Anda di halaman 1dari 21

1

PROPOSAL PENELITIAN

KINERJA PEGAWAI TATA USAHA


SDN KAIT KAIT 1 KECAMATAN BATI-BATI

Oleh :

Kelompok : ......
1. Nama/ NPM : ...................................
2. Nama/ NPM :....................................
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA)


Bina Banua Banjarmasin
2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang

dibuat pemerintah dan pihak swasta sebagai tempat terbaik untuk

belajar sehingga diharapkan dapat menciptakan manusia seutuhnya

dengan mengembangkan kemampuan intelektual, potensi, spiritual,

kepribadian dan sosial dalam membentuk watak manusia. Oleh karena

itu sekolah harus dikelola secara efektif dan efisien untuk mencapai

tujuan tersebut.

Dalam rangka untuk menunjang kelancaran proses pembelajaran

di sekolah diperlukan suatu bagian yang mendukung kegiatan tersebut

yaitu tata usaha sekolah. Pada hakikatnya kegiatan tata usaha adalah

segenap kegiatan pengelolaan surat-menyurat yang dimulai dari

menghimpun (menerima), mencatat, mengelolah, menggandakan,

mengirim, dan menyimpan semua bahan keterangan yang diperlukan

oleh organisasi. Tata usaha merupakan salah satu unsur administrasi.

Tata usaha sekolah merupakan ujung tombak pelayanan jasa

pendidikan suatu lembaga, yaitu sebagai badan administrasi sekolah

yang secara langsung menangani pelayanan didalam internal

maupun eksternal sekolah yang mempunyai tugas dan fungsi melayani

pelaksanaan pekerjaan- pekerjaan operatif untuk mencapai tujuan dari

2
suatu organisasi, menyediakan keterangan-keterangan bagi pucuk

pimpinan organisasi untuk membuat keputusan atau melakukan

tindakan yang tepat, dan membantu kelancaran perkembangan

organisasi sebagai suatu keseluruhan. Maka, melalui manajemen tata

usaha yang baik, juga akan mempengaruhi kualitas pelayanan

suatu lembaga.

Keberadaan tenaga tata usaha sekolah dalam proses pembelajaran

termasuk dalam hal ini Sekolah Dasar Negeri Kait Kait 1 Kecamatan

Bati-Bati adalah sangat diperlukan. Sebagai salah satu komponen proses

pembelajaran, tugas dan fungsi tata usaha tidak dapat dilakukan oleh

pendidik. Karena pekerjaan tata usaha bersifat administratif yang

tunduk pada aturan sifatnya khusus.

Atas dasar itulah sehingga peneliti melalui kesempatan ini,

mencoba menelusuri suatu penelitian dengan judul: “Kinerja Pegawai

Tata Usaha Sekolah Dasar Negeri Kait Kait 1 Kecamatan Bati-Bati”.

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dibuatlah

rumusan masalah sebagai berikut :

Bagaimana Kinerja Pegawai Tata Usaha Sekolah Dasar Negeri Kait

Kait 1 Kecamatan Bati-Bati ?

3
1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui Kinerja Pegawai Tata Usaha Sekolah Dasar Negeri

Kait Kait 1 Kecamatan Bati-Bati.

1.4 Kegunaan Hasil Penelitian

Kegunaan Hasil Penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan informasi dan sumbangan pemikiran bagi peningkatan

kinerja pegawai tata usaha pada sekolah dasar.

2. Sebagai bahan informasi yang diharapkan dapat menjadi

pertimbangan, khususnya bagi Sekolah Dasar Negeri Kait Kait 1

Kecamatan Bati-Bati dalam meningkatkan mutu pendidikan.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Ketatausahaan

1. Pengertian Tata Usaha

Terry dalam The Liang Gie (1988:11) menyebutkan Perkerjaan

kantor meliputi penyampaian keterangan secara lisan dan pembuatan

warkat-warkat tertulis dan laporan-laporan sebagai cara untuk

meringkas banyak hal dengan cepat guna menyediakan suatu landasan

fakta bagi tindakan kontrol dari pimpian.

Menurut The Liang Gie (1988:13) Tata Usaha adalah segenap

rangkaian aktifitas menghimpun, mencatat, mengolah, menggandakan,

mengirim dan menyimpan keterangan-keterangan yang diperlukan

dalam setiap usaha kerjasama.

Menurut Sutarto (1989:35) Tata Usaha adalah segenap rangkaian

penataan yang berupa penghimpunan, pencatatan, pengolahan,

penggandaan, pengiriman, penyimpanan, pemeliharaan, penyusunan dan

pemusnahan informasi.

Dari perumusan-perumusan diatas tersebut dapat disimpulkan

bahwa tata usaha/pekerjaan kantor berhubungan erat dengan masalah

keterangan atau warkat. Yang dimaksud dengan keterangan adalah

segala sesuatu yang diperoleh melalui pembacaan, pengamatan,

5
pendengaran. Sedangkan warkat adalah semua catatan baik tertulis

maupun bergambar tentang segala hal yang dibuat untuk keperluan

membantu ingatan.

2. Pekerjaan Tata Usaha

Menurut The Liang Gie (1988:17) Tata Usaha sebagai suatu proses

penyelenggaraan mengenai keterangan-keterangan atau warkat pada dasarnya

berwujud 6 pola pembuatan yaitu :

a. Menghimpun : yaitu kegaitan-kegiatan menghimpun


mengusahakan tersedianya segala keterangan
yang tadinya belum ada atau berserakan di
mana-mana sehingga siap untuk digunakan
bilamana diperlukan.
b. Mencatat : yaitu kegaitan membubuhkan dengan pelbagai
peralatan tulis keterangan-keterangan yang
diperlukan sehingga berwujud tulisan yang
dapat dibaca, dikirim dan disimpan.
c. Mengolah : Yaitu bermacam-macam kegiatan
mengerjakan keterangan-keterangan dengan
maksud agar dapat disajikan dalam bentuk
yang lebih berguna.
d. Menggandakan: yaitu kegaitan memperbanyak bahan
keterangan dengan berbagai, cara dan alat
sebanyak jumlah yang dibutuhkan.
e. Mengirim : yaitu kegiatan menyampaikan dengan
berbagai cara dan alat-alat satu pihak kepada
pihak lain.
f. Menyimpan : yaitu kegiatan menaruh dengan pelbagai cara
dan alat ditempat tertantu yang aman.
Keenam aktivitas tersebut tidak merupakan suatu urutan waktu,

melainkan dapat berlangsung sendiri-sendiri atau dalam suatu rangkaian

mulai dari aktivitas yang mana pun.

Tata Usaha tentu terdapat dalam setiap organisasi pada tingkat

pimpinan yang tertinggi sampai lapisan terbawah. Selanjutnya diantara

6
satuan-satuan organisasi setiap badan usaha tentu terjadi hubungan kerja

yang dapat disebut juga sebagai hubungan tatausaha.

Yang dimaksud hubungan tata usaha ialah kontak diantara segenap

satuan oragnisasi yang satu dengan lainnya yang tidak menyangkut perintah

dan tanggung jawab, melainkan menyampaikan keterangan-keterangan

dalam rangka memberikan pelayanan kepada pelaksanaan pekerjaan-

pekerjaan operatif. Hubungan tata usaha itu umumnya terwujud dalam

bentuk surat, formulir, saduran, kutipan, tembusan atau sesuatu macam

warkat lainnya. Hubungan tata usaha berlangsung pula antara suatu

organiusasi baik instansi pemerintahan maupunperusahaan swasta dengan

badan dan individu-individu.

Tata usaha yang merupakan pekerjaan pengendalian data dan informasi

itu dapat dogolongkan menjadi empat macam, yang masing-masing

menyangkut tujuan daripada data handling. Artinya data dan informasi

untuk apa, untuk dibagaimanakan.

1. Pekerjaan untuk komunikasi, yakni sebagaian besar berupa

korespondensi internal dan eksternal, adalah pekerjaan untuk

memperlancar kehidupan organisasi secara keseluruhan, agar

supaya memberikan dan menerima segala macam data dan

informasi yang memungkinkan dia berpartisipasi penuh dalam

kehidupan organisasi.

7
2. Pekerjaan untuk resistensi, adalah semua pekerjaan yang bersifat

perekam data dan informasi secara sistematis, sehingga tidak

hilang dan sewaktu-waktu diperlukan dapat dengan cepat

ditemukan kembali.

3. Pekerjaan untuk komputasi, adalah semua pekerjaan yang intinya

adalah mengolah data dan informasi. Oleh karena makin besar

suatu badan usaha makin banyak sekali data yang hrrus diolah,

sehinga dewsa ini orang lebih banyak mempergunakan komputer

dalam hal pengolahan data dan informasi agar hasilnya bisa lebih

cepat dan lebih akurat.

4. Pekerjaan untu informasi,adalah semua peklerjaan yang sifat atau

tujuannya adlah pengumpulan dari pada pengetahuan yang

selengkaplengkapnya.

3. Peranan Tata Usaha

Pada suatu usaha kerjasama (organisasi) biasanya terdapat dua jenis

pekerjaan, yakni pekerjaan pokok dan pekerjaan penunjang. Pekerjaan pokok

ini sering pula disebut dengan pekerjaan operatif, yakni pekerjaan yang

langsung berhubugnan dengan tercapainya tujuan. Sedangkan pekerjaan

penunjang disebut pula dengan pekerjaan pelayanan, yakni pekerjaan yang

membantu tercapainya /terlaksananya pekerjaan pokok.

Untuk lebih jelasnya dibawah ini akan diberikan gambaran

mengenai perkerjaan pokok dan pekerjaan pelayanan.

8
Suatu universitas (fakultas) tujuan pokoknya adalah untuk

mencetak para sarjana maka untk ini diperlukan proses belajar

mengajar agar para mahasiswanya menjadi seorang yang ahli dalam

suatu disiplin ilmu tertentu.

Proses belajar mengajar ini merupakan pekrjaan operatif

(pokok). Untuk keperluan proses belajar mengajar (kuliah) ini perlu

disiapkan sarana penunjang seperti absensi mahasiswa, daftar nilai,

registrasi dan program penambilan nmata kuliah. Kegiatan-kegiatan

ini adalah kegiatan pelayanan yang akan melayani pekerjaan operatif

tersebut diatas.

Didalam suatu organisasi pekerjaan yang ini disebut dengan

pekerjan tatausaha, dan sudah menjadi kenyataan bahwa segi

ketatausahaan selalu ada dalam setiap organisasi serta mempunyai

peranan yang dapat mempengaruhi tercapainya tujuan organiasi

secara keseluruhan.

Secara garis besar tatausaha ini mempunyai 3 peranan pokok

yaitu :

a. Melayani pelaksanan pekerjaan-pekerjaan operatif untuk


mencapai tujuan dari sesuatu organisasi.
b. Menyediakan keterangan-keterangan bagi pucuk pimpinan
organisasi itu untuk membuat keputusan atau melakukan
tindakan yang tepat.
c. Membantu kelancaran perkembangan organisasi sebagai
suatu keseluruhan (Sutarto,1989:37).

Tatausaha melayani pelaksanaan pekerjaan operatif dengan

menyediakan pelbagai keterangan yang diperlukan. Keterangan-

9
keterangan itu memudahkan tercapainya tujuan yang diinginkan atau

memungkinkan pelayanan pekerjaan operatif yang bersangkutan

secara lebih baik, misalnya saja tatausaha melayani pekerjaan dokter

yang mengobati pasien-pasien yang dirawat dalam suasana rumah

sakit dengan menyiapkan kartu-kartu dan membuat keterangan

tentang riwayat penyakit, keterangan dari pengobatan setiap hari atau

obat-obat yang telah diberikan kepada pasien. Tanpa bantuan kartu

pasien tersebut tindakan mungkin seorang dokter akan mengingat

semua keterangan tersebut secara sempurna dan dengan demikian

tujuan penyembuhan juga akan semakin sulit.

Tatausaha membantu pihak pimpinan organisasi dalam

membantu keputusan dan melaksakan dan melakukan tindakan yang

tepat. Disini dapat dilihat dengan adanya penyampaian informasi

yang berupa laporan dari bawahan adalah merupakan bahan bagi

pimpinan dalam membuat suatu keputusan dan dalam melakukan

tindakan, disamping itu pula hakl ini berkaitan erat dengan fungsi

kontrol yang harus dijalankan oleh seorang pimpinan. Untuk lebih

jelasnya hal ini dapat dilihat pada perumusan Terry tentang tatausaha

yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu.

Akhirnya tata usaha mempunyai peranan melancarkan

kehidupan dan perkembangan organisasi secara keseluruhan karena

fungsinya sebagai sebagai pusat ingatan dan sumber dokumen.

Banyak instansi pemerintah atau badan swasta dalam

10
menyelenggarakan kegiatan-kegaitan tidak melakukan pencatatan-

pencatatan yang cermat atau memelihara dokumen dengan baik,

padahal keterangan-keterangan itu mempunyai arti yang sangat

penting sekali untuk bahan penilaian atau penyusunan program bagi

perkembangan organisasi organisasi tersebut.

4. Ciri-Ciri Tata Usaha

Tata Usaha sebagai suatu program maka dalam kegiatan

tersebut dapat dilihat adanya beberapa ciri yang mungkin tidak

dimiliki oleh kegiatan lainnya. Seperti telah dipaparkan diatas bahwa

peranan tata usaha adalah untuk melayani pekerjaan operatif, karena

melayani pekerjaan operatif maka pekerjaan operatif tersebut akan

lebih mudah untuk dilaksanakan (dicapai), atau dengan lain perkataan

setiap tindakan pelayanan akan membantu mempermudah dan

meringankan pekerjaan yang dilayani.

Konsekwensi dari sifat pelayanan itu ialah bahwa tatausaha dan

kantornya tidak bisa berdiri sendiri.

Tata usaha harus dikaitkan dengan pekerjaan operatif.

Sedangkan kantor tatausha tentu senantiasa merupakan bagian dari

suatu organisasi yang berusaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Dalam suatu perusahaan, tatausaha tidak langsung mendatangkan

laba sebagaimana yang dihasilkan kegiatan operatif seperti produksi

dan penjualan. Tatausaha hanyalah memberikan pelayanan dan

11
bantuan agar pekerjaan operatif dapat berjalan lancar sehingga tujuan

dapat tercapai.

Meskipun tatusaha banyak mewujudkan bermacam-macam

pekerjaan dalam kantor, tapi ada kesatuan yang sama pada semua

kegiatan tersebut, yaitu sifat pelayanannya sebatgai salah satu ciri

yang utama.

Tata usaha sebagai suatu rangkaian kegiatan tidak hanya

dikerjakan oleh sekelompok orang tertentu saja, akan tetapi dalam

kenyataannya tata usaha ini terdapat hampir disetiap bagian dalam

suatu organisasi. Tetapi dari itu, tata usaha dapat mencapai segala

tempat dan tidak terbatas pada lingkungan gedung atau kantor dari

suatu badan usaha atau organisasi. Salah satu contoh dapat dilihat

pada kegaitan sensus yang dilakukan pemerintah, di mana petugas

sensus tersebut menghimpun dan mencatat pelbagai keterangan dari

setiap individu atau kepala keluarga yang dikunjunginya ditempat

tinggal meraka.

Dengan demikian istilah pekerjaan kantor (office work) yang

lazim dipakai dalam praktek dan kepustakaan asing sebenarnya

adalah kurang tepat, karena seolah-olah tatausaha hanya dikerjakan

didalam suatu kantor dan tidak terdapat ditempat lain yang bukan

kantor, walaupun tidak diingkari bahwa memang sebgian besar segi

tata usaha ini dilaksanakan didalam lingkungan tempat kerja yang

disebut dengan kantor.

12
Sifat tata usaha yang terdapat disemua bagian dan juga dapat

dilaksanakan diluar dari kantor suatu organisasi adalah merupakan

salah satu ciri tata usaha bersifat merembes kesegenap bagian.

Walaupun tata usaha dapat menjadi tugas pokok dari

sekelompok pegawai, tetapi pekerjaan ini tidak menjadi monopoli

kelompok pegawai tersebut. Ketatausahaan dilakukan pula oleh

pejabat pimpinan tertinggi dengan tidak mengubah kedudukannya

sebagai pimpinan atau mereka yang mempunyai tugas pokok

pelaksanaan kegiatan operatif. Sebagai contoh dapat dilihat pada

adanya pimpinan yang melaksanakan penyimpanan surat-surat

penting atau produksi dalam suatu pabrik yang melakukan pencatatan

jumlah produksi atu hasil produksi rusak. Dengan demimikian

nyatalah bahwa tata usaha tersebut dilaksanakan oleh setiap bagian

dalam suatu organisasi, dan ini merupakan salah satu ciri dari usaha.

Secara ringkas ciri tatausaha tersebut dapat dikatakan :

1. Bersifat pelayanan

2. Merembes disegala bidang organisasi

3. Dilaksanakan oleh semua pihak dalam organisasi

Dari apa yang telah dipaparkan diatas mengenai masalah

ketatausahaan, maka jelaslah bahwa tatausaha merupakan salah satu

faktor yang perlu diperhatikan dalam suatu organisasi. Karena

fungsinya sebagai pusat ingatan dan sumber dokumentasi maka

tatusaha turut berperan melancarkan kehidupan dan perkembangan

13
organisasi secara keseluruhan, dan disamping itu juga menyediakan

keterangan-keterangan bagi suatu pimpinan dalam membuat suatu

keputusan.

5. Pengorganisasian Tata Usaha

Dalam hubungannya dengan organisasi secara keseluruhan

maka pengorganisasian tatausaha dapat mempergunakan azas

pemusatan (sentralisasi) atau azas pemencaran/ desentralisasi (The

Liang Gie,1988: 21).

a. Azas Sentralisasi

Dengan penterapan azas ini semua kerja perkantoran dalam

organisasi yang bersangkutan dibebankan dan dilaksanakan oleh sebuah

satuan organisasi yang berdiri sendiri disamping satuan-satuan organisasi

yang memikul pekerjaan-pekerjaan operatif. Dalam hal ini satuan

organiasasi yang melaksanakan tugas/pekerjaan operatif dibebaskan dari

pelaksanaan tugas ketatausahaan. Semua pekerjaan dalam bidang

tatausaha ini dilakukan oleh sebuah satuan pelayanan misalnya seperti

bagian tatausaha atau bagian sekretariat.

b. Azas Desentralisasi

Penterapan azaas ini, dimana masing-masing satuan organisasi

dalam suatu organisasi disamping melaksanakan tugas induknya/pokok

juga melakukan semua kerja ketatausahaan yang terdapat dalam

lingkungannya sendiri. Mungkin akan timbul pertanyaan, cara yang mana

yang paling baik dipergunakan untuk suatu organiasasi. Untuk menjawab

14
pertanyaan ini bukanlah suatu hal yang mudah sebab penggunaan salah

satu cara didalam suatu organisasi bisa dikatakan baik untuk saat

sekarang tapi belum tentu tetap baik utnuk masa yang akan datang, hal ini

mungkin disebabkan oleh perkembangan dari organisasi itu sendiri.

1.2 Kinerja

1. Pengertian Kinerja Pegawai

Kinerja adalah sesuatu yang dicapai; prestasi kerja yang

diperlihatkan; kemampuan kerja (Kamus Besar Bahasa Indonesia,

2002:313). Pedoman Penyusunan laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah yang dikeluarkan oleh LAN Nomor 589/IX/6/Y/1999

(1999:3) menyebutkan pengertian kinerja sebagai gambaran mengenai

tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program

kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi

organisasi. Penilaian terhadap kinerja merupakan hal yang sangat

penting karena dapat dijadikan ukuran keberhasilan suatu organisasi

dalam kurun waktu tertentu.

Gibson (1997:70) menyebutkan bahwa Performance atau prestasi

kerja adalah hasil dari pelaku.

Husein Umar (2005:261) mengemukakan bahwa variabel dari

kinerja itu adalah mutu pekerjaan, kejujuran karyawan, inisiatif,

kehadiran, sikap, kerja sama, keandalan, pengetahuan tentang pekerjaan,

tanggung jawab dan pemanfaatan waktu.

15
As’ad (2008:37) mengatakan kinerja sebagai hasil yang dicapai

oleh seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang

bersangkutan. Kemudian Swasto (2001 : 58) mengatakan kinerja adalah

kualitas dan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan/ diselesaikan oleh

individu, kelompok dan organisasi.

Rue dan Byart dalam Kaban (2001 : 121) menyebutkan kinerja

sebagai pencapaian, atau dengan kata lain kinerja merupakan tingkat

pencapaian tujuan organisasi sehingga dapat dikatakan kinerja

merupakan suatu tingkatan sejauh mana proses kegiatan organisasi

memberikan hasil atau pencapaian tujuan.

Dari pendapat pakar-pakar tersebut, dapat disimpulkan bahwa

kinerja adalah prestasi atau hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau

kelompok/organisasi dalam melaksanakan tugas yang diberikan sesuai

dengan kriteria yang ditetapkan.

2. Pengukuran Kinerja

Agus Darma (1998:15) berpendapat ada 2 (dua) cara pengukuran

yang dapat digunakan seperti penghematan, tingkat kesalahan dan

sebagainya. Hampir seluruh cara pengukuran kinerja

mempertimbangkan kuantitas, kualitas, dan ketepatan waktu.

Sedangkan Syarif (1987:82) mengartikan pengukuran kinerja adalah

mutu ( kehalusan, kebersihan, dan ketelitian), jumlah waktu

(kecepatan), jumlah macam kerja (banyaknya keahlian), jumlah jenis

16
alat (keterampilan dalam mempergunakan bermacam-macam alat) dan

pengetahuan tentang pekerjaan.

Menurut Bemadi (1993:25) dengan menggunakan 6 (enam)

kriteria pendekatan untuk mengukur sejauhmana kinerja pegawai /

karyawan secara individu. Criteria tersebut adalah sebagai berikut :

a. Kualitas, merupakan tingkat sejauhmana proses atau hasil


pelaksanaan kegiatan mendekati kesempurnaan.
b. Kuantitas, merupakan jumlah yang dihasilkan, misalnya jumlah
rupiah, jumlah unit, jumlah siklus kegiatan yang diselesaikan.
c. Ketepatan waktu, adalah tingkah sejauhmana kegiatan diselesaikan
pada waktu yang dikehendaki, dengan memperhatikan koordinasi
output lain serta waktu yang tersedia untuk kegiatan lain.
d. Efektifitas, tingkat sejauhmana penggunaan daya organisasi
(manusia, keuangan, teknologi dan material) dimaksimalkan untuk
mencapai hasil tertinggi, atau pengurangan kerugian dari setiap unit
penggunaan sumber daya.
e. Kemandirian, merupakan tingkat sejauhmana pekerja dapat
melaksanakan suatu fungsi pekerjaan tnpa memerlukan pengawasan
seorang supervisor untuk mencegah tindakan yang kurang
diinginkan.
f. Hubungan interpersonal, merupakan tingkat sejauhmana karyawan
pegawai memelihara harga diri, nama baik dan kerjasama diantara
rekan kerja dan bawahannya.

17
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat di Sekolah Dasar Negeri Kait Kait 1

Kecamatan Bati-Bati yang beralamat di Kecamatan Bati Bati Kabupaten

Tanah Laut. Penelitian ini dilaksanakan selama ± 5 bulan yaitu terhitung

sejak di keluarkannya SK penelitian dari STIA bulan April 2018 sampai

Agustus 2018.

3.2 Metoda Penelitian

Metoda yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metoda

Evaluasi, yaitu suatu metoda penelitian yang bertujuan guna melakukan

penilaian terhadap keberhasilan pelaksanaan suatu program/ kegiatan.

Dalam ini adalah penilaian terhadap keberhasilan pekerjaan administrasi

kesiswaan pada Sekolah Dasar Negeri Kait Kait 1 Kecamatan Bati-Bati.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru yang mengajar

pada Sekolah Dasar Negeri Kait Kait 1 Kecamatan Bati-Bati yang

berjumlah 12 orang.

18
Sampel penelitian diambil dari keseluruhan jumlah populasi, yaitu

seluruh guru pada Sekolah Dasar Negeri Kait Kait 1 Kecamatan Bati-Bati.

Dengan demikian teknik penarikan sampel yang dipergunakan adalah total

sampling. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 12 orang.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Kuisioner

Yaitu data dikumpulkan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang

diajukan kepada responden penelitian seputar pelayanan Administrasi

kesiswaan yang diberikan oleh Tata Usaha Sekolah Dasar Negeri Kait

Kait 1 Kecamatan Bati-Bati.

2. Observasi

Yaitu data dikumpulkan dengan cara turun langsung ke lapangan

dengan melakukan pengamatan terhadap fenomena yang menjadi

masalah penelitian.

3. Dokumentasi

Yaitu data dikumpulkan dari dokumen-dokumen yang berkaitan dengan

masalah penelitian.

19
3.5 TeknikAnalisa Data

Data yang berhasil dikumpulkan diolah kemudian hasilnya

dimasukan ke dalam tabel distribusi frekuensi untuk kemudian diberikan

penjelasan serta dinterpretasikan. Teknik analisa data dilakukan secara

kualitatif.

3.6 Definisi Operasional

Kinerja yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah hasil kerja

pegawai Tata Usaha Sekolah Dasar Negeri Kait Kait 1 Kecamatan Bati-

Bati dalam mengerjakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pelaksana

administrasi sekolah dasar.

Administrasi sekolah adalah administrasi kesiswaan, adminisrasi

kepegawaian, administrasi persuratan, administrasi keuangan sekolah.

20
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Sani, Ridwan, dkk. Penjaminan Mutu Sekolah, Cet.1 Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2015

Aedi, Nur. Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Yogyakarta:


Gosyen Publishing, 2016

Arikunto, Suharsimi. Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan


Kejuruan, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1993

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:


Bina Aksaran, 2006

Ismaya, Bambang. Pengelolaan Pendidikan, Bandung: Refika Aditama, 2015

Kasan, Tholib. Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, Jakarta: Studia


Press
Lamatenggo Nina dan Hamzah B Uno. Teori Kinerja dan Pengukurannya,
Jakarta: Bumi Aksara, 2012

M Daryanto. Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2006

Minarti, Sri. Manajemen Sekolah, Yogyakarta: Ar-Russ Media, 2016

Nawawi, Hadari. Administrasi Pendidikan, Jakarta: Haji Masagung, 1992

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.24 Tahun 2008 tentang Standar


Tenaga Administrasi Sekolah

Prihatin, Eka. Teori Administrasi Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2011

Septi Winarsi, Atik dan Ratminto. Manajemen Pelayanan, Yogyakarta: Pustaka


Pelajar, 2012

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R


& D, Bandung: Alfabeta, 2010

21

Anda mungkin juga menyukai