Anda di halaman 1dari 16

Laboratorium Fisika Dasar

STT MIGAS Balikpapan


Jl. Soekarno Hatta KM 8
Nama Mahasiswa

: Rizky Teddy Audinno

NIM

: 1201239

No. Kelompok

: 3 (Tiga)

Program Studi

: Teknik Geologi

Semester/Kelas

:I/B

Tanggal Praktikum

: 23 Juni 2013

Nama Dosen

: Rubana Edison, S.Si

Teman Kelompok: 1. Eric Dennis Setiawan


2. Lisa Helnasi
3. Renato Dian Yacob S.
4. Tetey Hertenti

Laboratorium Fisika Dasar


STT MIGAS Balikpapan
Jl. Soekarno Hatta KM 8
Percobaan I I: Ayunan Matematis
1. Tugas Pendahuluan
1. Buktikanlah persamaan (M-2.2), (M-2.3),(M-2.4), dan (M-2.8)!
GM
g0 = 2
Pembuktian persamaan M-2.2
:
R
F=

G M1 M2
R2

M 2 a=
a=

G M1 M2
R2

G M1
R

GM
GM
g0 = 2
2
R
R

Pembuktian persamaan M-2.3


F=

( R+h )2
G M1 M2

( R+h )2

G M1

( R+ h )

GM
GM
g0=
2
( R+h )
( R+h )2

Pembuktian persamaan M-2.4

F=

GM
:
( R+h )2

G M1 M2

M 2 a=
a=

g0=

G M1 M2

(12 Rh )

g0=

GM

h
12
R

Laboratorium Fisika Dasar


STT MIGAS Balikpapan
Jl. Soekarno Hatta KM 8
M 2 a=

a=

G M1 M2

(12 hR )

G M1

(12 Rh ) (

GM
GM
g 0=
h
h
12
12
R
R

Pembuktian persamaan M-2.8 T=2

l
g :

Gerak Harmonik=Gerak Melingkar Beraturan

Gaya Pemulih=Gaya Sentripetal


F P=F S
=
(
untuk sud ut rad ) kecil makasin
F P=mgsin
maka F P =mg

( Xl )

F P=F S
mg

( Xl )=4 m f X
2

g
2 2
=4 f
l
f=

f=

1
2

g
l 4 2

g
l

1
1
l
T= =
=2
f
g
1 g
2 l

2. Mengapa pada percobaan ayunan sistematis harus menggunakan sudut ayunan kecil?
Agar terjadi gerak ayunan yang harmonik, karena apabila kita menggunakan sudut

Laboratorium Fisika Dasar


STT MIGAS Balikpapan
Jl. Soekarno Hatta KM 8
ayunan yang besar maka gerak ayunan tidak akan menjadi gerak yang harmonik
lagi. Gerak harmonik ini adalah gerak osilasi dan periodik.

Pada gambar di atas, ditunjukkan sebuah ayunan dengan panjang l, dengan sebuah
partikel bermassa m, yang membuat sudut terhadap arah vertical. Gaya yang
bekerja pada partikel adalah gaya berat dan gaya tarik dalam tali. Kita pilih suatu
sistem koordinat dengan satu sumbu menyinggung lingkaran gerak (tangensial) dan
sumbu lain pada arah radial. Kemudian kita uraikan gaya berat mg atas
komponenkomponen pada arah radial, yaitu mg cos , dan arah tangensial, yaitu mg
sin . Komponen radial dari gaya-gaya yang bekerja memberikan percepatan
sentripetal yang diperlukan agar benda bergerak pada busur lingkaran.Komponen
tangensial adalah gaya pembalik pada benda m yang cenderung mengembalikan
massa keposisi setimbang. Jadi gaya pembalik adalah :F = mg sin
Perhatikan bahwa gaya pembalik di sini tidak sebanding dengan akan tetapi
sebanding dengan sin . Akibatnya gerak yang dihasilkan bukanlah gerak harmonik
sederhana. Akan tetapi, jika sudut adalah kecil maka sin (radial). Simpangan
sepanjang busur lintasan adalah x=l. , dan untuk sudut yang kecil busur lintasan
dapat dianggap sebagai garis lurus. Jadi untuk simpangan yang kecil, gaya pembalik
adalah sebanding dengan simpangan, dan mempunyai arah berlawanan.
3. Berapakah kira-kira batas maksimal sudut simpangan tersebut? Batas maksimal
sudut simpangan adalah 10o
4. Selain percobaan ayunan sistematis percobaan apa saja yang anda ketahui untuk
menemukan percepatan gravitasi bumi? Percobaan Neraca Puntir Cavendish.
Cavendish menggunakan alat ini untuk menghitung massa bumi. Dua bola timah
hitam digantungkan pada ujung-ujung sebuah tiang yang digantungkan pada kawat

Laboratorium Fisika Dasar


STT MIGAS Balikpapan
Jl. Soekarno Hatta KM 8
sedemikian ruipa sehingga tiang dapat berputar dengan bebas. Batangan yang
menyangga dua bila besar diputar sedemikian rupa sehingga bola besar dan bola
kecil saling mendekati. Gaya tarik gravitasi antara bola besar dan bola kecil
menyebabkan tiang tersebut berputar. Dengan mengukur besar putaran. Cavendish
dapat menghitung gaya tarik antara bola yang massanya diketahui pada jarak
tertentu dengan menggunakan hukum gravitasi. Cavendish tidak hanya memperkuat
teori gravitasi. Newton, tetapi juga berhasil menentukan nilai G. Nilai yang diterima
sampai sekarang ini adalah G = 6,672 x 1011 Nm2/kg2.
5. Dalam menentukan percepatan gravitasi bumi menggunakan ayunan matematis
dengan menggunakan metode grafik, besaran apa yang dipasang pada sumbu absis
dan ordinat? Sumbu absis ialah panjang tali (l) dalam meter (m) dan sumbu ordinat
ialah periode kuadrat bandul (T2) dalam sekon kuadrat (s2).
6. Bagaimana Anda menentukan nilai percepatan gravitasi bumi (g) berdasarkan grafik

tersebut? Dengan menggunakan rumus

4 2
4 2
=m g=
. Pertama, kita harus

g
m

menetapkan gradien masing-masing titik pada grafik. Kedua, kita hitung rata-rata

gradiennya. Lalu, masukkan gradien rata-rata tersebut ke dalam rumus

Kemudian ubah rumus menjadi

g=

4 2

4 2
=m .
g

, dan nilai g sudah dapat ditentukan

(nilai g berkisar antara 9-10 ms-2).

2. Tujuan Percobaan
a.
b.
c.
d.

Memahami asas ayunan matematis dan gerak harmonis sederhana.


Memahami percepatan gravitasi bumi
Menentukan percepatan gravitasi bumi di tempat percobaan yang dilakukan.
Memahami pengaruh panjang tali, massa beban dan besar sudut simpangan pada
hasil pengukuran.

Laboratorium Fisika Dasar


STT MIGAS Balikpapan
Jl. Soekarno Hatta KM 8
3. Alat dan Bahan
a.
b.
c.
d.

Alat Ayunan Matematis


Stopwatch
Busur Derajat
Mistar

4. Dasar Teori
Percepatan gravitasi bumi
Percepatan Gravitasi bumi adalah percepatan yang dialami oleh benda karena
beratnya sendiri. Berat benda adalah gaya tarik bumi pada benda tersebut. Gaya itu
disebut dengan gaya gravitasi yaitu gaya tarik-menarik antar dua massa atau lebih.
Menurut hokum Newton tentang gravitasi, antara dua benda yang massanya m dan M,
jarak antara pusat massanya r terdapat gaya tarik-menarik yang besarnya :

F=G

M 1 M2
R2

(M-2.1)
11
2
2
G=6,67x 10 Nm kg (konstanta gravitasi umum)

Dengan menggunakan hukum II Newton, dan menganggap bumi sebagai bola


berjejari R, akan diperoleh percepatan gravitasi di permukaan bumi (go) adalah :
M

go=G R 2
(M-2.2)
Dengan M : massa bumi
Sedangkan percepatan gravitasi bumi pada ketinggian h dari permukaan bumi adalah :
g0=

GM
( R+h )2

(M-2.3)

Laboratorium Fisika Dasar


STT MIGAS Balikpapan
Jl. Soekarno Hatta KM 8
Jika h<< R persamaan (M-2.3) dapat didekati dengan :
g0 =

GM

( 12 Rh )

(M-2.4)

Ayunan Matematis

Benda titik bermassa n digantung dengan seutas tali (dianggap tak bermassa)
disimpangkan dengan sudut , (sangat kecil), kemudian dilepaskan, benda akan
berayun bolak balik yang arahnya selalu menuju ketitik setimbangnya. Untuk sudut
simpangan yang kecil dan gesekan dengan udara diabaikan maka gerak benda tersebut
dapat dianggap gerak harmonis sederhana dengan gaya pemulih.
F= -mg sin

(M-2.5)

Pada gerak harmonis sederhana persamaan simpangan dapat dinyatakan :


S=A cos t

(M-2.6)

Laboratorium Fisika Dasar


STT MIGAS Balikpapan
Jl. Soekarno Hatta KM 8
Dan menurut hukum II Newton gaya pemulih pada GHS tersebut:
d2 s
F=ma= d t 2 =m s

(M-2.7)

s
Untuk sudut yang sangat kecil, sin = t

( dalam radian), dengan

mensubstitusikan ke persamaan (M-2.5) dan dengan menggunakan persamaan (M-2.7),


akan diperoleh persamaan periode ayunan matematis yakni

T=2

l
g

(M-

2.8)
Bandul matematis atau ayunan matematis setidaknya menjelaskan bagaimana suatu
titik benda digantungkan pada suatu titk tetap dengan tali. Jika ayunan menyimpang
sebesar sudut terhadap garis vertical maka gaya yang mengembalikan :
F = - m . g . sin
Untuk dalam radial yaitu kecil maka sin = = s/l, dimana s = busur lintasan bola
dan l = panjang tali , sehingga : F = mgs/l
Kalau tidak ada gaya gesekan dan gaya puntiran maka persamaan gaya adalah :

Beban yang diikat pada ujung tali ringan yang massanya dapat diabaikan disebut
bandul. Jika beban ditarik kesatu sisi, kemudian dilepaskanmaka beban akan terayun
melalui titik keseimbangan menuju ke sisi yang lain. Bila amplitudo ayunan kecil, maka
bandul sederhana itu akan melakukan getaran harmonik. Bandul dengan massa m
digantung pada seutas tali yang panjangnya l. Ayunan mempunyai simpangan anguler
dari kedudukan seimbang. Gaya pemulih adalah komponen gaya tegak lurus tali.
F = - m g sin
F=ma

Laboratorium Fisika Dasar


STT MIGAS Balikpapan
Jl. Soekarno Hatta KM 8
maka
m a = - m g sin
a = - g sin
Untuk getaran selaras kecil sekali sehingga sin = . Simpangan busur s = l atau
=s/l , maka persamaan menjadi: a= gs/l . Dengan persamaan periode getaran harmonik.

Dimana :
l = panjang tali (meter)
g = percepatan gravitasi (ms-2)
T = periode bandul sederhana (s)
Dari rumus di atas diketahui bahwa periode bandul sederhana tidak bergantung pada
massa dan simpangan bandul, melaikan hanya bergantung pada panjang dan percepatan
gravitasi, yaitu:

Gerak osilasi yang sering dijumpai adalah gerak ayunan. Jika simpangan osilasi tidak
terlalu besar, maka gerak yang terjadi dalam gerak harmonik sederhana. Ayunan
sederhana adalah suatu sistem yang terdiri dari sebuah massa dan tak dapat mulur. Ini
dijunjukkan pada gambar dibawah ini. Jika ayunan ditarik kesamping dari posisi
setimbang, dan kemudian dilepasskan, maka massa m akan berayun dalam bidang
vertikal kebawah pengaruh gravitasi. Gerak ini adalah gerak osilasi dan periodik. Kita
ingin menentukan periode ayunan. Pada gambar di bawah ini, ditunjukkan sebuah

Laboratorium Fisika Dasar


STT MIGAS Balikpapan
Jl. Soekarno Hatta KM 8
ayunan dengan panjang 1, dengan sebuah partikel bermassa m, yang membuat sudut
terhadap arah vertical. Gaya yang bekerja pada partikel adalah gaya berat dan gaya tarik
dalam tali. Kita pilih suatu sistem koordinat dengan satu sumbu menyinggung lingkaran
gerak (tangensial) dan sumbu lain pada arah radial. Kemudian kita uraikan gaya berat mg
atas komponenkomponen pada arah radial, yaitu mg cos , dan arah tangensial, yaitu mg
sin . Komponen radial dari gaya-gaya yang bekerja memberikan percepatan sentripetal
yang diperlukan agar benda bergerak pada busur lingkaran.Komponen tangensial adalah
gaya pembalik pada benda m yang cenderung mengembalikan massa keposisi setimbang.
Jadi gaya pembalik adalah :
F = mg sin
Perhatikan bahwa gaya pembalik di sini tidak sebanding dengan akan tetapi
sebanding dengan sin . Akibatnya gerak yang dihasilkan bukanlah gerak harmonic
sederhana. Akan tetapi, jika sudut adalah kecil maka sin (radial). Simpangan
sepanjang busur lintasan adalah x=l , dan untuk sudut yang kecil busur lintasan dapat
dianggap sebagai garis lurus. Jadi kita peroleh :

Jadi untuk simpangan yang kecil, gaya pembalik adalah sebanding dengan simpangan,
dan mempunyai arah berlawanan. Ini bukan laian adalah persyaratan gerak harmonic
sederhana.

Tetapan

mg/l

menggantikan

tetapan

pada

F=-kx.

Perioda ayunan jika amplitude kecil adalah:

5. Metode
a. Menetapkan panjang tali ayunan yakni jarak antara penjepit tali sampai pangkal bola
adalah 100 cm.

Laboratorium Fisika Dasar


STT MIGAS Balikpapan
Jl. Soekarno Hatta KM 8
b. Menyimpangkan ayunan dengan sudut ayunan antara 5 sampai 10 kemudian
melepaskannya
c. Mengukur waktu untuk minimal 20 kali ayunan dengan mulai menghidupkan
stopwatch ketika benda melalui titik setimbangnya dan mematikannya setelah
melalui titik setimbang sebanyak 41 kali.
d. Melakukan variasi data untuk : panjang tali,massa benda,simpangan.

6. Data Percobaan
No.

l (cm)

1.
2.
3.
4.
5.

30

10o

Jumlah

Ayunan

20

(sekon)
22,28
21,69
22,22
21,81
22,19
22,038

Jumlah

Ayunan

(sekon)
28,38
28,28
28,5
28,03
28,16
28,27

Rata-rata

No.

l (cm)

1.
2.
3.
4.
5.

50

10o

20

Rata-rata

No.
1.
2.
3.
4.
5.

l (cm)

90

Rata-rata

10o

Jumlah
Ayunan

20

t (sekon)
37,75
37,54
38
37,53
37,5
37,664

Laboratorium Fisika Dasar


STT MIGAS Balikpapan
Jl. Soekarno Hatta KM 8

7. Pembahasan
Tabel Perhitungan Percepatan Gravitasi
g
No

(cm)

1.

30
30
30
30
30
50
50
50
50
50
90
90
90
90
90

2.

3.

l (m)

t (s)

T (s)

T2 (s2)

0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,9
0,9
0,9
0,9
0,9

22,28
21,69
22,22
21,81
22,19
28,38
28,28
28,5
28,03
28,16
37,75
37,54
38
37,53
37,5

1,114
1,085
1,111
1,091
1,110
1,419
1,414
1,425
1,402
1,408
1,888
1,877
1,900
1,877
1,875

1,241
1,176
1,234
1,189
1,231
2,014
1,999
2,031
1,964
1,982
3,563
3,523
3,610
3,521
3,516

42l
(m)
11,832
11,832
11,832
11,832
11,832
19,719
19,719
19,719
19,719
19,719
35,495
35,495
35,495
35,495
35,495

Dari tabel pengamatan di atas, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Diketahui:

l1 = 30 cm = 0,3 m
T 2 = 1,214 s2
= 3,14
Maka,

g1=

4 2 l 4 .3,142 .0,3
=
=9,748 m s2
2
1,214
T

g (ms-2)
9,534
10,060
9,585
9,949
9,611
9,793
9,863
9,711
10,039
9,947
9,963
10,075
9,832
10,080
10,096

(ms2 )
9,748

9,871

10,009

Laboratorium Fisika Dasar


STT MIGAS Balikpapan
Jl. Soekarno Hatta KM 8

Diketahui:

l2 = 50 cm = 0,5 cm
T 2

= 1,998 s2

= 3,14
2

Maka,

Diketahui:

4 l 4 .3,14 .0,5
g2= 2 =
=9,871 m s2
1,998
T

l3 = 90 cm = 0,9 m
2
T

= 3,547 s2

= 3,14

Maka,

g3=

4 2 l 4 .3,142 .0,9
=
=10,009 m s2
2
3,457
T

Dari hasil perhitungan di atas kita dapat mengetahui bahwa besaran percepatan
gravitasi di bumi berkisar antara 9 ms-2 sampai 10 ms-2. Sesuai dengan data yang sering
kita gunakan dalam setiap perhitungan yang menggunakan percepatan gravitasi, yaitu g =
2

-2

9,8 ms . Hal ini membuktikan bahwa rumus

g=

4 l
T2

untuk mencari percepatan

gravitasi memiliki tingkat keakuratan perhitungan yang sangat tinggi, dan dapat
dijadikan acuan dalam menghitung percepatan gravitasi.
Grafik Percepatan Gravitasi

Laboratorium Fisika Dasar


STT MIGAS Balikpapan
Jl. Soekarno Hatta KM 8
4.000
3.500
3.000
2.500
T2(s2)

2.000
1.500
1.000
0.500
0.000
0.3

0.5
l (m)

Analisis Hasil Perhitungan:


m=

sumbu y T 2
=
sumbu x l

m 1=

1,214
=4,048
0,3

m 2=

1,998
=3,996
0,5

m 3=

3,547
=3, 941
0,9

m=3,995

4
4
=m g=

g
m

0.9

Laboratorium Fisika Dasar


STT MIGAS Balikpapan
Jl. Soekarno Hatta KM 8
2

4
4 . 3,14
g=
=
=9,872ms2
3,995 3,995

8. Kesimpulan
Dari percobaan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa:
a. Semakin panjang tali semakin besar pula nilai periode

b. Semakin panjang tali, semakin besar pula waktu yang dibutuhkan.


c. Massa beban tidak mempengaruhi nilai periode
d. Perbedaan panjang tali pada ayunan tidak berpengaruh pada besarnya percepatan
gravitasi mutlak di permukaan bumi.
e. Dalam penghitungan nilai percepatan gravitasi mutlak, panjang tali pada bandul
berbanding lurus dengan kuadrat periode pada ayunan.

f. Nilai gravitasi bumi yaitu antara 9 s/d 10, ini dapat di buktikan dengan

menggunakan rumus

4 2l
T2

yang mana telah dilakukan percobaan di atas

yang menghasilkan nilai gravitasi antara 9 s/d 10.

9. Referensi
Bambang Purwadi,dkk. 2002. Paduan Praktikum Fisika Dasar. Yogyakarta: Lab.Fisika
Dasar FMIPA Universitas Gajah Mada
Haliday

dan

Rensnick.1998.Fisika

Jilid

(terjemahan).

Jakarta:Erlangga

Tipper.1999.Fisika Jilid I (terjemahan). Jakarta:Erlangga


Nurachmandani, Setya. 2009. FISIKA 2 untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Laboratorium Fisika Dasar


STT MIGAS Balikpapan
Jl. Soekarno Hatta KM 8

Anda mungkin juga menyukai