Anda di halaman 1dari 32

BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 Kegiatan Kerja Praktek

Jenis penelitian kerja praktek yang dilakukan di PT PLN (Persero) Pondok


Kopi adalah penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara
terjun langsung untuk meneliti cara kerja shunt trip pada sistem AMR yang
sedang digunakan. AMR merupakan suatu sistem yang digunakan pihak PLN
untuk meningkatkan sistem keaman pada kWh meter, agar dapat selalu terpantau
dari jarak jauh, dalam sistem AMR terdapat beberapa sistem pendukung yaitu
seperti INSTAN untuk menampilkan data pemakaian, LOAD PROFILE untuk
pendataan data pelanggan, dan SHUNT TRIP sebagai alat pemutus otomasis. Dari
sistem AMR, dalam penulisan ini tinjauan akan di fokuskan ke jaringan
komunikasi dan perangkat yang ada serta cara kerja shunt trip pada sistem
tersebut. Pihak TE (Transaksi Energi) memberika izin untuk pergi melihat
Automatic Meter Reading (AMR) yang terdapat di pelanggan.

Pada saat meninjau sistem AMR, pihak TE maupun petugas lapangan


dapat bekerja sama dalam memberikan informasi yang dibutuhkan. Akan tetapi,
kegiatan untuk melihat Automatic Meter Reading (AMR) secara langsung pada
pelanggan tidak terlalu sering dilakukan. Hal ini dikarenakan pihak TE tidak turun
kelapangan setiap saat dan menyarankan untuk menganalisis sistem Automatic
Meter Reading (AMR) yang terdapat pada kantor TE yang terletak di Kalimalang
saja. Adapun waktu penelitian dilakukan pada tanggal 10 April 2018 – 10 Mei
2010.

22
23

Tabel 4.1 Kegiatan Kerja Praktek

No Kegiatan April Mei


Minggu ke : Minggu ke :
II III IV I II
1 Survey Bagian
Konstruksi
2 Survey
Lapangan TE
3 Analisis
Perangkat
Keras
4 Analisis
Jaringan
Komunikasi
Data

Dari tabel kegiatan kerja praktek diatas dapat dijabarkan sebagai berikut

1. Survei Bagian Konstruksi


Dalam survei disini berfokus dalam memilih bagian yang ingin ditinjau
lebih lanjut
2. Survei Lapangan TE
Dalam survei disini berfokus dalam bagian transaksi energi (TE) yaitu
berpusat pada automatic meter reading (AMR)
3. Analisis Perangkat Keras
Disini mengidentifikasi cara kerja dari perangkat keras yang digunakan
dalam sistem AMR seperti, modem, MCCB, kWh Meter, dll
4. Analisis Jaringan Komunikasi Data
Mengidentifikasi tampilan-tampilan yang ada pada software AMR
24

4.2 Data Kerja Praktek

4.2.1 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan

Perusahaan Listrik Negara (PLN) saat ini menerapkan meter elektronik


yang dapat melakukan pembacaan dan perekaman data listrik serta pemutus
secara otomatis untuk para pelanggan listrik skala industri khususnya daerah
distribusi Jakarta Timur menggunakan sistem Automatic Meter Reading (AMR).
Sistem ini dapat memantau jumlah pemakaian daya listrik oleh pelanggan skala
industri dan dapat mengontrol langsung segala kegiatan yang berhubungan
dengan aktivitas meter elektronik dari kantor PLN khususnya bagian Transaksi
Energi (TE) tanpa ada petugas pembaca meteran. Dengan demikian keakuratan
data pemakaian listrik oleh pelanggan bisa terjamin.

Pengoperasian sistem Automatic Meter Reading (AMR) ini melakukan


pembacaan energi listrik dengan cara memasukan daya sumber 220V, kemudian
tegangan dikonversikan menjadi data digital pada mesin meteran agar dapat
diukur dengan parameter pengukuran seperti daya, energi, dan lain-lain. Setelah
ini data digital dapat disimpan ke memori, ditampilkan lewat LCD display, atau
dikirimkan ke database PLN lewat modem. Komunikasi data yang dipakai oleh
PLN saat ini yaitu berbasis PTSN dan GSM.

4.3 Perangkat AMR

Perangkat AMR terdiri dari :

1. Perangkat keras (hardware), diantaranya sebagai berikut :

a. Meter Elektronik (ME)

Dalam pengukuran dengan menggunakan Meter Elektronik atau ME ini,


perlengkapan seperti meter kWh, meter kVARh, meter arus, meter tegangan, time
switch dan selector switch semuanya sudah tergabung / compact dalam satu
kemasan, dimana meter elektronik tersebut dapat menampilkan / mengukur data
tersebut diatas. Sebelum dipakai untuk melakukan pembacaan meteran listrik,
25

maka Meter Elektronik atau ME harus ditera terlebih dahulu dan disetting, dimana
dalam pengaturan ini Meter Elektronik atau ME diberi nama (data diri) dan
password dimeterannya.

Hal ini dilakukan untuk melindungi Meter Elektronik atau ME dari hal
yang tidak diinginkan. Setiap terjadi pengaksesan alat meteran, data disimpan di
log book. Adapun meter elektronik yang baik untuk digunakan dalam pembacaan
meteran listrik yaitu :

- Tegangan pengukuran 57,7 Volt untuk Tegangan Menengah (TM) atau


230 Volt untuk Tegangan Rendah (TR)
- Tampilan / display harus jelas dan mudah terbaca.
- Kemampuan fitur : mengukur besaran listrik seperti tegangan, arus,
energi (aktif dan reaktif), faktor daya, mampu mengukur kedip
tegangan, harmonisa
- Terminal I/O yang dapat dipakai untuk maksud-maksud tertentu.

Meter Elektronik atau ME yang tidak digunakan oleh pelanggan,


dikembalikan ke PLN untuk disetting lagi.

b. Modem

Modem yang digunakan di PLN ini adalah modem GSM yang dipakai
sebagai penghubung antara saluran komunikasi dengan meter elektronik /
komputer. Selain mempunyai tipe yang berbeda-beda sesuai dengan saluran
komunikasinya, dalam pemasangannya juga bersifat internal atau eksternal.
Modem internal ini menyatu dengan meter, menggunakan sumber tegangan dari
meter, dan sumber gangguan berkurang. Sedangkan modem eksternal letaknya
terpisah dan sumber tegangan dari luar. Sebelum dipakai, modem GSM ini
terlebih dahulu disambungkan ke bagian antena, ke bagian adaptor / tegangan DC,
dan ke bagian kabel data / meter. Setelah semuanya tersambung maka lampu LED
akan menyala untuk mengindikasikan bahwa modem tersebut aktif dan bisa
digunakan.
26

c. Komputer

dipakai sebagai alat untuk melakukan pemrograman dan pembacaan meter


elektronik

d. Server

Server yang dipakai untuk menyimpan data meter elektronik

e. Media / Saluran Komunikasi,

Media atau saluran komunikasi dipakai untuk menghubungkan antara


komputer dengan meter elektronik, dapat berupa telepon PSTN dan / atau GSM.

2. Perangkat lunak (software),

Software meter dan software aplikasi, setiap meter elektronik mempunyai


softwarenya masing-masing, software tersebut bersifat unik, hanya dapat dipakai
untuk dan oleh meter yang bersangkutan, seperti IIMS (Indigo+), Ezyview
(EDMI), Dyno + (SL700), MAP120 (ZMD). Software yang digunakan di PLN
Pondok Kopi ini yaitu software AMETYS dan juga Ezyview. Namun terdapat
satu software khusus yang dapat membaca seluruh meter yang digunakan, yang
dinamakan AISystem. AISystem yang merupakan software AMR, database
server, dan software DMR (Data Management Report).

Pada software memiliki beberapa fungsi yaitu:

- Narik data bulanan


- Instan / Real time
- Pengambilan data dalam waktu yang dapat di tentukan
- Dapat mengetahui kordinat dari kWh meter
- Shunt trip
27

4.3.1 Konfigurasi Sistem AMR

Gambar 4.1 Konfigurasi Sistem AMR

Konfigurasi sistem AMR pada Gambar 4.1 merupakan sebuah proses


dimana AMR software sebagai pusat dari komunikasi media yang
menghubungkan semua sistem

Sistem AMR dilengkapi dengan beberapa integrasi-integrasi untuk lebih


meningkatkan mutu pelayanan terhadap pelanggan, diantaranya yaitu :

1. Integrasi dengan billing system. Keluaran AMR langsung dijadikan


masukan dalam proses penerbitan rekening, tanpa melakukan entry data lagi. Data
billing yang diambil dilakukan secara otomatis.
28

2. Integrasi dengan aplikasi web. Keluaran AMR dimasukkan ke dalam


website PLN yang dapat diakses oleh masing-masing pelanggan, dengan
menggunakan ID pelanggan.

4.4 Sistem Kerja AMR

Software

Instan Load Profile Shunt Trip

-Tripping / Switch
-MCCB (tripping coil)
Real Time Data Pelanggan -Relay
-Wearing Shunt Trip
-Meter

Gambar 4.2 Diagram Sistem Kerja AMR

Dalam sistem AMR terdapat beberapa sistem yang pertama sistem


INSTAN yang menunjukan data tampilan Real Time dan tampilan data data hasil
proses real time, yang kedua sistem LOAD PROFILE yang menunjukan Hasil
Download Data dan Commisioning, yang ketiga adalah sistem SHUNT TRIP atau
Pemutus Otomatis yang berfungsi memutus daya dengan cara mengerakan
beberapa komponen rangkaian elektroknik, seperti; Tripping / Switch, MCCB
(tripping coil),RelayWearing Shunt Trip,Meter Elektrik

4.5 Fitur AMR

Fitur-fitur utama dari meter elektronik yang digunakan dalam Atomatic


Meter Reading (AMR) adalah sebagai berikut :
29

4.5.1 Instantaneous / real time

Instantaneous adalah pembaca data hasil pengukuran secara langsung,


sebagaimana ditampilkan dalam display / tampilan meter. Contoh tampilan atau
program real time dari fitur Automatic Meter Reading (AMR) tersebut yaitu

Gambar 4.3 Tampilan Data Real Time

Data real time pada Gambar 4.3 ditampilkan beberapa informasi yaitu
seperti data pelanggan, jumlah kVARh (energi reaktif) kirim dan terima, kWh
kirim dan terima, beban aktif (kW), beban reaktif (kVAR), power faktor,
frekuensi , dan diagram phasor

4.5.1.1 Phasor Hasil Pembacaan

Pada Hasil Monitoring salah satu pelanggan PT PLN didapat ada


kelaianan dari hasil pembacaan diagram phasor pada Phasa R
30

Gambar 4.4 Diagram Phasor Salah Gambar 4.5 Diagram Phasor Benar

Diagram fasor adalah sebuah gambar anak panah yang digunakan untuk
menyatakan suatau besaran bolak-balik. Tegangan bolak-balik (V) dan arus bolak-
balik (I) digambarkan dengan anak panah

4.5.2. Load Profile

Load Profile adalah pembacaan data yang merupakan hasil pengukuran


yang direkam dan disimpan dalam memori meter.

Gambar 4.6 Hasil Download Data


31

Download data pada Gambar 4.6 merupakan data ringkas yang di ambil
per15 menit untuk dapat memonitor perkembangan dari kWh pelanggan

Memory data yang tersimpan pada meter elektronik Indigo+ terdiri dari :

a. Interval data

b. Historical data

c. Current meter data

d. Current edam

e. Historical edam

f. Read scheme

Memory data yang tersimpan pada meter elektronik SL 7000 terdiri dari :

a. Total energi register

b. Energi rate register

c. Demand register

d. Maksimum demand register

e. Historical data

f. Partial read of load profile

g. Date and time meter id

h. Log book

i. Instantinous data

j. Network history

k. Meter history
32

l. Voltage quality data

m. Tempering data

Memory data yang tersimpan pada meter elektronik EDMI/Genius terdiri dari :

a. Interval15 menit

b. Up load meter

c. Event log

d. Load survey

Memory data yang tersimpan pada meter elektronik Landys & Gyr terdiri dari :

a. Billing values and profile (base meter)

b. Service tree (base meter)

c. Service tree (communication unit)

d. Parameterization tree (base meter)

e. Dlms user association view (base meter)

f. Dlms user association view (communication unit)

g. IEC service tree (base meter)

h. IEC service tree (communication unit)

i. Instalation view for GSM


33

4.5.3. Comissioning

Comissioning adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan setelah pekerjaan


pemasangan / instalasi meter elektronik selesai dan meter elektronik tersebut
sudah berfungsi sebagai alat ukur energi listrik. Untuk pengecekan dan
pembuktian bahwa wiring / pengawatan pengukuran energi listrik dengan meter
elektronik sudah benar dan berfungsi sebagaimana mestinya maka harus
melakukan comissioning.

Comissioning ini dilakukan dengan menggunakan software masing-masing


merk / type meter elektronik yang digunakan, yaitu :

a. Meter Indigo+ dengan software : IIMS atau I Plus (I+) atau Ametris

b. Actaris / SL 7000 dengan software : Dyno+ (AIMS 7000) atau Symetris

c. Edmi / Genius dengan software : EZYVIEW

d. Landis & Gyr dengan software : MAP 120

Dalam melakukan comissioning terhadap meter elektronik yang sudah


dipakai dapat diperlukan peralatan yaitu :

1. Laptop / Note Book yang sudah diinstalsoftware meter yang terpasang

2. Printer dot matrix (LX 300) atau printer lainnya

3. Optical Probe / Optocoupler

4. Kertas Printer / countinous form 3 atau 4 fly

5. Sumber tegangan untuk printer / laptop

Comissioning yang telah dilakukan dapat meyakinkan kebenaran


pengawatan meter elektronik. Dari hasil comissioning tersebut, dapat kita lihat :

a. Besaran arus dan tegangan masing-masing fasa

b. Gambar phasor / perbedaan sudut arus dan tegangan masing-masing fasa


34

c. Phase Rotation (Urutan fasa)

d. Besaran energi yang terukur yang ditampilkan pada display meter elektronik

Lembaran / print out dari hasil comissioning tersebut ditandatangani


bersama dan didistribusikan seperti halnya penandatanganan dan pendistribusian.

4.5.4. Billing Stand

Billing Stand adalah penerbitan rekening listrik pelanggan. Untuk proses


penerbitan rekening diperlukan :

1. Data stand meter saat ini

2. Data stand meter bulan lalu

3. Pemakaian energi (kWh) lwbp dan wbp selama satu bulan

4. Data kva maksimum dan waktu terjadinya

5. Pemakaian kvarh selama satu bulan

6. Pembacaan meter terjadwal

4.5.5. Shunt Trip

Shunt trip adalah sistem baru yang ada di dalam sistem AMR yaitu sistem
pemutus otomatis yang berfungsi sebagai pemutus daya dari jarak jauh
35

4.5.5.1Cara Kerja Shunt Trip

Gambar 4.7 Wearing kWh Meter

Cara kerja shunt trip yang dirancang mengacu pada kWh meter,seperti
digambarkan dalam rangkaian yang ditunjukan pada Gambar 4.7 Parameter yang
ingin diamati dari rangkaian tersebut adalah keberadaan shunt trip pada kWh
meter melalu sistem AMR yang menggunakan modem to modem untuk
melakukan komunikasi jarak jauh sebagai pengendali shunt trip, modem pada
kWh akan menerima sinyal melalui satelit untuk di olah berdasarkan basis
pengetahuan yang diprogram dalam modem tersebut sehingga dihasilkan perintah
aksi (output) yang harus dilakukan.

Perintah ini kemudian di teruskan melalui kWh sebagai rangkaian


pengendali dengan melalui relay sehingga akhirnya bagian aktuasi yang berupa
shunt trip menembakan coil sesuai dengan perintah. Dengan demikian pergerakan
listrik pada kWh tidak ada dikarenakan terjadinya tripnya pada MCCB
36

4.5.5.2Prosedur Kerja Shunt Trip

Mulai

Data Pemakaian
kWh

Daftar
pelanggan
Y

T Shunt T Petugas
Pembayaran Memperbaiki
Trip ON

Daftar Daftar
Pelanggan Pelanggan
Lunas Nunggak

Petugas
Selesai Setting Ulang

Gambar 4.8 Diagram Prosedur Kerja Shunt Trip

Prosedur shunt trip yang dirancang mengacu pada sistem AMR,seperti


digambarkan dalam blok diagram yang di tunjukkan pada Gambar 4.8,
merupakan suatu prosedur yang di gunakan untuk konsumen PLN, yaitu
pemutusan secara otomatis yang dirancang untuk meminimalisir kerugian negara
yang dikarenakan penyalahgunaan dalam pemakaian listrik

4.6 Sistem Pengaman Software AMR

Software AMR diperlukan untuk membaca atau mengambil data hasil


pengukuran berbagai merk atau tipe ME. Untuk melakukan perubahan secara
37

terbatas terhadap software AMR harus menggunakan password yang dipegang


oleh pegawai PT PLN (Persero) dengan sebutan System Adminitrator (SA)

4.7 Kelebihan dan Kelemahan AMR

A.Kelebihan Automatic Meter Reading (AMR)

Dengan dipasangnya AMR pada pelanggan, maka pemakaian kWh oleh


pelanggan dapat dipantau / dibaca setiap saat dari kantor PLN dengan hasil yang
lebih akurat. Dengan bantuan aplikasi komputer sehingga kesalahan baca yang
dilakukan oleh petugas tidak akan terjadi dan kepercayaan pelanggan kepada PLN
dapat tetap terjaga. Keuntungan lain yang dapat diperoleh dari penggunaan sistem
AMR ini adalah :

1. pencatatan meter lebih akurat

2. proses penerbitan rekening lebih cepat

3. penggunaan energi listrik dapat terpantau

4. upaya peningkatan mutu pelayanan melalui data langsung penggunaan energi


listrik yang dikonsumsi oleh pelanggan yang bersangkutan

B.Kelemahan Automatic Meter Reading (AMR)

Aplikasi teknologi AMR saat ini masih berbasis GSM dan PSTN dengan
cara “konvensional”, melakukan panggilan kepada modem seperti panggilan
kepada kartu telepon biasa. Hal ini tentunya akan membuat waktu pemanggilan
menjadi tidak efektif karena hanya satu modem yang dapat dipanggil dalam satu
waktu. Beberapa kendala dalam teknologi PSTN maupun GSM “konvensional”,
diantaranya adalah sebagai berikut :
38

1. Pada teknologi PSTN :

- Keterbatasan pada teknologi PSTN saat ini adalah kurangnya fleksibilitas dalam
penyesuaian dengan lokasi instalasi. Teknologi PSTN cenderung kepada jaringan
berkabel, dimana letak geografis dari suatu meter akan mempengaruhi efektifitas
pemasangan kabel.

2. Pada teknologi GSM :

- Banyaknya kasus modem tidak merespon (modem hang) yang disebabkan


memori SMS pada modem penuh ataupun modem kurang handal daya tahannya.

- Setiap modem dalam jaringan GSM “konvensional” dapat dipanggil oleh siapa
saja, sehingga keamanan data yang terekam kurang terjamin.

- Model koneksi point-to-point pada GSM menjadikannya tidak efektif saat harus
terjadi pemanggilan meter dalam jumlah yang besar.

- Biaya komunikasi pada GSM dihitung berdasarkan waktu. Jika terjadi


pemanggilan lintas operator telekomunikasi maka biaya yang dikeluarkan akan
sangat mahal.

Selain itu adanya gangguan pada sistem AMR, tidak hanya kurangnya
sinyal yang didapat tetapi juga dari faktor eksternal seperti kerusakan yang terjadi
pada modem. Dari beberapa kendala yang disebutkan diatas, maka perlu suatu
adanya teknologi baru yang dapat menggantikan atau menutupi kendala tersebut.

4.8 Evaluasi dan Indikator

Evaluasi terhadap peralatan sistem AMR dilakuan secara berkalasetiap


triwulan untuk mendapatkan data-data sebagai berikut:

1. Jumlah dan merk/ tipe ME terpasang pada kelompok Pelanggan


TT,TM,TR pakai CT (akumulatif) dibandingkan dengan jumlah total
Pelanggan TT,TM dan TR pakai CT.
39

2. Jumlah dan merk / tipe ME terpasang pada jaringan PLN, yaitu pada trafo
dan penyulang 20kV untuk pemantauan sudut dan perkembangan beban
(akumulator)
3. Jumlah dan merk / tipe ME yang rusak / bermasalah (akumulatif)
4. Jumlah dan merk / tipe modem komunikasi terpasang dan yang rusak /
bermasalah (akumulatif)
5. Jumlah dan jenis gangguan yang terjatuh pada sistem AMR (akumulatif)
6. Jumlah dan merk / tipe ME yang berhasil dibaca secara remote atau
otomatis pada pelanggan TT,TM dan TR pakai CT setiap bulan

Kinerja sistem AMR disuatu unit PT PLN (Persero) dilakukan secara berkala
setiap (triwulan) dengan menggunakan Key Performance Indicator (KPI), bobot
dan target sebagai berikut :

Tabel 4.2 Key Performance Indicator (KPI)

NO Indikator Bobot Target


1 Tingkat keberhasilan 75% Minimal 95% dari seluruh Me
pembacaan ME secara otomatis berhasil dibaca secara remote
atau remote
2 Pegawai PT PLN (Persero) 80% 100% pegawai yang mengelola
yang mengelola sistem AMR AMR sudah mendapat pelatihan
sudah mendapat pelatihan dan dan bersertifikat
bersertifikat
3 Laporan adanya kelainan 50% Maksimal 7 (tujuh) hari kalender
pengukuran sebagai masukan kelainan pengukuran sudah
untuk pelaksana dideteksi dan dilaporkan
4 Keluhan pelanggan terkait 5% Jumlah pelanggan yang
dengan kesalahan pembacaan menyampaikan keluhan
Maksimal 0,1% jumlah sistem
AMR
40

Keterangan :

Indikator tingkat keberhasilan pembacaan ME adalah jumlah ME


dipelanggan yang berhasil dibaca atau diambil datanya secara remote otomatis
untuk proses penerbitan rekening setiap bulan tanpa data entry, dan dibandingkan
dengan jumlah pelanggan yang menggunakan ME, kemudian diambil nilai rata-
rata selama triwulan (tiga bulan)

Indikator kompetensi pegawai yang mengelola sistem AMR adalah jumlah


pegawai yang terlibat langsung dalam operasional sistem AMR, mulai tingkat
pelaksana sampai dengan manajer Unit

4.8.1 Cara Perhitungan Nilai Indikator

Cara perhituangan nilai indikator terdiri dari dua metode,yaitu:

Metode I : Karakteristik Realisasi (R) lebih besar sama dengan Target (T)
dikatakan baikseperti indikator

1. Tingkat keberhasilan pembacaaan ME secara otomatis atau remote


2. Pemahaman dan kompetensi pegawai PT PLN (Persero) dalam mengelola
sistem AMR

Pencapaian adalah X=(R/T)x100%

Metode II : Karakteristik Realisasi (R) lebih kecil dari Target (T) dikatakan
baik seperti indikator:

1. Keluhan pelanggan terkait dengan akurasi pembacaan


2. Pemanfaatan data untuk petugas lapangan dalam rangka jaminan
pendapatan
41

Pencapaian adalah X=(2-R/T)x100%

Gambar 4.9 Kurva Perhitungan Indikator

Contoh perhitungan:

Metode I

Indikator :tingkat keberhasilan pembaca ME secara Otomatis atau remot

Bobot :50%

Target (T) :minimal 95%

Realisasi (R) :80%

Pencapaian (X) = (80%/95%) x 100% = 84,2%

Nilai Y = 2 (84%,2) – 100% = 68,4%

Nilai bobot : 68% x 50 % = 34%


42

Metode II

Indikator : Keluhan Pelanggan

Bobot : 5%

Target (T) : maksimal 0,1%

Realisasi (R) : 0,12%

Pencapaian (X) = (2 – 0,12%/0,1%) x 100% = 80%

Nilai Y = 2 x 805 – 100% = 60%

Nilai bobot = 60% x 5% = 3%

4.9 Fitur Data Management Report (DMR)

Fitur – fitur yang terdapat dalam Data Management report (DMR) adalah
sebagai berikut :

a. Daftar pelanggan

b. Load profile pelanggan

c. Laporan stand energi per pelanggan

d. Laporan stand meter pelanggan per APL

e. Transfer data stand meter

f. Load profile dalam format PDF

g. Tampilan grafik arus, tegangan, dan energi

h. Daftar langganan perlu diperhatikan (DLPD)


43

4.10 Meter Elektronik

4.10.1 Pemeriksaan Tampilan Display Meter Elektronik

Meter elektronik yang terpasang dan sudah dioperasikan, akan


menampilkan data-data dan nilai / besaran-besaran yang terukur meliputi
keterangan-keterangan sebagai berikut :

1) Nomor Seri meter : Sesuai No. Seri meter yang terpasang

2) Tanggal, Bulan dan Tahun : real time

3) Jam : real time

4) Power faktor (Cos Phi) : real time / berubah sesuai keadaan beban

5) kVA atau kW : real time / berubah sesuai keadaan beban

6) kWh (WBP) : Continous (terus bertambah)

7) kWh (LWBP) : Continous (terus bertambah)

8) Total kWh (WBP+LWBP) : Continous (terus bertambah)

9) kVARh : Continous (terus bertambah)

10) Max demand kVA : berubah / menampilkan pemakaian


tertinggi pada bulan berjalan

Max demand date (Tgl-Bln-Thn) : saat terjadi beban maksimum

Max demand time (Jam) : waktu terjadi beban maksimum

11) Tegangan phasa R : tegangan sekunder PT (phasa R-N)

12) Tegangan phasa S : tegangan sekunder PT (phasa S-N)

13) Tegangan phasa T : tegangan sekunder PT (phasa T-N)

14) Arus phasa R : Arus sekunder CT (phasa R) sesuai beban


44

15) Arus phasa S : Arus sekunder CT (phasa S) sesuai beban

16) Arus phasa T : Arus sekunder CT (phasa T) sesuai beban

17) Energi reverse : energi yang terukur bila terjadi Abnormal

4.10.2 Peneraan Meter Elektronik

Peneraan meter elektronik dapat dilakukan dengan sistem perbandingan


energi. Berikut ini adalah rangkaian pengawatannya.

Gambar 4.10 Pengawatan ME

S = {E2 /E1) - 1} x 100%

dimana :

S = kesalahan Kwh meter

P1 = energi total yang diukur Kwh standar

P2 = energi total yang diukur meter yang diuji


45

Perhitungan deviasi (error) ini dimaksud untuk membandingkan apakah


nilai pemakaian yang diukur oleh kWh meter sudah sesuai dengan pemakaian
energi yang digunakan oleh pelanggan. Berikut adalah hasil dari salah satu
perhitungan diviasi (error) kWh meter

P1 = 0.584 kW X 60 ( factor kali ) = 35.04 kW

P2 = Phasa R : V x I x Cos Q = 49.2 kW

Phasa S : V x I x Cos Q = 48.5 kW

Phasa T : V x I x Cos Q = 45.9 kW

Total : = 143.6 kW

ERROR = P1/P2 - 1 X 100 % = - 75.59 %

Berdasarkan hasil perhitungan error (deviasi) pengukuran antara kWh


meter dengan yang digunakan oleh pelanggan dapat disimpulkan bahwa hasil
perhitungan cukup valid. Sehingga energi yang diukur oleh kWh meter hanya 1/3
energi yang digunakan oleh pelanggan. Selanjutnya perhitungan error diatas dapat
di buat sebagai bahan dasar perhitungan kurang tagih yang belum terbayar oleh
pelanggan. Selain itu, untuk memudahkan petugas, diusulkan untuk dibuatkan
suatu aplikasi atau alat bantu untuk mencari pelanggan.

– pelanggan yang pemakaian energi listriknya turun drastis secara cepat dan
tepat, sehingga apabila terjadi kelaianan terhadap kWh meter dapat secepat
mungkin diketahui lebih dini oleh petugas.

4.10.3 Penyegelan Meter Elektronik

Penyegelan meter elektronik dilakukan setelah meter dikalibrasi sesuai


aturan yang berlaku, menyatakan bahwa meter tersebut sudah dapat digunakan
sebagai alat transaksi yang sah. Segel yang terpasang pada meter elektronik
adalah segel tera / tanda sah dari badan meteorologi departemen perindustrian dan
perdagangan serta segel pengamatan dari PLN.
46

4.10.4 Sistem Pengaman Software ME

Software ME dipergunakan untuk:

- Melakukan parameterisasi / setting ME sebelum dipasang


- Melakukan pembacaan ME secara lokal atau jarak jauh (remote)

Sistem pengaman software ME menggunkan password atau kata sandi

Dalam melakukan parameterisasi ME, software ME harus menggunakan


permission level paling tinggi (adminstrator), yang hanya dapat dipergunakan oleh
pegawai PT PLN (persero) melalui password (kata sandi).

Untuk melakukan pengamanan terhadap password ini, harus dibuat


ketentuan khusus dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

 Password hanya diketahui oleh Pegawai PT PLN (Persero) yang


bersangkutan, tidak boleh diberitahukan kepada orang lain, termasuk
atasan. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan penelusuran dan
pertanggungjawaban.
 Untuk menjaga kerahasiaan password terhadap pihak lain,password tidak
boleh ditulis pada sembarang tempat / dokumen yang dapat diakses oleh
orang lain

4.11 Rekomendasi Sistem Baru

Perkembangan teknologi data komunikasi ini menunjukkan trend dominasi


penggunaan IP, utamanya TCP/IP. Dengan trend tunggal ini, harga infrastruktur
komunikasi berbasis IP menjadi paling murah dibandingkan data interface
lainnya, karena produk-produk terkait diproduksi secara massal dan oleh ribuan
vendor. Infrastruktur berbasis IP saat ini sudah tersedia, baik untuk infrastruktur
Publik (GPRS/3G, WiFi/WiMax) maupun Private (LAN/WAN/SONET).
Berdasarkan hal tersebut, maka kami merekomendasikan untuk sistem baru yang
berbasis infrastruktur Publik (GPRS/3G).
47

4.11.1 Perangkat Berbasis IP

Perangkat yang kami rekomendasikan dalam berbasis IP ini yaitu terdiri


dari:

1. Perangkat Keras (hardware)

- Modem GPRS MliS MLB-S-65-DC-Cinterion TC65i wireless engine untuk


keperluan aplikasi metering mempunyai beberapa fitur, diantaranya adalah
sebagai berikut:

a) Mekanisme pencegahan terhadap modem hang

Mekanisme pencegahan ini bisa dilakukan dengan hapus sms secara


otomatis dan reset modem secara periodik. Hapus sms secara otomatis dilakukan
sesuai dengan konfigurasi (aktif / non aktif) yang terdapat di dalam modem itu
sendiri, sehingga mengurangi potensi hang terhadap modem yang disebakan oleh
penuhnya memory SMS. Sedangkan untuk reset modem dilakukan setiap hari,
sehingga jika ada modem hang dapat normal kembali maksimal 24 jam.

b) Call Screening

Melakukan seleksi terhadap setiap nomor pemanggil yang masuk sehingga


hanya nomor yang sudah terdaftar di memory modem yang diijinkan untuk
melakukan pemanggilan. Call screening bisa untuk tambah nomor pemanggil
baru, hapus daftar nomor pemanggil, lihat daftar nomor pemanggil, dan aktifasi /
deaktifasi call screening.

c) Koneksi otomatis ke jaringan GPRS

Mekanisme registrasi dan attach ke jaringan GPRS dilakukan secara


otomatis.

d) Koneksi GPRS untuk alamat IP statis dan dinamis

Kolaborasi dengan aplikasi Gateway server diperlukan untuk mengatasi


referensi ID yang berubah-ubah ketika menggunakan GPRS dengan IP dinamis.
48

Untuk menjamin komunikasi antara meter dengan existing system baik


software meter (AIMSPro, EziView, Map110, dll) maupun software AMR maka
diperlukan sebuah converter berupa softwareVirtual serial modem atau
menggunakan aplikasi J2ME - Dialer GPRS.

e) Remote AT command melalui SMS

Berguna untuk melakukan pengecekan atau penulisan konfigurasi modem


tanpa harus datang ke lokasi. Dalam remote AT command ini dilengkapi dengan
format sms, jadi semua sms yang tidak sesuai dengan format maka tidak akan
direspon oleh modem. AT command yang akan dikirim diproteksi dengan 6 digit
password melalui format (password) (AT command). Agar dapat dikenali modem,
AT command dan password harus didaftarkan terlebih dahulu.

f) Konfigurasi modem secara otomatis

Untuk mengurangi resiko berubahnya konfigurasi modem untuk koneksi


ke meter, maka dilakukan konfigurasi secara otomatis setiap kali modem
dihidupkan.

g) Cek dan transfer sisa pulsa melalui SMS

Menggunakan formatstandard command lewat SMS. Modem dengan kartu


prabayar, validasi masa aktif dan sisa pulsa bisa dilakukan dengan mengirimkan
SMS. Begitu juga untuk keperluan transfer pulsa ke nomor tertentu.

h) Kontrol status I/O pada RS232 melalui SMS

Dalam mengontrol status I/O ada aktifasi 2 control output dan aktifasi 1
control input. Mengatur level tegangan, 2 pin output baik sebagai pulsa maupun
saklar. Melakukan monitoring terhadap 1 pin input yang bisa dimanfaatkan untuk
peringatan dini melalui SMS ketika terjadi perubahan status.

- Interface serial (RS 232/ RS 485) untuk menghubungkan Circuit Switched Data
(CSD) protokol
49

- Komputer dipakai sebagai alat untuk melakukan pemrograman dan pembacaan


meter elektronik

- Gateway Server yang dipakai untuk menghubungkan dengan meter TCP/IP dan
dialer GPRS.

- Media / Saluran Komunikasi dipakai untuk menghubungkan antara komputer


dengan meter elektronik, berupa GPRS.

- Dialer GPRS mengutamakan mengambil koneksi ke internet. Dalam hal ini


tentunya menggunakan media GPRS untuk melakukan konversi perintah-perintah
CSD dari software meter maupun software AMR. Semua data dengan protokol
server secara otomatis dikonversi ke protokol CSD yang transparan sehingga bisa
dipastikan akan berjalan dengan baik pada software meter maupun AMR tanpa
melakukan perubahan sedikitpun.

Gambar 4.11 Dialer GPRS


50

2. Perangkat Lunak (software)

- Gateway server dengan alamat IP static dan public bertindak sebagai server
socket dan melakukan tunneling komunikasi dari AMR ke meter dan sebaliknya.

Gambar 4.12 Gateway Server

Sesuai dengan gambar di atas maka mekanisme tunneling dapat dijelaskan


sebagai berikut :

1. Peralatan komunikasi TCP/IP di sisi meter (GPRS) mendaftarkan ID uniknya


di gateway server.

2. Software AMR meminta koneksi ke ID tertentu di gateway server

3. Jika ID yang diinginkan oleh software AMR ditemukan, maka gateway server
membuka jalur komunikasi khusus antara software AMR dan meter.

Untuk menjamin komunikasi antara meter dengan existing system baik


software meter (AIMSPRO,dll) maupun software AMR maka diperlukan sebuah
converter berupa softwarevirtual serial modem.

- Virtual Serial Modem hampir sama dengan dialer GPRS yaitu semua data
dengan protokol Gateway Server secara otomatis dikonversi ke dalam protokol
51

CSD yang transparan sehingga bisa dipastikan akan berjalan dengan baik pada
software meter maupun AMR tanpa melakukan perubahan sedikitpun. Akan tetapi
virtual serial modem lebih ke arah menyediakan port-port untuk mengkonversi
perintah-perintah CSD dari software AMR maupun software meter.

Model komunikasi point to multi-point pada komunikasi TCP/IP akan


menjadi kurang efektif jika dalam satu waktu hanya digunakan oleh sebuah
koneksi saja, guna mengoptimalkan bandwith komunikasi yang tersedia maka
Virtual Serioral Modem juga dilengkapi dengan fitur multiple connections.
Konversi dari protokol CSD ke Gateway Server dilakukan terhadap beberapa
koneksi secara bersamaan dan simultan

Gambar 4.13 Virtual Modem

Berdasarkan hasil analisis di atas dan ketersediaan perangkat keras


(hardware) dan perangkat lunak (software), maka rekomendasi jaringan
komunikasi baru AMR secara keseluruhan dan perbandingannya dengan sistem
yang berjalan adalah sebagai berikut
52

4.11.2 Sistem Rekomendasi

Gambar 4.14 Sistem AMR Baru

Dari gambar 4.14 pada sistem AMR baru di atas dapat dijabarkan sebagai
berikut:

1. Virtual serial modem dapat menerima atau mengirim data dari server
database dan juga dialer gprs, dimana virtual serial modembertugas
memonitor dan juga memberika inputan seperti: hapus sms otomatis,
53

call screening, koneksi otomatis kejaringan GPRS, remote AT


command, konvigurasi modem, cek transfer pulsa, dan kontrol I/O
2. Server database yang berfungsi sebagai menyimpan data backup
system dan juga menjalankan sofware yang ada pada AMR
3. Dial GPRS berkomunikasi dengan modem yang ada pada kWh meter
pelanggan menggunkan internet melalui gateway server PLN
menggunakan provider GPRS network sebagai penghubung agar dapat
memantau atau memanggil data dari semua modem yang ada pada
kWh pelanggan

Anda mungkin juga menyukai