Anda di halaman 1dari 3

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan setting dan analisis simulasi koordinasi relai
proteksi di Bay Transformator 5 Gardu Induk Kebonagung setelah dilakukan
uprating dari 30 MVA menjadi 60 MVA, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Transformator 5 150/20 kV di Gardu Induk Kebonagung sebelumnya
memiliki kapasitas 30 MVA, lalu dilakukan uprating atau penambahan
kapasitas menjadi 60 MVA. Hal ini memiliki dampak yaitu berubahnya
nilai arus nominal baik di sisi HV maupun LV transformator. Saat kapasitas
transformator 30 MVA, arus nominal pada sisi HV sebesar 115,47 A dan
pada sisi LV sebesar 866,03 A. Setelah kapasitas transformator menjadi 60
MVA, arus nominal pada sisi HV sebesar 230,94 A dan pada sisi LV
sebesar 1732,05 A. Nilai karena nilai arus nominal transformator berubah,
maka terdapat peralatan tenaga listrik di Bay Transformator terdapat
perubahan rating. Perubahan rating terjadi pada Current Transformer (CT)
sisi HV transformator 150 kV. Sebelumnya memiliki rasio 200/5 A, setelah
dilakukan uprating, rasio CT menjadi 400/5 A. Hal – hal tersebut yang
menyebabkan perubahan pada setting relai proteksi yang terpasang pada
Bay Transformator 5 Gardu Induk Kebonagung.
Perubahan setting pada relai proteksi sebelum dan sesudah dilakukan
uprating antara lain :
a. Nilai setting pada relai diferensial sebagai relai proteksi utama
transformator mengalami perubahan pada nilai Tap ACT primer dari
1,575 A menjadi 1,732 A, dan Tap ACT sekunder dari 1,05 A menjadi
1,155 A. Perubahan persentase nilai slope 1 juga terjadi, dari 30%
menjadi 40%.

208
209
b. Sebelum dilakukan uprating, relai REF tidak terpasang pada kapasitas
transformator 30 MVA. Setelah dilakukan uprating, relai REF dipasang
pada kapasitas transformator 60 MVA. Hal ini mengikuti peraturan dari
setting proteksi transformator PT PLN (Persero) P3B Jawa – Bali.
c. Nilai setting relai OCR maupun GFR, baik sisi HV transformator 150
kV maupun sisi LV transformator 20 kV sebagai relai proteksi cadangan
transformator mengalami perubahan, baik nilai setting arus maupun
nilai setting waktunya. Perubahan nilai arus nominal transformator
menjadi penyebab perubahan pada nilai setting relai proteksi cadangan
transformator.
d. Nilai setting relai OCR maupun DGR di sisi penyulang 20 kV tidak
mengalami perubahan karena tidak mengalami perubahan pula pada
panjang jaringan maupun besarnya beban secara signifikan.
e. Nilai setting relai SBEF tidak mengalami perubahan karena NGR yang
digunakan besarnya sama, yaitu 500 Ω. Maka arus nominal NGR pun
tetap sama yaitu 23,09 A.
2. Koordinasi relai proteksi pada Bay Transformator 5 Gardu Induk
Kebonagung adalah sebagai berikut :
a. Apabila terjadi gangguan, baik fasa – fasa maupun fasa – tanah,
koordinasi relai proteksi Bay Transformator 5 sesuai dengan rangkaian
tripping relai : relai OCR/DGR sisi penyulang 20 kV memerintahkan
trip CB sisi penyulang 20 kV, dan relai OCR/GFR sisi incoming 20 kV
memerintahkan trip CB sisi incoming 20 kV. Relai OCR/GFR sisi HV
150 kV, relai diferensial, dan relai REF memerintahkan trip CB sisi HV
150 kV dan CB sisi LV 20 kV secara bersamaan dengan bantuan Master
Trip atau Lock Out Relay atau relai pengunci dengan kode relai 86.
210
b. Koordinasi relai proteksi berlangsung secara cascade, dengan urutan
kerja relai OCR sisi penyulang 20 kV dengan waktu kerja 0,4 detik, relai
OCR incoming 20 kV dengan waktu kerja 0,8 detik dan relai OCR sisi
HV 150 kV dengan waktu 1,2 detik. Relai bekerja dari hilir ke hulu,
yaitu dimulai terdekat dari gangguan. Apabila terjadi gangguan, relai di
sisi hilir harus bekerja terlebih dahulu, relai di atasnya tidak boleh
bekerja kecuali terjadi kegagalan tripping oleh CB. Relai di atasnya
berfungsi sebagai backup dari relai hilir yang mengisolasi gangguan
yang terdekat.
c. Apabila terjadi gangguan fasa – fasa maupun fasa – tanah di titik
gangguan yang telah ditentukan, koordiansi relai proteksi yang terjadi :
Untuk titik gangguan F6 dan F5 atau di jaringan penyulang 20 kV,
gangguan diantisipasi oleh relai OCR/DGR sisi penyulang 20 kV.
Untuk titik gangguan F4 atau di busbar incoming 20 kV diantisipasi oleh
relai OCR/GFR sisi LV incoming transformator 20 kV. Untuk titik F3
dan F2 diantisipasi oleh relai diferensial, relai REF dan dengan backup
relai OCR/GFR sisi HV 150 kV. Untuk titik F1, tidak ada CB yang trip
oleh relai di Bay Transformator 5, kecuali perintah dari relai Bus
Protection yang bekerja untuk memerintahkan CB sisi HV 150 kV
untuk menghidari gangguan di busbar 150 kV masuk ke internal
transformator.

5.2. Saran
Agar relai – relai proteksi dalam keadaan baik dan siap untuk melakukan
pengamanan terhadap gangguan yang terjadi di Bay Transformator 5 Gardu
Induk Kebonagung baik di sisi HV 150 kV maupun LV 20 kV, senantiasa
dilaksanakan pengujian terhadap setting proteksi, pengujian terhadap sistem
tripping dari relai ke CB maupun pengujian terhadap kesiapan peralatan tenaga
listrik di Bay Transformator 5 agar terhindar dari malafungsi apabila terjadi
gangguan dan bekerja dengan baik dalam melakukan proteksi terhadap sistem.

Anda mungkin juga menyukai