Anda di halaman 1dari 31

CRITICAL BOOK REVIEW

TURUNAN

Nama : Dwi Naila Faddila

Nim : 4203111125

Jurusan : Matematika

DOSEN PENGAMPU : Drs. Marojahan Panjaitan, M.Pd


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
sebab telah memberikan rahmat dan karunia-Nya serta kesehatan kepada saya, sehingga
mampu menyelesaikan tugas critical book review. Tugas ini di buat untuk memenuhi
salah satu mata kuliah saya yaitu matematika dasar.
Tugas critical book review ini disusun dengan harapan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kita semua khususnya dalam materi turunan. Saya menyadari
bahwa tugas critical book review ini masih jauh dari kesempurnaan. Apabila dalam
tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, saya mohon maaf karena
sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman saya masih terbatas, karena keterbatasan
ilmu dan pemahaman saya yang belum seberapa. Karena itu saya sangat menantikan
saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun guna menyempurnakan tugas
ini. Saya berharap semoga tugas critical book review ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan bagi saya khususnya. Atas perhatiannya saya mengucapkan terimakasih.

Kisaran, 12 Oktober 2020

Dwi Naila Faddila

4203111125

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................1
1.3 Tujuan...........................................................................................................2

BAB II ISI BUKU 3


2.1 Isi Rangkuman Buku I..................................................................................3
2.2 Isi Rangkuman Buku II.................................................................................11

BAB III PEMBAHASAN 14


3.1 Kelebihan Buku.............................................................................................14
3.2 Kekurangan Buku..........................................................................................15

BAB IV PENUTUP........................................................................................................16

4.1 Kesimpulan...................................................................................................16
4.2 Saran..............................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Turunan fungsi(diferensial) adalah fungsi lain dari suatu fungsi sebelumnya,
misalnya fungsi f menjadi f' yang mempunyai nilai tidak beraturan. Konsep turunan
sebagai bagianutama dari kalkulus dipikirkan pada saat yang bersamaan oleh Sir Isaac
Newton ahlimatematika dan fisika bangsa ingris dan Gottifred Wilhelm Leibniz (1646 –
1716), ahli matematika bangsa Jerman. Turunan (diferensial) digunakan sebagai suatu
alat untukmenyelesaikan berbagai masalah dalam geometri dan mekanika. Turunan
dapat ditentukantanpa proses limit. Untuk keperluan ini dirancang teorematentang
turunan dasar, turunan darioperasi aljabar pada dua fungsi, aturan rantai untuk turunan
fungsi komposisi, dan turunan fungsi invers.

Turunan adalah salah satu cabang ilmu matematika yang digunakan untuk
menyatakanhubungan kompleks antara satu variabel tak bebas dengan satu atau
beberapa variabel bebaslainnya.Turunan juga merupakan suatu pengukuran terhadap
bagaimana fungsi berubah seiring perubahan nilai input, atau secara umum turunan
menunjukkan bagaimana suatu besaran berubah akibat perubahan besaran
lainnya.Turunan adalah salah satu operasi matematika yang tidak asing lagi bagi
seorangmahasiswa. Namun tidak dipungkiri bahwa dalam menyelesaikan operasi
turunanmembutuhkan waktu yang cukup lama karena harus menyelesaikan perhitungan-
perhitunganyang cukup rumit dan hasilnya pun belum tentu kebenarannya

1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah sama atau berbeda penulisan konsep/definisi (sejenis) yang
dibahas alam kedua buku buku tersebut? Jika berbeda, apakah maknanya
tetap sama?
1.2.2 Bagaimana kedalaman penjelasan konsep/definisi (sejenis) yang dibahas
kedua buku misalnya ditinjau dari variasi contoh soal,
media/grafik/gambar atau illustrasi tentang konsep tersebut?
1.2.3 Adakah kesamaan atau perbedaan berbagai prinsip/teorema/ dalil/sifat
yang dibahas dalam kedua buku?
1.2.4 Bagaimana kedalaman penjelasan prinsip/teorema/ dalil/sifat yang
dibahas kedua buku misalnya dilihat dari cara pembuktian, variasi contoh
soal, media/grafik/gambar/illustrasi maupun terapannya?
1.2.5 Bagaimana muatan variasi/kedalaman/jangkauan soal latihan kedua
buku?
1.2.6 Buku manakah yang lebih mudah dipahami dianatara kedua buku
tersebut?

1.3 Tujuan
Critical Buku report ini bertujuan :
1. Mencari tahu perbedaan atau persamaan konsep/definisi (sejenis) yang
dibahas alam kedua buku buku tersebut.
2. Mengetahui kedalaman penjelasan konsep/definisi (sejenis) yang dibahas
kedua buku.
3. Mencari tahu kesamaan atau perbedaan berbagai prinsip/teorema/ dalil/sifat
yang dibahas dalam kedua buku.
4. Mengetahui kedalaman penjelasan prinsip/teorema/ dalil/sifat yang dibahas
kedua buku.
5. Mengetahui muatan variasi/kedalaman/jangkauan soal latihan kedua buku.
6. Mencari buku mana yang lebih mudah dipahami dari kedua buku tersebut..

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Turunan

2.1.1 Buku I

Definisi turunan menurut Purcell (2003:111) adalah turunan sebuah fungsi f


merupakan fungsi f’ (dibaca “f aksen” ) yang nilainya pada sebarang c adalah

f ( c+ h )−f (c )
f’(c) = lim asalkan limit ini ada dan bukan ∞ atau -∞. Jika limit ini
h→ 0 h
memang ada, dikatakan bahwa f terdiferensialkan di c. Pencarian turunan disebut
diferensiasi; bagian kalkulus yang berhubungan dengan turunan disebut kalulus
diferensial. Namun sebelum dituliskan hal tersebut, purcell menjelaskan menuliskan
dari mana rumus tersebut berasal dan konsep dari turunan itu sendiri.

2.1.2 Buku II

Definisi turunan menurut Yahya dkk (2009:187) adalah pandang suatu fungsi y
= f(x). Misalkan nilai x berubah dengan ∆ x sehingga y berubah dengan ∆ y, maka ∆ y
= f(x + ∆ x) – f(x). Apabila x →0, maka didefiniskan :

Turunan pertama dari y terhadap x adalah :

dy lim ∆ y lim f ( x+ ∆ x)– f ( x) .


= y’ = f’(x) = ∆ x → 0 = ∆x →0 atau bila ∆ x = h, menjadi
dx ∆x ∆x

lim f ( x+ h)– f ( x ).
h→0
h

Definsi dari kedua buku tersebut sebenarnya sama saja namun penulisannya
yang berbeda. Dibuku pertama atau buku Kalkulus yang ditulis oleh Purcell tersebut
menjelaskan lebih rinci daripada buku Matematika Dasar yang ditulis oleh yahya dkk
yaitu tentang persamaan konsep garis singgung, kecepataan sesaat dan turunan. Dibuku
Kalkulus dijelaskan proses pembentukan dari rumus turunan sedangkan di buku
Matematika Dasar tidak dijelaskan.

3
2.2 Penjelasan Konsep/Definisi

2.2.1 Buku I

Purcell (2003:103) menjelaskan tentang garis singgung sbegai garis yang menyentuh
suatu kurva hanya pada satu titik , benar untuk lingkaran (Gambar 1 ) tetapi sama sekali
tidak memuaskan untuk kebanyakan kurva lain (Gambar 2). Gagasan bahwa garis
singgung pada kurva di P sebagai garis yang paling baik menghampiri kurva dekat P
adalah lebih baik, tetapi masih lebih tetap agak samar untuk kecermatan matematis.
Konsep limit memberikan suatu cara untuk memperoleh uraian terbaik.

Anggaplah P adalah sebuah titik tetap pada suatu kurva dan andaikan Q adalah
sebuah titik berdekatan yang dapat dipindah-pindahkan pada kurva tersebut. panjang
garis yang melalui P dan Q, garis itu disebut garis tali busur. Garis singgung di P adalah
posisi pembatas (jika ada) dari tali busur itu bila Q bergerak ke arah P sepanjang kurva
(Gambar 3).

4
Anggaplah kurva tersebut adalah grafikdengan persamaan y = f(x). Maka P
mempunyai koordinat(c, f(c)), titik Q di dekatnya mempunyai koordinat (c + h, f(c +
h)), dan tali busur yang melalui P dan Q mempunyai kemiringan m sec yang diberiikan
oleh (gambar 4) :

f ( c +h ) −f ( c)
msec =
h

Dengan menggunakan konsep limit kita mengetahui definisi formal dari garis singgung.
Garis singgung kurva y = f (x) pada titik P(c, f(c)) adalah garis yang melalui P dengan
kemiringan

lim f ( c+ h )−f (c )
mtan = lim m sec = h→0 menunjukkan bahwa limit ini ada dan bukan ∞ atau
h→ 0
h
-∞.

Kecepatan adalah jarak dari posisi pertama ke posisi kedua dibagi dengan waktu
tempuh. Pandang sebuah contoh yang lebih tepat, yaitu sebuah benda P yang jatuh
dalam ruang hampa udara. Percobaan menunjukkan bahwa apabila memulai dari
keadaan diam, maka P jatuh sejauh 16t 2 meter dalam t detik, jadi benda jatuh sejauh 16

5
meter dalam detik pertama 64 meter dalam 2 detik. (Gambar 8); jelas, benda jatuh lebh
cepat dan makin cepat seiring dengan waktu yang berlalu. Gambar 9 menunjukkan jarak
temouh (pada simbu vertikal) sebagai fungsi waktu (pada sumbu harizontal).

Selama detik kedua (yakni dalam selang waktu t = 1 sampai t = 2), P jatuh
sejauh (64-16) meter. Kecepatan rata-rata adalah

64−16
v rata−rata = = 48 kaki/detik
2−1

Selama selang waktu t = 1 sampai t = 1,5 benda jatuh sejauh 16(1,5 ¿ ¿2-16 = 20 kaki
kecepatan rata-ratanya adalah

20
v rata−rata = 16 ¿ ¿ = = 40 kaki/detik
0,5

Deimikian pula, pada selang waktu t = 1 sampai t = 1,1 dan t = 1 sampai t =


1,01.kecepatan rataratanya masing-masing adalah

3,36
v rata−rata = 16 ¿ ¿ = = 33,6
0,1

0,3216
v rata−rata = 16 ¿ ¿ = = 32,16
0,01

Apa yang telah dilakukan adalah menghitung kecepatan rata rata selama selang waktu
yang semakin singkat, masing-masing mulai pada t = 1, semakin pendek selang waktu,
semakin baik untuk menghampiri kecepatan sesaat pada t = 1. Dengan memperhatikan
bilangan-bilangan 48;40;33,6 dan 32,16; mungkin akan menerka bahwa 32 meter per

6
detik adalah kecepatan sesaatnya. Namun jika lebih teliti, andaikan bahwa benda P
bergerak sepanjang garis koorinat sehingga posisinya pada saat t diberikan oleh s = f (t).
Pada saat c, benda berada di f(c); pada saat yang berdekatan c + h, benda berada di f(c +
h) (lihat gambar 10) jadi kecepatan rata-rata pada selang ini adalah

f ( c +h ) −f ( c)
v rata−rata =
h

Jadi definisi kecepatan sesaat adalah jika sebuah benda bergerak sepanjang sebuah garis
koordinat dengan fungsi kedudukan f(t), maka kecepatan sesaatnya pada waktu c adalah

f ( c +h ) −f ( c)
V = lim v rata−rata =
h→ 0 h

Menunjukkan bahwa limitnya ada dan bukan ∞ atau -∞.

Dapat disimpulkan bahwa kemiringan garis singgung dan kecepatan sesaat


merupkan manifestasi dari pemikiran dasar yang sama. Pengertian matematis yang baik
menyarankan agar kita menelaah konsep ini terlepas dari kosa kata yang khusus dan
terapan yang beraneka ragam ini. Nama netralnya adalah turunan.

2.2.2. Buku II

Pada buku Matematika dasar yang ditulis oleh yahya dkk, tidak dijelaskan lebih
lanjut mengenai definisi dari turunan. Di buku tersebut hanya memberikan definisi yang
berisikan rumus dasar dari turunan itu sendiri.

Dari kedua buku tersebut, buku Kalkulus yang ditulis oleh Purcell lebih banyak
menjelaskan secara rinci mengenai definisi dan konsep dari turunan dibandingkan
dengan buku Matematika Dasar yang ditulis oleh Yahya dkk. Pada buku Kalkulus juga
banyak menggunakan kurva, gambar, dan grafik sedangkan pada buku Matematika
Dasar hanya tertulis rumus dasar mengenai turunan, tidak ada gambar ataupun grafik
yang menjelaskan tentang definisi yang ditulis dibuku tersebut. Untuk contoh soal dari
buku Kalkulus memaparkan beberapa contoh soal, mulai dari soal yang mudah hingga

7
soal yang sulit. Sedangkan dari buku Matematika Dasar hanya memberikan satu contoh
soal.

2.3 Persamaan Dan Perbedaan Berbagai Prinsip/Teorema/Dalil/Sifat

2.3.1 Buku I

Teorema-teorema dibuku I :

keterdiferensiasian mengimplikasikan kekontinuan jika f (c) ada maka f kontinu


di c.
Aturan fungsi konstanta, jika f(x) = k dengan k suatu konstanta, maka untuk
sebarang x, f’(x) = 0; yakni D x ( k ) = 0
Aturan fungsi identitas, jika f(x) = x, maka f’ (x) = ; yakni D x ( x ) = 1
Aturan pangkat, jika f(x) = x n, dengan n bilangan bulat positif, maka f’(x) =
n x n−1; yakni D x( x n ¿ = n x n−1
Aaturan kelipatan konstanta, jika k suatu konstanta dan f suatu fungsi yang
terdiferensialkan, maka (kf)’(x) = k.f'(x) yakni,

D x [ k . f (x ) ] = k . D xf(x)

Jika dinyatakan dalam kata-kata, suatu pengali konstanta k dapat dikeluarkan


dari operator D x .

Aturan jumlah, jika f dan g adalah fungsi-fungsi yang terdiferensialkan, maka (f


+g)’(x) = f’(x) + g’(x); yakni,

D x [ f ( x ) + g( x) ] = D x f ( x ) +¿ D x g( x )

Jika dinyatakan dalam kata kata, turunan dari suatu jumlah adalah jumlah dari
turunan-turunan.

Aturan selisih, jika f dan g adalah fungsi-fungsi yang terdiferensialkan, maka (f -


g)’(x) = f’(x) – g’(x); yakni,

D x [ f ( x ) + g( x) ] = D x f ( x ) +¿ D x g( x )

Aturan hasil kali, jika f dan g adalah fungsi-fungsi yang terdiferensialkan, maka

8
(f . g)’(x) = f(x)g’(x) + g(x) . f’(x)

Yakni,

D x [ f (x) g (x) ] = f ( x ) D x g ( x ) +¿ f ( x ) D x g ( x )

Aturan hasil bagi, andaikan f dan g adalah fungsi-fungsi yang terdiferensialkan


dengan g(x) ≠0. Maka

f ' ( ) g ( x ) D X f ' ( x ) −f (x )D X g ' ( x)


()
g
x=
g 2( x )

g ( x ) D x f ( x )−f (x ) D x g( x )
DX ( g(f (x)x) )= g2 ( x )

Fungsi f(x) = sin x dan g(x) = c0s (x) keduanya terdiferensialkan. Faktanya
D x ( sin x )=cos x Dx¿

D x tan x=sec 2 x
D x sec x=sec x tan x

D x cot x=csc 2 x
D x csc x=−csc x cot x
Aturan rantai. Andaikan y = f(u) dan u = g(x). Jika g terdiferensialkan di x dan f
terdiferensialkan di u = g(x). Maka fungsi komposisi f ° g, didefenisikan oleh (
f ° g ¿ ( x ) =f ( g ( x )) terdiferensialkan di x dan
( f ° g)’(x) = f’(g(x))g’(x)
yakni
Dx¿
atau
D x y=D x y D x u
Aturan pangkat lagi. Andaikan r bilangan rasional sebarang. Maka, untuk x > 0
D x ( x r ) =r x r −1
jika r dapat ditulis dalam pernyataan r= p/q , dimana q ganjil , maka
D x x r=r x r−1untuk semua x.

9
Bukti sebagian dari aturan rantai.
dy dy du
= .
dx du dx

2.3.2 Buku II
 y = x n, maka y’ = nx n−1
 y suatu fungsi konstanta, maka y’ = 0
 y suatu fungsi trigonometri:
a) y = sinx, maka y’ = cos x
b) y = cos x, maka y’ = -sin x
c) y= tan x, maka y’ = sec 2 x
d) y = sec x, maka y’ = -csc 2
e) y = sec x, maka y’ = sec x tan x
f) y = csc x, maka y’ = -csc x cot x
 y suatu fungsi logaritma:
1
a) y = Type equation here ., maka y’ =
x ln g
1
b) y = ln x, maka y’ =
x
 y suatu fungsi eksponen
a) y = a x , maka y’ = a x ln a
b) y = e x , maka y’ = e x
 y suatu fungsi siklomotri
1
a) y = arc sin x, maka y’ =
√1−x2
1
b) y = arc cos x, maka y’ =
√1−x2
1
c) y = arc tan x, maka y’ =
√1+ x 2
−1
d) y = arc cot x, maka y’ =
√1+ x 2
1
e) y = arc sec x, maka y’ =
x √ 1−x 2

10
−1
f) y = arc csc x, maka y’ = =
x √ 1−x 2

Aturan Rantai :

 jika berbentu y = ƛu, maka y’ = ƛ(u)’. ƛ bilangan


 jika berbentuk y = u ± v, maka y’ = u’v ± uv’
 jika berbentuk y = uv, maka y’ = u’v + uv’
u u' v−uv '
 jika berbentuk , maka y’ =
c v2
dy dy du
 = .
dx du dx

Dari teorema kedua buku, dapat diketahui bahwa teorema/dalil/prinsip dari kedua
buku tersebut hanya saja penyampaian dan penulisannya berbeda Perbedaan penulisan
dan penyampaian yang sangat mencolok dari kedua buku ini. Pada dasarnya kedua buku
tersebut menerangkan rumus turunan dengan makna yang sama.

2.4 Penjelasan Prinsip/Teorema/ Dalil/Sifat

2.4.1 Buku I

keterdiferensiasian mengimplikasikan kekontinuan jika f (c) ada maka f kontinu


di c.

Bukti bahwa lim


x →c
f ( x )=f (c )

f ( x )−f (c)
F(x) = f(c) + . (x – c), x ≠ c
x−c

Oleh karena itu,

lim f ( x ) f ( x )−f (c )
= lim ⌊ f ( c )+ .(x – c ) ⌋
x →c x →c x−c

lim f ( x )−f ( c)
= lim
x →c
¿ f(c) + x→ c . lim
x →c
( x – c)
x−c

= f(c) + f’(c) .0

11
= f(c)

Kebalikan dari teorema ini tidak benar. Jika fungsi f kontinu di c, maka tidak berarti
bahwa f mempunyai turunan di c. Hal ini dapat dengan mudah dilihat dengan meninjau
f(x) = |x| dititik asal (gambar 3). Fungsi ini pasti kontinu di nol. Namun tidak
mempunyai turunan di titik tersebut, seperti yang kita tunjukkan sekarang. Perhatikan
bahwa

f ( 0+h )−f (0) |0+h|−|0| |h|


= =
h h h

Jadi

lim ¿ |h| lim ¿


f ( 0+h ) −f (0 ) = h 1
h
+¿ +¿
x→ 0 = lim ¿¿ ¿ x→ 0 =¿¿
h x→0
+¿
h

Sedangkan

lim ¿ |h| lim ¿


f ( 0 +h) −f (0) = −h -1
h
−¿ −¿
x→ 0 = lim ¿ ¿¿ x→ 0 =¿¿
h −¿
x→0 h

Karena limit kanan dan limit kiri berlainan,

lim f ( 0+h )−f (0)


x→0
h

Tidak ada. Oleh karena itu f’(0) tidak ada.

Aturan fungsi konstanta, jika f(x) = k dengan k suatu konstanta, maka untuk
sebarang x, f’(x) = 0; yakni D x ( k ) = 0

Bukti

lim f ( x +h )−f (x) lim k −k


f’(x) = h→0 = h→0 = lim
h→ 0
¿0=0
h h

Aturan fungsi identitas, jika f(x) = x, maka f’ (x) = ; yakni D x ( x ) = 1

Bukti

12
lim f ( x +h )−f (x) lim x +h−x h
f’(x) = h→0 = h→0 = lim ¿ =1
h h
h→ 0 h

Aturan pangkat, jika f(x) = x n, dengan n bilangan bulat positif, maka f’(x) =
n x n−1; yakni D x( x n ¿ = n x n−1

Bukti

lim f ( x +h )−f (x) (x +h)n−x n


f’(x) = h→0 = lim ¿
h
h→ 0
h

= lim x n +n x n−1 + n(n−1) xn −2 h2 + ...+ nxh n−1 + h n−x n


h→ 0 2

n (n−1) n−2
= lim ¿
h→ 0
[
h nx n−1+
2
x h+…+nx hn−2 +hn−1 ]
h

Di dalam kurung semua suku kecuali yang pertama mempunyai h sebagai faktor,
sehingga masing-masing suku ini mempunyai limit nol bila h mendekati nol.
Jadi

F’ (x) = nx n−1

Contoh :
1. D x ¿) = 3 x 2
2. D x ¿) = 9 x 8
3. D x ¿) = 100 x 99
Aaturan kelipatan konstanta, jika k suatu konstanta dan f suatu fungsi yang
terdiferensialkan, maka (kf)’(x) = k.f'(x) yakni,

D x [ k . f (x ) ] = k . D xf(x)

Jika dinyatakan dalam kata-kata, suatu pengali konstanta k dapat dikeluarkan


dari operator D x .

13
Bukti

Andaikan f(x) = k . f(x). Maka

f ( x +h )−f (x) k . f ( x +h ) −k . f ( x ) f ( x +h ) −f (x )
F’(x) = lim = lim = lim k .
h→ 0 h h→ 0 h h→ 0 h

f ( x +h )−f (x)
= k . lim = k . f’(x)
h→ 0 h

Contoh :
1. D x(−7 x 3) = -7 D x ¿) = -7 . 3 x 2 = -21 x 2
4 4
2. D x ¿) = D x (x 9 ) = . 9 x 8 = 12 x 8
3 3

Aturan jumlah, jika f dan g adalah fungsi-fungsi yang terdiferensialkan, maka (f


+g)’(x) = f’(x) + g’(x); yakni,

D x [ f ( x ) + g( x) ] = D x f ( x ) +¿ D x g( x )

Jika dinyatakan dalam kata kata, turunan dari suatu jumlah adalah jumlah dari
turunan-turunan.

Bukti

Andaikan f(x) = f(x) + g(x). Maka

F’(x) = lim
[ f ( x +h )+ g ( x+ h) ]−[ f ( x )+ g (x)]
h→ 0 h

f ( x+ h )−f ( x ) g ( x+ h )−g ( x)
= lim
h→ 0 [ h
+
h ]
f ( x +h )−f (x) g ( x+ h )−g( x)
= lim + lim
h→ 0 h h→ 0 h

= f’(x) + g’(x)

14
Aturan selisih, jika f dan g adalah fungsi-fungsi yang terdiferensialkan, maka (f -
g)’(x) = f’(x) – g’(x); yakni,

D x [ f ( x ) + g( x) ] = D x f ( x ) +¿ D x g( x )

Contoh :

1. D x ( 5 x 2+7 x−6 ) = D x ( 5 x 2+7 x ) −D x ( 6 )

= Dx¿

= 5 Dx ¿

= 5 . 2x + 7 . 1 + 0 = 10x + 7

2. D x ( 4 x 6−3 x 5−10 x2 +5 x+ 16 )

= 4 D x ( x 6 )−3 D x ( x 5 )−10 x 2+ 5 D x ( x ) + D x (16)


= 4(6 x 5) – 3(5 x 4 ¿ – 10(2x) + 5(1) + 0
= 24 x 5 – 15 x 4 −20 x +5
Aturan hasil kali, jika f dan g adalah fungsi-fungsi yang terdiferensialkan, maka

(f . g)’(x) = f(x)g’(x) + g(x) . f’(x)

Yakni,

D x [ f (x) g (x) ] = f ( x ) D x g ( x ) +¿ f ( x ) D x g ( x )

Bukti

Andaikan f(x) = f(x)g(x). Maka

f ( x +h )−f (x)
F’(x) = lim
h→ 0 h

= lim
h→ 0
f ( x+ h ) g ( x +h ) −f ¿ ¿ ¿

= lim
h→ 0
f ( x+ h ) g ¿ ¿ ¿

15
g ( x+ h )−g( x ) f ( x+ h )−f ( x )
h→ 0 [
=lim f ( x +h ) .
h
+ g ( x ).
h ]
lim g ( x+ h )−g( x)
= lim
h→ 0
¿ f(x + h) . h→0
+g( x) .
f ( x +h )−f ( x )
h h

= f(x)g’(x) = g(x)f’(x)

Contoh :
1. D x [ ( 3 x 2−5 ) (2 x 4 −x) ]= ( 3 x 2−5 ) D x ( 2 x 4−x ) + ( 2 x 4−x ) D x ( 3 x 2−5 )

= ( 3 x 2−5 ) ( 8 x 3−1 ) + ( 2 x 4−x ) (6 x )

= 24 x 5−3 x 2−40 x 3 +¿ 5 +12 x5 −¿ 6 x 2

= 36 x 5−40 x 3−9 x 2 +5

Untuk memeriksanya, pertama kita kalikan dan kemudian menurunkannya.

( 3 x 2−5 ) ¿) = 6 x 6−10 x 4−3 x 3 +5x

Jadi,

4 3
D x [ ( 3 x 2−5 ) ( 2 x 4 −x) ]=D x ( 6 x6 ) −D x(10 x ¿−D x ( 3 x ) + D x ¿x)

¿ 36 x 5−40 x 3−9 x 2 +5

Aturan hasil bagi, andaikan f dan g adalah fungsi-fungsi yang terdiferensialkan


dengan g(x) ≠0. Maka

f ' ( ) g ( x ) D X f ' ( x ) −f (x )D X g ' ( x)


() g
x=
g 2( x )

f (x) g ( x ) D x f ( x )−f (x ) D x g( x )
DX ( )
g( x)
=
g2 ( x )

Bukti

16
Andaikan f(x) = f(x)g(x)

f ( x +h )−f (x)
F’(x) = lim
h→ 0 h

f ( x +h) f (x) lim g ( x ) f ( x +h )−f ( x ) g (x+ h)


− 1
= g (x +h) g(x ) = h → 0 .
lim h g ( x ) g( x +h)
h→ 0 h

g ( x ) f ( x+ h )−g ( x ) f ( x ) + f ( x ) g ( x )−f ( x ) g(x +h) 1


= lim
h→ 0 [ h
.
g ( x ) g (x+ h) ]
f ( x +h ) −f ( x) g ( x+ h )−g ( x)
h→ 0
{[
= lim g ( x )
h
−f (x)
h ] 1
g ( x ) g(x +h) }
' 1
= [ g ( x ) f ( x )−f ( x ) g' ( x) ]
g ( x ) g (x+ h)

Contoh :
( 3 x−5 )
1. Carilah turunan
( x 2 +7 )
Penyelesaian :
(3 x−5) ( x 2+7 ) D x ( 3 x−5 )−(3 x−5) Dx ( x 2+ 7)
Dx
[( x 2+7)
=
] (x 2 +7)2
2 2 ¿
= ( x + 7) +7 ¿ ( 3 )−(3 x−5)(2 x) 2 2
( x +7)
−3 x2 +10 x+ 21
=
(x 2+7)2
2 3
2. Carilah D x y jika y = +
x +1 x
4

Penyelesaian :
2
D x y = D x( 4
) + D x( 3 )
x +1 x
( x¿¿ 4+1) x D x ( 3 )−3 D x (x)
= ( x ¿¿ 4 +1) D x ( 2 )−2 D x 2
¿¿ +
(x¿ ¿ 4+1) ¿ x2
(x ¿¿ 4 +1) ( 0 ) −( 2 ) (4 X 3)
= ¿
( x ¿¿ 4 +1)2 ¿

17
Fungsi f(x) = sin x dan g(x) = c0s (x) keduanya terdiferensialkan. Faktanya
D x ( sin x )=cos x Dx¿
Contoh soal :
1. Carilah D x ( 3 sin x−2 cos x ) = 3 D x ( sin x )−¿ 2 D x ( cos x )
= 3 cos x + 2 sin x
π
2. Carilah persamaan gaaris singgung pada grafik y= 3 sin 2x di titik ( , 0)
2

Penyelesaian :
Disini diperlukan turunan dari sin 2x; sayangnya pada saat ini kita hanya tahu
bagaimana mencari turunan dari sin x. Tetapi, sin 2x = 2 sin x cos x. Jadi,
Dx¿
¿ 6 D x(sin x cos x)

¿ 6¿

¿ 6¿

¿ 6[ cos 2 x−sin 2 x ] = 6 cos 2x

π
Di x = , turunan ini bernilai -6, yang karena itu merupakan kemiringan garis
2
singgung yang diinginkan. Persamaan garis ini adalah
π
y – 0 = -6(x - )
2
D x tan x=sec 2 x
D x sec x=sec x tan x

D x cot x=csc 2 x
D x csc x=−csc x cot x

18
Aturan rantai. Andaikan y = f(u) dan u = g(x). Jika g terdiferensialkan di x dan f
terdiferensialkan di u = g(x). Maka fungsi komposisi f ° g, didefenisikan oleh (
f ° g ¿ ( x ) =f ( g ( x )) terdiferensialkan di x dan
( f ° g)’(x) = f’(g(x))g’(x)
yakni
Dx¿
atau
D x y=Du y Dx u

Contoh soal :

1. Jika y = (2 x 2−4 x+1 ¿ ¿60, carilah D x y


Penyelesaian :
y = u60 dan u = 2 x2 −4 x +1
fungsi terluar adalah u60 dan fungsi yang lebih dalam adalah 2 x2 −4 x +1, maka
D x y=Du y Dx u

¿ (60u59)(4x-4)

¿ 60(2 x 2−4 x +1)59(4x-4)

1
2. Jika y = , carilah D x y
(2 x −7)3
5

Penyelesaian :
1
y= 3 =u
−3
dan u = (2 x5 −7)
u
D x y=D u y D x u
¿ (-3u−4 ¿(10 x 4 ¿
−3
¿ 4
. 10 x 4
u
4
¿ −30 x
¿¿

19
3. Saat matahari terbenam di belakang bangunan setinggi 120 kaki, bayangan
bangunan bertambah. Seberapa cepat bayangan tersebut bertambah(dalam kaki

π
per detik) ketika sinar matahari membuat sudut ?
4

Penyelesaian :
Anggaplah x sebagai panjang bayangan dalam kaki, dan andaikan θ sebagai
sudut sinar matahari. Misalkan t menyatakan waktu yang diuur dalam detik.
Maka x adalah fungsi θ, dan θ adalah fungsi t. Kita diminta untuk mencari D1 x .
Dari gambar diatas dilihat bahwa x = 120 cot θ, dan karena bumi berotasi setiap

−2 π
24 jam sekali, atau 86.400 detik, kita mempunyai Dt θ = . (Tanda negatif
86.400
digunakan karena θ turun sewaktu matahari terbenam). Dengan menggunakan
Aturan Rantai dan aturan untuk turunan kotangen
D1 x = Dθ x . Dt θ = Dθ ¿) . Dt θ

2 −2 π
= 120(-csc θ ¿( )
86.400
π
= csc 2 θ
360
π
Ketika θ = , kita mempunyai
4
π π
D1 x = csc 2 = 0,0175 kaki/detik
360 4
Aturan pangkat lagi. Andaikan r bilangan rasional sebarang. Maka, untuk x > 0
D x ( x r ) =r x r −1
jika r dapat ditulis dalam pernyataan r= p/q , dimana q ganjil , maka
D x x r=r x r−1untuk semua x.
Bukti

20
Karena r rasional, maka r dapat ditulis sebagai p/q, dengan p dan q bulangan
bulay q > 0. Andaikan
p
y = xr = x q

maka
y q =x p
dan dengan diferesnsiasi implisit ,
q y q−1 D x y= p x p −1
Jadi
p x p−1 p x
p−1

Dx y = q p = p−
p
q q −1 q
(x ) x q
p p
p p−1−p + q p q −1
¿ x = x = r x r−1
q q

Contoh soal :

5
1. Jika y = 2 x 3 + √ x 2+1, carilah D x y

Penyelesaian :
5 1
D x y = 2 D x 3 + D (x 2 +1) 2
x x

5 1
5 3 −1 1 2 −1
= 2. x + ( x +1)2 . (2x)
3 2

10 3
2
x
= x + 2
3 √ x +1
Bukti sebagian dari aturan rantai.
dy dy du
= .
dx du dx
Bukti )
Andaikan y = f(u) dan u = g(x), bahwa g terdiferensialkan di x dan bahwa f
terdiferensialkan di u = g(x). Bilamana x menerima pertambahan ∆ x, terdapat
pertambahan yang berpadaan dalam u dan y yang diberikan oleh
∆ u=g ( x+ ∆ x ) −g ( x )

21
∆ y =f ( g ( x+ ∆ x ) )−f (g ( x ))=f ( u+∆ u ) −f (u)
2.4.2 Buku II

Contoh Soal :

1 −2
1. y = 2 = x
−2
maka y’ = -2 x−3 = 3
x x
2. y = -8 x 3, maka y’ = ¿ = -24 x 2
3. y = -3 tan x, maka y’ = -3(tan x)’ = -3 sec 2 x
4. y = x 3 + x 2 +x - 2, maka y’ = 3 x 2 + 2x + 1
5. y = x 3 2 x, maka y’ = 3 x 2 2 x + x 3 2 x ln2
x cos . x+ x sin x
6. y = , maka y’ = 1. cos x=x (−sinx) =
cos x ¿¿¿ cos2 x
x 2 +1 x3 +2 x 2 ln x−x 2−x−1
7. y = = 2 x¿¿ = 3
x+ ln x x +2 x2 + ln x + x ¿ 2 x
8. y = (3 x+ 2) 4 = u 4 dimana u = 3x + 2
dy du
9. y’ = . = 4u3 . 3 = 12u3 = 12(3 x+ 2)2
du dx
10. Tentukan persamaan garis singgung di titik x = 2 pada fungsi f(x) = 3 x 4
jawab :
Koefesien arah garis singgung = m = f’ (2) = 12 x 3 = 96
Persamaan garis singgung: y - y 1 = m(x - x 1 ¿
Karena x 1=2, maka y 1 = 3(2 ¿ ¿4 = 48
Jadi garis singgung tersebut adalah y = 96x – 144
1 3
11. Diketahui f(x) = y = 2x -3. Fungsi iinversnya adalah f −1 ( y ) = y+
2 2
dy dy 1
Terlihat bahwa, =2 dan =
dx dx 2
12. x + cos x - e y + xy 2 = 0 diturunkan menjadi:
1 – sin x - e y y ' + y 2 + 2xy’ = 0
↔ (−e y + 2 xy ) y ' = -1 + sin x - y 2
↔ y' = ¿ ¿
13. y = x sin x → ln x sin x → ln y=sin x ln x

22
1 1
↔ y ' = cos x In x + sin x
y x

1 1
↔ y ' = y ¿ In x + sinx ¿ ↔ y’ = x sin x ¿ In x + sinx ¿
x x

14. Tentukan turunan ke-3 dari y = x 2f(x)


Jawab :
Misalkan u = x 2 dan v = f(x)
(uv )m = u' ' ' v +u' ' v ' +3 u ' v ' ' + u v' ' '
= 0 . f(x) + 3(2) . f’(x) + 3(2x) . f ' ' ( x ) + x 2 . f ' '' ( x )
= 6 f’(x) + 6x f '' ( x ) + x 2 . f ' ' ' ( x )

Diantara kedua buku tersebut hanya buku I yang menuliskan pembuktian dari
rumus/teorema/prinsip sedangkan buku II hanya menampilkan rumus/teorema/prinsip
tanpa menuliskan pembuktian. Buku I lebih banyak menguraikan mengenai
rumus/teorema/prinsip. Untuk contoh soal sendiri, buku I menuliskan berbagai contoh
soal beserta grafik atau kurva. Sedangkan buku II menuliskan contoh soal yang lebih
bervariasi daripada buku I namun tidak ada menampikan grafik atau kurva. Buku I lebih
cenderung menguraikan konsep dari turunan itu sendiri.

2.5 Variasi/Kedalaman/Jangkauan Soal Latihan

2.5.1 Buku I

Soal latihan:

1. y = x 2+ x−3
2. Jika s = √ ¿ ¿ ¿, carilah ds!
3. Air dipompakan dengan laju seragam 2 liter/menit ( 1 liter = 1000 cm3) ke
dalam sebuah tangki berbentuk kerucut lingkaran tegak terpancung. Tinggi
Tangki 80 cm, jari-jari bawah 20 cm dan jari-jari atas 40 cm. Seberapa cepat
permukaan air naik pada saat kedalaman air 30 cm? Catatan : volume V,
kerucut terpancung lingkaran tegak, dengan tinggi h, jari-jari bawah a dan jari-

1
jari atas b adalah V = πh .(a2 +ab+ b2 ).
3

23
4. Suatu palung sepanjang 12 kaki mempunyai permukaa berbentuk segitiga sama
sisi 4 kaki didasar dan 6 kaki di permukaan. Jika air mengisi palung tersebut
dengan laju 9 kaki kubik per menit, seberapa cepat level air naik ketika
sedalam 3 kaki?

2.5.2 Buku II
1. y = f(x) didefiniskan sebagai f(x) = 0 untuk x < 0, f(x) = x untuk 0≤ x<1, dan
f(x) = 2 – x untuk x ≥1. Tunjukkan bahwa f(x) mempunyai turunan pada setiap
x kecuali x = 1, dan terangkan mengapa f’(1) tidak ada.
2. Dua buah fungsi f(x) dan g(x) mempunyai turunan. Diketahui bahwa f(1) = 3,
2 3
f(1) = -2 an untuk 0 < x < 2 : 2{ f (x) } −{ g ( x ) } +9=0. Tentukan g(1) dan g’(1)
3. y = x 5+ 5 x 4 −10 x 2+6 , tentukan turunannya!
4. y = cos (1 - x 2)
1 1 2
5. y = (x + ) arc sin √ x + √ x−x
2 2
6. y = In (In tan x)

Buku I membahas tentang soal-soal latihan yang beragam. Mulai dari menurunkan
fungsi kuadrat hingga menghitung percepatan dan kecepatan. Di buku I menampilkan
gambar ilustrasi agar pembaca lebih mudah memahami soal-soal yang diberikan.
Terdapat 54 soal latihan dan 14 soal tambahan di akhir bab. Itu tidak termasuk soal-soal
latihan di akhir subbab. Setiap subbab terdapat soal latihan diakhir untuk menguji
kemampuan pembaca memahami materi yang di berikan di subbab tersebut

Sedangkan buku kedua membahas soal-soal latihan yang beragam juga, namun
tidak terdapat soal mengenai percepatan dan kecepatan. Di buku II soal latihan terdapat
152 soal beserta jawaban diakhir bab. Tidak seper buku I soal-soal latihan sudah

24
dituliskan diakhir, untuk per subbab hanya membahas contoh soal tidak ada soal latihan.
Namun di buku II terdapat soal mengenai arc dan In yang tidak terdapat di buku I.

BAB III
KESIMPULAN

1.1 Kelebihan Buku

No. Buku I Buku II


1. Menguraikan konsep yang jelas Disertai banyak soal latihan yang
bervariasi
2. Teorema/prinsip/dalil/sifat disertai Singkat dan padat dalam menyampaikan
dengan pembuktian konsep
3. Dilengkapi dengan gambar sehingga Disertai contoh soal untuk membantu
memudahkan pembaca untuk pembaca memahami konsep yang
memahami konsep dan mengerjakan diberikan
soal latihan
4. Disertai banyak soal latihan yang Disertai jawaban disetiap soal latihan
bervariasi
5. Disertai soal latihan diakhir subbab
untuk melatih kemampuan pembaca
pada materi di subbab tersebut
6. Disertai contoh soal disetiap subbab.
7. Menampilkan kata yang mudah
dipahami oleh pembaca

25
1.2 Kekurangan Buku

No. Buku I Buku II


1. Pada soal latihan tidak terdapat Tidak terdapat gambar sehingga
jawaban sehingga pembaca menyulitkan pembaca untuk memahami
kesusahan untuk mengecek jawaban, konsep ataupun mengerjakan soal latihan
apakah sudah benar atau tidak.
2. Tidak ada contoh soal di setiap subbab
hanya contoh soal secara keseluruhan
3. Kata-kata yang digunakan sulit untuk
dipahami, dikarenakan konsep yang
dijelaskan begitu singkat.

1.3 Kesimpulan

Kemiringan garis singgung atau gradien dan kecepatan sesaat merupakan


manifestasi dari turunan, yang pada dasarnya mempunyai prinsip pengerjaan yang sama.
Definisi turunan adalah turunan sebuah fungsi adalah fungsi lain f’ yang nilainya pada
sebarang bilangan c adalah

f ( c+ h )−f (c )
f’(c) = lim
h→ 0 h

asalkan limit ini ada dan bukan ∞atau -∞.

Dari buku I dan buku II terdapat kelebihan dan kelemahan di masing-masing


buku. Namun lebih banyak kelebihan buku I daripada buku II. Buku I lebih mudah
dipahami karena menggunakan kata-kata yang sering digunakan di kehidupan sehari-
hari dan menguraian konsep yang jelas. Buku I juga banyak menggunakan gambar
sehingga pembaca dapat lebih mudah memahami teori yang dijelaskan dan mengerjakan
soal dengan mudah.

1.4 Saran

Kak ka isikan saran pake kata kata kakak yang itu aku lupa hehe.

26
27
LAMPIRAN

28

Anda mungkin juga menyukai