Anda di halaman 1dari 12

TUGAS BESAR TEKNIK PENDINGIN

ANALISA SISTEM REFRIGRASI PADA MESIN PEMBUAT BALOK ES


Diajukan untuk menempuh salah satu syarat kelulusan
Mata Kuliah Teknik Pendingin

Disusun Oleh :

RONALDO BISUK HASIHOLAN


NIM : 21111110067

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2015

LATAR BELAKANG

Refrigerasi adalah suatu kegiatan produksi dan pemeliharaan tingkat suhu dari suatu bahan atau
ruangan pada tingkat yang lebih rendah dari pada suhu lingkungan atau atmosfir sekitarnya dengan
cara penarikan atau penyerapan panas dari bahan atau ruangan tersebut. Sedangkan refrigerasi
mekanik merupakan suatu sistem refrigerasi yang menggunakan tenaga khusus untuk dapat
digerakan guna memproduksi dingin dengan bantuan mesin atau alat. Suatu sistem refrigerasi
konvensional, memanfaatkan sifat-sifat panas suatu jenis bahan selagi ia berubah dari keadaan cair
menjadi gas/uap dan sebaliknya. Bahan tersebut dalam teknologi refrigerasi dinamakan refrigerant.

RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari analisis ini adalah menjabarkan sistem refrigrasi pada mesin pembuat balok
es dan mengetahui alat alat pendukung dari sistem mesin itu sendiri

BATASAN MASALAH
Batasan masalah dari analisis ini adalah :
Pada siklus pada mesin pembuat balok es
Sistem refrigrasi mesin pembuat balok es
Alat alat pada mesin pembuat balok es

TUJUAN
Mengetahui sistem refrigrasi mesin pembuat balok es
Mengetahui cara kerja dari mesin pembuat balok es
Mengetahui alat alat pendukukung pada mesin pembuat balok es

TEORI DASAR
Sistem Refrigerasi

Refrigerasi merupakan suatu proses penarikan kalor dari suatu benda/ruangan ke lingkungan
sehingga temperatur benda/ruangan tersebut lebih rendah dari temperatur lingkungannya. Kinerja
mesin refrigerasi kompresi uap ditentukan oleh beberapa parameter, diantaranya adalah kapasitas
pendinginan, kapasitas pemanasan, daya kompresi, koefisien kinerja dan faktor kinerja. Sesuai
dengan konsep kekekalan energi, panas tidak dapat dimusnahkan tetapi dapat dipindahkan.
Sehingga refrigerasi selalu berhubungan dengan proses-proses aliran panas dan perpindahan panas.
Pada dasarnya sistem refrigerasi dibagi menjadi dua, yaitu:
1.

Sistem refrigerasi mekanik

Sistem refrigerasi ini menggunakan mesin-mesin penggerak atau dan alat mekanik lain dalam
menjalankan siklusnya. Yang termasuk dalam sistem refrigerasi mekanik di antaranya adalah:
a.

Siklus Kompresi Uap (SKU)

b.

Refrigerasi siklus udara

c.

Kriogenik/refrigerasi temperatur ultra rendah

d.

Siklus Sterling

2. Sistem refrigerasi non mekanik


Berbeda dengan sistem refrigerasi mekanik, sistem ini tidak memerlukan mesin-mesin penggerak
seperti kompresor dalam menjalankan siklusnya. Yang termasuk dalam sistem refrigerasi non
mekanik di antaranya:
a.

Refrigerasi termoelektrik

b.

Refrigerasi siklus absorbs

c.

Refrigerasi steam jet

d.

Refrigerasi magnetic dan Heat pipe

Dewasa ini, penerapan siklus-siklus refrigerasi hampir meliputi seluruh aspek kehidupan kita seharihari.Industri refrigerasi dan tata udara telah berkembang sangat pesat dan sangat variatif, demi
memenuhi kebutuhan pasar yang sangat bervariasi.

Siklus Kompresi Uap


Dari sekian banyak jenis-jenis sistem refigerasi, namun yang paling umum digunakan adalah
refrigerasi dengan sistem kompresi uap. Komponen utama dari sebuah siklus kompresi uap adalah
kompresor, evaporator, kondensor dan katup expansi.
Pada siklus kompresi uap, di evaporator refrigeran akan menghisap panas dari lingkungan sehingga
panas tersebut akan menguapkan refrigeran. Kemudian uap refrigeran akan dikompres oleh
kompresor hingga mencapai tekanan kondensor, dalam kondensor uap refrigeran dikondensasikan
dengan cara membuang panas dari uap refrigeran ke lingkungannya. Kemudian refrigeran akan
kembali di teruskan ke dalam evaporator.
Proses-proses yang berlangsung pada siklus kompresi uap diatas adalah sebagai berikut:
a.

Proses kompresi (1-2)

Proses ini dilakukan oleh kompresor dan berlangsung secara isentropik adiabatik. Kondisi awal
refrigerant pada saat masuk ke dalam kompresor adalah uap jenuh bertekanan rendah, setelah
mengalami kompresi refrigerant akan menjadi uap bertekanan tinggi. Karena proses ini berlangsung
secara isentropik, maka temperatur ke luar kompresor pun meningkat.
b.

Proses kondensasi (2-3)

Proses ini berlangsung didalam kondensor. Refrigeran yang bertekanan tinggi dan bertemperatur
tinggi yang berasal dari kompresor akan membuang kalor sehingga fasanya berubah menjadi cair.
Hal ini berarti bahwa di dalam kondensor terjadi pertukaran kalor antara refrigeran dengan
lingkungannya (udara), sehingga panas berpindah dari refrigeran ke udara pendingin yang
menyebabkan uap refrigeran mengembun menjadi cair.
c.

Proses expansi (3-4)

Proses expansi ini berlangsung secara isoentalpi. Hal ini berarti tidak terjadi perubahan entalpi tetapi
terjadi drop tekanan dan penurunan temperatur. Proses penurunan tekanan terjadi pada katup
expansi yang berbentuk pipa kapiler atau orifice yang berfungsi untuk mengatur laju aliran refrigeran
dan menurunkan tekanan.
d.

Proses evaporasi (4-1)

Proses ini berlangsung secara isobar isothermal (tekanan konstan, temperatur konstan) di dalam
evaporator. Panas dari lingkungan akan diserap oleh cairan refrigeran yang bertekanan rendah
sehingga refrigeran berubah fasa menjadi uap bertekanan rendah. Kondisi refrigeran saat masuk
evaporator sebenarnya adalah campuran cair dan uap.

Refrigerant
Refrigeran adalah fluida kerja utama pada suatu siklus refrigerasi yang bertugas menyerap panas
pada temperatur dan tekanan rendah dan membuang panas pada temperatur dan tekanan tinggi.
Umumnya refrigeran mengalami perubahan fasa dalam satu siklus. Media pendingin (cooling media)
adalah media yang digunakan untuk mengantarkan efek refrigerasi ke tempat yang membutuhkan.
Sistem pendingin udara pada unit yang besar, seperti bangunan komersial, menempatkan siklus
pendingin terpusat pada suatu tempat. Dan ruangan yang menggunakan efek refrigerasi relatif jauh
dari unit ini, untuk keperluan ini adalah lebih baik menggunakan medium lain daripada harus
mensirkulasikan refrigeran ke tiap ruangan. Medium yang lain inilah yang disebut medium pendingin
atau sering juga diistilahkan refrigeran sekunder. Medium yang umum digunakan adalah air, glycol,
dan larutan garam. Cairan absorbent (liquid absorbent) adalah cairan yang digunakan untuk
menyerap uap refrigeran. Istilah ini hanya dijumpai pada siklus absorpsi. Contoh yang umum
dijumpai adalah lithium bromida dan ammonia.

LANGKAH LANGKAH

Mulai

Persiapan
1.
2.
3.
4.
5.

Survei awal dan identifikasi masalah


Penyusunan masalah
Studi pustaka
Mencari data yang di butuhkan
Menyimpan peralatan yang dibutuhkan

Mengambil data pada mesin pembuat balok es

Mengetahui sistem refrigrasi mesin pembuat balok es

Cara kerja dari mesin tersebut

kesimpulan

end

RANGKUMAN DAN ANALISA

Sistem Refrigerasi mesin pembuat balok es


Sistem refrigerasi yang berlangsung dalam pembuatan balok es menggunakan refrigeran berupa
Amonia (NH3) dan menggunakan siklus sistem refrigerasi secara kompresi. Berikut ini akan
dijelaskan tentang segala bentuk proses yang berlangsung dalam suatu siklus sistem refrigerasi yang
terjadi
Proses-proses yang berlangsung pada suatu sistem refrigerasi yang berlangsung dapat dikemukakan
berupa suatu siklus dasar yang menggerakan sistem refrigerasi itu sendiri. Panas yang berasal dari
bak penampung diserap ke dalam pipa evaporator; panas itu tersimpan dalam uap refrigeran
bertekanan rendah, dihisap ke dalam jantung sistem refrigerasi. Pada sistem kompresi jantung ini
berupa kompresor, sedangkan pada sistem absorbsi, berbentuk absorber dan generator. Oleh
jantung panas yang dihisap yang dibawa oleh uap refrigeran bertekanan rendah itu dipompakan
menuju alat pengembun (kondensor). Tekanan uap refrigeran itu menjadi tinggi dan menjadi jenuh
akan panas. Dengan bantuan air yang disiramkan ke pipa kondenser, uap refrigeran yang berada
dalam kondenser berubah kembali menjadi cairan. Panas yang terkandung dalam uap saat menguap
dienyahkan bersama air pendingin kondenser. Cairan yang terbentuk tadi berkumpul dalam tangki
penerima, cairan refrigeran ini bertekanan tinggi dan mengalir menuju alat pengatur pemuaian, alat
pengatur ini biasa disebut juga dengan keran ekspansi. Dengan mengatur keran, cairan bertekanan
tinggi berubah menjadi cairan refrigeran dingin yang bertekanan rendah. Cairan ini akan menyerap
panas yang ada pada bahan (air yang akan menjadi balok es) dalam tangki pembekuan. Hal ini akan
menyebabkan bahan tadi akan turun suhunya sehingga mengalami perubahan wujud dari cair (air
segar) menjadi padat (balok es).
Refrigeran berupa ammonia yang telah menyerap panas dari bahan tadi akan mendidih dan
menguap. Uap ini akan disalurkan kembali ke jantung sistem refrigerasi berupa kompresor untuk
diulang kembali serangkaian siklus sistem refrigerasi yang berlangsung dalam pembuatan balok es
Seluruh sistem refrigerasi dalam siklus ini disatu-hubungkan oleh suatu sistem perpipaan melalui
pipa-pipa dimana refrigeran mengalir untuk melakukan, mengerjakan dan mengulangi siklus.

SPESIFIKASI MESIN PEMBUAT BALOK ES


Beberapa spesifikasi mesin pembuat balok es (plug-in ice block maker) berikut ini :

gambar mesin mb-10

gambar mesin mb-20

1. Mesin tipe MB-10 dengan sistem air cooling, sedangkan mesin tipe MB-20 ke atas sistem water
cooling
2. Air yang masuk ke cooling tower harus melalui water filter (untuk harga yang diatas belum
termasuk)
3. Kapasitas produksi berdasarkan suhu air yang masuk 16 derajat celcius, untuk produksi berkurang
seiring kenaikan suhu air

Dari spesifikasi diatas, mesin pembuat balok es mempunyai berbagai macam tipe varian. Untuk tipe
mesin pembuat es balok meliputi MB-10 dapat menghasilkan produksi es balok 1000 dalam 5 kg
dalam waktu 24 jam. Untuk dimensi tangki panjang 260 cm dengan lebar 138 cm dan tinggi 95 cm.
Membutuhkan daya sebesar 4.300 watt. Mesin tipe MB-20 memiliki dimensi luas tangki berukuran
panjang 160 cm, lebar 101,5 cm dan tinggi 137,5 cm. Dengan daya listrik sebesar 7.500 watt. Mampu
menghasilkan kapasitas produksi es balok 2000 dalam 25 kg cetakan. Tipe MB-30 membutuhkan
daya listrik sebesar 11.300 dengan memiliki dimensi tabung berukuran panjang 376, lebar 166 dan
tinggi 137,5 cm. Bisa menghasilkan produksi es balok dalam cetakan 25 kg dengan hasil 3000 es
balok.
Sedangkan mesin pembuat balok es dengan tipe MB-50, MB-80, MB-100 dan MB-150. Mampu
menghasilkan 4.725, 8000, 10000, 14.850 dalam 25 kg cetakan. Untuk daya listriknya membutuhkan
daya meliputi masing-masing tipe sebesar 18.800 watt, 30.000 watt, 37.7500 watt dan 56.500 watt.
Mesin es balok ini terdiri dari 3 bagian agar untuk memudahkan transportasi, kecuali mesin tipe MB10 yaitu Untuk tangki mesin terbuat dari stainless steel SUS 304 + cetakan es SUS 202 (*), Mesin
(kondensing Unit), Kompressor Bitzer R404A, kecuali MB-10 > Maneurop, Cooling Tower, kecuali
mesin tipe MB-10. Mesin ini sangat memudahkan Anda dalam proses memproduksi es balok, mesin
es balok mudah dioperasikan dan hasil produksinya pun dapat lebih cepat.

PROSES PEMBUATAN BALOK ES

Bahan Baku dan Peralatan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :


1.

Bahan Baku

a. Air sumur, merupakan bahan baku pembuatan es.


b. Air PDAM, merupakan bahan baku cadangan pembuatan es. Air PDAM digunakan apabila air
sumur berkurang atau airnya tidak memenuhi persyaratan.
2.

Bahan Pembantu

a. Garam, berfungsi untuk mencapai proses pendinginan (sebagai mediator) karena air garam
dengan kadar kurang lebih 19 % terlarut paling sempurna dan tidak terjadi endapan pada bak
pendingin yang memiliki titik beku lebih rendah dibanding dengan air murni yang ada di dalam ice
scan.
b. NH3 atau amoniak, berfungsi sebagai pendingin karena amoniak memiliki titik didih -280F
c. Oli dan solar, berfungsi sebagai pelumas dan bahan bakar mesin-mesin produksi.
3.

Peralatan yang digunakan dalam proses produksi seperti terlampir pada lampiran.

Proses Pembuatan Es Balok dapat diuraikan sebagai berikut :


1. Tahap I (Proses Pengisian)
Ice can (cetakan es) diisi dengan air murni dengan menggunakan Filling Tank (Tangki Pengisian Air)
sebagai bahan baku utama pembuatan es. Ice can yang digunakan terbuat dari plat 1.8 mm dengan
lapisan anti karat galvanis, dan dilengkapi dengan frame isi 10 unit cetakan dengan masing-masing
cetakan mempunyai berat 50 kg. Filling Tank (Tangki pengisisan air) dilengkapi dengan katup dan
level control sehingga pengisian air dapat dikontrol sesuai dengan kapasitas tangki.

2. Tahap II (Proses Pengangkatan)


Setelah proses pengisian selesai, ice can kemudian diangkat oleh pengangkat dan diletakkan
kedalam Brine Tank (bak pendingin) yaitu dengan memasang ice can pada rei (alat Bantu untuk
mempermudah proses penempatan) yang terdapat pada bagian atas Brine Tank.
3. Tahan III (Proses Pendinginan)
Ice can tersebut kemudian dicelupkan ke dalam Brine Tank dan terendam sampai level air di dalam
ice can sejajar dengan level brine tank (tangki proses). Brine berfungsi sebagai refrigerant untuk
mengambil kalor dari air sehingga air menjadi dingin dan lama-kelamaan akan membeku (menjadi
es). Proses pendinginan memakan waktu kurang lebih 24 jam agar es balok yang dihasilkan nantinya
benar-benar matang. Pada Brine Tank juga dilengkapi dengan brine agitator (pengaduk air garam)
agar larutan garam yang dihasilkan lebih merata dan brine tidak menjadi gel/bubur yang disebabkan
karena temperatur terlalu dingin.
4. Tahap IV (Proses Perendaman)
Apabila es balok sudah terbentuk (membeku) proses selanjutnya adalah pengangkatan ice can dari
Brine Tank untuk direndam di air normal pada Dip Tank (Tangki pelepas es). Hal ini bertujuan agar
sisi es balok terluar mencair, agar es balok tersebut mudah terlepas dari ice can.
5. Tahap VI (Proses Pelepasan)
Setelah sisi es balok terluar mencair, maka angkat ice can dengan menggunakan rei dan keluarkan es
balok dari cetakan, setelah es balok keluar maka angkut ke tempat penyortiran dengan cara
diluncurkan dengan can dumper (peluncur es).
6. Tahap VI (Proses Penyortiran)
Es balok yang sudah terlepas dari ice scan tadi disortir untuk memperoleh es balok yang layak untuk
dijual ke konsumen

KESIMPULAN
Mesin pembuat balok es menggunakan bahan pendingin atau refrigeran berupa Amonia (NH3).
Refrigeran ini sangat cocok dan tepat sekali digunakan dalam siklus refrigerasi sistem kompresi.
Mesin pembuat balok es juga memiliki siklus tertutup karena panas yang diserap dikembalikan
kembali pada kompresor
Seluruh sistem refrigerasi dalam siklus ini disatu-hubungkan oleh suatu sistem perpipaan melalui
pipa-pipa dimana refrigeran mengalir untuk melakukan, mengerjakan dan mengulangi siklus.

Anda mungkin juga menyukai