Anda di halaman 1dari 3

Nama : M Fauzan Reza F

NPM : 1810631160173
Tugas Sistem Instrumentasi

1 menjelaskan definisi sistem pengukuran instrumen dan instrumentasi


Sistem pengukuran

Sistem dapat didefinisikan sebagai susunan beberapa bagian dalam suatu batasan-batasan tertentu
yang bekerja bersama-sama untuk menghasilkan suatu keluaran dari masukan-masukan yang
diberikan. Batasan-batasan tersebut memisahkan sistem dari lingkungannya dan sistem akan
berinteraksi dengan lingkungannya melalui sinyal-sinyal yang bergerak melewati batas-batas
tersebut baik dari lingkungan dari sistem (yang disebut sebagai masukan) maupun dari sistem
menuju lingkungan

Sistem instrumentasi

Maksud dari sistem instrumentasi yang digunakan untuk melakukan pengukuran adalah untuk
memberikan suatu nilai numerik yang sesuai dengan variabel yang diukur. Sebagai contoh,
thermometer dapat digunakan untuk memberikan suatu nilai numerik dari temperatur sebuah
cairan. Dengan demikian, suatu sistem pengukuran akan dipandang memiliki masukan berupa nilai
sebenarnya dari variabel yang sedang diukur, dan keluaran berupa nilai variabel yang terukur.

Sistem pengukuran lnstrumentasi (instrumentation) merupakan:


a. penggunaan Perangkat ukur (instrumen) untuk menentukan harga besaran yang
Berubah-ubah, yang seringkali pula untuk keperluan pengemudian besaran yang
Perlu berada di batas-batas harga tertentu.
b. semua perangkat (kimia, listrik, hidrolik, magnit, mekanik, optik, pneumatik) yang
Digunakan untuk: menguji, mengamati, mengukur, memantau, mengubah,
Membangkitkan, mencatat, menera/memelihara, atau mengemudikan sifat-sifat fisik
Gerakan atau karakteristik lain.
Sistem pengukuran instrumen (lnstrument)
insrument atau perangkat ukur merupakan perangkat untuk mengukur harga sesuatu
Kuantitas selama pengamatan. Perangkat itu dapat berupa instrumen tuding (indicating
Instument) dan dapat berupa instrumen rekan (recording instrument).

2. Elemen-elemen pembentuk sistem instrumentasi


1. Sensor

Sensor adalah elemen sistem yang secara efektif berhubungan dengan proses di mana suatu variabel
sedang diukur dan menghasilkan suatu keluaran dalam bentuk tertentu tergantung pada variabel
masukannya, dan dapat digunakan oleh bagian sistem pengukuran yang lain untuk mengenali nilai
variabel tersebut.

2. Prosessor sinyal

Elemen ini akan mengambil keluaran dari sensor dan mengubahnya menjadi suatu bentuk besaran
yang cocok untuk tampilan atau transmisi selanjutnya dalam beberapa sistem control.
3. Penampil data

Elemen ini menampilkan nilai-nilai yang terukur dalam bentuk yang bisa dikenali oleh pengamat ,
yaitu melalui sebuah alat penampil (display), misalnya sebuah jarum penunjuk (pointer) yang
bergerak di sepanjang skala suatu alat ukur, atau bisa juga berupa informasi pada unit penampil
visual (vdu, visual display unit). Selain itu, sinyal tersebut juga dapat direkam, misalnya pada kertas
perekam diagram atau pada piringan magnetic, ataupun ditransmisikan ke beberapa sistem lainnya
seperti ke sistem control.

4. Akurasi dan error

Akurasi adalah perluasan jangkauan dimana nilai yang diindikasikan oleh sebuah sistem pengukuran
atau elemen mungkin bernilai salah.

Istilah error digunakan untuk menyatakan selisih antara hasil pengukuran dan nilai sebenarnya dari
besaran yang diukur.

Akurasi merupakan indicator dari seberapa dekat nilai yang dihasilkan oleh suatu sistem pengukuran
dapat diharapkan merupakan nilai besaran yang sebenarnya. Error pengukuran adalah selisih antara
hasil pengukuran dan nilai sebenarnya dari kuantitas yang diukur.

5. Jangkauan

Jangkauan variabel dari sebuah sistem adalah batas-batas di mana nilai masukan dapat berubah-
ubah.

Istilah dead band atau dead space digunakan jika terdapat jangkauan nilai-nilai masukan di mana
tidak terdapat nilai-nilai keluarannya.

6. Presisi, repeatability, dan reproduksibilitas

Istilah presisi digunakan untuk menggambarkan derajat kebebasan suatu sistem pengukuran dari
adanya eror-eror acak. Artinya, instrument pengukuran dengan presisi tinggi hanya akan
memberikan sebaran pembacaan yang sempit jika pembacaan terhadap besaran yang sama
dilakukan berulang-ulang, sedangkan sistem pengukuran dengan presisi rendah akan memberikan
sebaran pembacaan yang luas.

Istilah repeatiability (kemampuan pengulangan) dan reproduksibilitas merupakan cara lain untuk
menyatakan kemampuan kepresisian dalam konteks yang spesifik. Istilah repatibility digunakan
untuk menyatakan kemampuan sebuah sistem pengukuran dalam memberikan nilai yang sama
untuk pengukuran yang dilakukan secara berulang ulang terhadap nilai variabel yang sama.

Adapun istilah reproduksibilitas digunakan untuk menggambarkan kemampuan sebuah sistem dalam
menghasilkan keluaran yang sama ketika diberikan masukan konstan dengan sistem atau elemen-
elemen sistem diputus dari masukannya dan kemudian dipasang kembali. Error yang dihasilkan
biasanya dinyatakan sebagai presentase terhadap keluaran jangkauan penuh.

7. Sensitivitas

Sensitivitas menunjukan berapa banyak keluaran dari suatu sistem instrumentasi atau elemen
sistem berubah ketika besaran yang sedang diukur berubah pada suatu nilai yang ditetapkan, yaitu
rasio atau perbandingan antara keluaran dan masukan.
Istilah ini juga sering digunakan untuk mengindikasikan sensitivitas terhadap besaran masukan yang
lain di luar besaran yang diukur, misalnya perubahan kondisi lingkungan sistem.

8. Stabilitas

Stabilitas sebuah sistem merupakan kemampuan sistem untuk menghasilkan keluaran yang sama
ketika digunakan untuk mengukur suatu masukan yang konstan dalam suatu periode waktu
tertentu. Istilah drift digunakan untuk menggambarkan perubahan keluaran yang terjadi terhadap
waktu. Drift dapat dinyatakan dalam bentuk presentase terhadap keluaran jangkauan penuh. Istilah
zero drift digunakan untuk menyatakan perubahan yang terjadi pada sis keluaran pada saat
masukannya bernilai nol.

9. Karakteristik dinamik

Istilah-istilah yang telah diuraikan diatas mengacu pada apa yang disebut sebagai karakteristik static.
Ini merupakan nilai-nilai yang diperoleh ketika terjadi kondisi keadan tunak (steady-state), yaitu
kondisi dimana sistem atau elemen sistem telah tunak atau tidak mengalami perubahan lagi setelah
mendapat beberapa masukan. Karakteristik dinamik mengacu pada perilaku sistem antara waktu
ketika nilai masukan sistem berubah dan waktu ketika nilai yang diberikan oleh sistem atau elemen
mencapai keadaan tunak. Berikut ini adalah beberapa istilah yang biasa digunakan untuk
menggambarkan karakteristik dinamik suatu sistem:

10. Waktu respons

Waktu respons adalah waktu yang ditempuh setelah masukan diberikan pada suatu sistem atau
elemen bertambah dari nol hingga suatu nilai konstan pada titik dimana sistem/elemen memberikan
keluaran yang sesuai dengan suatu presentase tertentu.

11. Waktu naik

Waktu naik adalah waktu yang dibutuhkan oleh keluaran sistem untuk beranjak naik hingga
mencapai presentase tertentu dari nilai keluaran keadaan tunak.

12. Waktu pemantapan

Waktu pemantapan adalah waktu yang diperlukan oleh keluaran sistem untuk mencapai keadaan
dalam nilai oresentase tertentu.

13. Reliabilitas

Reliabilitas (kendalaan) adalah persyaratan penting yang harus dimiliki suatu sistem pengukuran.
Reliabilitas suatu sistem pengukuran didefinisikan sebagai probabilitas bahwa sistem (atau elemen
sistem) akan beroperasi pada level ujuk kerja yang ditetapkan dalam suatu periode waktu tertentu,
serta pada kondisi-kondisi lingkungan tertentu

Anda mungkin juga menyukai