Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPS SD

DISUSUN OLEH
Kelompok 5

1. Agnes Despriana Br. Tarigan (1193311030)


2. Mariana Olandri Simbolon (1193311028)
3. Nia Danita Simatupang (1193311007)
4. Nisa Aulia Nasution (1193311034)
5. Nur Afnisah (1193311032)
6. Fairuz Fajra Rizkadilia (1193311015)

Mata kuliah : Peng. Bahan Ajar dan Media IPS SD


Kelas : PGSD G 2019
Dosen Pengampu : Rahmilawaty Ritonga, S.Pd., M.Pd

PRODI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MARET 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Penulisan dan
pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah PBAM
IPS di SD. Adapun yang dibahas dalam makalah ini adalah mengenai “Pengembangan
Media Pembelajaran IPS SD”.

Dalam penulisan makalah ini terdapat hambatan yang dikarenakan terbatasnya


ilmu pengetahuan mengenai hal-hal yang berkenaan dengan penulisan makalah ini dan
terbatasnya sumber buku yang diperoleh. Oleh karena itu penulis menyadari akan
kemampuan yang masih jauh dari kata sempurna, tetapi dalam pembuatan makalah ini
kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Maka dari itu penulis mengharapkan saran
dan kritik yang membangun agar lebih maju di masa yang akan datang.

Medan, 20 Maret 2022


Penulis

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................2
C. Tujuan Penelitian..................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Pengertian Media..................................................................................................................3
B. Fungsi Media........................................................................................................................4
C. Jenis-Jenis Media Pembelajaran Berdasarkan Klasifikasinya..............................................5
D. Teknik Memilih Media Dalam Pengajaran IPS SD..............................................................6
E. Kelemahan dan Keunggulan Tiap-tiap Media Pembelajaran IPS SD..................................8
F. Langkah-Langkah Pembuatan Media Pembelajaran IPS SD...............................................9
BAB III PENUTUP......................................................................................................................11
A. Kesimpulan.........................................................................................................................11
B. Saran...................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Proses belajar dan mengajar merupakan sebuah interaksi yang seringkali
dilakukan oleh manusia yang satu dengan lainnya didalam kehidupan sehari-hari. Agar
sebuah proses belajar dikatakan mampu berjalan secara optimal, maka perlu sebuah alat
atau bahan yang dapat memudahkan siswa memahami materi ajar. Oleh karena itu
seorang guru dalam mengajar perlu memperhatikan karakteritsik siswa, agar mampu
membuat media sesuai dengan minat siswa-siswanya. Karena, proses belajar mengajar
dapat berjalan optimal apabila guru mampu menyediakan sebuah media yang sesuai
dengan apa yang dibutuhkan siswa dan ketepatan dalam memilih media mampu membuat
siswa menjadi lebih aktif dalam belajar serta dapat mengembangkan bakat yang ada
dalam diri siswa tersebut.
Proses belajar bukanlah sebuah interaksi dimana hanya guru yang berperan dan
siswa tidak, melainkan interaksi yang terjadi dua arah apabila guru mampu memberikan
pemahaman mengenai materi maka siswa juga harus memberikan feedback. Oleh karena
itu apabila seorang guru ingin mendapat feedback yang baik dari siswanya maka harus
mampu menyajikan materi menggunakan sebuah media yang membantu pemahaman
siswa lebih baik.
Dewasa ini media pendidikan memiliki peranan penting di dalam proses
pembelajaran. Dunia pendidikan menuntut penggunaan media pendidikan dari yang
sederhana sampai yang canggih. Dengan kata lain media itu tidak hanya sekedar sebagai
alat bantu, melainkan dipandang sebagai komponen penting dalam pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran dewasa ini telah banyak menggunakan multimedia dan mulai
mengurangi penyampaian bahan pelajaran dengan cara ceramah. Lebih-lebih pada
kegiatan pembelajaran yang menekankan keterampilan proses, maka peranan media
menjadi sangat penting.
Seiring dengan pesatnya perkembangan media informasi dan komunikasi, baik
perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) akan membawa
perubahan yaitu bergesernya peranan guru termasuk guru IPS sebagai penyampai

1
pesan/informai. Guru tidak lagi sebagai satu-satunya sumber informasi dalam
pembelajaran karena siswa dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber, misalnya
buku literatur, TV, siaran radio, surat kabar, dan majalah, bahkan dari jaringan internet.
Masalahnya sekarang apakah guru-guru IPS, termasuk Anda sudah memanfaatkan media
sebagai sumber pembelajaran secara efektif? Hal inilah yang melatarbelakangi kami
untuk menulis tugas yang berjudul “PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
IPS DI SD”, sekaligus untuk memenuhi tugas kelompok kami.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah Pengertian Media Pembelajaran ?
2. Apakah Fungsi Media Pembelajaran ?
3. Apa Saja Jenis-Jenis Media Pembelajaran Berdasar Klasifikasinya ?
4. Teknik Apakah Yang Digunakan Untuk Memilih Media Yang Tepat Dalam
Pengajaran IPS Di SD ?
5. Apa saja kelemahan dan keunggulan tiap-tiap media pembelajaran IPS ?
6. Apa saja langkah-langkah pembuatan media pembelajaran IPS ?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian tentang media pembelajaran.
2. Mengetahui fungsi media dalam pengajaran IPS.
3. Mengetahui jenis-jenis media menurut klasifikasinya.
4. Mengetahui teknik memilih media dalam pengajaran IPS SD.
5. Mengetahui kelemahan dan keunggulan tiap-tiap media pembelajaran IPS.
6. Mengetahui langkah-langkah pembuatan media pembelajaran IPS.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Media
Media dalam arti sempit berarti komponen bahan dan komponen alat dalam
sistem pembelajaran. Dalam arti luas media berarti pemanfaatan secara maksimum semua
komponen sistem dan sumber belajar di atas untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu. Menurut Hamidjojo yang dimaksud media ialah semua bentuk perantara yang
dipakai orang penyebar ide, sehingga gagasan itu sampai kepada penerima. Sedangkan,
McLuhan memberikan batasan yang intinya bahwa media sarana yang disebut saluran,
karena pada hakekatnya media telah memperluas dan memperpanjang kemampuan
manusia untuk merasakan, mendengar dan melihat dalam batas jarak dan waktu tertentu,
kini dengan bantuan media batas-batas itu hampir menjadi tidak ada. Dan selanjutnya
Blacks dan Horalsen berpendapat, media adalah saluran komunikasi atau medium yang
digunakan untuk membawa atau menyampaikan suatu pesan, di mana medium itu
merupakan jalan atau alat dengan mana suatu pesan berjalan antara komunikator ke
komunikan. Berdasarkan pada batasan-batasan di atas, maka dapatlah diambil
kesimpulan bahwa media adalah suatu alat atau sarana atau perangkat yang berfungsi
sebagai perantara atau saluran atau jembatan dalam kegiatan komunikasi (penyampaian
dan penerimaan pesan) antara komunikator (penyapai pesan) dan komunikan (penerima
pesan). Sedangkan, istilah pembelajaran atau pengajaran (ungkapan yang lebih banyak
dikenal sebelumnya), adalah upaya untuk membelajarkan pebelajar. Membelajarkan
berarti usaha membuat seseorang belajar. Dalam upaya pembelajaran terjadi komunikasi
antara pebelajar (siswa) dengan guru, pembelajar atau pengajar (ungkapan yang lebih
umum digunakan sebelumnya), sehingga proses pembelajaran seperti ini adalah sebagai
bagian proses komunikasi antar manusia (dalam hal ini yaitu antara pembelajar dan
pebelajar). Meskipun dapat saja terjadi komunikasi langsung antara pebelajar dengan
bahan pembelajaran, di sana ada peranan media pembelajaran. Batasan pembelajaran
secara implisit terdapat beberapa kegiatan, yaitu meliputi; kegiatan memilih, menetapkan,
dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Dalam
upaya bagaimana membelajarkan pebelajar itulah peranan media tidak bisa dipisahkan

3
dari kegiatan pembelajaran. Pembelajaran dalam hal ini dipandang sebagai suatu sistem,
yaitu sistem pembelajaran atau lebih dikenal sebagai sistem instruksional. Sebagai suatu
sistem pembelajaran meliputi komponen-komponen yang satu sama lain tidak dapat
dipisahkan, melainkan saling berkaitan dan memiliki efek sinergi (nilai lebih). Komponen
itu meliputi tujuan, isi, metode atau strategi pembelajaran, media dan sumber belajar serta
evaluasi hasil belajar. Jadi pengertian media pembelajaran secara singkat dapat
dikemukakan sebagai sesuatu (bisa berupa alat, bahan, atau keadaan) yang digunakan
sebagai perantara komunikasi dalam kegiatan pembelajaran. Jadi ada tiga konsep yang
mendasari batasan media pembelajaran di atas yaitu konsep komunikasi, konsep sistem
dan konsep pembelajaran.

B. Fungsi Media
Ada beberapa pendapat tentang fungsi media pembelajaran. Peranan media dalam
kegiatan pembelajaran merupakan bagian yang sangat menentukan efektifitas dan
efeksiensi pencapaian tujuan pembelajaran. McKown dalam bukunya “Audio Visual Aids
To Instruction” mengemukakan empat fungsi media. Keempat fungsi tersebut adalah
sebagai berikut. éõùäñäð mengubah titik berat pendidikan formal, yang artinya dengan
media pembelajaran yang tadinya abstrak menjadi kongkret, pembelajaran yang tadinya
teoritis menjadi fungsional praktis. Kedua, membangkitkan motivasi belajar, dalam hal
ini media menjadi motivasi ekstrinsik bagi pebelajar, sebab penggunaan media
pembelajaran menjadi lebih menarik dan memusatkan perhatian pebelajar. Ketiga,
memberikan kejelasan, agar pengetahuan dan pengalaman pebelajar dapat lebih jelas dan
mudah dimengerti maka media dapat memperjelas hal itu. Terakhir, keempat, yaitu
memberikan stimulasi belajar, terutama rasa ingin tahu pebelajar. Daya ingin tahu perlu
dirangsang agar selalu timbul rasa keingintahuan yang harus penuhi melalui penyediaan
media. Rowntree dalam mengemukakan enam fungsi media, yaitu: 1) membangkitkan
motivasi belajar, 2) mengulang apa yang telah dipelajari, 3) menyediakan stimulus
belajar, 4) mengaktifkan respon siswa 5) memberikan umpan balik dengan segera, dan 6)
menggalakkan latihan yang serasi. Media juga berfungsi secara efektif dalam konteks
pembelajaran yang berlangsung tanpa menuntut kehadiran guru. Media sering dalam
bentuk “kemasan” untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam halsituasi seperti ini,

4
tujuan telah ditetapkan, petunjuk atau pedoman kerja untuk mencapai tujuan telah
diberikan, bahan-bahan atau material telah disusun dengan rapih, dan alat ukur atau
evaluasi jugadisertakan. Media pembelajaran yang mempersyaratkan situasi seperti di
atas dapat berwujud modul, paket belajar, kaset dan perangkat lunak komputer yang
dipakai oleh peserta didik (pebelajar) atau peserta pelatihan. Dalam kondisi ini, guru atau
instruktur berfungsi sebagai fasilitator pembelajaran.

C. Jenis-Jenis Media Pembelajaran Berdasarkan Klasifikasinya


Dewasa ini masih banyak guruguru yang enggan memanfaatkan media yang ada
untuk kegiatan pembelajaran. Masih banyak kecenderungan bahwa para siswa dibiasakan
untuk mendengarkan apa yang diajarkan oleh guru, kemudian mencatat dan dipaksa
untuk menghafalkannya di luar kepala. Keadaan semacam ini jelas akan menghasilkan
sikap verbalistik, yang menyebabkan peserta didik menjadi pasif dan kegiatan
pembelajaran menjadi cepat menjemukan. Untuk itu dalam rangka mengembangkan
pembelajaran yang menyenangkan (joyful learning / joyfull class) serta mengaktifkan
siswapenggunan multi pembelajaran akan sangat membantu kegiatan pembelajaran.
Betapa pentingnya fungsi multimedia di dalam kegiatan pembelajaran dapat dijelaskan
sebagai berikut. Pada awalnya media hanya berfungsi sebagai alat visual (alat peraga)
dalam kegiatan pembelajaran, yaitu berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman
visual kepada siswa, guna meningkatkan motivasi belajar, memperjelas serta
mempermudah konsep yang abstrak, dan mempertinggi retensi (daya serap) siswa. Pada
kira-kira pertengahan abad ke-20, dengan masuknya pengaruh dari teknologi audio,
lahirlah peraga audio visual yang menekankan penggunaan pengalaman konkret untuk
menghindari verbalisme. Dalam usaha untuk memanfaatkan media sebagai alat bantu
mengajar ini Edgar Dale (1969) dalam bukunya “Audio visual methods in teaching”
membuat klasfikasi pengalaman berlapis menurut jenjang/ tingkatan. Klasifikasi tersebut
kemudian enjadi sangat popular/terkenal dengan nama Kerucut Pengalaman (the cone of
experience) dari Edgar Dale, yang terdiri dari 11 jenjang, meliputi: pengalaman langung,
observasi, partisivasi, demontrasi, wisata, tv, film,radio, visual, simbol visual dan
lambang verbal (kata-kata). Pada waktu itu guru-guru amat terpikat pada kerucut
pengalaman ini, karena dapat dipakai sebagai pedoman dalam memilih alat bantu apa

5
yang sesuai untuk dipergunakan oleh guru. Pada akhir tahun 1950-an, teori komunikasi
mulai mempengaruhi penggunaan alat bantu audio-visual, sehingga fungsi media sebagai
alat peraga mulai bergeser menjadi penyalur pesan/informasi belajar. Tahun 1960-an,
teori tingkah laku (behaviorism-theory) ajaran BF.Skinner, mulai mempengaruhi
penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran. Menurut teori ini mendidik adalah
mengubah tingkah laku siswa. Karenanya orientasi tujuan pembelajaran (tujuan
instruksional) haruslah mengarah kepada perubahan tingkah laku siswa. Teori ini
mendorong diciptakannya media yang dapat mengubah tingkah laku siswa sebagai hasil
kegiatan pembelajaran. Media pembelajaran yang terkenal sebagai produk dari teori ini
adalah teachingmachine dan programmed-instruction. Sejak tahun 1965 di mana
penggunaan pendekatan sistem (system approach) mulai memasuki khasanah pendidikan
maupun kegiatan pembelajaran. Pendekatan sistem ini mendorong digunakannya media
sebagai bagian integral dalam program pembelajaran. Bahkan James W. Brown (1977),
tokoh dalam bidang teknologi, media dan metode pembelajaran, memandang bahwa
media itu sebagai central-elements, dengan mengatakan: “Media are regarded as central-
elements in the approach to the systematic instruction”. Program pembelajaran yang
termasuk di dalamnya (involve) media pembelajaran dilaksanakan secara sistematik
berdasarkan kebutuhan dan karakteristik siswa serta diarahkan kepada perubahan tingkah
laku sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasai. Dengan konsepsi yang semakin
mantap itu, fungsi media dalam kegiatan pembelajaran tidak lagi sekedar peraga bagi
guru melainkan pembawa informasi/pesan pembelajaran yang dibutuhkan siswa. Dengan
demikian pola interaksi edukatif akan lebih bervariasi hingga meliputi 5 pola berikut: 1).
Sumber berupa orang saja (seperti yang kebanyakan terjadi di sekolah kita sekarang), 2).
Sumber berupa orang yang dibantu oleh/dengan sumber lain. 3). Sumber berupa orang
bersama dengan sumber lain berdasarkan suatu pembagian tanggung jawab. 4). Sumber
lain saja tanpa sumber berupa orang. 5). Kombinasi dari keempat pola tersebut dalam
bentuk suatu sistem.

D. Teknik Memilih Media Dalam Pengajaran IPS SD


Media sebagai salah satu sarana dalam rangka membantu meningkatkan proses
pembelajaran, mempunyai aneka ragam jenis dan karakteristik yang berbeda-beda. Oleh

6
karena itu seorang guru professional seharusnya memiliki kemampuan memilih secara
cermat dan dapat menggunakan media pengajaran secara tepat.
Menurut M Basyiruddin Usman dan H. Asnawir (2002), ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam memilih media, antara lain: tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,
ketepatgunaan, kondisi siswa, ketersediaan perangkat keras (hardware) dan perangkat
lunak (software), mutu teknis, dan biaya. Oleh karena itu beberapa pertimbangan yang
perlu diperhatikan dalam memilih media, antara lain:
a. Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan. Tujuan pembelajaran merupakan komponen utama yang harus
diperhatikan dalam memilih media. Dalam penerapan media harus jelas dan
operasional, spesifik, dan benar-benar tergambar dalam bentuk perilaku.
b. Aspek materi, merupakan hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih media.
Sesuai tidaknya antara materi dengan media yang digunakan akan berdampak pada
hasil pembelajaran.
c. Kondisi siswa, dari segi subyek belajar, guru harus memperhatikan betul-betul
tentang kondisi siswa dalam memilih media. Misalnya faktor umur, intelegensi, latar
belakang pendidikan, budaya, dan lingkungan anak menjadi titik perhtian dan
pertimbangan dalam memilih media.
d. Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru untuk mendesain
sendiri media yang akan dipergunakan, merupaka hal yang perlu dipertimbangkan
oleh guru. Seringkali guru menganggap bahwa suatu media sangat tepat digunakan
untuk suatu pokok bahasan/tema tertentu, tetapi di sekolah tersebut tidak tersedia
media yang diperlukan. Sedangkan untuk mendesain atau merancang suatu media
yang dikehendaki tidak mungkin dilakukan oleh guru.
e. Media yang dipilih hendaknya dapat menjelaskan apa yang akan disampaikan kepada
siswa secara tepat, dalam arti tujuan yang ditetapkan dapat tercapai secara optimal.
f. Biaya yang akan dikeluarkan dalam pemanfaatan media harus seimbang dengan hasil
yang akan dicapai. Media sederhana mungkin akan lebih menguntungkan dari pada
menggunakan media canggih tetapi hasil yang dicapai tidak sebanding dengan dana
yang dikeluarkan.

7
E. Kelemahan dan Keunggulan Tiap-tiap Media Pembelajaran IPS SD
Pemilihan dan penggunaan media dalam proses belajar mengajar bagi seorang
pengajar harus disadari bahwa tidak ada satu media yang terbaik untuk mencapai suatu
tujuan pembelajaran. Tiap-tiap jenis media memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri-
sendiri, sehingga dalam pemilihan media harus senantiasa mempertimbangkan kecocokan
ciri media dengan karakteristik materi pelajaran yang disajikan serta kegiatan belajar
yang akan dilaksanakan.
Berikut beberapa contoh jenis media dengan kelebihan dan kekurangannya :
1. Media gambar / foto
Kelebihannya:
a. Sifatnya konkret
b. Gambar dapat mengatasi ruang dan waktu
c. Foto harganya murah dan gampang didapat serta digunakan tanpa memerlukan
peralatan khusus.
Kekurangannya:
a. Gambar dan foto hanya menekan persepsi indera mata
b. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar
2. Denah
Kelebihannya:
a. Merangsang siswa-siswi untuk mengetahui keadaan sesungguhnya dari apa yang
terdapat pada denah/sketsa.
b. Sangat membantu guru yang tidak memiliki keterampilan menggambar.
c. Mudah membuatnya.
Kekurangan:
a. Sulit dipahami oleh tingkat usia dan tingkat pendidikan tertentu.
b. Membutuhkan pengetahuan yang luas dari pihak guru.
3. Karikatur
Kelebihan:
a. Membangkitkan daya analisis dan daya berpikir kritis.

8
b. Membangkitkan rasa humor sebagai variasi belajar mengajar.
c. Memperkaya daya imajinasi siswa-siswi.
Kekurangan:
a. Dapat menimbulkan kesimpulan yang bersifat general.
b. Dapat menimbulkan ketersinggungan
c. Dapat menimbulkan kesimpulan ganda.
4. Radio
Kelebihan:
a. Harganya lebih murah.
b. Dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya.
c. Dapat memberikan informasi secara berulang-ulang
d. Dapat mengembangkan daya imajinasi anak didik.
Kekurangan:
a. Sifat komunikasi radio hanya satu arah
b. Program radio telah disentralisir, sehingga guru kurang mempersiapkan diri
bersama anak didik secara baik. Karena belum terjalin kerjasama antara pembuat
program dengan guru-guru di kelas.

F. Langkah-Langkah Pembuatan Media Pembelajaran IPS SD


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan media pembelajaran adalah:
1. Media yang dibuat harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas pembelajaran
2. Media yang dibuat harus sesuai dengan kemampuan mental siswa-siswi
3. Ketersediaan sarana dan prasarana untuk membuat media tersebut
4. Kesesuaian dengan alokasi waktu dan sarana pendukung yang ada
5. Biaya, kesesuaian kemampuan dana yang dimiliki untuk pengadaan media
6. Secara tehnis media yang dibuat dapat digunakan secara efektif oleh guru

Prinsip-prinsip pembuatan media yaitu:


1. Kesederhanaan, isi media sebaiknya ringkas, sederhana dan dibatasi pada hal-hal yang
penting saja.
2. Kesatuan, hubungan antara unsur-unsur secara fungsional menyatu secara menyeluruh.

9
3. Penekanan pada bagian-bagian tertentu diperlukan untuk memusatkan perhatian.
4. Keseimbangan

Langkah pembuatan media yaitu:


Contoh pembuatan media grafik batang.
Bahan dan Alat:
1. Kertas karton.
2. Spidol berwarna
3. Mistar

Pembuatan:
1. Buatlah garis vertikal dan garis horisontal yang diantara keduanya bertemu disudut
kiri bawah.
2. Tentukan garis vertikal adalah perkembangan jumlah peserta didik, sedangkan garis
horisontal merupakan tahun.
3. Berilah tanda yang secara rasional sesuai dengan perkembangan jumlah siswa-siswi
mulai angka yang terendah sampai yang tertinggi.
4. Buatlah grafik batang berdasarkan jumlah siswa-siswi pada tahun pertama sampai
tahun terahir berdasarkan dari jumlah siswa-siswi.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Media dalam arti sempit berarti komponen bahan dan komponen alat dalam sistem
pembelajaran. Dalam arti luas media berarti pemanfaatan secara maksimum semua
komponen sistem dan sumber belajar di atas untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Pengertian media pembelajaran secara singkat dapat dikemukakan sebagai sesuatu (bisa
berupa alat, bahan, atau keadaan) yang digunakan sebagai perantara komunikasi dalam
kegiatan pembelajaran. Jadi ada tiga konsep yang mendasari batasan media pembelajaran di
atas yaitu konsep komunikasi, konsep sistem dan konsep pembelajaran.
Media pembelajaran adalah sarana untuk mendekatkan siswa dengan sumber belajar
melalui penggunaan metode yang relevan. Dalam rangka mengembangkan aspek sosial
siswa, maka media pembelajaran IPS menjadi suatu hal yang mutlak digunakan dalam setiap
pembelajaran. Terdapat beberapa jenis media yang dapat digunakan dalam pembelajaran
IPS, antara lain: media gambar, media multimedia, dan media yang lainnya.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain: tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai, ketepatgunaan, kondisi siswa/mahasiswa, ketersediaan
perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), mutu, teknis, dan biaya.
Macam-macam media yang sesuai dengan IPS MI yakni Media Visual, Media Audio, dan
Media Proyeksi diam. Media Pembeljaran IPS MI sendiri memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing, namun tetap efektif saat digunakan dalam pembelajaran
dengan pemberian metode yang tepat oleh seorang guru.

B. Saran
Menjadi seorang guru ketika mengajarkan materi pada siswanya alangkah baiknya
memiliki media yang mampu menunjang proses belajar mebgajar yang efektif dan juga
menyenangkan sehingga siswa dapat dengan mudah menerima materi yang disampaikan
oleh guru tersebut, hanya saja lebih diutamakan penguatan materi dari baerbagai bentuk
media pembelajaran yang digunakan itu saja sudah cukup.

11
DAFTAR PUSTAKA

Jusufhadi miarso,dkk.(1990) Tehnologi komunikasi pendidikan: pengertian dan penerapannya di


indonesia. Jakarta:pustekkom dikbud dan cv rajawali
Ketut. (2009).pembuatan media presentasi. Jakarta: pustekkom pendidikan
Mukkiman. (2006) desain pembelajaran. FPIPS IKIP Yogyakarta.
M. Miftah. Fungsi dan peranan media pembelajaran sebagai upaya peningkatan kemampuan
belajar siswa. Peneliti bidang pendidikan pada BPMP Kemdikbud.
Hidayati, Mujinem, Dkk. 2009.Pengembangan Pendidikan IPS SD.Direktorat jendral Pendidikan
Tinggi
Basrowi, Ms.2005. Pengantar Sosiologi.Bogor: Ghalia Indonesia.

12

Anda mungkin juga menyukai