BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Air Bersih
Air merupakan karunia Tuhan yang secara alami ada diseluruh muka bumi.
Manusia sebagai salah satu makhluk yang ada di bumi juga sangat tergantung
terhadap
air dan untuk kelangsungan hidupnya memerlukan air dengan kuantitas
dan kualitas tertentu. (Ir. Martin Dharmasetiawan.Msc, 2004).
Air bersih adalah air sehat yang dipergunakan untuk kegiatan manusia dan
harus bebas dari kuman-kuman penyebab penyakit, bebas dari bahan-bahan kimia
yang dapat mencemari air bersih tersebut. Air merupakan zat yang mutlak bagi
setiap makhluk hidup dan kebersihan air adalah syarat utama bagi terjaminnya
kesehatan.
Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa air adalah kebutuhan primer bagi
manusia yang ketersediannya terbatas, maka dari itu diperlukan pengelolaan yang
baik agar air dapat terus digunakan untuk berbagai kebutuhan oleh masyarakat luas.
b. Air Tanah
Air tanah merupakan air tawar yang biasanya terletak di dalam pori-
pori antara bebatuan dalam dan tanah. Air tanah mempunyai simpanan yang
lebih besar dibandingkan dengan air permukaan. Input dari air tanah biasanya
berasal dari tangkapan air hujan sedangkan untuk outputnya berupa mata air.
Ada dua jenis air tanah yaitu air tanah dangkal dan air tanah dalam.
Air tanah dalam adalah air tanah yang letaknya berada di bawah
lapisan air tanah dangkal dan di antara 2 lapisan bebatuan yang kedap
air. Air tanah dalam ini digolongkan sebagai akuifer bawah dan disebut
juga dengan istilah air artesis. Air tanah dalam lazim digunakan oleh
perhotelan, industri dan perkantoran sebagai sumber air dengan
menggunakan sumur yang disebut dengan sumur artesis.
Air artesis berasal dari kata Artois, yakni sebuah desa di Prancis
yang mana pertamakali mengenal air artesis. Air artesis ini berasal dari
air tanah tak bebas, yang kemudian lapisan kedap air bagian atasnya
mengalami retak, hal ini kemungkinan akibat adanya gempa bumi,
karena terpengaruh oleh panas magma yang ada di bawahnya. Maka air
tanah artesis tersebut dapat keluar dari permukaan tanah.
Dari kedua jenis air tanah tersebut terdapat permasalahan yang sering
terjadi pada air tanah, khususnya untuk pemakaian rumah tangga dan industri,
di wilayah urban dan dataran rendah adalah memiliki kecenderungan untuk
mengandung kadar besi atau asam organik tinggi.
c. Air Atmosfer
Air atmosfer adalah air yang bersumber dari siklus hidrologi, air bentuk
cair maupun padat yang dicurahkan dari atmosfer menuju ke permukaan
bumi. Hal ini dikarenakan titik-titik air yang terkandung di dalam awan
bertambah terus menerus sampai pada keadaan dimana awan sudah tidak
mampu lagi untuk menampung titik-titik air tersebut, maka dijatuhkan
kembali ke bumi dalam bentuk air hujan. Siklus hidrologi dapat dilihat pada
Gambar II.1.
Mekanisme dari sistem ini adalah air dialirkan langsung dari pipa
utama/induk kemudian disadap oleh pipa cabang. dan Pipa utama pada sistem
ini adalah pipa yang tersambung dari katup PDAM sampai dengan katup
penutup pada meteran air, barulah disambung menggunakan pipa cabang
a) Untuk gedung bertingkat, tekanan yang ditimbulkan oleh gravitasi dapat
membantu mengalirkan air dari atas sampai lantai bawah. Hanya saja
untuk lantai atas harus dibantu menggunakan pompa booster karena jarak
aliran air yang pendek dan mengakibatkan tekanan gravitasi yang kecil.
b) Pompa pengisi tangki atap dapat bekerja secara otomatis. Dapat bekerja
secara otomatis karena adanya level sensor/level switch (auto-level).
Gunanya untuk untuk mendeteksi ketinggian, contohnya digunakan untuk
mendeteksi suatu volume benda cair yang terdapat pada suatu tabung atau
tangki penampungan seperti tangki air. Level senor dapat dilihat pada
Gambar II.3.
Sensor dari level switch berada dibagian depan dan berfungsi untuk
mendeteksi benda cair, kemudian kontrolnya ada di bagian belakang
berbentuk bulat, didalamnya terdapat rangkaian elektronik, yang betugas
sebagai pengontrol kerja level switch, selain itu juga sebagai terminal
untuk dihubungkan ke perangkat listrik lainnya, selain itu level switch
mempunyai tegangan kerja antara 100 - 200 V dan mempunyai beban kerja
sekitar 5 Ampere. kemudian alat ini dihubungkan dengan mesin pompa
air, pada saat volume air didalam tabung sudah mencapai level tertentu
(high misalkan) dan terdeteksi oleh sensor, maka sensor level switch akan
bekerja sebab bagian depan dari level switch terendam oleh air, ketika itu
pula level switch akan memerintahkan mesin pompa air untuk berhenti
berputar, dalam artian level switch akan memutuskan aliran arus yang ke
mesin pompa air. Mesin pompa air akan bekerja kembali manakala volume
air yang ada didalam tangki berkurang akibat pemakaian, dan terdeteksi
oleh sensor level switch yang dipasang dibagian bawah tangki (low) pada
saat itu pula sensor akan memerintahkan mesin pompa air untuk bekerja
atau berputar agar mengisi tangki, demikian seterusnya.
c) Perawatan tangki atap sangat sederhana dan mudah dilaksanakan, karena
c. Sistem Tangki Tekan
Menurut Noerbambang, S.M., dan Takeo, M. (2005), dalam sistem
tangki tekan, air yang telah ditampung dalam tangki bawah dipompakan ke
dalam suatu tangki tertutup sehingga udara didalamnya terkompresi. Air dari
aliran air yang harus disediakan pada bangunan tersebut. Tekanan air yang
kurang cukup akan menimbulkan kesulitan dalam pemakaian air. Tekanan
yang berlebihan dapat mempercepat kerusakan peralatan plambing, dan
menambah kemungkinan timbulnya pukulan air. Pukulan air yang dimaksud
adalah fenomena hidraulik pada suatu pipa akibat adanya penutupan aliran
secara tiba-tiba atau perlahan-lahan. Contohnya, ketika kran air yang ditutup.
Sistem ini terdapat dua sistem dikaitkan dengan kecepatan pompa, yaitu:
• Sistem kecepatan putaran pompa konstan: Pompa utama selalu bekerja
sedangkan pompa lain akan bekerja secara otomatik yang diatur oleh
tekanan.
• Sistem kecepatan putaran pompa variabel: Sistem ini untuk mengubah
kecepatan atau laju aliran dengan cara mengubah kecepatan putaran
pompa secara otomatis.
2. Penggunaan untuk kebutuhan sarana publik
Pada penggunaan untuk kebutuhan sarana publik, perlakuan yang
diberikan tidak jauh berbeda dengan kebutuhan domestik. Namun, dengan
skala yang berbeda, tantangan yang dihadapi sarana publik untuk
2.4.1 Kualitas Air
Air yang mengandung golongan Coli dianggap telah
berkontaminasi (berhubungan) dengan kotoran manusia. Dengan
demikian dalam pemeriksaan bakteriologik, tidak langsung diperiksa
apakah air itu telah mengandung bakteri pathogen, tetapi diperiksa
dengan indikator bakteri golongan Coli. (Sutrisno, 1996). Dapat dilihat
pada Tabel II.1 merupakan standar kualitas air minum.
Parameter Satuan Kadar Maksimum
yang diperbolehkan
Ammonia mg/l (milligram/liter) 1,5
Klorida mg/l (milligram/liter) 250
Kesadahan mg/l (milligram/liter) 500
Besi mg/l (milligram/liter) 0,3
Mangan mg/l (milligram/liter) 0,4
pH - 6,5-8,5
Sulfat mg/l (milligram/liter) 250
Seng mg/l (milligram/liter) 3
BIOLOGI
E.Coli atau fecat coli Jumlah per 100 ml 0
sampel
Total Bakteri Coliform Jumlah per 100 ml 0
sampel
Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 492/ tahun 2010
1. Peningkatan kebutuhan terhadap air berakibat meningkatnya pengambilan
air bawah tanah sehingga mengurangi cadangan air bawah tanah. Sistem
pemanenan air hujan merupakan alternatif yang bermanfaat.
2. Keberadaan air dari sumber air seperti danau, sungai, dan air bawah tanah
2.6 Kebutuhan Air Bersih
Menurut Linsley, R. K., dan Joseph, F. (1991), untuk memproyeksi jumlah
kebutuhan air bersih dapat dilakukan berdasarkan perkiraan kebutuhan air untuk
berbagai
macam tujuan ditambah perkiraan kehilangan air. Adapun kebutuhan air
untuk berbagai macam tujuan pada umumnya dapat dibagi dalam:
a. Kebutuhan Domestik
Kebutuhan domestik merupakan kebutuhan air bersih untuk rumah
tangga dan sambungan keran umum. Jumlah kebutuhan didasarkan pada
banyaknya penduduk, persentase yang diberi air, dan cara pembagian air
yaitu dengan sambungan rumah atau melalui keran umum. Kebutuhan air
per orang per hari disesuaikan dengan standar yang biasa digunakan serta
kriteria pelayanan berdasarkan pada kategori kotanya.
b. Kebutuhan Non Domestik
Kebutuhan non domestik adalah kebutuhan air bersih selain untuk
keperluan rumah tangga dan sambungan kran umum, seperti penyediaan air
bersih untuk perkantoran, perdagangan serta fasilitas sosial seperti tempat-
tempat ibadah, sekolah, hotel, puskesmas, militer serta pelayanan jasa
umum lainnya.
Laju aliran air adalah banyaknya zat yang mengalir dengan kecepatan tertentu
persatuan waktu. Untuk mengetahui jumlah pemakaian air maka digunakan metode
penaksiran laju aliran air. Ada beberapa metoda yang digunakan untuk menaksir
besarnya laju aliran air yaitu dengan fungsi bangunan, jenis alat saniter, dan nilai
unit beban.
• Berikut ini merupakan perhitungan kebutuhan air berdasarkan fungsi
bangunan dapat dilihat pada Tabel II.2.
Liter/tempat tidur
3 Rumah Sakit 500 pasien/hari
10 Restoran 15 Liter/kursi
Liter/penumpang tiba
15 Stasiun, terminal 3 dan pergi
Liter/orang, (belum
16 Peribadatan 5 dengan air wudhu)
a. Kebutuhan Harian Maksimum
Untuk mencari kebutuhan air per hari menggunakan rumus:
Q = n x keb. rata-rata per hari (m3/hari)
Dimana: Q = Pemakaian air bersih rata-rata per hari (m3/hari)
n = Jumlah penghuni
Kebutuhan rata-rata per hari didapat berdasarkan jenis gedung. Kebutuhan air
per hari dapat dilihat pada Tabel II.2. Pemakaian air rata-rata per hari diperkirakan
perlu tambahan sampai 20% untuk mengatasi kebocoran, penyiraman taman, dan
lain-lain. Sehingga debit air bersih rata-rata per hari dapat diketahui dengan rumus
berikut ini:
Qd = (100% + 20%) x Q (m3/hari)
b. Kebutuhan Rerata
Pemakaian air rata-rata menggunakan persamaan berikut:
Qh = Qd/T (m3/jam)
Dimana:
Qh = Pemakaian air bersih rata-rata per jam (m3/jam)
Qd = Debit air bersih rata-rata per hari (m3/jam)
T = Waktu (jam)
c. Kebutuhan Air pada Jam Puncak
Qh-max = Qmax = fp x Qh (m3/jam)
Dimana:
Qmax = Kebutuhan air jam puncak (m3/jam)
fp = 1,5 (berdasarkan Tabel II.3)
d. Kebutuhan Menit Puncak
Qm-max = Qp = fp x Qh/60 (m3/menit)
Dimana:
Qp = Kebutuhan air menit puncak (m3/menit)
Fp = 1,5 (berdasarkan Tabel II.3)
e. Volume Tangki
Volume tangki dapat dihitung dengan rumus:
Ve = (Qp – Qmax) Tp + (Qpu x Tpu) (liter)
Dimana:
VE = kapasitas efektif tangki reservoir (liter)
Qp = kebutuhan air pada menit puncak (liter/menit)
Qmax = kebutuhan air jam puncak (liter/jam)
Qpu = kapasitas pompa pengisi (liter/menit)
Tp = Jangka waktu kebutuhan puncak (menit)
Tpu = Jangka waktu pompa pengisi (menit)
Menurut Dirjen Cipta Karya Dept. PU. (1994) besarnya faktor jam puncak
adalah 1,5 sedangkan faktor harian maksimum adalah 1,1. Angka ini adalah berupa
kriteria perencanaan yang dimaksudkan untuk mempermudah dalam merencanakan
jaringan distribusi air bersih yang didapatkan dari pendekatan empiris. Dapat dilihat
pada tabel II.3 merupakan faktor maksimun dan faktor puncak.
Pemanenan Air Hujan (PAH) dilengkapi dengan talang air, saringan pasir,
bak penampung dan Sumur Resapan (Sures). Sumur resapan dapat digunakan untuk
melestarikan air tanah dan mengurangi resiko genangan air hujan atau banjir yang
dilakukan dengan membuat sumur yang menampung dan meresapkan curahan air
hujan.
Prinsip dasar PAH adalah mengalirkan air hujan yang jatuh di permukaan
atap melalui talang air untuk ditampung ke dalam tangki penampung. Kemudian
limpasan air yang keluar dari tangki penampung yang telah penuh disalurkan ke
dalam sumur resapan.
2.7 Curah Hujan
Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh di permukaan tanah dasar selama
periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi (mm) di atas permukaan
horizontal bila tidak terjadi evaporasi, run off dan infiltrasi. Satuan Curah hujan
adalah
mm, inc. Terdapat beberapa cara mengukur curah hujan. Curah hujan juga
merupakan
ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak
menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) millimeter,
artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air
setinggi satu millimeter atau tertampung air sebanyak satu liter. Curah hujan
kumulatif merupakan jumlah hujan yang terkumpul dalam rentang waktu kumulatif
tersebut. Dalam periode musim, rentang waktuya adalah rata-rata panjang musim
pada masing-masing Daerah Prakiraan Musim (DPM).
90% 𝑥 Rt24
It = (T tahun)
4
Dimana:
It = Intensitas curah hujan pada suatu periode ulang (T tahun),
Rt = Tinggi curah hujan pada suatu periode ulang (T tahun).
b. Debit Intensitas Curah Hujan
Debit rencana harus diperhitungkan. Besarnya debit dalam
penelitian ini ditentukan oleh instesitas hujan menggunakan metode
Talbot. Dengan rumus:
𝑎
𝐼 = 𝑡𝑐+𝑏 (mm/jam)
Volume Air hujan yang dapat ditangkap selama musim
penghujan dapat dihitung menggunakan rumus dibawah ini:
S=AxhxC
Ket:
S : Volume Ketersediaan air hujan / vsupply (m3/tahun),
A : Luas area penangkapan air hujan (m2),
h : Curah hujan rata-rata dalam 10 tahun (m),
C : Kofisien limpasan (run off), diambil 0,80 untuk penutup atap dak
beton.
Tabel koefisien limpasan dapat dilihat pada Tabel II.4.
Dimana:
fi = frekuensi ke – i
xi = data ke – i
∑ (fi . xi) = jumlah fi × xi
𝑛 = total frekuensi
2.8 Perencanaan Diameter Pipa
Dalam menentukan diameter pipa pada sistem distribusi air bersih sasaran
yang terpenting adalah dapat terpenuhinya kebutuhan air di semua peralatan
plambing
pada setiap saat dengan tekanan dan debit aliran yang cukup. Debit
standar alat saniter dapat dilihat pada Tabel II.5. Sedangkan sasaran lain yang harus
dicapai dalam perencanaan diameter pipa adalah:
1. Mengusahakan agar didapat ukuran dan bahan pipa seekonomis
mungkin,
2. Mengurangi kerusakan akibat pukulan air dan suara berisik,
Selain itu, agar dalam penentuan dimensi pipa tekanan dan debit airnya dapat
terpenuhi, maka harus diperhatikan syarat-syarat berikut ini:
1. Faktor teknis
Faktor teknis sangat penting dalam penentuan jenis pipa, karena saat
beroperasi instrumen harus aman terutama dari kebocoran. Beberapa macam
yang termasuk pada faktor teknis diantaranya:
Pelampung dengan
75 40 40 35 21 20
tekanan tinggi
Pelampung dengan
8
tekanan rendah
Sumber: Pedoman Plambing Indonesia, 1979
No. Uraian Notasi Kriteria
(PVC = Polivinil Klorida)
(ACP = Alumunium Composite Panel)
Nilai Koefisien gesekan Hazen Williams tergantung pada jenis material
pipa dan umur pemakaian pipa. Besarnya nilai koefisien Hazen Williams
untuk beberapa jenis material pipa yang biasa digunakan tercantum pada
Tabel II.8.
PVC 110-140
Baja 110-120
GIP (Gallvanis Iron Pipe) 110-120
DIP (Ductil gae Iron Pipe) 110-120
HDPE (High Ductility Polythelene) 110-140
Sumber: Mekanika Fluida dan Hidraulika
Dari tabel di atas, Koefisien C atau nilai koefisien pipa juga sangat
berpengaruh terhadap nilai friction loss (gaya gesek air terhadap permukaan pipa).
Nilai koefisien ini erat sekali hubungannya dengan kekasaran sebuah permukaan,
semakin besar nilai koefisiennya, maka semakin kasar permukaannya, sehingga
semakin besar pula nilai friction loss yang akan dihasilkan.
Hs = tinggi hisap (m)
Hd = tinggi tekan (m)
Ha = tinggi potensial (m)
v2/2g = tekanan kecepatan pada lubang keluar pipa (m)
Hfsd = kerugian gesek dalam pipa hisap dan tekan (m)
Sebuah pompa memiliki beberapa daya, salah satunya yaitu daya motor
penggerak pompa (Nm). Daya penggerak pompa ini harus lebih besar dari pada
poros pompa, kelebihannya bergantung pada jenis motor dan hubungan poros
pompa dengan poros motor. Daya motor penggerak pompa ini dinyatakan dengan
rumus berikut:
Nm = 0,163 x Q max x H x (1 + A) / (µp) (kW)
Dimana:
Nm = daya motor penggerak pompa [kW]
Qmax = kapasitas pompa (m3/menit)
H = tinggi angkat total [m]
A = faktor jenis motor berkisar 0,1 s.d 0,2 untuk motor listrik
µp = efisiensi pompa (Tabel II.9)
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa faktor jenis motor (A) adalah faktor
jenis motor listrik yang digunakan pada pompa dan berkisar antara 0,1 - 0,2.
Pemakaian faktor jenis motor A= 0,2 adalah untuk menghitung efisiensi B.
Pemakaian faktor jenis motor B= 0,1 adalah untuk menghitung efisiensi B efisiensi
A lebih besar daripada efisiensi B. Perbedaan efisiensi ini dikarenakan efisiensi A
menggunakan faktor jenis motor listrik yakni 0,2 dan efisiensi B menggunakan
faktor jenis motor 0,1.
2.10 Spesifikasi Perencanaan Air Bersih
2.10.1 Bak Penampungan Air Hujan
Untuk perencanaan tangki penampung air bersih dapat menggunakan
beberapa jenis bahan diantaranya sebagai berikut:
Bak penampungan air hujan ini memiliki struktur dinding tangki yang
kaku dan juga kokoh. Untuk tangki yang berukuran besar nantinya bisa
langusng dibuat di tempat pemasangan. Untuk dimensi per panelnya yaitu 1
m × 1 m. Tangki FRP dapat dilihat pada Gambar II.6.
oleh sinar matahari. Bukan itu saja, lumut yang ada di dalam tangki ini juga
tidak bisa tumbuh loh. Tangki air ini juga kuat terhadap tekanan yang cukup
tinggi. Jenis tangki ini juga mendapatkan pengakuan dari FDA (Food, Drug
& Administration). Jenis tangki air ini hanya dapat menampung air yang
bersih atau dari PAM karena jika menampung air dari tanah dapat
menimbulkan korosi. Tangki Stainless Steel 304 dapat dilihat pada Gambar
II.7
3. PolyEtilene
Jenis tangki air ini paling banyak digunakan orang. Walaupun
bentuknya tidak terlihat mewah atau elegan, namun tangki air ini sangat
ringan, antikarat dan bisa dipindahkan kemana saja dengan mudah. Tangki
air ini dicetak tanpa menggunakan sambungan sehingga aman dari kebocoran.
Selain itu, jenis tangki air ini lebih tahan terhadap benturan. Polyethylene ini
emiliki lapisan khusus yang dapat menghambat pertumbuhan jamur. Harga
tangki ini juga relatif lebih murah dibandingkan jenis tangki yang lainnya.
Tangki PolyEtilene dapat dilihat pada Gambar II.8.
2.11 Rencana Anggaran Biaya
Tahap ini merupakan perkalian antara hasil perhitungan volume pekerjaan.
Apabila terdapat jenis pekerjaan yang tidak bisa di hitung dengan unit price atau
sejak
awal ditetapkan sebagai lumpsum, maka harga satuan untuk pekerjaan