1 A
6.2 B
6.3 C
6.4 D
6.5 Dinamika Rotasi; Torsi dan Inersia (Kelembaman) Rotasi
Percepatan sudut dari benda yang berotasi sebanding dengan torsi total
yang
diberikan padanya :
Dimana dituliskan
a F,
a .
Pada kasus linier, percepatan tidak hanya berbanding lurus dengan gaya total, tetapi juga
berbanding terbalik dengan inersia benda yang disebt massa, m. dengan demikian dapat
ditulis :
F
a=
. Tetapi apakah yang memerakan massa pada kasus rotasi ? itulah yang akan
m
dibahas. Pada saat yang sama, akan terlihat bahwa hubungan
langsung
F=ma .
F
m
Pertama,
pertimbangkan
lingkaran
Gambar 8-17 Massa m yang berotasi pada lingkaran dengan radius r terhadap sat
dengan
radius r di ujung sebuah tali atau tongkat yang massanya dapat diabaikan dan kita anggap
ada satuan gaya F yang bekerja padanya (seperti gambar 8-17). Torsi yang
mengakibatkan percepatan sudut adalah
untuk besaran linier,
=rF .
F=ma
F=mr
Jika kita kalikan kedua sisi dengan r, maka didapatkan bahwa torsi
dinyatakan dengan :
2
=mr
=rF
[partikel tunggal]
mr
(8-11)
yang
inersia.
Kita dapat memakai Persamaan 8-11 untuk setiap partikel pada benda, dan
kemudian menjumlah untuk semua partikel. Jumlah berbagai torsi merupakan torsi total,
, sehingga di dapatkan :
2
=( m r )
(8-12)
kuadrat jarak partikel tersebut dari sumbu rotasi. Jika kita memberikan nomor (1,2,3,)
untuk
setiap
2
partikel,
maka
Momen Inersia
HUKUM NEWTON KEDUA UNTUK ROTASI
benda, memainkan peran yang sama untuk gerak rotasi seperti peran massa pada gerak
translasi. Sebagaimana bisa dilihat dari Persamaaan 8-13, inersia rotasi sebuah benda
tidak hanya bergantung dari massanya, tetapi juga pada bagaimana massa tersebut
terdistribusi relatif terhadap sumbu. Sebagai contoh, silinder dengan diameter yang
panjang akan memiiliki inersia rotasi yang lebih besar daripada silinder lain dengan
massa yang sama tetapi diameter yang lebih pendek (dan dengan demikian, silinder
tersebut lebih panjang), Gambar 8-18. Silinder yang pertama akan lebih sulit untuk mulai
berotasi, dan lebih sulit untuk diberhentikan. Jika massa terkonsentrasi lebih jauh dari
sumbu rotasi, inersia rotasi lebih besar. Untuk gerak rotasi, massa benda tidak dapat
dianggap terkonsentrasi di pusat massanya.
erdiameter besar memiliki inersia rotasi dibanding dengan silinder dengan diameter yang lebih kecil tetapi den
CONTOH 8-11
________4,0 M_______
0,5 m
4m
5 Kg
5 Kg
7 Kg
7 Kg
sumbu
sumbu
Dua beban pada sebuah batang: sumbu berbeda, I berbeda. Dua beban dengan
(b) pada sebuah batang
massa 5 kg dan 7 kg (a)
diletakkan dengan jarak 4 meter satu sama lain
yang ringan (yang massanya dapat diabaikan), sebagaimana ditunjukkan gambar di atas.
Hitung momen inersia (a) ketika dirotasikan sekitar sebuah sumbu yang berada di tengah
antara kedua beban tersebut,gambar a, dan (b) jika sistem berotasi sekitar sumbu yang
terletak 0,5 m disebelah kiri massa 5 kg,gambar b.
PENYELESAIAN :
a. Kedua beban berjarak sama, 2 meter dari sumbu rotasi. Dengan demikian :
I=m r 2
2 m 2
2 m2 +( 7 kg)
(5 kg)
20 kg . m2+28 kg .m2
48 kg . m2
b. Massa 5 kg sekarang berada 0,5 mdari sumbu dan massa 7 kg berada 4,5 m dari
sumbu. Maka :
2
I=m r
4,5 m 2
0,5 m 2+(7 kg)
(5 kg)
2
1,3 kg . m +142 kg . m
143 kg . m2
Contoh di atas mengilustrasikan dua hal penting. Pertama, momen inersia sistem benda
untuk sumbu rotasi yang berbeda. Kedua, kita lihat pada bagian (b)
bahwa massa yang dekat dengan sumbu rotasi hanya mengambil
bagian kecil dari momen inersia total; pada contoh ini, benda 5 kg
berperan kurang dari 1 persen untuk total. Untuk sebagian besar
I bergantung pada
sumbu rotasi dan
pada
distribusi
massa.
benda-benda biasa, massa terdistribusi secara kontinu, dan perhitungan momen inersia,
m r 2 , bisa sangat sulit.
1. Buat
lengkap
2. Buat diagram benda bebas untuk
untuk rotasi,
=I . Jika
dari
menunjukkan
satu),
yang
dalam rad/s2,
rotasi
(berlawanan
dn
apakah
jawaban
masuk akal
Poros
Pusat
Batang silinder
Ujung
Silinder
berongga
Melalui sumbu
Silinder pejal
Melalui sumbu
Gambar
Momen inersia
Silinder pejal
Melintang sumbu
Bola pejal
Melalui pusat
Bola pejal
Bola berongga
Melalui diameter
m r =( m ) R =M R
, dimana M
CONTOH 8-12
terlihat dipercepat beraturan dari keadaan diam sampai mencapai laju sudut 30 rad/s
dalam waktu 3 sekon. Jika ada torsi gesekan (pada sumbu),
fr =1,10 m. N , tentukan
momen inersia katrol. Katrol dianggap berotasi sekitar pusatnya. Diagram benda beasnya
ditunjukkan pada gambar 8-21, walaupun gaya gesekan tidak diperlihatkan karena hanya
mengetahui torsinya.
PENYELESAIAN Kita dapat menghitung momen inersia dari persamaan 8-14,
=I , karena dari pengukuran yang diketahui kita dapat menentukan
dan
. Torsi total merupakan torsi yang dihasilkan oleh FT dikurangi torsi gesekan; kita
ambil arah berlawanan jarum jam sebagai positif:
=( 0,330 m ) (15 N ) 1,10 m. N=3,85 m. N
Percepatan sudut adalah :
=
t
30
rad
0
s
=10 rad /s 2
3s
Sehingga :
I=
3,85 m. N
=
=0,385 kg . m 2
2
10 rad /s
RANGKUMAN
Percepatan sudut
yang
F
.
m
Dengan menggunakan rumus pergeseran poros, buktikanlah bahwa momen inersia batang
homogen yang diputar pada salah satu ujungnya dapat dihitung dengan rumus I = m.l
2.
Diketahui sebuah batang homogen bermassa 0,6 kg dan panjang 60 cm. Jika gumpalan
lumpur bermassa 20 gram dilempar dan menempel pada salah satu ujung batang, maka
tentukanlah momen inersia sistem melalui pusat batang.
Jika jari-jari katrol 25 cm dan percepatan gravitasi bumi 10 m/s 2, maka percepatan gerak
turunnya benda m adalah...
a. 8m/s2
b. 6m/s2
c. 4m/s2
d. 2m/s2
e. 1m/s2
2. Dari soal nomor 1, maka percepatan sudut katrol adalah...
a. 30rad/s2
b. 36rad/s2
c. 32rad/s2
d. 34rad/s2
e. 37rad/s2
3. Sebuah katrol bentuknya silinder pejal dengan massa M = 4 kg ditarik dengan gaya F
hingga berotasi dengan percepatan sudut sebesar 5 rad/s2.
a.
b.
c.
d.
e.
10,5 x 10-2 kg m2
1,05 x 10-2 kg m2
105 x 10-2 kg m2
10,05 x 10-2 kg m2
100,5 x 10-2 kg m2
Tiga partikel dengan massa m, 2m, dan 3m dipasang pada ujung kerangka yang massanya
diabaikan. Sistem terletak pada bidang xy. Jika sisterm diputar terhadap sumbu y, maka
momen inersia sistem adalah...
a. 5 ma
b. 7 ma
c. 5 ma2
d. 6 ma2
e. 7 ma2
1. Saat poros bergeser ke salah satu ujung artinya poros digeser sejauh l dari pusat,
sehingga :
I = 112 m.l2 + m.(k.l)2
I = 112 m.l2 + m.(.l)2
I = 112 m.l2 + m.l2
I = (112 + ) m.l2
I = (112 + 312) m.l2
I = (412) m.l2
I = 13 m.l2
Terbukti.
2. I = I batang + I lumpur
I = 112 m.l2 + mR2
I = 112 (0,6).(0,6)2 + 0,02 (0,3)2
I = 0,018 + 0,0018
I = 0,0198
I = 1,98 x 10-2 kg m2
(Persamaan 1)
Tinjau benda m :
(Persamaan 2)
Subsitusikan persamaan 1 dan 2
Jawaban
: a (8m/s2)
Jawaban
: c (32rad/s2)
3. Data
M = 4 kg
r = 20 cm = 0,2 m
= 5 rad/s2
F =
Gaya yang bekerja pada katrol dan jaraknya, gaya berat w, tidak usah diikutkan, karena
posisinya tepat di poros, jadi tidak menghasilkan putaran.
Jumlah torsi (perkalian gaya dengan jaraknya) harus sama dengan I. Sehingga
Jawaban
: a (2N)
4. I = I silinder + I lumpur
I = mR2 + m.r2
I = (2).(0,1)2 + 0,2 (0,05)2
I = 0,01 + 0,0005
I = 0,0108
I = 1,05 x 10-2 kg m2
Jawaban
: b (1,05 x 10-2 kg m2)
5.
Jawaban
: e (7ma2)