Anda di halaman 1dari 68

Penggaris : Pengertian, Fungsi, Macam, Dan Cara Penggunaannya

By AchmadiPosted on July 17, 2019

Penggaris

Penggaris – Anda bekerja di bidang bangunan? Jika iya tentu Anda sudah tidak asing dengan
salah satu alat ukur besaran panjang ini. Penggaris atau yang biasa dikenal dengan nama
meteran ini merupakan sebuah alat ukur yang dipakai untuk mengukur besaran panjang.

Ada banyak sekali jenis penggaris yang bisa kita jumpai, masing-masing jenisnya memiliki
bentuk dan fungsi yang berbeda-beda. Nah untuk mengetahui lebih jauh tentang pengertian,
jenis, fungsi serta cara menggunakan alat ukur mistar penggaris. Langsung saja simak ulasan
lengkapnya di bawah ini.

Mistar Penggaris:

Pengertian Mistar Penggaris.

Seperti yang sudah sedikit dijelaskan di atas, pengertian penggaris adalah sebuah alat
pengukur atau alat bantu untuk menggambar garis lurus. Alat ukur ini sendiri memiliki skala
terkecil sekitar 1mm atau 0,1cm. Penggaris memiliki ketelitian pengukuran setengah dari
skala terkecil yang dimilikinya yakni 0.5mm.

Ketika melakukan pengukuran dengan menggunakan mistar, arah pandangan tegak lurus
dengan skala pada mistar dan benda yang diukur. Mengapa demikian? Jika tidak tegak lurus
maka akan terjadi kesalahan dalam pengukurannya bisa lebih besar maupun lebih kecil dari
ukuran aslinya. Lalu apa fungsi dari mistar penggaris ini? Simak ulasan selanjutnya.

Fungsi Mistar Penggaris.

Fungsi penggaris ini adalah digunakan untuk mengukur benda-benda yang berbidang datar
dan juga berdimensi kecil misalnya gambar atau ubin. Perlu diingat bahwa alat ukur panjang
ini memiliki skala terkecil sebesar 1mm dan memiliki ketelitian sebesar 0.5mm yang
diperoleh dari setengah skala terkecil. Sehingga tidak heran jika penggaris ini hanya bisa
digunakan untuk mengukur beberapa benda tertentu saja.
Secara umum ada 4 jenis mistar yang sering kali digunakan dalam menggambar teknik,
diantaranya yaitu:

Macam Macam Mistar Penggaris:

1. Mistar Gambar – T.

Salah satu jenis penggaris yang sering digunakan untuk kegiatan menggambar adalah mistar
Gambar – T. Sesuai dengan namanya, bentuk dari mistar yang satu ini yaitu berbentuk seperti
“T”. Umumnya mistar jenis ini dipakai untuk menarik garis yang mendatar. Cara penggunaan
penggaris gambar – T ini sangatlah mudah. Anda hanya perlu menggeser-geser bagian ujung
penuntun ke bagian yang akan diberi garis. Ujung penuntun yang dimaksud berada di tepi
sebelah kiri papan gambar dan sering dikenal dengan bagian kepala.

2. Mistar Segitiga Gambar.

Mistar selanjutnya yang tidak kalah populer adalah mistar segitiga gambar. Untuk jenis
mistar penggaris yang kedua ini banyak sekali tersedia di toko-toko alat tulis. Perlu diketahui
bahwa mistar segitiga gambar terdapat dua kategori yakni mistar segitiga gambar 45 derajat
dan mistar segitiga gambar 30 derajat x 60 derajat. Kedua kategori tersebut umumnya
memiliki fungsi yang hampir sama, sebab kedua mistar tersebut memiliki siku-siku.

Namun jika dilihat lebih jauh banyak orang yang suka menggunakan mistar gambar 30
derajat x 60 derajat. Mengapa? Karena mistar tersebut memiliki kaki tegak lurus dan lumayan
panjang. Untuk cara penggunaannya mula-mula Anda hanya perlu menumpukkan kaki
penggaris pada mistar gambar T. Kemudian telapak dan juga jari-jari tangan kiri bisa
menekan dua mistar gambar T dan mistar gambar segitiga gambar tersebut.

3. Mistar Skala Inci dan Kaki.

Skala Inci dan kaki merupakan salah satu jenis mistar yang bentuknya sering kita gunakan.
Namun jika dilihat lebih jauh kedua mistar tersebut memiliki perbedaan yang sangat
signifikan. Untuk mistar skala ini bisa dikatakan memiliki jenis yang sangat beragam. Fungsi
utama mistar skala inci serta kaki ini tidak lain untuk mengetahui besar atau kecil ukuran
objek dalam perbandingan tetap.

4. Penggaris Skala Metrik.

Jenis penggaris skala metrik ini lebih sering digunakan oleh masyarakat yang sering
menggunakan meter sebagai standar pengukurannya. Di Indonesia sendiri mistar skala metrik
ini bukan hal yang asing lagi. Umumnya mistar jenis ini digunakan untuk mengukur panjang,
volume, berat, permukaan dan lain sebagainya.

Baca juga: Macam Macam Jangka Sorong serta Cara Menggunakannya

Cara Menggunakan Mistar Penggaris:

Mungkin sebagian besar dari kita sudah sering melihat alat ukur mistar dalam aktivitas
sehari-hari. Namun tahukah Anda bahwa ada beberapa orang ternyata masih salah
menggunakan penggaris dengan bena. Lalu bagaimana cara menggunakan penggaris dengan
benar? Berikut ulasan lengkapnya.

Langkap pertama yaitu menempatkan skala nol pada penggaris yang sejajar dengan salah satu
ujung benda yang akan diukur.

Setelah itu perhatikan ujung benda lainnya dan kemudian bacalah skala pada mistar penggaris
tersebut yang memang sejajar dengan ujung benda.

Untuk bisa membaca hasilnya dengan benar, Anda harus melihat bagian tegak lurus dengan
tanda garis skalanya. Pastikan untuk lebih teliti dalam melihat hasilnya agar tidak terjadi
kesalahan dalam pengukuran.

Cara Membaca Skala Penggaris

Cara Membaca PenggarisMungkin sebagian dari Anda berpikir bahwa membaca hasil
pengukuran dengan menggunakan penggaris sangatlah mudah. Namun tahukah Anda bahwa
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membaca skala mistar. Salah satunya yaitu
mengenai angka pasti dan juga angka kisaran. Angka pasti yang dimaksud di sini adalah
angka yang terbaca oleh skala alat ukurannya.

Sedangkan untuk angka tafsiran ini merupakan angka yang tidak terbaca oleh alat ukurannya.
Umumnya angka tafsiran ini diperlukan ketika ujung salah satu benda tidak tepat atau berada
di tengah-tengah skala. Sehingga hal tersebut memerlukan angka tafsiran dari hasil
pengukurannya.
Perlu diketahui bahwa angka tafsiran ini diperoleh dari setengah kali skala terkecil dari
penggaris. Biasanya angka tafsiran ini juga sering disebut dengan nilai ketelitian dari sudut
alat ukur. Misalnya saja cara menghitung mistar penggaris untuk angka tafsiran yakni seperti
yang diketahui skala mistar pada setiap 1cm memiliki 10 garis dengan lebar 1mm. Berarti
skala terkecil dalam mistar tersebut adalah 1mm = 0.1cm. Dengan begitu dapat diperoleh
hasil angka tafsirannya sebesar ½ x 1mm = 0,5mm = 0,5cm. Melalui perhitungan simpel
tersebut Anda bisa membedakan mana angka tafsiran dan mana angka utamanya. Sangat
mudah sekali untuk membedakan, bukan?

Setelah mengetahui pengertian, fungsi, jenis serta cara menggunakan penggaris dengan
benar, tentu Anda tidak perlu takut lagi salah dalam menggunakan penggaris ini. Sebenarnya
mudah sekali menggunakan alat ukur panjang satu ini, asalkan Anda mengetahui teknik
pengukur dan membacanya. Jika Anda tidak memahami bagaimana cara pengukuran dengan
menggunakan mistar penggaris secara benar, maka kemungkinan salah juga akan semakin
besar.

Baca juga: Cara Menggunakan Welding Gauge

Demikian sedikit ulasan terkait pengertian, jenis, fungsi, cara perhitungan, dan cara membaca
hasil perhitungan dengan menggunakan penggaris. Nah bagi Anda yang masih merasa
bingung bagaimana cara menggunakan penggaris untuk mengukur panjang benda, maka
Anda bisa mencari di beberapa sumber lainnya. Semoga informasi di atas bermanfaat dan
membantu Anda memahami tentang mistar penggaris dan bagaimana cara mengukurnya.

https://www.pengelasan.net/penggaris/

Alat Ukur Panjang: Mistar, Jangka Sorong, dan Mikrometer

By Anashir Fisika 2 Comments

Artikel di bawah ini akan segera dihapus, mohon kunjungi fisika.anashir.com untuk
mengakses artikel yang serupa. Terima kasih.

Dalam Fisika tentu tidak terlepas dari kegiatan pengukuran. Kegiatan pengukuran
memerlukan alat ukur yang sesuai. Ketepatan hasil ukur salah satunya ditentukan oleh jenis
alat yang digunakan. Penggunaan suatu jenis alat ukur tertentu ditentukan oleh beberapa
faktor, yaitu: ketelitian hasil ukur yang diinginkan, ukuran besaran yang diukur, dan bentuk
benda yang akan diukur.

Mikrometer sekrup merupakan salah satu jenis alat ukur panjang (Sumber: Wikimedia
Commons, Lisensi: GFDL)

Penggaris/mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup merupakan contoh alat ukur
panjang. Setiap alat ukur memiliki ketelitian yang berbeda, sehingga Anda harus bisa
memilih alat ukur yang tepat untuk sebuah pengukuran. Pemilihan alat ukur yang kurang
tepat akan menyebabkan kesalahan pada hasil pengukuran.

Mistar (Penggaris)

Mistar atau penggaris adalah alat ukur panjang yang sering digunakan. Alat ukur ini memiliki
skala terkecil 1 mm atau 0,1 cm. Mistar memiliki ketelitian pengukuran setengah dari skala
terkecilnya yaitu 0,5 mm.

Pada saat melakukan pengukuran dengan mistar, arah pandangan harus tegak lurus dengan
dengan skala pada mistar dan benda yang diukur. Jika tidak tegak lurus maka akan
menyebabkan kesalahan dalam pengukurannya, bisa lebih besar atau lebih kecil dari ukuran
aslinya.

Contoh:

Jangka Sorong

Jangka sorong juga merupakan alat pengukur panjang dan biasa digunakan untuk mengukur
diameter suatu benda. Penemu jangka sorong adalah seorang ahli teknik berkebangsaan
Prancis, Pierre Vernier.

Jangka sorong terdiri dari dua bagian, yaitu rahang tetap dan geser (sorong). Skala panjang
yang terdapat pada rahang tetap adalah skala utama, sedangkan skala pendek pada rahang
geser adalah skala nonius atau vernier, diambil dari nama penemunya. Skala utama memiliki
skala dalam cm dan mm. Sedangkan skala nonius memiliki panjang 9 mm dan dibagi 10
skala. Sehingga beda satu skala nonius dengan satu skala pada skala utama adalah 0,1 mm
atau 0,01 cm. Jadi, skala terkecil pada jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.
Contoh:

Gambar (a) menunjukkan bagian-bagian dari jangka sorong dan gambar (b) menunjukkan
skala jangka sorong.

Panjang benda diukur dengan jangka sorong ditunjukkan oleh gambar (b). Pada gambar di
atas skala utama (sku) 62 skala dan skala nonius (skn) 4 skala. Sehingga dapat diketahui
panjang benda yang diukur dengan cara berikut:

Panjang benda = sku . 1 mm + skn . 0,1 mm

= 62 . 1 mm + 4 . 0,1 mm

= 62 mm + 0,4 mm

= 62,4 mm

Mikrometer Sekrup

Mikrometer sekrup biasa digunakan untuk mengukur benda-benda yang tipis, seperti tebal
kertas dan diameter rambut. Mikrometer sekrup terdiri atas dua bagian, yaitu selubung (poros
tetap) dan selubung luar (poros ulir). Skala panjang pada poros tetap merupakan skala utama,
sedangkan pada poros ulir merupakan skala nonius. Skala utama mikrometer sekrup
mempunyai skala dalam mm, sedangkan skala noniusnya terbagi dalam 50 bagian. Satu
bagian pada skala nonius mempunyai nilai 1/50 × 0,5 mm atau 0,01 mm. Jadi, mikrometer
sekrup memiliki ketelitian yang lebih tinggi dari dua alat yang telah disebutkan sebelumnya,
yaitu 0,01 mm.

Contoh:

Pada mikrometer sekrup di atas, ditunjukkan bahwa sku = 9 skala dan skn = 43 skala, maka
panjang benda yang diukur dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut:

Panjang benda = (sku . 0,5 + skn . 0,01) mm


= (9 . 0,5 + 43 . 0,01) mm

= (4,5 + 0,43) mm

= 4,93 mm

Nah, itulah tiga buah alat ukur panjang beserta cara menggunakannya. Jika ada yang
ditanyakan silakan ditanyakan melalui alamat email edukasi@anashir.com. Artikel
diringkas dari buku-buku BSE yang diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Kemdikbud dan dapat
diunduh secara gratis di BSE Kemdikbud.

Daftar Pustaka:

1. Handayani, Sri., Damari, Ari. 2009. Fisika untuk SMA dan MA kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

2. Nurachmandani, Setya. 2009. Fisika 1 untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.

3. Widodo, Tri. 2009. FISIKA untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.

Alat Ukur Panjang Beserta Fungsi, Ketelitian, Gambar dan Penjelasannya

8 Juni 2018 Oleh mokhammad

Kali ini akan diulas tentang macam-macam alat ukur panjang beserta fungsi, ketelitian,
gambar dan penjelasannya. Dalam fisika dan teknik, pengukuran merupakan aktivitas yang
membandingkan kuantitas fisik dari objek dan kejadian dunia nyata. Alat ukur adalah alat
yang digunakan untuk mengukur benda atau kejadian tersebut.

Panjang sendiri adalah dimensi suatu benda yang menyatakan jarak antar ujung. Panjang juga
salah satu besaran yang masuk dalam kelompok tujuh besaran pokok. Baik panjang maupun
besaran lainnya bisa diukur dengan alat ukur besaran pokok tertentu untuk diketahui hasilnya.

Alat ukur panjang sendiri adalah instrument (alat) yang di gunakan untuk menghitung
besaran panjang dan biasanya dalam satuan meter, cm dan mm.
Alat ukur ini sanagt berguna dan berfungsi untuk mengukur panjang suatu benda, barang atau
objek secara tepat. Ketepatan hasil ukur salah satunya ditentukan oleh jenis alat yang
digunakan. Penggunaan suatu jenis alat ukur tertentu ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:
ketelitian hasil ukur yang diinginkan, ukuran besaran yang diukur, dan bentuk benda yang
akan diukur.

Maka dari itu penting untuk menetahui alat ukur apa yang akan digunakan, jika untuk
mengukur benda biasa misalnya lemari, maka anda cukup menggunakan penggaris atau
mistas sebagai alat ukur panjangnya. Namun jika mengukur benda kecil yang rumit seperti
ketebalan kertas, maka pilihannya adalah mikrometer sekrup.

Jadi kita harus menyesuaikan alat ukur panjang yang tepat agar hasil pengukurannya juga
tepat. Pemilihan alat ukur yang kurang tepat akan menyebabkan kesalahan pada hasil
pengukuran.

Beberapa contoh alat ukur panjang diantaranya adalah penggaris/mistar, jangka sorong,
meteran/pita ukur dan mikrometer sekrup. Alat alat ini memiliki ketelitian yang berbeda
beda, fungsinya dalam mengukur panjang juga berbeda beda. Penjelasan mengenai masing
masing jenis alat pengukur panjang tersebut akan dibahas secara lengkap pada artikel ini.

Macam-Macam Alat Ukur Panjang

Lalu apa saja macam macam alat ukur panjang yang ada dan penjelasannya? Untuk lebih
jelasnya simak berikut ini daftar alat ukur panjang lengkap beserta fungsi, ketelitian, gambar
dn penjelasannya secara lengkap.

1. Penggaris / Mistar

Alat Ukur Panjang Beserta Fungsi, Ketelitian, Gambar dan Penjelasannya

Alat ukur panjang yang pertama dan paling umum adalah Penggaris atau mistar. Penggaris
adalah sebuah alat pengukur dan alat bantu gambar untuk menggambar garis lurus.
Terdapat berbagai macam penggaris, dari mulai yang lurus sampai yang berbentuk segitiga
(biasanya segitiga siku-siku sama kaki dan segitiga siku-siku 30°–60°). Penggaris dapat
terbuat dari plastik, logam, kayu dan sebagainya. Juga terdapat penggaris yang dapat dilipat.

Mistar/penggaris memiliki ukuran skala terkecil 1 mm sehingga memiliki ketelitian sebesar


0,5 mm diperoleh dari setengan dari skala terkecil. Pada saat melakukan pengukuran
menggunakan mistar, arah pandangan orang tersebut harus tegak lurus dengan dengan skala
yang ada pada mistar dan benda yang diukur tersebut.

Hal ini untuk memberikan hasil akurat dan menghindari kesalahan dalam mengukur panjang
sebuah benda (paralaks). Paralaks yaitu kesalahan yang terjadi saat membaca skala suatu alat
ukur karena kedudukan mata pengamat tidak tepat posisinya.

2. Meteran

alat ukur panjang

Meteran / meter ukur / pita ukur / rollmeter adalah alat ukur panjang yang sangat penting
dipergunakan dalam bangunan. Ketelitian pengukuran dengan rollmeter sampai 0,5 mm. Alat
ukur panjang ini sebenarnya sama seperti mistar namun lebih panjang dan bisa digulung.

Satuan yang dipakai pada meteran yaitu mm atau cm, feet tau inch. Meteran biasanya
digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur benda yang cukup panjang dan besar misalnya
mengukur tanah, bangunan, kayu, rumah dan sebagainya.

Setiap pekerjaan akan sering berhubungan dengan alat ini karena semua pekerjaan pasti
berhubungan dengan ukuran. Alat akur besaran panjang ini dapat dijumpai dalam berbagai
bentuk dan ukuran, bahan alat ukur ada yang terbuat dari kayu, kain, plastik dan juga dari plat
besi.

Umumnya alat ukur dibuatkan dalam dua satuan ukuran metrik yaitu dalam satuan meter dan
inchi yang mana harus mengikuti ukuran standard yang berlaku. Meter ukur saat ini dipasaran
banyak dijumpai dalam berbagi ukuran panjang.
Meter ukur kecil biasanya mempunyai ukuran panjang 3 m dan 5 m. Sedangkan meter ukur
panjang yang biasanya dalam bentuk roll terdapat dalam ukuran 10 m, 20 m, 30 m , 50 m dan
100 m.

3. Jangka Sorong

Alat Ukur Panjang Beserta Fungsi, Ketelitian, Gambar dan Penjelasannya

Alat ukur panjang selanjutnya adalah jangka sorong. Jangka sorong adalah alat ukur yang
ketelitiannya dapat mencapai seperseratus milimeter. Terdiri dari dua bagian-bagian jangka
sorong, yaitu rahang tetap dan geser (sorong).

Skala panjang yang terdapat pada rahang tetap adalah skala utama, sedangkan skala pendek
pada rahang geser adalah skala nonius atau vernier, diambil dari nama penemunya. Skala
utama memiliki skala dalam cm dan mm. Sedangkan skala nonius memiliki panjang 9 mm
dan dibagi 10 skala.

Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna
maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan display digital. Pada versi
analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka sorong di bawah 30 cm dan
0.01 untuk yang di atas 30 cm.

Penggunaan jangka sorong dalam mengukur panjang bisa dilihat di berbagai bengkel dan
tempat yang memproduksi barang dengan detail dan tingkat presisi yang tinggi. Jangka
sorong sangat pas digunakan untuk mengukur benda benda kecil dengan tingkat ketelitian
yang tinggi.

Kegunaan jangka sorong adalah :

Mengukur panjang suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit.

Mengukur panjang sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang seperti pada pipa,
dengan cara diulur.

Mengukur panjang kedalamanan celah atau lubang pada suatu benda dengan cara
menancapkan atau menusukkan bagian pengukur.
4. Mikrometer Sekrup

alat ukur panjang mikrometer sekrup

Alat ukur panjang selanjutnya adalah mikrometer sekrup. Mikrometer sekrup adalah sebuah
alat ukur yang sangat presisi dan memiliki tingkat akurasi tinggi. Mikrometer dapat melihat
dan mengukur benda dengan satuan ukur yang memiliki ketelitian 0.01 mm.

Mikrometer banyak digunakan di dalam teknik mesin dan elektro karena akurasinya yang
bagus dalam mengukur ketebalan benda atau diameter benda yang sangat kecil.

Intinya mikrometer sekrup ini digunakan untuk mengukur panjang, ketebalan dan diameter
dari benda-benda yang cukup kecil dan sangat tipis misalnya kertas, rambut, lempeng baja,
aluminium, kertas, seng, diameter kabel, kawat, lebar kertas, dan masih banyak lagi.

Terdapat dua bagian-bagian mikrometer sekrup yakni selubung (poros tetap) dan selubung
luar (poros ulir). Pada mikrometer sekrup terdapat dua macam skala, yaitu skala tetap dan
skala putar (nonius).

Skala panjang yang ada pada poros tetap mirkometer sekrup merupakan skala utama,
sedangkan pada poros ulir adalah skala nonius. Mikrometer sekrup memiliki ketelitian yang
lebih tinggi dari macam macam alat ukur panjang lainnya.

Demikianlah daftar macam macam alat ukur panjang beserta fungsi, ketelitian, gambar dan
penjelasannya lengkap. Alat alat diatas adalah alat yang bisa digunakan untuk mengukur
besaran panjang, masing masing alat memiliki tingkat ketelitian yang berbeda.
Penggunaannya pun menyesuaikan kebutuhan, sehingga kita bisa tahu mana alat ukur
panjang yang perlu digunakan. Semoga bermanfaat dan bisa menjadi referensi.

https://www.haruspintar.com/alat-ukur-panjang/
Pengertian Pengukuran Adalah : Jenis, Contoh dan Alat Ukur Dalam Ilmu Fisika Lengkap

By Si ManisPosted on July 28, 2019

Pengertian Pengukuran Adalah : Jenis, Contoh dan Alat Ukur Dalam Ilmu Fisika – Dalam
ilmu fisika, pengukuran merupakan materi yang diajarkan dalam kelas. Sedangkan dalam
perguruan tinggi, pengukuran merupakan mata kuliah dasar fisika yang dilakukan guna untuk
membuktikan atau menguji suatu materi atau rumus, seperti viskositas, pemantulan cahaya,
listrik magnet dan lainnya.

Sedangkan dalam kehidupan sehari-hari, pengukuran sering sekali dilakukan dalam banyak
profesi , seperti pengukuran yang dilakukan oleh tukang jahit ketika akan memotong kain,
tukang kayu bangunan untuk mengukur kayu yang akan digunakan untuk membuat
bangunan, kita juga sering melakukan pengukuran seperti mengukur tinggi badan,
menimbang berat badan dan contoh lainnya.

Lalu, apa yang dimaksud dengan pengukuran dalam ilmu fisika? Untuk mengetahui lebih
jelas tentang pengertian dan pembahasan lainnya mengenai pengukuran, simak penjelasan
berikut ini.

Baca Juga : Perpindahan Kalor

Daftar Isi

1 Pengertian Pengukuran

2 Pengertian Pengukuran Menurut Para Ahli

2.1 Cangelosi, James S. (1995)

2.2 Alwasilah et al (1996)

2.3 Arikunto dan Jabar (2004)

2.4 Sridadi (2007)

3 Macam Macam Pengukuran dan Contohnya


3.1 Pengukuran langsung

3.2 Pengukuran tidak langsung

4 Macam Alat Ukur

4.1 Alat Ukur Panjang

4.1.1 Mistar

4.1.2 Jangka sorong

4.1.3 Micrometer Skrup

4.2 Alat Ukur Massa

4.3 Alat Ukur Waktu

4.4 Alat Ukur Kuat Arus Listrik

Pengertian Pengukuran

Secara umum, pengertian pengukuran adalah kegiatan membandingkan suatu besaran yang
diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan.

Definisi pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap
suatu standar atau satuan ukur. Selain itu, pengukuran juga dapat diartikan sebagai pemberian
angka terhadap suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh seseorang, hal, atau
objek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas dan disepakati.

Pengukuran menggunakan alat ukur yang baku dengan hasil pengukuran berupa besaran
kuantitatif atau sistem angka.

Sebuah pengukuran dapat dilakukan pada apapun yang dibayangkan, tapi dengan tingkat
kompleksitas yang berbeda. Misalnya untuk mengukur tinggi, maka seseorang bisa mengukur
dengan mudah karena objek yang diukur merupakan objek kasat mata dengan satuan yang
sudah disepakati secara internasional. Namun akan berbeda jika objek yang diukur lebih
abstrak seperti kecerdasan, kematangan, kejujuran, kepribadian, dan lain sebagainya sehingga
untuk melakukan pengukuran diperlukan keterampilan dan keahlian tertentu.
Baca Juga : Membuat Tabel dan Grafik Pengukuran

Pengertian Pengukuran Menurut Para Ahli

Cangelosi, James S. (1995)

Menurut Cangelosi, James S., pengukuran adalah proses pengumpulan data empiris yang
digunakan untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah
ditentukan.

Alwasilah et al (1996)

Menurut Alwasilah et al , measurement (pengukuran) adalah proses mendeskripsikan


performa siswa dengan menggunakan skala kuantitatif (sistem angka) sedemikian rupa
sehingga sifat kualitatif dari performa siswatersebut dinyatakan dengan angka-angka.

Arikunto dan Jabar (2004)

Menurut Arikunto dan Jabar, pengukuran (measurement) adalah kegiatan membandingkan


suatu hal dengan satuan ukuran tertentu sehingga sifatnya menjadi kuantitatif.

Sridadi (2007)

Menurut Sridadi, pengukuran adalah suatu proses yang dilakukan secara sistematis untuk
memperoleh besaran kuantitatif dari suatu objek tertentu dengan menggunakan alat ukur yang
baku.

Baca Juga: Pengukuran Suhu

Macam Macam Pengukuran dan Contohnya

Ada dua jenis pengukuran yaitu pengukuran secara langsung dan pengukuran secara tidak
langsung.

Pengukuran langsung
Yaitu membandingkan nilai besaran yang diukur dengan besaran standar yang diterima
sebagai satuan.

Pengukuran tidak langsung

Yaitu pengukuran untuk mengukur suatu besaran dengan cara mengukur besaran lain.

Sebagai contoh pengukuran yaitu ketika membeli beras dan penjual mengukur massa dari
beras, yang artinya penjual membandingkan nilai besaran massa dengan satuan massa yang
sudah ditentukan. Seperti satuan Massa kilogram (kg), gram (g) dan satuan massa lainnya.

Macam Alat Ukur

Ketika akan mengukur suatu objek, maka diperlukan alat yang sesuai dengan besaran yang
akan diukur. Alat ukur dalam ilmu fisika dibagi menjadi empat kategori, yaitu alat ukur
panjang, alat pengukur massa, alat ukur waktu dan alat ukur kuat arus listrik.

Baca Juga : Bentuk Kesalahan Dalam Pengukuran

Berikut ini merupakan macam-macam alat ukur dalam ilmu fisika, simak penjelasan dibawah
ini:

Alat Ukur Panjang

Alat ukur panjang digunakan untuk mengukur panjang suatu benda. Ada tiga macam alat
ukur panjang yaitu mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup. Penggunaan alat ukur
panjang disesuaikan dengan tingkat ketelitian yang diinginkan sehingga dapat meminimalisir
terjadinya kesalahan dalam proses pengukuran.

Mistar

Mistar adalah alat ukur panjang yang memiliki skala kecil 1mm atau 0,1 cm yang hanya
memiliki panjang sekitar 50cm atau 100cm.
Jangka sorong

Jangka sorong digunakan untuk mengukur ketebalan suatu plat logam. untuk mengukur garis
tengah bagian luar dan dalam pipa. terdapat bagian penting yang ada pada jangka sorong
yaitu rahang tetap dan rahang geser. Rahang tetap memiliki skala yang disebut dengan skala
utama, satu bagian terkecil dari skala utama memiliki panjang 1 mm. Sedangkan rahang geser
memiliki skala yang disebut dengan skala nonius atau disebut dengan skala vernier. Pada
skala nonius panjang 20 skalanya yaitu 1 mm, dapat dikatakan satu bagian nonius adalah

0,05 mm yaitu skala terkecilnya juga 0,05 mm ataui 0,005cm.

Micrometer Skrup

Micrometer Skrup merupakan alat ukur panjang yang memiliki tingkat akurasi yang lebih
tinggi jika dibandingkan dengan jangka sorong atau mistar. skala terkecil dari Micrometer
Skrup mencapai 0,001cm atau 0,01mm.

Baca Juga: Pengukuran Dengan Jangka Sorong Dan Mikrometer Sekrup

Alat Ukur Massa

Untuk mengukur massa benda biasanya digunakan alat yang disebut dengan neraca atau
sering disebut dengan timbangan. Neraca memiliki beberapa jenis seperti neraca pasar,
neraca dua lengan dan neraca tiga lengan.

Neraca pasar biasanya sering digunakan di pasar-pasar tradisional atau di toko toko.

Neraca dua lengan biasanya terdapat di laboratorium. Penggunaan neraca dua lengan hampir
sama dengan cara penggunaan nerca pasar.

Neraca tiga lengan juga biasanya terdapat di laboratorium . Cara pemakaian neraca ini sedikit
berbeda dengan neraca diatas, penggunaan neraca ini dengan cara menggeser ketiga penunjuk
ke sisi paling kiri hingga skala menjadi Nol, kemudian letakkan benda yang akan diukur lalu
geser ketiga penunjuk ke kanan hingga berat beban seimbang.
Alat Ukur Waktu

Alat ukur waktu dalam kehidupan sehari-hari sering banyak menemukan instrumen
pengukuran waktu seperti jam dan Stopwatch.

Jam. Ada dua jenis jam yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari, yaitu jam digital
dan jam analog.

Stopwatch. Biasanya stopwatch sering digunakan untuk menghitung dari skala o, dan
memiliki tingkat ketelitian yang lebih tinggi dibandingkan dengan jam.

Alat Ukur Kuat Arus Listrik

Untuk mengukur suatu rangkaian listrik, terdapat dua macam alat ukur yang digunakan yaitu
amperemeter analog dan amperemeter digital. Umumnya alat ini digunakan oleh para teknisi
elektronik sebagai alat multi tester listrik yang disebut dengan avometer yaitu gabungan dari
fungsi amperemeter, voltmeter dan ohmmeter.

Demikian pembahasan tentang materi pengertian pengukuran dan contohnya serta alat ukur
dalam fisika semoga bermanfaat dan jangan lupa ikuti postingan selanjutnya.

Posted in Fisika, IpaTagged contoh pengukuran, contoh soal pengukuran, jelaskan pengertian
pengukuran, macam macam pengukuran, pengertian pengukuran dalam matematika,
pengertian pengukuran dan contohnya, pengertian pengukuran panjang, pengertian
pengukuran pdf, pengertian tes, pengukuran panjang, rumus pengukuran

Post navigation

Previous post Pengertian Biologi, Sejarah, Manfaat dan Cabang Cabang Biologi Lengkap

Next post Daur Air : Pengertian, Macam, Tahapan Proses Daur Air dan Gambarnya Lengkap

https://www.pelajaran.co.id/2019/28/pengertian-pengukuran.html

MAKALAH MISTAR
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam fisika terdapat dua jenis besaran fisika yaitu besaran pokok dan besaran turunan, untuk
menghitung besaran-besaran tersebut dibutuhkan alat ukur yang valid dan benar dengan
dibutuhkan cara pengukuran yang benar pula, seringkali kita mendapatkan kesulitan untuk
mengetahui panjang dari suatu benda diantaranya pita, kayu, panjang tanag dan lain
sebagainya, untuk memudahkan untuk mengetahui panjang dari masing-masing benda tadi
kita memerlukan alat ukur panjang yaitu mistar ataupun meteran, kedua alat ini tepat
digunakan untuk mengukur panjang bukan untuk mengukur besaran yang lain.

Lantas untuk mengetahui lebih dalam tentang mistar dan meteran ini kita seharusnya mampu
menjelaskan definisi dan fungsi dari mistar dan meteran, untuk menjelaskan prinsip kerja dan
pemanfaatan dalam pembelajaran fisika, untuk mengetahui cara pengukuran sesuai prosedur,
membaca hasil ukur, dan menuliskan hasil pengukuran, Dapat melakukan kalibrasi alat ukur.

Alat ukur merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui nilai dari suatu besaran, alat
ukur tertentu digunakan untuk menghitung besaran tertentu pula, tidak bisa digunakan secara
acak untuk semua alat ukur, terdapat berbagai alat ukur ada dalam kehidupan sehari-hari kita
misalnya mistar dan meteran untuk mengukur niali panjang, neraca untuk menghitung berat,
thermometer digunakan untuk menghitung suhu dan lain sebagainya

Masing-masing lat ukur memiliki ketelitian yang berbeda beda dengan ketidakpastian yang
berbeda-beda pula, misalnya untuk mistar ketelitiannya 1mm, dan ketidakpastiannya 0,5 mm,

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah

1. Bagaimana definisi dan fungsi dari mistar dan meteran

2. Bagaimana prinsip kerja dan pemanfaatan dalam pembelajaran fisika

3. Bagaimana cara pengukuran sesuai prosedur, membaca hasil ukur dan menuliskan hasil
pengukuran

4. Bagaimana cara melakukan kalibrasi alat ukur

B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:

1. Untuk menjelaskan definisi dan fungsi dari mistar dan meteran

2. Untuk menjelaskan prinsip kerja dan pemanfaatan dalam pembelajaran fisika

3. Untuk mengetahui cara pengukuran sesuai prosedur, membaca hasil ukur dan menuliskan
hasil pengukuran

4. Untuk dapat melakukan kalibrasi alat ukur.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi dan Fungsi dari mistar dan meteran

Mistar dan meteran merupakan alat ukur yang digunkan untuk mengukur besaran panjang.
Jenis-jenis mistar diantaranya

1. Penggaris

Penggaris merupakan alat ukur panjang dan alat bantu gambar untuk menggambar garis
lurus. Alat ukur yang satu ini banyak sekali digunakan secara universal, baik untuk keperluan
pengukuran atau hal lainnya, Pada umumnya, mistar memiliki skala terkecil 1 mm atau 0,1
cm. Mistar mempunyai ketelitian pengukuran 0,5 mm, yaitu sebesar setengah dari skala
terkecil yang dimiliki oleh mistar.

Ada berbagai macam penggaris, dari mulai yang lurus sampai yang berbentuk segitiga
(biasanya segitiga siku-siku sama kaki dan segitiga siku-siku 30 ° -60 °). Dibawah ini
merupakan gambar dari bentuk dan jenis dari penggaris yang sering kita temui:

Ruler

Penggaris dapat terbuat dari plastik, logam, kayu

Dibawah ini gambar penggaris yang terbuat dari a. Plastik, b. Kayu dan c. Logam

a.

b.

c.

Penggaris bentuknya sejajar digunakan untuk menggaris baris, tetapi biasanya penggaris juga
berisi garis dikalibrasi untuk mengukur jarak. Unit pengukuran pada alat ini adalah inch,
milimeter, dan centimeter Didalam penggaris terdapat bagian-bagian yang menunjang
penggaris diantaranya

a. Satuan millimeter

b. Satuan inci

c. Satuan centimeter

2. Mistar gulung

Meteran gulung atau Rollmeter merupakan alat ukur panjang yang dapat digulung, dengan
panjang 25 – 50 meter. Ketelitian pengukuran dengan rollmeter 0,5 mm. Meteran ini biasanya
dibuat dari plastik atau pelat besi tipis

Mistar berbentuk rol adalah alat ukur besaran panjang yang bisa digulung,. fungsi dari mistar
ini berbentuk roll agar dapat memudahkan penggunanya dalam menyimpan dan membawa
mistar ini,dan yang sering menggunakan adalah para tukang bangunan karena lebih praktis
dapat dibawa kemana-manaMeteran ini dipakai oleh tukang bangunan atau pengukur lebar
jalan dan untuk mengukur suatu benda yang sangat panjang (lebih dari 5 meter),

Bagian-bagian yang terdapat pada meteran sama halnya dengan yang di penggaris yaitu
diantaranya
a. Satuan millimeter

b. Satuan inci

c. Satuan centimeter

3. Mistar pita

Mistar pita adalah alat yang digunakan untuk mengukur panjang suatu benda, hanya saja
bentuknya yang berbentuk pita, fungsi dibuatnya mistar berbentuk pita adalah agar
memudahkan mengukur diameter suatu benda yang ukurannya besar. Mistar berebntuk pita
ini sering digunkan oleh tukang jahit pakaian, untuk mengukur diameter lingkaran lengan
maupun pinggang manusia. Mistar pita ini memiliki panjang tidak kurang dari 2 m. Bahan
yang sering digunakan untuk mistar pita ini adalah karet dengan warna yang berfariasi

Bagian yang ada didalam mistar pita ini diantaranya adalah

a. Skala centimeter

b. Skala millimeter

c. Skala inci

Dibawah ini terdapat gambar mistar untuk mempermudah kita mengetahui komponen yang
terdapat pada mistar pita ini

4. Mistar lipat

Selain yang bisa digulung dan berbentuk pita, ada juga mistar yang bisa dilipat atau sering
disebut sebagai mistar lipat. Mistar lipat ini ditemukan oleh Anton Ullrich pada 1851. Mistar
lipat ini digunakan oleh tukang kayu, akan tetapi sekarang mistar seperti itu jarang ditemukan
karena sudah ada mistar rol yang lebih praktis.mistar ini memiliki fungsi mengukur panjang
suatu benda, sama seperti fungsi mistar pada umumnya.

Bahan dari mistar lipat ada yang terbuat dari kayu dan ada pula yang terbuat dari logam,
untuk mistar yang terbuat dari kayu tentu saja cepat rusak jika dibandingkan dengan mistar
rol yang terbuat dari logam (aluminium). Dibawah ini terdapat gambar mengenai mistar lipat
kayu dan logam.

Gambar mistar lipat dari logam


Mistar lipar dari kayu

Mistar lipat dari plastik

B. Prinsip kerja pada mistar

Mistar atau penggaris pada umumnya memiliki skala terkecil 1 mm atau 0,1 cm sama dengan
jarak antara dua goresan terdekat. Oleh karena itu, banyak yang menuliskan ketidakpastian
(Δx) pada penggaris dengan ½ skala terkecilnya. Cara penggunaan mistar adalah sebagai
berikut:

a. Impitkan skala nol pada mistar dengan salah satu ujung benda yang akan diukur.

b. Lihat posisi ujung lain benda tersebut. Baca skala mistar yang berimpit dengan ujung lain
benda.

c. Secara umum akan teramati ujung benda tidak tepat berimpit dengan salah satu skala
millimeter pada mistar. Oleh karena itu laporan pengukuran adalah nilai terbaca ±
ketidakpastian pengukuran (x ± Δx).

Pemanfaatan mistar maupun meteran pada pembelajaran fisika adalah menunjang dalam
melakukan pengukuran baik pada pembelajaran sehari-hari ataupun pada saat praktikum di
lab fisiska, mistar dan meteran memudahkan kita saat mengukur panjang suatu benda, lebar
suatu benda atau bahkan memudahkan kita saat mencari luas suatu benda atupun volume
suatu benda ataupun dan dalam hal yang lain, selain itu pengajarpun dimudahkan dengan
adanya mistar dan meteran, dan siswapun merasa terbantu juga

C. Pengukuran Sesuai Prosedur, Membaca Hasil Ukur dan Menuliskan Hasil Pengukuran

Pembacaan skala pada mistar dilakukan dengan kedudukan mata pengamat tegak lurus
dengan skala mistar yang dibaca. Jika kedudukan mata pengamat tidak tegak lurus dengan
skala mistar yang dibaca bisa menyebabkan terjadinya kesalahan paralaks. Dibawah ini
terlihat bagaimana posisi mata kita saat membaca skala

Ketelitian hasil pengukuran ditentukan oleh beberapa hal diantaranya yaitu: kondisi alat ukur,
cara penggunaan dan pembacan skala alat ukur, serta kondisi lingkungan tempat pengukuran
dilangsungkan. Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang tepat dapat dilakukan langkah-
langkah menghindari kesalahan dalam pengukuran. Langkah-langkah itu diantaranya adalah
sebagai berikut:

a. Memilih alat ukur yang lebih peka

Misalnya untuk mendapatkan hasil pengukuran panjang lingkar lengan, hendaknya kita
menggunakan mistar pita, bukan malah menggunakan penggaris ataupun rollmeter

b. Melakukan kalibrasi terhadap alat ukur sebelum digunakan

Kalibrasi biasa digunakan pada badan meteorology dan geofisika. Misalnya untuk timbangan
yang sudah cukup lama digunakan, perlu dilakukan kalibrasi. Kalibrasi adalah peneraan
kembali nilai-nilai skala pada alat ukur. Proses kalibrasi dapat juga dilakukan dalam lingkup
yang kecil yaitu pada pengambilan data eksperimen di laboratorium. Sering sekali alat ukur
yang digunakan memiliki perbedaan. Misalnya pada penggaris, kadang kita temui penggaris
yang panjangnya berbeda, nilai panjang 1 cm ataupun 1 mm dari penggaris satu dengan yang
lain kadang mengalami perbedaan, hal ini perlu kita lakukan kalibrasi agar panjangnya sama.

c. Melakukan pengamatan dengan posisi yang tepat

Lingkungan tempat pengukuran dapat mempengaruhi hasil pembacaan. Misalnya banyaknya


cahaya yang masuk. Gunakan cahaya yang cukup untuk pengukuran. Setelah lingkungannya
mendukung maka untuk membaca skala pengukuran perlu posisi yang tepat. Posisi
pembacaan yang tepat adalah pada arah yang lurus pada bacaan skala.

d. Menentukan angka taksiran yang tepat.

Angka taksiran adalah angka yang kita taksir atau kita kira-kirakan,dan yang harus ditentukan
dengan tepat. Angka taksiran biasanya ditentukan dengan mengambil besar nilai disekitar
nilai setengah dari skala terkecil alat ukur yang digunakan.

http://2.bp.blogspot.com/-
l2_kPJAJMlw/UjUCRTwLqjI/AAAAAAAAAFA/OCq6s0QozB4/s1600/Contoh+penguk
uran+penggaris.jpg

Fenomena yang ada banyak siswa yang melakukan pengukuran dengan mistar/penggaris
tidak dimulai dari skala nol (nol) melainkan dari ujung penggaris yang tidak ada skalanya dan
bahkan ada yang memulai dari skala 1.

http://3.bp.blogspot.com/-
p66_xnoY6eA/UNLqyLPavfI/AAAAAAAADic/NF6ACpV3eu8/s1600/images+%281%2
9.jpgBerikut langkah-langkah sekaligus contoh dalam melakukan melakukan pengukuran
panjang, pembacaan, dan penulisan hasil dengan menggunkan mistar/meteran dengan benar.
Gambar Mistar dan benda yang diukur (warna biru)

1. Letakan benda yang akan diukur pada tepi skala mistar (lihat gambar).

2. Pastikan bahwa benda telah sejajar dengan mistar dan salah satu ujung benda tepat berada
di angka nol (0)

3. Baca skala mistar yang terletak diujung lain benda (bukan ujung yang di titik nol mistar).

4. Lihat angka yang dekat dengan akhir ujung benda, pada gambar tersebut akhir ujung benda
berada di skala 2, maka panjang benca adalah 2 cm

5. Lihat juga setelah angka 2 ada garis-garis, lihatlah garis-garis tersebut dengan cara
menghitungnya setelah angka 2. Maka ujung benda tersebut berakhir di garis ke 5, maka
skalnya di baca 5 mm atau 0,5 cm

6. Panjang benda tesebut adalah 2 cm + 5 mm atau 2 cm + 0,5 cm. Dengan demikian panjang
benda tersebut adalah 2,5 cm atau 25 mm.

http://2.bp.blogspot.com/-
A8GdXyC42yE/To14oVxMLAI/AAAAAAAAASw/vpw9EidD0TM/s1600/mengukur+dg
n+mistar.pngContoh yang lainnya, perhatikan gambar berikut, menunjukkan pengukuran
panjang sebuah batang menggunakan alat ukur penggaris atau mistar berskala cm.

Satu ujung batang ditempatkan pada nilai skala 0 pada mistar, dan ujung yang lain menunjuk
pada suatu nilai yang merupakan nilai panjang batang tersebut. Pada gambar terlihat bahwa
panjang batang bernilai diantara 3,4cm dan 3,5cm. Kita dapat memperkirakan bahwa panjang
batang adalah 3,45cm sesuai hasil pembacaan skala. Angka penting hasil pengukuran tersebut
adalah 3,45. Angka pastinya adalah 3,4 dan angka taksirannya adalah 5. Artinya kita dapat
menjamin bahwa panjang batang pasti bernilai 3,4cm, sedangkan angka 0,05cm hanya
merupakan perkiraan yang nilainya mungkin antara 0,01cm sampai 0,09cm.

http://www.elsmandagiri.com/fxbab1/image003.gif
Gambar di atas adalah cntoh hasil pegukuran panjang pensil. Panjang pensil di antara 47 mm
dan 48 mm, sehingga skala mistar yang dibaca adalah 47mm. Kelebihannya diperkirakan
setengah dari skala terkecil yaitu 0,5mm. Sehingga hasil pengukuran adalah 47,5 mm.

D. Kalibrasi pada mistar

Kalibrasi dalah adalah menetukan kebenarankonvensional penunjukan alat melalui cara


perbandingan dengan standar ukuran yang terlusur kestandar Nasional/Internasional.
Kalibrasi bisa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung dengan
standar nasional maupun internasional bahan-bahan acuan tersertifikat serta mengikuti
petunjuk didalam ISO/IEC. Bisa kata lain, kalibrasi dalah kegiatan yang membentuk
hubungan antara niali yang ditunjukkan oleh instrumen ukur/system pengukuran atau nilai
diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran
yang diukur dalam kondisi tertentu.

Kalibrasi yang ada pada mistar

Misalnya pada penggaris, kadang kita temui penggaris yang panjangnya berbeda, nilai
panjang 1 cm ataupun 1 mm dari penggaris satu dengan yang lain kadang mengalami
perbedaan, hal ini perlu kita lakukan kalibrasi agar panjangnya sama.

Manfaat kalibrasi antara lain

1. Mendukung system mutu yang diterapkan diberbagai industri pada peralatan laboratorium
dan produksi yang dimiliki

2. Mengetahui seberapa jauh perbedaan (penyimpangan) antara harga yang benar dengan
harga yangditunjukkan oleh alat ukur

3. Menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar teta[ sesuai dengan spesifikasi

E. CARA PERAWATAN
Adapun cara perawatan mistar diantaranya

1. Pada saat membeli mistar hendaklah plastik pembungkusnya ataupun wadahnya tidak
dibuang, karena wadah ini dapat berfungsi sebagai tempat mistar setelah digunakan, agar
mistar tetap dalam keadaan bersih

2. Menggunakan mistar dengan baik dan benar, mistar tidak digunakan untuk melakukan hal
lain kecuali dalam pengukuran suatu benda

3. Sebelum dan sesudah menggunakan, mistar bersihkan mistar

4. Menjaga mistar agar tidak tergores ataupun patah

5. Menaruhnya dalam tempat yang aman


BAB III

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan pada makalah ini adalah

1. Mistar termasuk alat ukur panjang dengan ketelitian 0,1 cm dengan ketidakpastian 0,05 cm

2. macam-macam mistar terdiri dari penggaris, mistar gulung, mistar pita, mistar lipat

3. prinsip kerja mistar dengan cara mengimmpitkan skala nol pada mistar dengan salah satu
ujung benda yang akan diukur, melihat posisi ujung lain benda tersebut. Baca skala mistar
yang berimpit dengan ujung lain benda

4. cara membaca mistar dengan cara melihat angka pasti ditambah dengan angka taksiran

5. terdapat cara perawatan mistar diantaranya Sebelum dan sesudah menggunakan, mistar
bersihkan mistar dan Menggunakan mistar dengan baik dan benar, mistar tidak digunakan
untuk melakukan hal lain kecuali dalam pengukuran suatu benda

DAFTAR PUSTAKA
Handayani, Sri., Damari, Ari. 2009. Fisika untuk SMA dan MA kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

http://www.anneahira.com/macam-macam-alat-ukur.htm

http://mafia.mafiaol.com/2012/12/definisi-dan-jenis-mistar-sebagai-alat.html

http://r16---snaigllnee.googlevideo.com/videoplayback?ratebypass

http://r1---sn-snaigllnzy.googlevideo.com/videoplayback?sver

http://lansida.blogspot.com/2010/09/sistem-kalibrasi.html

Jangka Sorong – Bagian, Ketelitian, Cara Menghitung & Menggunakan

By Novita SariPosted on June 8, 2019

Rumus.co.id – Pertemuan sebelumnya kita sudah membahas mengenai dioda dan


transformator. Pertemuan kali ini kita akan membahas pembahasan yang menarik yaitu
makalah materi jangka sorong mulai dari pengertian, ketelitian, cara menghitung, cara
membaca, bagian – bagian, fungsi, manfaat, dan cara menggunakannya. simak penjelasannya
berikut ini.

Daftar Isi :

Pengertian Jangka Sorong

Fungsi Jangka Sorong

Jenis Jangka Sorong

1. Jangka Sorong Analog atau Manual

2. Jangka sorong Digital

Bagian Bagian Jangka Sorong

Cara Menghitung Jangka Sorong

1. Cara Menghitung Dengan Ketelitian 0,02 mm

2. Cara Menghitung Dengan Ketelitian 0,05 mm


3. Cara Menghitung Dengan Ketelitian 0,1 mm

Cara Menggunakan Jangka Sorong

Pengertian Jangka Sorong

Jangka Sorong Adalah alat ukur yang di gunakan untuk mengukur panjang dan ketebalan
suatu benda dengan tingkat ketelitian hingga 0,1 mm.

Alat ini banyak di gunakan karena memiliki tingkat keterlitian seperatus millimeter. Dengan
tingkat ketelitiannya jangka sorong rekomendasi pertama untuk mengukur kedalam atau
ketinggian lubang kecil. Tetapi alat ini hanya orang-orang tertentu saja yang menggunakan
misalnya tukang bangunan, pengrajin professional, dan arsitek.

Serta Alat ini juga dipakai sangat luas karena memiliki presisi yang cukup tinggi dan tingkat
akurasi baik, mudah untuk dibawa dan digunakan, dan untuk perawatan tidak ada yang
khusus. Karena ke-4 alasan diataslah oleh karenannya alat ini lebih disukai arsitek atau
insinyur dibandingkan alat ukur yang lain.

jangka sorong

Fungsi Jangka Sorong

Berikut ini adalah beberapa fungsi alat ini (vernier caloper) antara lain:

Mengukur diameter luar

Untuk mengukur diameter dalam

Mengukur kedalaman atau ketinggian

Untuk mengukur ketebalan suatu benda yang kecil atau tipis seperti plat, seng, dll

Jenis Jangka Sorong


Pada umumnya jenis alat ini ada dua jenis yaitu tipe analog atau manual dan digital. Berikut
ini kita akan membahas mengenai keduanya :

1. Jangka Sorong Analog atau Manual

Tipe analog atau manual ini adalah alat hitung dengan cara menghitungnya manual. Pada
waktu sekolah dan pelajaran fisika yang di tunjukkan adalah tipe yang manual. Alat ini
memiliki perhitungan sendiri untuk menghasilkan angka yang valid.

2. Jangka sorong Digital

Jangka sorong digital adalah jangka sorong pengukurannya menggunakan digital. Alat ini
tidak memiliki perhotungan seperti perhitungan jangka sorong analog. Karena dalam
pengukurannya langsung muncul angka yang valid.

Bagian Bagian Jangka Sorong

Gambar di bawah ini adalah bagian-bagiannya :

bagian jangka sorong

Alat ini memiliki bagian bagian penting serta mempunyai fungsi masing masing, untuk lebih
jelas lihatlah daftar tabel dibawah ini :

BAGIAN JANGKA SORONG DAN FUNGSINYA

Nama Bagian Fungsi

Rahang Dalam Mengukur bagian luar benda

Rahang Luar Mengukur bagian dalam benda

Skala Utama (cm) Memberikan nilai pengukuran dalam satuan cm

Skala Nonius Memberikan nilai pengukuran fraksi dalam satuan mm

Skala (inci) Memberikan nilai pengukuran dalam satuan inci


Tombol Kunci Menahan bagian jangka sorong saat pengukuran berlangsung

Cara Menghitung Jangka Sorong

Berikut ini adalah cara menghitung dengan tingkat ketelitian yang berbeda:

1. Cara Menghitung Dengan Ketelitian 0,02 mm

Diketahui 49 skala utama = 50 skala nonius.

Maka besarnya 1 skala nonius = 1/50 x 49 skala utama = 0,98 skala utama.

Maka ketelitian jangka sorong tersebut adalah 1/50 = 0,02 mm.

2. Cara Menghitung Dengan Ketelitian 0,05 mm

Diketahui 39 skala utama = 20 skala nonius.

Maka besarnya 1 skala nonius = 1/20 x 39 skala utama = 1,95 skala utama.

Jadi ketelitian jangka sorong tersebut adalah 2 – 1,95 = 0,05 mm.

Atau juga bisa dinyatakan 1 bagian skala utama dibagi sebanyak jumlah skala nonius, yakni
1/20 = 0,05 mm.

3. Cara Menghitung Dengan Ketelitian 0,1 mm

Diketahui 9 skala utama = 10 skala nonius. Maka besar 1 skala nonius adalah 1/10 x 9 skala
utama = 0,9 skala utama.
Jadi ketelitian jangka sorong tersebut adalah 1 – 0,9 = 0,1 mm.

Cara Menggunakan Jangka Sorong

cara membaca jangka sorong

cara membaca

Perhatikan gambar di atas, berikut ini adalah langkah-langkah cara membacanya :

Geser hingga rapat dan pastikan nilai pengukuran berada tepat di angka nol

Siapkan benda yang akan diukur

Geser sehingga cocok dengan benda yang hendak diukur

Pastikan benda terjepit dengan rapat

Pastikan posisi alat lurus pada saat pengukuran vertical maupun horizontal

Perhatikan yang ditunjuk oleh garis angka 0 pada skala vernier (Nonius)

Perhatikan garis angka lainnya pada skala vernier yang menunjukkan posisi terlurus terhadap
nilai pada skala utama.

Bila posisi paling lurus berada pada angka nol dari garis skala vernier, maka artinya hasil
pengukuran adalah nilai bulat.

Jika tidak menjukkan 0 maka perhatikan yang mendekati, memperhatikan angka lain yang
paling lurus dengan garis skala utama. Hasil tersebut merupakan nilai desimal dari hasil
pengukuran utama.

https://rumus.co.id/jangka-sorong/

Mikrometer Sekrup – Bagian, Fungsi, Cara Membaca, Cara Menggunakan

By adminami01Posted on 17/06/2019

Fungsi Mikrometer Sekrup – Pengertian Alat Ukur Mikrometer Sekrup ialah salah satu Alat
Ukur yang bisa digunakan untuk mengukur Panjang suatu Benda dan mengukur Tebal sebuah
benda serta mengukur Diameter Luar sebuah benda dengan tingkat ketelitian mencapai 0.01
mm (10-5 m). Untuk lebih jelas mengetahui mikrometer sekrup disini akan dijabarkan
pengertian, sejarah, bagian – bagian mikrometer sekrup, fungsi, dan cara membaca
mikrometer sekrup.

Mikrometer Sekrup

Mikrometer Sekrup ini ditemukan pada abad ke-17 oleh seorang ilmuan bernama Willaim
Gascoigne dimana waktu itu sangat dibutuhkannya sebuah alat yang lebih baik dan lebih
persisi selain dari jangka sorong. Pada waktu awal ditemukan digunakan untuk mengukur
benda – benda di luar angkasa dari teleskop dan mengukur jarak sudut di antara bintang –
bintang.

Walaupun mikrometer sekrup ini memiliki kata mikro, namun alat ini tidak dapat digunakan
untuk menghitung suatu benda yang skala mikrometer. Kata mikro di mikrometer sekup ini
didapat dari bahasa yunani yaitu micros yang artinya kecil , jadi bukan yang skalanya mikro
10-6

Tetapi perlu kalian ketahui sebagai Pelajar maupun Masyarakat Umum bahwa Fungsi Alat
Ukur Mikrometer ini sebenarnya mempunyai kesamaan dengan Fungsi Alat Ukur Jangka
Sorong dalam menghitung suatu panjang, tebal dan diameter sebuah benda, hanya saja
tingkat ketelitian Alat Ukur Mikrometer lebih tinggi sepuluh kali lipat daripada Jangka
Sorong karena Jangka Sorong memiliki tingkat ketelitian sebesar 0.1 dan Ketelitian Alat
Ukur Mikrometer mencapai 0.01 sehingga kesimpulannya Micrometer lebih baik daripada
Jangka Sorong.

Bagian – Bagian Mikrometer Sekrup Lengkap

Sedangkan untuk Bagian Alat Ukur Mikrometer sendiri bisa dikatakan dibagi menjadi Tujuh
dan Ketujuh Bagian – Bagian Mikrometer Sekrup tersebut dapat anda lihat dari gambar
mikrometer sekrup dibawah ini serta penjelasan lengkap dari masing – masing bagian:

mikrometer sekrup

bagian-bagian mikrometer sekrup (bahasa inggris)

Frame (Rangka)
Bagian Bingkai atau sering disebut juga Bagian Frame Mikrometer yang berbentuk seperti
Huruf C ataupun Huruf U dan terbuat dari Bahan Logam yang tahan panas dan Tebal serta
Kuat karena bertujuan agar dapat meminimalkan terjadinya peregangan yang dapat
menganggu proses pengukuran sebuah benda.

Anvil (Poros Tetap)

Yang kedua ialah Bagian Poros Tetap Mikrometer yang mempunyai Fungsi untuk penahan
sebuah benda saat akan diukur menggunakan Alat Ukur Mikrometer ini.

Spindel (Poros Gerak)

Bagian Mikrometer Yang Ketiga ialah Poros Gerak yang merupakan sebuah Silinder yang
dapat digerakan menuju Poros Tetap Mikrometer.

Lock Nut (Pengunci)

Lalu Bagian Mikrometer Sekrup ke Empat ialah Pengunci (LOCK) yang memiliki fungsi
untuk menahan Poros Gerak agar tak bergerak saat proses pengukuran sebuah benda

Sleeve (Skala Utama)

Bagian Ke Lima disebut juga dengan Sleeve yang merupakan tempat terletaknya Skala
Utama dalam satuan Milimeter (mm).

Thimbel (Skala Putar)

Bagian Mikrometer ke Enam ialah Thimble yang merupakan tempat Skala Nonius (Skala
Putar) Mikrometer berada
Ratchet Knob

Lalu untuk Bagian Mikrometer yang terakhir atau ke Tujuh ialah Ratchet Knop yang
berfungsi untuk memutar Spindle (Poros Gerak) sesaat ujung Poros Gerak tersebut sudah
dekat dengan benda yang akan diukur serta digunakan untuk mengencangkan Poros Gerak
(Spindle) tersebut sampai terdengar bunyi suara sehingga untuk memastikan bahwa Ujung
Poros Gerak sudah menempel dengan sempurna dengan benda yang akan diukur maka
Ratchet Knob tersebut diputar sebanyak Dua atau Tiga putaran.

Anda juga dapat melihat gambar di bawah ini untuk alat mikrometer sekrup dalam bahasa
indonesia :

cara menggunakan mikrometer sekrup

gambar mikrometer sekrup (bahasa indonesia)

Kegunaan dan Fungsi Mikrometer Sekrup

Adapun untuk Fungsi Alat Ukur ini yang benar ialah untuk mengukur Panjang sebuah benda,
mengukur diameter luar benda dan mengukur ketebalan suatu benda yang mempunyai ukuran
yang cukup kecil seperti benda lempeng baja, aluminium, diameter suatu kabel, kawat, lebar
suatu kertas maupun benda – benda yg lainnya.

Lalu Kegunaan Alat Ukur Mikrometer Sekrup untuk mengukur Panjang, Tebal dan Diameter
suatu benda dengan tingkat ketelitian mencapai 0.01 mm yang merupakan tingkat ketelitian
yang lebih tinggi sepuluh kali lipat dibandingkan dengan Alat Ukur Jangka Sorong karena
Jangka Sorong hanya memiliki tingkat ketelitian sekitar 0.1 mm saja.

Cara Menggunakan Mikrometer Sekrup

Kemudian di dalam Cara Menggunakan Mikrometer Sekrup sendiri sangatlah mudah dan
berikut ini Lima Langkah Cara Memakai Alat Ukur yang bisa kalian pelajari sebelum
menggunakan alat ini, yaitu :

Pertama ialah pastikan pengunci alat ukur mikrometer dalam keadaan terbuka
Kedua lakukan pengecekan apakah poros tetap mikrometer dan poros geser mikrometer saat
bertemu dengan skala dan skala nonius utama mikrometer menunjukkan angka nol.

Lalu yang ketiga ialah buka rahang alat ukur mikrometer dengan cara menggerakkan pemutar
ke arah kiri hingga benda yang akan diukur dapat masuk ke dalam rahang.

Keempat ialah letakkan benda yang akan diukur diantara poros tetap dan poros geser lalu
tutup kembali rahang sampai tepat menjepit benda yang akan diukur.

Kelima ialah putarlah pengunci mikrometer agar pemutar tidak bisa bergerak lagi setelah itu
ukur atau hitunglah nilai panjang, tebal, lebar ataupun diameter suatu benda yang diukur
menggunakan alat ukur mikrometer sekrup.

Cara Membaca Mikrometer Sekrup

Untuk membaca nilai pada mikrometer sekrup ada 2 bagian yang harus diperhatikan yaitu
skala utama dan skala nonius. Untuk melihat ke-2 bagian tersebut dapat dilihat dari sleve
untuk skala utama dan thimble untuk melihat skala nonius.

Agar lebih jelas tentang cara membaca mikrometer sekrup, kalian dapat perhatikan contoh
gambar dibawah ini :

membaca mikrometer sekrup

cara membaca mikrometer sekrup

Penyelesaian cara membaca dari gambar diatas :

Perhatikan letak garis skala di bagian sleve yang dilewati oleh bagian timhble yaitu 5 mm

Lihat garis skala bawah yaitu 0,5 mm

Perhatikan nilai di skala nonius yang berada dibagian thimble yaitu 30 mm maka rumusnya
dikalikan 0,01 mm maka hasilnya 30 x 0,01 = 0.3 mm

Jumlahkan lah hasil dari ketiga nilai diatas yaitu nilai skala atas + nilai skala bawah + nilai di
skala nonius = 5 + 0,5 + 0,3 = 5,8 mm
Maka hasil pengukuran dari contoh gambar diatas adalah 5,8 mm

Untuk lebih jelas kembali disini rumusrumus.com akan memberikan contoh soal dan
pembahasannya, perhatikan penjelasan dibawah ini.

Contoh Soal Mikrometer Sekrup

"contoh

Soal :

Berapakan hasil pengukuran dari gambar diatas ?

Jawaban :

Skala tetap atas = 6 mm

Skala tetap bawah = 0,5 mm

Skala nonius = 44 mm x 0,01 mm = 0,44 mm

Hasil Pengkuran yaitu 6 + 0,5 + 0,44 = 6,94 mm

Maka, hasil pengukuran dari gambar diatas adalah 6,94 mm

https://rumusrumus.com/mikrometer-sekrup/

Micrometer Sekrup - Pengertian, Kegunaan, Jenis dan Cara Kerja

Amrie Muchta 2/19/2018

Advertisement
Bagi seorang enginer, ketelitian dan akurasi menjadi hal yang penting. Salah satunya saat
melakukan pengukuran terhadap benda kerja.

Bagi kita orang awam, untuk mengukur panjang atau tebal suatu benda bisa menggunakan
mistar atau penggaris. Tapi itu sangatlah tidak akurat, sementara perbedaan nilai sedikit saja
pada pengukuran bisa membuat kinerja benda yang dibuat akan berantakan.

Oleh karena itu dibuatlah sebuah micrometer. Lantas, apa itu micrometer ? bagaimana cara
kerjanya ? dan bagaimana cara menggunakannya ? simak artikel dibawah.

Pengertian Dan Kegunaan Micrometer

Micrometer adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang atau ketebalan suatu
benda dengan tingkat akurasi 0,01 mm.

Sebenarnya, ada alat serupa yang dinamakan jangka sorong atau vernier caliper. Namun
ketelitiannya hanya sekitar 0,05 mm. Masih kalah dengan micrometer.

Fungsi micrometer

 Untuk mengukur ketebalan benda kerja


 Mengukur jarak atau celah suatu benda
 Mengukur kedalaman suatu benda

 Jenis-Jenis Micrometer
 Secara umum, ada dua jenis micrometer yaitu micrometer sekrup dan digital.

Micrometer sekrup mengunakan skala sebagai media pembacaan hasil pemgukuran.


Sementara micrometer digital hasil pengukuran sudah langsung ditampilkan di panel
LCD.

Kalau dikelompokan berdasarkan fungsinya, maka ada tiga jenis micrometer. Yakni

1. Outside micrometer

Outside micrometer adalah micrometer yang dikhususkan untuk mengukur ketebalan


atau dimensi luar sebuah benda. Contohnya mengukur tebal plat atau diameter sebuah
batang.

2. Inside micrometer

Inside micrometer atau mikrometer dalam adalah sebuah micrometer yang digunakan
untuk mengukur sebuah celah atau diameter dalam sebuah tabung.

Apabila dilihat dari bentuknya, maka ada dua buah measure point yang akan
dimasukan kedalam celah yang akan diukur.
3. Deep micrometer

Micrometer kedalaman digunakan untuk mengukur kedalaman atau coakan pada


benda kerja.

 Bagian - Bagian Micrometer Beserta Fungsinya



 1. Micrometer frame

Frame atau rangka dari micrometer adalah sebuah rangka yang dijadikan sebagai
tempat melekatnya semua bagian-bagian penting micrometer.

Frmame ini memiliki bentuk yang beragam, untuk micrometer luar bentuk frame
adalah setengah lingkaran. Sementara pada deep micrometer frame ini berbentuk
mendatar.

2. Anvil

Anvil disebut juga sebagai poros tetap. Fungsinya untuk menahan salah satu sisi
benda yang akan diukur. Sesuai namanya, anvil tidak akan berubah posisi.

3. Spindle

Spindle disebut juga sebagai poros bergerak. Ini karena poros inilah yang akan
bergerak kekanan dan kekiri sesuai tebal benda yang akan diukur.

Dengan kata lain, benda yang akan diukur akan diletakan diantara anvil dan spindle.
Untuk mengepaskan ukuran, maka spindle digerakan hingga benda kerja terjepit
diantara anvil dan spindle.

4. Lock

Lock atau pengunci dijadikan untuk mengunci spindle atau poros penggerak agar
posisinya tidak berubah. Sehingga pembacaan hasil pengukuran bisa dilakukan
dengan akurat meski benda kerja sudah terlepas dari micrometer.

5. Sleeve

Sleeve adalah poros yang memiliki skala utama. Fungsi sleeve adalah untuk melihat
hasil pengukuran terhadap benda yang diukur.

6. Thimble

Timble berisi skala nonius yang akan menentukan angka decimal hingga ketelitian
0,01 mm. Thimble ini dapat diputar, dan putarannya akan menunjukan sebuah hasil
pengukuran.

7. Rachet knob
Rachet adalah handle kecil yang terletak diujung micrometer. Fungsinya untuk
menggerakan spindle agar menjepit benda kerja. Rachet ini dilengkapi sebuah
mekanisme agar penekanan spindle tidak berlebihan.

Anda akan mendengarkan suara khas dari rachet apabila spindle sudah menyentuh
benda kerja.

Cara Kerja Micrometer


 Mekanisme pengukuran pada micrometer sebenarnya memanfaatkan ulir atau drat
yang mata giginya diatur dengan tertentu, biasanya 0,5 mm.

Dengan kata lain apabila kita meletakan baut pada drat tersebut lalu kita memutar
baut itu maka baut akan bergerak ke kiri atau kekanan tergantung kemana kita
memutarnya.

Pada micrometer, sleeve berperan sebagai poros berulir dan thimble berperan sebagai
bautnya.

Gerakan thimble tersebut sudah diatur jaraknya sehingga dalam satu putaran thimble,
spindle akan bergerak sejauh 0,5 mm. Kalau thimble hanya bergerak 1/2 putaran
maka spindle hanya bergerak 0,25 mm.

Cara Menggunakan Micrometer


 Untuk menggunakan micrometer, ada beberapa langkah yang perlu anda ikuti.

 Lakukan kalibrasi agar hasil pengukuran akurat


 Letakan benda yang akan diukur diantara anvil dan spindle
 Putar rachet knob hingga spindle menyentuh benda yang diukur
 Putar kunci
 Lihat dan baca hasil pengukuran
 Untuk lebih detail tentang bagaimana cara menggunakan micrometer, bisa anda baca
pada artikel berikut : Panduan menggunakan micrometer dari A-Z.

Demikian artikel lengkap dan jelas mengenai pengertian dan kegunaan micrometer
sekrup. Semoga bisa menambah wawasan kita semua.

https://www.autoexpose.org/2018/02/micrometer-sekrup.html

Mikrometer Sekrup: Kegunaan, Jenis, Bagian dan Fungsi serta Prinsip Kerja
Supervisor Blog MIPA Reply April 19, 2017 A+ A-

Daftar Materi Fisika

 1. Besaran Fisika
 2. Vektor dan Resultan
 3. Mekanika (Kinematika dan Dinamika)
 4. Fisika Optik
 5. Suhu dan Kalor
 Baca Juga:
 Pengertian Mikrometer Sekrup
 Mikrometer Sekrup atau dalam bahasa asing disebut micrometer screw gauge adalah
alat yang digunakan untuk mengukur besaran panjang yang terdiri atas poros
tetap yang berperan sebagai skala utama dan poros putar yang berperan
sebagai skala nonius. Tingkat ketelitian mikrometer sekrup ini mencapi 0,01 mm dan
mampu mengukur ketebalan atau diameter benda yang sangat kecil dengan presisi
dengan batas maksimal panjang benda 25 mm.
 Kegunaan Mikrometer Sekrup
 Fungsi atau kegunaan mikrometer sekrup ada empat, yaitu:
 1. Untuk mengukur ketebalan suatu benda yang sangat tipis seperti lempeng baja,
aluminium bahkan kertas
 2. Untuk mengukur diameter luar suatu benda yang sangat kecil seperti diameter
bantalan peluru, kabel, kawat dan sebagainya.
 3. Untuk mengukur garis tengah lubang pada suatu benda yang cukup kecil.
 4. Untuk mengukur kedalaman suatu lubang yang cukup kecil seperti lubang pada
pipa dan sebagainya.

 Jenis-Jenis Mikrometer Sekrup


 Macam-macam mikrometer sekrup dibedakan menjadi dua, ayitu berdasarkan jenis
skala dan berdasarkan fungsinya

 1. Jenis-jenis mikrometer sekrup berdasarkan jenis skalanya


 A. Mikrometer Sekrup Manual

Gambar Mikrometer Sekrup Manual


Mikrometer jenis ini, skalanya terdiri atas skala utama dan skala nonius. Sesuai namanya
peembacaan hasil pengukuran masih manual melalui serangkaian perhitungan dari hasil skala
utama dan nonius.

B. Mikrometer Sekrup Digital

Gambar Mikrometer Sekrup Digital

Skala mikrometer digital berbentuk layar digital dimana hasil pengukuran dengan
mikrometer ini langsung terbaca oleh layar tanpa harus melalui proses perhitungan.

2. Jenis-jenis mikrometer sekrup berdasarkan fungsinya

A. Mikrometer Luar

Gambar Mikrometer Luar

Mikrometer luar adalah jenis mikrometer yang digunakan untuk mengukur diameter
luar suatu benda.

B. Mikrometer Dalam

Gambar Mikrometer Dalam

Mikrometer dalam adalah jenis mikrometer yang digunakan untuk mengukur diameter
suatu lubang.

C. Mikrometer Kedalaman

Gambar Mikrometer Kedalaman


Mikrometer dalam adalah jenis mikrometer yang digunakan untuk mengukur
kedalaman suatu lubang

Bagian-Bagian dan Fungsi Mikrometer Sekrup

Berikut ini gambar bagian-bagian mikrometer sekrup

Gambar Bagian-Bagian Mikrometer Sekrup

Fungsi bagian-bagian mikrometer sekrup adalah sebagai berikut:

1. Frame (bingkai)

Frame ini menyerupai bentuk huruf C atau U. frame ini terbuat dari bahan logam tahan
panas dengan desain yang cukup tebal dan kuat bertujuan untuk meminimalisir terjadinya
pemuaian panjang yang bisa mengganggu proses pengukuran.

Selain itu, frame ini juga dilapisi dengan lapisan plastik guna menghindari terjadinya
transfer panas dari tangan pengukur terhadap logam saat pengukuran

2. Anvil (poros tetap)

Poros tetap berfungsi sebagai penahan saat sebuah benda akan diukur.

3. Spindle (poros gerak)

Poros gerak merupakan sebuah silinder logam yang dapat digerakkan maju-mundur,
menjau atau mendekati poros tetap.

4. Lock Nut (pengunci)

Pengunci berfungsi untuk menahan poros gerak agar tidak bergerak saat proses
pengukuran suatu benda.

5. Sleeve

Merupakan batang logam tempat terletaknya skala utama (dalam satuan mm)

6. Thimble
Merupakan batang logam yang dapat diputar, berukuran lebih besar dari sleeve dan
merupakan tempat terletaknya skala nonius atau skala putar (dalam satuan mm)

7. Ratchet

Berfungsi untuk mengencangkan poros gerak jika sudah menyentuh benda dengan cara
diputar searah jarum jam sampai terdengar suatu bunyi ketukan logam (tik). Untuk
memastika ujung poros gerak telah menempel sempurna dengan benda maka ratchet dapat
diputar sebanyak 2-3 putaran.

Prinsip Kerja Mikrometer Sekrup

Cara kerja mikrometer sekrup adalah sebagai berikut:

Pada bagian Sleeve terdapat skal utama yang berisi angka 1,2,3,4 dst (bagian atas) dan
angka 0,5, 1,5, 3,5 dst (bagian bawah), sehingga jarak antar 2 skala terkecil skala utama
adalah 0, 5 mm.

Sedangkan pada bagian Thimble terdapat skala nonius yang berisi angka 1-50 (kelipatan
5). Jika thimble diputar satu kali putan penuh (maju atau mundur) maka skala utama akan
bertambah 0,5 mmatau berkurang 0,5 mm. Sehingga 1 skala putar = 0,5/50 = 0,01 mm,
artinya jarak antara 2 skala terkecil skala nonius adalah 0,01 mm.

Demikianlah artikel tentang definisi, kegunaan, macam-macam, bagian dan fungsi serta
cara kerja mikrometer sekrup. Semoga dapat bermanfaat untuk Anda, terimakasih atas
kunjungannya dan sampai jumpa di artikel berikutnya.

Cara Membaca Jangka Sorong, Pengertian, Sejarah, Bagian-bagian, dan Kegunaanya

Pengertian Jangka Sorong

JANGKA SORONG merupakan alat ukur yang sering oleh orang-orang yang memiliki
profesi sebagai tekniksi, atau mekanis. Selain itu bagi orang yang sedang belajar
mendalami ilmu teknik dan mekanikal tentu sudah tidak asing dengan alat yang satu ini.
Umumnya jangka sorong digunakan untuk mengukur diameter benda atau lubang pipa.
Selain itu, masih banyak fungsi lain yang dimiliki oleh alat ukur ini. Agar Anda dapat
memahami lebih baik dan jelas mengenai jangka sorong, simaklah artikel berikut ini yang
mengupas secara detail mengenai jangka sorong.

Daftar Isi

1 Pengertian Jangka Sorong

2 Cara Membaca Jangka Sorong

3 Sejarah Jangka Sorong

4 Bagian-bagian Jangka Sorong

4.1 1. Rahang Pengatur Garis Tengah Dalam

4.2 2. Rahang Pengatur Garis Tengah Luar

4.3 3. Pengukur Kedalaman

4.4 4. Skala Utama

4.5 5. Skala Nonius

5 Fungsi atau Kegunaan Jangka Sorong

5.1 1. Berfungsi untuk Mengukur Panjang

5.2 2. Berfungsi untuk Mengukur Diameter Dalam

5.3 3. Berfungsi untuk Mengukur Diameter Luar

5.4 4. Berfungsi untuk Mengukur Kedalaman atau Ketinggian

Pengertian Jangka Sorong


Pengertian Jangka Sorong

Jangka Sorong (revenge47.blogspot.co.id)

Jangka sorong adalah alat ukur yang mempunyai tingkat ketelitian 0,01 milimeter,
sehingga Anda dapat mengukur ukuran sebuah benda dengan lebih teliti dan akurat. Pada
jangka sorong terdapat dua bagian yang bisa digunakan untuk melakukan pengukuran.

Bagian pertama biasa disebut rahang luar yang biasanya digunakan untuk mengukur
diameter dalam pada sebuah lubang seperti pipa, lubang besi, dan lain-lain. Bagian kedua
biasa disebut rahang dalam yang berfungsi untuk mengukur diameter suatu benda.

Pada jangka sorong juga terdapat 2 buah skala yang digunakan untuk membaca hasil
pengukuran. Pertama adalah skala utama yang menggunakan satuan centimeter dan
milimeter pada bagian bawah dan satuan inch pada bagian atas. Kedua adalah skala nonius
atau vernier.

Cara Membaca Jangka Sorong

Cara Membaca Jangka Sorong

Cara Membaca Jangka Sorong (informazone.com)

Berikut adalah cara membaca jangka sorong yang baik dan benar. Lakukan dan cermati
setiap langkah berikut dengan baik, agar mendapatkan hasil pengukuran yang lebih teliti
dan akurat.

Periksa kondisi alat ukur jangka sorong, jika terdapat debu atau kotoran bersihkan terlebih
dahulu agar tidak mengganggu hasil pengukuran.

Geser jangka sorong hingga rapat, kemudian pastikan nilai pengukuran berada tepat pada
posisi Nol.
Bersihkan permukaan benda yang dapat diukur, hingga betul-betul tidak terdapat material
lainnya yang dapat mengurangi keakuratan dan ketelitian hasil pengukuran.

Lakukan pengukuran dengan cara menggeser jangka sorong sehingga cocok dengan benda
yang akan diukur.

Kemudian pastikan posisi benda yang akan diukur betul-betul telah terjepit atau terukur
secara benar.

Pastikan posisi jangka sorong benar-benar lurus, baik secara vertikal maupun horizontal.

Baca hasil pengukuran secara seksama dan teliti.

Lihat hasil pengukuran yang ditunjukkan pada skala utama, dengan memperhatikan posisi
yang ditunjuk oleh garis angka 0 pada skala vernier (Nonius).

Kemudian, perhatikan garis angka lainnya pada skala vernier yang menunjukkan posisi
terlurus terhadap nilai pada skala utama.

Jika posisi yang paling lurus berada pada angka Nol dari garis skala vernier, bermakna
hasil pengukuran adalah nilai bulat atau bukan desimal.

Namun jikalau tidak tepat berada pada angka nol, perhatikan hasil yang mendekati,
dengan cara memperhatikan angka lainnya yang paling lurus dengan garis skala utama,
hasil ini adalah nilai desimal dari hasil pengukuran utama.

Baca Juga : Penjelasan Mengenai Difraksi Gelombang Berserta Contohnya Dalam


Kehidupan Sehari-hari

Sejarah Jangka Sorong

Pierre Vernier

Pierre Vernier (alcala2016.org)

Jangka sorong telah ada sejak zaman yunani dan romawi kuno, namun bentuknya pada
saat itu memiliki bentuk yang berbeda dengan yang ada saat ini. Hal ini dibuktikan dengan
ditemukannya alat ukur yang mirip seperti jangka sorong pada reruntuhan insiden
kecelakaan kapal (The Greek Giglio Wreck).

Bangsa China juga dianggap telah menggunakan jangka sorong ketika era Dinasti Han
(202-220 SM). Alat ukur tersebut dibuat dari bahan perunggu dan bertuliskan tanggal
pembuatannya. Selain digunakan untuk mengetahui ukuran suatu benda, zaman dahulu
bangsa Eropa juga menggunakannya sebagai penunjuk arah.

Jangka sorong yang biasa kita gunakan saat ini ditemukan di kota Oranan, Perancis pada
tahun 1600-an. Alat ukur ini dirancang dan dibuat oleh seorang ahli matematika dan sains
bernama Pierre Vernier. Beliau adalah orang yang menciptakan skala yang diberi nama
skala vernier atau lebih dikenal sebagai skala nonius.

Penjelasan mengenai skala nonius telah ia sebutkan di dalam buku karangannya yang
berjudul “La construction, visage, et les proprietes fue quadrant nouvea de mathmatiques“.
Skala nonius adalah sebuah skala yang terdapat dalam jangka sorong.

Pemakaian nama skala nonius dipakai oleh kebanyakan orang yang hidup sejak sebelum
abad ke 19. Dimana nama skala tersebut ditemukan oleh seseorang berkebangsaan spanyol
bernama Dedron Nunes.

Akan tetapi di awal abad ke-19, seorang bangsawan berkebangsaan Perancis mengubah
nama skala tersebut kembali kepada skala vernier. Jangka sorong modern yang sering
digunakan sekarang ini pertama kali diproduksi oleh Joseph Brown pada tahun 1851.

Bagian-bagian Jangka Sorong

Bagian-bagian Jangka Sorong

Bagian-bagian Jangka Sorong (informazone.com)


Jangan sorong merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang dan terdiri
dari beberapa bagian. Bagian-bagian tersebut adalah skala utama, skala nonius, rahang
pengatur garis tengah dalam, rahang pengatur garis tengah luar, dan pengukur kedalaman.
Berikut penjelasan detil mengenai setiap bagian-bagiannya.

1. Rahang Pengatur Garis Tengah Dalam

Bagian yang pertama adalah rahang pengatur garis tengah dalam atau rahang dalam yang
dalam bahasa inggris disebut inner jaws. Bagian ini tersusun atas dua bagian, bagian
pertama adalah bagian yang tetap atau tidak bergeser. Sedangkan bagian yang ke dua bisa
digeser.

Bagian rahang dalam atau inner jaws berguna untuk mengukur diameter luar, sisi luar,
lebar bagian luar, atau ketebalan luar suatu benda.

2. Rahang Pengatur Garis Tengah Luar

Selanjutnya adalah bagian rahang pengatur garis tengah luar atau rahang luar yang dalam
bahasa inggris disebut outer jaws. Bagian rahang luar juga terdiri dari dua bagian seperti
halnya rahang dalam yang terdiri dari bagian yang tidak bisa digeser atau tetap dan bagian
yang bisa digeser.

Baca Juga : Cara Mengatasi Polusi Udara Serta Dampak dan Sumber Pencemaran Udara

Kegunaan rahang luar atau outer jaws adalah untuk mengetahui ukuran diameter dalam,
sisi dalam, lebar bagian dalam, atau ketebalan dalam sebuah benda.

3. Pengukur Kedalaman
Bagian berikutnya adalah pengukur kedalaman atau dalam bahasa inggris disebut depth
measuring blade. Bagian ketiga ini tersusun dari dua bagian, pertama bagian yang tidak
bisa bergerak atau tetap dan kedua bagian yang bisa bergeser atau bertambah panjang.

Fungsi dari pengukur kedalaman adalah untuk mengukur kedalaman lubang, ketinggian,
ketebalan bagian dalam atau pun bagian luar pada suatu benda.

4. Skala Utama

Bagian lainnya yang ada pada jangka sorong adalah bagian yang tidak bergerak atau tetap.
Pada bagian ini tertulis nilai dan garis-garis yang berfungsi sebagai skala Utama berasal
dari hasil pengukuran.

Terdapat 2 macam satuan yang digunakan pada skala utama dari hasil pengukuran, yakni
skala satuan imperial (inch) yang terdapat pada bagian atas, dan skala satuan metrik
(centimeter dan milimeter) yang terdapat pada bagian bawah.

5. Skala Nonius

Bagian yang terkahir adalah skala nonius atau vernier yang beruna sebagai pentunjuk hasil
pengukuran. Berbeda dengan skala utama yang tidak bisa begerak, skala nonius
merupakan bagian yang dapat bergeser. Dimana nilai skala nonius juga terdiri dari dua
jenis yakni skala imperial (inch) di bagian atas dan skala metrik (milimeter) di bagian
bawah.

Skala nonius ini berguna sebagai penunjuk hasil pengukuran untuk nilai Skala utama dan
skala ini nantinya akan dituliskan dalam bentuk bilangan desimal pada hasil pengukuran
utama.

Fungsi atau Kegunaan Jangka Sorong


Fungsi Jangka Sorong

Fungsi Jangka Sorong (slideplayer.com)

Setelah kita mengetahui pengertian, sejarah, cara membaca, dan bagian-bagian jangka
sorong, terakhir akan dibahas mengenai fungsi atau kegunaan alat ukur ini. Berikut adalah
beberapa fungsi atau kegunaan yang dimiliki jangka sorong.

1. Berfungsi untuk Mengukur Panjang

Benda yang ukurannya tidak terlampau panjang bisa di ukur menggunakan alat ini, sebab
kebanyakan jangka sorong memiliki batas pengukuran maksimal 25 cm. Meskipun hal ini
juga bergantung pada spesifikasi pabrik yang membuat dan menjualnya.

2. Berfungsi untuk Mengukur Diameter Dalam

Pada pabrik-pabrik industri kecil kadang diperlukan alat untuk mengetahui ukuran
diameter sebuah benda seperti lubang besi, pipa atau alat-alat yang lainnya. Untuk
melakukan hal ini dapat digunakan jangka sorong yang bisa berguna untuk mengukur
diameter dalam suatu benda.

3. Berfungsi untuk Mengukur Diameter Luar

Mungkin terkadang kita juga memerlukan untuk melakukan pengukuran terhadap diameter
luar suatu benda. Misalnya seorang tukang las yang ingin membuat jendela. Ia akan
membutuhkan jangka sorong untuk mengukur diameter besi yang akan digunakan.

4. Berfungsi untuk Mengukur Kedalaman atau Ketinggian

Ada kalanya kita perlu untuk melakukan pengukuran kedalaman pada sebuah lubang kecil
yang tidak bisa dimasuki oleh alat ukur penggaris. Ketika hal itu terjadi Anda bisa
menggunakan jangka sorong untuk melakukan pengukuran kedalam atau ketinggian pada
sebuah lubang.

http://informazone.com/jangka-sorong/

Pengertian Neraca Ohaus, Jenis dan Cara Kalibrasinya

Sekitar Fisika December 31, 2018 0 comments

Share:

Facebook

Twitter

Google+

Pinterest

Pengertian Neraca Ohaus, Jenis dan Cara Kalibrasinya

Jika kamu pernah pergi ke pasar kamu akan menjumpai kegiatan pasar seperti tawar-
menawar harga, transaksi barang, memilih bahan belanjaan. Setelah memilih bahan,
misalnya saja pada kentang selanjutnya yaitu menimbang dan menentukan harga.
Berbicara mengenai menimbang, kali ini mimin akan membahas tentang alat ukur massa
atau dikenal dengan sebutan neraca. Ada banyak neraca, tapi pada kesembatan kali ini kita
akan membahas tentang neraca ohaus. Kalian sudah tahu belum apa itu neraca ohaus? Ada
berapa jenis neraca ohaus dan bagaimana cara mengkalibrasi neraca ohaus? Untuk
menjawab pertanyaan tersebut, mari kita simak penjelasan neraca ohaus terlengkap berikut
ini.

Pengertian Neraca O’haus

Neraca O’haus adalah alat ukur massa benda dengan ketelitian 0,01 gram. Prinsip kerja
neraca ini adalah sekedar membandingkan massa benda yang akan diukur dengan anak
timbangan. Anak timbangan Neraca O’haus berada pada neraca itu sendiri. Kemampuan
pengukuran neraca ini dapat diubah dengan menggeser posisi anak timbangan sepanjang
lengan. Anak timbangan dapat digeser menjauh atau mendekati poros neraca. Massa benda
dapat diketahui dari penjumlahan masing-masing posisi anak timbangan sepanjang lengan
setelah neraca dalam keadaan setimbang. Ada juga yang mengatakan prinsip kerja massa
seperti prinsip kerja tuas.

Skala Dalam Neraca O’haus

Banyaknya skala dalam neraca bergantung pada neraca lengan yang digunakan. Setiap
neraca mempunyai skala yang berbeda-beda, bergantung dengan lengan yang
digunakannya.

Ketelitian neraca merupakan skala terkecil yang terdapat dalam neraca yang digunakan
disaat pengukuran. Misalnya pada neraca Ohaus dengan tiga lengan dan batas pengukuran
310 gram mempunyai ketelitian 0,01 gram. Hal ini erat kaitannya ketika hendak
menentukan besarnya ketidakastian dalam pengukuran.

Berdasarkan referensi bahwa ketidakpastian adalah ½ dari ketelitian alat. Secara


matematis dapat ditulis: Ketidakpastian =1/2 x skala terkecil. Misalnya untuk neraca
dengan tiga lengan dan batas ukur 310 gram mempunyai skala terkecil 0,1 gram, sehingga
diperoleh ketidakpastian ½ x 0,1 = 0,05.
Jenis Neraca Ohaus

Neraca Ohaus terbagi menjadi dua macam, yaitu neraca ohaus dua lengan dan neraca
ohaus tiga lengan. Adapun penjelasan dari jenis neraca ohaus tersebut adalah sebagai
berikut:

1.Neraca Ohaus Dua Lengan

Nilai skala ratusan dan puluhan di geser, tapi skala satuan dan 1/100-nya diputar. Neraca
ini memiliki dua lengan. Lengan depan terdapat datu anting logam yang digeser-geser dari
0,10,20,...,100 g. Selain dua lengan, neraca ini memiliki skala utama dan skala nonius.
Skala utama 0 sampai 9 g sedangkan skala nonius 0-0,9 g.

Komponen Dalam Neraca Ohaus Dua Lengan

1. Lengan depan

2. Lengan belakang

3. Sistem Magnetik

4. Penggeser anak timbangan

5. Venier

6. Kait

8. Lekuk

9. Wadah
10. Alas

2. Neraca Ohaus Tiga Lengan

Neraca ohaus tiga lengan yaitu neraca yang memiliki nilai skala dari yang besar sampai
ketelitian 0,01 g yang digeser.

Komponen dalam neraca tiga lengan

1. Lengan depan memiliki anting logam yang dapat digeser dengan skala 0, 1, 2, 3, 4,
...,10 gr. Dimana masing-masing terdiri 10 skala tiap skala 1 gr. Jadi skala terkecil 0,1 gr.

2. Lengan tengah, dengan anting lengan dapat digeser, tiap skala 100gr, dengan skala 0,
100, 200, ...,500gr.

3. Lengan belakang, anting lengan dapat digeser dengan tiap skala 10 gram, dari skala 0,
10, 20, ...,100 gr

Cara Mengukur Massa Benda Dengan Neraca Ohaus

Dalam mengukur massa benda dengan neraca ohaus dua lengan atau tiga lengan sama.
Ada beberapa langkah di dalam melakukan pengukuran dengan menggunakan neraca
ohaus, antara lain yaitu:

1. Melakukan kalibrasi terhadap neraca yang akan digunakan untuk menimbang dengan
cara memutar sekrup yang berada disamping atas piringan neraca ke kiri atau ke kanan
posisi dua garis pada neraca sejajar.
2. Meletakkan benda yang akan diukur massanya

3. Menggeser skala dimulai dari yang skala besar baru genuakan skala kecil. Jika
panahnya sudah berada di titik setimbang 0.

4. Jika dua garis sejajar sudah seimbang maka baru memulai membaca hasil
pengukurannya.

Bagian-Bagian Neraca Ohaus

1.Tempat beban yang digunakan untuk menempatkan benda yang akan dikur.

2.Tombol kalibrasi yang digunakan untuk mengkalibrasi neraca ketika neraca tidak
digunakan untuk mengukur.

3.Lengan neraca untuk neraca 3 lengan berarti terdapat tiga lengan dan untuk neraca ohaus
4 lengan terdapat empat lengan.

5.Pemberat (anting) yang diletakkan pada masing-masing lengan yang dapat digeser-geser
dan sebagai penunjuk hasil pengukuran.

6.Titik 0 atau garis kesetimbangan yang digunakan untuk menentukan titik


kesetimbangan.

Kalibrasi Neraca Ohaus

Sebelum membahas kalibrasi pada neraca ohaus kita harus mengal terlebih dahulu apa itu
kalibrasi. Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai
dengan rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar
yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan
tersertifikasi.
Sistem menejemen kualitas memerlukan sistem pengukuran yang efektif, termasuk
didalamnya kalibrasi formal, periodik dan terdokumentasi, untukperangkat ISO 9000 dan
ISO 175025 memerlukan sistem kalibrasi yang efektif.

Kalibrasi diperlukan untuk:

1.Perangkat baru

2.Suatu perangkat setiap waktu tertentu.

3.Suatu perangkat setiap waktu penggunaan tertentu (jam operasi)

4.Ketika suatu perangkat mengalami tumbukan atau getaran yang berpotensi mengubah
kalibrasi.

5.Ketika hasil observasi dipertanyakan

Kalibrasi pada umumnya merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi
dari suatu perangkat pengukur agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan
dalam akurasi tertentu.

Adapun teknik pengkalibrasian pada neraca ohaus adalah dengan memutar tombol
kalibrasi pada ujung neraca ohaus sehingga titik keseimbangan lengan atau ujung lengan
tepat pada garis kesetimbangan, namun sebelumnya pastikan semua anting pemberatnya
terletak tepat pada angka nol di masing-masing lengan.

Pembacaan dan Penulisan Hasil dari Neraca Ohaus

Untuk membaca hasil pengukuran menggunakan neraca ohaus dapat dilakukan dengan
langkah-langkah berikut ini:
1. Bacalah skala yang ditunjuk oleh anting (pemberat) pada masing-masing lengan neraca.
Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaa:

2. Hasil Pengukuran (xo) = penjumlahan dari masing-masing Lengan. Misalnya pada


neraca ohaus II lengan berarti hasilnya = Lengan I + Lengan II + Lengan III. Seperti
halnya pada alat ukur panjang, hasil pengukuran menggunakan neraca dapat kita laporkan
sebagai: Massa M = xo +- ketidakpastian.

Demikan penjelasan dari kami tentang Pengertian Neraca Ohaus, Jenis dan Cara
Kalibrasinya yang lengkap disertai dengan gambar neraca ohaus. Semoga dapat
bermanfaat. Sekian dan sampai jumpa pada artikel selanjutnya. Terimakasih.

Sumber: Herlambang, Ananda Bagas. 2017. Perubahan Fisika. Yogyakarta: Penerbit


Istana Media.

http://sekitarkita0.blogspot.com/2018/12/pengertian-neraca-ohaus-jenis-dan-
kalibrasinya.html

Neraca Ohaus: Bagian, Cara Menggunakan dan Membaca Skala

Supervisor Blog MIPA 2 July 11, 2017 A+ A-

Daftar Materi Fisika

 1. Besaran Fisika
 2. Vektor dan Resultan
 3. Mekanika (Kinematika dan Dinamika)
 4. Fisika Optik
 5. Suhu dan Kalor
 Baca Juga:
 Pengertian Neraca Ohaus
 Pada tahun 1912 seorang ilmuwan asal New Jersey, Amerika Serikat
bernama Gustav Ohaus memperkenalkan Ohaus Harvard Trip
Balance yang kemudian dikenal dengan nama neraca Ohaus. Neraca
Ohaus merupakan salah satu alat ukur besaran fisika yaitu massa.
Neraca Ohauss digunakan untuk menimbang massa suatu benda dalam
praktik laboratorium. Neraca Ohaus sering digunakan dalam pengukuran
laboratorium karena alat ini memiliki tingkat ketelitian yang cukup tinggi
yaitu mencapai 1/100 gram atau 0,01 gram.

 Karena alat ini sudah populer di kalangan pelajar, mungkin banyak dari
kalian yang sudah mengetahui apa fungsi neraca ohaus itu. Namun tidak
menutup kemungkinan, ada sebagian dari kalian yang masih bingung dan
canggung ketika harus mempraktikan cara penggunaannya. Oleh karena
itu, pada kesempatan kali ini penulis akan membahas tentang bagaimana
cara menggunakan neraca ohaus dengan benar sesuai kaidah dan prinsip
kerjanya.

 Jenis-Jenis Neraca Ohaus


 Macam-macam neraca ohaus dapat dibedakan berdasarkan jenis skala dan
jumlah lengannya. Berdasarkan jenis skalnya, neraca ohaus dibedakan
menjadi dua, yaitu neraca ohaus manual dan neraca ohaus digital. Neraca
ohaus manual, pembacaan skala masih manual yaitu melalui proses
perhitungan terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil pengukuran
sedangkan neraca ohaus digital, sudah menggunakan skala elektronik
sehingga hasil pengukuran sudah langsung terbaca.

 Berdasarkan jumlah lengannya, neraca ohaus dibedakan menjadi tiga


jenis, yaitu neraca ohaus 2 lengan, neraca ohaus 3 lengan dan neraca
ohaus 4 lengan. Meski ketiganya memiliki jumlah lengan yang berbeda,
namun prinsip kerja dan cara penggunaanya tetaplah sama. Untuk
memahami jenis-jenis neraca ohaus, silahkan kalian perhatikan gambar
berikut ini.

 Bagian-Bagian Neraca Ohaus dan Fungsinya
 Karena pada dasarnya prinsip kerja dan cara penggunaan untuk semua
jenis neraca ohaus manual itu sama, maka kita hanya akan mengulas
tentang bagian-bagian neraca ohaus tiga lengan beserta fungsinya saja.
Untuk jenis neraca ohaus yang lain, bagian-bagian dan fungsinya secara
umum tetap sama. Untuk itu perhatikan gambar neraca ohaus tiga lengan
di bawah ini.

 1.Tombol kalibrasi, merupakan sebuah sekrup atau knop yang
digunakan untuk mengenolkan atau mengkalibrasi neraca ketika neraca
akan digunakan.
 2.Tempat beban, merupakan sebuah piringan logam yang digunakan
untuk meletakkan benda yang akan diukur massanya.
 3.Pemberat (anting), merupakan sebuah logam yang menggantung pada
lengan yang berfungsi sebagai penunjuk hasil pengukuran. Pemberat
dapat digeser-geser dan setiap lengan neraca memilikinya.
 4.Lengan Neraca, merupakan plat logam yang terdiri dari skala dengan
ukuran tertentu. Jumlah lengan pada neraca bisa 2, 3 atau 4 bergantung
jenisnya. Masing-masing lengan menunjukkan skala dengan satuan yang
berbeda.
 5.Garis kesetimbangan (titik nol), digunakan untuk menentukan titik
kesetimbangan pada proses penimbangan atau pengukuran massa benda.

 Cara Kalibrasi Neraca Ohaus


 Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa akurasi suatu alat ukur
sesuai dengan rancangannya. Fungsi kalibrasi ini adalah untuk
memastikan ketelitian alat ukur tersebut. Untuk melakukan kalibrasi pada
neraca ohaus, pertama geser semua pemberat (anting) pada neraca ke kiri
menuju titik terendah dari skala yang ditunjukkan. Kemudian putar
sekrup atau tombol kalibrasi yang terletak di bawah tempat beban hinga
neraca mencapai garis kesetimbangan (titik 0). Setelah berhasil maka
neraca ohaus siap untuk digunakan.

 Prinsip Kerja Neraca Ohaus


 Cara kerja neraca ohaus adalah dengan menggunakan asas kesetimbangan
benda tegar yaitu dengan memakai prinsip momen gaya. Secara
sederhana, neraca terdiri atas 3 bagian pokok, yaitu lengan beban, titik
tumpu, lengan pemberat. Perhatikan gambar berikut ini.

 Torsi atau momen gaya merupakan hasil kali antara gaya dengan lengan
gaya yang arahnya tegak lurus. Pada gambar di atas, gaya yang memiliki
lengan tegak lurus adalah gaya berat benda (wBenda) dengan gaya berat
pemberat (wPemberat). Jika sistem dalam keadaan setimbang maka
 Torsi benda = Torsi pemberat
 Lengan beban × berat beban = lengan pemberat × berat pemberat
 RB × wB = RP × wP
 RB × mB × g = RP × mP × g
 mB = (RP × mP)/RB
 Rumus itulah yang menjadi dasar prinsip kerja neraca ohaus.

 Cara Menggunakan Neraca Ohaus


 Berikut ini adalah langkah-langkah dalam menggunakan neraca ohaus
dalam menimbang massa suatu benda.
 1.Lakukan kalibrasi pada neraca ohaus sesuai dengan cara yang telah
dijelaskan di atas.
 2.Letakkan benda yang akan diukur massanya di atas tempat beban.
 3.Geser pemberat dimulai dari pemberat pada lengan neraca yang
memiliki skala terbesar sampai garis kesetimbangan tercapai
 4.Jika garis kesetimbangan belum tercapai, geser pemberat pada lengan
yang menunjukkan skala lebih kecil sampai yang terkecil hingga garis
kesetimbangan tercapai.
 5.Jika garis kesetimbangan sudah tercapai, mulai membaca hasil
pengukuran.

 Cara Membaca Skala Hasil Pengukuran


 Membaca skala alat ukur merupakan langkah terakhir dalam
proses pengukuran. Pada neraca ohaus, setelah sistem kesetimbangan
tercapai, selanjutnya kalian tinggal membaca skala hasil penimbangan
untuk mengetahui berapa massa benda yang ditimbang. Sebagai contoh,
perhatikan gambar skala neraca ohaus hasil pengukuran berikut ini.

 Berdasarkan gambar di atas, hasil pengukuran menggunakan neraca
ohaus adalah sebagai berikut.
Skala Lengan = 2,4 gram
Pertama
Skala Lengan = 500 gram
Kedua
Skala Lengan = 40 gram +
Ketiga
542,4 gram

Demikianlah artikel tentang pengertian, jenis-jenis, bagian-bagian dan fungsi,


kalibrasi, prinsip kerja, cara menggunakan serta membaca skala neraca ohaus
lengkap dengan gambar. Semoga dapat bermanfaat untuk Anda. terimakasih
atas kunjungannya dan sampai jumpa di artikel berikutnya.

https://www.fisikabc.com/2017/07/neraca-ohaus.html

Pengertian Stopwatch, Jenis Dan Prinsipnya

Oleh AzqiaraDiposting pada Februari 18, 2019

Pengertian Stopwatch, Jenis Dan Prinsipnya – Sahabat Idpengertian.com pasti sudah tidak
asing dengan benda yang satu ini bukan? Ya, karena hampir semua dari kita pernah melihat
atau bahkan menggunakan benda ini dengan berbagai macam tujuan. Dan kebanyakan orang
menggunakannya untuk mengukur waktu. Stopwatch ini juga sering kali di gunakan dalam
kegiatan semua jenis olahraga outdoor .

Tahukah kalian bahwasanya Stopwatch banyak keunggulan yang terdapat di dalamnya. Yaitu
proses perhitungannya lebih cepat, setiap jenis gerakan waktunya dapat di ketahui, biaya
lebih murah, lebih praktis dalam mencatat data, dan juga lebih akurat. Nah, banyak banget ya
ternyata keunggulan dari benda kecil ini sobat. Namun, apa sebenarnya pengertian stopwatch
itu? Untuk mengetahui lebih lanjut, yuk langsung saja simak pembahasannya di bawah ini.

Pengertian Stopwatch, Jenis Dan Prinsipnya

Pengertian Stopwatch, Jenis Dan Prinsipnya

Isi Artikel

Pengertian Stopwatch

Jenis-Jenis Stopwatch

Stopwatch Analog

Stopwatch Digital

Prinsip Kerja Stopwatch

Stopwatch Analog

Stopwatch Digital

Prosedur Penggunaan Stopwatch

Sebarkan ini:

Posting terkait:

Pengertian Stopwatch

Stopwatch adalah sebuah arloji genggam yang di rancang untuk mengukur jumlah waktu
yang telah berlalu dari waktu tertentu ketika di aktifkan sampai dengan stopwatch tersebut di
non aktifkan. Contohnya saja menghitung berapa lama sebuah mobil dapat mencapai jarak 60
km, atau berapa waktu yang dibutuhkan seorang pelari yang dapat mencapai jarak 100 meter.

Selain itu ada sebuah versi digital yang lebih besar dari stopwatch di rancang untuk melihat
di kejauhan, seperti dalam sebuah stadion olahraga, disebut stopclock. Dan fungsi dari ini
secara tradisional dikendalikan oleh dua tombol pada kasus ini. Caranya dengan menekan
tombol atas mulai timer berjalan, dan menekan tombol untuk kedua kalinya berhenti. Selain
itu, stopwatch elektronik digital yang tersedia sekarang ini juga jauh lebih akurat dari pada
alat pengukur waktu yang mekanik. Itu di karenakan mengandung microchip, stopwatch
digital juga memiliki fungsi tanggal dan waktu dan hari juga.

Semua perangkat ini di gunakan ketika periode waktu harus diukur dengan tepat dan
komplikasi yang minimal. Dalam percobaan laboratorium dan acara olahraga seperti sprint
adalah contoh yang baik. Dan fungsi stopwatch juga hadir sebagai fungsi tambahan pada jam
tangan digital, ponsel, pemutar musik portabel, dan komputer.

Baca Juga : Pengertian Kebugaran Jasmani

Jenis-Jenis Stopwatch

Jenis stopwatch ada dua jenis yaitu stopwatch analog dan stopwatch digital. Dan kedua
stopwatch tersebut mempunyai fungsi yang sama yaitu untuk mengukur lama waktu. Tetapi
ada perbedaan yang hanya terletak pada komponen penyusunnya dan tampilan
pembacaannya.

Stopwatch Analog

Jenis stopwatch ini merupakan jenis stopwatch manual yang menggunakan jarum penunjuk
sebagai penunjuk hasil pengukuran, jarum penunjuk tersebut seperti pada arloji.
Stopwatch Digital

Adalah jenis stopwatch yang menggunakan layar/monitor sebagai penunjuk hasil


pengukuran. Dan waktu dari hasil pengukuran dapat kita baca hingga satuan detik.

Prinsip Kerja Stopwatch

Benda ini di rancang untuk memulainya dengan menekan tombol diatas sehingga bergerak
jarumnya dan menekan kembali tombol tersebut maka jarum berhenti sehingga suatu waktu
detik di tampilkan sebagai waktu yang berlalu. Lalu kemudian dengan menekan tombol yang
kedua akan memasang lagi jarum stopwatch pada kondisi nol.

Stopwatch Analog

Memiliki penunjuk seperti jarum jam dan mempunyai dua buah tombol yaitu tombol star/stop
dan tombol kalibrasi/ pembuat posisi nol. Suatu perhitungan waktu pada stopwatch analog ini
berdasarkan gerakan mekanik. Dan sistem yang mekanik sangat sulit diubah, (ditambah atau
dikurang) karena peletakan komponen -komponennya memerlukan presisi yang sangat tinggi.

Berikut ini adalah bagian-bagian stopwatch dan fungsinya yaitu :

Pada tombol start/stop berfungsi sebagai tombol untuk memulai pengukuran (tombol start)
dan untuk mengakhiri pengukuran waktu (tombol stop). Tombol ini terletak menjadi satu.

Tombol kalibrasi/ pembuat posisi nol berfungsi untuk mengkalibrasi sebelum pengukuran
dan pembuat posisi jarum menunjukkan angka nol. Dan stopwatch analog ini ada yang
berjenis tombol start/stop dan kalibrasi/pembuat nol dipisah, ada pula yang digabung.

Jarum penunjuk menit berfungsi untuk menunjukkan hasil pembacaan dalam menit dan jarum
penunjuk detik untuk menunjukkan hasil pembacaan dalam detik.
Skala pengukuran dalam menit dan dalam detik merupakan ruas atau selang antara detik
dengan satu detik diatasnya atau dibawahnya, ruas atau selang antara menit dengan satu
menit diatasnya atau dibawahnya.

Berikut adalah prinsip kerja stopwatch analog yaitu :

Pada saat tombol start ditekan penahan pegas pertama akan terbuka sehingga gerigi berputar
dan pegas pertama akan terkalibrasi secara periodik. Sehingga jarum bergerak.

Kemudian pada saat yang sama pegas kedua tertekan sehingga tercipta kombinasi kerja
secara mekanik. Jarum akan berhenti dan menunjukkan waktu yang telah dilalui sejak
penekanan pegas pertama.

Dan pada saat kalibrasi penekan pegas akan membuat pegas kedua terkalibrasi sehingga
pegas pertama kembali tertekan seperti semula. Dan jarum kembali ke posisi nol.

Stopwatch Digital

Adalah suatu jenis stopwatch yang menggunakan layar atau juga monitor sebagai penunjuk
hasil pengukuran, seperti jam digital yang dimana perhitungan waktu berdasarkan
perhitungan elektronik. Selain itu juga, stopwatch digital otomatis peka terhadap cahaya dan
dapat di buat dengan menggunakan sensor cahaya sebagai saklar elektronik untuk
menentukan awal dan akhir pencatatan rangkaian pencacah digital dengan ketelitian 0,0001
sekon. Maka dengan stopwatch digital otomatis peka cahaya dapat di lakukan suatu
pengukuran waktu tempuh pelari dengan ketelitian dan ketepatan yang dapat di andalkan.
Satu hal yang perlu di ketahui oleh pengguna bahwa stopwatch baik digital maupun analog
sama-sama mengunakan baterai tetapi ada pula yang menggunakan energy surya.

Berikut ini adalah bagian-bagian dan fungsi dari stopwatch digital yaitu :
Layar/monitor sebagai media penampilan pembacaan atau hasil pengukuran secara elektrik
berupa angka-angka.

Kemudian tombol start/stop untuk memulai pengukuran (tombol start) dan untuk mengakhiri
pengukuran (tombol stop).

Lalu tombol kalibrasi sebagai tombol untuk mengkalibrasi ke angka nol.

Dan pada stopwatch digital ada juga stopwatch yang terdapat tombol untuk mereplay hasil
pengukuran yang telah dilakukan.

Lalu untuk cara kerja stopwatch digital dimulai saat tombol dalam keadaan ON arus dari
sumber tegangan (batere) energi surya akan mengalir ke komponen-komponen elektronik
dalam stopwatch digital. Lalu komponen-komponen elektronik tersebut yang melakukan
perhitungan waktu dan menampilkannya dalam monitor dalam bentuk angka digital.

Prosedur Penggunaan Stopwatch

Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam penggunaan stopwatch yaitu
:

Menyiapkan stopwatch yang akan digunakan untuk mengukur.

Memastikan bahwa keadaan stopwatch dalam keadaan nol atau telah terkalibrasi.

Menekan tombol start untuk memulai pengukuran waktu.

Menekan tombol stop untuk mengakhiri pengukuran waktu.

Membaca hasil pengukuran.

Lalu untuk mengulangi pengukuran maka menekan tombol start/stop 1 kali dan jarum akan
kembali ke nol kemudian tekan tombol start lagi untuk melakukan pengukuran kembali dan
stop untuk mengakhiri.
Demikianlah ulasan mengenai pengertian Stopwatch yang saya sajikan untuk sahabat
Idpengertian semua. Semoga dengan tulisan yang sederhana ini dapat bermanfaat dan
menambah referensi sahabat yang membacanya ya, terima kasih sudah membaca artikel
kami.

“Pengertian Stopwatch, Jenis Dan Prinsipnya

https://www.idpengertian.com/pengertian-stopwatch/

Anda mungkin juga menyukai