Anda di halaman 1dari 12

Besaran dan Satuan

Besaran dalam fisika diartikan sebagai sesuatu yang dapat diukur, serta memiliki nilai besaran
(besar) dan satuan. Sedangkan satuan adalah sesuatu yang dapat digunakan sebagai pembanding dalam
pengukuran. Satuan Internasional (SI) merupakan satuan hasil konferensi para ilmuwan di Paris, yang
membahas tentang berat dan ukuran. Berdasarkan satuannya besaran dibedakan menjadi dua, yaitu
besaran pokok dan besaran turunan. Selain itu, berdasarkan ada tidaknya arah, besaran juga
dikelompokkan menjadi dua, yaitu besaran skalar dan besaran vector.
1. BESARAN POKOK
Besaran pokok adalah besaran yang digunakan sebagai dasar untuk menetapkan besaran yang lain.
Satuan besaran pokok disebut satuan pokok dan telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan
kesepakatan para ilmuwan. Besaran pokok bersifat bebas, artinya tidak bergantung pada besaran
pokok yang lain. Berikut adalah jenis – jenis besaran pokok dan satuannya yang telah di tetapkan
secara internasional :

2. BESARAN TURUNAN
Besaran turunan adalah besaran yang dapat diturunkan dari besaran pokok. Satuan besaran turunan
disebut satuan turunan dan diperoleh dengan mengabungkan beberapa satuan besaran pokok.
Berikut merupakan beberapa contoh besaran turunan beserta satuannya :

3. DIMENSI
Dimensi suatu besaran adalah cara besaran tersebut tersusun atas besaran-besaran pokoknya. Pada
sistem Satuan Internasional (SI), ada tujuh besaran pokok yang berdimensi, sedangkan dua besaran
pokok tambahan tidak berdimensi. Cara penulisan dimensi dari suatu besaran dinyatakan dengan
lambang huruf tertentu dan diberi tanda kurung persegi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan Tabel
berikut !

Berdasarkan Tabel di samping Anda


dapat mencari dimensi suatu besa
ran yang lain dengan cara mengerja
kan seperti pada perhitungan biasa.
Untuk penulisan perkalian pada
dimensi, biasa ditulis dengan tanda
pangkat positif dan untuk pem
bagian biasa ditulis dengan tanda
pangkat negative.
Contoh

Analisis dimensional adalah suatu cara untuk menentukan satuan dari suatu besaran turunan,
dengan cara memerhatikan dimensi besaran tersebutAnalisis dimensional adalah suatu cara untuk
menentukan satuan dari suatu besaran turunan, dengan cara memerhatikan dimensi besaran
tersebut.

Selain digunakan untuk mencari satuan, dimensi juga dapat digunakan untuk menunjukkan
kesetaraan beberapa besaran yang terlihat berbeda seperti berikut ini :

Dimensi mempunyai dua kegunaan, yaitu untuk menentukan satuan dari suatu besaran
turunan dengan cara analisis dimensional dan menunjukkan kesetaraan beberapa besaran yang
sepintas tampak berbeda.
4. PENGUKURAN
Dalam fisika diperlukan pengukuran-pengukuran yang teliti agar pengamatan gejala alam dapat
dijelaskan dengan akurat. Pada pengukuran-pengukuran kita berbicara tentang suatu besaran
(kuantitas) yang dapat diukur, dan disebut besaran fisis. Contoh besaran fisis, antara lain: panjang,
massa, waktu, gaya, simpangan, kecepatan, panjang gelombang, frekuensi, dan seterusnya. Kemampuan
untuk mendefinisikan besaran-besaran tersebut secara tepat dan mengukurnya secara teliti merupakan
suatu syarat dalam fisika
Pengukuran adalah suatu proses pembandingan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang dianggap
sebagai patokan (standar) yang disebut satuan. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar
suatu satuan dapat digunakan sebagai satuan yang standar. Syarat tersebut antara lain :
1. Nilai satuan harus tetap, artinya nilai satuan tidak tergantung pada cuaca panas atau dingin, tidak
tergantung tempat, tidak tergantung waktu, dan sebagainya.
2. Mudah diperoleh kembali, artinya siapa pun akan mudah memperoleh satuan tersebut jika
memerlukannya untuk mengukur sesuatu.
3. Satuan dapat diterima secara internasional, dimanapun juga semua orang dapat menggunakan sistem
satuan ini. Sistem satuan yang digunakan saat ini di seluruh dunia adalah sistem satuan SI. SI adalah
kependekan dari bahasa Perancis Systeme International d’Unites. Sistem ini diusulkan pada General
Conference on Weights and Measures of the International Academy of Science pada tahun 1960
Hasil pengukuran akan akurat jika kita mengukur dengan alat ukur yang tepat dan peka. Penggunaan
alat ukur yang tidak tepat dan tidak peka, maka pembacaan nilai pada alat ukur yang tidak tepat akan
memberi hasil pengukuran yang tidak akurat atau mempunyai kesalahan yang besar.
Gambar di samping menunjukkan beberapa
jenis alat ukur untuk besaran panjang, suhu, waktu
dan massa.

Ketepatan hasil ukur salah satunya ditentukan


oleh jenis alat yang digunakan. Penggunaan suatu
jenis alat ukur tertentu ditentukan oleh beberapa
faktor, yaitu: ketelitian hasil ukur yang diinginkan,
ukuran besaran yang diukur, dan bentuk benda yang
akan diukur

Alat ukur Panjang, Waktu, suhu dan massa

Berikut adalah jenis alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran Pokok :
1. Untuk mengukur besaran panjang sering digunakan mikrometer sekrup, jangka sorong, mistar,
meteran gulung, dan sebagainya.
2. Untuk mengukur besaran massa sering digunakan neraca pegas, neraca sama lengan, neraca tiga
lengan, dan sebagainya.
3. Untuk mengukur besaran waktu sering digunakan stopwatch, dan jam.
4. Untuk mengukur besaran suhu sering digunakan termometer Celsius, Reamur, Fahrenheit, dan
Kelvin
Ketelitian suatu pengukuran sangat ditentukan oleh ukuran besaran yang akan diukur dan alat ukur
yang digunakan. Contoh jika kita akan menimbang sebuah cincin yang beratnya 5 gram tidak akan
teliti jika diukur dengan alat ukur yang biasa dipakai untuk menimbang beras, jadi pengukuran cincin
akan lebih teliti jika diukur menggunakan alat ukur perhiasan. Bentuk benda sangat menentukan
jenis alat ukur yang akan digunakan.
Contohnya untuk mengukur diameter dalam
sebuah silinder yang berongga lebih cocok digunakan jangka sorong dari pada sebuah mistar .

ALAT UKUR PANJANG


Setiap alat ukur memiliki ketelitian yang berbeda, sehingga Anda harus bisa memilih alat ukur
yang tepat untuk sebuah pengukuran. Pemilihan alat ukur yang kurang tepat akan menyebabkan
kesalahan pada hasil pengukuran.
a. Mistar(Penggaris)
Alat ukur panjang yang sering Anda gunakan adalah mistar atau penggaris. Pada umumnya, mistar
memiliki skala terkecil 1 mm atau 0,1 cm. Mistar mempunyai ketelitian pengukuran 0,5 mm, yaitu
sebesar setengah dari skala terkecil yang dimiliki oleh mistar. Pada saat melakukan pengukuran
dengan menggunakan mistar, arah pandangan hendaknya tepat pada tempat yang diukur. Artinya,
arah pandangan harus tegak lurus dengan skala pada mistar dan benda yang di ukur. Jika pandangan
mata tertuju pada arah yang kurang tepat, maka akan menyebabkan nilai hasil pengukuran menjadi
lebih besar atau lebih kecil. Kesalahan pengukuran semacam ini di sebut kesalahan paralaks.
Perhatikan cara mengukur dengan menggunakan mistar berikut ini :

Gambar disamping menunjukkan pengukuran


benda menggunakan mistar/ penggaris. Posisi
mata dalam mengamati (mengukur) yang
benar adalah posisi tegak lurus

Contoh pengukuran menggunakan mistar seperti gbr di


samping.

Bila dilihat dengan seksama maka panjang benda


adalah 20,1 cm

b. Jangka Sorong
Jangka sorong terdiri atas dua bagian, yaitu rahang tetap dan rahang geser. Skala panjang yang
terdapat pada rahang tetap merupakan skala utama, sedangkan skala pendek yang terdapat pada
rahang geser merupakan skala nonius atau vernier. Nama vernier diambilkan dari nama penemu
jangka sorong, yaitu Pierre Vernier, seorang ahli teknik berkebangsaan Prancis.
Skala utama pada jangka sorong memiliki skala
dalam cm dan mm. Sedangkan skala nonius pada
jangka sorong memiliki panjang 9 mm dan di bagi
dalam 10 skala, sehingga beda satu skala nonius
dengan satu skala pada skala utama adalah 0,1
mm atau 0,01 cm. Jadi, skala terkecil pada jangka
sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka
sorong tepat digunakan untuk mengukur diameter
luar, diameter dalam, kedalaman tabung, dan
panjang benda sampai nilai 10 cm. Untuk lebih
memahami tentang tentang jangka sorong,
perhatikan gambar di samping.
FUNGSI SKALA JANGKA SORONG
Skala nonius(Vernier) merupakan skala yang menentukan ketelitian pengukuran. Skala ini dirancang
dengan panjang 19 mm tetapi tetap 20 skala. Sehingga setiap skala nonius akan mengalami
pengecilan sebesar (20-19) : 20 = 0,05 mm. Perhatikan perbandingan skala tersebut pada Gbr berikut:
Hasil pengukuran dengan jangka sorong akan memuat angka
pasti dari skala utama dan angka taksiran dari skala nonius yang
segaris dengan skala utama. Penjumlahan dari keduan nya
merupakan angka penting. Hasil pengukuran itu dapat dituliskan
u
dengan persamaan sebagai berikut
Contoh Penggunaan Jangka Sorong :
1. Pengukuran menggunakan jangka sorong diperoleh hasil sebagai berikut :
Penyelesaian ::
Diketahui
Xo = 58 mm = 5,8 cm
Δx = 5 mm dilhat dari skala utama
dan nonius yang berimpit lurus
Ketelitian jangka sorong = 0,1 mm.
Ketidak pastiannya : 0,1 x ½ = 0,05 mm
Sesuai gambar di atas maka hasil pengukurannya Di Tanya : X = …… ?
adalah . . . . Jawab :
X = Xo + (Δx . 0,1mm) = 58mm +(5 x 0,1 ) mm
= 58 mm + 0,5 mm = 58,5 mm = 5,85 cm
Jadi hasil pengukurannya (58,5 ± 0,05)mm

2. Perhatikan gambar berikut yang menunjukkan hasil pengukuran diameter dalam gelas
menggunakan jangkasorong ! Tentukanlah hasil pengukurannya !
Dari gambar :
Xo = 55mm = 5,5 cm.
Δx = 4mm
Ketelitian jangka sorong = 0,1
Ditanyakan : X = ……. ? X = Xo + (Δx.0,1)
a. X = 55mm + (4 x 0,1 )mm = 55,4 mm = 5,54 cm
b. X = 55mm – ( 4 x 0,1 ) mm = 54,6 mm = 5,46 cm
Jadi hasil pengukurannya dituliskan (55,4 ± 0,05)
mm.
3. Seseorang mengukur diameter dalam tabung dapat menunjukkan keadaan pengukuran seperti
pada Gambar berikut. Berapakah diameter dalam tabung tersebut?

Penyelesaian Dari Gambar


diperoleh:
x0 = 23 mm
Δx = 12
Berarti diameter dalam tabung sebesar:
X = Xo + Δx . 0,1
X = 23 + (12 x 0,1) = 23mm+ 1,2 mm = 24,2 mm
Jadi hasil pengukuran sesuai gambar tsb
adalah (24,2 ± 0,05)mm

c. Mikrometer Skerup
Mikrometer sekrup sering digunakan untuk mengukur tebal bendabenda tipis dan mengukur
diameter benda-benda bulat yang kecil seperti tebal kertas dan diameter kawat. Mikrometer sekrup
terdiri atas dua bagian, yaitu poros tetap dan poros ulir. Skala panjang yang terdapat pada poros
tetap merupakan skala utama, sedangkan skala panjang yang terdapat pada poros ulir merupakan
skala nonius.
Skala utama mikrometer sekrup mempunyai skala dalam mm, sedangkan skala noniusnya terbagi
dalam 50 bagian. Satu bagian pada skala nonius mempunyai nilai 1/50 × 0,5 mm atau 0,01 mm. Jadi,
mikrometer sekrup mempunyai tingkat ketelitian paling tinggi dari kedua alat yang telah disebutkan
sebelumnya, yaitu 0,01 mm. Perhatikan gambar berikut!

Untuk mengukur ketebalan benda-benda yang relatif tipis, kalian harus menggunakan mikrometer
sekrup. Seperti halnya jangka sorong, mikrometer sekrup juga terdiri dari skala utama dan skala nonius.
Skala nonius pada mikrometer sekrup dapat berputar, sehingga sering disebut skala putar. Skala ini terdiri
atas angka 0 sampai dengan 50. Satu putaran pada skala ini menyebabkan skala utama bergeser 0,5 mm.
Satu skala mempunyai ukuran 0,01 mm yang juga merupakan skala terkecil dari mikrometer sekrup.
Hasil pengukurannya juga memiliki angka pasti dan angka taksiran seperti jangka sorong.
Rumusnya sebagai berikut. x = (x0 . 0,01) mm ....................
KETERANGAN :
x = hasil pengukuran
x0 = skala utama sebelum batas rahang putar
Δx = skala nonius yang segaris dengan garis tengah skala utama
Ketelitian micrometer = 0,01 Ketidak pastiannya = ½ x 0,01 = 0,005 mm

Contoh soal :
1. Hasil pengukuran dengan mikrometer sekrup pada skala utama menunjukkan angka 4,5 mm dan
skala putar menunjuk angka 25. Berapakah hasil pengukurannya?
Penyelesaian:
Bagian skala utama menunjukkan ( Xo ) = 4,5 mm
Bagian skala nonius menunjukkan (Δx) = 25 × 0,01 = 0, 25 mm
Hasil pengukuran (X) = 4,75 mm atau 0,475 cm atau dengan cara berikut :
X = Xo +( Δx . 0,01) = 4,5 + (25 x 0,01 ) = 4,5 mm + 0,25 = 4,75 mm
Jadi hasil pengukuran berkisar antara (4,75 ± 0,005)mm

2. jika skala utama menunjukkan angka 8,5 mm, dan skala nonius menunjukkan angka 40 yang
berarti nilainya 0,01 × 40 = 0,40 mm Tentukanlah hasil pengukurannya !
Diketahui :
X = 8,5 mm
Xo = 40 mm
Ketelitian = 0,01 dan ketidak pastiannya 0,0005
Ditanyakan hasil pengukurannya adalah : ……….?
X = 8,5 mm +(40.0,01) = 8,5 + 0,40 mm = 8,90 mm.
Jadi Hasil pengukurannya bisa n tuliskan (8,90 ± 0,005) mm.
3. Nyatkanlah hasil pengukuran menggunakan Mikrometer sekrup berikut ini

Bacaan hasil pengukuran menggunakan Mikrometer :


1. Skala Utama = 4,5 mm
2. Skala Nonius = 0,47mm
Jadi hasil pengukuran berdasarkan hasil pembacaan skala
4,97mm jadi ukuran bendanya = (4,97±0,01)

D. Latihan/Tugas

1. Jelaskan perbedaan antara besaran pokok dengan besaran turunan !


2. Sebutkan tujuh macam besaran pokok lengkap dengan lambing besaran ,satuan dan lambing
satuannya!
3. Tuliskan dimensi dari ke tujuh besaran pokok !
4. Tuliskan dimensi dari besaran luas, volume, berat, gaya dan kecepatan!
5. Tunjukkanlah kesetaraan antara usaha dan energy, gaya dengan berat !
6. Sekelompok siswa sedang mengukur panjang penghapus. Beberapa posisi pengukurannya terlihat
seperti gambar di bawah. Manakah cara pengukuran yang benar ? Samakah panjang kedua benda
tersebut ? Tuliskan benda tersebut sesuai hasil pengukurannya !

7. Pada pengukuran menggunakan mistar terlihat seperti gambar berikut ini, tentukanlah hasil
pengukuran dan ketidakpastiannya !

8. Gambar di bawah ini menunjukkan hasil pengukuran panjang benda menggunakan jangka sorong.
Tentukan hasil pengukuran panjang benda tersebut !
9. Penunjukkan skala pada mikrometer sekrup yang digunakan untuk mengukur tebal kertas dapat
dilihat seperti pada Gambar berikut. Berapakah hasil pengukuran tersebut.

10. Jelaskan fungsi dari jangka sorong dan micrometer !

Catatan
Jawaban latihan soal ini dikumpulkan melalui WA Walikelas atau langsung ke No : 087865821918 paling
lambat hari Sabtu tgl 1 Agustus 2020

1. Alat Ukur massa


Massa benda adalah banyaknya zat yang terdapat dalam suatu benda. Massa tiap benda selalu
sama dimana pun benda tersebut berada. Satuan SI untuk massa adalah kilogram (kg).
Alat untuk mengukur massa disebut neraca. Ada beberapa jenis neraca, antara lain, neraca
ohauss, neraca lengan, neraca langkan, neraca pasar, neraca tekan, neraca badan, dan neraca
elektronik. Setiap neraca memiliki spesifikasi penggunaan yang berbeda-beda. Jenis neraca yang umum
ada di sekolah Anda adalah neraca tiga lengan dan empat lengan.
Gbr. Di samping adalah gbr neraca tiga lengan di mana :
1. Lengan paling depan memuat angka satuan dan
sepersepuluhan,
2. Lengan tengah memuat angka puluhan
3. Lengan paling belakang memuat angka ratusan

Cara menimbang dengan menggunakan neraca tiga lengan adalah sebagai berikut.
a. Posisikan skala neraca pada posisi nol dengan menggeser penunjuk pada lengan depan dan
belakang ke sisi kiri dan lingkaran skala diarahkan pada angka nol!
b. Periksa bahwa neraca pada posisi setimbang!
c. Letakkan benda yang akan diukur di tempat yang tersedia pada neraca!
d. Geser ketiga penunjuk diurutkan dari penunjuk yang terdapat pada ratusan, puluhan, dan satuan
sehingga tercapai keadaan setimbang!
e. Bacalah massa benda dengan menjumlah nilai yang ditunjukkan oleh penunjuk ratusan, puluhan,
satuan, dan sepersepuluhan!

2. Alat Ukur Waktu


Standar satuan waktu adalah sekon atau detik atau sekon. Alat yang digunakan untuk mengukur
waktu biasanya adalah jam atau arloji ketelitian arloji adalah 1 sekon. Arloji (jam) ada dua macam yaitu
arloji mekanik dan arloji digital. Pembacaan waktu pada jam digital tidak ada masalah namun untuk
membaca waktu pada jam mekanik perlu memperhatikan uraian berikut. Waktu yang terbaca pada arloji
mekanis ditunjukkan oleh kerja ketiga jarum, yaitu :
a. Jarum yang menunjukkan jam adalah jarum yang terpendek pada arloji danbergeser satu skala
setiap 1 jam (60 menit),
b. Jarum yang menunjukkan menit, adalah jarung yang lebih panjang jarum ini bergeser satu skala
setiap satu menit ( 60 detik).
c. Jarum yang menunjukkan detik (1 sekon), adalah jaru yang terpanjang dan bergeser 1 skala setiap
detik (sekon).
Untuk megukur selang waktu yang pendek di gunakan stopwatch. Stopwatch memiliki tingkat
ketelitian sampai 0,01 detik. Alat ukur yang paling tepat adalah jam atom. Jam ini hanya digunakan oleh
para ilmuwan di laboratorium.
stopwach Arloji/jam

3. Alat Ukur Suhu


Untuk mengukur suhu suatu sistem umumnya menggunakan termometer. Termometer dibuat
berdasarkan prinsip pemuaian. Termometer biasanya terbuat dari sebuah tabung pipa kapiler tertutup
yang berisi air raksa yang diberi skala. Ketika suhu bertambah, air raksa dan tabung memuai. Pemuaian
yang terjadi pada air raksa lebih besar dibandingkan pemuaian pada tabung kapiler. Naiknya ketinggian
permukaan raksa dalam tabung kapiler dibaca sebagai kenaikan suhu.
Berdasarkan skala temperaturnya, termometer dibagi dalam empat macam, yaitu termometer
skala Fahrenheit, skala Celsius, skala Kelvin, dan skala Reamur. Termometer skala Fahrenheit memiliki
titik beku pada suhu 32oF dan titik didih pada 212oF. Termometer skala Celsius memiliki titik beku pada
suhu 0oC, dan titik didih pada 100oC. Termometer skala Kelvin memiliki titik beku pada suhu 273 K dan
titik didih pada 373 K. Suhu 0 K disebut suhu nol mutlak, yaitu suhu semua molekul berhenti bergerak.
Dan termometer skala Reamur memiliki titik beku pada suhu 0oR dan titik didih pada 80oR.
4. Alat ukur Kuat arus listrik
Alat untuk mengukur kuat arus listrik disebut amperemeter. Amperemeter mempunyai
hambatan dalam yang sangat kecil, pemakaiannya harus dihubungkan secara seri pada rangkaian yang
diukur, sehingga jarum menunjuk angka yang merupakan besarnya arus listrik yang mengalir

Jika kita akan mengukur arus yang melewati penghantar dengan menggunakan
Amperemeter maka harus kita pasang seri dengan cara memotong penghantar agar arus
mengalir melewati ampere meter.
5. ANGKA PENTING
Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran yang terdiri dari angka
pasti dan angka taksiran.
Arman dan 5 orang temannya sedang mengukur panjang buku tulis. Mereka mengukur 10 buku
tulis menggunakan mistar. Dari hasil pengukuran, mereka mendapatkan 4 buku tulis yang mempunyai
panjang sama, yaitu 30,20 cm. Dari cerita tersebut, kalian menemui angka 5 orang, 10 buku, dan 4 buku.
Angka 4, 5, dan 10 di atas disebut angka eksak yaitu angka yang sudah pasti nilainya dan tidak diragukan
lagi. Bilangan eksak didapatkan dari penghitungan(membilang), bukan hasil pengukuran. Contohnya: 5
jeruk, 15 pensil, 7 orang, 4 kelas, dan sebagainya. Angka 30,20 dari hasil pengukuran ini disebut angka
penting. Angka 30,2 adalah angka yang dapat kalian baca dari skala mistar disebut angka pasti, sedangkan
0,00 disebut angka taksiran (tidak pasti) karena angka ini tidak dapat dilihat atau dibaca
a. Aturan angka penting
Hasil pengukuran 30,20 cm mempunyai 4 angka penting, yaitu 3 angka pasti dan 1 angka
taksiran. Untuk mengetahui jumlah angka penting pada suatu bilangan, kalian dapat mengikuti aturan
angka penting sebagai berikut.
1. Semua angka bukan nol adalah angka penting. Contoh: 12,55 mempunyai 4 angka penting.
2. Semua angka nol yang terletak di antara angka bukan nol adalah angka penting. Contoh:
4050,04 mempunyai 6 angka penting.
3. Angka nol di sebelah kanan angka bukan nol tanpa tanda desimal adalah bukan angka penting,
kecuali diberi tanda khusus (garis bawah/atas). Contoh: 502.000 mempunyai 3 angka penting
502.000 mempunyai 4 angka penting, sedangkan 502.000 mempunyai 5 angka penting
4. Angka nol di sebelah kanan tanda desimal, dan di sebelah kiri angka bukan nol adalah bukan
angka penting. Contoh: 0,0034 mempunyai 2 angka penting.
5. Semua angka di sebelah kanan tanda desimal dan mengikuti angka bukan nol adalah angka
penting. Contoh: 12,00 mempunyai 4 angka penting 0,004200 mempunyai 4 angka penting.
Untuk membantu kalian dalam memahami aturan angka penting, perhatikan contoh berikut.
Contoh Soal
Berapakah jumlah angka penting pada hasil pengukuran di bawah ini?
a. Andi berjalan sejauh 456,2 m.
b. Pelari itu telah berlari selama 8000 s.
c. Massa mobil truk 1310,06 kg.
d. Kecepatan cahaya adalah 3,0 ×108 m/s.
e. Suhu di kutub utara dapat mencapai hingga 0,0025oC.
f. Kuat arus listrik yang dihasilkan sebuah baterai sekitar 0,50 ampere.
Penyelesaiannya :
a. 456,2 m mempunyai 4 angka penting.
b. 8000 s mempunyai 1 angka penting.
c. 1310,06 g mempunyai 6 angka penting.
d. 3,0 ×108 m/s mempunyai 2 angka penting.
e. 0,0025 g mempunyai 2 angka penting.
f. 0,50 ampere mempunyai 2 angka penting.
OPERASI ANGKA PENTING
Untuk menyelesaikan operasi bilangan yang melibatkan angka penting, diterapkan beberapa
aturan yang sedikit berbeda dengan operasi bilangan biasanya. Sebelum membahasnya lebih lanjut, kita
harus tahu prinsip pembulatan, baru cara – cara berhitung menggunakan angka berikut ini.
1) Pembulatan Angka Pembulatan angka ini sering digunakan dalam materi-materi selanjutnya.
Aturan dalam pembulatan angka penting adalah sebagai berikut.
a. Angka lebih dari 5 dibulatkan ke atas dan angka kurang dari 5 dihilangkan.
Contoh:
456,67 dibulatkan menjadi 456,7
456,64 dibulatkan menjadi 456,6
b. Apabila tepat angka 5, dibulatkan ke atas jika angka sebelumnya angka ganjil, dan
dihilangkan jika angka sebelumnya angka genap.
Contoh:
456,65 dibulatkan menjadi 456,6
456,55 dibulatkan menjadi 456,6.
2) Penjumlahan dan Pengurangan Angka Penting
Operasi penjumlahan dan pengurangan angka penting mengikuti aturan: Penulisan hasil operasi
penjumlahan dan pengurangan mengikuti jumlah angka taksiran yang paling sedikit dan pembulatan
dilakukan sekali saja.
Agar kalian memahami operasi penjumlahan angka penting, perhatikan contoh berikut
1. 379,216 angka 6 diragukan
24,738 + angka 8 diragukan
403,954 angka 4(satu angka terakhir diragukan sehingga penulisannya menjadi 403,95.
2. 35,572 angka 2 diragukan
2,2626 + angka 6 diragukan
37,8346 angka 4 dan 6 diragukan sehingga hasil penjumlahan ditulis 37,835 disesuaikan dengan
aturan pembulantan.

3. 385,617 angka 7 diragukan


13,2 + angka 2 diragukan
398,817 terdapat dua angka bergaris bawah, yaitu angka 1 dan 7 sehingga hasil penjumlahannya
Di tulis 398.82
3) Operasi Pengurangan
Agar kalian memahami operasi pengurangan angka penting, perhatikan contoh berikut :

a. 379,216 angka 6 diragukan


24,738 – angka 8 diragukan
354,478 angka 8 diragukan sehingga hasil pengurangan ditulis 354,478

b. 35,572 angka 2 diragukan


2,2626 – angka 6 diragukan
33,3094 terdapat dua angka diragukan, yaitu angka 9 dan 4 sehingga hasil pengurangan di tulis
33,309 supaya terdapat satu angka yang diragukan.
c. 385,617 angka 7 diragukan
13,2 – angka 2 diragukan
372,417 terdapat dua angka diragukan, yaitu angka 4 dan 7. Penulisanmenjadi 347,42 (disesuai
kan dengan aturan pembulatan)
4) Operasi Perkalian dan Pembagian dengan Angka Penting
Pada operasi perkalian atu pembagian, jumlah penulisan angka penting disesuaikan dengan
jumlah deretan angka penting yang paling sedikit. Misalnya, jika deretan angka bilangan pertama
mengandung 5 angka penting dan deretan bilangan yang kedua mengandung 3 angka penting, hasil
perkalian atau pembagiannya hanya boleh mengandung tiga angka penting, sesuai dengan jumlah
angka penting yang paling sedikit.
a. Operasi Perkalian
1. 2,04 mengandung tiga angka penting
3,5 x mengandung dua angka penting
7,140 hasil perkalian hanya mengandung dua angka penting sesuai dengan deretan angka
yang paling sedikit sehingga hasil perkaliannya 7,140 ditulis 7,1
2. 34,231 mengandung lima angka penting
0,250 x mengandung tiga angka penting
8,557750 Penulisan hasil perkalian hanya boleh mengandung tiga angka penting sehingga per
Kalian 8,557750 ditulis 8,56 (tiga angka penting)

b. Operasi Pembagian
1. 6,7825 mengandung lima angka penting
2,5 : mengandung dua angka penting
2,713 hasil pembagian hanya boleh mengandung dua angka pentingsehingga hasil
Pembagian 2,713 ditulis 2,7.

2. 46,532 mengandung lima angka penting


200 mengandung satu angka penting
0,2326 hasil pembagian ditulis dengan satu angka penting yaitu 0,2.

5) Operasi Penarikan Akar dengan Aturan Angka Penting


Penulisan hasil dari penarikan akar disesuaikan dengan jumlah angka penting yang terdapat
pada bilangan yang ditarik akarnya.
Contonh :
1. 46 = 6,7823; hasil akar hanya di tulis dengan dua bilangan, yaitu 6,3 (dua angka penting).
2. 225 = 15 ; hasil akar ditulis dengan tiga angka penting, yaitu 15,0 (tiga angka penting).
c. Perkalian antara bilangan Penting dan Bilanga Eksak.
Perkalian atau pembagian antara bilangan penting dan bilangan eksak menghasilkan angka
penting yang sesuai dengan jumlah bilangan pada angka penting.
Misalnya, massa sebuah 12,5 kg dan massa 15 buah batu adalah :
12,5 (tiga angka penting)
15 x ( dua angka penting )
187,5 Hasil perkalian bilangan penting dengan bilangan eksak dapat ditulis 188 kg (tiga
Angka penting).

6) Aturan Penulisan Notasi Ilmiah


Jika dalam perhitungan kita memperoleh deretan bilangan yang cukup panjang sehingga
mempersulit kita dalam penulisannya, maka untuk mempermudah penulisan dan konversi satuan (SI)
digunakan bilangan sepuluh berpangkat yang dinamakan notasi ilmiah. Dalam notasi ilmiah angka –
angka hasil pengukuran dinyatakan dengan a x 10n dengan 1 < a < 10 adalah bilangan bilangan bulat.
Contoh :
NO HASIL PENGUKURAN NOTASI ILMIAH
8
1 750.000.000 m 7,5 x 10 m
2 369.000.000 kg 3,69 x 108 kg
4 0,0004562 g 4,5 x 10–4 g
5 0,0032000 s 3,2 x 10–3 s
6 36.925.400 kg 3,69254 x 10–7 kg
Manfaat Penulisan Menggunakan Notasi Ilmiah
a. Mempermudah dalam menentukan banyaknya angka yang terdapat pada hasil pengukuran.
b. Mempermudah dalam menentukan orde besaran yang diukur.
c. Mempermudah dalam melaksanakan perhitungan aljabar.
Berikut PenggunaanAwalan Dalam System Satuan Internasional (SI)
BILANGAN KELIPATAN AWALAN SIMBOL CONTOH
1.000.000.000.000.000.000 1018 Eksa E Eksameter (Em)
15
1.000.000.000.000.000 10 Peta P Petameter (Pm)
12
1.000.000.000.000 10 Tera T Terameter (Tm)
9
1.000.000.000 10 Giga G Gigameter (Gm)
1.000.000 106 Mega M Megameter(Mm)
3
1.000 10 Kilo k Kilometer (km )
2
1.00 10 Hekto h Hektometer (hm)
1
1.0 10 Deka da Dekameter (dam)
0,1 10–1 Desi d Desimeter (dm)
–2
0,01 10 Centi c Centimeter (cm)
–3
0,001 10 Mili m Milimeter (mm)
–6
0,000.001 10 Mikron μ Mikrometer (μm)
0,000.000.001 10–9 Nano n Nanometer (nm)
–12
0,000.000.000.001 10 Piko p Pikometer (pm)
–15
0,000.000.000.000.001 10 Femto f Femtometer (fm)
–18
0,000.000.000.000.000.001 10 Alto a Altometer (am)

D. Latihan/Tugas
( Sebelum mengerjakan latihan soal berikut diharapak bacalah berulang – ulang
materi pelajran di atas) bila ada yang kurang jelas boleh Tanya langsung ke pak guru di sekolah

1. Sebutkanlah 5 macam alat ukur massa denga fungsinya masing – masing !


2. Perhatikan hasil pengukuran massa dengan penimbangan menggunakan neraca Ohaus ( neraca
tiga lengan berikut ini !

Dari gambar di atas berapakah massa benda sesui gambar tersebut ?

3. Sebutkan tiga macam alat ukur waktu dan jelaskan masing – masing !
4. Perhatikan gambar jam tangan berikut ini, jelas waktu yang ditunjukkan pada tiap – tiap
gambar yang sesuai !

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3

Jam berapa yang ditunjukkan oleh gambar 1, gambar 2, gambar 3 ?

5. Apakah yang digunakan untuk mengukur besarnya kuat arus listrik ? Jelaskan cara penggunaan
alat tersebut !
6. Apakah yang dimaksud dengan angka penting ? Jelaskan aturan – aturan dalam angka penting !
7. Selesaikan soal – soal berikut dengan menggunakan aturan berhitung angka penting !
23,543 42,47 434,26 169 = ….?
4,42 + 8,6 – 2,2 x
……….. ………. …………
8. Ubahlah satuan berikut ini dan tuliskan hasil dengan menggunakan notasi ilmiah !
a. 2,5 Mm = . . . . mm
b. 12 m = . . . . km
c. 50 cm = . . . . Mm

&&&&&&&&&&&&&selamat belajar semoga cepat mengerti &&&&&&&&&&&&&&

Anda mungkin juga menyukai