Anda di halaman 1dari 14

INDONESIA DAN

IDENTITAS POLITIK
Persentasi oleh Fadilla Widianto
NIM 17716002
Dosen : Umaimah Wahid

PROGRAM MAGISTER ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS BUDI LUHUR
 Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie
menyatakan, fenomena Pilkada Jakarta silam yang memainkan politik identitas
untuk merenggut sebanyak-banyaknya suara pemilih di daerah perlu menjadi
perhatian di Pilpres 2019 mendatang.
 “ Politik identitas itu harus diakui ada dan tidak usah dibayangkan hilang
segera, tapi pertama kita imbau semua pihak jangan baper jangan bawa
perasaan ,” ujar Jimly saat ditemui di Universitas Indonesia, Jakarta Pusat,
Kamis (12/7/2018).

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Politik Identitas”

POLITIK IDENTITAS AKAN TETAP EKSIS DI


PEMILU 2019
 JAKARTA, KOMPAS.com - Pada pidato pembukaan The 6th Action Asia
Peacebuilders' Forum, di Kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Senin
(16/10/2017), Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan
Wiranto mengungkapkan, radikalisme dan ekstremisme di Indonesia
cenderung meningkat saat memasuki tahun politik.

"Menjelang 2018 dan 2019, kita akan memasuki tahun politik. Pilkada, pemilu
legislatif dan pemilu presiden langsung. Selama itu, radikalisme dalam bentuk
ujaran kebencian bercampur dengan propaganda politik dan kampanye hitam
akan digunakan sebagai alat meraih kekuasaan," ujar Wiranto.
POLITIC IDENTITY
 Berasal dari bahasa Yunani, politeia, polis yang berarti negara-kota. Kata ini
mengacu pada pengertian bahwa individu-individu, secara personal, dengan
komunitas yang lebih besar, masyarakat dalam batas-batas geografis tertentu
berkehendak untuk melakukan pengelolaan wilayah, misal saja melalui
pembuatan-pembuatan hukum dan lembaga kebijakan publik.

POLITIK
 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), identitas merupakan ciri-ciri
atau keadaan khusus seseorang atau jati diri. Dengan demikian, identitas
merupakan situasi di mana manusia mampu mengaca diri dan menemukan
berbagai tanda khas atau unik yang diperolehnya melalui pertautan kisi
internalnya dengan yang eksternal dan lingkungan sosialnya

IDENTITAS
 sumber paling dasar dari makna atau the fundamental source of meaning. Castell (dalam
Putranto, 2004: 86-87) memberikan beberapa catatan untuk menggambarkan aspek-aspek
identitas tersebut,
 Adalah sumber makna dan pengalaman;
 Proses konstruksi makna berdasar seperangkat atribut kultural yang diprioritaskan di
 atas sumber-sumber pemaknaan lain;
 Bersifat plural atau jamak, bukan singular atau tunggal;
 Identitas berbeda dengan peran (roles). Identitas berfungsi menata dan mengelola makna atau
meaning, sementara peran menata fungsi (functions);
 Gugus identitas adalah sumber-sumber makna bagi dan oleh si aktor sendiri yang
 dikonstruksikan melalui proses bernama individuasi;
 Erat terkait dengan proses internalisasi nilai-nilai, norma-norma, tujuan-tujuan, ideal-ideal;
 Pada hakikatnya identitas terbagi menjadi dua, yaitu identitas individu dan identitas kolektif.
Individualisme juga bisa menjadi identitas kolektif;
 Ada tiga bentuk dan asal usul identitas: (a) legitimizing identity, atau identitas
yang sah, contohnya otoritas dan dominasi, (b) resistance identity, atau
identitas perlawanan, contohnya politik identitas, dan (c) project identity, atau
identitas proyek, contohnya feminisme.

3 BENTUK INDENTITAS
 Politik identitas adalah, tindakan politis untuk mengedepankan kepentingan-kepentingan
dari anggota anggota suatu kelompok karena memiliki kesamaan identitas atau
karakteristik, baik berbasiskan pada ras, etnisitas, jender, atau keagamaan. Menurut
(Cressida Heyes)(dalamStanford Encyclopedia of Philosophy, 2007)
  contoh-contohnya di banyak daerah, yaitu adanya gerakan-gerakan serba kedaerahan,
keagamaan, kesukuan, sampai gerakan cara berpakaian yang melambangkan identitas
daerahnya.
 misalnya pada saat Kampanye Para calon berdiri dengan orasinya yang bunyinya : pilih
saya, karena saya anak adat, satu agama, satu ras dengan kalian yang sudah secara
langsung tentu telah bertentangan dengan salah satu pilar kebangsaan yaitu Binekha
Tunggal Ikha, yang mana telah mendiskriminasi hak para calon lain untuk berkompetisi
secara dewasa dalam demokrasi Indonesia,

POLITIK IDENTITAS
 Beberapa wacana yang biasanya menjadi bahan kajian politik identitas adalah
gender dan alam, agama dan bahasa termasuk ras / etnis. Wacana-wacana
tersebut, seperti diketahui memiliki basis pembedaan yang jelas sekaligus
memiliki kecenderungan yang besar juga untuk dimanfaatkan oleh kelompok
kepentingan atau wacana dominan.

BAHAN KAJIAN POLITIK IDENTITAS


 Man from Mars and woman from Venus meneguhkan pernyataan laki-laki
haruslah jantan, gagah, kuat, bertanggung-jawab, cerdas, dapat melindungi
dan memimpin berbanding lurus dengan asumsi perempuan haruslah lemah
lembut, nrimo: sabar, ikhlas, dan penurut.
 secara general ditafsir berdasar kategorial fisik (citra atas tubuh) dan mental
itu berimbas ke ruang publik yang secara sepihak kemudian mengartikan
bahwa perempuan ‘secara definitif’ tidak layak dan tidak pantas untuk berada
di satu ruang yang sama dengan laki-laki.

A) GENDER DAN ALAM


 Agama sendiri dapat didefinisikan menurut dua pandangan, yakni pandangan
inklusif dan ekslusif. Menurut Sanderson (2000: 518) pandangan inklusif
adalah pandangan yang merumuskan agama dalam arti yang seluas-luasnya,
yang memandang bahwa tiap sistem kepercayaan dan ritual selalu memiliki
sifat kesucian. misalkan saja komunisme, nasionalisme, atau humanisme

B) AGAMA DAN BAHASA


 Ras dan etnis dalam beberapa kitaran telah menjadi problem krusial yang
mendorong terciptanya kekerasan di tingkat massa. Problem ini cenderung
menunjuk ‘suku asli’ (native) dan mereka yangpendatang.
 Penggolongan ini dilegitimasi oleh perbedaan fisik serta konstruk sosial yang
ada di masyarakat, termasuk adanya anggapan bahwa ada satu kelompok atau
ras yang lebih superior dibanding kelompok atau ras lain.
 Tindakan ini dikenal dengan sebuatan rasisme. Rasisme sebenarnya banyak
ditentang, Ubed Abdilah (2002: 62) misalkan, menganggap rasisme, “Tidak
mempunyai nilai ilmiah dan dari segi manapun rasisme tidak benar

.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai