Anda di halaman 1dari 12

Laporan Critical Book

Review

MK. FISIKA KUANTUM

FISIKA DIK C 2017

SKOR NILAI:

OLEH:

KELOMPOK II

Ernauli Br Haloho (4172121021)

Lindu P Simanullang (4172121025)

Lisa Sonia Hutajulu (4172121026)

Nina Karina Br Sembiring (4173121034)

Novrika Mawarni (4171121022)

Nurhalimah Sipahutar (4173321038)

Obet Agustinus P Silaban (4173121039)

Poibe Kristina Simanjuntak (4171121024)

Rahmadhani Nasution (4171121027)

Riski Maulidah Afni (4171121029)

DOSEN PENGAMPU:

Prof. Dr. Mara Bangun Harahap, M.S

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

November 2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadira ALLAH SWT Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan bayak kesempatan, sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah Critical Book Review ini dengan baik. Makalah ini
disusun untuk melengkapi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan perkuliahan bagi
mahasiswa Universitas Negeri Medan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari sepenuhnya bahwa selesainya makalah ini
tidak terlepas dari dukungan, semangat, serta bimbingan dari berbagai pihak. Makalah CBR
ini merupakan tugas mata kuliah fisika kuantum yang diampu oleh ibu Prof. Dr. Mara
Bangun Harahap, M.S.

Penyusunan makalah ini disusun dengan sebaik-baiknya, namun masih terdapat


kekurangan didalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya
membangun dari semua pihak sangat diharapkan, tidak lupa harapan kami semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat menambahi lmu pengetahuan bagi kami.

Medan, November 2019

KELOMPOK 2

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................i
Daftar isi..........................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Tujuan.................................................................................................................1
1.3 Identitas Buku.....................................................................................................1
Bab II Pembahasan
2.1 Review Bagian Pertama............................................................................................2
2.2 Review Bagian Kedua...............................................................................................
2.3 Review Bagian Ketiga..............................................................................................
Bab III Penutupan
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................
3.2 Saran....................................................................................................................
Daftar Pustaka.................................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Critical Book Report adalah salah satu penugasan dari keenam tugas KKNI. Adapun
yang di maksud dengan CBR adalah me-review isi buku yang berhubungan dengan materi
fisika kuantum yang ada di matakuliah ini. Dalam CBR ini kami mengambil bagian
persamaan schrodinger, gangguan tak bergantung waktu dan gangguan bergantung waktu
dalam buku fisika kuantum.

1.2 TUJUAN
1. Mengetahui isi review buku bagian persamaan schrodinger
2. Mengetahui isi review buku bagian gangguan tak bergantung waktu
3. Mengetahui isi review buku bagian gangguan bergantung waktu
1.3 IDENTITAS BUKU
Judul buku : Mekanika Kuantum Molekul : Struktur Elektronik Atom Dan Molekul
Penulis : Rustam E. Siregar
Tahun terbit : 2014
Tempat terbit : Bandung
Penerbit : UNPAD-PRESS
ISBN : 978-602-9238-62-4
Sub-materi : 1. Persamaan Schrodinger
2. Gangguan Tak Bergantung Waktu
3. Gangguan Bergantung Waktu

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 REVIEW BAGIAN PERTAMA

Persamaan Schrödinger Dalam fisika klassik dikenal persamaan gelombang 1-dimensi


sebagai berikut

∂2 ψ ( x , t) 1 ∂2 ψ ( x , t )
− 2 =0 … … … … … … … … … …(1.1)
∂ x2 v ∂ t2

di mana ψ ( x ,t ) adalah fungsi gelombang dengan variable posisi (x) dan waktu (t). Jika
dimisalkan

ψ ( x , t ) =φ( x )ϕ(t) … … … … … … … … … …(1.2)

dan disubstitusikan ke persamaan (1.1) maka

2 2
v 2 d φ( x) 1 d ϕ( t)
2
= 2
=−ω 2 … … … … … … … … … … (1.3)
φ dx ϕ(t ) dt

Pemberian konstanta −ω 2dapat dilakukan karena telah terjadi pemisahan variabel x dan
variabel t. Secara fisis hal ini berlaku karena keadaan yang stasioner. Jadi, dari persamaan
(1.3) itu diperoleh dua persamaan:

2
d ϕ (t) 2
+ ω ϕ ( t ) =0 … … … … … … … … … …(1.4 )
dt 2

Dan

d 2 φ ( x) ω2
+ φ ( x )=0 … … … … … … … … … …(1.5)
dx 2 v

Dari persamaan (1.4) diperoleh

ϕ ( t ) eiωt … … … … … … … … … …(1.6)

dengan i=√ −1adalah bilangan imajiner. Jadi fungsi gelombang (1.2) dapat dituliskan
menjadi

ψ ( x , t ) =φ ( x ) e iωt … … … … … … … … … …(1.7)

2
Jika partikel dipandang sebagai gelombang, maka panjang gelombangnya adalah λ=h/ p. di
mana h=6,63 ×1034 Js disebut konstanta Planck dan p momentum linier partikel. Karena
kecepatan v=f λ Maka :

ℏω
v= … … … … … … … … … …(1.8)
p

di mana ℏ=h/2 π dan ω=2 πf . Dengan demikian maka persamaan gelombang (1.5)
menjadi :

d 2 φ ( x) p2
+ 2 φ ( x )=0 … … … … … … … … … …(1.9)
dx 2 ℏ

Tetapi, karena energi kinetik partikel adalah

p2
T= … … … … … … … … … …(1.10)
2m

maka persamaan gelombang (1.9) menjadi

d 2 φ ( x) 2 mT
+ 2 φ ( x ) =0 … … … … … … … … … …(1.11)
dx 2 ℏ

Jika energi potensial yang dimiliki partikel adalah V, maka energi partikel itu adalah

E=T +V … … … … … … … … … … (1.12)

Dengan demikian maka persamaan gelombang (1.11) menjadi

d 2 φ ( x) 2 m
+ 2 ( E−V )φ ( x ) =0 … … … … … … … … … …(1.13)
dx 2 ℏ

Inilah yang disebut persamaan Schrödinger yang tidak bergantung waktu. Jadi, persamaan
Schrödinger adalah persamaan gelombang untuk satu partikel. Untuk 3-dimensi persamaan
Schrödinger adalah:

2m
∇2 φ ( x , y , z ) + ( E−V ) φ ( x , y , z )=0 … … … … … … … … … …(1.14)
ℏ2

Dimana :

3
2 d 2 d2 d 2
∇= + +
dx 2 dy 2 dz 2

Dari persamaan (1.13) dan (1.14) jelas bahwa persamaan Schrödinger adalah persamaan
gelombang bagi partikel. Solusi persamaanitu adalah energi E dan fungsi φ ( x ) .Untuk
menyelesaikan persamaan itu diperlukan syarat batas bagi fungsi gelombang φ ( x ) .Syarat
batas itu bisa ditentukan jika bentuk energi potensial V(x) diketahui sebelumnya.
Persamaan Schrödinger (1.13) untuk 1-dimensi dapat dituliskan sebagai berikut:

−ℏ2 d 2
[ 2 m dx2 ]
+V ( x ) φ ( x )=Eφ ( x ) … … … … … … … … … …(1.15)

Untuk itu nyatakanlah

2 2
^ −ℏ d
H= + V ( x ) … … … … … … … … … …(1.16)
2 m dx 2

sehingga persamaan (1.15) menjadi

^
H φ ( x )=Eφ ( x ) … … … … … … … … … …(1.17)

H disebut Hamiltonian partikel yang merupakan operator energi dari partikel. Untuk kasus 3-
^
dimensi Hamiltonian itu adalah

2
^ −ℏ 2
H= ∇ +V ( x , y , z )… … … … … … … … … …(1.18)
2m

Hamiltonian di atas hanya bergantung pada ruang, tidak bergantung waktu. Jadi ia bersifat
H pada fungsi φ ( x )
stasioner. Dalam persamaan (1.17) terlihat bahwa operasi operator ^
menghasilkan energi E tanpa mengubah fungsi φ ( x ). Persamaan seperti itu disebut persamaan
H dengan fungsi eigen φ ( x ).
nilai eigen, di mana E adalah nilai eigen energy dari operator ^

ℏ2 ∂2
Analogi dengan fisika klassik, E=K+V, maka − ( )
2 m ∂ x2
adalah operator energy kinetik dan

V adalah operator energi potensial dari partikel; baca Siregar (2010). Kembali ke persamaan
(1.7), mengingat ω=E /ℏ maka persamaan itu bisa dituliskan seperti ψ ( x , t ) =φ ( x ) e iωt / ℏ. Jika
operator ^
H dioperasikan pada fungsi lengkap itu maka

iωt iωt
^ φ ( x ) e ℏ =Eφ ( x ) e
H ψ ( x ,t )= H
^ ℏ

4

¿ iℏ ψ ( x ,t )
∂t

Persamaan ini


iℏ ψ ( x ,t )= H
^ ψ ( x , t ) … … … … … … … … … … (1.19)
∂t

disebut persamaan Schrödinger yang bergantung waktu. Dengan fungsi gelombang φ ( x )


dapat dinyatakan kerapatan peluang untuk menemukan partikel itu di posisi x dalam rentang
2
dx, yakni |φ ( x )| dx sehingga berlaku

+∞
2
∫ |φ ( x )| dx=1 … … … … … … … … … … (1.20)
−∞

2.2 REVIEW BAGIAN KEDUA

2.3 REVIEW BUKU KETIGA

Gangguan Bergantung Waktu

Misalkan gangguan terhadap system adalah Ĝ ( r ,t )=¿ Ĝ ° ( r ) u(t ). Karena gangguan itu maka
Hamiltonian total adalah :

Ĥ = Ĥ (0 ) (r) + Ĝ ( r ,t )

Dimana Ĥ (0 ) adalah Hamiltonian sebelum ada gangguan.Misalkan fungsi-fungsi eigen dari


Ĥ (0 ) adalah { φi ( r ,t ) } sehingga dengan persamaan schrodinger yang bergantung waktu
(0 )

berlaku :

∂ φ(i0) (r , t)
iħ = Ĥ (0 ) φ(0)
i (r , t)
∂t

Solusinya adalah
(0 ) t/ħ
−i E
φ(0) (0)
i ( r ,t )=φi (r)e
I

Dimana { E i } adalah nilai sebelum terganggu.


(0)

5
Karena Hamiltonian Ĥ bergantung waktu maka energy tak bisa stasioner.Masalahnya
sekarang adalah bagaimana menetukan fungsi gelombang bagi Ĥ dari fungsi – fungsi
stasioner { φ(0i )( r ,t ) }. Misalkan { Ѱ i (r , t) } adalah fungsi –fungsi eigen bagi Ĥ dengan mana
berlaku :

∂ φi (r , t)
iħ = Ĥ Ѱ i ( r ,t )= [ Ĥ (0) ( r ) +Ĝ ( r , t ) ] Ѱ i (r , t)
∂t

Sebelum ada gangguan ,system benar benar pada fungsi keadaan yang stasioner,misalnya
i ( r ,t ) ,i berarti awal (initial).Segera gangguan itu masuk,system berada pada fungsi yang
φ(0)
merupakan campuran dari fungsi-fungsi stasioner.Nyatakanlah Ѱ i (r ,t ) sebagai kombinasi
linear dari fungsi – fungsi stasioner :

Ѱ i ( r , t )=∑ c ik (t)φ(0) (r , t)
k
k

Persamaan diatas menggambarkan laju pertumbuhan koefisien bagi pencampuran keadaan


awal mulai dari awal hingga akhir gangguan. Pada permulaan kita mengandaikan system
berada sepenuhnya pada keadaan φ(0)i ( r ,t ) ,sehingga pada t=0,cii= 1 dan semua cik = 0 .

Diasumsikan bahwa beberapa saat sejak gangguan dimulai, cii masih mendekati
satu,sedangkan semua cik dapat diabaikan terhadap cii . Jadi,suku paling penting dalam
persamaan adalah yang mempunyai indeks k = I,sehingga dapat menggunakan persamaan :

dc if (t) 1
= ∫ φ f0 ∗¿ (r , t)Ĝ ( r , t ) φ k (r , t) dV ¿
( ) (0)
dt iħ

1 O (0 ) ( 0)
¿ G (r),u (t)e i ( E f −E I ) t /ħ
iħ fi

Dimana telah dimisalkan Ĝ ( r ,t )= G0 (r) u (t) dan

G Ofi = ∫ φ(f0 )∗¿ (r , t) ¿G0 (r)φ(0)


k (r , t)dV

6
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
1. Persamaan umum pada persamaan schrodinger adalah
∂2 ψ ( x , t) 1 ∂2 ψ ( x , t )
− 2
∂ x2 v ∂ t2
2. Pada gangguan tak bergantung waktu
Dalam bagian ini akan dikemukakan aproksimasi terhadap sistem yang mengalami
gangguan tak bergantung waktu. Aproksimasi yang dilakukan sebagai akibat dari
kehadiran gangguan itu bergantung pada keadaan sistem. Dua keadaan yang harus
dibedakan adalah keadaan nondegenerate dan keadaan degenerate. Nondegenerate
artinya, beberapa fungsi gelombang dengan energi yang berbeda.Degenerate artinya,
beberapa fungsi gelombang memiliki energi yang sama.
3. Pada gangguan bergantung waktu menggunakan Hamiltonian dengan persamaan
Ĥ = Ĥ (0 ) (r) + Ĝ ( r ,t )
Persamaan schrodinger yang bergantung waktu berlaku :

∂ φ(i0) (r , t)
iħ = Ĥ (0 ) φ(0)
i (r , t)
∂t

Dan solusinya adalah


(0 ) t/ħ
−i E
φ(0) (0)
i ( r ,t )=φi (r)e
I

3.2 SARAN

Terima kasih saya haturkan kepada dosen dan pembaca yang telah membaca hasil cbr
saya dengan seksama. Semoga mendapatkan sesuatu yang bermanfaat atas makalah ini. Dan
saya berharap jika terdapat kekurangan dalam makalah cbr ini baiknya pembaca memberikan
beberapa kritikan dan saran kepada saya sebagai penulis makalah ini.

7
8
DAFTAR PUSTAKA

Siregar, Rustam E. 2014. Mekanika Kuantum Molekul : Struktur Elektronik Atom Dan
Molekul. Bandung : UNPAD-PRESS.

Anda mungkin juga menyukai