Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

FISIKA MODERN
(AKBK 3311)

“INTI ATOMIK”

Dosen Pengampu:
Dr. Muhammad Arifuddin , M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 4

Dimas Agung Wicaksono 2110121210023


M. Arif 2110121110009
Noormaisa Arifa Iskandar Putri 2110121220007
Nur Salsabila 2110121320001
Sultan Syekh Nuhly Rifa R.R.H 2110121210017
Syarifah Zaitun 2110121120007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2022
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................... 2
BAB I ......................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ..................................................................................................... 3
A. LATAR BELAKANG ....................................................................................... 3

B. RUMUSAN MASALAH................................................................................... 4
C. TUJUAN ............................................................................................................ 4
BAB II ........................................................................................................................ 5
ISI...............................................................................................................................5
A. INTI DAN ELEKTRON.................................................................................... 5

B. NEUTRON ........................................................................................................ 9

C. UKURAN DAN BENTUK NUKLIR ............................................................. 13

D. ENERGI IKAT ................................................................................................ 15


BAB III .................................................................................................................... 20
PENUTUP ............................................................................................................... 20
KESIMPULAN ........................................................................................................ 20

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 21

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materi.

Makalah ini disusun agar kami bisa menambah ilmu pengetahuan serta memenuhi tugas
yang diberikan oleh Dosen Dr. Muhammad Arifuddin, M.Pd. dalam mata kuliah Fisika
Modern dengan judul “Inti Atom” Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih
jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini..

Banjarmasin, 7 November 2022

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada 500 B SM muncul spekulasi paling dini mengenai keberadaan atom
sebagai pembentuk materi. Anaxogonas, Leucippus dan demoncritus memiliki
postulasi bahwa semua materi terbentuk dari kumpulan partikel yang disebut
atom. Atom berasal dari kata atomos yang memiliki arti tidak dapat dibagi-bagi
lagi. Perkembangan lebih jauh mengenai atom terjadi pada abad ke 19 (th 1808),
penelitian mengenai berat gabungan secara kimia oleh John Dalton dan kawan-
kawan menjukan bahwa atom adalah pembentuk materi. (Ariyanto, 2000) Dan
menurut teori ini bahwa atom adalah bagian terkecil dari suatu zat (materi) yang
tidak dapat dibagi-bagi lagi. Pada tahun 1897, J.J. Thomson menemukan elektron
sebagai bagian dari atom yang bermuatan negatif , Thomson mengemukakan
bahwa atom terdiri dari suatu bola yang bermuatan positif dan di dalamnya
tersebar elektron-elektron. Model atom Thomson tertolak ketika Geiger dan
Marsden melakukan eksperimen dengan menggunakan zat radioaktif. Pada
awalnya inti atom hanya diketahui bermuatan positif dan hanya disusun oleh
proton. Namun ternyata proton hanyalah penyumbang setengah dari massa atom.
Para filsuf India dan Yunani adalah pengaju konsep ini, selama abad ke-19
dan juga awal abad-20. Kemudian para fisikawan berhasil menemukan bahwa
atom memiliki struktur dan komponen-komponen subatom, sehingga hal tersebut
mendasari dan membuktikan bahwa “atom” dalm pernyataan tidak dapat dibagi-
bagi lagi adalah tidak benar.
Satuan dasar materi adalah atom yang terdiri dari inti atom berserta awan
elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Didalam ini atom mengadung
campuran proton yang memiliki muatan poitif dan neutron yang memiliki muatan
netral (terkecuali pada Hidrogen-1 yang tidak memilki neutron). Pada sebuah
atom elektron-elektron akan terikat pada inti atom dengan gaya elektrmagnetik.
Inti atom adalah salah satu submateri yang dipelajari luas dalam bidang fisika dan
kimia. Namun didalam makalah ini akan membahas mengenai inti atom dari ilmu

3
fisikanya. Dalam fisika materi inti atom terdapat jajaran Fisika Modern (Sutyono,
2013).
Berdasarkan penjelasan diatas makalah ini akan membahas mengenai inti
atom yang berkaitan dengan materi ajar disekolah.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Inti mengandung elektron ?
2. Apa yang dimaksud Neutron ?
3. Bagaimanakah Ukuran dan Bentuk Nuklir?
4. Apakah yang dimaksud dengan Energi Ikat?

C. TUJUAN
1. Mengetahui apakah didalam inti terdapat elektron
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Neutron
3. Mengetahui Ukuran dan bentuk Nuklir
4. Mangetahui apa yang dimaksud dengan Energi Ikat

4
BAB II
ISI
A. INTI DAN ELEKTRON
Apakah inti mengandung elektron?
Pada pertanyaan tersebut memiliki jawaban bahwa inti tidak mengandung
elektron.
Inti sebuah atom mengandung seluruh massanya, dan informasi yang
banyak mengenai sifat nuklir dapat diturunkan dari pengetahuan mengenai massa
atomic. Instrument yang biasa dipakai untuk mengukur massa atomic disebut
spectrometer massa; spectrometer dan teknik modern mmpunyai ketelitian lebih
dari 1 bagian dalam106.

Inti atom merupakan pusat dari suatu atom. Inti atom terdiri atas proton
dan neutron. Partikel-partikel ini memiliki massa yang sangat kecil sehingga
satuan yang digunakan bukan kilogram ataupun gram, melainkan satuan massa
atom (sma). Satuan massa atom yang didefinisikan sebagai seperduabelas kali
massa satu atom C-12 (Indrajit, 2007).
1
1 𝑠𝑚𝑎 = x 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑎𝑡𝑜𝑚 C − 12
12

1 𝑠𝑚𝑎 = 1,6604 x 10−27𝑘𝑔


1 𝑠𝑚𝑎 = 931 MeV
Secara sederhana, penyusun inti atom ialah Proton dan Neutron. Proton
merupakan partikel listrik bermuatan positif yang besar
muatannya sama dengan muatan elektron hanya berbeda
tanda. Sedangkan Neutron merupakan partikel tak
bermuatan listrik, yang mana ukuran massanya hampir
Gambar 1 Struktur Inti Atom
sama dengan proton. Sebuah inti atom dapat (sumber: Modul XIII dan XIV
disimbolkan berikut. Fisika Modern)

𝐴X
𝑍
Keterangan:
A = nomor massa (jumlah neutron dan proton) Z = nomor atom
X = lambang unsur N = jumlah neutron (A-Z)
(Universitas Pendidikan Indonesia, 2020)

5
Menurut Wiyatmo (2020) dalam membahas inti atom terdapat istilah-
istilah yang penting untuk diketahui terlebih dahulu,diantaranya sebagai berikut :
1) Nuklida merupakan spesies inti dengan nomor massa A, nomor atom Z
serta nomor neutron N.
2) Nukleon ialah neutron ataupun proton.
3) Meson merupakan partikel atau zarah dengan massa diantara elektron dan
proton.
4) Isomer merupakan nuklida yang berada dalam keadaan tereksitasi dengan
umur paruh yang dapat diukur.
5) Isotop merupakan nuklida-nuklida dengan jumlah proton atau nilai Z yang
sama tetapi jumlah neutron atau nilai N yang berbeda.
6) Isobar merupakan nuklida-nuklida dengan jumlah nukleon atau nilai A
yang sama.
7) Isoton didefinisikon sebagai nuklida-nuklida dengan jurnlah neutron atau
nilai N yang sama.
8) Positron merupakan electron yang bermuatan positif.
9) Photon ialah paket radiasi elektromagnetik.

Massa atomik mengacu pada massa atom netral, bukan pada inti yang
bugil. Jadi massa elektron orbital dan massa ekuivalen energy-ikatnya termasuk
dalam besaran itu. Massa atomic dinyatakan secara konvensional dalam satuan
massa (u), sedemikian sehingga tipe atom karbon yang paling berlimpah, menurut
definisi bermassa, tepat 12,000…..u. harga satuan massa sampai angka signifikan
(penting) ke lima ialaha sebagai berikut:

Satuan massa atomik 1 u = 1,6604 x 10−27 kg

Dan ekuivalen energinya ialah 931,48 MeV

Tidak lama setelah perkembangan metode untuk menentukan massa


atomic pada permulaan abad ini, ditemukan orang bahwa tidak semua atom dari
suatu unsur tertentu memiliki massa yang sama. Berbagai macam dari unsur yang
sama disebut isotop. Istilah lain yang sering dipakai nuclide yang mengacu pada

6
suatu jenis inti tertentu; jadi masing-masing isotope suatu unsur ialah sebuah
nuklide.

Dua puluh unsur masing-masing terdiri dari hanya satu nuklide mantap;
berilium, fluorine, natrium, dan alumunium merupakan contoh. Unsur lain terdiri
dari dua atau lebih isotope. Bahkan hidrogen didapatkan mempunyai isotope,
walaupun dua isotope yang lebih berat haya terdapat sekitar 0,015 persen dalam
hidrogen alamiah. Massa atomiknya ialah1,007825; 2,014102; dan 3,01605 u;
isotop yang lebih berat dikenal sebagai deuterium dan tritium, berurutan. (inti
tritium disebut triton, tak mantap dan meluruh secara radoiaktif menjadi isotope
helium). Fluks sianr kosmik dari ruang angkasa luar secara terus-menerus
membentuk tritium melalui reaksi nuklir dalam atmosfir. Hanya sekitar 2 kg
tritium yang berasal alamiah berada pada permukaan bumi, hampir semuanya
berada dalam lautan. Yang disebut air berate ialah air yang terbentuk dari atom
deuterium sebagai ganti atom hidrogen yang berkombinasi dengan oksigen.

Inti isotop teringan ialah proton yang massanya ialah 𝑚𝑝 = 1,0072766 u =


16725 10−27 dalam jangka kesalahan eksperimental, sama dengan massa atom
keseluruhan dikurang massa elektron yang dikandungnya. Keteraturan yang
menarik jelas terlihat dalam daftar massa nuklide; harganya selalu sangat dekat
dengan kelipatan bilangan bulat dari massa atom hidrogen 1,007825 u. misalnya,
atom deuterium kira-kira dua kali lebih massif dati atom hidrogen, dan atom
tiritum kira-kira tiga kali lebih massif. Kemungkinan lain timbul dalam pikiran
kita. Barangkali elektron dapat berada dalam inti dan elektron ini menetralkan
muatan positif beberapa proton. Jadi inti helium yang massanya 4 kali massa
proton, walaupun muatannya hanya + 2e, bisa dianggap terdiri dari empat ptoron
dan dua elektron. Penjelasan seperti ini di dukung oleh fakta bahwa inti radioaktif
tertentu secara spontan memancarkan elektron dalam gejala yang disebut
peluruhan beta; namun, walaupun hipotesis elektron nuklir kelihatannya menarik,
terdapat beberapa alasannya yang menentang:

7
1. Ukuran nuklir.

Jari-jari inti yang bisa dijumpai hanya sekitar 5 x 10−15m. Untuk membatasi
partikel dalam daerah sekecil itu, menurut prinsip ketaktentuan partikel harus
memiliki momentum ∆𝑝 ≥ 1,1𝑥 10−20 𝑘𝑔𝑚/𝑠. ini bersesuaian dengan
ketentuan dalam energy kinetic elektron sekurang-kurangnya 20 Mev. Namun
elektron yang terpancar pada peluruhan beta hanya berenergi 2 dan 3 MeV. Satu
orde besar lebih kecil dari energy yang seharusnya dimiliki jika elektron harus
ada dalam ini. Sedangkan untuk proton yang dalam inti yang bermomentum 1,1 x
10−20 kg m/s, dan energi kinetiknya dapat dihitung secara klasik.

2 2
𝑝 (1,1 𝑥 10−20 𝑘𝑔𝑚 )
K= = 𝑠
2𝑚 2 (1,67 𝑥 10−27𝑘𝑔)

K = 3,6 x 10−14 J = 0,23 MeV

Kehadiran proton dengan energy kinetik sebesar itu dalam inti mempunyai
peluang yang besar.

2. Spin nuklir

Proton dan elektron merupakan partikel Fermi dengan spin ½; ini berarti
momentum sudutnya ½ h. jadi inti dengan jumlah proton ditambah elektron yang
genap harus memiliki spin bilangan bulat, sedangkan inti dengan jumlah proton
plus elektron yang ganjil harus memiliki spin setengah bilangan bulat. Ramalan
ini tidak benar. Kenyataan bahwa deutron yang merupakan inti isotop hidrogen
mempunyai nomor atomik 1 dan nomor massa 2, harus ditafsirkan timbul dari
kehadiran dua buah proton dan sebuah elektron. Bergantung dari orientasi partikel

spin deutron harus menjadi 1⁄2 atau 3⁄2. Namun spin deutron menurut
pengamatan adalah 1, sesuatu yang tidak cocok dengan hipotesis terdapatnya
elektron nuklir.

3. Momen Magnetik.

Proton memiliki momen magnetic sekitar 0,15 persen dari momen magnetik
elektron, sehingga momen magnetik nuklir harus berorde sama seperti elektron
jika elektron berada dalam int. namun momen magnetik inti yang teramati hampir

8
sama dengan jumlah momen magnetik proton bukan dengan momen magnetik
elektron, suatu penyimpangan yang tidak dapat dimenegerti jika benar elektron
merupakan unsur penyusun nuklir.

B. NEUTRON
Pada tahun 1920 Rutherford menyarankan bahwa suatu proton dalam inti
dapat mengikat elektron (ingat, muatan positif akan menarik muatan negatif)
sehingga elektron bebas lagi. Gabungan elektron proton ini akan membentuk
partikel netral yang ia namakan neutron.

Waktu itu Rutherford sedemikian terkenalnya sehingga apa yang


diusulkannya dianggap benar. Para fisikiawan para eksperimentalis (fisikawan
yang melakukan percobaan-percobaan) berusaha mendesain alat untuk
menemukan partikel netral ini. Dalam usahanya ini mereka menemui banyak
kesulitan, di antaranya adalah karena tidak adanya material yang memancarkan
langsung meutron-neutron. Selain itu, alat-alat pendeteksi partikel yang ada pada
waktu itu kebnayakan memanfaatkan sifat medan listrik dan sifat medan magnet,
sehingga partikel netral tidak dapat di deteksi.

Pada tahun 1930 W.G. Bothe dan H. Becker menembakkan sinar 𝛼 ke atom-
atom berilium. Mereka menentukan suatu pancanran sianr/radiasi (pancaran
radiasi ini tidak tampak oleh mata namun dapat diamati). Mereka menggap ini
adalah pancaran gelombang electromagnet seperti sinar X atau sinar 𝛾 yang waktu
itu dikenal sebagai sinar yang dapat menembus material yang cukup tebal. Namun
beberapa fisikiawan meragukan anggapan ini karena pada eksperimen ini terlihat
bahwa daya tembus radiasi ini jauh lebih besar dibnadingkan dengan daya tembus
sinar 𝛾 maupun sinar X.

Tidak puas dengan hasil percobaan Botha dan Becker serta ingin mempelajari
sifat sinar “aneh” ini, Frederic Julio dan Irene Curie melakukan percobaan seperti
Botha dan Becker, tetapi mereka menumbukkan sinar/radiasi “aneh” tersebut para
paraffin (bahan yang kaya akan proton) yang kaya akan karbon. Menurut laporan
mereka, sejumlah besar proton dipancarkan dari hasil tumbukan ini. Sebelumnya

9
mereka mengharapkan bahwa jika radiasi “aneh” itu adalah pancaran sinar 𝛾 atau
sinar X, maka energi proton yang terpancarkan tidaklah terlalu besar. Namun,
ternyata hasil yang diamati berbeda dari yang diharapkan. Waktu diukur ternyata
energy proton yang terpancarkan ini jauh lebih besar dari apa yang diharapkan.
Mereka tidak mengerti dan tidak punya jawaban untuk itu.

Pada tahun 1932 James Chandwick memberikan satu ide untuk menerangkan
hasil percobaan Julio-Curie. Ia mengatakan bahwa yang menumbuk proton adalah
partikel bermassa yang netral, bukan sinar 𝛾 maupun gabungan proton dan
elektron seperti yang diusulkan oleh Rutherford. Partikel berat yang netral inilah
yang selanjutnya dikenal sebagai neutron. Menurutnya hanya partikel yang
bermassa cukup besar sajalah yang dapat menumbuk proton dengan keras
sehingga energy kinetic proton dapat menjadi sangat besar. Sianr 𝛾 yang berupa
gelombang tidak mampu menumbuk proton dengan keras. Untuk menentukan
massa neutron, ia melakukan percobaan seperti pada gambar tampak partikel 𝛼
dari sumber polonium ditembakkan ke suatu sampel berilium. Partikel yang
dipancarkan oleh berilium kemudian akan mennedang proton dari paraffin. Proton
dikumpulkan pada detector ionisasi untuk diamati dan dianalisis..

10
Gambar 2.1 Eksperimen James Chadwick

Anggap partikel yang dipancarkan berilium adalah neutron yang


mempunyai massa 𝑚𝑛 dan kecepatan mula-mulanya 𝑣𝑛, sedangkan massa proton
𝑚𝑝, dan kecepatan proton mula-mula 𝑣𝑝. Anggap kecepatan neutron dan proton
setelah tumbukan adalah 𝑣′𝑛 dan 𝑣′𝑝. Jika tumbukan dianggap elastis sempurna,
maka e = 1 (koefisien restitusi). Selanjutnya kita anggap proton mula-mula diam,
sehingga 𝑣𝑝 = 0

𝑣′𝑝− 𝑣′𝑛
e=− (rumus koefisien restitusi)
𝑣𝑝−𝑣𝑛

𝑣′𝑝− 𝑣′𝑛
1=−
0 −𝑣𝑛

𝑣′𝑝 = 𝑣′𝑛 + 𝑣𝑛 ……………..(1)

𝑚𝑝 𝑣𝑝 + 𝑚𝑛𝑣𝑛 = 𝑚𝑝𝑣′𝑝 + 𝑚𝑛𝑣′𝑛 (kekekalan momentum)

𝑚𝑝(0) + 𝑚𝑛𝑣𝑛 = 𝑚𝑝(𝑣′𝑛 + 𝑣𝑛) + 𝑚𝑛𝑣′𝑛

(𝑚𝑛 − 𝑚𝑝)𝑣𝑛 = (𝑚𝑝 + 𝑚𝑛)𝑣′𝑛

𝑚𝑛−𝑚𝑝
𝑣′𝑛 = ………………(2)
𝑚𝑝+𝑚𝑛

𝑣𝑛 = 𝑣′𝑝 − 𝑣′𝑛

𝑚 𝑛−𝑚𝑝
𝑣𝑛 = 𝑣′𝑝 − 𝑣𝑛
𝑚𝑝+𝑚𝑛

11
𝑣′ = 𝑣 + 𝑚𝑛−𝑚𝑝
𝑣𝑛
𝑝 𝑛 𝑚𝑝+𝑚𝑛

𝑣′ = 𝑣𝑛 ……………………..(3)
2𝑚𝑛
𝑝 𝑚𝑝+𝑚𝑛

Kecepatan proton setelah tumbukan 𝑣′𝑝, dapat ditentukan dengan


menganalisis proton yang tiba di kamar ionisasi. Namun dengan data ini kita
masih belum bisa menghitung 𝑚𝑛 karena masih ada variabel 𝑣𝑛 yang belum
diketahui besarnya.

Chadwick kemudian melakukan eksperimen lain dengan mengganti paraffin


dengan nitrogen dan mengamati kecepatan nitrogen yang tertolak, 𝑣′𝑁. Dengan
cara yang sama dengan di atas dapat diperoleh kecepatan nitrogen yang tertolak,
𝑣𝑁 adalah :

𝑣′ = 𝑣𝑛 ……………………..(4)
2𝑚𝑛
𝑁 𝑚𝑁+𝑚 𝑛

Persamaan (3) dan (4) menghasilkan :

𝑣𝘍𝑝 2𝑚𝑛 2𝑚𝑛 𝑚𝑁 +𝑚 𝑛


= 𝑣𝑛 : 𝑣𝑛 =
𝑣′𝑁 𝑚𝑝+𝑚𝑛 𝑚𝑁+𝑚 𝑛 𝑚𝑝+𝑚𝑛

𝑚
Dari hasil percobaan Chandwick memperoleh data 𝑣′𝑝 = 3,3 𝑥 107 dan 𝑣′𝑁 =
𝑠

4,7 𝑥 106 m/s, dengan menggunakan 𝑚𝑁 = 14 𝑚𝑝 (massa nitrogen = 14 kali


massa proton), kita peroleh

𝑣𝘍𝑝 𝑚𝑁 +𝑚 𝑛
=
𝑣′𝑁 𝑚𝑝+𝑚𝑛

𝑚
3,3 𝑥 107 14𝑚 +𝑚
𝑠 𝑝 𝑛
4,7 𝑥 106 m/s == 𝑚𝑝+𝑚𝑛

7,02 (𝑚𝑝 + 𝑚𝑛) = 14𝑚𝑝 + 𝑚𝑛

6,02 𝑚𝑛 = 6,98 𝑚𝑝

𝑚𝑛 = 1,16 𝑚𝑝

12
Inilah massa neutron yang dihitung Chadwick, inilah kesuksesan
Chadwick dalam menemukan neutron yang massanya hampir sama dengan massa
proton. Untuk penemuannya ini Chadwick mendapat hadiah nobel Fisika pada
tahun 1935.

Catatan : massa yang diukur Chadwick tidak terlalu akurat karena kecepatan yang
diukur oleh Chadwick tidak akurat. Massa neutron yang diterima sekarang adalah;

𝑚𝑛 = 1,6749286 𝑥 10−27 kg = 1,001378374 𝑚𝑝 = 1,008664891 u .

C. UKURAN DAN BENTUK NUKLIR


Kecil dan rapat, tetapi tidak selalu bulat
Eksperimen hamburan Rutherford merupakan bukti pertama bahwa inti
mempunyai ukuran yang berhingga. Dalam ekperimen tersebut, partikel alfa yang
datang dibelokkan oleh inti target dengan cara yang sesuai dengan hukum
Coloumb, asal jarak antaranya melibihi kira-kira 10−14 m. Untuk jarak yang lebih
kecil dugaan hukum Coloumb tidak berlaku karena inti tidak lagi dapat dipandang
sebagai muatan titik oleh partikel alfa.
Sejak saat itu, berbagai eksperimen telah dilakukan untuk menentukan
dimensi nuklir dengan hamburan partikel. Elektron dan neutron sangat ideal untuk
ekperimen tersebut, karena elektron berinteraksi dengan inti hanya melalui gaya
listrik, sedangkan neutron berinteraksi hanya melalui gaya nuklir yang khas.
Hamburan elektron menyediakan informasi tentang distribusi muatan dalam
sebuah inti dan hamburan neutron menyediakan informasi distribusi materi nuklir.
Dalam kedua kasus ini panjang-gelombang de Broglie dari partikel harus lebih
kecil dari inti yang diselidiki.
(Beiser, 1987)
Banyak inti berbentuk bulat, ada beberapa yang agak lonjong atau gepih
dan ketergantungan kerapatan inti atom pada jarak radial kepusat yang mana
dapat dinyatakan seperti gambar berikut :

13
Gambar 2.2 Ketergantungan rapat muatan inti pada jarak radial

. Yang menarik dari gambar diatas adalah bahwa rapat inti atom
tampaknya tidak bergantung pada nomor massa (A), inti atom memiliki
kerapatan yang kurang lebih sama seperti inti atom yang sangat berat. Dengan
katalain jumlah neutron dan proton tiap satuan volume kurang lebih tidak
berubah diseluruh daerah inti atom, sehingga dapat dituliskan :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑡𝑜𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑛𝑒𝑢𝑡𝑟𝑜𝑛 = 𝐴


𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑖𝑛𝑡𝑖 𝑎𝑡𝑜𝑚 4 ≈ 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝𝑎𝑛
3 𝜋𝑅
3

1
Jadi, 𝐴 ≈ 𝑅3 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑅 ≈ 𝐴3

Dengan mendifinisikan tetapan pembanding = R0 maka jejari inti sebagai


fungsi nomor massa (A) dapat dituliskan sebagai berikut :
1
𝑅 = 𝑅0𝐴3 (5)

Dimana 𝑅0 adalah tetapan pembanding yang nilainya ditentukan dari


percobaan (salah satu percobaan adalah menghamburkan partikel α atau
electron ).Nilai 𝑅0 berada dalam rentang 1,0 × 1015𝑚 hingga 1,5 × 1015𝑚.Dari
berbagai percobaan diketahui nilai 𝑅0 = 1,0 × 1015𝑚 = 1,2 fermi, sehingga
dapat dituliskan :
1
𝑅 = 1,2 𝐴3 fermi (6)

Jejari inti dapat didefinisikan sebagai jarak dari pusat inti, dimana gaya
inti menjadi sangat penting atau dominan. Dengan demikian volume inti dapat
dinyatakan sebagai berikut:
4
4 𝜋𝑅3 = 𝜋𝑅 3𝐴 (7)
3 3 0

14
Dimana 4 𝜋𝑅 3𝐴 = volume tiap nukleon.
3 0

(Muh.Arifuddin, Handout)

D. ENERGI IKAT
Gaya inti bersifat saling tolak menolak pada jangkauan sangat pendek dan
saling menarik pada jarak nukleon yang agak jauh. Jika tidak demikian, nukleon
dalam inti akan menyatu. Sifat-sifat gaya inti, diantaranya ialah :
a) Gaya inti memiliki prinsip dasar yang berbeda dengan gaya gravitasi
maupun gaya coulomb.
b) Gaya inti tidak bergantung pada muatan listrik sehingga besarnya gaya
antara proton-proton atau neutron adalah sama.
c) Gaya inti bekerja pada jarak yang sangat pendek, yaitu sekitar 10-15 m atau
1 fermi.
d) Gaya inti sangat besar sehingga dibutuhkan energi sebesar 8 MeV untuk
memisahkan dua buah elektron. (Indrajit, 2007)
Menurut Sumardi (2020) inti terdiri atas proton-proton dan neutron-
neutron. Karena proton bermuatan listrik positif, maka gaya tolak elektrostatik
antara proton-proton cenderung memisahkan nukleon-nukleon itu. Oleh karena
itu, agar stabilitas inti terjadi harus ada gaya tarik yang kuat antarnukleon yang
disebut gaya inti atau gaya antarnukleon. Gaya-gaya ini diklasifikasikan sebagai
interaksi kuat, yang telah dipelajari oleh salah seorang fisikawan Jepang yaitu
Hideki Yukawa dalam periode waktu yang cukup lama. Dalam tahun 1935 beliau
mengemukakan karakteristik gaya-gaya inti dan mempostulatkan adanya partikel
yang sekarang disebut pion. Pion bisa bermuatan (𝜋+dan 𝜋 − ) atau netral (𝜋0).
Massa diam pion bermuatan kira-kira 273 me (273 kali massa diam elektron) dan
massa diam pion netral adalah 264 me. Pion termasuk dalam kelompok partikel
elementer yang disebut meson. Istilah pion berasal dari meson. Pion mempunyai
peranan penting dalam menjelaskan gaya inti (atau gaya nuklir).
Menurut teori Yukawa, tiap nukleon terus-menerus memancarkan dan
menyerap pion. Jika jarak antara nukleon-nukleon sangat dekat maka gaya inti
akan saling tolak-menolak dan pada jarak yang agak jauh gaya inti akan saling
tarik-menarik. Misal suatu inti hanya terdiri atas sebuah proton dan sebuah

15
neutron. Neutron itu memancarkan pion dan juga mempunyai gaya tarik yang kuat
terhadap pion. Proton yang berdekatan juga melakukan gaya yang cukup kuat,
mungkin cukup kuat untuk menyerap pion itu. Sementara itu proton ini juga
memancarkan pion yang dapat diserap oleh neutron. Jadi, proton dan neutron
tersebut masing-masing melakukan gaya kuat ketika terjadi pertukaran partikel
(pion), sehingga keduanya tampak melakukan gaya satu sama lain. Beberapa sifat
gaya inti atau gaya antara nukleon-nukleon yakni sebagai berikut.
1. Pada jarak pendek gaya inti lebih kuat daripada gaya Coulomb. Ini artinya
gaya inti dapat mengatasi gaya tolak Coulomb antara proton-proton dalam
inti.
2. Pada jarak jauh, yang berorde ukuran atom, gaya inti sangat lemah,
sehingga interaksi antara inti dalam molekul dapat diketahui hanya
berdasarkan gaya Coulomb.
3. Beberapa partikel bebas dari gaya inti, sebagai contoh, dari struktur atom
tidak ada bukti bahwa elektron-elektron mengalami gaya inti.
Eksperimen yang secara khusus digunakan untuk menyelidiki sifat-sifat
gaya inti, diperoleh sifat-sifat lain yang menakjubkan seperti berikut.
1. Gaya antara nukleon-nukleon tidak tergantung pada muatan apakah
nukleon-nukleon itu proton atau neutron.
2. Gaya antara nukleon-nukleon tergantung pada spin nukleon, apakah spin
itu sejajar atau berlawanan.
3. Gaya antara nukleon-nukleon mempunyai komponen tak-sentral atau
tensor. Bagian gaya ini tidak kekal momentum sudut orbitnya sehingga
dalam pengaruh gaya sentral momentum sudut orbitnya kekal.
Kestabilan atau ketidakstabilan suatu inti atom adalah masalah energi. Inti
atom tidak stabil karena mempunyai kelebihan energi di dalam intinya
dibandingkan dengan inti atom stabil. Oleh karena energi sebanding dengan
massa, maka kelebihan energi di dalam inti suatu inti atom dapat ditentukan dan
ini merupakan energi pengikat inti atom tersebut (Sukarna, 1997).

Penggabungan nukleon untuk membentuk inti (nuklida) diikuti dengan


pembebasan sejumlah energi yang disebut sebagai energi pengikat inti. Energi
pengikat inti ini mempunyai korelasi dengan massa dan jumlah nukleon serta

16
massa inti yang dihasilkan dari penggabungan nukleon tersebut, sesuai dengan
persamaan Einstein. Dalam besaran massa, energi pengikat inti dinyatakan
sebagai defek massa (∆𝑚), yaitu selisih antara total massa inti dengan massa
penyusun inti :
∆𝑚 = 𝑍. 𝑚𝑝 + 𝑁 . 𝑚𝑁 − 𝑚𝐼
Keterangan :
𝑚𝑝 = Massa proton Z = jumlah proton
𝑚𝑁 = Massa neutron N = jumlah neutron
𝑚𝐼 = Massa inti
(Soenarjo, 2013)

Deutrium isotop hydrogen, 21𝐻 memilk neutron sebagai proton didalam intinya.
Jadi jika mengharapkan massa atom deuterium menjadi sama dengan massanya,
sedangkan massa atom hydrogen (11𝐻) plus neutron adalah

Massa atom 11𝐻 1,0078 u

Massa neutron + + 1,0087 u

Massa atom 21𝐻 yang diharapkan 2,0165 u

akan tetapi, massa yang diukur dari 21𝐻 adalah 2,0141 u, dimana 0,0024 u dari
massa gabungan dengan atom 11𝐻 dan neutron.

Sesungguhnya dengan mengandaikan bahwa massa 0,0024 u “hilang”


bergantung pada energi yang diberikan apabila inti 12𝐻 ang dibentuk dari nautron
bebas dan proton. Karena kesetaraan energi bermassa 1 u aadalah 931 MeV,
sehingga energi yang berhubungan dengan massa deuterium yang hilang 0,0024 u
adalah

Energi yang hilang = (0,0024 u)(931 MeV/u) = 2,2 MeV

17
2
Bila energi kurang daripada 2,2 MeV diberikan pada inti 1𝐻 inti tidak akan
terpecah. Bila energi ang diberikan lebih besar daripada 2,2 MeV, energi
kelebihannya menjadi energi kinetic neutron dan proton pada saat partikel tersebut
terlempar.

Atom deutrium bukanlah satu-satunya atom yang mempunyai massa


kurang dari massa gabungan partikel pembentuknya – semua atom berlaku seperti
itu. Kesetaraan energi massa yang hilang sari suatu inti disebut energi ikat inti.
Lebih besar energi ikatnya, lebih banyak energi yang harus diberikan untuk
memecah inti tersebut.

Gambar 2.3 Massa atom deuterium (2𝐻) lebih kecil dari jumlah massa atom hydrogen (2𝐻) dan
1 1

sebuah neutron. Kesetaraan energi massa yang hilang disebut energi ikat inti.

Gambar 2.4 Energi ikat deutron ialah 2,2 MeV; hal ini diyakini oleh eksperimen yang
menunjukkan bahwa sebuah foton sinar gama dengan energi minimum 2,2 MeV
dapat memecah sebuah deutron menjadi sebuah neutron bebas den proton bebas.

18
Hubungan Energi Ikat per Nukleon terhadap Nomor Massa Inti

Energi ikat inti timbul akibat selisih massa antara jumlah massa nukleon-
nukleonnya dengan massa inti stabilnya. Jadi, untuk memisahkan nukleon-nukleon
dalam inti kita perlu memberikan energi minimal sebesar energi ikatnya. Jika
energi ikat total dibagi dengan banyaknya nukleon yang dikandung sebuah atom,
diperoleh energi ikat per nukleon ∆𝐸 . Dapat dilakukan perhitungan untuk berbagai
𝐴

atom. Pada Gambar 2.5 ditunjukkan grafik hubungan antara energi ikat per
56
nukleon terhadap nomor massa inti untuk berbagai atom. Tampak inti Fe relatif
lebih diikat kuat daripada inti 238U. Hai ini disebabkan energi ikat inti per nukleon
56 238
untuk Fe lebih besar daripada untuk U. Dengan kata lain, grafik ini
menunjukkan bahwa ketika proton-proton dan neutron-neutron bersatu
56
membentuk inti Fe dibebaskan lebih banyak energi daripada untuk membentuk
inti 238U.

Gambar 2.5 Grafik antara energi ikat per nukleon terhadap nomor massa untuk
berbagai inti.

19
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Berdasaarkan uraian materi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Inti
atom merupakan pusat dari suatu atom. Inti atom terdiri atas proton dan neutron.
Partikel-partikel ini memiliki massa yang sangat kecil sehingga satuan yang
digunakan bukan kilogram ataupun gram, melainkan satuan massa atom (sma).
Neutron merupakan partikel tak bermuatan listrik, yang mana ukuran massanya
hampir sama dengan proton. Untuk bentuk dan ukuran inti dapat dianggap
1⁄
berbentuk bola dengan ukuran jejarinya sebesar 𝑅 ≈ 1,2𝐴 3 𝑓𝑚. Adapun energi
ikat inti ialah energi yang hilang saat proses mengikat atau memecah suatu inti
menjadi neutron dan Proton. Energi ikat inti mempunyai korelasi dengan massa
dan jumlah nukleon serta massa inti yang dihasilkan dari penggabungan inti
tersebut, dinyatakan sebagai defek massa (∆𝑚), yaitu selisih antara total massa
inti dengan massa penyusun inti, energi ikat juga disimbolkan B, yakni dinyatakan
dalam persamaan ∆𝑚 = 𝑍. 𝑚𝑝 + 𝑁 . 𝑚𝑁 − 𝑚𝐼 atau = 𝑁𝑚𝑛𝑐2 + 𝑍𝑚𝑝𝑐2 −
𝑚𝑋𝑐2, dimana 𝑚𝑋 atau 𝑚𝐼 merupakan simbol dari massa inti ini.

20
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanto, S. (2000). Lintasan Sejarah Perkembangan Konsep Atom. Widyanuklid
Vol3,No 2.

Beiser, A. (1987). Konsep Fisika Modern Edisi Keempat. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Indrajit, D. (2007). Mudah dan Aktif Belajar Fisika. Bandung: PT. Setia Purna Inves.
Retrieved from Google Book. (Diakses secara online :
https://books.google.co.id/books?id=6BWqzho9GiEC&pg=PA263&dq=buku+en
ergi+ikat+inti&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjLvbSLz4XpAhUNeisKHS7WA8o
Q6AEIQTAD#v=onepage&q=buku%20energi%20ikat%20inti&f=false pada 26
April 2020 pukul 22.27 WITA)

Muh.Arifuddin. Handout Modern. Banjarmasin. ULM

Sukarna, I. M. (1997). Kajian Kestabilan Inti dengan Pendekatan Energi Pengikat Inti.
Cakrawala Pendidikan No.3 , 165-175. (Diakses secara online:
https://media.neliti.com/media/publications/77031-none-1cc39f3e.pdf pada 04
mei 2020 pukul 10.49 WITA)

Sumardi, Y. (2020, Mei 30). Modul 1 Fisika Inti. (Diakses secara online:
http://repository.ut.ac.id/4517/1/PEFI4422-M1.pdf pada 30 Mei 2020 pukul
17.47 WITA)

Sutyono, A. (2013, Mei 22). Fisika Modern "Inti Atom". Diambil kembali dari Slidehare:
https://www.slideshare.net

Universitas Pendidikan Indonesia. (2020, April 27). Modul XIII dan XIV Fisika Modern.
Retrieved from file.upi.edu › Direktori › FPTK › MODUL_XIII_&_XIV_fismod:
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ELEKTRO/1959123
11985031-JAJA_KUSTIJA/MODUL_XIII_%26_XIV_fismod.pdf (Diakses
secara online pada 27 April 2020 pukul 11.17 WITA)

Wiyatmo, Y. (2020, Mei 03). Modul 1 Karakteristik Inti dan Radioaktif. Retrieved from
staff.uny.ac.id› files › modul-1-karakterisasi-inti-dan-radioaktivitas:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/yusman-wiyatmo-drs-
msi/modul-1-karakterisasi-inti-dan-radioaktivitas.pdf (Diakses secara online pada
03 Mei 2020 pukul 22.27 WITA)

21

Anda mungkin juga menyukai