PERCOBAAN I
1.1 TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memahami konsep dasar dari sistim instrumentasi sehingga
mampu melakukan desain dan aplikasi instrumennya terutama yang berkaitan
dengan pengukuran dibidang teknik elektro
2. Mahasiswa dapat memahami dan mengoperasikan Aplikasi (software pro-teus)
khususnya dalam desain dan simulasi rangkaian atau pengukuran secara tidak
langsung sehingga dapat mengurangi kesalahan yang tidak diinginkan.
Selanjutnya adalah Sistim Instrumentasi Digital dimana sistim ini juga menggunakan
bagian – bagian sistim analog. Operasi dasarnya juga termasuk penanganan sinyal
analog, membuat pengukuran, mengubah dan menangani data digital. Pemrograman
dan kontrol. Gambar berikut adalah Diagram blok dari sistim digital.
Transduser
Semua parameter input fisik, seperti: suhu, tekanan, perpindahan, kecepatan,
percepatan diubah menjadi sinyal listrik proporsional.
Unit Penyesuai Sinyal (Signal Condition Unit)
Unit ini bekerja sama seperti pemrosesan sinyal dalam sistim analog, mencakup
semua bagian kalibrasi sirkuit balancing.
Scanner / Multiplexer
Beberapa sinyal analog yang diterima oleh perangkat ini secara lengkap
disediakan untuk alat ukur.
Konverter Sinyal (signal converter)
Perangkat ini digunakan untuk merubah sinyal analog menjadi sinyal yang
dapat diterima oleh bagian analog ke digital. (analog to digital converter).
Konverter Analog ke Digital (Analog to Digital Converter)
Perangkat ini merubah sinyal analog menjadi sinyal digital proporsional. Output
dari perangkat ini dimasukkan ke tampilan digital.
Peralatan Bantu
Semua sistim pemrograman dan fungsi pengolahan data digital yang dilakukan
oleh unit ini memerlukan peralatan tambahan, mungkin berupa komputer atau
perangkat instrumen lain. Beberapa fungsi termasuk linearzing dan perbandingan
batas.
Perekam Digital (Digital Recorder)
Beberapa sistim menggunakan CRO atau Komputer untuk perekaman digital.
Pada tampilan software proteus professional versi 8.9 dapat dilihat pada gambar berikut :
Pada tampilan ini pengguna diharapkan untuk membuat projek terlebih dahulu dengan
cara masuk menu File + New Project ( CTRL + N ) sehingga akan muncul Langkah-
langkah seperti pada gambar 1.4. sampai gambar 1.9.
Pada gambar langkah-langkah diatas digunakan untuk membuat project awal dalam
membuat simulasi rangkaian yang ingin diuji. Setelah pembuatan project selesai maka
yang perlu diperhatikan kegunaan pada menu bar yang dijelaskan pada gambar dibawah
ini :
Analog
Jenis alat ukur yang pertama yaitu analog dengan ciri-ciri berupa tampilan
jarum jam yang dilengkapi dengan range-range angka hasil ukur. Dengan kata lain,
jenis Analog lebih manual penghitungannya sehingga dibutuhkan ketelitian
terutama saat menentukan tegangan atau Voltage yang cukup besar. Selain itu,
akurasi hasil perhitungannya juga lebih rendah dibandingkan jenis Digital.
Digital
Alat ukur jenis Digital lebih sering digunakan karena cara kerjanya jauh lebih
mudah dan akurat. Hasil alat ukur dapat dengan mudah dibaca pada layar digital
yang tertera. Istilah lain dari multitester jenis ini adalah DVOM ( Digital Volt Ohm
Meter) atau DMM (Digital Multi Meter). Pada tipe Digital, selain dapat mengukur
Tegangan, Hambatan, serta Arus listrik, alat ukur ini juga mampu melakukan
pengukuran pada Hfe transistor yang ada pada tipe-tipe tertentu saja.
Fungsi Multimeter :
Perbedaan pada tipe, jenis, serta merk AVO meter yang digunakan, maka fungsi
yang dimiliki pun sedikit berbeda. Namun, beberapa fungsi utama dari alat ukur ini
antara lain:
Mengukur Arus Listrik.
Fungsi utama AVO meter yang pertama adalah mengukur Arus listrik atau
Ampere. Terdapat dua jenis Ampere yang ada di sebuah alat ukur yaitu arus AC
(Alternating Current) dan arus DC (Direct Current). Demi menghindari kerusakan
yang terjadi, maka dihimbau untuk memperhatikan arus listrik yang akan diukur.
Jangan sampai diluar jangkauan batas ukur maksimum.
Oscilloscope (CRO) ada dua jenis, jenis 1 chanel dan jenis 2 chanel. Dengan
CRO 2 chanel kita bisa menampilkan 2 signal secara serempak/sekaligus dalam
layar, yaitu sinyal pada jalur input chanel 1 dan chanel 2. Sebelum menggunakan
CRO lebih baik kita mengetahui spesifikasi CRO yang akan dipakai.
Spesifikasi umum CRO yang harus diketahui antara lain. Spesifikasi
Oscilloscope (CRO) Horisontal Axis Vertikal Axis Sweep Time Circuit Trigering
Intensity Modulation Power Source Tujuan dari mengetahui spesifikasi teknis dari
oscilloscope (CRO) agar kita mengetahui batas maksimum dan minimum
kemampuan oscilloscope dalam mengukur sinyal. Selain itu dengan mengetahui
spesifikasi CRO kita dapat menghindari kesalahan seting up CRO dalam
pengukuran. Fungsi Tombol Pada Panel Oscilloscope Tombol pada panel CRO
yang harus diketahui fungsinya antara lain.
Tombol Volt/Div Fungsi tombol ini adalah untuk mengatur skala pengukuran
dalam tiap divisi layar CRT Oscilloscope, tombol ini dapat diatur dari 5 mVolt / Div
sampai 20 Volt / Div.
Tombol Time/Div Fungsi tombol Time/Div untuk menentukan nilai sweep time
pada tiap divisi Y layar CRT. Tombol ini dapat diatur dari range 0,5 uS /Div
sampai 0,2 S/Div.
Tombol Position Trace Tombol position adalah tombol yang berfungsi untuk
mengatur posisi trace/sinyal yang diukur secara vertikal dan horisontal.
Ada 3 tombol position pada panel CRO 2 chanel yaitu X-POS yang berfungsi untuk
mengatur posisi trance terhadap bidang divisi X (vertikal) dan Y-POS1, Y-POS2
yang berfungsi untuk mengatur posisi trace terhadap bidang divisi Y pada layar
CRT.
Switch Coupling Input CRO Switch coupling adalah tombol yang berfungsi
untuk menentukan coupling yang digunakan dalam pengukuran (AC/DC/GND)
sinyal DC dan AC. Seting ini diperlukan untuk pengukuran sinyal AC dan DC,
terutama pada pengukuran sinyal DC kita harus memastikan posisi switch ini pada
posisi DC agar dapat melakukan pengukuran.
Tombol Intens dan Fokus Kedua tombol ini (intens dan fokus) berfungsi untuk
mengatur tampilan trace dan layar pengukuran. Tombol intens berfunsi untuk
mengatur tingkat kecerahan layar sedangkan tombol fokus untuk mengatur tingkat
ketajaman trace.
Yang harus diperhatikan dalam menggunakan alat ukur terutama Oscilloscope
adalah mengetahui batas maksimal sinyal yang boleh diukur dengan oscilloscope,
hal ini wajib diketahui untuk menghindari kerusakan pada oscilloscope tersebut dan
untuk mendapatkan seting alat ukur yang tepat
4. Tampilkan beberapa Komponen Aktif dan Pasif pada menu yang telah tersedia
seperti Resistor, kapasitor, Induktor dan Dioda, Transistor, IC .
5. Kemudian Atur/ setting nilai dari masing-masing komponen tersebut
6. Catat dan Tampilkan hasil settingan tersebut pada Tabel Pengamatan.
7. Tampilkan Alat Ukur Dasar yang ada pada Menu Simulator kemudian setting
pengaturan alat ukur dan Tampilkan hasil settingan tersebut pada Tabel Pengamatan.
8. Analisa Tampilan Hasil pengamatan dari point 4,5,6 dan 7
1.5 TABEL
1 Resistor
2 Capacitor
3 Inductor
4 Diode
5 Transistor
(NPN)
1 Oscilloscope
2 Signal
Generator
3 DC Voltmeter
4 DC
Amperemeter
5 Wattmeter
1.7.1 KESIMPULAN
Dari praktek percobaan 1 (satu) dapat disimpulkan bahwa instrumentasi adalah hal-
hal yang menyangkut tentang pengukuran suatu komponen dengan menggunakan alat
ukur tertentu yang terikat dalam suatu sistem yang bernama sistem instrumentasi.
sistem instrumentasi merupakan suatu sistem proses yang didalamnya terdapat
input data pengolahan data dan output data yang didapat dari pengukuran
Instrumentasi tidak hanya dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang nyata
akan tetapi kita juga dapat melakukan instrumentasi dengan menggunakan aplikasi
proteus simulator. Proteus Simulator merupakan sebuah software yang digunakan untuk
mendesain suatu rangkaian kelistrikan di dalam aplikasi sudah tersedia berbagai fitur
komponen serta alat ukur kelistrikan secara lengkap
1.7.2 SARAN
Saran Kami dari kelompok 12 (dua belas) yaitu antara lain menyangkut tentang
ketersediaan dan kelayakan alat ukur lab agar dapat diperhatikan dan diperbarukan
sehingga aktivitas praktek yang akan dilakukan kedepannya dapat berjalan dengan lancar
tanpa adanya hambatan dari ketidaklayakan contoh alat ukur tertentu