmiah, sumber-sumber tertulis baik tercetak
maupun elektronik.

3. Wawancara

Yaitu melakukan pengambilan data dengan cara mengajukan


pertanyaan kepada karyawan yang ada berhubungan dengan bidang
tersebut.

4. Studi Dokumen

Yaitu melakukan mengumpulan data dengan cara dokumentasi


kegiatan di PT. INTI (Persero).

1.6 Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan

Pelaksanaan praktek kerja lapangan di PT. INTI Bandung dilakukan selama


kurang lebih (dua puluh dua) hari dengan ketentuan 5(lima hari kerja dalam 1(satu)
minggu dari hari senin sampai dengan jumat, pada :

 Waktu pelaksanaan

Tanggal : 01 - 30 Agustus 2019

Pukul : 09.00 – 16.30 WIB

 Lokasi Pelaksanaan
Perusahaan : Kantor PT. INTI (Persero) Bandung
Alamat : Jl. Moch Toha No.77, Bandung 40253

4
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Prosedur

Prosedur adalah rangkaian aksi yang detail atau disebut juga suatu tindakan
yang harus dijalankan dengan cara yang sama (sesuai yang tertera pada teks
prosedur) supaya mendapatkan hasil yang sama. Prosedur dapat dikatakan juga
sebagai rangkaian aktivitas atau langkah-langkah yang harus dijalankan supaya
dapat menghasilkan hasil yang diinginkan. Contoh teks prosedur misalnya prosedur
keselamatan kerja, Prosedur dalam menggunakan suatu benda, dll.

2.2 Fungsi Prosedur

Fungsi teks prosedur adalah untuk membantu seseorang dalam


memahami bagaimana cara melakukan sesuatu secara tepat, sehingga tujuan dapat
tercapai secara efesien dan efektif. Atau bisa juga untuk seseorang supaya dapat
memahami cara atau langkah-langkah dalam membuat sesuatu secara tepat dan juga
benar. Fungsi ini dapat dikatakan juga sebagai tujuan teks prosedur.

2.3 Definisi Pengendalian

Pengendalian merupakan salah satu bagian dari manajemen. Pengendalian


dilakukan dengan tujuan supaya apa yang telah direncanakan dapat dilaksanakan
dengan baik sehingga dapat mencapai target maupun tujuan yang ingin dicapai.

Menurut Jones and George (2003:331) mengenai pengertian pengendalian


(controlling) ini, Pengendalian adalah proses dimana para manajer memantau dan
mengatur bagaimana sebuah organisasi dan segenap anggotanya menjalankan
kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien dan
efektif. Dalam pengendalian, para manajer memantau dan mengevaluasi apakah

5
strategi dan struktur organisasi bekerja seperti yang dikehendaki, bagaimana hal-
hal tersebut dapat ditingkatkan dan bagaimana harus diubah jika tidak bekerja.

Earl P. Strong : Pengendalian adalah proses pengaturan berbagai faktor


dalam suatu perusahaan, agar pelaksanaan sesuai dengan ketetapan-ketetapan
dalam rencana.

2.4 Fungsi dan Tujuan Pengendalian


2.4.1 Fungsi Pengendalian

Adapun fungsi pengendalian yaitu sebagai berikut:

1. Perencanaan
2. Koordinasi antar berbagai bagian dalam organisasi
3. Komunikasi informasi
4. Pengambilan keputusan
5. Memotivasi orang-orang dalam organisasi agar berperilaku sesuai
dengan tujuan organisasi agar berperilaku sesuai dengan tujuan
organisasi
6. Pengendalian
7. Penilaian kinerja.
8. Meningkatkan akuntabilitas
9. Merangsang kepatuhan pada kebijakan, rencana, prosedur,
peraturan,dan ketentuan yang berlaku.
10. Melindungi aset organisasi.
11. Pencapaian kegiatan yang ekonomis dan efisien.

2.4.2 Tujuan Pengendalian

Tujuan pengendalian antara lain sebagai berikut:

1. Supaya proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan-


ketentuan dari rencana.

6
2. Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan-
penyimpangan.
3. Supaya tujuan yang dihasilkan sesuai dengan rencananya.
4. Menjaga keamanan harta milik suatu organisasi
5. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi.
6. Memajukan efisiensi dalam operasi.
7. Meningkatkan akuntabilitas.
8. Merangsang kepatuhan pada kebijakan, rencana, prosedur,
peraturan,dan ketentuan yang berlaku.

Menurut Siti dan Ely (2010:312) “Pengendalian intern adalah suatu


proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel
lainnya dalam suatu entitas yang dirancang untuk memberikan keyakinan
memadai tentang pencapaian tujuan berikut ini :

a. Keandalan pelaporan keuangan.


b. Menjaga kekayaan dan catatan organisasi.
c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan.
d. Efektivitas dan efisiensi operasi

2.5 Definisi Aktiva Tetap

Menurut PSAK (2004) pengertian aktiva tetap adalah aktiva yang berwujud
yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu yang
digunakan dalam operasi perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu
tahun.

Sedangkan pengertian aktiva tetap menurut Ikatan Akuntansi Indonesia


adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai dengan dibangun
terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan tidak dimaksudkan
untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa
manfaat lebih dari satu tahun.

7
2.6 Karakteristik Aktiva Tetap

Menurut Jerry J. Weygandt (2007), karakteristik aktiva tetap yaitu:

1. Memiliki bentuk fisik (bentuk dan ukuran yang jelas)

2. Digunakan dalam kegiatan operasional

3. Tidak untuk dijual ke konsumen

Sedangkan menurut Soemarso S.R (2005), karakteristik aktiva tetap adalah


sebagai berikut:

1. Masa manfaatnya lebih dari satu tahun

2. Digunakan dalam kegiatan perusahaan

3. Dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan

4. Nilainya cukup besar

8
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Profil Perusahaan


3.1.1 Profil:

Perusahaan Perseroan (Persero) PT Industri Telekomunikasi Indonesia


(INTI) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan saham 100%
dimiliki oleh Negara Republik Indonesia.

3.1.2 Produk dan Layanan :


1. ONT Homegateway

Sebuah perangkat yg ditempatkan di pelanggan sebagai titik akhir


jaringan fiber optik. ONT berfungsi sbg perangkat yg mengkonversi data
dari transmisi fiber optik ke ethernet atau wifi dan berfungsi juga sebagai
gateway

2. FTTx

Fiber-To-The-X(FTTx), merupakan istilah umum untuk


arsitektur jaringan broadband, menggunakan teknologi berbasis “Fiber
Optic” sebagai media transmisinya yang mampu menyediakan
bandwidth dengan kapasitas besar. Teknologi FTTx membutuhkan daya
listrik yang lebih kecil dibandingkan dengan teknologi copper atau
coaxial kabel sehingga bisa menurunkan biaya operational (OPEX)

3. Seat Management

Seat management merupakan istilah di dunia IT yang merupakan


layanan penyediaan semua perlatan IT, Software dan dukungan teknis
untuk perusahaan atau organisasi pelanggan.

9
4. STB Hybrid

STB (set-top-box) Hybrid merupakan sebuah perangkat yang


berfungsi untuk memberikan layanan IPTV yang merupakan salah satu
bentuk layanan Home Digital Lifestyle. Perangkat ini dapat
interoperability dengan perangkat ONT.

5. Converter Kit Nelayan

Converter Kit adalah rangkaian komponen khusus untuk


mengkonversi atau mengubah pemakaian bahan bakar minyak (BBM) ke
bahan bakar gas (BBG) yang dimasukkan atau diinjeksikan ke dalam
ruang bahan bakar pada silinder mesin kendaraan bermotor.

6. Energy Limiter

Merupakan perangkat pembantas energi yang dipasang dirumah


dan berfungsi sebagai Kwh Limiter. Alat ini dipasang di setiap rumah
dan bekerja sebagai pemutus arus listrik jika energi yang di gunakan
sudah mencapai nilai yang telah ditetapkan sebelumnya.

7. KWH Meter
8. INTIPay

INTIPay adalah perangkat terpadu pembayaran elektronik


terintegrasi dengan aplikasi berbasis android. INTI PAY dapat juga di
sinkronkan serta melakukan verifikasi ktp elektronik.

9. Meter Gas Prabayar (IGM - 1.6Q)

Merupakan alat ukur untuk gas yang mengalir, yang dipakai


sebagai pengukur volume dan besarnya biaya pemakaian. Alat ini bekerja
pada tekanan tertentu dan terpasang keypad yang berfungsi untuk
menginput nomor seri token di saat pengisian. Gas meter ini
menggunakan sistem prepaid yang berarti penggunaan gas baru bisa
dilakukan setelah dilakukan pembayaran.

10
10. PLTS

Proses pengkonversian cahaya sinar matahari menjadi listrik,


baik secara langsung dengan menggunakan photovoltaic, atau tidak
langsung dengan menggunakan tenaga surya terkonsentrasi sehingga
menghasilkan tenaga listrik.

11. i-Perisalah (Smart Meeting)

INTI Smart Meeting (i-Perisalah™) merupakan solusi cerdas


yang dapat membantu anda dalam merencanakan, mengelola dan
terutama mendokumentasikan rapat (meeting), seperti penyusunan dan
penyampaian agenda rapat, pengaturan posisi peserta rapat (misalnya
dalam siding pleno), serta pengolahan hasil rapat dan tindak lanjutnya
yang berbasis software. Produk ini memanfaatkan teknologi Voice
Identification dan berbasis web.

12. KTP-eL Reader

Perangkat pembaca yang masing-masing komponennya


terintegrasi dalam satu kesatuan yang menjadi sebuah perangkat
pembaca KTP-elektronik secara mandiri tanpa harus terhubung dengan
perangkat komputer.

Pengembangan penerapan dari KTP-el akan menjadi sangat luas,


tidak hanya sebagai identitas jati diri di sektor/instansi pemerintahan
pada setiap tingkatan, namun juga dapat diintegrasikan dengan aplikasi
aplikasi pada semua sector bidang pelayanan publik, antara lain;
perbankan, kesehatan, pendidikan, perpajakan, asuransi, jaminan sosial,
dan bahkan bisa digunakan sebagai sarana pemberian hak suara saat
pemilu (e-Voting)

13. Smart Control Unit (SCU)

11
Smart Control Unit (SCU) Merupakan Platform lengkap sebuah
general purpose logger yang menggunakan telemetri seluler sebagai
media transmisi. Sistem ini mengintegrasikan Logger, GSM Modem,
Solar Charger Controller dan cycles use Battery. Sistem ini dirancang
untuk dapat menggunakan sistem catu daya panel surya sebgai energi
utama.

SCU dalam aplikasi Flood Forecasting and Warning System


(FFWS) berguna dalam memberikan informasi pengelolaan sumber daya
air dan mencegah bahaya atau penanggulangan bencana yang
ditimbulkan akibat banjir/kekeringan.

14. SIMBAGAS

INTI SIMBAGAS (Sistem Monitoring Kehandalan Struktur


Jembatan) didefinisikan sebagai perangkat untuk mengevaluasi
kesehatan struktur jembatan dengan menggunakan beberapa jenis sensor
yang dilekatkan atau ditanam pada struktur jembatan. Sensor ini terdiri
dari berbagai tipe data yang kemudian dikumpulkan dan disimpan untuk
keperluan analisis dan referensi untuk waktu yang akan datang. Data
tersebut dapat digunakan untuk menilai kinerja struktur jembatan dan
dapat digunakan untuk mengidentifikasi kerusakan awal jembatan.

15. SINDILA

SINDILA menyediakan fungsi pendukung bagi manajemen


lalulintas di perkotaan dengan menyediakan data volume, kecepatan
kendaraan, dan okupansi lajur secara online dan informasi kondisi
lalulintas secara realtime. Data yang tersedia dapat digunakan untuk
kebutuhan analisis kapasitas, inputan untuk Variable Message Sign
(VMS), untuk kendali persimpangan (APILL actuated), atau untuk
memberi notifikasi atau peringatan terkait lokasi-lokasi kemacetan
kepada pengguna jalan.

12
Sistem ini telah mampu mendukung kinerja pemerintah pusat,
provinsi, dan kabupaten, kota, dalam mengelola lalulintas jalan dan
merencanakan kapasitas jalan secara efektif adanya insiden dijalan
seperti kecelakaan serta adanya kegiatan dijalan seperti perbaikan jalan
dan fasilitasnya yang menyebabkan terganggunya ruas jalan yang ada

16. Smart Exchange (ISE)

INTI Smart Exchange (ISE) merupakan solusi komunikasi cerdas


menggunakan switching berbasis IP untuk menyediakan berbagai
layanan telekomunikasi dasar maupun tingkat lanjut, baik komunikasi
suara maupun video, yang dapat menghemat biaya berkomunikasi anda
secara signifikan lebih dari 50%. ISE dapat melakukan inter operabilitas
dengan berbagai jaringan telekomunikasi generasi lama maupun masa
depan, seperti Jaringan Telepon Tetap/Public Switched Telephone
Network (PSTN), Jaringan Telepon Seluler/Public Land Mobile Network
(PLMN), Satelit, sampai jaringan generasi masa mendatang /Next
Generation Network (NGN) dsb. ISE dapat juga digunakan untuk
berintegrasi dengan perangkat sentral (switching) eksisting dan
memodernisasikan PBX/PABX lama anda.

17. Smart Hospital

INTI Smart Hospital merupakan sistem informasi kesehatan


terpadu bagi pengelolaan rumah sakit dalam memenuhi kebutuhan
pelayanan kesehatan. INTI Smart Hospital dirancang untuk mengelola
semua aspek operasi rumah sakit serta pengelolaan layanan yang sesuai
kebutuhan, untuk mendukung kebutuhan informasi yang komprehensif
dari rumah sakit

18. Smart Light (PJU Pinter)

PJUPINTER (Penerangan Jalan Umum dengan Pengendalian dan


Monitoring Terpusat) merupakan solusi cerdas berupa Lighting

13
Automation and Controlling System pada fasilitas
penerangan/pencahayaan yang mampu menghemat penggunaan energi
dan biaya pemeliharaan 50-75% serta memudahkan pemeliharaan dan
meningkatkan performansinya, dengan menggunakan metode INTI’s
L4MP® (Lighting Measuring, Monitoring, Managing to Maintain the
Performance). PJUPINTER berbasis teknologi ICT terkini yang sangat
berguna dalam pengelolaan dan pemeliharaan pencahayaan pada fasilitas
Penerangan Jalan Umum (PJU)/street lighting. Selain itu juga sangat
sejalan dengan program efisiensi energi dalam konsumsi listrik dan
rencana aksi nasional dan daerah dalam pengurangan emisi gas rumah
kaca (CO2).

19. ISE-R

ISE-R (INTI SMART EXCHANGE-RADIO OVER INTERNET


PROTOCOL) adalah system komunikasi berbasis IP (Internet Protocol)
yang terintegrasi dengan radio komunikasi, sehingga pengguna dapat
melakukan komunikasi antara perangkat IP (Internet Protocol) Phone
dengan pengguna radio komunikasi baik itu UHF (Ultra High
Frequency), VHF (Very High Frequency) maupun HF (High Frequency)
dan GTA (Ground To Air), hal ini memudahkan bagi para pengguna
perangkat dalam berkumunikasi baik itu berbeda kota, pulau bahkan
berbeda negara dengan memanfaatkan jaringan internet.

20. GARANSI (Pencegah Pelanggaran Sinyal Kereta Api)

Sistem otomatis pengendali pengeraman kereta api pada sistem


fixed block yang bertujuan untuk mencegah terjadinya pelanggaran
terhadap sinyal kereta api.

21. ADS-B

Merupakan teknologi surveillance untuk mengetahui dan


memonitor posisi pesawat dan digunakan sebagai pengganti secondary

14
radar pada ATC. ADS-B Transponder pesawat akan mengirimkan pesan
secara tersebar yang berisi informasi lokasi, identitas dan parameter
lainnya. Pesan tersebut akan diterima oleh ADS-B ground station dan
pesawat lain. ADS-B sangat bermanfaat untuk meningkatkan sistem
pengawasan dan optimalisasi ruang udara di Bandara serta dapat
mencegah tabrakan antar pesawat.

22. Kabel Hybrid

INTI-GOC Kabel Hybrid memiliki kekuatan tarik (tensile


strength) dan fleksibilitas yang tinggi dalam ukuran kabel yang ringkas.
Kabel ini juga menyediakan kinerja fisik dan transmisi optik yang sangat
baik. Kabel Hybrid ini dibagi menjadi 2, yaitu Kabel Hybrid 1 RRU dan
Kabel Hybrid 3 RRU

23. SPMS

Sparelog Management Services (Supply Chain Management


Base) merupakan layanan jasa system manajemen dan layanan jasa
pengiriman module perangkat ke seluruh wilayah indonesia sesuai
dengan standar SLA yang berlaku.

24. Antenna

Dalam komunikasi mobile, Base Station Antena adalah peralatan


yang terpasang pada BTS untuk menerima dan mengirimkan sinyal
elektromagnetik. Base Station Antena Tongyu mencakup untuk band
frekuensi 698-960MHz, 1710-2690 MHz dan 3300-3800 MHz, produk
ini berlaku untuk jaringan FDD TDD, GSM900, DCS1800, CDMA /
CDMA2000, WCDMA, TDS-CDMA dan LTE.

15
3.1.3 Kegiatan Usaha :
1. Produksi (Alat/perangkat/suku cadang bidang telekomunikasi,
elektronika, informatika, computer, printer, proyektor multimedia,
input device, alat penyimpan data, networking product, perangkat
sistem informasi navigasi, control, instrumentasi, penginderaan jauh,
signaling, meteorology, geofisika, klimatologi, hidrologi, radio cuaca,
pembangkit tenaga listrik, energi baru dan terbarukan, perhubungan
serta termasuk namun tidak terbatas pada piranti lunaknya).
2. Perdagangan (Menyalurkan dan/atau mendistribusikan dan/atau
memasarkan produk-produk tersebut pada huruf a di atas, baik hasil
produk sendiri maupun hasil produk pihak lain. Melakukan kegiatan
perdagangan lainnya sebagaimana tertuang dalam Angggaran Dasar
Perseroan).
3. Jasa (Melakukan seluruh kegiatan jasa/jasa pendukung yang berkaitan
dengan bidang usaha produksi dan perdagangan sebagaimana
dimaksud huruf a dan b di atas, termasuk namun tidak terbatas pada
jasa pemborongan dan/atau pemeliharaan dan lainnya. Melakukan
kegiatan jasa lainnya seagaimana tertuang dalam Anggaran Dasar
Perseroan).
4. Perseroan dapat melakukan kegiatan usaha dalam rangka optimalisasi
sumber daya yang dimiliki perseroan antara lain dalam bentuk
kerjasama dan/atau penyewaan asset, gedung, gudang, ruang
perkantoran, bengkel, properti lainnya serta kerjasama dan/atau
penyewaan mesin-mesin, alat ukur dan peralatan produksi lainnya.

3.2 Sejarah Perusahaan

Perusahaan didirikan sebagai evolusi dari kerja sama PN Telekomunikasi


dan Siemen AG pada tahun 1966. Kerja sama ini berlanjut pada pembentukan
Pabrik Telepon dan Telegraf (PTT) sebagai Bagian dari LPP Postel pada tahun
1968. Pada tahun 1974, bagian ini dipisahkan dari LPP Postel menjadi sebuah

16
Perseroan Terbatas yang berada di bawah naungan Direktorat Jenderal Pos dan
Telekomunikasi. Pendirian Perusahaan ini didasarkan pada Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No: 34 tahun 1974 tanggal 23 September 1974 tentang
Penyetoran Modal Negara Republik Indonesia untuk Pendirian Perusahaan
Perseroan (Persero) di Bidang Industri Telekomunikasi dan Surat Keputusan
Menteri Keuangan Republik Indonesia No: Kep-1771/MK/IV/12/1974 tanggal 28
Desember 1974 tentang Penetapan Modal Perusahaan Perseroan. Anggaran Dasar
Perusahaan dibuat oleh Akta Notaris Pengganti Warda Sungkar Alurmei, S.H.,
Nomor 322 tanggal 30 Desember 1974 dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman
Republik Indonesia Nomor: Y.A.5/273/10 tanggal 1 Agustus 1975, sebagaimana
telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Akta Notaris Muhammad Hanafi, S.H.,
Nomor: 30 tanggal 19 Juli 2012, dan telah mendapat persetujuan berdasarkan
Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor:
AHU-40994.A.H.01.02, Tahun 2012 tanggal 27 Juli 2012.
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor: 036/MPBUMN/
1988, PT INTI (Persero) dimasukkan ke dalam kelompok Industri Strategis. Pada
tanggal 17 Januari 1998 dikeluarkan sebuah Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No: 12 tahun 1998 yang menghilangkan peran departemen teknis dalam
mengelola BUMN. Sebagai tindak lanjutnya, pembinaan INTI beralih ke
Kementrian Negara Pendayagunaan BUMN. Pada tahun yang sama BPIS beralih
status menjadi sebuah holding company dengan nama PT Bahana Pakarya Industri
Strategis (Persero) atau PT BPIS dan sepuluh BUMN strategis di bawahnya
menjadi anak perusahaan. Kondisi ini berakhir pada tahun 2002, dimana PT BPIS
dibubarkan pada bulan Maret 2002 sesuai Peraturan Pemerintah Nomor: 52 Tahun
2002. Selanjutnya pengelolaan INTI beralih kembali ke Kementrian Negara
Pendayagunaan BUMN.
PT INTI (Persero) resmi berdiri pada tanggal 30 Desember tahun 1974,
Bidang usaha INTI meliputi produk-produk radio sonde, radio High Frequency
(HF), radio Very High Frequency (VHF), pesawat telepon dan stasiun bumi untuk
Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) Palapa. Produk stasium bumi yang
disebut terakhir ini mencatatkan sejarah dalam perkembangan INTI dengan

17
memberikan kontribusi pada prestasi penjualan tertinggi di periode ini, yaitu
sebesar 24,3 milyar rupiah di tahun 1981.

Fasilitas produksi yang dimiliki INTI pada periode ini antara lain:

 Pabrik Perakitan Telepon Pabrik


 Perakitan Peralatan Transmisi
 Pabrik Mekanik dan Plastik
 Laboratorium Software Komunikasi Data (PACKSATNET) bekerjasama
dengan Logitech.

Kerjasama Teknologi yang pernah dilakukan pada era ini antara lain dengan
Siemens AG, BTM, PRX, JRC. Pada era tersebut produk Pesawat Telepon Umum
Koin (PTUK) INTI menjadi standar Perumtel (sekarang Telkom).

Diawali oleh rencana pemerintah untuk melakukan digitalisasi infrastruktur


telekomunikasi di Indonesia dan menunjuk INTI sebagai pemasok tunggal Sentral
Telepon Digital Indonesia (STDI) yang dilaksanakan berdasarkan Technical and
Business Cooperation Agreement (TBCA) dengan Siemens AG. Fasilitas produksi
terbaru yang dimiliki INTI pada masa ini, disamping fasilitas-fasilitas yang sudah
ada sebelumnya, antara lain Pabrik Sentral Telepon Digital Indonesia (STDI)
pertama di Indonesia dengan teknologi produksi Trough Hole Technology (THT).
Pabrik STDI berkapasitas 150.000 Satuan Sambungan Telepon (SST) ini dibangun
pada tahun 1984 dan produksi pertamanya sebesar 10.000 SST diluncurkan pada
tahun 1985. Di kemudian hari kemampuan pabrik ini dilengkapi juga dengan
teknologi produksi Surface Mounting Technology (SMT). Produk STDI ini
berkontribusi sangat signifikan bagi pertumbuhan penjualan dan laba INTI.
Walaupun pada tahun 1990 pemerintah membuka persaingan dengan mengijinkan
dua pemasok sentral digital lainnya, yaitu AT&T dan NEC, namun sampai dengan
tahun 1998 INTI masih tetap menjadi market leader dalam hal pangsa pasar
infrastruktur telekomunikasi, yaitu sebesar 60% dari total pasar nasional.

Dengan memanfaatkan fasilitas pabrik ini pula, ruang lingkup produk INTI
dilengkapi oleh Pulse Code Modulation (PCM), Private Automatic Branch

18
Exchange (PABX), dan pesawat telepon meja INTI 111 yang semuanya merupakan
produk lisensi dari Siemens AG. Disamping itu INTI juga memproduksi perangkat-
perangkat hasil pengembangan sendiri seperti Stasiun Bumi Kecil (SBK), High
Frequency (HF) Radio, Digital Microwave Radio (DMR), Sistem Telepon
Kendaraan Bergerak (STKB), Pesawat Telepon Umum Coin Box dan Pesawat
Telepon Umum Swalayan (PTUS). Sejak tahun 1989, produk INTI dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu:

1. Produk sentral;
2. Produk transmisi; dan
3. Produk terminal atau CPE.
Kerjasama Teknologi yang pernah dilakukan pada periode ini antara lain :

 Bidang sentral dengan Siemens AG


 Bidang transmisi dengan Japan Radio Company
 Bidang CPE dengan Siemens AG, BTM, Tamura, Syapura, dan Tatung
TEL
Dari ketiga kategori produk tersebut, produk yang memberikan kontribusi
terbesar dalam penjualan INTI adalah produk sentral.

Pada era ini, INTI memiliki reputasi dan prestasi yang signifikan, yaitu :

 Menjadi pionir dalam proses digitalisasi sistem dan jaringan


telekomunikasi di Indonesia.
 Bersama Telkom telah berhasil dalam proyek otomatisasi telepon di ensio
seluruh ibu kota kabupaten dan ibu kota kecamatan di seluruh wilayah
Indonesia.
Pada periode tahun 1988, Berdasarkan KEPMEN 036/M-PBUMN/1988,
PT INTI (Persero) masuk ke dalam Industri Strategis. Bisnis Terbesar pada periode
ini adalah Sentral Telepon Digital Indonesia (STDI). Pada periode ini pula PT INTI
(Persero) berhasil mengembangkan produk SBK 3 kanal dan Sentral Telepon
Digital Indonesia Kecil (STDI-K).

19
Dengan berakhirnya TBCA dengan Siemens AG, INTI mengukuhkan diri
sebagai penyedia solusi engineering, terutama sebagai system integrator untuk
pembangunan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia, tidak terkecuali
pembangunan infrastruktur telekomunikasi seluler. Tidak kurang dari 2000 BTS
telah dibangun oleh INTI di seluruh penjuru Indonesia. Pada periode ini aktivitas
ensiononal dipersiapkan untuk dipindahkan kepada anak perusahaan PT INTI
(Persero).

Pada tahun 2002, Berdasarkan peraturan Pemerintah Nomor: 52 Tahun


2002, Pembubaran PT. BPIS dan PT INTI di bawah KN. BUMN. Bisnis terbesar
pada periode ini adalah pembangunan jaringan seluler.

Pada era ini kerjasama teknologi tidak lagi terkonsentrasi pada Siemens,
tetapi dilakukan secara berimbang (multi principal) dengan beberapa perusahaan
multinasional dari Eropa dan Asia. Aktivitas manufaktur tidak lagi ditangani sendiri
oleh INTI, tetapi secara spin-off dengan mendirikan anak-anak perusahaan dan
usaha patungan, seperti :

 Bidang CPE, dibentuk anak perusahaan bernama PT.INTI PISMA


International yang bekerja sama dengan JITech International, bertempat di
Cileungsi Bogor
 Bidang mekanik dan ension, dibentuk usaha patungan dengan PT
PINDAD bernama PT.IPMS, berkedudukan di Bandung, yang resmi
berdiri di bulan Juli 2004.
 Bidang-bidang switching, akses dan transmisi, dirintis kerja sama dengan
beberapa perusahaan multinasional seperti SAGEM, MOTOROLA,
ALCATEL, Ericsson, Samsung.

Bisnis terbesar pada periode ini adalah CDMA. RMJ (regional metro
junction) dan jaringan akses fiber optic dan Out Site Plant (OSP), digital microwave
link, pembangunan tower nasional, CME dan power supply serta indoor coverage.

20
INTI menghidupkan kembali bisnis manufaktur untuk menopang
keberlanjutan perusahaan. Melahirkan produk-produk genuine seperti: Smart PBX,
GPA, IPUMC, FFWS, I-Perisalah, KWH Meter, IMO Mobile Phone, dan MSAN.

PT INTI (Persero) memantapkan langkahnya untuk memasuki bisnis solusi


Engineering, system integrator dan pengembangan produk-produk genuine.
Beberapa produk genuine unggulan PT INTI antara lain: Smart PBX, General
Purpose Agent (INTI Power Utilities Monitoring & Control, Flood Forecasting and
Warning System) I-PERISALAH dan KWH Meter. Pengembangan untuk produk
produk genuine INTI lainnya masih berlanjut, seperti Converter Kit untuk BBM ke
Gas, Smart meter untuk Gas dan Air, EDC berbasis USSD dengan Telkomsel,
Pembaca KTP Elektronik, kerja sama pengembangan dan produksi untuk sistem
transportasi dengan PT KAI dengan produk Garansi (Pencegahan Pelanggaran
Sinyal).

3.3 Visi dan Misi Perusahaan


A. Visi

Best smart digital divices provider in the region

B. Misi
1. Membangun Sinergi Inovasi Nasional dalam rangka menyediakan
solusi cerdas di bidang telekomunikasi, informatika, elektronika dan
smart energy bagi peningkatan hidup masyarakat yang lebih baik.
2. Membangun Kemandirian Nasional di bidang ICT dan smart energy
untuk mewujudkan industry strategis yang professional, efektif,
efisien, terintegrasi dan inovatif.
3. Memaksimalkan Nilai Perusahaan serta mengupayakan
pertumbuhan yang berkesinambungan.
4. Berperan sebagai penggerak utama bangkitnya industry dalam
negeri.

21
3.4 Strukutur Organisasi

Gambar 3.4.1
Struktur Organisasi Perusahaan

22
DIVISI
INFORMATION TECHNOLOGY
DAN UMUM

BAGIAN BAGIAN BAGIAN


IT SERVICE UMUM PENGADAAN KORPORASI

URUSAN OPTIMALISASI URUSAN PERENCANAAN DAN


URUSAN SISTEM INFORMASI
PROPERTI PENGENDALIAN PENGADAAN

URUSAN IT QUALITY URUSAN PEMELIHARAAN


URUSAN PENGADAAN
ASSURANCE PROPERTI

URUSAN PELAYANAN UMUM


URUSAN IT INFRASTRUCTURE
DAN K3LH

URUSAN ADMINISTRASI URUSAN PENGELOLAAN DATA


UMUM DAN ARSIP AKTIVA TETAP
PERUSAHAAN

KELOMPOK AHLI IT

Gambar 3.4.2
Struktur Organisasi Divisi IT & Umum

3.5 Uraian Kerja Per Unit


1. Kepemimpinan tertinggi dipegang oleh Darman Mappangara sebagai
Direktur Utama
2. Teguh Adi Suryandono sebagai Direktur Bisnis membawahi unit kerja:
1) SBU Broadband

Ditujukan untuk mendukung dan membantu Direktur Bisnis dalam


mengelola dan menjalankan kegiatan Perusahaan yang pada pokknya
meliputi bidang pemasaran seta penjualan produk dan/atau jasa, komersial,
engineering, implementasi proyek, service, serta pengadaan dan keuangan
SBU Broadband.

23
2) SBU Defense & Digital Service

Ditujukan untuk mendukung dan membantu Direktur Bisnis dalam


mengelola dan emenjalankan kegiatan Perusahaan yang pada pokoknya
meliputi bidang penjualan produk dan/atau jasa, komersial, engineering,
implementasi proyek, sserta pengadaan dan keuangan SBU Defense &
Digital Service.

3. Tri Hartono Rianto sebagai Direktur Keuangan membawahi unit kerja:


1) Divisi Corporate Finance

Ditujukan untuk mendukung dan membantu Direktur Keuangan


dalam mengelola dan menjalankan kegiatan Perusahaan yang pada
pokoknya meliputi bidang strategi pendanaan, pendanaan operasional,
pajak, akuntansi keuangan, dan akuntansi manajemen, serta bidang
verifikasi, penganggaran, kebijakan akuntansi, sistem dan prosedur
akuntansi, dan pelaporan keuangan.

2) Divisi Information Technology dan Umum

Ditujukan untuk mendukung dan membanu Direktur Keuangan


dalam mengelola dan menjalankan kegiatan Perusahan yang pada
pokoknya meliputi bidang layanan teknologi informasi, layanan umum,
dan pengellaan data aktiva tetap, serta bidang kerumahtanggaan
Perusahaan.

3.6 Prosedur Pengendalian Aktiva Tetap Korporasi PT. Inti (Persero)


1. Unit pemakai barang inventaris terlebih dahulu harus melihat anggaran
inventaris yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Anggaran
pengadaan barang inventarisnya. Diharuskan menerbitkan surat pengajuan
inventaris dengan lembar standar Pengajuan investasi. Surat lembar
pengajuan investasi tersebut diajukan oleh Ka.Bag, diketahui/disetujui

24
oleh Ka.Divisinya, disetujui oleh Ka. Divisi Pengelolaan Anggaran
investasi dan disetujui oleh Direktur.
2. Lembar pengajuan investasi yang telah ditandatangani pimpinan, oleh
User diserahkan ke bagian Akuntansi untuk dasar anggaran.
3. User mengeluarkan PR melalui SAP dengan Spesifikasi barang sesuai
yang diajukan.
4. Berdasarkan PR dan ditambah Nomor inventaris yang diupload oleh
sistekfo, Logistik memproses Purchase Order (PO), dengan berpedoman
kepada SKD No.KN.006/2014
5. Barang yang sudah sampai di Gudang diperiksa dan diuji fungsi serta
disesuaikan spesifikasinya oleh Unit Pemakai Bersama-sama dengan Unit
Pengelolaan Aset, bila sudah sesuai maka User Menerbitkan LPB
(Laporan Pemeriksaan Barang) dengan ditanda tangan kedua belah pihak
antara User dan Mitra. Bila hasil pemeriksaan tidak sesuai/jelek maka
barang dikembalikan ke mitra (ditolak).
6. Berdasarkan Laporan Pemeriksaan Barang (LPB), logistic (Gudang)
menerbitkan GR (Good Receive), menandakan bahwa barang telah
diterima dengan kondisi baik dan dapat diterima.
7. Sedangkan Unit Pengelola Aset menempelkan Nomor Aktiva pada barang
tersebut dan langsung diserahkan ke User yang dibuktikan dengan
menerbitkan Berita Acara Serah Terima Aset (BASTA)
8. Berdasarkan (BASTA) Urusan Pengelolaan Aset mencatat barang yang
telah diserahkan ke dalam buku inventaris asset dan Aplikasi Portal,
sedangkan User melakuka pencatatan pada buku atau daftar aktiva yang
ada di unit kerjanya. Setiap User yang melakukan pencatatan diharuskan
pengendalian aktiva di unitnya, dan tidak diperkenankan memindahkan ke
unit kerja yang lain kecuali ada perseujuan pimpinan unit terkait.
9. Setiap unit yang melakukan pemindahan asset tetap harus ada iji Kepala
Divisi, unit kerja yang mengelola asset tetap diharuskan membuat Berita
Acara penyerahan Barang aktiva (BASTA) dengan unit yang menerima

25
barang, dan ditembuskan ke bagian Akuntansi serta Pengelola Aset untuk
dicatat dan dipindahbukukan
10. Dokumen-dokumen yang telah diterbitkan (LPB, GR, BASTA) oleh User
direkap dan dilaporkan ke Bagian Keuangan untuk dicatat dalam
monitoring pembukuan.
11. Urusan Pengelolaan Aset Bersama-sama unit korporasi melakukan
inventarisasi fisik secara berkala (6 bulan sekali) yang mengacu kecatatan
inventarisasi Aktiva Tetap yang lalu dan Pembelian yang dilakukan selama
6 (enam) bulan terakhir.
12. Penerbitan Nomor Aset adalah dilakukan dengan terlebih dahulu ada
permintaan dari Unit pemakai atau informasi dari Logistik ke Akuntansi
tembusan ke pengelolan Aset berupa Email.

26
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Praktik kerja lapangan merupakan implementasi keilmuan dan bidang studi


yang dimiliki mahasiswa pada dunia kerja yang sebenarnya dan merupakan sarana
yang diberikan perguruan tinggi sebagai syarat untuk kenaikan tingkat.

Program Praktik Kerja Lapangan dilakukan selama 1 (satu) bulan di PT.


Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero). Selama menjalani PKL, praktikan
memperoleh banyak wawasan, pengetahuan serta pengalaman tentang dunia kerja
secara nyata terutama berkaitan dengan aktivitas pengelolaan aset di PT. INTI .

Pekerjaan harian membantu praktikan dalam memperoleh pengetahuan dan


tujuan dari pelaksanaan kegiatan PKL. Berikut adalah hasil yang diperoleh
praktikan dari kegiatan Praktik Kerja Lapangan di PT. INTI :

1. Pengalaman mengenai dunia kerja yang telah dilakukan di PT. INTI


(Persero)
2. Praktikan dapat mengetahui struktur organisasi perusahaan beserta tugas
yang dijalankan oleh setiap bagian.
3. Praktikan dapat belajar bertanggung jawab dan berdisiplin tinggi atas setiap
tugas yang diberikan.

4.2 Saran

Saran bagi mahasiswa

1. Mempersiapkan diri dengan belajar praktik kerja lapangan sebelum


benar-bener terjun kedunia kerja secara langsung.
2. Mentaati tata tertib dan aturan yang telah ditentukan oleh perusahaan.

27
3. Melaksanakan setiap tugas yang diberikan perusahaan dengan penuh
tanggung jawab, ikhlas dan disiplin.

28
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Industri_Telekomunikasi_Indonesia_(perusahaan)

http://inti.co.id/index.php/id/

http://inti.co.id/index.php/id/2015-06-18-06-35-00/struktur-organisasi

http://inti.co.id/index.php/id/2015-06-18-06-35-00/riwayat-singkat

http://inti.co.id/index.php/id/2015-06-18-06-35-00/visi-misi

http://nurarinahidayah.blogspot.com/2015/03/definisi-pengendalian-fungsi-dan-
tujuan.html

http://oliverfrancoistambunan.blogspot.com/2011/06/pengawasan-internal-aktiva-
tetap.html

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/68840/Chapter%20III-
IV.pdf?sequence=3&isAllowed=y

https://www.jurnal.id/id/blog/2018-aktiva-tetap-pengertian-jenis-karakteristik-
perolehan-dan-cara-pencatatannya/

http://www.pengertianku.net/2018/01/pengertian-prosedur-dan-macamnya-serta-
cirinya-secara-umum.html

Prosedur Kerja. PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero). Prosedur


Pengendalian Aktiva Tetap Korporasi. Bagian Umum & Properti, Divisi Sekretaris
Perusahaan. QMS-0106035-1. Edisi 04.

29

Anda mungkin juga menyukai