tingkat kepresisian 0.01 mm (10-5 m). Alat ini ditemukan pertama kali oleh Willaim
Gascoigne pada abad ke-17 karena dibutuhkan alat yang lebih presisi dari jangka sorong.
Penggunaan pertamanya adalah untuk mengukur jarak sudut antar bintang-bintang dan
ukuran benda-benda luar angkasa dari teleskop.
Meskipun mengandung kata “mikro”, alat ini tidak tepat digunakan untuk menghitung benda
dengan skala mikrometer. Kata “mikro” pada alat ini diambil dari Bahasa Yunani micros
yang berarti “kecil”, bukan skala mikro yang berarti 10-6.
Lihat juga materi lainnya:
Metode Ilmiah
Termodinamika
Bagian-bagian Mikrometer Sekrup
Sleeve
Bagian statis berbentuk lingkaran yang merupakan tempat ditulisnya skala pengukuran.
Terdapat dua skala, yaitu skala utama dan skala nonius.
Thimble
Bagian yang dapat digerakkan oleh tangan penggunanya.
Ratchet
Bagian yang dapat membantu menggerakkan poros geser dengan pergerakan lebih
perlahan dibanding menggerakkan thimble.
Rangka (Frame)
Komponen berbentuk C yang menyatukan poros tetap dan komponen-komponen lain
mikrometer sekrup. Rangka mikrometer sekrup dibuat tebal agar kokoh dan mampu
menjaga objek pengukuran tidak bergerak, bergesar, atau berubah bentuk.
1. Objek yang ingin diukur diletakkan menempel dengan bagian poros tetap.
2. Setelah itu, bagian thimble diputar hingga objek terjepit oleh poros tetap dan poros geser.
3. Bagian ratchet dapat diputar untuk menghasilkan perhitungan yang lebih presisi dengan
menggerakkan poros geser secara perlahan.
4. Setelah yakin bahwa objek benar-benar terjepit diantara kedua poros, hasil pengukuran dapat
dibaca di skala utama dan skala nonius.
Cara Membaca Mikrometer Sekrup
Pembacaan mikrometer sekrup dilakukan pada dua bagian, yaitu di skala utama dan di
skala nonius atau Vernier. Skala utama dapat dibaca di bagian sleeve dan skala nonius
dapat dibaca di bagian thimble.
Pada contoh pengukuran di atas, cara membaca mikrometer sekrup tersebut adalah:
Untuk skala utama, dapat dilihat bahwa posisi thimble telah melewati angka “5” di bagian atas,
dan pada bagian bawah garis horizontal telah melewati 1 strip. 0.5mm. Artinya, pada bagian ini
didapat hasil pengukuran 5 + 0.5 mm = 5.5 mm. Pengukuran juga dapat dilakukan dengan
prinsip bahwa setiap 1 strip menandakan jarak 0.5mm. Dikarenakan terlewati 5 strip di atas
garis horizontal dan 6 strip di bawah garis horizontal, maka total jarak adalah (5+6) x 0.5mm =
5.5mm
Pada bagian kedua, terlihat garis horizontal di skala utama berhimpit dengan angka 28 di skala
nonius. Artinya, pada skala nonius didapatkan tambahan panjang 0.28mm
Maka, hasil akhir pengukuran mikrometer sekrup pada contoh ini adalah 5.5 + 0.28 = 5.78mm.
Hasil ini memiliki ketelitian sebesar 0.01 mm.
Fungsi Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup pada umumnya digunakan untuk mengukur diameter atau ketebalan
suatu benda yang ukurannya kecil. Seperti dijelaskan sebelumnya, alat ini memiliki
kepresisian 10x lipat dari jangka sorong sehingga dapat mengukur benda yang lebih kecil
tepatnya pada ketelitian 0,01 mm.
Penggunaan alat ini untuk mengukur panjang benda kurang umum digunakan, karena
umumnya panjang benda masih dapat diukur dengan baik di tingkat kepresisian 1 mm dan
0,1 mm, dimana masing-masing tingkat kepresisian dimiliki oleh penggaris dan jangka
sorong.
Contoh Soal Mikrometer Sekrup dan Pembahasan
Contoh Soal 1:
Jika pada suatu pengukuran didapatkan gambar skala utama dan skala nonius sebagai
berikut, berapa panjang dari benda yang diukur?
Jawaban
Skala utama = 4 mm
Contoh Soal 2:
Berapa ketebalan kawat tembaga yang diukur dengan mikrometer sekrup berikut?
Jawaban
Maka, hasil pengukuran = Skala utama + skala nonius = 1,5 + 0,3 = 1,80 mm.
Neraca Ohaus Dua Lengan dan Tiga Lengan – Ada beberapa alat
ukur dari besaran pokok massa, salah satunya neraca ohaus. Dialah Gustav Ohaus,
seorang ilmuawan asal New Jersey, Amerika Serikat. Ilmuan kelahiran 30 Agustur 1888
ini memperkenalkan Ohaus Harvard Trip Balance pada tahun 1912 yang kemudian
dikenal dengan nama neraca Ohaus.
Neraca ini mempunyai fungsi khusus untuk menimbang barang yang terbuat dari logam
dengan ketelitian mencapai 0,01 gram. Tentu saja berat loga yang dapat diukur dengan
alat ini adalah logam dengan massa yang cukup kecil. Untuk lebih jelas mengenai neraca
ohaus, sobat hitung dapat melihat uraian berikut.
Anda pasti sering melihat neraca ohaus dua lengan ini di toko-toko emas. Bentuknya
seperti lambang dewi keadilan atau logo kemenkumham. Ada dua lengan dengan wadah
kecil dari logam untuk menimbang. Lengan satu digunakan untuk meletakkan
benda/logam yang akan ditimbang, lengan dua untuk meletakkann bobot timbangan. jadi
neraca ini masi memerlukan pemberat untuk ukuran timbangannya. Cara menggunakan
neraca ohaus dua lengan sama seperti menggunakan timbangan biasa. Yang perlu
diperhatikan adalah memastikan bahwa timbangan dalam posisi seimbang sebelum
dilakuan pengukura massa.
1. Lengan Depan memiliki anting logam yang dapat digeser dengan skala 0, 1, 2, 3, …,
10 gram. Masing-masing skala bernilai 1 gram.
2. Lengan Tengah, tiap skala dalam lengan ini bernilai 10 gram.
3. Lengan Belakang, sama seperti lengan depan dan tengah tetapi dengan nilai tiap
skalanya 100 gram dari 100 gram hingga 500 gram (setengah kilo)
Cara Menggunakan Neraca Ohaus Tiga Lengan
Mengukur berat benda dengan neraca ohaus sangat mudah. Cukup lepas pengunci
kemudian taruh beda dalam cawan atau wadah. Jangan lupa terlebih dahulu lakukan
kalibrasi dengan cara dengan cara memutar sekrup yang berada disamping atas piringan
neraca ke kiri atau ke kanan posisi dua garis pada neraca sejajar. Pastikan benar-benar
sejajar agar tidak terjadi keslahan penimbangan. Setelah itu geser anting di ketiga
lengannya mulai dari lengan belakang ke lengan depan. Setelah itu jumlahkan nilai dari
ketiga lengan tersebut.
Kita akan menimbang sebuah gantungan kunci dengan neraca ohaus dan skala yang
terbaca dalam lengan-lengannya sebagai berikut
dari gambar diatas, cara membaca skala neraca ohaus :
Anting lengan depan = 5,8 gram
Anting lengan tengah = 40,0 gram
Anting lengan belakang = 300 gram
—————————————————– +
Jadi total berat gantungan kunci tersebut = 345,8 gram
Jangka sorong adalah alat ukur yang mampu mengukur jarak, kedalaman, maupun
‘diameter dalam’ suatu objek dengan tingkat akurasi dan presisi yang sangat baik (±0,05
mm). Hasil pengukuran dari ketiga fungsi alat tersebut dibaca dengan cara yang sama.
Alat ini dipakai secara luas pada berbagai bidang industri enjiniring (teknik), mulai dari
proses desain/perancangan, manufaktur/pembuatan, hingga pengecekan akhir produk. Alat
ini dipakai luas karena memiliki tingkat akurasi dan presisi yang cukup tinggi, mudah
digunakan, mudah dibawa-bawa, dan tidak membutuhkan perawatan khusus. Karena
alasan inilah jangka sorong lebih disukai insinyur (enjinir) dibandingkan alat ukur
konvensional seperti penggaris.
Untuk lebih jelasnya, bagian-bagian jangka sorong dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Perhatikan hasil pengukuran diatas. Cara membaca jangka sorong untuk melihat hasil
pengukurannya hanya dibutuhkan dua langkah pembacaan:
1. Membaca skala utama: Lihat gambar diatas, 21 mm atau 2,1 cm (garis merah) merupakan angka
yang paling dekat dengan garis nol pada skala vernier persis di sebelah kanannya. Jadi, skala
utama yang terukur adalah 21mm atau 2,1 cm.
2. Membaca skal vernier: Lihat gambar diatas dengan seksama, terdapat satu garis skala utama
yang yang tepat bertemu dengan satu garis pada skala vernier. Pada gambar diatas, garis lurus
tersebut merupakan angka 3 pada skala vernier. Jadi, skala vernier yang terukur adalah 0,3 mm
atau 0,03 cm.
Untuk mendapatkan hasil pengukuran akhir, tambahkan kedua nilai pengukuran diatas.
Sehingga hasil pengukuran diatas sebesar 21 mm + 0,3 mm = 21,3 mm atau 2,13 cm.
Solusi:
Pembacaan skala utama= 10 cm (angka 10 persis bersebrangan dengan angka nol pada
skala vernier disebelah kanannya).
Pembacaan skala vernier/ skala nonius= 0,02 cm (garis kedua setelah nol pada skala
vernier tepat lurus dengan garis diatasnya).
Contoh Soal 2
Suatu baut panjangnya diukur dengan menggunakan jangka sorong dengan skala utama
centimeter seperti yang dapat dilihat pada gambar diatas. Tentukan hasil perhitungan akhir
dari pengukuran diatas dalam satuan milimeter.
Solusi:
Pembacaan skala utama= 1,1 cm atau 11 mm (terdapat satu garis setelah angka 1 pada
skala utama yang persis bersebrangan dengan angka nol pada skala vernier disebelah
kanannya).
Pembacaan skala vernier/ skala nonius= jika dilihat dengan seksama, garis pada skala
vernier yang tepat lurus dengan garis diatasnyamerupakan garis antara 6 dan 7. Jadi, skala
vernier yang terukur adalah 0,75 mm.
ditampilkan pada tampilan pembaca analog dan digital (enak ya ). Akan tetapi, kedua
jenis alat ini membutuhkan perhatian khusus dalam penggunaan dan perawatannya (jangan
sampai terjatuh, nanti bisa rusak).
Apakah kamu gaya bisa diukur? Tentu bisa. Alat yang digunakan untuk mengukur gaya adalah
dinamometer atau bisa disebut dengan neraca pegas. Neraca pegas dengan neraca ohaus jelas beda
bentuk dan beda fungsinya. Kalau neraca ohaus digunakan untuk mengukur massa benda. Pak guru akan
menjelaskan secara lengkap cara menggunakan neraca pegas.
Neraca pegas digunakan untuk mengukur gaya atau mengukur berat benda. Berat benda adalah massa
benda yang dipengaruhi oleh percepatan gravitasi bumi. Massa benda tida dipengaruhi oleh percepatan
gravitasi bumi. Nilai percepatan gravitasi bumi adalah 9,8 m/s2 atau dibulatkan menjadi 10 m/s2. Jadi
massa benda dan berat benda jelaslah berbeda.
1. Pegas yang sudah distandarkan sebagai pengukur gaya yang kita berikan.
2. Skala pada neraca pegas menunjukan besar gaya yang kita berikan.
4. Pengait neraca yang berfungsi sebagai tempat untuk mengaitkan benda pada neraca.
Cara kerja dari neraca pegas adalah ketika kita menarik pengaitnya maka pegas tersebut akan
merenggang. Renggangan pegas tersebut bernilai besar dari gaya yang kita berikan kepada pegas.
Baca pengertian gaya berat dan pengertian gaya gravitasi
2. Pegang pengait neraca, misalnya dengan tangan kiri. Coba tarik pelan-pelan.
3. Kemudian lihat pada angka atau skala yang ada di neraca pegas. Perhatikan tanda merah yang
bergeser yang berhenti pada salah satu angka di neraca menunjukkan besar gaya yang kita berikan.
1. Sediakan benda seperti batu atau logam atau benda linnya kemudian diberi tali agar bisa digantung.
3. Tempatkan massa benda yang sudah diberi tali dan gantungkan pada pengait neraca pegas.
4. Lihat pada angka di neraca pegas dan menunjukkan pada angka berapa?
Demikian cara mengukur gaya dengan neraca pegas. Sangat mudah bukan? Selamat mencoba. Jika
kurang paham bisa bertanya kepada guru fisika di sekolah kamu.