إن الـ َح ْم َد هّلِل ِ نَـحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهَُ ،ونَعُو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشر ِ
ُور َّ
ض َّل لَهَُ ،و َم ْن ت أَ ْع َمالِنَاَ ،م ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَاَل ُم ِ أَ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن َسيِّئَا ِ
ك لَهُ ي لَهُ ،أَ ْشهَ ُد أَن الَّ إِلَهَ إِالَّ هللا َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي َ يُضْ لِلْ فَاَل هَا ِد َ
َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن ُمـ َح َّمداً َع ْب ُدهُ َو َرسُولُه
ين آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح َّ
ق قال هللا تعالى فى كتابه الكريم ،يَا أَيُّهَا الَّ ِذ َ
تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن إِاَّل َوأَ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُم َ
ون
ين آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَ ْواًل َس ِدي ًدا وقال تعالى ،يَا أَيُّهَا الَّ ِذ َ
يُصْ لِحْ لَ ُك ْم أَ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم َو َم ْن ي ُِط ِع هَّللا َ َو َرسُولَهُ فَقَ ْد
فَا َز فَ ْو ًزا َع ِظي ًما
يي هَ ْد ُ ث ِكتَابُ هَّللا َِ ،وأَحْ َس َن ْالهَ ْد ِ ق ْال َح ِدي ِ ص َد َ أَ َّما بَ ْع ُد ،فإِ َّن أَ َ
ور ُمحْ َدثَاتُهَاَ ،و ُك َّل ُمحْ َدثَ ٍة م
ُ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َمَ ،و َش َّر األُُم َح َّم ٍد َ
ِ
ضاللَ ٍة فِي النَّ ِ
ار ضاللَةٌ َ ،و ُك َّل َ ِب ْد َعةٌَ ،و ُك َّل بِ ْد َع ٍة َ
Ummatal Islam,
Setelah kita beramal, tentunya yang harus kita pikirkan adalah bagaimana menjaga
amal. Yang pertama bagaimana supaya amal tersebut langgeng dan tidak terputus
hanya sekali saja. Yang kedua menjaga amal jangan sampai digugurkan akibat daripada
kita melakukan pembatal-pembatalnya.
Ada dua amal yang apabila kita jaga, maka Allah akan menjaga amal kita. Al-Hasan Al-
Bashri berkata: “Ada dua perkara, siapa yang menjaganya, maka itu akan menjaga
amalan dia. Yang pertama adalah menjaga shalat, yang kedua adalah menjaga lisan.”
1. MENJAGA SHALAT
Seseorang yang menjaga shalatnya, maka akan menyebabkan amalan yang lain pun
akan terpelihara. Semakin seseorang bersungguh-sungguh dalam menjaga shalat,
semakin dia akan diberikan oleh Allah kekuatan dan kemudahan untuk menjaga amalan
yang lainnya.
Oleh karena itulah perintah Allah untuk shalat dan mendirikan shalat sangatlah banyak.
Dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
ُصاَل تُه
َ َُستَ ْمنَ ُعه
“Kelak shalatnya akan mencegah ia dari perbuatan tersebut.”
Artinya shalat akan memberikan kekuatan pada diri seseorang untuk meninggalkan
perbuatan keji dan mungkar. Adapun ketika seseorang shalat kemudian ia terus-
menerus berbuat keji dan mungkar, itu akibat daripada shalatnya ia tidak jaga. Ia tidak
jaga kekhusyuannya, ia tidak jaga keikhlasannya, ia tidak berusaha menjaganya dengan
baik. Berapa banyak orang yang shalat tapi dia tidak tuma’ninah, sehingga akhirnya
shalat itu tidak berpengaruh kepada hidupnya, tidak berefek kepada amalannya. Berapa
banyak orang yang shalat tapi ternyata ia senantiasa melakukan kemaksiatan? Matanya
bermaksiat, lisannya berdusta, telinganya mendengarkan hal-hal yang dilarang oleh
Allah, ternyata shalatnya tidak kuat untuk mencegah ia dari perbuatan keji dan
mungkar.
2. MENJAGA LISAN
Kemudian yang kedua yatiu menjaga lisan. Siapapun yang menjaga lisannya sehingga ia
tidak mudah mengucapkan kata-kata kecuali setelah ia pikirkan terlebih dahulu, kecuali
pasti Allah akan jaga amalannya.
Ini sesuatu yang luar biasa, karena banyak diantara kita tidak bisa menjaga lisannya.
Banyak diantara kita berghibah, mudah sekali menjelekkan orang lain, mudah sekali
menyakiti hati orang lain. Kita lihat di media sosial sana, kita lihat di dunia maya sana,
banyak orang-orang yang berbicaranya -Subhanallah- menyakiti hati saudaranya.
Inilah dua perkara, siapa yang menjaganya maka Allah akan menjaga amalannya.
Maka hendaklah setiap mukmin berfikir dan terus berfikir bagaimana ia memperbanyak
timbangan amalan shalihnya. Kita sering membaca firmanNya:
﴾ َو َمن يَ ْع َملْ ِم ْثقَا َل َذ َّر ٍة َش ًّرا٧﴿ ُفَ َمن يَ ْع َملْ ِم ْثقَا َل َذ َّر ٍة َخ ْيرًا يَ َره
﴾٨﴿ ُيَ َره
“Siapa yang melakukan amalan kebaikan sekecil apapun, ia akan melihat
balasannya. Dan siapa yang melakukan amalan keburukan sekecil apapun, ia akan
melihat balasannya.” (QS. Az-Zalzalah[99]: 7-8)
Saudaraku, keselamatan kita di akhirat adalah dengan timbangan amalan kebaikan kita.
Oleh karena itulah saudaraku, seorang mukmin yang selalu ia pikirkan adalah
bagaimana menambah amalan, amalan, amalan dan memperbaiki amal. Lalu kemudian
dia menjaga amal agar ia bisa masuk ke dalam surga Allah dengan amalan tersebut.
Betul memang seseorang masuk surga bukan karena amalannya semata, tapi semata-
mata karena rahmat Allah Jalla wa ‘Ala, sebagaimana Rasulullah bersabda:
Na’am, itu tidak bertabrakan sama sekali. Karena seseorang yang senantiasa diberikan
oleh Allah kekuatan untuk beramal, itu semua rahmat dari Allah dan karunia
kepadanya. Maka mintalah kepada Allah kekuatan untuk senantiasa beramal shalih,
mintalah kepada Allah kekuatan untuk senantiasa menaati Allah Jalla wa ‘Ala dan
berusahalah untuk menjauhi perkara-perkara yang menyebabkan kita tidak bisa
beramal, berupa kemaksiatan, berupa penyakit-penyakit hati dan yang lainnya.
ْت َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َ صلَّي َ آل ُم َح َّم ٍد َك َما ِ صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى َ اَللَّهُ َّم
ِ ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى
آل َ َّ إِن،آل إِ ْب َرا ِه ْي َم
ِ َ َوب.ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد ِ َو َعلَى
َ َّ إِن،آل إِ ْب َرا ِه ْي َم
ك َح ِم ْي ٌد ِ ت َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى َ ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْك
َم ِج ْي ٌد
ت األَحْ يَا ِء المؤ ِمنِي َْن َو ْ
المؤ ِمنَا ِ ت َو ْ اللهُ َّم ا ْغفِرْ ِل ْل ُم ْسلِ ِمي َْن َوالم ْسلِ َما ِ
ت ،فَيَا قَ ِ
اض َي ت إِنَّ َ
ك َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِج ْيبُ ال َّد َع َوا ِ ِم ْنهُ ْم َواألَ ْم َوا ِ
ال َحا َجات
اللهم تقبل أعمالنا يا رب العالمين ،اللهم وتب علينا إنك أنت
التواب الرحيم ،اللهم اصلح والة أمورنا يا رب العالمين،
واجعلنا من التوابين واجعلنا من المتطهرين