Anda di halaman 1dari 17

Mata Kuliah Dosen Pembimbing

Kalkulus Diferensial Dra. Katrina Samosir, M.Pd

CRITICAL BOOK REPORT

PENGGUNAAN TURUNAN (PENERAPAN MASALAH-


MASALAH TURUNAN MAKSIMUM DAN MINIMUM)
Tugas ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kalkulus
Difrensial
Oleh Kelompok 6 PSPM D :

Nama NIM
Salwa Silviyanti Asrizal : 4221111047
Risya Indah Syakira : 4222411006
Fayyaza Aliya Nafisa Srg : 4223111042
Miranda Br Purba : 4223311044
Tri Nova Enjelika : 4223311049

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Critical Book Report dengan
topik “Penggunaan turunan (penerapan masalah – masalah turunan maksimum dan
minimum)” dengan baik tepat pada waktunya.

Critical Book Report ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas khusus mata
kuliah Kalkulus Difrensial. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra.
Katrina Samosir, M.Pd selaku dosen yang telah memberikan pengarahan dan semua
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari adanya kekurangan dalam penulisan makalah ini baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca guna menyempurnakan makalah ini.

Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan
pengalaman yang bermanfaat bagi pembaca.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ 2


DAFTAR ISI .................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................. 4
1.3 Tujuan ................................................................................................................................. 4
1.4 Identitas Buku ..................................................................................................................... 5
BAB II RINGKASAN ISI BUKU ......................................................................................................... 6
2.1 BUKU UTAMA ..................................................................................................................... 6
2.2 BUKU PEMBANDING ........................................................................................................... 8
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................................................. 13
3.1 PENULISAN KONSEP/DEFINISI ........................................................................................... 13
3.2 KEDALAMAN PENJELASAN KONSEP/DEFINISI ................................................................... 13
3.3 MUATAN VARIASI CONTOH SOAL KEDUA BUKU ............................................................... 14
3.4 MUATAN VARIASI LATIHAN SOAL KEDUA BUKU ............................................................... 14
3.5 TEOREMA PADA KEDUA BUKU .......................................................................................... 14
3.6 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU .............................................................................. 15
BAB IV PENUTUP ........................................................................................................................ 16
4.1 SIMPULAN ........................................................................................................................ 16
4.2 SARAN .............................................................................................................................. 16
LAMPIRAN .................................................................................................................................. 17

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami.
Terkadang kita memilih satu buku, namun kurang memuaskan. Misalnya dari segi
bahasa, pembahasan, pemahaman materi, contoh soal dan pemaparan gambar tentang
Kalkulus Diferensial itu kurang menarik minat pembaca. Oleh karena itu, kami
membuat CBR (Critical Book Reporti) ini untuk mempermudah pembaca dalam
memilih dan memahami buku referensi dan mempermudah dalam memahami,
khususnya pada mata kuliah Kalkulus Difrensial ini.
Penulisan karya ilmiah memiliki peranan penting dan merupakan bagian dari
tuntutan formal akademik. Di setiap universitas, termasuk di Universitas Negeri Medan
(Unimed) khususnya Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA),
penulisan karya ilmiah dapat berupa bagian dari tugas kuliah khusus yang diberikan
dosen kepada mahasiswa, yakni dalam bentuk esai, review buku dan artikel ilmiah, atau
merupakan salah satu syarat penyelesaian studi untuk memperoleh gelar sarjana,
magister, maupun doktor dalam bentuk skripsi, tesis, dan disertasi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa ringkasan sub-bab buku utama?


2. Apa ringkasan sub-bab buku pembanding?
3. Apa kelebihan buku utama?
4. Apa kelebihan buku pembanding?
5. Apa kekurangan buku utama?
6. Apa kekurangan buku pembanding?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan Critical Book Report ini yaitu untuk membandingkan
topik “Penggunaan turunan (penerapan masalah – masalah turunan maksimum dan
minimum” dalam dua buku materi kuliah Kalkulus Difrensial yang terkait isi, kelebihan
dan kekurangan pada buku.

4
1.4 Identitas Buku

1. Buku Utama

1 Judul : Kalkulus
2 Judul Bab : Penggunaan Turunan
3 Penulis : Drs. Koko Martono, M.Si
4 Penerbit : Erlangga
5 Tahun terbit : 1999
6 Kota terbit : Jakarta

2. Buku Pembanding

1 Judul : Kalkulus Diferensial (Kalkulus 1)


2 Judul Bab : Penggunaan Turunan
3 Penulis : Tim Penyusun
4 Penerbit : Universitas Negeri Medan
5 Tahun terbit : 2017
6 Kota terbit : Medan

5
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

2.1 BUKU UTAMA

A. Penerapan Turunan

Ekstrim Mutlak dan Ekstrim Lokal Kita mulai pasal ini dengan mendefinisikan
ekstrim mutlak dan ekstrim lokal dari suatu fungsi yang kontinu pada suatu selang.
Definisi 4.1 Misalkan fungsi f kontinu pada selang I yang memuat titik c.
 Fungsi ƒ dikatakan mencapai maksimum mutlak di c jika f(c) ≥ f(x) untuk
setiap x ∈ I. Di sini f(c) dinamakan nilai maksimum mutlak, dan (c, f(c))
dinamakan titik maksimum mutlak dari fungsi ƒ pada selang I.
 Fungsi ƒ dikatakan mencapai minimum mutlak di c jika f(c) ≤ f(x) untuk
setiap x ∈ I. Di sini f(c) dinamakan nilai minimum mutlak, dan (c, f(c))
dinamakan titik minimum mutlak dari fungsi ƒ pada selang I.
 Fungsi ƒ dikatakan mencapai maksimum lokal di c jika terdapat suatu δ>0
sehingga pada selang (c-δ, c+δ berlaku f(c)≥f(x). Di sini f(c) dinamakan nilai
maksimum lokal, dan (c, f(c)) dinamakan titik maksimum lokal dari fungsi f
pada selang I.
 Fungsi ƒ dikatakan mencapai minimum lokal di c jika terdapat suatu δ>0
sehingga pada selang (c-δ, c+δ) berlaku f(c)≤ f(x). Di sini f(c) dinamakan
nilai minimum lokal, dan (c, f(c)) dinamakan titik minimum lokal dari fungsi
I pada selang I.

B. Uji Turunan Kedua untuk Kecekungan Fungsi

Karena kemonotonan fungsi dapat dikaitkan dengan tanda dari turunan


pertamanya, maka kecekungan suatu fungsi pada selang terbuka dapat ditentukan
dari tanda turunan keduanya, teoremanya sebagai berikut.
Teorema 4.7 (Uji Turunan Kedua untuk Kecekungan Fungsi) Misalkan fungsi f
diferensialkan dua kali pada selang terbuka Jika f "(x)> 0 pada 7, maka fungsi ƒ
cekung ke atas pada 7, dan jika ƒ"(x) < 0 pada 7, maka fungsi f cekung ke bawah
pada 1.
Bukti Karena f "(x) > 0 pada /, maka fungsi f' monoton naik pada 7. Berdasarkan
Definisi tentang kecekungan, kondisi ini mengakibatkan fungsi ƒ cekung ke atas
pada./. Karena f "(x) < 0 pada 1, maka fungsi f' monoton turun pada 1. Berdasarkan
Definisi 4.6 tentang kecekungan, kondisi ini mengakibatkan fungsi f cekung ke
bawah pada I. Dengan demikian terbuktilah yang diinginkan

6
C. Turunan di Titik Ekstrim Lokal

Turunan di Titik Ekstrim Lokal Pada suatu fungsi yang terdiferensialkan di titik
ekstrim lokalnya, turunan fungsi di titik ekstrim lokalnya selalu nol. Fungsi g pada
Ilustrasi 4.1 mempunyai turunan g'(x) = 4x3 – 4x = 4x(x + 1)(x–1), sehingga g'(0) = 0.
Perhatikan bahwa di sini fungsi g mencapai maksimum lokal di (0,0) dengan g'(0)=0.

D. Titik Kritis dan Titik Stasioner dari Fungsi Kontinu

Titik Kritis dan Titik Stasioner dari Fungsi Kontinu Kita menduga bahwa lokasi
ekstrim mutlak dan ekstrim lokal dari suatu fungsi kontinu pada selang / akan
tercapai di titik ujung selang , bila selang tertutup, atau titik e di dalam selang /
yang memenuhi f'(c) = 0 atau f'(c) tidak ada.
Titik di mana lokasi ekstrim akan tercapai dinamakan titik kritis dari fungsi f.
Dalam kasus f'(c) = 0, titik e dinamakan titik stasioner dari fungsi f. Dalam kasus
fungsi tidak terdiferensialkan di c dengan f'(c) f(c), titik c dinamakan titik singular
dari fungsi f.

E. Uji Turunan Pertama untuk Kemonotonan Fungsi

Perhatikan fungsi f(x) = x, yang memenuhi f'(x) = 2x


monoton turun pada selang (-∞,0) karena x < 0 f(x) = x²> 0, dan
monoton naik pada selang (0,∞) karena x > 0 f(x)=x>0.

F. Uji Turunan Pertama untuk Menentukan Lokasi Ekstrim Lokal

Uji Turunan Pertama untuk Menentukan Lokasi Ekstrim Lokal Dari selang
kemonotonan suatu fungsi kontinu dapat ditentukan lokasi ekstrim lokalnya
berdasarkan perubahan kemonotonan fungsinya. Perubahan kemonotonan di sekitar
titik kritis dari fungsinya dapat ditentukan dengan perubahan tanda dari turunan
pertamanya di sekitar titik kritis tersebut. Di sekitar titik kritis, perubahan dari
monoton naik ke monoton turun menghasilkan maksimum lokal, dan perubahan
sebaliknya menghasilkan minimum lokal.

G. Uji Turunan Kedua untuk Ekstrim Lokal Ekstrim lokal

Uji Turunan Kedua untuk Ekstrim Lokal Ekstrim lokal beserta jenisnya dari
suatu fungsi dapat juga ditentukan dengan memeriksa tanda turunan kedua di titik
kritisnya, teoremanya sebagai berikut.

Teorema 4.5 (Uji Turunan Kedua untuk Ekstrim Lokal) Misalkan fungsi f
terdiferensialkan pada selang terbuka / yang memuat c.
Jika f'(c) = 0 dan ƒ"(c) < 0, maka fungsi mencapai maksimum lokal di c
Jika f'(c) = 0 dan ƒ"(c) > 0, maka fungsi ƒ mencapai minimum lokal di c

7
H. Uji Turunan Kedua untuk Kecekungan Fungsi

Karena kemonotonan fungsi dapat dikaitkan dengan tanda dari turunan


pertamanya, maka kecekungan suatu fungsi pada selang terbuka dapat ditentukan
dari tanda turunan keduanya, teoremanya sebagai berikut.
Teorema 4.7 (Uji Turunan Kedua untuk Kecekungan Fungsi) Misalkan fungsi f
terdiferensialkan dua kali pada selang terbuka Jika f "(x)> 0 pada 7, maka fungsi ƒ
cekung ke atas pada 7, dan jika ƒ"(x) < 0 pada 7, maka fungsi f cekung ke bawah
pada 1.
Bukti Karena f "(x) > 0 pada /, maka fungsi f' monoton naik pada 7. Berdasarkan
Definisi 4.6 tentang kecekungan, kondisi ini mengakibatkan fungsi ƒ cekung ke atas
pada./. Karena f "(x) < 0 pada 1, maka fungsi f' monoton turun pada 1. Berdasarkan
Definisi 4.6 tentang kecekungan, kondisi ini mengakibatkan fungsi f cekung ke
bawah pada I. Dengan demikian terbuktilah yang diinginkan

2.2 BUKU PEMBANDING

Penerapan Masalah-Masalah Maksimum dan Minimum

Ketika ingin menyelesaikan penerapan masalah-masalah maksimum dan


minimum, maka langkah yang harus kita perhatikan adalah menentukan besaran yang
dimaksimumkan atau diminimumkan. Besaran ini akan menjadi variabel tak bebas
dalam menyelesaikan masalah ini.
Variabel tak bebas harus dinyatakan sebagai fungsi variabel bebas, yang
mengontrol nilai-nilai variabel tak bebas nya. Jika domain dari nilai-nilai variabel tak
bebasnya adalah interval tertutup, maka kita bisa memprosesnya dengan
menggunakan metode maksimum-minimum interval tertutup. Langkah-langkah
menyelesaikan masalah terapan ini adalah sebagai berikut:

1. Carilah besaran yang dimaksimumkan atau diminimumkan. Besaran ini


seharusnya dinyatakan dengan suatu kata atau frase dan label (huruf) yang
merupakan variabel tak bebas. Kita menuliskan variabel bebas dengan x.
2. Menyatakan variabel tak bebas sebagai fungsi dari variabel bebas. Untuk
mencari hubungan antara variabel bebas dan variabel tak bebas, kita selalu
menggambarkan dan memberi label variabel-variabel. Carilah domain dari fungsi
ini jika memungkinkan, paksakan domainnya menjadi interval tertutup dan
terbatas
3. Menerapkan kalkulus untuk mencari titik kritis. Menghitung turunan f’ dari fungsi
f yang diperoleh dalam langka 2. Gunakan turunan untuk mendapatkan titik kritis
f’(x)= 0 dan f’(x) tidak ada
4. Identifikasi titik ekstrim. Evaluasi nilai f disetiap titik kritis dalam domainnya dan
kedua titik ujungnya.Nilai-nilai yang diperoleh menentukan maksimum mutlak
dan minimum mutlak.

8
5. Menjawab pertanyaan dalam masalah. Dengan kata lain interpretasikan hasil-
hasil yang diperoleh.

Contoh 1

Seorang petani mempunyai 20 m kawat duri yang dirancang untuk memagari


kandang hewan yang berbentuk persegi panjang dengan satu sisinya dinding tembok
gudang, seperti yang diperlihatkan pada gambar 4.4.1. Tentukan ukuran kandang,
yang akan memaksimumkan luas daerah kandang hewan tersebut.

Penyelesaian

Tujuan kita adalah ingin memaksimumkan luas daerah kandang hewan A seperti
yang ditunjukkan pada gambar diatas. Misalkan x adalah panjang sisi yang tegak
lurus dengan tembok gudang, dan y adalah panjang sisi yang sejajar dengan tembok.
Maka luas daerah persegi panjang itu adalah

A = xy

Sekarang A sebagai fungsi dari x atau y saja. Karena panjang dari semuanya
adalah 20 m, maka kita peroleh hubungan antara x dan y ,

2x + y = 20 atau y=20-2x

Selanjutnya,kita substitusikan nilai y ini ke dalam formula A= xy dan diperoleh


A(x) = x(20 − 2x) = 20x − 2𝑥2
Persamaan ini menyatakan variabel tak bebas A sebagai fungsi dari variable besar x

9
Sebelum memproses selanjutnya, kita harus mencari domain dari fungsi A. Dari
gambar 4.4.2. Jelas bahwa 0 < x < 10. Tetapi untuk menerapkan metode maksimum-
minimum interval tertutup, kita perlu suatu interval tertutup. Di Dalam contoh ini, kita
boleh menghubungkan titik-titik ujung ke (0, 10) untuk mendapatkan interval tertutup
[0, 10]. Nilai x = 0 dan x = 10 berkorespondensi dengan membangun kandang dengan
luar 0.
20-4x
Sekarang kita hitung turunan dari fungsi A dalam persamaan (2):

=20 – 4x

Karena A terdiferensiasi, titik kritisnya hanya terjadi apabila = 0 atau 20-4x=0

Sehingga x = 5 satu-satunya titik kritis yang terletak di interval (0,10). Dengan


memasukkan titik-titik ujung ekstrim dari A dapat terjadi hanya di x = 0,5, atau 10.
Kita evaluasi A di titik itu

A (0) = 0

A (5) = 50, maksimum mutlak

A (10) = 0
Dengan demikian luas daerah maksimumnya adalah A (5) = 50 m 2. Dari
persamaan (1) kita menemukan bahwa y = 10 untuk x = 5. Oleh karena itu untuk
mendapatkan luas kandang hewan yang maksimum, dengan panjang kawat duri yang
ada, panjang dua sisi yang tegak lurus dengan tembok gudang haruslah 5 m dan sisi
yang sejajar dengan tembok harus 10 m.

Kecekungan dan Uji Turunan Kedua untuk Titik Ekstrim

Jika kita menggambarkan grafik y = f(x) dari kiri ke kanan, garis singgung di
titik-titik pada kurva itu akan bergerak situasi dengan perputaran arah jarum jam. Kita
menggambarkan situasi ini dengan mengatakan bahwa kurva y = f(x) Cekung keatas

10
Jika f”(x) < 0 pada interval I, maka turunan pertama f’ turunan pada I, sehingga garis
singgung akan bergerak searah dengan perputaran jarum jam jika x bertambah besar.
Kurva y= f(x) cekung ke bawah memperlihatkan bagaimana posisi garis singgung ada
kurva dengan f”(x) < 0. Kedua kasus diatas dirangkum secara singkat dalam tabel
dibawah.

F” (x) y=f(x)
Positif Cekung ke atas
Negatif Cekung ke bawah

Contoh soal:

Suatu kotak tanpa penutup dengan alas persegi mempunyai volume 500cm 3.Carilah
ukuran dari kotak itu yang meminimumkan luas permukaan kotak itu.

Penyelesaian:
Kita misalkan panjang sisi-sisi dari alas persegi itu dengan x dan tinggi kotak dengan
y.

Volume kotak itu adalah V = x2y = 500 dan luas seluruh permukaannya (alas dan
empat sisi tegak) adalah A(x) = x2 + 2000x, 0 < x < + ∞

Domain dari A adalah interval terbuka dan tak terbatas (0, +∞) sebab x dapat bernilai
sembarang bilangan positif. Untuk membuat volume kotak menjadi 500, kita dapat
memilih y =500x2. Tetapi x tidak dapat bernilai 0 atau negatif.

Turunan pertama A’(x) = 0 menghasilkan x3=1000, sehingga titik kritis dari A dalam
(0, +∞) hanyalah x = 10. Untuk penyelidikan titik kritis ini, kita hitung turunan kedua
A”(x) = 2 + 4000/x3.

Karena A”(x) > 0 pada (0, +∞), berdasarkan uji turunan kedua kita peroleh A(10) =
300 merupakan nilai maksimum dari A(x) pada (0, +∞). Kemudian dari y = 500/x 2,
diperoleh nilai y = 5 untuk x = 10. Dengan demikian nilai maksimum dari luas
permukaan kotak ini bersesuaian dengan ukuran panjang alas 10 cm dan tinggi 5 cm.

Menggambar Sketsa Grafik suatu fungsi

Langkah-langkah dalam mensketsa grafik suatu fungsi adalah sebagai berikut:


1. Menentukan perpotongan grafik fungsi dengan sumbu koordinat. Perpotongan
grafik dengan sumbu – x diperoleh dengan mensubstitusikan y = 0 pada fungsi
yang diberikan. Sedangkan perpotongan grafik dengan sumbu – y diperoleh dengan
mensubstitusikan x = 0.

11
2. Menentukan interval ini diperoleh dengan menyelesaikan pertidaksamaan f’ > 0
untuk grafik naik, dan f’ < 0 untuk grafik turun. Perubahan naik turunnya grafik
dapat menentukan titik ekstrim dari fungsi yang diberikan.
3. Menentukan interval dimana grafik cekung ke atas dan di mana grafik itu cekung
ke bawah. Interval ini diperoleh dengan menyelesaikan pertidaksamaan f” > 0
untuk grafik cekung ke atas, dan f” < 0 untuk grafik cekung ke bawah. Titik belok
dari grafik ditentukan dari perubahan kecekungan di suatu titik.
4. Membuat sketsa grafik berdasarkan data-data yang diperoleh pada langkah 1
sampai langkah ke 3.

12
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 PENULISAN KONSEP/DEFINISI

1. Buku Utama
Di buku ini mencakup materi penggunaan turunan yang lebih terperinci. Dimulai dari
maksimum/minimum, limit, penggambaran grafik, teorema nilai rata-rata serta soal-
soal yang memuat pembahasan. Di dalam buku ini juga memuat banyak soal-soal
yang dapat mengasah kemampuan siswa dan memperluas pemahaman siswa dalam
materi penggunaan turunan.

2. Buku Pembanding
Pada buku pembanding, materi dimulai dengan kalimat-kalimat yang merupakan
konsep umum dari isi bab tersebut. Bab yang dibahas yaitu penerapan masalah-
masalah maksimum dan minimum.

Pembuktian:
Ilustrasi awal pada pembanding: “Dalam subbab ini, kita akan mencurahkan perhatian
pada penerapan masalah maksimum dan minimum. Ketika kita menghadapi masalah
seperti ini, ada langkah yang sangat penting yaitu kita harus menentukan besaran
yang dimaksimumkan atau diminimumkan. Besaran ini akan menjadi variabel tak
bebas dalam menyelesaikan masalah tersebut.”

3.2 KEDALAMAN PENJELASAN KONSEP/DEFINISI

1. Buku Utama
Di dalam buku ini, penulis menjelaskan secara rinci materi penggunaan turunan
tersebut. Dimulai dari pengertian, tokoh pelopor, soal-soal yang banyak untuk
mengasah kemampuan siswa. Didalam buku ini pembahasan yang dijelaskan sangat
cukup jelas, dimulai dari contoh soal yang bervariasi, pembahasan contoh soal yang
lebih mudah dipahami, grafik-grafik yang ada juga sangat membantu dalam
memahami dan sangat baik digunakan dalam segi kelengkapan dari materi
penggunaan turunan ini. Tetapi jika dilihat dari segi warna pada desain gambarnya
kurang menarik, karena menggunakan warna yang monoton. Akan tetapi, halaman
yang disajikan dalam buku ini cenderung lebih banyak sehingga, dikhawatirkan juga
akan membuat pembaca bosan untuk membacanya. Apalagi pada saat penjelasan
lebih bertele-tele dan tidak langsung masuk pada inti pembahasan.

2. Buku Pembanding
Buku pembanding memiliki konsep definisi yang bisa menggambarkan isi dari bab
tersebut, baik dari segi gambar, grafik, sampai contoh soal. Jika sebuah buku
menjelaskan materi dari sebuah bab secara lengkap dan jelas, maka buku tersebut

13
sebuah dikategorikan ke dalam buku yang baik hanya saja kalimat-kalimat yang
digunakan pada kedua buku ini sedikit berbeda tetapi memiliki makna yang sama.

3.3 MUATAN VARIASI CONTOH SOAL KEDUA BUKU

1. Buku Utama
Untuk contoh soal pada buku utama contoh soal yang diberikan cenderung sedikit,
karena tidak setiap materi diberikan contoh soal.

2. Buku Pembanding
Untuk contoh soal, pada buku pembanding mempunyai banyak variasi soal, seperti
masalah penggergajian, menyelidiki kecekungan grafik fungsi sampai pada
menggambar sketsa grafik. Langkah-langkah penyelesaian dari contoh soal tersebut
juga dijelaskan secara urut dan rinci sehingga pembaca bisa dengan mudah
memahaminya.

3.4 MUATAN VARIASI LATIHAN SOAL KEDUA BUKU

1. Buku Utama
Variasi soal latihan pada buku ini tidak cukup banyak dan bervariasi, namun cukup
melengkapi untuk membantu pemahaman lebih dalam mengenai materi yang
bersangkutan.

2. Buku Pembanding
Untuk latihan-latihan soal, buku pembanding memiliki banyak latihan soal pada
setiap pembahasan dari sub babnya.

3.5 TEOREMA PADA KEDUA BUKU

1. Buku Utama
Pada buku utama menyajikan teorema pada setiap sub bab yang dibahas sehingga
dapat mempermudah pembaca dalam memahami materi. Salah satu teorema yang
terdapat pada buku utama sebagai berikut.

Teorema 4.5 (Uji Turunan Kedua untuk Ekstrim Lokal) Misalkan fungsi f
terdiferensialkan pada selang terbuka / yang memuat c.
Jika f'(c) = 0 dan ƒ"(c) < 0, maka fungsi mencapai maksimum lokal di c
Jika f'(c) = 0 dan ƒ"(c) > 0, maka fungsi ƒ mencapai minimum lokal di c

2. Buku Pembanding
Pada buku pembanding selalu memaparkan teorema pada bagian penyelesaian soal,
sehingga pembaca dapat dengan mudah memahami bahwa teorema ini digunakan
pada bentuk soal seperti ini. Jika diletakkan bukan pada bagian penyelesaian soal,
Maka ini bisa membingungkan para pembaca,karena belum mengetahui kapan
teorema ini harus digunakan.

14
Salah satu teorema pada buku pembanding:
Uji turunan kedua:
Misalkan bahwa fungsi f dapat diturunkan dua kali pada interval buka I yang
memuat titik kritis c dimana f’(c) = 0. Maka
(1) Jika f “(x) > 0 pada I, maka f (c) merupakan nilai minimum dari f (x) pada I.
(2) Jika f”(x) < 0 pada I, maka f (c) merupakan nilai maksimum dari f(x) pada I.

Jadi, kedua buku ini sama-sama memaparkan teorema pada setiap materi, sehingga
menjadikan kedua buku ini lengkap dan jelas sehingga mudah dipahami.

3.6 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU

1. Buku Utama
Pada buku utama menjelaskan secara rinci dan mendetail mengenai penerapan
turunan, menyuguhkan contoh soal beserta ilustrasi, dan latihan soal yang
merupakan pengembangan dari teori dan contoh yang telah dipaparkan. Terdapat
catatan/poin penting dari sub materi yang dibahas untuk memudahkan pemahaman
materi. Banyak gambar atau grafik dari penjelasan materinya
Pada buku utama konsepnya terstruktur dan bahasa yang digunakan cukup mudah
dan penjelasan per-babnya cukup mudah dipahami.
Akan tetapi, pada buku utama contoh soal yang diberikan cenderung sedikit, karena
tidak setiap materi diberikan contoh soal.

2. Buku Pembanding
Pada buku pembanding memiliki cover yang menarik perhatian pembaca.
Penjelasan materi dipaparkan dengan sistematis konsep definisi yang bisa
menggambarkan isi dari bab tersebut, baik dari segi gambar, grafik, sampai contoh
soal sehingga buku ini mudah dipahami. Buku pembanding mempunyai banyak
variasi contoh soal, dan langkah yang disertakan juga sistematis. Latihan soal yang
dipaparkan buku pembanding banyak dan bervariasi. Buku pembanding juga
dilengkapi dengan teorema-teorema yang memudahkan pembaca untuk memahami
paparan materi. Kekurangan buku ini adalah sedikit terlalu besar sehingga sulit jika
ingin dibawa kemana-mana ketika ingin belajar.

15
BAB IV
PENUTUP

4.1 SIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, kedua buku layak untuk dibaca
dan dipelajari. Karena pada dasarnya masing-masing buku sama-sama memiliki
kekurangan dan kelebihan.

4.2 SARAN

Setelah penulis membaca dan memahami isi dari kedua buku tersebut, penulis
menyarankan kepada pembaca untuk membaca buku utama karena lebih mudah
dipahami. Akan tetapi, untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa, penulis juga
menyarankan membaca buku pembanding. Karena pada buku pembanding banyak
mencantumkan gambar, grafik, teori dan latihan soal yang bervariasi.

16
LAMPIRAN

Buku Utama Buku Pembanding

17

Anda mungkin juga menyukai