Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayah–Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan Kerja Praktek
(KP) ini dengan baik
Penulis membuat laporan ini berdasarkan hasil kegiatan kerja praktek
lapangan industri yang dilaksanakan di PT. Solusi Bangun Andalas Belawan sejak
04 Agustus 2020 hingga 31 Agustus 2020
Dalam pelaksanaan kegiatan kerja praktek lapangan serta penyusunan
laporan ini, penulis juga banyak mendapat dukungan dan bimbingan yang sangat
berharga, baik berupa moril maupun materil. Maka dalam kesempatan ini, penulis
juga ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr.Ir. M. Sabri, MT.selaku ketua departemen teknik mesin Fakultas
Teknik, USU
2. Bapak Terang UHSG Manik, ST.MT. selaku sekretaris departemen teknik
mesin Fakultas Teknik, USU
3. Bapak Mahadi, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing kerja praktek
4. PT. Solusi Bangun Andalas, yang telah menerima dan menfasilitasi
penulis untuk melaksanakan kerja praktek.
5. Bapak Hazmi Nasution selaku Kepala Terminal Belawan PT. Solusi
Bangun Andalas Belawan yang telah mengijinkan penulis melakukan
kerja praktek di PT. Solusi Bangun Andalas Belawan
6. Bapak Hakiki Hadi, Pak Dody Trikjaya, Pak Syahrial, Pak Juheri, Pak
Nefrizal, Pak Mahdi, Pak Edi Saputra dan seluruh staff yang betugas di
departemen mechanical dan electrical, yang menjelaskan unit–unit yang
ada di PT. Solusi Bangun Andalas Belawan, memberikan pengalaman,
ilmu dan nasehat serta bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan
laporan kerja praktek ini.
7. Kepada kedua orang tua penulis yang memberikan dukungan moril dan
materil
i
8. Beberapa pihak yang secara tidak langsung membantu selama berada di
tempat kerja praktek
9. Teman-teman Stambuk 2017 yang telah memberikan semangat kepada
penulis
Akhirnya penulis mengharapkan, semoga laporan kerja praktek lapangan ini
dapat bermanfaat terutama bagi penulis sendiri maupun bagi para rekan - rekan
sesama mahasiswa fakultas teknik Universitas Sumatra Utara, serta untuk
lingkungan PT. Solusi Bangun Andalas Belawan.
RIZKY RAMADHAN
NIM. 170401015
ii
DAFTAR ISI
iii
3.1.1. Jenis-Jenis Semen ................................................................................ 16
iv
4.3 Preblending ............................................................................................. 43
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2 3 Sirkulasi plan terminal belawan PT. Solusi Bangun Andalas ............. 8
vi
Gambar 4.18 Tube Mill ......................................................................................... 57
Gambar 4 20 Separator.......................................................................................... 59
vii
DAFTAR TABEL
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kerja praktek
ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk memperoleh gambaran nyata tentang penerapan atau
implementasi dari ilmu atau teori yang selama ini diperoleh melalui
bangku kuliah dan membandingkannya dengan kondisi nyata yang ada
di lapangan.
2
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan umum yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kerja praktek
ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui preventive maintenance pada mesin belt conveyor
yang ada di PT. Solusi Bangun Andalas
b. Untuk mengetahui perancangan ulang pada mesin belt conveyor
1.3 Manfaat
c. Bagi Perusahaan
Adanya masukan bermanfaat yang dapat digunakan untuk perusahaan
yaitu berupa cara preventive maintenance pada belt conveyor
Kerja praktek di PT. Solusi Bangun Indonesia, Jl. Pelabuhan Ujung Baru,
Belawan I, Medan Kota Belawan, Kota Medan, Sumatera Utara 20411,
dilaksanakan kurang lebih 1 (satu) bulan, yaitu dimulai tanggal 04 Agustus 2020
sampai 31 Agustus 2020.
4
Sistematika penulisan pada laporan kerja praktek ini berisikan 6 bab dengan
uraian adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang kerja
praktek,tujuan,manfaat,metodologi pengumpulan data,jadwal kerja praktek, dan
sistematika penulisan.
BAB II
beberapa tambang agregat terbesar di Indonesia serta pusat jaringan batching plant
untuk beton, yaitu PT Solusi Bangun Beton. Selain itu SBI juga memiliki 7 terminal
yang tersebar di beberapa daerah, diantaranya Terminal Belawan (Sumatera Utara),
Terminal Lhokseumawe (Aceh), Terminal Batam (Kepulauan Riau), Terminal
Dumai (Riau), Terminal Lampung (Lampung), Terminal Pontianak (Kalimantan
Barat), Terminal Palembang (Sumatera Selatan)
Produk yang dihasilkan adalah Semen dan Mortar. Solusi Bangun Indonesia
mengoperasikan empat pabrik semen masing-masing di Narogong, Jawa Barat,
Cilacap, Jawa Tengah, Tuban di Jawa Timur, Belawan di Sumatera Utara dan
Lhoknga, Aceh dengan total kapasitas gabungan per tahun 14.8 juta ton semen.
Produk yang dihasilkan adalah Produk Semen dan Mortar Saat ini, produk semen
Perseroan terdiri dari: Dynamix Extra Power, Dynamix Serba Guna, Andalas Multi
Fungsi, Andalas Konstruksi. Perseroan juga memiliki produk mortar instan untuk
aplikasi dinding yang spesifik. Mortar merupakan campuran material yang terdiri
dari Portland Cement (PCC), pasir, and campuran lainnya. Produk mortar Perseroan
terdiri dari: Dynamix Plesteran, Dynamix Acian, Dynamix Pasangan
PT. Solusi Bangun Andalas berlokasi di Jl. Pelabuhan Ujung Baru ,Belawan
I, Medan Kota Belawan, Kota Medan, Sumatera Utara 20411. Lama perjalanan
menuju PT. Solusi Bangun Andalas dari lokasi Universitas Sumatera Utara berkisar
antara 45 menit sampai 70 menit.
Lokasi PT. Solusi Bangun Andalas dapat dilihat seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 2.1.
7
Gambar 2.3 Sirkulasi plan terminal belawan PT. Solusi Bangun Andalas
Sumber : PT. Solusi Bangun Andalas
9
Terminal Belawan PT. Solusi Bangun Andalas merupakan salah satu anak
perusahaan dari BUMN PT. Solusi Bangun Indonesia. Perusahaan ini sendiri
bergerak didalam bidang penyediaan bahan bangun. Terminal Belawan PT. Solusi
Bangun Andalas sendiri merupakan supplier daerah Sumatera Utara guna
memenuhi kebutuhan bahan bangun konstruksi didaerah tersebut.Dimana produk
yang dipasarkan dari terminal ini berupa Andalas 40 kg PCC, 50 kg OPC & curah,
serta padang 40 kg PCC & curah.
10
PT. Solusi Bangun Indonesia memiliki bentuk organisasi yaitu lini (garis)
dan fungsional. Bentuk atau hubungan garis ditunjukkan dengan adanya spesialisasi
atau pembagian tugas setiap unit organisasi (departemen) sehingga pelimpahan
wewenang dari pimpinan dalam bidang pekerjaan tertentu dapat langsung
dilimpahkan kepada departemen yang menangani pekerjaan tersebut.
Para staf dan karyawan PT. Solusi Bangun Indonesia dengan loyalitas dan
kemampuannya mampu memberikan kontribusi dalam menjadikan perusahaan
industri semen. Sistem manajemen dan infrastruktur yang dimiliki PT. Solusi
Bangun Indonesia sangat baik, dari uraian jabatan pekerjaan, kompensasi
pengupahan, jaminan kesehayan, bonus, pengupahan hari tua, peraturan perusahaan
yang ideal dan semua struktur lainnya sudah sangat bagus sehingga memberikan
kesejahteraan kepada karyawan. Berikut akan dijabarkan sistem manajemen serta
infrastuktur PT. Solusi Bangun Indonesia
11
1) Tenaga Kerja
Tenaga Kerja adalah setiap orang yang terdaftar secara sah untuk bekerja
pada sebuah perusahaan. Adapun jumlah tenaga kerja pada Terminal Belawan PT.
Solusi Bangun Andalas sebanyak 126 orang pegawai termasuk tenaga kontrak,
dapat dilihat pada table antara lain sebagai berikut:
2) Jam Kerja
a. Reguler
Jam kerja reguler diperuntukkan karyawan yang tidak langsung
berhubungan dengan pengolahan yang mana jam kerja ini dimulai dari pukul
08.00 WIB sampai pukul 16.30 WIB, dengan istrirahat 1 jam pada pukul 12.30
sampai 13.30WIB.
b. Shift
Jam kerja shift (aplusan) ini diperuntukkan bagi karyawan yang
langsung berhubungan dengan pengolahan. Jam kerja ini sendiri dibagi
menjadi 2 bagian yaitu :
1) Untuk operator
a) Shift I dimulai dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 16.00
WIB
b) Shift II dimulai dari pukul 16.00 WIB sampai dengan pukul 24.00
WIB
13
2) Untuk satpam
a) Shift I dimulai dari pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 19.00
WIB
b) Shift I dimulai dari pukul 19.00 WIB sampai dengan pukul 07.00
WIB
PT. Solusi Bangun Indonesia sendiri telah memiliki sejumlah pabrik yang
beroperasi di 4 titik di Indonesia saat ini. Pabrik semen sendiri telah beroperasi
didaerah Nagorog (Jawa Barat), Cilacap (Jawa Tengah), Tuban (Jawa Timur), dan
Lhoknga (Aceh). Dengan demikian pemasaran untuk Kawasan Indonesia kini bisa
lebih mudah untuk dilakukan pemasaran. Pemasaran dilakukan dengan
mengoperasikan jaringan penyedia bahan bangunnya yang mencakup distributor
khusus, maupun toko bangunan
14
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Semen berasal dari kata caementum (bahasa latin) yang artinya memotong
menjadi bagian-bagian kecil tak beraturan. Sedangkan dalam pengertiannya semen
adalah zat yang digunakan untuk merekatkan batu bata, batako maupun bahan
bangunan lainnya. [1]
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia semen adalah serbuk atau tepung
yang terbuat dari kapur dan material lainnya yang dipakai untuk membuat beton,
merekatkan batu bata ataupun membuat tembok.
Semen adalah perekat hidraulik yang dihasilkan dengan cara
menghaluskan klinker yang terdiri dari bahan utama silikat-silikat kalsium dan
bahan tambahan batu gypsum dimana senyawa-senyawa tersebut dapat bereaksi
dengan air dan membentuk zat baru bersifat perekat pada bebatuan.
Semen dalam pengertian umum adalah bahan yang mempunyai sifat
adhesive dan cohesive, digunakan sebagai bahan pengikat (bonding material), yang
dipakai bersama-sama dengan batu kerikil dan pasir.
2. Semen hidraulisis
Semen hidraulis adalah semen yang dapat mengeras dalam air
menghasilkan padatan yang stabil dalam air. Oleh karena mempunyai sifat
hidraulis, maka semen tersebut bersifat:
a. Dapat mengeras bila dicampur air
b. Tidak larut dalam air
c. Dapat mengeras walau didalam air
Contoh semen hidraulis adalah semen Portland, semen campur, semen khusus dan
sebagainya.
c. Semen Portland
Semen portland ialah semen hidrolisis yang dihasilkan dengan cara
menghasilkan klinker terutama dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolisis
(dapat mengeras jika bereaksi dengan air) dengan gips sebagai bahan tambahan.
Semen merupakan bahan pengikat yang paling terkenal dan paling banyak
digunakan dalam proses konstruksi beton. Semen yang umum dipakai adalah semen
tipe I dan ketergantungan kepada pemakaian semen jenis ini masih sangat besar.
Semen portland jika dilihat dari sisi fungsi masih memiliki kekurangan dan
keterbatasan yang pada akhirnya akan mempengaruhi mutu mortar. [8]
17
dan musim dingin, disamping itu dapat juga digunakan untuk concrete product atau
presstress concrete.
bangunan sipil pada lingkungan yang agresif sulfat seperti dermaga dan
bangunan-bangunan lainnya
a. Penggunaan
Penggunaan semen Portland komposit dapat digunakan untuk konstruksi
umum seperti pekerjaan beton, pemasangan bata, selokan, jalan, pagar dinding, dan
pembuatan elemen bangunan khusus seperti beton pracetak, panel beton, bata
beton, dan sebagainya.
b. Syarat mutu
1. Syarat Kimia
Syarat kimia untuk semen Portland Komposit mengikuti SNI 15-2049-
2015 tetapi pada semen Portland Komposit kandungan SO3 maksimum 4,0%
2. Syarat fisik
Syarat fisik dari semen Portland Komposit terdapat pada tabel 3.4.
3.2 Klinker
Terbentuknya klinker ialah bila raw material dengan proporsi tertentu dari
senyawa-senyawa kimia didalamnya dibakar pada suhu sekitar 1450˚C . Dalam
pembuatan klinker, industri semen memerlukan bahan baku utama yang meliputi
batu kapur dan tanah liat serta bahan baku penunjang yang meliputi pasir silika dan
pasir besi.
Tabel 3.5 Sifat-Sifat Fisika Batu Kapur Kapur dan Tanah Liat
Bahan baku penunjang adalah bahan mentah yang dipakai hanya apabila
terjadi kekurangan salah satu komponen pada pencampuran bahan mentah. Pada
umumnya, bahan baku korektif yang digunakan mengandung oksida silika, oksida
alumina dan oksida besi yang diperoleh dari pasir silika (silica sand) dan pasir
besi (iron sand).
a. Pasir Silika (silica sand)
Pasir silika digunakan sebagai pengkoreksi kadar SiO2 dalam tanah liat
yang rendah.
Tabel 3.6 Sifat-Sifat Fisik dan Kimia Pasir Besi dan Pasir Silika
a. Gypsum
Di dalam proses pengilingan terak ditambahkan bahan tambahan Gipsum
sebanyak 4-5%. Gipsum dengan rumus kimia CaSO4.2H2O merupakan bahan yang
harus ditambahkan pada proses pengilingan klinker menjadi semen. Fungsi
gypsum adalah mengatur waktu pengikatan daripada semen atau yang dikenal
dengan sebutan retarder.
Pada proses pengilingan klinker menjadi semen, jumlah gipsum dikontrol
melalui kandungan SO3 (sulfur trioksida) dari semen yang diproduksi. Semakin
tinggi kandungan SO 3 dalam semen maka ini dapat memberikan indikasi bahwa
pengunaan gypsum juga tinggi begitu pun sebaliknya. Gipsum dalam semen dapat
memberikan efek negatif apabila dalam jumlah yang besar.
26
4. Peralatan produksi yang digunakan dapat berjalan stabil dan baik, maka
proses dan pengendalian kualitas proses harus dilaksanakan dengan baik
pula,
5. Dapat dihindarkannya kerusakan-kerusakan total dari mesin dan peralatan
produksi yang digunakan,
6. Apabila mesin peralatan produksi berjalandengan baik, maka penyerapan
bahan baku dapat berjalan dengan normal,
7. Dengan adanya kelancaran penggunaan mesin atau perangkat peralatan
produksi dalam perusahaan, maka pembebanan mesin atau perangkat dan
peralatan produksi yang ada semakin baik.
efisiensi operasinya. Jadi, pengetahuan yang sempurna tentang ciri operasi dan
desain mesin ini dan metode desainnya serta penerapan praktisnya sangat
diperlukan.
Mesin pemindah bahan merupakan salah satu peralatan yang digunakan untuk
memindahkan muatan dilokasi atau area, departemen, pabrik, lokasi konstruksi,
tempat penumpukan bahan, tempat penyimpanan, dan pembongkaran muatan.
Mesin pemindah bahan pada prakteknya hanya memindahkan muatan dalam jumlah
dan besar serta jarak tertentu. Jarak ribuan meter hanya dilakukan untuk
perpindahan yang konstan antara dua lokasi atau lebih yang dihubungkan oleh
kegiatan produksi yang sama. Untuk operasi bongkar muatan tertentu, mekanisme
mesin pemindah bahan dilengkapi dengan alat pemegang khusus yang dioperasikan
oleh mesin bantu atau secara manual.Pemilihan mesin pemindah bahan yang tepat
dan sesuai pada tiap-tiap ktivitas diatas, akan meningkatkan effisiensi dan daya
saing dari aktivitas tersebut.
Mesin Pemindah Bahan merupakan suatu sistem peralatan yang digunakan
untuk memindahkan muatan dari suatu tempat ke tempat yang lain dimana jumlah
dan besar muatan yang dipindahkan terbatas, disertai dengan jarak batas pula.
Pemilihan mesin pemindah bahan yang tepat akan meningkatkan efisiensi
dan daya saing dari aktivitas yang dilakukan tersebut.
Berdasarkan operasinya, maka mesin pemindah bahan dapat diklasifikasikan atas :
1. Pesawat Pengangkat
Pesawat pengangkat dimaksudkan untuk keperluan mengangkat dan
memindahkan barang dari suatu tempat ke tempat yang lain yang jangkauannya
relative terbatas.
Contohnya : - Crane
- Lift
- Escalator
2. Pesawat Pengangkut
Pesawat pengangkut dapat memindahkan muatan secara berkesinambungan
dan kontinuitas dan juga dapat mengangkut muatan dalam jarak yang relatif
jauh.
Contohnya: - Conveyor
32
3.7 Conveyor
banyak digunakan untuk mengangkat unit-unit yang terdapat pada industri besar.
Conveyor belt ini bisa digunakan untuk mengangkut berbagai material seperti pasir,
semen, raw material, dan lain-lain. Bisa juga pada bidang tegak, miring, dengan
jarak yang tinggi ataupun jauh.
Q = A . v . γ . 60 (horizontal)
Q = k . A . v . γ . 60 (inklinasi)
Dimana :
L = panjang conveyor (ft)
Kt = faktor Koreksi Ambient Temperature
Kx = faktor gesekan idler (lbs/ft)
Ky = faktor untuk menghitung gaya belt
dan beban flexure pada idler
Wb = berat belt (lbs/ft)
33,33 𝑥 𝑄
Wm = berat material = 𝑣
(lbs/ft)
v = kecepatan belt (fpm)
v0 = kecepatan initial material saat
penjatuhan didaerah loading(fpm)
H = jarak vertical material lift atau lower (ft)
Q = Kapasitas Konveyor
Dimana :
1000 𝑥 𝑄 2
W1 = 60 𝑥 𝑣
x 3 x Si
1
W2 = Wb x 3 x Si
Dimana nilai :
Ai = 1,5 untuk 6-inch dia. Idler roll
Ai = 1,8 untuk 5-inch dia. Idler roll
Ai = 2,3 untuk 4-inch dia. Idler roll
Ai = 2,4 untuk 7-inch dia. Idler roll
Ai = 2,8 untuk 8-inch dia. Idler roll
BAB IV
1. Blasting ( Peledakan )
Memecah atau membongkar batuan padat atau material yang bersifat
kompak atau masive dari batuan induknya menjadi material yang cocok untuk
dikerjakan dalam proses produksi selanjutnya dengan menggunakan bahan peledak.
Bahan yang digunakan dalam blasting antara lain amonium nitrat, detonator, dan
dinamit. Waktu peledakan biasanya saat lunch break. [7]
4.2 Crushing
4.3 Preblending
4.4 Reclaiming
2. Drying
Material akan mengalami pengeringan dengan target kadar moisture max
1%. Proses ini memanfaatkan panas gas sisa dari preheater-kiln. Material yang
telah digiling akan kontak langsung dengan hot gas yang masuk melalui nozzle
louvre ring. Material keluar raw mill bersuhu sekitar 80oC, gas masuk bersuhu 300-
350oC dan keluar bersuhu 90-100oC.
3. Classifying
Atau bisa disebut separating, maksdunya adalah material yang telah
digiling oleh roller akan terangkat oleh gas panas melewati separator yang ada di
bagian atas table, material yang telah cukup lembut sesuai target akan lolos
melewati separator sedangkan material msaih kasar akan jatuh kembali ke table
untuk digiling.
4. Transporting
Seperti yang disebutkan di proses classifying, gas panas selain sebagai
pengering material juga sebagai alat transportasi ke proses selanjutnya. Produk raw
mill yang disebut raw meal akan dibawa gas melewati beberapa cyclone sebagai
alat separator terakhir. [7]
Raw meal masuk ke silo untuk menjalani proses selanjutnya yaitu blending
(pencampuran) sehingga alatnya dikenal dengan blending silo. Produk blending ini
akan menjadi kiln feed. Blending silo menggunakan udara sebagai “pengaduk” raw
meal di silo sehingga akan diperoleh material yang homogen karena terbentuk
lapisan-lapisan raw meal akibat hembusan dari udara dari blower. Kiln feed akan
keluar dari bottom silo dan melalui flow meter dan dikirim ke menara preheater
menggunakan air lift atau bucket elevator.
46
4.7 Burning/clinkerization
1. Preheater
Setelah kiln ditransport dari blending silo atau ada yang dari kiln feed bin,
raw meal akan melewati pemanasan awal di menara suspension preheater yang
terdiri atas 4-6 stage+kalsiner menggunakan hot gas keluaran kiln. Preheater
merupakan cyclone dan dalam tahap ini ada 2 proses penting yaitu heat transfer dan
separation. Heat transfer antara gas panas dan raw meal 80% terjadi di ducting
antar-cyclone sedangkan separation 80% terjadi di cyclone. Proses yang terjadi di
preheater meliputi evaporasi air permukaan dan air hidrat, dekomposisi clay, dan
sedikit kalsinasi.
2. Kalsiner
Di dalam kalsiner terjadi proses kalsinasi yaitu peruraian CaCO3 menjadi
CaO dan CO2 dan sedikit MgCO3 menjadi MgO dan CO2. Karena reaksi kalsinasi
bersifat endotermis maka diperlukan panas yang cukup tinggi, sehingga dilengkapi
dengan burner untuk pembakaran coal memanfaatkan udara tersier dari cooler dan
gas panas kiln. Kalsinasi terjadi pada suhu di atas 800oC pada tekanan 1 atm, namun
karena alat-alat di pabrik semen beroperasi di bawah 1 atm jadi
pada suhu yang lebih rendah sudah mulai terjadi kalsinasi dan CaO
terbentuk langsung bereaksi dengan senyawa hasil dekomposisi clay sehingga
48
4. Grate cooler
Di dalam grate cooler clinker yang keluar dari kiln akan mengalami
quenching (pendinginan cepat) dengan udara yang dihembuskan melalui sejumlah
fan grate cooler. Proses pendinginan clinker bisa mencapai dari suhu 1300 oC
sampai 120-200oC. Udara pendingin akan meningkat suhunya sampai 900-950oC
dan dimanfaatkan sebagai udara pembakaran di kiln (secondary air) dan kalsiner
(tertiary air). Di bagian ujung discharge cooler dilengkapi crusher untuk memecah
clinker sebelum ditransport ke silo menggunakan pan conveyor. [7]
Salah satu tahap proses penggilingan akhir di pabrik semen adalah cement
mill. Saat ini tipe mill yang masih banyak digunakan untuk penggilingan semen
adalah tube mill/horizontal mill walaupun ke depannya diprediksi akan lebih
banyak yang beralih ke vertical roller mill karena beberapa kelebihannya seperti
kapasitas lebih besar dan specific power consumption lebih rendah. Pada cement
mill clinker digiling bersama dengan gipsum (Ca𝑆𝑂4.2𝐻2 𝑂) serta bahan additive
lain seperti limestone, trass, dan pozzolan tergantung dari tipe semen yang akan
50
diproduksi (OPC, PCC). Tube mill sendiri adalah peralatan berbentuk silinder yang
di dalamnya terdapat steel ball sebagai media grinding/penggilingan.
a. Clinker
Clinker merupakan bahan utama pembuatan semen yang berbentuk padat
yang dihasilkan dari proses pembakaran dalam kiln yang membentuk butiran-
butiran yang biasanya berdiameter 3-25 mm. Clinker ini sendiri diperoleh dari
Bayah, Banten.
Spesifikasi sifat fisik dan kimia dari Clinker yang digunakan dapat dilihat
pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Spesifikasi Clinker
Sumber: Dept. Quality Control PT. Solusi Bangun Andalas
Acceptance
Penalthy
1 Physical Properties
2 Chemical Properties
b. Gypsum
Gypsum merupakan salah satu contoh mineral dengan kadar kalsium yang
mendominasi pada mineralnya.
53
Spesifikasi sifat fisik dan kimia dari Limestone yang digunakan dapat dilihat
pada Tabel 4.2.
54
Acceptance
Penalthy
1 Physical Properties
2 Chemical Properties
a. Trass
Acceptance
Penalthy
1 Physical Properties
115
1.4. Water Requirement % -
max
2 Chemical Properties
2. Proportioning Station
Proportioning station berfungsi mengatur banyaknya campuran dari
komposisi semen yaitu gypsum, klinker, limestone dan trass dengan menimbang
berat masing-masing material pada timbangan weight Feeder. weight Feeder adalah
peralatan yang digunakan untuk mengukur jumlah masa total material yang
mengalir pada sebuah belt conveyor. Pada proses ini, semua bahan baku yang
digunakan produksi diambil dari gudang penyimpanan dan akan di transfer
memakai wheel loader ke proportioning station dan masing-masing bahan baku
56
dimasukkan ke dalam hopper. Bahan baku yang telah dimasukkan ke dalam hopper
akan keluar melalui needle gate dan weight feeder untuk selanjutnya bahan baku
di transport dengan belt conveyor menuju Mill untuk dihaluskan.
Tube mill yang digunakan untuk penggilingan semen ini hanya memiliki
dua buah kompartmen yaitu kompartmen I dan kompartmen II tanpa drying
chamber. Penggilingan awal dilakukan di dalam kompartmen I dan kemudian
menuju ke kompartment II untuk penghalusan. Antara kompartmen I dan
kompartmen II juga dipasang diaphragm yang berjenis discharge diaphragm. Di
dalam kompartmen I dipasang head liner dan shell liner yang berfungsi untuk
melindungi bagian dalam mill dari grinding media, juga berfungsi sebagai
pengangkat steel ball untuk menghasilkan efek tumbukan dan penggerusan pada
material yang halus.
Grinding media atau ball steel merupakan bola baja yang digunakan untuk
menghancurkan bahan baku kasar menjadi partikerl yang lebih halus, yang
kemudian partikel halusnya akan dibawa menuju blending silo. Pada tube mill
terdapat bola-bola yang disebut coarse grinding dengan diameter 50-90 mm dan
fine grinding dengan diameter 12-50 mm. Kedua jenis bola-bola ini berfungsi untuk
menghancurkan dan menghaluskan bahan baku yang masuk ke ball mill.
Untuk mengatur dan mengendalikan suhu di dalam mill baik kamar I dan
kamar II yang diakibatkan oleh proses penggilingan, maka dilakukan proses
pendinginan dengan sirkulasi udara masuk dilakukan secara otomatis pada kedua
ujung mill dengan menggunakan fresh air inlet dan air Outlet. Suhu inlet dikontrol
oleh temperature partition dan suhu outlet dikontrol oleh suhu semen keluar. Suhu
di dalam mill dijaga pada tingkat yang aman yaitu antara 110-125 ℃ karena jika
suhu semen di atas 125 ℃ maka dapat menimbulkan dry clogging dan dehidrasi air
58
kristal gypsum sehingga akan mengakibatkan false set pada semen, sedangkan jika
di bawah 110 ℃, maka akan menimbulkan wet clogging dan suhu semen keluar
antar 90-115℃.
Produk yang dihasilkan di dalam ball mill berupa material kasar dan
material halus yang secara bersama-sama ditransport menuju separator. Dari mesin
Separator, material yang berbentuk kasar dan halus dipisahkan dengan bantuan
blade yang berputar dengan kecepatan tinggi dan hisapan dari bag filter. Material
yang kasar akan terpisah, dan kembali ke ball mill untuk dihaluskan kembali.
Sedangkan material halus akan terhisap oleh bag filter dan menjadi produk semen
4. Proses Pemisahan (separator)
Setelah digiling di Tube mill, material tersebut telah menjadi bubuk.
Sebagian material yang sudah halus dengan kadar yang baik selanjutnya ditarik oleh
udara (fan) dan dipisahkan oleh separator dengan gaya sentifugal (cyclone), dan
yang belum halus sesuai standardnya jatuh ke bagian bawah separator dan masuk
kembali kedalam Tube mill. Untuk material yang halus, akan masuk melalui air
slaide untuk kemudian disimpan kedalam silo. Separator adalah suatu alat yang
mempunyai fungsi pada umumnya yaitu, untuk memisahkan suatu material antara
yang halus dengan yang kasar,dengan menggunakan metode gaya gravitasi,
sentripetal, dan gaya tarik.
59
Jika dituliskan secara pesifik, fungsi dari separator ini adalah untuk
mendapatkan sebanyak-banyaknya partikel berukuran < 30 μ menjadi produk dan
mengembalikan sebanyak-banyaknya partikel berukuran > 30 μ ke dalam mill.
Prinsip kerja dasar separator
a. Partikel-partikel mendapat akselerasi dari vortex atau alat yang berotasi ke
arah dinding separator (Fz).
b. Partikel-partikel besar menghantam dinding (pada separator yang lebih tua)
atau guide vanes (pada separator generasi ke-3) dan terjatuh karena terlalu
berat untuk terbawa arus udara.
c. Partikel yang kecil dan ringan terbawa keluar dari arus udara separator (FL)
yang disuplai dari fan internal (pada separator yang lebih tua) atau
eksternal. Gaya sentrifugal yang ditimbulkan lebih kecil daripada impulse
dari aliran udara.
d. Perubahan aliran udara atau kecepatan distributor (rotor) (konsekuensi dari
gaya sentrifugal yang lebih tinggi) menimbul-kan kehalusan produk yang
berbeda-beda.
Material halus yang telah terhisap di bag filter akan tersaring pada
permukaan filter yang sangat luas dan ditransport menuju blending silo dengan
menggunakan air lift. Pada proses ini terjadi homogenizing, dimana dalam tubuh
blending silo terbentuk lapisan-lapisan horizontal semen dengan size dan komposisi
material yang berbeda-beda. Kemudian karena gaya gravitasi, material turun ke
bawah dan mendapat pengaruh udara bertekanan dari sistem aerasi sehingga terjadi
60
Dari silo, sebagian semen akan ditransport dengan bucket elevator dan air
slide menuju Bin bulk jika Silo berisi semen OPC (semen curah) sedangkan yang
lainnya akan masuk ke bin rotary packer jika silo berisi semen PCC.
61
Sebagian semen yang masuk ke bin rotary packer inilah yang disebut
dengan Portland Composite Cement (PCC) sesuai standart SNI 7064:2014 yang
tersedia dalam kemasan kantong 40 kg. PT. Solusi Bangun Andalas Menggunakan
mesin rotary packer dengan 8 cut pengisian semen Pada proses ini, operator hanya
perlu meletakkan kantong semen ke mesin otomatis pengepakan yang berputar.
Bin Bulk untuk menyimpan semen OPC (semen curah) yang dibeli dalam
jumlah banyak dan biasanya dibeli oleh proyek-proyek konstruksi yang telah
berkerja sama dengan perusahaan melalui transportasi mobil tangki.
BAB V
TUGAS KHUSUS
kerangka (frame), dua buah pulley yaitu pulley penggerak (driving pulley) pada
head end dan pulley pembalik ( take-up pulley) pada tail end, sabuk lingkar (endless
belt), Idler roller atas dan Idler roller bawah, unit penggerak, cawan pengisi (feed
hopper) yang dipasang di atas conveyor, saluran buang (discharge spout), dan
pembersih belt (belt cleaner) yang biasanya dipasang dekat head pulley.
Keterangan :
1. Frame 6. Lower pulley
2. Drive Pulley 7. Drive unit
3. Take up pulley 8. Feed hopper
4. Endles belt 9. Discharge
5. Upper pulley 10. Cleaner
terbatas. Belt conveyor secara intensif digunakan di setiap cabang industri. Pada
industri pengecoran digunakan untuk membawa dan mendistribusikan pasir cetak,
membawa bahan bakar di pembangkit daya, memindahkan bijih batubara pada unit
pertambangan batubara, di antara langkah processing pada industri makanan dan
sebagainya (Zainuri, 2006). Dipilihnya belt conveyor sistem sebagai sarana
transportasi material adalah karena tuntutan untuk meningkatkan produktivitas,
menurunkan biaya produksi dan juga kebutuhan optimasi dalam rangka
mempertinggi efisiensi kerja. Keuntungan penggunaan belt conveyor adalah [6] :
1. Belt
Belt merupakan pembawa material dari satu titik ke titik lain dan
meneruskan gaya putar. Belt ini diletakkan di atas roller sehingga
dapat bergerak dengan teratur.
2. Head pulley
Head pulley pada belt conveyor dapat juga dikatakan sebagai pulley
penggerak dari sistem BC. Pada head pulley dipasang sistem
penggerak untuk menggerakkan belt conveyor. Head pulley juga
dapat dikatakan sebagai titik dimana material akan dicurahkan untuk
dikirim ke BC selanjutnya.
3. Tail pulley
Merupakan pulley yang terletak pada daerah belakang dari sistem
conveyor. Dimana pulley ini merupakan tempat jatuhnya material
untuk dibawa ke bagian depan dari conveyor. Konstruksinya sama
dengan head pulley, namun tidak dilengkapi penggerak.
4. Carrying roller
Merupakan roller pembawa karena terletak dibawah belt yang
membawa muatan. Berfungsi sebagai penumpu belt dan sebagai
landasan luncur yang dipasang dengan jarak tertentu agar belt tidak
meluncur ke bawah.
5. Return roller
Merupakan roller balik atau roller penunjang belt pada daerah yang
tidak bermuatan yang dipasang pada bagian bawah fram
6. Drive (penggerak)
Berfungsi untuk menggerakkan pulley pada BC. Sistem penggerak
ini biasanya terdiri dari motor listik , transmisi, dan rem
7. Take-up pulley
Perangkat yang mengencangkan belt yang kendur dan memberikan
tegangan pada belt pada start awal.
8. Snub pulley
Berfungsi untuk menjaga keseimbangan tegangan belt pada drive
pulley.
68
9. Chute/ hopper
Merupakan corong yang terletak diujung depan dan belakang
conveyor belt untuk memuat dan mencurahkan material
10. Skirt rubber
Berfungsi sebagai penyekat agar material tidak tertumpah keluar
dari ban berjalan pada saat muat.
11. Chip cleaner
Berfungsi sebagai pembersih material yang terbawa oleh belt
conveyor setelah dicurahkan.
Q = A.V.γ.60
40
V = 0,16821 𝑥 1,5 𝑥 60
V = 2,6422 m/s
Te v (hp)
P =
33000
12078,78 507,94
P = (hp)
33000
P = 185,92 (hp)
P = 141,68 (kW)
= 0,506 lbs/ft
74
BAB VI
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA