PEMBAHASAN
22
23
Dari tabel kegiatan kerja praktek diatas dapat dijabarkan sebagai berikut
maka Meter Elektronik atau ME harus ditera terlebih dahulu dan disetting, dimana
dalam pengaturan ini Meter Elektronik atau ME diberi nama (data diri) dan
password dimeterannya.
Hal ini dilakukan untuk melindungi Meter Elektronik atau ME dari hal
yang tidak diinginkan. Setiap terjadi pengaksesan alat meteran, data disimpan di
log book. Adapun meter elektronik yang baik untuk digunakan dalam pembacaan
meteran listrik yaitu :
b. Modem
Modem yang digunakan di PLN ini adalah modem GSM yang dipakai
sebagai penghubung antara saluran komunikasi dengan meter elektronik /
komputer. Selain mempunyai tipe yang berbeda-beda sesuai dengan saluran
komunikasinya, dalam pemasangannya juga bersifat internal atau eksternal.
Modem internal ini menyatu dengan meter, menggunakan sumber tegangan dari
meter, dan sumber gangguan berkurang. Sedangkan modem eksternal letaknya
terpisah dan sumber tegangan dari luar. Sebelum dipakai, modem GSM ini
terlebih dahulu disambungkan ke bagian antena, ke bagian adaptor / tegangan DC,
dan ke bagian kabel data / meter. Setelah semuanya tersambung maka lampu LED
akan menyala untuk mengindikasikan bahwa modem tersebut aktif dan bisa
digunakan.
26
c. Komputer
d. Server
Software
-Tripping / Switch
-MCCB (tripping coil)
Real Time Data Pelanggan -Relay
-Wearing Shunt Trip
-Meter
Data real time pada Gambar 4.3 ditampilkan beberapa informasi yaitu
seperti data pelanggan, jumlah kVARh (energi reaktif) kirim dan terima, kWh
kirim dan terima, beban aktif (kW), beban reaktif (kVAR), power faktor,
frekuensi , dan diagram phasor
Gambar 4.4 Diagram Phasor Salah Gambar 4.5 Diagram Phasor Benar
Diagram fasor adalah sebuah gambar anak panah yang digunakan untuk
menyatakan suatau besaran bolak-balik. Tegangan bolak-balik (V) dan arus bolak-
balik (I) digambarkan dengan anak panah
Download data pada Gambar 4.6 merupakan data ringkas yang di ambil
per15 menit untuk dapat memonitor perkembangan dari kWh pelanggan
Memory data yang tersimpan pada meter elektronik Indigo+ terdiri dari :
a. Interval data
b. Historical data
d. Current edam
e. Historical edam
f. Read scheme
Memory data yang tersimpan pada meter elektronik SL 7000 terdiri dari :
c. Demand register
e. Historical data
h. Log book
i. Instantinous data
j. Network history
k. Meter history
32
m. Tempering data
Memory data yang tersimpan pada meter elektronik EDMI/Genius terdiri dari :
a. Interval15 menit
b. Up load meter
c. Event log
d. Load survey
Memory data yang tersimpan pada meter elektronik Landys & Gyr terdiri dari :
4.5.3. Comissioning
a. Meter Indigo+ dengan software : IIMS atau I Plus (I+) atau Ametris
d. Besaran energi yang terukur yang ditampilkan pada display meter elektronik
Shunt trip adalah sistem baru yang ada di dalam sistem AMR yaitu sistem
pemutus otomatis yang berfungsi sebagai pemutus daya dari jarak jauh
35
Cara kerja shunt trip yang dirancang mengacu pada kWh meter,seperti
digambarkan dalam rangkaian yang ditunjukan pada Gambar 4.7 Parameter yang
ingin diamati dari rangkaian tersebut adalah keberadaan shunt trip pada kWh
meter melalu sistem AMR yang menggunakan modem to modem untuk
melakukan komunikasi jarak jauh sebagai pengendali shunt trip, modem pada
kWh akan menerima sinyal melalui satelit untuk di olah berdasarkan basis
pengetahuan yang diprogram dalam modem tersebut sehingga dihasilkan perintah
aksi (output) yang harus dilakukan.
Mulai
Data Pemakaian
kWh
Daftar
pelanggan
Y
T Shunt T Petugas
Pembayaran Memperbaiki
Trip ON
Daftar Daftar
Pelanggan Pelanggan
Lunas Nunggak
Petugas
Selesai Setting Ulang
Aplikasi teknologi AMR saat ini masih berbasis GSM dan PSTN dengan
cara “konvensional”, melakukan panggilan kepada modem seperti panggilan
kepada kartu telepon biasa. Hal ini tentunya akan membuat waktu pemanggilan
menjadi tidak efektif karena hanya satu modem yang dapat dipanggil dalam satu
waktu. Beberapa kendala dalam teknologi PSTN maupun GSM “konvensional”,
diantaranya adalah sebagai berikut :
38
- Keterbatasan pada teknologi PSTN saat ini adalah kurangnya fleksibilitas dalam
penyesuaian dengan lokasi instalasi. Teknologi PSTN cenderung kepada jaringan
berkabel, dimana letak geografis dari suatu meter akan mempengaruhi efektifitas
pemasangan kabel.
- Setiap modem dalam jaringan GSM “konvensional” dapat dipanggil oleh siapa
saja, sehingga keamanan data yang terekam kurang terjamin.
- Model koneksi point-to-point pada GSM menjadikannya tidak efektif saat harus
terjadi pemanggilan meter dalam jumlah yang besar.
Selain itu adanya gangguan pada sistem AMR, tidak hanya kurangnya
sinyal yang didapat tetapi juga dari faktor eksternal seperti kerusakan yang terjadi
pada modem. Dari beberapa kendala yang disebutkan diatas, maka perlu suatu
adanya teknologi baru yang dapat menggantikan atau menutupi kendala tersebut.
2. Jumlah dan merk / tipe ME terpasang pada jaringan PLN, yaitu pada trafo
dan penyulang 20kV untuk pemantauan sudut dan perkembangan beban
(akumulator)
3. Jumlah dan merk / tipe ME yang rusak / bermasalah (akumulatif)
4. Jumlah dan merk / tipe modem komunikasi terpasang dan yang rusak /
bermasalah (akumulatif)
5. Jumlah dan jenis gangguan yang terjatuh pada sistem AMR (akumulatif)
6. Jumlah dan merk / tipe ME yang berhasil dibaca secara remote atau
otomatis pada pelanggan TT,TM dan TR pakai CT setiap bulan
Kinerja sistem AMR disuatu unit PT PLN (Persero) dilakukan secara berkala
setiap (triwulan) dengan menggunakan Key Performance Indicator (KPI), bobot
dan target sebagai berikut :
Keterangan :
Metode I : Karakteristik Realisasi (R) lebih besar sama dengan Target (T)
dikatakan baikseperti indikator
Metode II : Karakteristik Realisasi (R) lebih kecil dari Target (T) dikatakan
baik seperti indikator:
Contoh perhitungan:
Metode I
Bobot :50%
Metode II
Bobot : 5%
Fitur – fitur yang terdapat dalam Data Management report (DMR) adalah
sebagai berikut :
a. Daftar pelanggan
4) Power faktor (Cos Phi) : real time / berubah sesuai keadaan beban
dimana :
Total : = 143.6 kW
– pelanggan yang pemakaian energi listriknya turun drastis secara cepat dan
tepat, sehingga apabila terjadi kelaianan terhadap kWh meter dapat secepat
mungkin diketahui lebih dini oleh petugas.
b) Call Screening
Dalam mengontrol status I/O ada aktifasi 2 control output dan aktifasi 1
control input. Mengatur level tegangan, 2 pin output baik sebagai pulsa maupun
saklar. Melakukan monitoring terhadap 1 pin input yang bisa dimanfaatkan untuk
peringatan dini melalui SMS ketika terjadi perubahan status.
- Interface serial (RS 232/ RS 485) untuk menghubungkan Circuit Switched Data
(CSD) protokol
49
- Gateway Server yang dipakai untuk menghubungkan dengan meter TCP/IP dan
dialer GPRS.
- Gateway server dengan alamat IP static dan public bertindak sebagai server
socket dan melakukan tunneling komunikasi dari AMR ke meter dan sebaliknya.
3. Jika ID yang diinginkan oleh software AMR ditemukan, maka gateway server
membuka jalur komunikasi khusus antara software AMR dan meter.
- Virtual Serial Modem hampir sama dengan dialer GPRS yaitu semua data
dengan protokol Gateway Server secara otomatis dikonversi ke dalam protokol
51
CSD yang transparan sehingga bisa dipastikan akan berjalan dengan baik pada
software meter maupun AMR tanpa melakukan perubahan sedikitpun. Akan tetapi
virtual serial modem lebih ke arah menyediakan port-port untuk mengkonversi
perintah-perintah CSD dari software AMR maupun software meter.
Dari gambar 4.14 pada sistem AMR baru di atas dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Virtual serial modem dapat menerima atau mengirim data dari server
database dan juga dialer gprs, dimana virtual serial modembertugas
memonitor dan juga memberika inputan seperti: hapus sms otomatis,
53