Dosen Pembimbing :
Oleh:
KELOMPOK 01
Golongan A
JURUSAN TEKNIK
PENDAHULUAN
Mesin otto atau serig di kenal mesin dengan bahan bakar bensin. Mesin otto pertama
kali di temukan pada tahun 1864 oleh ilmuwan asal jerman yaiu Nikolaus August Otto (14
Juni 1832 – 28 Januari 1891). Dengan penjelasan, setiap empat kali langkah piston menghasilkan
satu kali kerja atau tenaga. Sehingga motor empat langkah.
Penemuan Otto ini bukanlah penemuan motor bensin yang pertama, karena
sebelumnya, Etiene Lenoir telah menemukan motor bensin yang bersiklus dua langkah pada
tahun 1869. Namun, Otto memandang bahwa motor bensin dua langkah tersebut memiliki
efisiensi yang rendah, karena memiliki kompresi yang rendah. Untuk itu, Otto memandang
perlu adanya langkah kompresi terlebih dahulu sebelum bahan bakar dinyalakan. Prinsip
kerja motor bakar adalah perubahan dari energi thermal menjadi energi mekanis. Panas yang
dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar yang terjadi di dalam ruang bakar.
Proses pembakaran terjadi dalam ruang bakar pada tekanan yang sangat tinggi,
sehingga ada pemampatan dalam ruang bakar. Pembakaran dilakukan oleh busi yang
dihubungkan dengan sumberdaya tegangan yang sangat tinggi, sehingga busi dapat
menghasilkan loncatan bunga api listrik. Loncatan bunga api listrik tersebut membakar udara
dan bahan bakar yang telah dimampatkan dalam ruang bakar, sehingga mengakibatkan
terjadinya ledakan. Ledakan tersebut mendorong piston dari titik mati atas (TMA) untuk
bergerak menuju titik mati bawah (TMB), sehingga mengakibatkan poros engkol atau crank
sahft berputar, yang berupa gerak lurus piston dan gerak putar poros engkol melalui batang
penghubung (connecting rod) yang menghasilkan sebuah daya kerja. Dari putaran poros
engkol tersebut, dapat digunakan untuk berbagai keperluan, misalnya menggerakkan pompa,
kompresor, generator, dan lain sebagainya.
Di era dalam perkembangan teknologi saat ini persaingan pasar dunia otomotif sangat
ketat. Para pabrikan kendaraan bermotor saling bersaing untuk mengembangkan teknologi
yang ramah lingkungan dan irit bahan bakar. Semua pabrikan berupaya melakukan berbagai
perubahan yang mulanya pengabutan bahan bakar memakai sistem karburator, dan sekarang
diubah menjadi sistem injeksi. Hal tersebut dikarenakan sistem injeksi dinilai mempunyai
keunggulan dalam hal penggunaan bahan bakar yang irit serta ramah lingkungan.
Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak sekali menjumpai atau
bahkanmenggunakan peralatan-peralatan yang bermesin. Salah satu diantara mesin-
mesintersebut adalah mesin Bensin. Motor Bensin dikategorikan dalam mesin
pembakarandalam (internal combustion engine). Mesin Bensin dapat diklasifikasikan
menjadi 2yaitu mesin Bensin 4 tak dan 2 tak.Melalui makalah ini, kami mencoba untuk
membahas tentang mekanisme, siklus termodinamika, serta contoh penerapan mesin
paa mesin bensin itu sendiri baik mesin bensin 4 tak ataupun mesin bensin 2 tak.
Mekanisme kerja pada mesin otto 4 langkah. Seperti pada namanya sendiri, pada
mesin ini terjadi 4 kali silus dalam satu kali kerja dan 2 kali putaran poros engkol (crank
shaft). Putaran tersebut dihasilkan dari langkah hisap 180 derajat atau setengah putaran,
kemudian langkah kompresi setengah putaran, pada saat langkah kerja setengah putaran dan
langkah buang setengah putaran.
Dua kali putaran kruk as tersebut yang menghasilkan tenaga atau langkah kerja dari
mesin 4-tak.
Cara kerjanya adalah piston dari titik mati bawah (TMB) ke titik mati atas
(TMA), klep in menutup dan klep Ex tertutup. Alhasil udara atau gas dalam ruang
bakar dapat menghasilkan kompresi. Selanjutnya, kruk as mencapai satu rotasi penuh
(360°), noken as mencapai 180°.
Kerja mesin motor 4 tak selanjutnya dimulai dengan menyalakan busi yang
menghasilkan terbakarnya bahan bakar/udara. Proses itu akan menyebabkan ledakang
yang akan mendorong piston turun ke silinder bore
Gerakan linier itu di ubah menjadi gerak rotasi oleh kruk AS yang kemudian
diteruskan menuju flywheel. Prosesnya adalah terjadinya ledakan diruang bakar yang
kemudian menyebabkan piston terlempar dari titik mati atas (TMA) menuju titik mati
bawah (TMB).
Ketika klep in tertutup, menjelang akhir langkah klep buang mulai sedikit
terbuang. Melalui proses ini terjadi transformasi energi bolak balik piston menjadi energi
rotasi kruk AS. Putaran kruk AS bisa mencapai 540° dan putaran noken AS mencapai
270°.
4) Proses Buang (Exhaust Emission)
Setelah terjadi proses pembakaran pada motor 4 tak, mengharuskan gas bakar
wajib terbuang. Piston dari TMB naik lagi ke atas alias TMA dibarengi dengan klep
buang membuka.
Sehingga gas hasil pembakaran tersebut terbuang ke knalpot. Pada proses buang
ini, piston akan naik dari TMB ke TMA. Selanjutnya menghasilkan setengah putaran kruk
as atau 180 derajat. Siklus kerja mesin 4-tak terus berulang hingga pengendara motor
mematikan kunci kontak dan tidak ada percikan api busi sehingga mesin mati alias
mogok.
Berbeda dengan siklu pada mesin 4 langkah, pada mesin 2 stroke atau 2 langkah
terjadi 2 kali pergerakan piston atau hanya 2 kali langkah kerja. Pergerakan terjadi ke atas
dan ke bawah.
Saat piston bergerak ke atas (disebut Tak 1), terjadi proses hisap dan ledak, dan
kemudian pada Tak 2, saat piston bergerak ke bawah, terjadi proses kompresi dan
pembuangan. Mesin 2-tak cenderung lebih kecil dan ringan dibandingkan mesin 4-tak,
sehingga rasio berat terhadap tenaganya (power to weight ratio) lebih baik dibandingkan
mesin 4-tak. Oleh karena itu, akselerasi motor dengan mesin 2-tak menjadi lebih baik
daripada mesin 4 tak.
Namun, mesin 2 tak jauh lebih boros bahan bakar dan menimbulkan polusi lebih
banyak daripada mesin 4 tak. Maka itu, pemakaian motor ini pun dibatasi di tanahair.
Kemudian, bahan bakar yang keluar dari saluran saluran pembilasan didorong
piston sampai posisi TMA. Ketika sudah mendekati posisi TMA, piston akan menutup
saluran pembuangan dan saluran pembesarannya.
Letusan yang dihasilkan dari tekanan silinder yang meningkat digunakan untuk
mendorong piston bergerak turun dari TMA menuju TMB. Piston yang bergerak turun
akan mendorong bahan bakar yang terletak di bawah menuju saluran pembilasan.
Ketika piston bergerak turun, saluran buang dan saluran pembilasan dalam kondisi
terbuka, gas sisa pembakaran akan keluar melalui saluran pembuangan di dekat knalpot.
Setelah gas sisa hasil pembakaran terbuang, kerja mesin 2-tak selesai untuk satu siklus
kerja.
b.2 Siklus termodinamika yang terjadi dalam mesin otto
Siklus Otto adalah siklus thermodinamika yang paling banyak digunakan dalam
kehidupan manusia. Mobil dan sepeda motor berbahan bakar bensin (Petrol Fuel) adalah
contoh penerapan dari sebuah siklus Otto.
Pada motor bensin terdapat dua macam tipe yaitu: motor bakar 4 tak dan motor bakar
2 tak. Pada motor 4 tak, untuk melakukan satu siklus memerlukan 4 gerakan torak atau dua
kali putaran poros engkol, sedangkan pada motor 2 tak, untuk melakukan satu siklus hanya
memerlukan 2 gerakan torak atau satu putaran poros engkol.
a) Proses 0 – 1 adalah langkah hisap tekanan konstan yaitu campuran bahan bakar dan
udara yang di hisap ke dalam silinder.
c) Proses 2 – 3 adalah proses pembakaran volume konstan, campuran udara dan bahan
bakar dinyalakan dengan bunga api. Proses pembakaran yang berlangsung secara
isovolumetrik (volume konstan). Pada proses ini terjadi pengapian campuran bahan
bakar dan udara oleh busi. Kalor dipindahkan ke system yang mengakibatkan
peningkatan temperature, tekanan dan entropi.
d) Proses 3 – 4 adalah langkah ekspansi adiabatik reversibel, kerja y. Proses ekspansi
yang berlangsung secara isentropic. Dimana gas hasil pembakaran berekspansi secara
isentropic dan juga disebut langkah kerja dimana tekanan dan temperature akan
menurun. Hingga akhir proses ekspansi, katup isap dan buang tetap tertutup
Secara spesifik pada prosesnya, langkah ke-1 Piston bergerak dari TMA ke TMB,
posisi katup masuk terbuka dan katup keluar tertutup, mengakibatkan udara (mesin diesel)
atau gas (sebagian besar mesin bensin) terhisap masuk ke dalam ruang bakar. Proses udara
atau gas sebelum masuk ke ruang bakar dapat dilihat pada katub hisap.
Langkah ke-2 Piston bergerak dari TMB ke TMA, posisi katup masuk dan keluar
tertutup, mengakibatkan udara atau gas dalam ruang bakar terkompresi. Beberapa saat
sebelum piston sampai pada posisi TMA, waktu penyalaan (timing ignition) terjadi (pada
mesin bensin berupa nyala busi sedangkan pada mesin diesel berupa semprotan (suntikan)
bahan bakar). Langkah ke-3 Gas yang terbakar dalam ruang bakar akan meningkatkan
tekanan dalam ruang bakar, mengakibatkan piston terdorong dari TMA ke TMB. Langkah ini
adalah proses yang akan menghasilkan tenaga. Langkah ke-4 Piston bergerak dari TMB ke
TMA, posisi katup masuk tertutup dan katup keluar terbuka, mendorong sisa gas pembakaran
menuju ke katup keluar yang sedang terbuka untuk diteruskan ke katub pembuangan.