Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, segala puji bagi Allah pemilik alam
semesta. shalawat dan salam atas junjungan nabi besar Muhammad, pembawa hidayah bagi manusia dan
pembawa cahaya, dan juga bagi keluarganya, sahabat-sahabatnya dan orang yang mengikuti jalannya hingga
akhir zaman, amma ba’du:
Sirah perjalanan Rasulullah yang menjadi pilihan Allah, dan sejarah perjalanan para sahabatnya yang telah
dibina dan ditarbiah secara langsung oleh rasullulah, yang kemudian lewat tangan-tangan mereka terjadilah
perubahan besar dalam sejarah kehidupan umat manusia, adalah sejarah yang sangat agung. Tidak dapat
dipungkiri bahwa perubahan itu kemudian menjadi lembaran pencerahan sejarah yang terbesar dalam
kehidupan umat manusia. Begitu agungnya pelaku sejarah reformasi kehidupan ini, hingga para malaikat dan
nabi-nabi menanti kedatangannya sebelum tiba masa pengutusannya. Kehadirannya merupakan idaman
manusia yang mendapat hidayah dari Allah, yang kemudian menjadi kenyataan yang hidup dipermukaan bumi
ini. Dan setelah beliau meninggal, napak tilas kehidupannya senantiasa menjadi lembaran yang paling bernilai
yang dibaca dan dipelajari oleh umat manusia.
Adapun fakta bahwa para malaikat menanti kehadirannya adalah berdasarkan hadits tentang al-miraj
sebagaimana disebutkan dalam kesaksian nabi sendiri : ‘’ tatkala aku telah selesai dari masjidil aqsa ke baitil
maqdis kemudian aku bermi’raj diaman aku tidak pernah menyaksikan pemandangan yang lebih indah
sebelumnya. Pemandangan itulah yang diperlihatkan kepada siapa saja yang akan meninggal di antara kalian
dan pandangan kedua matanya akan tertuju kepadanya. Temanku mengantarkanku ke tempat itu, hingga sampai
pada pintu langit yang dikenal dengan nama bab al-hafazhah. Pintu itu dijaga oleh malaikat yang bernama
ismail, dimana bersamanya ada 12000 malaikat. dan masing masing mereka juga membawahi 12.000 malaikat
lagi. Tatkala rasulullah bercerita mengenai kejadian itu beliau membaca ayat: ’’tidak ada yang mengetahui
jumlah tentara Allah dari malaikat kecuali Allah.’’ (al-mudadattstsir:74:31) begitu aku memasuki pintu itu
ismail berkata: ‘’ siapa bersamamu wahai Jibril? ’’dia berkata:’’ Muhammad.’’ Dia bertanya lagi:’’apakah dia
sudah diutus?’’jibril berkata:’’ya sudah’’, kemudian ismail berdoa lagi kebaikan diriku.’’
Pemimpin penjaga pintu itu yang memiliki anak buah banyak 144.000.000 malaikat (seratus empat puluh empat
juta), dan tidak ada satupun dari malaikat yang bertanya:’’ apakah dia sudah diutus?’’, karena dia telah
mengenal Muhammad . dia tahu bahwa Muhammmad adalah penghulunya anak cucu adam, dan penghulunya
bangsa jin dan manusia.
Dalam riwayat bukhari, disebutkan bahwa setiap kali Jibril meminta untuk di bukakan pintu dari pintu-pintu
langit yang tujuh, percakapan seperti ini selalu berlangsung, antara malaikat penjaga langit dengan jibril
penghulunya para malaikat. Kemudian dia naik bersamaku ke langit . Tatkala pintu langit diminta untuk
dibukaka, penjaganya bertanya:’’ siapa anda?’’ jibril menjawab;’’aku jibril,’’ kemudian penjaga itu kembali
bertanya, ‘’siapa bersamamu?’’ jibril menjawab:’’Muhammad.’’ Lalu dia bertanya lagi;’’ apakah dia sudah
diutus kepada umat manusia?’’jibril menjawab’’ sudah’’. Kemudian dia berkata;’’ selamat datang, tamu yang
paling agung telah datang.’’tidak ada satupun yang bertanya kepada jibril dengan pertanyaan:’’ siapakah
Muhammad itu?’’. Semuanya hanya bertanya:’’ apakah dia telah diututs?apakah dia telah diutus kepada umat
manusia?’’
Termasuk bagaimana jibril memperkenalkan para nabi kepada Muhammad, dengan berkata:’’ini adalah Adam,
ini adalah Yusuf’’, dan tidak ada seorang pun diantara mereka yang bertanya,’’ kamu siapa?’’ yang mereka
katakan hanyalah:’’ atau dengan ungkapan lainnya;’’ selamat datang saudaraku yang baik dan seorang nabi
yang shalih. ’’bagaimana mungkin mereka tidsak mengenalnya sementara Allah telah mengambil janji dari para
rasul untuk beriman kepadanya. Dan janji itu tidak hanya terbatas kepada para rasul, namun termasuk kepada
para nabi, yang mendapatkan wahyu, yang jumlahnya sangat banyak, puluhan ribu atau ratusan ribu.
‘’ tatkala Allah mengambil sumpah para nabi sesuai dengan kitab yang diberikan kepada mereka masing-
masing untuk senantiasa beriman kepada akhir zaman yang membenarkan misi dari dakwah mereka . Allah
SWT berfirman ;’’apakah kalian telah mengikrarkannya?’’ mereka berkata;’’ kami telah mengikrarkannya,’’
allah berfirman; ‘’ bersaksilah kalian dan aku akan bersaksi bersama kali,’’[ali imran:81]
Dengan demikian Muhammad adalah nabinya para nabi, dan rasulnya para rasul yang tidak bisa dibantah. Dan
tidak ada seorang nabi pun melainkan telah bercerita kepada kaumnya tentang nabi Muhammad. Khususnya
para nabi yang tergolong sebagai ulul azmi. Adapun para nabi yang telah diturunkan kepada kitab- kitab suci,
mereka telah memberikan rincian penjelasan tentang nabi Muhammad kepada para pengikut mereka, dan kitab-
kitab suci mereka mangabadikan kejadian itu Allah berfirman : ‘’mereka yang kami turunkan kepada kitab suci,
pasti mengenal dengan baik kriteria nabi Muhammad, sebagaimana mereka mengenal denga baik anak-anak
mereka.[al-baqarah:146].
Allah juga telah mengabadikan dalam kitab suci mereka tentang gambaran umat Muhammad yang akan dibina
dan akan dibimbing, termasuk ciri-ciri sahabatnya yang tampil membela dakwahnya. Bahkan sebagian diantara
mereka telah disebutkan kepribadiannya secara detail seperti; Abu Bakar, Umar, Ustman, dan Ali bin Abi
Thalib, diamana merekalah yang dikategorikan dengan khulsfaurrasyidin. Merekalah yang melanjutkan estafet
perjuangan nabi ke seluruh penjuru dunia ini. Inilah sifat-sifat mereka seperti yang diabadikan oleh al-qur’an,
taurat, dan injil
‘’dialah Allah yang telah mengutus rasulnya dengan hidayah dengan agama yang benar ,supaya
meninggikannya diata agama-agama yang lain, dan cukuplah Allah sebagai sanksi atas itu, Muhammad adalah
rasulullah dan mereka yang bersama Muhammad dari sahabat-sahabatnya, ciri-ciri mereka adalah tegas
terhadap orang-orang kafir dan bersikap lemah lembut dengan orang-orang yang beriman, mereka ruku’ dan
bersujud mencari keutamaan dan ridha allah, di wajah-wajah mereka telah nampak bekas-bekas sujud.
Begitulah ciri-ciri mereka yang telah kami jelaskan pada kitab taurat, injil, dan al-qur’an. Ibarat sebuah tanaman
yang mengeluarkan dahannya yang lebat dan rindang, dimana pemiliknya merasa senang melihatnya, dan untuk
membuat orang-orang kafir marah. Sesungguhnya Allah telah menjanjikan bagi orang-orang yang beriman dan
beramal shalih diantara mereka ampunan dan pahala yang besar. [al-fath:28-29].
Bila para malaikat yang berada dilangit, dan para nabi dan rasul yang berada di bumi,serta para pengikut rasul-
rasul dan para pengikut kitab-kitab yang diturunkan kepada rasul-rasul sebelum datangnya nabi Muhammad,
mereka semuanya mengenal Muhammad shallhu alaihi wasallam, dan mereka mengenal umatnya dan para
sahabatnya
,maka apakah pantas bagi seseorang muslim untuk bersikap masa bodoh dan tidak mempelajari sejarah
perjalanan Nabinya?
Sesungguhnya buku-buku sirah sejak abad 15 abad lalu , dan sampai pada hari ini telah menjadi ketetapan alahh
swt, bahwa ia selalu berulang secara teus menerus kejadian-kejadiannya. Dan dalam rangka memahami
kejadian yang berulang itu, seiring perkembangan kebutuhan manusia dala kehidupan ini pada setiap zaman
dan tempat, lalu muncullah pertanyaan;’’ apakah yang mampu dilakukan oleh muslim awam dalam berbekal
dengan sirah nabi dan mengambil pelajaran dari telah sirah tersebut?’’
Ini adalah pertanyaan penting yang belum terjawab masih sebatas garis besar yang menggambarkan tentang
pentingnya mempelajari sirah nabi, karena sirah nabi adalah aplikasi langsung dari al-quran dan hadits.
Kami yakin bahwa buku sirah yang paling populer dalam kehidupan umat islam dan dijadikan sebagai rujukan
selama berabad-abad lamanya adalah sirah ibnu ishak. Kemudian ia di ringkas oleh al-allamah ibnu hisyam,
dan akhirnya nama yang lebih populer setelah itu adalah sirah ibnu hisyam
Buku itulah yang menjadi pegangan dan rujukan dasar tentang sirah. Al-khatib dengan sanadnya dari harmalah
bin yahya at- tuajibi berkat;’’ aku telah mendengar muhammad bin idris asy-syafi’i berkata;’’ siapa yang mau
pemperdalam pengetahuannya tentang peperangan rasulullah maka hendaknya dia merujuk kepada kitab sirah
muhammad bin ishak , dan sebenarnya dia juga punya kitab tentang al-magazi [peperangan nabi],. Tetapi buku
tersebut belum sampai kepada kita secara utuh. Yang ada hanyalah sebagian isi dan kandungannya yang
tersebar dalam kitab-kitab lainnya sebagai bahan rujukan.
Setelah itu, barulah bermunculan kitab-kitab sirah yang ditulis dari yang tebalnya beberapa lembar kertas
sampai yang berjilid-jilid, hinggaada yang sampai melebihi 13 jilid. Umpanya kitab sirah terpanjang, adalah
subulul huda wa ar- rasyad fi kairil ibad [ jalan hidayah dan petunjuk dalam sejarah manusian terbaik] tulisan
nabi Muhammad bin Yusuf ash-shalihi asy-syaami, wafat tahun 942 H. Dia merujuk kepada 300 referensi kitab
sirah yang telah ditulis sebelumnya. Dan patut diketahui bahwa ulama yang semasa dengan ibnu ishak, banyak
yang telah meriwayatkan beberapa riwayat yang tidak disebutkan oleh ibnu ishak dan memberikan tambahan
dari apa yang tidak ditulis oleh ibnu ishak, seperti; al waqidy dan musa bin uqbah , dan setelah keduanya datang
al- thabari , maka dari itu , harus ada kitab sirah yang ringkas namun mencakup intisari dari pa yang telah
ditulis oleh para ulama. Kitab itu harus memuat beberap kunci memahami sirah nabi sebagai batasan minimal
yang harus diketahui oleh seorang muslim . kemudian buku catatan itu menjadi pegangan wajib pada setiap
rumah tangga muslim, dan kami sangat berharap bahwa buku kecil inilah yang merealisasikan harapan itu.
Kami telah hidup bersama sirah nabi sejak kecil , dan sekarang kami telah melewati usia 60 tahun dari
kehidupan kami . dan semoga kami tidak slah kalau menganggap diri kami telah membaca mayoritas yang
menjadi rujukan dalam masalah sirah nabiwiyah. Kami mendapat kemudian dengan berkesempatan menulis
buku-buku sirah; ada yang panjang , ada yang ringkas , dan ada juga yang sistematis. Jumlahnya telah mencapai
15 buku, dari buku kecil hingga buku besar, ada yang telah di terbitkan dan ada yang dalam upaya penerbitan
Kami berharap semua itu menjadi bekal bagi kami dalam menemui Allah setelah bekal akidah bahwa tidak ada
Allah selain Allah , pada hari tidak ada lagi manfaatnya harta benda dan anak-anak, kecuali orsang yang datang
menghadap Allah dengan hati yang bersih
Kami merasa bahwa diakhir-akhir hayat kami ini, kami hidup bersama rasullulah, dani tulah surga kami di
dunia ini, kami melakukan itu disebabkan panggilan cinta kami kepada rasullullah. Kami berdoa mudah-
mudahan Allah menjadikan kami, sebagai kekasih orang yang kami cintai ( Muhammad SAW) kelak dihari
akhirat, dan kami akan komitmen memanjatkan doa kami itu setiap hari.
Tatkalah apa yang telah kami tulis dan apa yang akan kami tulis tentang sejarah perjalanan nabi-mu, ya Allah
jadikanlah kami orang yang ikhlas karena mengharap ridha-mu semata, menjadi amalan yang sesuai dengan
ajaran-mu dan ajaran rasul-mu. Ya allah terimalah di sisimu dan sebarkanlah buku ini di muka bumi mu, dan
dengan tulisan ini tambahlah kecintaanku kepada- mu dan kepada nabi-mu. Anugrahilah kepadaku kemampuan
untuk meneledani nabi –mu wahai Alllah pemilik alam semesta. Ya Allah dengan kcintaan yang demikian itu,
maka berikanlah kepadaku syafa’at nabi mu, dan kesempatan menemaninya di surga-mu
Setelah memlaui masa yang cukup lama dalam perkenalan kami denga sirah nabi Muhammad, lahirlah buku
kecil ini. Kami sengaja menjadikan empat puluh judul sebagai kajian inti dalam sirah nabi secara umum. Setiap
judul kami jelaskan intisari dari apa yang mesti diketahui oleh setiap muslim, agar buku kecil ini menjadi teman
setia setiap rumah, mudah dicerna, dan jauh dari pengulangan . Kami mencontoh imam nawawy yang telah
memberikan suri tauladan dalam penulisan buku haditsnya [al-arba’in an-nawawiyyah]. Kami memandangnya
sebagai pijakan dalam beragama melalui perkenalan dengan sirah. Menurut hemat kami sesungguhnya empat
puluh satu masalah mengenai sirha ini, adalah ukuran minimal pemahaman seorang muslim tentang sirah.
Kajian ini juga termasuk mengambil contoh kajian empat puluh satu naslah dalam aqidah dan ushuluddin, dan
lain-lainnya, yang ditulis sepanjang sejarah islam. Kami memeberi judul ;’’al-arba’in fi sirah sayyidil mursalin .
(empat puluh kunci memahami sirah nabi terbaik )’’ landasan utama dalam penulisan buku ini adalah
berdasarkan riwayat ibnu ishak , tetapi tidak berpegang secara mutlak. Kami berharap bahwa kami telah
menempuh jalan ulama salaf dan ulama hadits dalam cara penulisan sirah, seperti yang telah dilakukan oleh
antara lain; adz-dzahaby,al-baihaqi, ibnu katsir, ath-thabary, as-suyuthy , al-hafizh,ibnu hajr al-‘asqalany, dan
ulama yang menjadi pikjakan ilmu hadits dan ilmu jarah dan ta’dil [ metode krtik atas perawi hadits].
Semogakajian ini jauh dari penerapan yang tidak semestinya dan sewajarnya dalam menerapkan metode yang
direpakan oleh ahlul hadits terhadap metode penulisan sirah dan sejarah islam. Sesungguhnya ulama hadits
telah memperkenalkan metode tersebut selama beberapa abad, namun mereka belum pernah bisa
mempraktikannya dan menrepkannya.
Tentunya keutamaan penulisan buku ini trmasuk kembali saudara DR. Raakan Abdul Karim Habib, guru
sebesar pada jurusan komunikasi pada Universitas al- Malik Abdul Aziz. Dialah yang punya ide dan selalu
mengingatkan dan mendorong kami untuk menulis buku sirah dengan cara seperti ini, tanpa menganulir
keutamaan buku manapun yang telah ditulis dalam masalah ini.
Kami berharap buku ini bermanfaat bagi siapapun dan berada dimanapun di muka bumi karena kemudahan
mempelajarinya dan mencernanya; baik dari sisi bentuknya yang kecil, mudah dibawa, dan isi kandungannya
yang sederhana dan merupakan kebutuhan mutlak bagi setaip muslim. Kami konsisten dengan batasan kriteria-
kriteria agar bukuini memenuhi kebutuhan umat islam tanpa batas usia tingkal intelektual. Terkadang kami
mengangkat kisah dengan alur cerita yang tidak terlalu penting.
Namun semua itu lakukan untuk senantiasa menjaga daya tarik dan keindahan penulisan, agar kemasan
ceritanya selalu tampil menarik. Dan terkadang kami memasukkan dalil tanpa komentar dari kami, kecuali
dalam kondisi terpaksa ketika kami memadukan atau meringkas atau membuang. Dan apabila ada kata-kata
yang kurang jelas, maka kami jelaskan untuk mencapai sasaran yang dimaksud.
Akhirnya kami berharap kepada Allah, semoga dapat menerima amal baik ini,memberikan balasan yang
terbaik, dan menyampaikannya kepada maksud dan tujuan dari tulisnya buku ini. Dan kami sel;alu berterima
kasih kepada saudara DR. Raakan yang memiliki ide awal dari penulissan buku ini, membantu kami secara
pemikiran, penerbitannya, dan distribusinya. Kami berharap Allah membangkitkan kita di bawah bendera
penghulunya para nabi menjadi keksaih yang menemaninya dalam surga an-na’im dan akhir dari harapan dan
doa kita adalah segala puji bagi allah penguasa dari harapan dan doa kita adalah segala puji bagi allah penguasa
semesta alam. Selesaiditulis pada Rabiul Awal 1420 H,bertepatan dengan 15 juni 1999 M.
Penulis : DR Munir Muhammad al-ghadhban.
BAB 1 Muhammad
Dia adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim al- qurasyi al-‘arabi dari keturunan
Ismail bin ibrahim kekasih allah . ibunya bernama aminah binti wahab dari kabilah bani zuhrah al-quraisyiyah.
Belian dilahirkan di mekkah, dekat masjidil haram yang dibangun oleh Ibrahim alaihi as-salam bersama
anaknya Ismail dengan misi agar umat manusia datang dari segala penjuru mengunjunginya untuk menunaikan
ibadah haji , menyembah Allah dan tidak mempersekutukannya dengan yang lain sedikit pun.
Pada waktu Ibrahim membangun ka’bah , dia berdoa kepada Allah agar dari keturunannya kelak yaitu dari garis
keturunan arab; ada dari keturunannya yang diutus untuk menjadi nabi dan rasul. Doa nabi Ibrahim dikabulkan
Allah SWT dan Muhammad sallallahu ‘alaihi wassalalm adalah jawabannya. Nabi isa juga telah memberikan
kabar gembita kepada umatnya tentang akan datangnya nabi akhir zaman tersebut. Dan setelah 572 (lima ratus
tujuh puluh dua tahun sejak kelahiran nabi isa, lahirlah nabi muhammad shallallahu alaihi wassalam. Beliau
bersabda: “ aku adalah jawaban dari doa bapakku Ibrahim dan aku adalah orang yang dimaksud oleh saudaraku
Nabi Isa dalam kabar gembiranya (kepada kaumnya akan kedatangan Nabi akhir zaman).”
BAB 9 Wahyu
Rasulullah duduk seorang diri di gua Hira di sebuah gunung yang ada di Mekkah selama sebulan dalam setiap
tahunnya. Beliau bertahannuts [menyendiri selama beberapa malam dengan niat beribadah kepada Allah].
Beliau membawa bekal makanan untuk keperluan dalam tahannutsnya., kemudian pulang ke rumahnya
menemui keluarganya dan kembali ke gua Hira denga membawa bekal makanan. Begitulah seterusnya, hingga
datang malaikat, di saat beliau sedang berada di gua Hira. Malaikat itu berkata,” Bacalah!’’ Beliau menjawab, “
Aku tidak bisa membaca.” Nabi berkata, “ Kemudian malaikat itu memegang dan memelukku hingga aku
merasa tersesak, kemudian melepaskanku.” Dia kembali memintaku untuk membaca dan aku menjawab dengan
mengatakan, “ Aku tidak bisa membaca.” Dia memegang dan memelukku yang kedua kalinyadengan sangat
erat, kemudian berkata,” Bacalah.” Aku menjawab,” Aku tidak bisa membaca.” Malaikat itu kembali
memegang dan memelukku dengan erat, kemudian melepaskanku seraya berkat,” Dia-lah yang
menciptakanmanusia dari segumpal darah, bacalah dan Rab-mulah yang Maha Mulia.
Rasulullah kembali dengan perasaan yang cemas,masuk kerumah Khadijah dan berkata kepadanya, “Selimuti
diriku”, kemudian Khadijah menyelimutinyahingga rasa takutnuya hilang. Setelah itu beliau bercerita kepada
Khadijah seraya berkata,” Aku takut kalau-kalau ada sesuatu yang menimpa diriku.” Khadijah menghiburnya
dengan berkata,”Sekali-kali tidak, demi Allah, Dia tidak akan membuat mu bersedih, kamu menyambung
silaturrahim, memikul beban orang lemah , membantu orsng miskin, memuliakan tamu , dan menolong orang
yang mendapatkan musibah.
Khadijah mengantar beliau menemui Waraqah bin Naufal, sepupu Khadijah [anak paman Khadijah]. Dia
menjadi penganut agama Nasrhanipada zaman jahiliyah. Dia telah berusia lanjut dan tidak lagi dapat melihat.
Khadijah berkata,”Wahai anak pamanku dengarkanlahpengakuan dari saudaramu ini .” Waraqah berkata,”Apa
yang kamu lihat wahai anak saudaraku?’’ Rasulullah menceritakan apa yang telah terjadi. Waraqah berkata,”
Seperti inilah wahyu yang diturunkan kepada Musa ‘alaihi as-salam. Alangkah indahnya bila aku masih muda
pada saat seperti ini, seandainya aku berumur panjang dan bisa membelamu tatkal kaummu mengeluarkanmu
dari kampung halamanmu.”
Rasulullah berkata;”Apakah mereka akan mengeluarkanku dari kampung halamanku?”
Waraqah berkata,”Ya, karena tidak ada manusia yang diberikan seperti apa yang diberikan kepadamu kecuali
dia akan dimusuhi. Dan seandainya aku masih hidu[ pada saat kamu mendapat perlawanan seperti itu, maka aku
akan menolongmu dengan sekuat kemampuanku. Tidak lama kemudian Waraqah meninggal ketika wahyu
mengalami masa kevakuman.
BAB 19 Upaya Nabi Menemui Kabilah Tsaqif dan Pertemuannya dengan Kaum Anshar
Ibnu Ishak berkata, “Setelah Abu Thalib meninggal, kesempatan Quraisy menyiksa Rasulullah semakin
menjadi-jadi, hal yang sebelumnya belum pernah mereka lakukan.
Rasulullah akhirnya berangkat menuju Thaif dengan harapan bisa mendapatkan perlindungan dari kabilah
Thaqif.
Setelah tiba di Thaif, beliau langsung menemui tokoh mereka yang terdiri dari tiga bersaudara; Andu Yalila bin
Amru, Mas’ud bin Amru, dan Hubaib bin Amru.
Rasulullah berbincang-bincang dengan mereka dan mengajak mereka masuk Islam. Salah satu di antara mereka
berkata, “Dia akan menyobek kiswah [kain] Ka’bah bila Allah mengutusmu menjadi Nabi.”
Yang lain berkata, “Apakah Allah tidak menemukan orang lain untuk diutus menjadi Nabi?”
Dan yang ketiga berkata, “Demi Allah, kami tidak akan menemanimu untuk berbincang-bincang. Kalau kamu
adalah seorang rasul dari Allah seperti yang kamu katakan, maka kamu adalah orang yang paling berbahaya
bila aku membantah pembicaraanmu. Namun apabila ternyata kamu berbohong atas nama Allah maka tidak
pantas bagiku menemanimu berbicara.”
Rasulullah meninggalkan mereka dengan kecewa, karena tidak bisa memberikan hidayah kepada mereka.
Rasulullah berkata, “Kalau memang itulah sikap kalian, maka tolong rahasiakan masalah ini.”
Beliau tidak menginginkan masalah itu diketahui kaumnya yang menyebabkan mereka menistakan Rasulullah.
Namun ternyata mereka membangkang dan berkhianat. Mereka memprovokasi anak-anak, para budak, dan
mereka meneriaki Rasulullah serta mencacinya hingga berkumpullah orang banyak dan mengganggu
Rasulullah. Maka terpaksa beliau menepi ke sebuah kebun milik Utbah bin Rabiah, dan Syaibah bin Rabiah,
dimana pada saat itu mereka berdua ada dalam kebun itu dan melihat apa yang terjadi dengan beliau.
Beliau duduk berteduh di bawah pohon anggur itu.
Setelah tenang dan orang-orang jahil itu telah kembali, beliau berdoa, “Ya Allah, hanya kepada-Mu kau
mengeluhkan kelemahanku ini, sedikitnya taktik yang aku sanggup melakukannya, dan kehinaanku di hadapan
manusia, wahai Zat yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Engkaulah Rab manusia yang lemah, dan
Engkaulah Rab-ku, kepada siapakah Engkau akan mewakilkan masalahku ini?” Apakah kepada orang yang nun
jauh di sana yang tidak peduli dengan kami? Ataukah kepada musuh yang menguasai kami? Selama Engkau
tidak murka kepadaku, maka apapun yang terjadi denganku, aku tidak akan pedulikan. Aku berlindung kepada
cahaya muka-Mu yang telah menerangi kegelapan, dan yang telah memperbaiki urusan dunia ini dan urusan
akhirat, agar supaya tidak menurunkan kepadaku murka-Mu, atau menghalalkan untukku laknat-Mu, kepada-
Mulah segala pujian hingga Engkau ridha.
Dan sesungguhnya tidak ada kekuatan kecuali hanya dari-Mu.”
Kedua anak Rabi’ah yang menyaksikan kejadian itu menjadi terenyuh dan luluh hatinya. Mereka memanggil
hamba sahaya mereka yang bernama Addas yang masih beragama Nasrani. Mereka memerintahkannya untuk
membawakan Rasulullah setangkai buah anggur yang diletakkan di atas bejana untuk dimakan.
Addas melakukannya, dan meletakkannya di depan Rasulullah serta memersilahkan beliau untuk memakannya.
Setelah dipegang oleh beliau dan ingin dimasukkan ke mulutnya, beliau mengucapkan Bismillah.
Addas memperhatikan Nabi dan bertanya, “Demi Allah ucapan tadi itu, aku tidak pernah mendengarnya
disebutkan di negeri ini.
Rasulullah bertanya, “Kamu dari negeri mana wahai Addas dan agamamu apa?”
Dia berkata, “Aku beragama nasrani dan berasal dari Ninawi.”
Beliau menimpali, “Dari kampungnya seorang hamba shalih bernama Yunus bin Matta.”
Addas kembali bertanya, “Apakah kamu tahu tentang Yunus bin Matta?”
Nabi bersabda, “Yunus adalah saudaraku, dia adalah seorang Nabi dan aku adalah seorang Nabi.”
Akhirnya Addas langsung mencium kepala, tangan dan kaki Nabi.
Kemudian Rasulullah pulang dari Thaif menuju Mekkah dalam kondisi putus asa dari kebaikan orang Tsaqif,
dan setelah sampai di sebuah tempat bernama nakhlah, [tempat dekat Mekkah dan sekarang sudah masuk
wilayah Mekkah] beliau beristirahat dan di waktu malam tiba, beliau bangun untuk qiyamullail].
Pada saat itulah lewat tujuh makhluk jin dari utara Iraq seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an, mereka
mendengarkan bacaan Nabi.
Setelah Nabi usai shalat, mereka para jin itu kembali ke kaum mereka untuk mereka dakwahi [diberikan
peringatan].
Kemudian beliau kembali ke Mekkah, dalam kondisi warga Mekkah berada pada posisi sangat menentang
ajarannya, memusuhi agama Islam, kecuali sekelompok kecil dari orang-orang lemah yang mengikutinya.
Rasulullah memanfaatkan musim haji untuk menawarkan dirinya kepada setiap kabilah Arab. Beliau mengajak
mereka masuk Islam, menyampaikan kepada mereka bahwa beliau adalah seorang Nabi yang diutus kepada
umat manusia.
Rasulullah meminta mereka supaya percaya kepadanya dan bersedia membela beliau, hingga ajaran Islam bisa
disampaikan kepada mereka dengan baik.
Pada saat itulah Allah menginginkan agama-Nya menang, dengan memberikan izzah (kejayaan) kepada Nabi-
Nya. Maka pada suatu musim haji, Rasulullah menemui para jama’ah haji dari kabilah Arab sebagaimana yang
biasa beliau lakukan pada musim haji sebelumnya. Beliau menawarkan dirinya kepada mereka. Nabi
Muhammad bertanya kepada mereka, “Dari kabilah manakah kalian berasal?”
Mereka menjawab, “Kami rombongan dari Khazraj.”
Beliau melanjutkan perbincangan, “Dari tetangga orang Yahudi?”
Mereka menjawab, “Betul.”
Nabi melanjutkan, “Apakah kalian bersedia duduk sejenak, hingga kami bisa menyampaikan sesuatu?”
Mereka berkata, “Boleh.”
Nabi mengajak mereka untuk masuk Islam, memperkenalkan kepada mereka Islam, dan membacakan atas
mereka Al-Qur’an.
Dan merupakan tadbir (ketentuan) Ilahi bahwasanya orang-orang Yahudi di Madinah yang bertetangga dengan
warga Madinah telah banyak memperkenalkan akan kedatangan Nabi yang tidak lama lagi. Mereka orang-
orang Yahudi adalah pemilik kitab Samawi dan orang yang berilmu, sementara warga Madinah adalah
penyembah berhala.
Apabila terjadi masalah dalam kehidupan bermasyarakat antara mereka, maka orang-orang Yahudi selalu
mengancam dengan berkata, “Apabila Nabi akhir zaman itu datang maka kami akan perangi kamial
bersamanya seperti ‘Ad dan Iram dihancurkan.”
Setelah mereka mendengar ajakan Nabi, maka di antara mereka berkata kepada sesama mereka, “Wahai kaum
Khazraj,inilah Nabi yang dimaksud oleh orang-orang Yahudi yang sering mereka ancamkan kepada kita, maka
jangan sampai kalian didahului oleh orang-orang Yahudi bergabung dengannya.”
Mereka menerima dengan baik ajakan Nabi. Mereka berkata, “Kami meninggalkan kaum kami di Madinah,
dimana mereka memiliki permusuhan di antara mereka yang sangat luar biasa. Namun kami masih berharap
mudah-mudahan mereka bisa bergabung denganmu, kami akan ajak mereka masuk Islam, dan ketahuilah
apabila mereka mau bergabung denganmu, maka tidak akan ada kekuatan lain yang lebih kuat daripada mereka
bagimu.”
Bab 23 Adzan
Ibnu Ishak berkata, “Setelah Rasulullah merasa tenang di Madinah, urusan kaum muhajirin serta kaum Anshar
telah terselesaikan, maka aturan-aturan Islam berlaku dalam bermasyarakat dan telah menguat. Kemudian
shalat didirikan, zakat ditunaikan, puasa dilaksanakan, aturan kriminalitas telah ditegakkan, yang halal dan
yang haram diberlakukan, dan Islam telah mengakar dalam kehidupan umat Islam. Kemudian muncul
kebutuhan akan suatu media yang dipakai untuk mengumpulkan umat Islam kalau tiba waktu shalat, karena
sebelumnya para sahabat datang berkumpul untuk shalat tanpa ada seruan atau panggilan. Rasulullah hampir
memerintahkan untuk meniup terompet setiap tiba waktu shalat, seperti orang Yahudi, tetapi kemudian beliau
tidak menyukainya, dan memerintahkan untuk menyeru dan memberitahukan kaum muslimin shalat berjaa’ah.
Dalam situasi seperti itu tiba-tiba Abdullah bin Zaid bin Tsa’labah bin Abdi Rabbih bermimpi tentang adzan
dalam tidurnya, dia berkata, “Wahai Rasulullah tadi malam kami telah melihat sesuatu. Kami melihat ada orang
yang berpakaian warna hijau, dia membawa lonceng di tangannya, kami berkata kepadanya, “Apakah kamu
mau menjual lonceng itu untukku?”
Dia bertanya, “Untuk apa kamu membelinya?” Aku menjawab, “Aku mau menjadikannya sebagai tanda yang
dipukul apabila tiba waktu shalat.”
Dia berkata, “Maukah kamu, kami tunjukkan yang lebih baik daripada itu?”
Kami berkata, “Apa itu?”
Dia berkata, “Katakan; “Allahu Akbar, Allahu akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar,asyhadu an lailaha illa Allah
asyhadu an lailaha illa Allah.
Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah asyhadu anna Muhammadan Rasulullah. Hayya ‘ala asshalah hayya
‘ala asshalah. Ahayya ‘ala al-falah hayya ‘ala al-falah.
Allahu Akbar llahu akbar, lailaha illa Allah.
Rasulullah berkata, “Ini adalah mimpi yang haq insya Allah, panggilan Bilal untuk mengumandangkan adzan
itu, dan berdirilah di sampingnya untuk memberitahukan-nya, karena dia lebih nyaring suaranya daripada
suaramu.
Ketika Bilal adzan, dan didengar oleh Umar, dia berkata kepada Rasulullah, “Rasulullah kami telah bermimpi
semalam seperti yang dikumandangkan oleh Bilal.”
Nabi bersabda, “Segala puji bagi Allah atas hal itu.”