Anda di halaman 1dari 68

PRAKTIKUM PENGUKURAN

A. MENGUKUR PANJANG MENGGUNAKAN JANGKA SORONG)


1. Tujuan Kegiatan
Setelah melakuan kegiatan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat :
a) Menentukan nilai skala utama
b) Menghitung skala nonius
c) Menjelaskan penggunaan jangka sorong
d) Melakukan pengukuran dengan benar
e) Memperoleh hasil pengukuran
2. Alat yang diperlukan
1) Alat
- Jangka sorong
- Alattulis
- Bukutulis
2) Bahan
- Balok
3. Teori Singkat
Jangka sorong adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
panjang, tebal diameter serta kedalaman suatu benda dengan tingkat ketelitian
1 mm (0,01 cm). Alat ini terdiri dari rahang tetap berskala dan rahang sorong
yang dapat digeser. Dengan kata lain mempunyai skala utama dan skala
nonius. Rahang sorong dilengkapi dengan sebuah skala terdiri dari 10 bagian
skala. Panjang nonius 9 mm, sehingga selisih satu bagian noniusnya = 1 mm
– 0,9 mm = 0,1 mm.
4. Tugas Sebelum Praktikum

1
Tentukan hasil pengukuran pada gambar diatas dalam satuan centimeter.
Jawaban:
Skala Utama = 10 cm
Skala nonius = 0,01 x 2 cm = 0,02 cm
Hasil = Skala utama + skala nonius = 10 cm+0,02 cm = 10,02 cm
5. Langkah-langkah Praktikum
a. Praktikum 1
1) Ambil mistar biasa kemudian tentukan nilai skala utama yang terkecil
2) Tentukan banyaknya skala nonius
3) Geser skala nonius hingga skala nol pada skala nonius berimpit
(membentuk garis lurus) dengan skala nol pada skala utama. Pada
kedudukan ini catatlah penunjukan skala utama
4) Hitunglah nilai skala nonius
b. Praktikum 2
1) Ambil benda berbentuk balok/kubus kemudian ukur tinggi, tebal dan
lebarnya
2) Catat penunjukan skala nonius dan skala utama yang berimpit
3) Hitung hasil pengukuran
4) Ambil benda yang berbentuk bola kemudian ukur diameternya
6. Hasil Praktikum
Praktikum 1
Hasil
No Aspek Pengamatan

1 Nilai skala utama (SU) yang terkecil 1 cm

2 Banyaknya skala nonius (SN) 10

3 Penunjukan skala utama ketika skala nonius 0 cm


dan skala utama berimpit pada skala nol
4 Nilai skala nonius 0,1 mm

2
Praktikum 2
a. Tabel Data Pengamatan
Pengukuran
Benda Besaran
Balok Balok Merah
yang yang Balok Hijau
Kuning
diukur diukur
SN SU SN SU SN SU

Balok Cm 0,02 1 0,015 3 0,03 2

b. Perhitungan/hasil pengukuran
Balok Kuning
Skala utama = 1 cm
Skala nonius = 2 × 0,01 cm = 0,02 cm
Hasil = 1 cm + 0,02 = 1,02 cm
Balok Hijau
Skala utama = 3 cm
Skala nonius = 1,5× 0,01 cm = 0,015 cm
Hasil = 3 cm + 0,015 = 3,015 cm
Balok Merah
Skala utama = 2 cm
Skala nonius = 3 × 0,01 cm = 0,03 cm

Hasil = 2 cm + 0,03 = 2,03 cm

B.MENGUKUR PANJANG MENGGUNAKAN NERACA OHAUS

1. Tujuan Kegiatan
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat:
a. Menormalkan neraca ohaus
b. Menentukan nilai skala pada tiap-tiap lengan neraca
c. Menggunakan neraca ohaus

3
2. Alat-alat yang diperlukan
a. Alat
- Neraca Ohaus
- Buku tulis
- Alat tulis
b. Bahan
- Batu
3. Teori Singkat
Neraca ohaus adalah sebuah neraca yang memiliki beberapa lengan. Setiap
lengan dilengkapi dengan skala. Tiap skala pada setiap lengan memiliki nilai
yang berbeda-beda. Neraca Ohaus memiliki tingkat ketelitian yang cukup
tinggi yaitu mencapai 1/100 gram atau 0,01 gram.
4. Tugas Sebelum Praktikum
a. Batas ukur neraca ohaus yang digunakan adalah 610 gram
b. Bagian-bagian pada neraca ohaus, antara lain:
- Tempat beban yang digunakan untuk menempatkan benda yang akan
diukur.
- Tombol kalibrasi yang digunakan untuk mengkalibrasi neraca ketika
neraca tidak dapat digunakan untuk mengukur.
- Lengan neraca untuk neraca 3 lengan berarti terdapat tiga lengan dan
untuk neraca ohauss 4 lengan terdapat empat lengan.
- Pemberat (anting) yang diletakkan pada masing-masing lengan yang
dapat digeser-geser dan sebagai penunjuk hasil pengukuran.
- Titik 0 atau garis kesetimbangan, yang digunakan untuk menentukan
titik kesetimbangan.
5. Langkah-langkah Praktikum
Kegiatan 1
a. Bersihkan bagian-bagian neraca dari kotoran
b. Normalkan neraca dengan cara menggeser semua beban pada tiap-tiap
lengan hingga tepat pada angka nol dalam keadaan ini perhatikan

4
penunjukan neraca. Jika penunjukan tidak tepat nol maka putarlah tromol
yang ada dibagian atas penggantung daun neraca.
Kegiatan 2
a. Tentukan nilai skala terkecil pada tiap-tiap lengan
b. Ambil benda yang akan diukur/ditimbang, kemudian letakkan diatas
daun neraca
c. Geserlah beban yang ada pada lengan neraca sedemikian rupa sehingga
penunjukan neraca tepat pada titik nol (titik seimbang)
d. Ulangi pengukuran dengan mengambil benda lain
e. Catat hasil pengukuran pada buku catatan
6. Hasil Pengamatan
a. Nilai Skala Terkecil
No Lengan Nilai skala terkecil (gram)

1 L 100

2 Ll 10

3 Lll 1

b. Penunjukan Skala Pengukuran


Nama benda Lenga Lengan Lengan
n1 ll lll

Balok kayu 100 40 5,4


gram gram gram

1 buah batu 100 10 4,7


baterai + batu gram gram gram
kecil
Batu besar 100 20 0,8
gram gram gram

5
2 buah batu 100 80 3 gram
baterai gram gram

No Nama benda yang Hasil pengukuran


diukur (gr)

1. Balok kayu 145,4

2. 1 buah batu baterai + 114,7


batu kecil
3. Batu besar 120,8

4. 2 buah batu baterai 183

C. MENGUKUR PANJANG MENGGUNAKAN GELAS UKUR


1. Tujuan Kegiatan
Setelah melakukan kegiatan praktikum, diharapkan kami dapat:
a. Menentukan skala terkecil gelas ukur
b. Menggunakan gelas ukur dengan tepat
c. Menjelaskan cara mengukur volume dengan gelas ukur
2. Alat dan Bahan yang Diperlukan
a. Gelas ukur
b. Gelas piala
c. Benda-benda yang akan diukur
d. Air secukupnya
3. Teori Singkat
Istilah volume atau isi suatu benda tak lain menyatakan perbandingan
antara massa dengan massa jenissuatu benda. Banyak cara untuk mengukur
volume suatu benda, misalnya balok dengan mengukur panjang, lebar, dan
tingginya, maka volumenya dapat dihitung dengan rumus p x l x t = V.

6
Bagaimana halnya dengan benda yang tidak mempunyai bentuk yang
teratur? Gelas ukur adalah alat yang tepat untuk mengukur volume benda
yang tidak beraturan.
Gelas ukur merupakan tabung gelas/plastik yang dilengkapi dengan
skala. Gelas ukur biasanya tidak memakai satuan kubik tetapi dalam mili liter
(ml) atau cc. Untuk memahami hubungan kubik dengan liter, maka dibawah
ini diberikan beberapa contoh:
1 m3 = 106 cm3
1 m3 = 103 ℓ
1 ℓ= 1000 ml
1 ℓ = 10-3 m3
1 ℓ = 103 cm3

4. Tugas Praktikum/langkah kerja


a. Catatlah batas ukur gelas ukur
b. Hitunglah banyaknya skala terkecil
c. Tentukan nilai skala terkecil
d. Masukkan air kedalam gelas ukur, baca penunjukan skala
e. Masukkan benda yang akan diukur volumenya
f. Bacalah penunjukan skala setelah benda dimasukkan dalam gelas ukur
g. Ulangi langkah d, e, dan f dengan jumlah zat cair yang berbeda-beda.
Ulangi pengamatan sampai tiga kali
h. Lanjutkan pengamatan dan pengukuran sengan benda lain
5. Hasil pengamatan alat dan pengukuran awal
No. Aspek Hasil pengamatan Ket.
gelas gelas gelas gelas
I II III IV
1 Batas ukur alat 25 100 250 500 Cc/ml

2 Jumlah skala terkecil 46 91 116 91 Skala

7
3 Nilai skala terkecil 0,5 1 2 5 Cc/ml

4 Penunjukan skala (lkh d) 15 50 100 250 Cc/ml

5 Penunjukan skala (lkh c) 16,5 54 118 290 Cc/ml

Tabel data pengamatan/pengukuran


Benda yang diukur Penunjukan skala

Isi zat cair Isi zat cair dan benda

Batu 1 15 ml 16,5 ml

10 ml 11,5 ml

20 ml 21,5 ml

Batu 2 50 ml 54 ml

60 ml 64 ml

70 ml 74 ml

Batu 3 100 ml 118 ml

150 ml 168 ml

200 ml 218 ml

Batu 4 250 ml 290 ml

300 ml 340 ml

350 ml 390 ml

8
6. Kesimpulan/Hasil Pengukuran
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dengan menggunakan empat
buah batu dengan ukuran yang berbeda, dengan masing-masing batu
dilakukan percobaan sebanyak tiga kali dengan volume air yang berbeda pula
menunjukkan bahwa selisih volume air pada gelas ukur sebelum dan sesudah
dimasukkan batu merupakan volume dari batu tersebut. Dengan melakukan
percobaan tersebut sebanyak tiga kali pada benda yang sama namun dengan
volume air sebelumnya yang berbeda-beda, menunjukkan bahwa selisih dari
semua volume tersebut besarnya sama. Hal itu menunjukkan bahwa jumlah
air tidak mempengaruhi besar volume benda yang ada pada air tersebut.

D. MENGUKUR SUHU
1. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan praktikum ini, diharapkan kami dapat :
a. Menggunakan teermometer untuk tujuan tertentu
b. Menentukan suhu air didih dengan menggunakan thermometer
c. Menentukan air es dengan menggunakan termometer
2. Alat dan Bahan yang Digunakan Untuk Praktikum
a. Termometer
b. Alat pemanas
c. Air es/es
d. Air
3. Teori Singkat
Pada pokoknya, termometer adalah perubahan sifat fisis bahan olehpengaruh
panasnya, misalnya :
a. Pengembangan alat pemanasan
b. Perubahan besarnya tahanan listrik kawat oleh pemanasan
c. Peristiwa termol listrik
d. Perubahan warna benda yang berpijar dari kemerah-merahan menjadi
kebiru-biruan kalau dipanaskan terus-menerus
e. Dan lain-lain

9
Model termometer secara umum, yaitu termometer zat cair dalam gelas. Alat
ini terdiri dari dua bagian yakni terdiri dari bola gelas yang berdinding tipis
bagian atas dari bola ini dihubungkan dengan pipa kapiler panjang.
4. Langkah-langkah Praktikum
a. Siapkan termometer, kemudian tentukan batas ukur dan nilai skalanya
b. Berapa skala penunjukkan raksa dalam termometer tersebut (suhu berapa
yang ditunjukkan termometer)
c. Gosok kedua tanganmu, kemudian tentukan suhunya
d. Ambil air kemudian didihkan, ukur suhu air mendidih, lakukan tiga kali
e. Ambillah es, kemudian pecah-pecah menjadi bagian terkecil. Masukkan
kedalam corong sehingga air mengalir keluar. Ukurlah es yang sedang
melebur (lakukan tiga kali).
5. Hasil Pengamatan
Data Keterangan
No Aspek
pengamatan

1 Batas ukurterendah -10 ℃

2 Batas ukurtertinggi 112 ℃

3 Nilaisatuskala 1 ℃

4 Jumlahskala 124 Skala

5 Suhu penunjukkan termometer 27 ℃

6 Suhutelapaktangan 34 ℃

7 Suhu air mendidih (P1) 95 ℃

8 Suhu air mendidih (P2) 100 ℃

9 Suhu air mendidih (P3) 102 ℃

10 Rata-rata (P1, P2, P3) 99 ℃

10
11 Suhuesmelebur (P1) 10 ℃

12 Suhuesmelebur (P2) 6 ℃

13 Suhuesmelebur (P3) 5 ℃

14 Rata-rata (P1, P2, P3) 7 ℃

Kesimpulan :
a. Termometer adalah sebuah alat berbentuk tabung yang dalamnya berisi
cairan raksa yang digunakan sebagai alat pengukur suhu.
b. Suhu air mendidih yang diukur menggunakan termometer semakin lama
semakin naik suhunya.
c. Suhu air es yang diukur menggunakan termometer semakin lama semakin
turun suhunya.
Latihan:
1. Kesimpulan dari praktikum pengukuran yaitu :
a. Dalam melakukan praktikum, diperlukan pengukuran lebih dari dari satu
kali guna mendapatkan hasil yang lebih akurat.
b. Perlunya mengkalibrasikan terlebih dahulu alat ukur yang akan digunakan
guna menghindari kesalahan dari alat maupun kesalan dari si praktikan itu
sendiri.

2. Hal yang perlu dipersiapkan dalam melakukan pengukuran,antara lain :


a. Sebelum melakukan pengukuran, alangkah baiknya memahami terlebih
dahulu konsep pengukuran, alat ukur yang akan digunakan, besaran dan
satuan agar kegiatan praktikum nanti dapat berjalan dengan lancar dan
mudah dipahami.
b. Konsentrasi penuh dan keseriusan akan melakukan praktikum
c. Mempersiapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan
dalam kegiatan praktikum.

11
3. Kesulitan yang saya alami selama melakukan praktikum,yaitu :
a. Membaca hasil pengukuran. Hasil baca pengukuran yang baik diperoleh
dari posisi mata yang harus sejajar atau tegak lurus terhadap titik 0 atau
titik ukur, karena posisi mata mempengaruhi hasil baca pengukuran.
b. Suhu ruangan mempengaruhi pengukuran suhu. Terlebih jika anggota
badan si praktikan ikut menyentuh termometer, maka juga akan
mempengaruhi hasil pengukuran suhu.

12
PRAKTIKUM SIFAT DAN PERUBAHAN MATERI

A. PERUBAHAN FISIKA DAN KIMIA


1. Tujuan
Setelah melakukan praktikum ini, diharapkan kami dapat :
a. Mengidentifikasi perubahan sifat fisika dan sifat kimia bahan
b. Mengidentifikasi perubahan fisika pada obat
2. Teori Singkat
Materi adalah segala sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai
massa. Semua benda yang kita temui tersusun oleh materi. Makin besar
massa suatu benda, makin banyak materinya dan sebaliknya. Massa adalah
jumlah zat atau materi yang terkandung dalam suatu benda.
Perubahan materi adalah perubahan sifat suatu zat atau materi menjadi
zat yang lain baik yang menjadi zat baru maupun tidak. Perubahan materi
terjadi dipengaruhi oleh energi baik berupa kalor maupun listrik. Perubahan
materi terbagi menjadi dua macam, yaitu:
a. Perubahan Fisika
Perubahan fisika adalah perubahan yang merubah suatu zat dalam hal
bentuk, wujud atau ukuran, tetapi tidak merubah zat tersebut menjadi zat
baru. Perubahan fisika adalah perubahan yang tidak mengakibatkan
pembentukan zat baru, misalnya es meleleh menjadi air dan tidak
membentuk zat baru, tetapi hendaknya diperhatikan bahwa dalam
perubahan fisika memang terjadi beberapa perubahan dan terjadinya
transformasi energi.
b. Perubahan Kimia
Perubahan kimia adalah perubahan zat yang menghasilkan zat baru Pada
perubahan kimia hakekat zat mula-mula berbeda dengan hakekat zat baru
yang dihasilkan. Semua reaksi kimia merupakan perubahan kimia. Pada
perubahan kimia. Ciri perubahan kimia (reaksi kimia) yaitu adanya
gelembung gas, terbentuknya endapan, terjadi perubahan warna, dan
terjadi perubahan suhu. Perubahan materi ini dapat diketahui dari

13
perbedaan keadaan awal dan keadaan akhir materi setelah mengalami
perubahan. Keadaan yang dimaksud meliputi sifat-sifat maupun
strukturnya. Materi dapat dikenali berdasarkan sifat-sifat fisika maupun
sifat-sifat kimianya. Yang termasuk sifat-sifat fisika antara lain wujud,
warna, titik leleh, titik didih, dan kelarutan. Sifat-sifat kimia materi
didasarkan pada kemampuannya dalam melakukan perubahan atau reaksi
kimia.
Secara umum sifat suatu materi dapat kita bagi menjadi dua macam,
yaitu sifat kimia dan sifat fisika.
1) Sifat fisika
Sifat fisika dari sebuah materi adalah sifat-sifat yang terkait dengan
perubahan fisika, yaitu sebuah sifat yang dapat diamati karena adanya
perubahan fisika atau perubahan yang tidak kekal. Sifat fisika
berkaitan dengan penampilan atau keadaan fisis materi, yaitu wujud,
titik leleh, titik didih, indeks bias, daya hantar, warna, rasa, dan bau.
Air sebagai zat cair memiliki sifat fisika seperti mendidih pada suhu
100oC. Sedangkan logam memiliki titik lebur yang cukup tinggi,
misalnya besi melebur pada suhu 1500oC. Sifat materi yang ada
hubungannya dengan sifat fisika yaitu : titik leleh dan titik didih,
berat jenis, indeks bias dan perubahan wujud.
2) Sifat Kimia
Sifat kimia dari sebuah materi merupakan sifat-sifat yang dapat
diamati muncul pada saat terjadi perubahan kimia. . Sifat kimia
adalah sifat yang berkaitan dengan perubahan kimia yang dapat
dialami oleh suatu materi, misal dapat terbakar, berkarat, mudah
bereaksi, beracun, dan bersifat asam atau basa. Beberapa sifat kimia
yang lain adalah bagaimana sebuah zat dapat terurai, seperti batu
kapur yang mudah berubah menjadi kapur tohor yang sering disebut
dengan kapur sirih dan gas karbon dioksida.contoh sifat kimia adalah:
daya ionisasi, kelarutan dan kereaktifan. Sifat kimia merupakan sifat

14
yang dihasilkan dari perubahan kimia, antara lain mudah terbakar,
mudah busuk dan korosif.
3. Alat dan Bahan
Sifat dan Perubahan Kimia Perubahan Fisika

Alat Bahan Alat Bahan

Botol air Cuka (100 ml) Gelas kimia CDR


Botol cuka Pembakar Vitamin C
Teh kotak spirtus Betadine
Kaleng susu Kaki tiga Fluimucil
Kaleng Kassa
minuman Spatula
Gelas stereofom Batang
pengaduk
Gelas ukur

4. Langkah Kerja
Praktikum I: Sifat dan Perubahan Materi
a. Siapkan 6 wadah yang sudah tersedia
b. Masukkan masing-masing 10 ml asam cuka ke dalam wadah tersebut
c. Amati perubahan fisik (wujud, warna, bau) cuka
d. Catat hasil pengamatan pada tabel pengamatan
e. Buatlah kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan
Praktikum II: Perubahan Fisika
a. Vitamin C
1. Siapkan 2 butir vitamin C. kemudian tumbuk salah satu vitamin c
tersebut menjadi serbuk
2. Masukkan ke dalam kedua gelas kimia I dan II yang sudah disediakan
3. Tambahkan air pada gelas kimia II hingga larut vitamin C tersebut
4. Amati dan catat perubahan yang terjadi
5. Catat hasil pengamatan

15
b. Betadine
1. Siapkan 10 ml betadine
2. Masukkan 5 ml betadine ke dalam gelas kimia I dan 5 ml sisanya
masukkan ke dalam gelas kimia II
3. Panaskan gelas kimia II hingga suhunya mencapai 50ºC
4. Amati perubahan yang terjadi pada kedua peristiwa tersebut
5. Catat hasil pengamatan dan buatlah kesimpulan
6. Hasil Pengamatan
Praktikum I: Sifat dan Perubahan Materi

Berubah

No. Bahan Ya Tidak Keterangan

1 Botol air mineral 

2 Botol cuka 

3 Teh kotak 

4 Kaleng susu  Terjadi perubahan bau, seperti


bau besi yang berkarat

5 Kaleng minuman 

6 Gelas sterofoam 

Kesimpulan:
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa cuka
memiliki bentuk fisik cairan yang bening, tidak berwarna, bau asam dan
memiliki sifat korosi.
Wadah-wadah yang telah disiapkan kemudian diberi masing-masing 10 ml
dan didiamkan selama 10 menit. Setelah diamati, ternyata dari semua wadah
yang ada hanya kaleng susu yang mengalami perubahan, yaitu perubahan bau

16
seperti bau besi yang berkarat. Maka, dapat kita ketahui bahwa tidak ada
terjadi perkaratan pada wadah apapun. Hal ini dikarenakan waktu untuk
mengamati hanya 10 menit. Apabila waktu pengamatan yang dipakai lebih
dari 24 jam, bisa terjadi perkaratan pada kaleng susu dan kaleng minuman
karena kaleng susu dan kaleng minuman bersifat logam sedangkan cuka
memiliki sifat korosi.

Praktikum II: Perubahan Fisika


a. Vitamin C dan CDR
Tabel hasil pengamatan perubahan fisik vitamin C
Wujud CDR ditambah air
Klp Sebelum Setelah Larut Tidak Keterangan
Larut
1 Padatan Cair  Warna air
lambat berubah
menjadi kuning

2 Serbuk Cair  Warna air lebih


cepat berubah
menjadi kuning

Tabel hasil pengamatan perubahan fisik CDR


Wujud CDR ditambah air
Klp Sebelum Setelah Larut Tidak Larut Keterangan

1 Padatan Cair  Muncul gelembung


gas yang sedikit

2 Serbuk Cair  Muncul gelembung


gas banyak

17
Kesimpulan:
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa
perubahan fisika adalah perubahan yang merubah suatu zat dalam hal bentuk,
wujud atau ukuran, tetapi tidak merubah zat tersebut menjadi zat baru. Hal ini
dapat dilihat dari hasil praktikum yang dilakukan yaitu terjadinya perubahan
fisika dari wujud padat menjadi cair pada vitamin C dan CDR yang diberi air.
Dari percobaan pertama pada vitamin C, saat dituangkan air kedalam kedua
wadah tersebut secara bersamaan, terjadi perubahan fisika. Pada gelas kimia
I, secara perlahan vitamin C yang padat berubah menjadi mengecil dan
terdapat serbuk-serbuk disekitar vitamin C tersebut yang kemudian serbuk
tersebut larut menyatu dengan air.
Vitamin C didalam gelas kimia I lebih lambat bereaksi dengan air jika
dibandingkan dengan vitamin C didalam gelas kimia II. Pada gelas kimia II
saat dituangkan air kedalamnya, serbuk-serbuk vitamin C tersebut langsung
bereaksi dengan air yang dibuktikan dengan air yang seketika berubah
menjadi warna kuning. Jadi, dapat diketahui bahwa terjadi perubahan fisika
pada vitamin C didalam gelas kimia I dan II yaitu terjadinya perubahan
wujud, ukuran dan bentuk. Dari yang berwujud padat dan besar menjadi
serbuk-serbuk halus dan mengecil ukurannya. Dari yang berwujud serbuk-
serbuk menjadi serbuk-serbuk yang lebih halus lagi ukurannya
Dari percobaan kedua pada CDR, saat dituangkan air kedalam kedua
wadah tersebut secara bersamaan, terjadi perubahan fisika dan kimia.
Perubahan fisika yang terjadi yaitu perubahan wujud dan ukuran. Dari yang
berwujud padat dan besar menjadi serbuk-serbuk halus dan mengecil
ukurannya. Dari yang berwujud serbuk-serbuk menjadi serbuk-serbuk yang
lebih halus lagi ukurannya. Perubahan kimia yang terjadi yaitu timbulnya
buih-buih (gelembung) gas pada kedua gelas kimia tersebut.
Pada gelas kimia I, buih-buih gelembung yang dihasilkan lebih sedikit jika
dibandingkan dengan gelas kimia II. Hal ini dikarenakan CDR dalam bentuk
padat lebih lambat bereaksi dengan air jika dibandingkan dengan CDR dalam
bentuk serbuk. Tidak hanya itu, terjadi perubahan warna pada CDR didalam

18
kedua wadah tersebut yang awalnya CDR berwarna putih tulang dengan
bintik-bintik orange dimana-mana tetapi setelah diberi air, CDR berubah
warna menjadi orange pekat.

b. Betadine
Wujud Warna
Klp Awal Sesudah Awal Sesudah Keterangan
Perlakuan Perlakuan
1 kental Kental Cokelat Cokelat Tidak terjadi
pekat pekat perubahan apapun
karena tidak
mendapat
perlakuan secara
khusus

2 kental Cair Cokelat Cokelat Terjadi perubahan


pekat terang wujud maupun
warna dikarenakan
mendapat
perlakuan khusus,
yaitu dipanaskan
hingga suhu 50C

7. Pertanyaan
1. Apa perbedaan antara sifat fisika dan sifat kimia?
Jawab:
Perbedaan antara sifat fisika dengan sifat kimia yaitu sifat fisika adalah
sifat yang berkaitan dengan penampilan atau keadaan fisis materi, yaitu
wujud, titik leleh, titik didih, indeks bias, daya hantar, warna, rasa, dan
bau. Sedangkan sifat kimia adalah sifat yang berkaitan dengan perubahan
kimia yang dapat dialami oleh suatu mateei, misal dapat terbakar,

19
berkarat, mudah bereaksi, beracun, bersifat asam atau basa, mudah busuk
dan korosif.
2. Jelaskan apa yang dimaksud perubahan fisika dan perubahan kimia!
Jawab:
Perubahan fisika adalah perubahan yang merubah suatu zat dalam hal
bentuk, wujud atau ukuran, tetapi tidak merubah zat tersebut menjadi zat
baru, sedangkan perubahan kimia adalah perubahan zat yang
menghasilkan zat baru. Ciri perubahan kimia (reaksi kimia), yaitu adanya
gelembung gas, terbentuknya endapan, terjadi perubahan warna dan
terjadi perubahan suhu
8. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan, yaitu :
1. Sifat fisika adalah sifat yang berkaitan dengan penampilan atau
keadaan fisis materi, yaitu wujud, titik leleh, titik didih, indeks bias,
daya hantar, warna, rasa, dan bau. Pada kegiatan praktikum, contoh
sifat fisika yang ada yaitu perubahan wujud padat menjadi cair yang
terjadi pada vitamin C dan CDR yang diberi air. Perubahan warna juga
terjadi pada CDR setelah diberi air, yang awalnya berwarna putih
tulang dengan bintik-bintik orange berubah menjadi warna orange
pekat. Selain itu, berkurangnya tingkat kekentalan betadine yang
dipanaskan hingga suhu 50C. Sifat kimia adalah sifat yang berkaitan
dengan perubahan kimia yang dapat dialami oleh suatu materi, misal
dapat terbakar, berkarat, mudah bereaksi, beracun, dan bersifat asam
basa. Pada kegiatan praktikum, contoh sifat kimia yaitu cuka yang
dapat menyebabkan karat pada kaleng minuman dan kaleng susu jika
dibiarkan lebih dari 24 jam.
2. Perubahan fisika yang terjadi pada praktikum ini adalah perubahan
wujud vitamin C dan CDR dari yang padat menjadi serbuk-serbuk
yang lama-kelamaan akan mencair (larut) dalam air.

20
Lampiran: Sifat dan Perubahan Materi

Kaleng susu gelas sterofoam kaleng minuman

Botol air kotak susu botol cuka

CDR vitamin C Betadine

21
Cuka 100 ml
Lampiran: Perubahan Fisika

Vitamin C ketika ditambah air CDR ketika ditambah air

Betadine 5 ml ketika dipanaskan betadine 5 ml tidak dipanaskan

22
PRAKTIKUM KALOR DAN SUHU

A. PERPINDAHAN PANAS SECARA KONDUKSI


1. Tujuan Kegiatan
a. Dapat menjelaskan proses penyebaran panas pada benda padat
b. Menemukan bahwa kecepatan penyebaran panas berbeda pada setiap
bahan
c. Mengelompokkan bahan-bahan yang dapat menghantarkan panas dan
yang tidak dapat menghantarkan panas
2. Landasan Teori
Setiap benda dibangun oleh partikel-partikel yang ukurannya sangat kecil
yang jumlahnya sangat banyak. Antara partikel-partikel tersebut saling
mengikat satu sama lainnya. Ikatan antar partikel ada yang kuat dan ada yang
lemah. Pada benda padat, jarak antara partikel-partikel penyusun sangat
berdekatan dan ikatannya relatif lebih kuat sehingga sulit untuk dipisahkan.
Perpindahan panas secara konduksi dapat terjadi dalam dua proses
berikut.
a. Proses perpindahan panas pada benda padat dapat dipahami melalui teori
partikel pemanasan pada salah satu ujung zat menyebabkan partikel-
partikel pada ujung itu menjadi sangat aktif sehingga bergetar lebih
cepat, akibatnya energi kinetiknya bertambah. Gerakan partikel pada
benda padat berupa vibrasi (getaran) partikel, getaran partikel ini dikenal
dengan getaran termal. Semakin banyak kalor yang diberikan maka akan
semakin cepat getaran partikel dan itu berarti semakin tinggi energi
kinetik yang dimiliki partikel. Energi kinetik merupakan energi yang
dimiliki benda atau partikel karena gerakannya.
Partikel dengan energi yang lebih tinggi akan mendorong partikel
tetangganya, partikel tetangga akan mendorong partikel tetangganya juga
sehingga tetangganya akkan bergetar semakin cepat. Demikian
seterusnya sehingga gerakan ini akan menyebar secara merata pada
seluruh bagian benda padat. Proses perpindahan kalor dengan cara ini

23
berlangsung lambat karena diperlukan beda suhu yang tinggi diantara
kedua ujung untuk memindahkan lebih banyak kalor.
b. Dalam logam, kalor dipindahkan melalui elektron-elektronbebas yang
terdapat dalam struktur atom logam. Elektron bebas merupakan elektron
yang tidak terikat dengan atom sehingga bebas bergerak dari satu atom
ke atom yang lain dalam seluruh bagian logam. Bila suatu bagian
dipanaskan maka elektron akan menerima tambahan energi sehingga
energi bertambah besar. Karena sifatnya yang bebas, maka tambahan
energi ini dengan cepat dapat diberikan kepada elektron-elektron lain
yang letaknya lebih jauh melalui tumbukan. Dengan cara ini kalor dapat
berpindah lebih cepat.
Perpindahan panas yang demikian dinamakan dengan perpindahan panas
secara konduksi. Pada perpindahan panas dengan cara konduksi, dimana
panas berpindah tanpa disertai dengan perpindahan partikel-partikel
penyusun benda tersebut.
Pada benda yang berbeda, maka susuna partikel pembangun benda padat
juga berbeda. Perbedaan susunan ini akan menyebabkan kecepatan
getaran partikel akibat diberikan kalor juga akan berbeda sehingga untuk
bahan yang berbeda kecepatan perambatan panasnya juga akan berbeda.
Konduksi panas pada benda padat ada yang cepat dan ada yang sangat
lambat. Benda dapat menghantarkan panas dengan baik disebut
konduktor. Sedangkan benda yang lambat atau tidak dapat
menghantarkan panas dengan baik disebut dengan isolator.

3. Alat dan Bahan


KIT yang terdiri dari:
a. Standar
b. Batang tembaga, dan alummunium sepanjang 12 cm
c. Plastisin atau lilin
d. Pembakar spirtus
e. Stopwatch

24
4. Langkah Kerja
Percobaan 1. Percobaan untuk memperlihatkan penyebaran panas pada
benda padat.
a. Siapkan tiga buah bola-bola plastisin dengan ukuran yang sama (diameter
0,5 cm)
b. Tempelkan bola-bola plastisin yang sudah disiapkan pada batang tembaga
masing-masing pada jarak 6, 9, dan 12 cm
c. Pasangkan batang tembaga pada standar
d. Hidupkan pembakar spirtus dan pada saat yang sama jalankan stopwatch
e. Amati apa yang terjadi, dan catat waktu jatuhnya bola-bola plastisin.
Isikan datanya ke dalam tabel pengamatan
f. Buatlah grafik hubungan antar jarak dengan waktu jatuhnya bola-bola
plastisin lama pemanasan
g. Buatlah kesimpulan dari data dan grafik yang sudah dibuat

Tabel pengamatan percobaan penyebaran panas pada benda padat


Bola ke- Jarak (cm) Waktu (detik)

1 6 0,37

2 9 1,01

3 12 1,59

Kesimpulan: pada batang tembaga yang diberi plastisin lalu dipanaskan


pada ujung tertentu, mengakibatkan lama kelamaan plastisin-plastisin
tersebut akan terjatuh karena pengaruh suhu pada batang tembaga yang
semakin lama semakin merembet sehingga mengakibatkan plastisin
meleleh lalu terjatuh. Semakin jauh jarak plastisin dari ujung tembaga
yang dipanaskan, maka semakin lama pula waktu yang diperlukan
plastisin tersebut untuk jatuh. Batang tembaga yang merupakan benda
padat, apabila dipanaskan salah satu ujungnya, maka lama kelamaan

25
ujung yang lain juga panas karena partikel-partikel pada benda tersebut
merambat, dan karena batang tembaga merupakan konduktor atau biasa
disebut juga benda yang dapat menghantarkan panas.

Waktu(s)

2 Tembaga

0
6 9 12

Grafik Hubungan antara jarak dengan suhu

Percobaan 2. Percobaan untuk memperlihatkan kecepatan penyebaran


panas pada beberapa benda padat
a. Lakukan langkah kegiatan yang sama dengan langkah percobaan 1, tapi
dengan menggunakan 3 batang padatan yang berbeda (batang tembaga,
besi, dan gelas)
b. Pasanglah ketiga batang padatan tersebut secara serentak pada standar
c. Jangan lupa memasangkan bola-bola plastisin terlebih dahulu
d. Catat hasil pengamatan ke dalam tabel
e. Buatlah kesimpulan berdasar data yang diperoleh

Tabel pengamatan percobaan untuk menentukan kecepatan konduksi


panas
Bola plastisin Waktu jatuh plastisin pada bahan…. (dalam detik)
ke-
Tembaga Besi Gelas

1 1,24 5,15 -

2 2,04 6,41 -

26
3 2,07 7,56 -

Kesimpulan: dari percobaan yang telah dilalukan, dapat diamati bahwa


tembaga merupakan benda padat yang paling cepat menghantarkan panas.
Sedangkan besi, membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
menghantarkan panas. Dan gelas merupakan benda padat yang tidak dapat
menghantarkan panas. Oleh karena itu tembaga disebut sebagai
konduktor, sedangkan besi dan gelas dapat disebut juga isolator.
Latihan
1. Apa kegunaan bola-bola plastisin pada percobaan di atas?
Jawab:
Kegunaan bola-bola plastisin pada percobaan tersebut adalah untuk
mengetahui rambatan panas yang dihantarkan pada batangan benda.
Karena jika plastisin mulai meleleh dan terjatuh hal itu merupakan
pertanda bahwa bagian batang yang diberi plastisin itu sudah terkena
rambatan panas.
2. Bagaimanan hubungan antara jarak dengan penyebaran panas pada benda
padat?
Jawab:
Penyebaran panas pada benda padat terjadi secara beraturan dimana
semakin jauh jarak benda padat dengan sumber panas, maka semakin
lama pula waktu yang dibutuhkan bagi benda padat tersebut untuk
menerima panas.
3. Apa kesimpulan anda dari percobaan dengan menggunakan berbagai
batang padatan yang berbeda?
Jawab:
Setiap benda padat memiliki kemampuan mengantarkan panas yang
berbeda-beda dan tidak semua benda padat dapat menghantarkan panas.
Batang padatan tembaga lebih cepat menghantarkan panas daripada
batang padatan besi yang membutuhkan waktu lebih lama dalam
perambatan panas. Dan batang padatan gelas membutuhkan waktu yang

27
sangat lama, terbukti dengan plastisin yang membutuhkan waktu yang
lama untuk jatuh.
4. Bagaimana penyebaran panas pada benda yang terbuat dari gelas?
Jawab:
Pada benda yang terbuat dari gelas, penyebaran panas dapat terjadi
namun membutuhkan waktu yang sangat lama, karena gelas merupakan
isolator.

Lampiran:

Bola-bola plastisin batang besi, gelas, dan tembaga

Ketika batang besi, gelas,


dan tembaga dipanaskan
dan diberi plastisin
dengan masing-masing
jarak 6, 9, dan 12 cm.

28
B. PERPINDAHAN PANAS SECARA KONVEKSI

1. Tujuan Kegiatan:
Setelah melakukan kegiatan, diharapkan kami dapat menjelaskan proses
penyebaran panas pada fluida (zat cair dan gas).
2. Landasan Teori
Konveksi panas dapat terjadi di dalam fluida. Fluida merupakan zat yang
dapat mengalir atau sering disebut dengan zat cair. Zat yang termasuk
kelompok fluida berada dalam wujud cair dan gas.
Jika zat cair atau gas dipanaskan, maka bagian zat yang mendapat panas
akan memuai terlebih dahulu sehingga kerapatannya akan berkurang.
Berkurangnya kerapatan zat akan menyebabkan berat jenisnya juga
berkurang. Sebagai akibatnya bagian zat yang mendapat panas akan naik ke
atas. Bagian fluida yang lebih dingin akan mengalir mengisi tempat yang
ditinggalkan bagian zat yang naik dan mulailah berlangsung sirkulasi fluida
dan seterusnya. Proses sirkulasi fluida ini akan membawa energi dalam
bentuk energi panas. Dengan demikian penyebaran panas berlangsung
melalui sirkulasi dari fluida tersebut. Proses penyebaran panas melalui dari
satu bagian fluida ke bagian lain fluiida oleh pergerakan fluida itu sendiri
dinamakan konveksi. Berbeda dengan peristiwa konduksi panas, pada
konveksi partikel-partikel zat ikut berpindah dengan membawa energi panas.
Ada dua jenis konveksi, yaitu konveksi alamiah dan konveksi paksa.
Pada konveksi alamiah, aliran panas berlangsung karena perbedaan
kerapatan(masa jenis) akibat panas yang diterima fluida berbeda-beda antara
satu bagian dengan bagian lainnya. Bagian fluida yang dipanasi akan memuai
sehingga ukurannya bertambah besar dan mengakibatkan masa jenisnya
bertambah kecil. Masa jenis merupakan besaran yang menyatakan
perbandingan antara masa dengan volume.
Bagian fluida yang masa jenisnya lebih kecil akan bergerak naik.
Tempatnya digantikan oleh bagian fluida dingin yang bergerak turun sebagai
akibat dari masa jenis yang lebih besar. Peristiwa ini mirip dengan peristiwa

29
mengapung dan tenggelamnya suatu benda akibat perbedaan masa jenis.
Gerakan naik dan turunnya fluida akibat perbedaan masa jenis akan
menimbulkan suatu aliran arus yang berbentuk lintasan tertutup yang
dinamakan dengan arus konveksi. Konveksi alamiah banyak ditemui pada
sistem suplai air panas, cerobong asap, peristiwa angin darat dan angin laut.
Dalam konveksi paksa, bagian fluida yang sudah dipanaskan diarahkan
langsung ke tujuannya dengan menggunakan sebuah pompa sehingga aliran
fluida terjadi disebabkan oleh faktor eksternal dan tidak terjadi dengan
sendirinya. Konveksi paksa ini banyak dimanfaatkan sistem pendingin mobil
(radiator), AC, dan lemari es.

3. Alat dan Bahan


a. Gelas erlenmeyer
b. Pembakar spirtus
c. Standar
d. Kotak konveksi
e. Koil obat nyamuk
f. Potongan kertas kecil-kecil
g. Spirtus
h. Lilin
i. Termometer
j. Penggulung asap (koil obat anti nyamuk)

4. Langkah Kegiatan
Kegiatan I: Konveksi pada zat cair
a. Siapkan potongan kertas kecil-kecil
b. Isi gelas erlenmeyer sekitar setengah bagian dan masukkan potongan-
potongan kertas kecil ke dalam gelas erlenmeyer tersebut
c. Pasang gelas erlenmeyer pada standar
d. Hidupkan pembakar spirtus dan tempatkan dibawah gelas erlenmeyer

30
e. Amati apa yang terjadi pada potongan-potongan kertas kecil yang berada
dalam gelas erlenmeyer.
f. Geser pembakar spirtus ke arah sisi sebelah kanan gelas erlenmeyer, dan
amati pula perubahan apa yang terjadi pada gerakan potongan kertas.
g. Dengan cara yang sama, geser pembakar spirtus ke arah sisi sebelah kiri
gelas erlenmeyer
h. Amati perubahan apa sajakah yang terjadi pada setiap kegiatan yang
dilakukan, berikut penjelasan terhadap hasil pengamatan

Kegiatan II: Konveksi pada udara


a. Buka tutup botol konveksi
b. Masukkan lilin ke dalam kotak konveksi dan tempatkan persis dibawah
salah satu cerobong
c. Nyalakan lilin, upayakan lilinnya tidak terlalu tinggi sehingga tidak
menyentuh cerobong
d. Nyalakan obat anti nyamuk dan tempatkan rambut pada cerobong di atas
lilin
e. Amati apa yang terjadi
f. Sekarang pindahkan obat anti nyamuk pada cerobong yang satu lagi
g. Bagaimana arah pergerakan asap koil anti nyamuk?
h. Berikan penjelasan terhadap hasil pengamatan anda!

5. Hasil Pengamatan
Kegiatan I:
Dari pengamatan yang dilakukan, ketika air mulai dipanaskan kertas tersebut
tidak bergerak. Namun, setelah air dipanaskan cukup lama hingga mendidih,
kertas-kertas tersebut bergerak-gerak. Kertas yang awalnya di dasar gelas,
menjadi naik dan kemudian turun lagi sehingga membentuk pola seperti
berputar-putar. Apabila pembakar spirtus digeser ke arah kanan, maka kertas
yang ada pada bagian kanan yang akan bereaksi lebih sedangkan kertas
didalam air yang ada di bagian kiri tidak bereaksi, begitu pula yang akan

31
terjadi jika pembakar spirtus diarahkan ke sebelah kiri. Hal itu dapat diartikan
bahwa proses konveksi dapat terjadi pada fluida cair. Jika zat cair dipanaskan,
maka bagian zat yang mendapat panas akan memuai terlebih dahulu sehingga
kerapatannya akan berkurang. Berkurangnya kerapatan zat akan
menyebabkan berat jenisnya juga berkurang. Sebagai akibatnya bagian zat
yang mendapat panas akan naik ke atas. Bagian fluida yang lebih dingin akan
mengalir mengisi tempat yang ditinggalkan bagian zat yang naik dan
mulailah berlangsung sirkulasi fluida dan seterusnya.

Kegiatan II:
Dari percobaan yang dilakukan, ketika lilin sudah dinyalakan, obat nyamuk
sudah diletakkan pada cerobong yang satu lagi, dan rambut diletakkan di atas
cerobong tempat lilin diletakkan, rambut akan bergerak-gerak seperti tertiup.
Sedangkan apabila obat nyamuk dipindah ke cerobong yang sama dengan
lilin dan rambut diletakkan di atas cerobong yang satu lagi, maka yang terjadi
adalah asap koil obat nyamuk bergerak keluar dan rambut tidak bergerak-
gerak. Komveksi ini disebut juga dengan konveksi paksa karena juga
menggunakan obat nyamuk, bagian fluida yang sudah dipanaskan diarahkan
langsung ke tujuannya sehingga aliran fluida terjadi disebabkan oleh faktor
eksternal dan tidak terjadi dengan sendirinya
Latihan
1. Apa fungsi potongan-potongan kertas kecil pada percobaan konveksi zat cair?
Jawab:
Fungsi potongan-potongan kertas kecil pada percobaan tersebut adalah
sebagai partikel-partikel zat.
2. Apa yang menyebabkan gerakan potongan-potongan kertas berputar pada saat
air mulai panas?
Jawab:
Karena terdapat perbedaan masa jenis fluida. Masa jenis yang kecil akan
bergerak naik, dan tempatnya digantikan ole bagian fluida dingin yang
bergerak turun sebagai akibat dari masa jenis yang lebih besar. Dan peran

32
potongan kertas tersebut adalah sebagai fluida, yang mengalami konveksi
karena perbedaan masa jenis tadi ketika air dipanaskan.
3. Apa pula fungsi koil obat nyamuk pada percobaan konveksi udara?
Jawab:
Fungsi koil obat nyamuk pada percobaan konveksi udara adalah untuk
mengetahui aliran udara yang dapat dilihat dengan mengamati aliran asap
yang berasal dari obat nyamuk tersebut.
4. Mengapa arah asap pada cerobong yang berada tepat di atas lilin bergerak
naik sementara pada cerobong yang lain bergerak turun?
Jawab:
Ketika lilin dinyalakan, udara di sekitar lilin akan menjadi panas sehingga
bergerak naik melalui cerobong yang berada di atas lilin, karena cerobong
tersebut lebih dekat dengan lilin. Saat udara di sekitar lilin naik, maka
tempatnya digantikan oleh udara dingin yang masuk melalui cerobong yang
lain. Dan keadaan tersebut terus terjadi sehingga terbentuk aliran udara.

Lampiran: Perpindahan panas secara konveksi

Proses konveksi pada zat


cair, yaitu dengan
menggunakan potongan-
potongan kertas sebagai
gambaran partikel-partikel
zat

33
Proses konveksi pada gas,
yaitu menggunakan lilin,
obat nyamuk, dan rambut
yang diletakkan pada
kotak yang diberi
cerobong.

34
LISTRIK DAN MAGNET

A. PENGALAMAN DASAR TENTANG RANGKAIAN LISTRIK


1. Tujuan Praktikum
a) Menemukan syarat-syarat sambungan lampu pijar denfgan baterai agar
lampu menyala.
b) Menerapkan percoabaan yang dilakukan dalam gambar teknis.
c) Meligat dari bagian-bagiab lampu pijar
2. Alat dan Bahan
a) Baterai
b) Lampu Pijar
c) Kabel Sepanjang 15 – 2 cm. Dengan ujung tidak terbungkus
d) Lembar Kerja
3. Teori Singkat
Muatan listrik yang mengalir disebut arus listrik, arah arus listrik
sesuai dengan arah gerak muatan positif. Ketentuan ini dibuat sebelum
ditemukannya elektron. Dalam penghantar logam elektron-elektron
bergerak dari potensial rendah ke potesial tinggi. Ketentuan diatas masih
berlainan hingga sekarang.
Adanya arus listrik disebabkan adamya beda potensial atau tegangan,
oleh sebab itu supaya didalam rangkaian selalu ada arus listrik, harus tetap
diusahakan ada tegangan lisrik. Tegangan dapat diperoleh dari elektron
listrik, misalnya elemen kering (batu baterai) dan aki.
Adanya arus listrik didalam rangkaian berarti terjadinya gerakan
muatan listrik.
4. Langkah-langkah kegiatan
a) Untuk melakukan percobaan ini mahasiswa mengambi satu baterai satu
kabel dan satu lampu pijar.
b) Hubungan yang mana membuat lampu pijar menyala.
c) Hubungan yang mana mebuat lampu pijar menyala.
d) Setelah mengetahui no. 2 dan no 3 isilah tabel yang disediakan.

35
Apakah lampu pijar menyala atau tidak menyala satu dengan cara
menduga atau memperkirakannya (LKS terlampir)
e) Isilah tabel kembali dengan melakukan penjelasan (percobaan) lampu piar,
baterai dan kabel, dengan menggunakan LKS yang ada.
f) Bandingkan hasil pengamatan kalian, hasil perkiraan dan hasil pengetesan.
Mengapa demikian.
Lembar Kerja

C D
A
B

E F G H

5. Hasil Pengamatan
Masukkan data-data hasil perkiraan dan percobaan pada tabel.
No Gambar Perkiraan Hasil percobaan

Menyala Tidak Menyala Tidak

1 A  

2 B  

3 C  

4 D 

5 E  

36
6 F  

7 G  

8 H  

6. Kesimpulan
Suatu rangkain listrik dapat menyala apabila ulir logam dan ujung logam
pada lampu pijar dihubungkan dengan kutub (+) dan kutub (-) baterai
dengan sebuah kabel.
7. Latihan
Untuk memantapkan pemahaman saudara mengenai pengalaman –
pengalaman dasar tentang listrik diatas, silahkan saudara mengerjakan
latihan berikut:
1) Titik-titik manakah dari baterai dan titik-titik manakah dari lampu
pijar yang perlu saling terhubungkan agar lampu pijar menyala.?
Jawab:
Titik lampu yang harus saling berhubungan agar lampu pijar menyala
ialah kutub positif baterai dengan ulir lampu pijar dan juga kutub
baterai negatif dengan ujung lampu pijar. Bisa juga kutub negatif
baterai dengan ulir lampu pijar dan juga kutub baterai positif dengan
ujung lampu pijar.
2) Apakah perlu ada suatu rangkaian tertutup agar lampu pijar menyala?
Jawab:
Perlu, jika rangkaian tidak tertutup, lampu pijar tidak akan menyala.

37
B. ELEKTRODINAMIK (RANGKAIAN KONDUKTOR DAN
ISOLATOR)
1. Tujuan
a) Merancang percobaan untuk menguji apakah suatu benda termasuk
konduktor dan isolator
b) Melakukan percobaan untuk menyelidiki benda-benda yang dapat
menghantarkan listrik dan yang tidak
c) Menjelaskan benda-benda berdasarkan kemampuannya untuk
menghantarkan listriK
2. Alat dan Bahan yg digunakan
a) Alat :
- Lampu Pijar 3 V (1 buah)
- Baterai 1,5 V (1 Buah)
- Tempat lampu (1 buah)
- Kabel secukupnya
- Mulut buaya (1 buah)
- Tempat baterai
b) Bahan :
- Batang kayu (1 buah)
- Kayu (1 buah)
- Kertas (1 buah)
- Besi (1 buah)
- Kawat (1 buah)
3. Teori singkat
Arus listrik sering berbahaya bagi manusia yang terkenan atau
tersengat listrik. Banyak kejadian kematia manusia akibat tersengat listrik
kerena menyetuh bagian dari alat listrik yang mudah menghantarkan arus
listrik. Dalam kehiduoan sehari-sehari banyak ditemukan berbagai listrik
bahan atau benda yang pemanfaatannya ditentukan berdasarkan sifatnya
yang mudah atau sulit menghantarkan listrik. Hampir semua bagian dari
alat-alat elektronik atau perlengkapan listik yang mudah tersentuh tangan

38
atau bagian tubuh kita dibuat dari bahan-bahan ini sering disebut isolator
karena sifatnya yang dapat menisolasi listrik dari benda-benda lain. Pada
bahan isolator elektron-elektron relatif stabil sehingga elektron sulit
keluar dari inti atomnya.
Sebaliknya, jika diperlukan media untuk menghantarkan listrik
dengan baik dari satu bagian kebagian lainnya, maka yang digunakan
adalah bahan-bahan yang mudah menghantarkan arus listrik. Bahan
seperti ini disebut konduktor atau penghantar listrik. Bahan yang
termasuk jenis konduktor antara lain, logam seperti tembaga, alumunium,
timah, seng,besi, dan lain-lain. Penangkal petir yang terpasang di
bangunan yang tinggi terbuat dari logam tembaga karena tembaga adalah
konduktor yang baik. Di dalam bahan konduktor, elektron-elektron tidak
terlalu kuat diikat oleh inti atomnya, sehingga ketika tegangan listrik
diberikan pada bahan konduktor, elektron-elektron m,udah lepas dan
bergetar, hal ini menyebabkan arus listrik mudah mengalir.
4. Langkah-Langkah Kegiatan
1) Rangkailah alat-alat seperti pada gambar dibawah ini :

- +

A
B
2) Ambilah salah satu jenis bahan tersebut. Misalnya batang plastik,
kemudian sambungkan sehingga membentuk rangkaian tertutup.

3) Apakah lampu menyala? Apakah batang plastik merupakan konduktor


atau isolator.

39
4) Ulangi kegiatan di atas dengan bahan lainnya. Bahan mana yang jika
dihubungkan menyebabkan lampu menyala? Bahan apa yang termasuk
konduktor dan bahan apa yang termasuk isolator?
5) Hasil Pengamatan
Tabel Pengamatan
Keadaan Lampu
No Bahan Konduktor Isolator
Menyala Padam

1 Batang  
Plastik
2 Kayu  

3 Kertas  

4 Besi  

5 Kawat  

6) Kesimpulan
Bahan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan baik disebut
konduktor. Contohnya besi, kawat, logam, aluminium dan lain-lain.
Bahan yang tidak atau sulit menghantarkan arus listrik disebut isolator.
Contohnya plastik, kayu, kertas, kaca dan lain-lain.
7) Latihan
Untuk memantapkan pemahaman saudara mengenai kegiatan percobaan
di atas silahkan anda mendiskusikan atau memperhatikan bagian-bagian
dari radio.
1. Perhatikan semua bagian yang mudah tersentuh tangan atau anggota
tubuh kita terbuat dari apakah bagian-bagian itu?
Jawab:

40
Bahan-bahan tersebut terbuat dari plastik dan karet yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik sehingga melindungi tangan dari sengatan
apabila menyentuh kabel tersebut
2. Perhatikan kabel penghubung ke stop kontak listrik? Dari bahan apa
kabel itu? Apakah ada kawat logam yang tersembul ke luar?
Jawab:
Dari bahan plastik dan karet, dan ya terdapat kawat logam yang
tersembul keluar agar dapat menghubungkan antara kabel dengan aliran
listrik.
3. Perhatikan stop kontak ditembok. Adakah bagian logamnya tersembul ke
luar?
Jawab:
Ada bagian logam yang tersembul keluar untuk menghubungkan antara
kabel dan aliran listrik lainnya.
Lampiran

Lampu pijar 3V Baterai 1,5 V

Tempat lampu dan tempat baterai Kabel dan mulut buaya

41
Batang plastik tidak
bisa menghantarkan
arus listrik (isolator).
Lampu tidak menyala.

Kayu tidak bisa


menghantarkan
arus listrik
(isolator). Lampu
tidak menyala.

Kertas tidak bisa


menghantarkan
arus listrik
(isolator). Lampu
tidak menyala.

Besi bisa
menghantarkan arus
listrik (konduktor).
Lampu menyala.

Kawat bisa
menghantarkan arus
listrik (konduktor).
Lampu menyala.

42
C. ELEKTRODINAMIKA (RANGKAIAN SERI DAN PARALEL
1. Tujuan
a. Merakit rangkaian seri dan pararel sesuai gambar teknis.
b. Menjelaskan perbedaan antara rangkaian seri dan paralel.
c. Menjelaskan mengapa rangkaian-rangkaian listrik, misalnya dirumah
tangga terpasang paralel.
2. Alat dan Bahan yang Digunakan
- Panan Alas C (1 buah)
- Tempat Baterai (1 buah)
- Batarai (1,5 V) (1 buah)
- Fitting Lampu Pijar (1 buah)
- Lampu Pijar (3V/0,1 A) (1 buah)
- Kabel (1 buah)
- Sakelar (1 buah)
- Tempat lampu pijar(1 buah)
- Kabel Biru (1 buah)
- Kabel Hitam (1 buah)
3. Teori Singkat
Menggunakan satu sumber energi kita dapat menyediakan energi
kepada lebih dari satu konsumen (lampu pijar). Hal itu dapat kita lakukan
dengan memasang dua (atau lebih) lampu pijar berurutan dalam rangkaian
seri atau dengan membuat percabangan, yang berarti rangkaian paralel.
Kedua jenis rangkaian itu mempunyai beberapa sifat yang berbeda. Dalam
rangkaian seri lampu pijar akan kurang terang dibandingkan lampu pijar
dalam rangkaian paralel. Dua lampu pijar pada rangkaian seri mempunyai
hambatan dua kali lipat and oleh karena itu menghasilkan lebih sedikit
cahaya.
Rangkaian paralel hanya ada hambatan dari satu lampu pijar dalam
setiap cabang rangkaian dan oleh karena itu setiap lampu pijar mempunyai
cahaya yang sama seperti satu lampu pijar dalam rangkaian tunggal.
Dengan kata lain dua lampu pijar paralel akan menghabiskan energi lebih

43
banyak dalam menghabiskan energi baterai lebih cepat dibandingkan
dengan dua lampu pijar yang dihubungkan seri. Perbedaan lainnya adalah
peluang terkena gangguan. Jika satu bagian (lampu pijar) dalam rangkaian
seri rusak, seluruh rangkaian akan terganggu.
Jika beberapa lampu pijar terpasang paralel dan salah satu tidak
bekerja, lampu-lampu yang lain tidak terpengaruh, karena rangkaiannya
tidak terganggu. Karena sifat itu maka rangkaian-rangkaian listrik di
rumah (stop kontak, lampu-lampu, dan konsumen energi lainnya)
terpasang secara paralel.
4. Langkah-Langkah Kegiatan
Kegiatan 1 : Rangkaian Listrik Seri
1) Rangkaialah Lampu Pijar, Baterai dan sakelar sesuai dengan gambar teknis
hubungan seri. Gambar Rangkaian Seri

2) Tutuplah saklar dan amati dan perhatikan apa yang terjadi dengan kedua
lampu pijar ? dan bagaimana terang cahaya lampu pijar tersebut?
3) Lepaskanlah salah satu lampu pijar, amati perhatikan apa yang terjadi
engan lampu pijar lainnya, catat hasilnya.
Kegiatan II : Rangkaian Listrik Paralel

44
1) Rangkailah Lampu Pijar, Baterai dan sakelar sesuai dengan gambar teknis
hubunga paralel. Gambar teknis rangkaian paralel Gambar rangkain
parallel menggunakan KIT LISTRIK

2) Tutuplah saklar dan amati, perhatikan apa yang terjadi dengan kedua
lampu pijar ? dan bagaimana terang cahaya lampu pijar tersebut?
3) Bandingkanlah rangkaian seri yang baru dilakukan dengan rangkaian
paralel. Apa yang terjadi ? mengapa demikian
4) Catat data-data hasil percobaan anda dalam tabel.
5. Hasil Pengamatan
Rangkaian
Prosedur Kerja
Seri Paralel

Apakah yang terjadi ketika Nyala Nyala


saklar ditutup.
Apa pengamatanmu mengenai Terang Terang
terang cahaya lampu pijar.

45
Karena Karena memiliki
Apa penyebabnya memiliki aliran aliran arus listrik
arus listrik
Dan menurutmu, apa yang akan Lampunya mati Nyala
terjadi kalau salah satu lampu
pijar dicabut.
Coba dengan melepaskan salah Lampunya mati Nyala
satu lampu pijar dan catat hasil-
hasilnya.

6. Kesimpulan
Rangkaian komponen listrik yang disusun secara berderet dengan
tidak ada cabang pada sumber arus listrik disebut dengan rangkaian listrik
seri. Pada rangkaian listrik seri, kuat arus yang mengalir pada setiap
rangkaian adalah sama sedangkan beda potensial berbeda.

7. Latihan
Untuk memantapkan pemahaman saudara mengenai kegiatan percobaan di
atas silahkan anda mengerjakan latihan berikut:
1. Pada kegiatan rangkaian listrik seri pernahkan anda melihat susunan
baterai dalam lampu senter? atau pernakah anda melihat lampu hias yang
terpasang di taman-taman atau dalam sebuah perayaan?
Jawab:
Pernah
2. Jika baterai dalam senter kita pasang terbalik. Apakah lampu menyala?
mengapa ?
Jawab:
Tidak, karena jika kutub baterainya yang kita pasang terbalik misal
kutub + baterai A ketemu kutub + baterai B, lampunya tidak akan
menyala.

46
3. Lampu hias yang kecil-kecil yang berwarna-warni, rangkaian dibuat
secara terarah. Bila sala satu lampu hias putus, bagaimana lampu yang
lain?
Jawab:
Maka lampu yang lainnya akan ikut mati. Karena, pada rangkaian seri,
tidak ada percabangan kabel lagi, sehingga menyebabkan lampu pada
rangkaian seri itu akan padam semua.
Nah sekarang latihan rangkaian listrik paralel.
4. Perhatikan lampu-lampu yang ada diruang rumah kita. Ketika sakelar
lampu ruang tengah dihidupkan. Apakah lampu dikamarmu juga turut
menyala?
Jawab:
Tidak, karena lampu kamar dan lampu ruang tengah terpasang secara
paralel, lampu kamar tidak terpengaruh, karena rangkaiannya tidak
terganggu.
Lampiran

Panan alas,tempat baterai,baterai,fitting lampu,lampu


pijar,kabel,sakelar,tempat lampu pijar,kabel biru dan kabel hitam.

47
Rangkaian
Paralel

Rangkaian
Seri

Baik pada rangkaian seri maupun paralel jika saklar ditutup maka
lampu akan tetap menyala.

Tetapi, jika saklar dibuka lampu pada rangkaian seri akan padam
semua, sedangkan lampu pada rangkaian paralel hanya satu dari dua
lampu tersebut yang padam.

48
D. MAGNET
Praktikum 1 : Pengalaman dengan magnet
1. Tujuan kegiatan :
1) Menunjukkan melalui percobaan bahwa magnet menarik benda-benda
yang terbuat dari besi atau baja.
2) Mebandingkan kekuatan gaya magnetik pada kedua ujung.
2. Alat dan bahan yang digunakan
Percobaan 1:
- magnet : 1 buah
- jarum jahit : 10 buah
- paku payung : 5 buah
- penjepit kertas dari logam : 20 buah
- gunting : 1 buah
- kerikil : 5 buah
- kertas : 1 buah
- pensil : 4 buah
- penghapus : 2 buah
- daun : 4 buah
Percobaan 2 :
- magnet : 1 buah
- peniti atau jarum pentul : 20 buah
3. Teori Singkat
Sebuah magnet terdiri dari magnet-magnet kecil yang mengarah ke
arah yang sama. Magnet-magnet kecil ini disebut magnet elementer. Pada
logam yang bukan magnet, magnet elementernya mempunyai arahkan
tidak adanya kutub kutub di ujung logam.
SN
SN SN

Logam yang bersifat magnet Logam yang bersifat


nonmagnet

49
Setiap magnet memiliki dua kutub magnet, yaitu kutub utara dan
kutub selatan. Kekuatan sifat kemagnetan yang paling besar berada pada
kutub-kutub logam tertentu. Magnet juga memiliki sifat-sifat tertentu bila
kutub magnet yang satu berdekatan dengan kutub magnet yang lain.
1) kutub-kutub magnet sejenis (kutub utara dengan kutub utara atau
kutub selatan dengan kutub selatan) akan tolak-menolak.
2) Kutub-kutub tidak sejenis (kutub utara dengan kutub selatan atau
kutub selatan dengan kutub utara) akan tarik-menarik.
Salah satu sifat magnet adalah memiliki gaya tarik. Artinya, apabila
magnet diletakkan berdekatan dengan jenis-jenis logam tertentu akan
menarik dan mempertahankan logam tersebut untuk tetap menempel
padanya.
Benda-benda logam apa saja yang dapat ditarik oleh magnet dan
benda-benda apa yang tidak dapat ditarik oleh magnet? Bahan-bahan
yang dapat ditarik oleh magnet disebut bahan magnetik, dan yang tidak
dapat ditarik olehmagnet disebut bahan nonmagnetik. Lebih lanjut, bahan
magnetik diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Bahan ferromagnetik, yaitu bahan yang ditarik dengan kuat oleh
magnet. Contoh: nikel, besi, baja dan kobalt.
2. Bahan paramagnetik, yaitu bahan yang ditarik lemah oleh magnet.
Contoh: alumunium dan platina
3. Bahan diamagnetik, yaitu bahan yang sedikit menolak magnet.
Contoh: seng, bismuth dan natrium klorida
4. Langkah-Langkah Kegiatan
Percobaan 1: Benda-benda yang dapat ditarik magnet
1) Letakkan semua benda yang telah kamu siapkan di atas meja secara
terpisah
2) )Dekatkan magnet pada setiap benda tersebut
3) Jika ada benda yang dapat melekat pada magnet, singkirkan benda
tersebut
4) Tuliskan hasil temuanmu dalam bentuk tabel

50
Percobaan 2: Kekuatan gaya magnet pada kedua ujung
1) Letakkan 20 buah peniti atau jarum pentul di atas meja
2) Dekatkan bagian -bagian magnet pada kumpulan peniti/jarum pentul
tersebut. Pertama salah satu bagian ujung magnet misal kutub utara,
kemudian bagian tengah, dan terakhir bagian ujung yang lain
3) )Amati bagian ujung magnet mana paling banyak menarik
jarum/peniti
4) Tuliskan hasil temuanmu dalam table
5. Hasil Pengamatan
Masukkan data-data hasil percobaan Anda dalam bentuk tabel-tabel
berikut.
1) Benda-benda yang dapat ditarik magnet

No Nama Benda Bahan Pembuat Ditarik Tidak ditarik


1 Jarum Jahit Logam 
2 Paku Payung Logam 
3 Penjepit kertas Logam 
4 Gunting Besi 
2) Kekuatan Magnet
Jumlah Bahan yang ditarik Magnet
Bahan Kutub Magnet Kutub
Utara Tengah Selatan
Peniti atau 17 jarum 0 Jarum 20 jarum
Jarum pentul pentul pentuil
pentul

6. Latihan
Untuk memantapkan pemahaman saudara mengenai kegiatan percobaan
di atas, silahkan Anda mengerjakan latihan berikut!

51
1. Apakah ada aturan umum yang dapat dipakai untuk menentukan
benda-benda apa yang ditarik oleh magnet dan benda-benda apa
yang tidak ditarik oleh magnet. apa yang ditarik oleh magnet dan
benda-benda apa yang ditarik oleh magnet dan benda-benda apa saja
yang tidak ditarik oleh magnet?
Jawab:
Ada yaitu apabila benda-benda yang dapat ditarik oleh magnet ialah
termasuk bahan magnetik dan yang benda-benda tidak dapat ditarik
oleh magnet termasuk bahan non magnetic.
2. Pada bagian manakah dari magnet batang, gaya magnet itu berada?
Jawab: Dikutub utara dan selatan magnet (ujung-ujung batang
magnet)
Ada pada kutub utara,tengah magnet dan kutub selatan magnet.
3. Bagaimana menurut pendapat Anda, apakah dapat kita membuat
magnet dengan hanya satu kutub dari asal magnet batang dengan dua
kutub?
Jawab: Tidak

52
Lampiran

Magnet Jarum jahit

Paku payung Penjepit kertas

Gunting Kerikil

Kertas Pensil

53
Penghapus Daun

Benda yang dapat ditarik oleh magnet adalah benda yang


mengandung bahan feromagnetik dan paramagnetik seperti,
besi, alumunium, baja ,dan lain-lain. Didalam praktikum ini
yang termasuk benda tersebut adalah jarum jahit, paku payung,
penjepit kertas, dan gunting.

Benda-benda yang diatas tidak


memiliki unsur nikel, besi atau
alumunium. Sehingga tidak bisa
ditarik oleh magnet.

54
Praktikum 2 : Membuat magnet menggunakan listrik
1. Tujuan kegiatan :
Untuk membuktikan bahwa arus listrik dapat menimbulkan sifat
magnetik
2. Alat dan Bahan yang digunakan
- Baterai 1,5V :1 buah
- Kawat :1 buah
- Paku 2 inch :1 buah
- Paku kecil :20 buah
3. Teori Singkat
Pada tahun 1820, Hans Christian Oersted, seorang ahli fisika
Denmark, mengemukakan bahwa kawat penghantar yang dilalui arus
listrik dapat menghasilkan medan magnet.
Pembuatan magnet dengan cara mengaliri listrik disebut
elektromagnet. Caranya, paku besi yang cukup besar dan belum
mempunyai gaya magnet digulung dengan kabel listrik. Kemudian,
kedua ujung kabel dihubungkan pada kutub positif dan negatif batu
baterai melalui kawat pada kabel sehingga paku baterai melalui kawat
pada kabel sehingga paku mendapat gaya magnet dari arus listrik
tersebut. Karena paku telah mendapatkan gaya magnet, maka paku
tersebut dapat menarik benda-benda yang memiliki sifat magnet.
Semakin banyak lilitan gulung kawat, semakin kuat gaya magnet yang
diterima paku.
4. Langkah-langkah
1) Lilitkan kawat tembaga pada paku sebanyak 10 lilitan
2) Hubungkan kedua ujung kawat tembaga pada kutub positif dan
kutub negatif baterai
3) Hamburkan 20 buah paku kecil di atas meja kemudian dekatkan
paku besar yang sudah diikuti oleh kawat tembaga. Amati apa yang
terjadi?

55
4) Ulangi kegiatan 1,2 dan 3 dengan jumlah sebanyak 15 lilitan, 20
lilitan dan 25 lilitan kawat tembaga.
5) Tuliskan hasil pengamatan Anda pada tabel hasil pengamatan
5. Hasil Pengamatan
Tabel Hubungan jumlah lilitan dengan jumlahpaku yang tertarik
No Jumlah Lilitan Banyak Paku yang dapat
ditarik
1 10 3
2 15 5
3 20 6
4 25 8

6. Kesimpulan
Semakin banyak jumlah lilitan kawatnya maka arus listrik yang diterima
juga semakin besar sehingga paku yang akan menempel semakin
bertambah jumlahnya.
7. Latihan
1. Jika paku besar kita lilitkan kawat tembaga sampai paku itu penuh.
Kemudian masing-masing ujung kawat tembaga kita hubungkan dengan
baterai. Dan kita dekatkan paku ke serbuk besi. Apakah paku bersifat
magnet? Jika jawabnya ya, jelaskan tergolong magnet apa?
Jawab:
Ya tergolong magnet yang bersifat sementara karena serbuk besi akan
menempel pada paku selama kekuatan arus listriknya masih ada.
2. Apakah ada pengaruh jumlah lilitan pada rangkaian magnet yang dibuat
terhadap banyaknya paku yang ditarik? Berikan alasannya?
Jawaban:
Ada, karena semakin banyak jumlah lilitan kawatnya maka arus listrik
yang diterima pada paku yang akan menempel semakin bertambah
jumlahnya.

56
Lampiran

Baterai 1,5 V, kawat, paku 2 inch, dan


paku kecil.

Lilitan kawat tembaga pada paku kemudian


ujung kawat diletakkan pada kutub positif dan
negatif baterai.

57
PRAKTIKUM UJI MAKANAN

A. Tujuan : Untuk mengetes kandungan karbohidrat pada makanan


B. Alat dan Bahan
Alat : Betadine
Bahan : Nasi, tepung, gula, kunyit, bawang merah, pisang, ubi jalar,
keladi, wortel, mentimun, jahe, kentang, bawang putih, dan talas.
C. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Catat warna bahan praktikum sebelum diteteskan betadine.
3. Teteskan betadine pada setiap bahan
4. Catat perubahan warna benda setelah ditetesi betadine.
D. Hasil Pengamatan
Warna
No. Bahan Makanan
Sebelum ditetesi Sesudah ditetesi

1. Nasi Putih Hitam

2. Tepung Putih Hitam

3. Gula Putih bening Coklat

4. Kunyit Kuning Kuning

5. Bawang merah Ungu Ungu

6. Pisang Putih Hitam

7. Ubi jalar Oren Hitam

8. Keladi Putih kecoklatan Hitam

9. Wortel Oren Oren

10. Mentimun Puth kehijauan Oren

58
11. Jahe Putih kekuningan Hitam

12. Kentang Kuning Hitam

13. Bawang putih Putih Hitam

14. Talas Putih Hitam

E. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan dengan menggunakan berbagai macam
bahan makanan dan betadine, dapat disimpulkan bahwa bahan makanan
yang mengandung karbohidrat ketika ditetesi dengan betadine akan
berubah menjadi warna hitam. Dari bahan makanan yang dicoba dapat
diketahui bahwa nasi, tepung, pisang, ubi jalar, keladi, jahe, kentang,
bawang putih, dan talas mengandung Karbohidrat.
F. Lampiran Foto

Bahan
makanan
sebelum
ditetesi
betadine

Bahan
makanan
setelah
ditetesi
betadine

59
PRAKTIKUM MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA

A. RESPIRASI

Percobaan: Respirasi memerlukan oksigen dan melepaskan karbondioksida

1. Tujuan percobaan:
a. Menghitung pemakaian udara dalam proses pernafasan
b. Membuktikan bahwa oksigen dibutuhkan bagi pernafasan
2. Landasan Teori
Pertukaran gas (gas exchange) disebut juga respirasi, yaitu pengambilan
oksigen (O2) atau zat asam dari lingkungan dan pembuangan karbondioksida
(CO2) atau zat asam arang ke lingkungan. Hewan memerlukan suplai oksigen
secara terus menerus untuk respirasi seluler (respirasi di dalam sel) sehingga
dapat mengubah molekul bahan bakar yang diperoleh dari makanan menjadi
kerja. Hewan juga harus membuang CO2, produk buangan respirasi seluler,
karena bila zat ini tidak dikeluarkan dari dalam tubuh akan meracuni tubuh
sendiri.
Jadi pada dasarnya, bagi tubuh pertukaran gas diperlukan untuk
penyediaan bahan bakar. Oksigen berfungsi untuk proses pembakaran
(oksidasi) zat makanan. Dalam proses ini makanan dioksidasi sehingga
dihasilkan energi untuk menjalankan aktivitas dan untuk menjaga suhu tubuh
serta untuk mengeluarkan zat sisa. Pada proses pernafasan makhluk hidup
mengeluarkan karbondioksida dan uap air. Sebagai gambaran untuk membuat
ATP melalui proses respirasi seluler, sel-sel pada seekor hewan harus
mendapatkan suplai oksigen dari lingkungan untuk merombak
(mengoksidasi) molekul bahan bakar hingga dibebaskan energi dari proses
tersebut. Dalam rangkaian reaksi kimia respirasi, oksigen merupakan akseptor
elektron terakhir dalam oksidasi molekul bahan bakar organik secara
bertahap, sedangkan karbondioksida adalah produk buangan respirasi seluler.
Secara ringkas reaksi kimia pernafasan adalah:
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + H2O + energi

60
Alat (organ) yang digunakan bagi pertukaran gas pada hewan cukup
beragam. Sebagian besar hewan yang berukuran kecil dan berbentuk panjang
serta pipih, dengan rasio luas permukaan terhadap volume yang tinggi,
menggunakan kulitnya yang lembab sebagai satu-satunya organ respirasinya
contoh pada cacing tanah. Namun yang paling umum ada tiga organ respirasi
yang dikenal yaitu insang, trakea, dan paru-paru. Insang merupakan alat
respirasi untuk adaptasi pada sebagian besar hewan air. Sistem trakea dan
paru-paru merupakan hasil adaptasi respirasi pada hewan darat. Sistem trakea
(tracheal system) terdapat pada serangga, yang tersusun dari pipa-pipa udara
yang bercabang diseluruh tubuh. Pipa terbesar yang disebut trakea, membuka
ke arah luar. Cabang yang paling halus menjulur dan memanjang ke
permukaan hampir setiap sel, dimana gas dipertukarkan melalui difusi
melewati epitel lembab yang melapisi ujung terminal sistem trakea.

3. Alat dan Bahan


1) Hewan percobaan (belalang)
2) Zat warna
3) Pipet tetes
4) Botol kecil
5) Respirometer sederhana

4. Langkah Kegiatan
1) Timbang botol terlebih dahulu
2) Masukkan hewan ke dalam botol, kemudian timbang lagi. Selisih berat
tersebut merupakan berat dari belalang.
3) Tutup botol dengan penutup yang telah dipasang pipa berskala
4) Letakkan respirometer di atas meja yang datar
5) Teteskan pewarna ke dalam pipet dari ujung yang terbuka. Beri tanda
posisi zat warna tersebut. Pada zaat tetesan di ujung pipa, mulailah
menghitung waktu untuk mengamati pergerakan zat warna.

61
6) Setelah waktu sampai 10 menit, hentikan percobaan. Catat dan ukur jarak
pergerakan zat warna dalam pipa selama periode waktu tersebut.

5. Hasil Pengamatan
Konsumsi oksigen
Nama hewan percobaan: belalang
Berat hewan percobaan: 0,5 gram

Pengamatan ke- Volume oksigen yang dikonsumsi (ml/menit)

1 0,70

2 0,61

3 0,54

4 0,49

5 0,45

6 0,42

7 0,41

8 0,40

9 0,39

10 0,38

Rata-rata 0,479

62
Latihan
1. Mengapa zat warna dalam pipa dapat bergerak?
Jawab:
Karena zat warna dalam pipa itu terdorong udara yang dihasilkan oleh
pernapasan belalang.
2. Dari percobaan yang anda lakukan, bagaimana anda bisa yakin terhadap
percobaan yang anda lakukan bahwa dalam pernafasan diperlukan
oksigen?
Jawab:
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa zat warna
bergerak dan lama kelamaan laju pergerakan menjadi lambat. Hal itu
dikarenakan pasokan oksigen dalam botol semakin menipis karena waktu
yang terus berjalan, sehingga pernafasan belalang lama kelamaan melemah
karena kurangnya pasokan oksigen.

Lampiran:

Belalang Respirometer

Menghitung respirasi belalang menggunakan respirometer sederhana

63
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN
a. Judul kegiatan : Mengamati Pertumbuhan dan Perkembangan
Tumbuhan.
b. Tujuan : Menemukan perbedaan dan persamaan antara
pertumbuhan dan perkembangan.
c. Landasan teori
Pertumbuhan merupakan proses pertambahan volume dan jumlah
sel yang mengakibatkan bertambah besarnya organisme. Pertambahan
jumlah sel terjadi karena adanya pembelahan mitosis, dan bersifat
irreversibel artinya organisme yang tumbuh tidak akan kembali ke bentuk
semula. Pertambahan jumlah sel terjadi karena adanya pembelhan mitosis.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil interaksi antara
faktor-faktor yang terdapat dalam tubuh organisme, seperti sifat genetika
yang ada dalam gen dan hormon yang merangsang pertumbuhan.
Perkembangan adalah suatu proses kemajuan yang terjadi secara
berangsur-angsur dari kompleksitas rendah ke kompleksitas tinggi dan
terjadi diferensiasi. Perkembangan dapat dinyatakan melalui berbagai cara,
mulai dari bagian tertentu suatu tanaman sampai jumlah total
perkembangan tanaman. Pada tanaman, aktifitas perkembangan yang vital
ini banyak tumpang tindih. Pertumbuhan apikal pada ujung akar dan ujung
batang mendahului morfogenesis dan diferensiasi. Tetapi pembesaran
batang terjadi oleh karena pembesaran sel-sel setelah morfogenesis dan
diferensiasi berlangsung.
d. Alat dan Bahan
1. Biji kacang hijau 6 buah
2. Gelas aqua 2 buah
3. Tanah
4. Kertas label secukupnya
5. Gunting
6. Buku tulis
7. Alat tulis

64
e. Langkah Kerja
1. Rendamlah biji kacang hijau dalam air semalaman
2. Masukkan tanah kedalam gelas aqua
3. Kemudian biji kacang hijau tersebut sisipkan kedalam gelas aqua
yang berisi tanah.
4. Simpan gelas aqua yang berisi biji kacang hijau tersebut ditempat
terang tetapi tidak terkena sinar matahari langsung selama 2 minggu
dan disiram secara rutin.
5. Amatilah perkecambahan dan pertumbuhan biji-biji tumbuhan dari
sediaan tersebut, tiap hari. Catatlah kapan biji kacang hijau mulai
berkecambah, amatilah bagian akar, batang dan daun tumbuh.
6. Masukkan hasilnya ke dalam tabel pengamatan.
Tabel Pengamatan : pertumbuhan...
No Hari ke Gambar pertumbuhan Panjang Keterangan
. tanaman
1 Pertama 0 cm Belum terjadi perubahan
pada biji kacang hijau.

2 Kedua 0,2 cm Biji kacang hijau sudah


mulai keluar dari lapisan
yang melapisinya. Dan
sudah nampak bakal
akar.

65
3 Ketiga 0,5 cm Biji kacang hijau sudah
sepenuhnya keluar dari
lapisan hijau yang
menyelimutinya, dan
akar yang terbentuk
sudah mulai kuat.

4 Keempat 1 cm Batang kecambah sudah


mulai tegak dan terdapat
daun yang keluar dari
celah kotiledon nya serta
akar yang terbentuk
sudah mulai kuat.

5 Kelima 2,4 cm Akar yang terbentuk


sudah semakin kuat,
kotiledon telah terbuka
,dan daun yang keluar
semakin lebar.

6 Keenam 3 cm Batang tumbuh semakin


tiggi,akar sudah kuat,
kotiledon telah terbuka
,dan daun yang keluar
semakin lebar.

66
7 Ketujuh 5 cm Batang tumbuh semakin
tiggi,akar sudah kuat,
kotiledon telah terbuka
,dan daun yang keluar
semakin lebar.

Jawaban Pertanyaan
1. Pada hari keberapa akar sudah mulai tumbuh? (Nampak bakal akar)
Jawaban : Pada hari kedua
2. Kemanakah arah tumbuh kecambah, apa alasannnya?
Jawaban : Mengikuti arah datang nya cahaya (membengkok kearah
cahaya), hal ini dikarenakan tidak aktifnya hormon Auksin yang
ada pada tumbuhan dikarenakan sinar matahari. Sehingga membuat
tumbuhan bengkok kearah datang nya cahaya. Sebagaimana yang
kita tahu hormon auksin berfungsi untuk membuat tumbuhan
tumbuh lurus dan membuat tumbuhan semakin tinggi serta sangat
sensitif dengan cahaya.
3. Faktor apa saja yang berpengaruh pada pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan?
Jawaban :
a. Faktor internal tumbuhan seperti faktor genetik dan hormon
(Auksin, Giberelin, Sitokinin, Asam Absisat, dan sebagainya) yang
dimiliki tumbuhan itu sendiri.
b. Faktor eksternal tumbuhan seperti nutrisi, cahaya matahari, suhu
,air dan kelembaban,serta tanah (seperti ph tanah) pada saat
tanaman itu tumbuh.

67
f. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman selain faktor internal dari
tanaman itu sendiri (hormon dan gen), faktor eksternal pun sangat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman seperti nutrisi,
cahaya matahari, suhu ,air dan kelembaban,serta tanah (seperti ph tanah)
pada saat tanaman itu tumbuh.

68

Anda mungkin juga menyukai