ﷻ
Oleh DR. Firanda Andirja, Lc. MA.
Namun tantangan yang lain bagi kita untuk bisa mengamalkan ini adalah waktu
kita yang banyak terbuang dengan hal-hal yang sia-sia. Kalau zaman dahulu
cobaan dan ujian itu kurang, namun di zaman sekarang hal-hal yang menggoda
sangatlah banyak sehingga amalan-amalan sunnah itu sulit untuk kita kerjakan.
Padahal lanjutan hadits di atas berbunyi,
Artinya adalah Allah ﷻakan membimbing orang yang telah Dia cintai.
Pendengarannya akan dibimbing agar tidak lagi mendengar hal-hal yang haram.
Sehingga bisa jadi dia tiba-tiba menjadi tidak suka dengan acara-acara ghibah.
Penglihatannya juga akan dibimbing oleh Allah ﷻsehingga tidak suka melihat
hal-hal yang haram. Atau bisa jadi dia mulai tidak suka menghabiskan waktu
pada hal-hal yang tidak bermanfaat. Ini semua karena Allah ﷻmengubah
hatinya. Dan Allah ﷻjika telah mencintai seorang hamba, maka Allah ﷻakan
menjaga hamba tersebut.
Di antara bentuk penjagaan Allah ﷻterhadap orang yang menjaga Allah ﷻ
adalah dia akan dibimbing dalam agama. Sehingga jadilah dia semangat dalam
beribadah kepada Allah ﷻ, shalatnya bisa jadi khusyuk, bacaan Al-Qurannya
bertambah, dan yang lainnya. Dan ini adalah penjagaan yang sangat kita
perlukan. Karena betapa banyak orang yang kita lihat di zaman ini dahulu
mereka adalah orang yang alim, akan tetapi dipenghujung malah hancur dan
membela pemikiran liberal. Allah ﷻtidak menjaganya. Maka jika seseorang
ingin agar meninggal husnul khatimah dan dalam akidah yang benar,
hendaknya dia berusaha menjaga Allah ﷻ.
Bahkan dalam berhubungan suami istri pun orang tersebut memiliki ketakwaan
kepada Allah ﷻ.
Ingatlah bahwa kita sendiri tidak bisa menjaga anak-anak kita sepenuhnya.
Sesungguhnya hanya Allah ﷻ-lah yang bisa menjaganya. Bahkan ketika di
rumah saat anak bersendirian kita tidak tahu apa yang ditontonnya. Maka
tidaklah ada yang mampu menjaga mereka kecuali Allah ﷻ. Begitu pula para
istri, jika Anda ingin agar suami Anda dijaga dari hal-hal yang buruk, maka
hendaknya jagalah Allah ﷻ. Oleh karenanya jagalah Allah, niscaya Allah ﷻakan
menjaga kita dan keluarga kita. Dan para ulama menyebutkan bahwa
barangsiapa yang menjaga Allah ﷻdi masa mudanya dengan ketaatan, maka
Allah ﷻakan menjaganya di masa tuanya.
Demikian pula seorang pedagang, jika dia menjaga Allah ﷻdengan membayar
zakat, niscaya Allah ﷻakan menjaga hartanya. Ada sebuah ceramah di Arab
Saudi yang menceritakan bahwa pernah ada suatu masa di mana bencana
sehingga banyak ternak-ternak yang mati. Maka pemerintah membuka
kesempatan agar yang memiliki ternak untuk melapor kepada pemerintah agar
diberi ganti. Suatu ketika ada seseorang yang melaporkan bahwa beberapa
untanya mati tiba-tiba. Maka hakim bertanya, “Apakah engkau membayar
zakat?”, maka orang tersebut pun terdiam. Ternyata dia tidak membayar zakat
selama ini. Oleh karenanya bisa jadi harta seseorang terkena musibah karena
dia tidak bertakwa kepada Allah ﷻ, dia tidak membayar zakat. Maka bertakwa
kepada Allah ﷻbisa menjadikan seseorang dijaga dunianya oleh Allah ﷻ.
Di antara ciri orang yang bertakwa dan dijamin surga adalah orang yang
senantiasa menjaga Allah ﷻdalam hal menjaga perintah-perintahnya, menjaga
hak-hak Allah, serta menjaga batasan-batasan-Nya.
Demikian pula pujian yang Allah ﷻberikan kepada orang-orang yang berjihad
di jalan Allah ﷻ. Allah ﷻberfirman tentang sifat-sifat mereka,
1. Menjaga shalat
Allah ﷻberfirman,
Maka jika seseorang ingin agar shalatnya bisa menjadi penyejuk dan
mendatangkan kebahagiaan baginya, maka latihlah untuk shalat malam.
Mungkin pertama-tama akan terasa berat, akan tetapi jika telah terbiasa pasti
akan ada rasa kelezatan dalam shalat tersebut. Bahkan jika dia telah terbiasa
maka akan timbul perasaan tidak tenang jika tidak melakukan shalat. Akhirnya
dengan shalat dan sujudnya dia akan merasa bahagia. Sungguh bagi seseorang
yang bisa merasakan hal tersebut berarti dia telah mendapatkan kenikmatan
yang luar biasa.
Oleh karenanya jangan jadikan shalat sebagai beban. Kalau seseorang masih
menjadikan shalat sebagai beban, maka dia belum berada pada derajat yang
diinginkan. Maka berusahalah menjaga shalat, terlebih lagi shalat ashar yang
terkadang banyak dilalaikan oleh orang yang bekerja.
2. Menjaga sumpah
Allah ﷻberfirman,
Kita dianjurkan untuk tidak sering bersumpah. Akan tetapi jika telah bersumpah
maka hendaknya kita mencatatnya agar jangan sampai kita melanggar sumpah
tersebut. Dan Allah ﷻtelah memerintahkan kita untuk menjaga sumpah-
sumpah kita. Maka ketika seseorang di antara kita telah mengatakan “Demi
Allah”, maka hendaknya dia melaksanakan sumpah tersebut sebagai bentuk
pengagungan terhadap Allah ﷻ. Dan barangsiapa yang menjaga sumpahnya,
maka Allah ﷻakan menjaganya.
3. Menjaga wudhu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,
4. Menjaga malu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
:الَ َ ق،ِ يَا َرسُو َل هَّللا ِ ِإنَّا نَ ْستَحْ يِي َوال َح ْم ُد هَّلِل: قُ ْلنَا: قَا َل.ق ال َحيَا ِء َّ ا ْستَحْ يُوا ِم َن هَّللا ِ َح
ْ َ َوالب،س َو َما َو َعى
ط َن َ ق ال َحيَا ِء َأ ْن تَحْ فَظَ ال َّرْأ
َّ َولَ ِك َّن ااِل ْستِحْ يَا َء ِم َن هَّللا ِ َح،ك َ ْس َذا
َ لَي
فَ َم ْن فَ َع َل،ك ِزينَةَ" ال ُّد ْنيَا ِ َو َم ْن َأ َرا َد،ت َوالبِلَى
َ اآلخ َرةَ تَ َر َ َو ْلتَ ْذ ُك ِر ال َم ْو،َو َما َح َوى
َّ ك فَقَ ْد ا ْستَحْ يَا ِم َن هَّللا ِ َح
ق ال َحيَا ِء َ َِذل
“Malulah pada Allah dengan sebenarnya”. Berkata Ibnu Mas’ud, ‘Kami berkata:
Wahai Rasulullah, kami malu, dan segala puji bagi Allah’. Beliau bersabda:
‘Bukan itu, tapi malu kepada Allah dengan sebenarnya adalah kau menjaga
kepala dan apa yang ada di bawahnya (mata, mulut, dan telinga) dan perut
beserta isinya, mengingat kematian dan segala kemusnahan, barangsiapa
menginginkan akhirat, ia meninggalkan perhiasan dunia, barangsiapa
melakukannya, ia malu kepada Allah dengan sebenarnya’.”[7]
Maka jika kita ingin menjaga Allah ﷻ, hendaknya kita tidak menggunakan mata
kita untuk melihat hal-hal yang haram. Jangan pula mendengar hal-hal yang
haram. Karena seluruh penglihatan dan pendengaran akan dimintai
pertanggungjawaban oleh Allah ﷻ. Allah ﷻberfirman,
Dan dalam hadits ini disebutkan pula agar seseorang jangan sampai memakan
makanan yang haram.
ََم ْن يَضْ َم ْن لِي َما بَي َْن لَحْ يَ ْي ِه َو َما بَي َْن ِرجْ لَ ْي ِه َأضْ َم ْن لَهُ ْال َجنَّة
“Barangsiapa dapat menjamin bagiku sesuatu yang berada di antara
jenggotnya (mulut) dan di antara kedua kakinya (kemaluan), maka aku akan
menjamin baginya surga.”[8]
Di antara yang paling penting untuk dijaga adalah lisan, sebagaimana dalam
sabda Nabi ﷺdi atas. Karena kebanyakan orang terjerumus ke dalam neraka
Jahanam adalah karena lisannya. Maka hendaknya seseorang hati-hati dalam
bergaul, berkomentar, atau mengobrol. Jangan sampai apa-apa yang
disampaikan itu masuk dalam perkara ghibah, namimah, dan kedustaan yang
berujung fitnah. Berhati-hatilah, jika perkara tersebut tidak penting maka tidak
perlu dibicarakan. Ketahuilah bahwa sebagaimana berbicara kebaikan adalah
ibadah, maka dia dari keburukan juga adalah ibadah. Sungguh diam adalah
ibadah yang sangat agung karena dengan tidak melakukan apa-apa bisa
mendapat pahala. Akan tetapi diam bagi seseorang pun susahnya luar biasa.
Sebuah ungkapan menyebutkan
ِ َت ِم َن ال َّذه
ب ُ ان ال ُّس ُك ْو
َ ض ِة لَ َك َ لَ ْو َك
َّ ِان الكَاَل ُم ِم َن الف
“Jika berbicara itu dari perak, maka diam berasal dari emas.”
Dan hendaknya para wanita lebih perhatian terhadap hal ini, karena
kebanyakan yang suka bicara itu adalah para wanita.
Intinya adalah yang dimaksud dari menjaga Allah ﷻadalah menjaga perintah-
perintahnya. Demikian pula menjaga hak-hak Allah ﷻyang di antaranya adalah
mentauhidkan-Nya dan tidak mensyirikkan-Nya. Demikian pula menjaga
batasan-batasan Allah ﷻuntuk tidak dilanggar. Barangsiapa yang menjaga hal-
hal ini, maka dia akan dijaga oleh Allah ﷻ. Semakin tinggi penjagaan seseorang
terhadap Allah ﷻ, maka dia pun akan semakin dijaga oleh Allah ﷻ.
Footnote;
_______
[1] HR. Bukhari no. 6502
[7] HR. Tirmidzi no. 2458 dan dihasankan oleh Al-Albani di Shahih Ath-
Thargib no.2638.